TINGKAT PENGETAHUAN IBU-IBU PKK TENTANG MENOPAUSE DI DESA TRIYAGAN, MOJOLABAN, SUKOHARJO Suwarnisih ABSTRAK Seiring dengan peningkatan usia, banyak terjadi proses perkembangan dan pertumbuhan pada manusia. Namun pada suatu saat perkembangan dan pertumbuhan itu akan terhenti pada suatu tahapan, sehingga berikutnya akan terjadi banyak perubahan yang terjadi pada fungsi tubuh manusia. Perubahan tersebut biasanya terjadi pada proses menua, karena pada proses ini banyak terjadi perubahan fisik maupun psikologis, perubahan tersebut paling banyak terjadi pada perempuan karena pada proses menua tersebut terjadi suatu fase yaitu fase menopause.(atikah Proverawati) Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibu-ibu PKK tentang menopause di desa Triyagan, Mojolaban, Sukoharjo. Metode penelitian ini menggunakan metode observasional deskriptif. Tehnik sampling yang di gunakan dalam penelitian ini adalah accidental sampling dimana ibu yang hadir atau ditemui dalam acara PKK dijadikan sampel, jumlah sampelnya ada 73 orang. Hasil penelitian tingkat pengetahuan ibu-ibu PKK tentang menopause di desa Triyagan, Mojolaban, Sukoharjo yaitu kategori baik 41 %, cukup 48 %, dan kurang yaitu 11 %. Simpulan dari penelitian ini adalah Tingkat Pengetahuan ibu-ibu PKK tentang menopause di desa Triyagan, Mojolaban, Sukoharjo yang paling dominan adalah tingkat pengetahuan cukup (48 %). Kata Kunci : Tingkat pengetahuan, menopause LATAR BELAKANG Seiring dengan peningkatan usia, banyak terjadi proses perkembangan dan pertumbuhan pada manusia. Namun pada suatu saat perkembangan dan pertumbuhan itu akan terhenti pada suatu tahapan, sehingga berikutnya akan terjadi banyak perubahan yang terjadi pada fungsi tubuh manusia. Perubahan tersebut biasanya terjadi pada proses menua, karena pada proses ini banyak terjadi perubahan fisik maupun psikologis, perubahan tersebut paling banyak terjadi pada perempuan karena pada proses
menua tersebut terjadi suatu fase yaitu fase menopause. (Atikah Proverawati) Gejala pre menopause akibat menurunnya kadar estrogen tersebut sering menimbulkan gejala yang sangat mengganggu aktivitas kehidupan para perempuan, bahkan mengancam kebahagiaan rumah tangga. Masalah yang muncul, termasuk hilangnya kesuburan dan meningkatnya risiko osteoporosis pada kondisi menjelang menopause. Gejala menjadi sangat serius jika tidak ditangani karena dapat menimbulkan perubahan yang menyebabkan kecemasan pada perempuan. Masalah yang timbul akibat pre menopause ini disebut dengan sindrom pre menopause gejala yang menyertai diantaranya : hot flushes (semburan panas dari dada hingga wajah), night sweat (berkeringat di malam hari), dryness vaginal (kekeringan vagina), penurunan daya ingat, insomnia (susah tidur), depresi (rasa cemas), fatigue (mudah capek), penurunan libido, drypareunia (nyeri saat berhubungan seksual), dan incontinence urinary (beser). Munculnya gejala pre menopause tersebut dapat menyebabkan berbagai keluhan pada perempuan, dan gejala tersebut ditanggapi berbeda-beda pula. Sindrom pre menopause dialami oleh banyak perempuan hampir diseluruh dunia, sekitar 70-80 % wanita Eropa, 60 % di Amerika, 57 % di Malaysia, 18 % di Cina, 10 % di Jepang dan Indonesia. (Atikah Proverawati) Pemahaman dan pengetahuan tentang gejala menopause dan menopause sangat perlu untuk
adalah penelitian yang bertujuan untuk melakukan deskripsi terhadap fenomena atau kejadian yang ditemukan untuk mencoba melakukan analisis bagaimana dan mengapa fenomena tersebut dapat terjadi. (Taufiqqurahman, 2009). Penelitian ini dilaksanakan pada diketahui oleh semua perempuan, harapannya mereka siap untuk menghadapinya. Dari survey pendahuluan di desa Triyagan terutama pada 5 orangt ibu-ibu PKK yang baru mengetahui 1 sedangkan yang 4 belum mengetahui tentang menopause maupun gejalagejala/tanda-tandanya penanganannya. serta bulan Mei 2015. Populasi dalam penelitian ini adalah adalah ibu-ibu Oleh karena itu peneliti tertarik PKK yang ada di desa untuk mengetahui lebih lanjut Triyagan,Mojolaban, Sukoharjo. mengenai Tingkat Pengetahuan ibuibu PKK tentang Menopause di desa Triyagan, Mojolaban, Sukoharjo. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui tingkat pengetahuan ibuibu PKK tentang menopause di desa Triyagan, Mojolaban, Sukoharjo Sampel adalah objek yang di teliti dan di anggap mewakili seluruh populasi (Notoatmojo, 2010). Tehnik sampling yang di gunakan dalam penelitian ini adalah accidental sampling dimana ibu yang hadir atau ditemui dalam acara PKK dijadikan sampel (Notoatmojo, METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode Observasional Deskriptif 2005). Variabel dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu tingkat
pengetahuan ibu tentang menopause. Instrumen adalah alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah diolah. (Arikunto, 2006) Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik, responden tinggal memilih (Notoatmojo, 2005; Arikunto, 2006). Ketentuan untuk pertanyaan positif, jawaban benar diberi nilai 1 dan jawaban salah diberi nilai 0. Jawaban untuk pertanyaan negatif, jawaban salah diberi nilai 1 dan jawaban benar diberi nilai 0. Cara pengisian kuesioner dengan memberi tanda pada kolom benar jika pertanyaan dianggap benar dan pada kolom salah jika pertanyaan dianggap salah. sudah matang dimana responden (dalam hal angket) dan interviewer (dalam hal wawancara) tinggal memberikan jawaban atau memberikan tanda-tanda tertentu. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup. Kuesioner tertutup yaitu kuesioner yang sudah disediakan jawabannya sehingga HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. DATA UMUM RESPONDEN 1. Umur Ibu Tabel 4.1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur Umur Frekuensi Persentase (%) Kurang dari 35 Tahun 12 16 % 35 50 Tahun 38 52 % Lebih dari 50 Tahun 23 32 % Sumber: data primer diolah 2015
Berdasarkan tabel diatas dapat 3. Pendidikan diketahui bahwa umur responden paling banyak pada umur 35-50 Tabel 4.3 Responden Pendidikan Distribusi Frekuensi Berdasarkan tahun yaitu 52 %, sedangkan yang paling sedikit adalah umur kurang dari 35 tahun yaitu 16 %. 2. Paritas Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Paritas Paritas Frekuensi Persentase (%) 0 2 2.7 % 1 2 37 50.7 % Lebih dari 3 34 46.6 % Sumber: data primer diolah 2015 Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa paritas responden paling banyak pada paritas 1-2 yaitu 37 %, sedangkan yang paling sedikit adalah paritas 0 yaitu 2.7 %. Pendidikan Frekuensi Persentase (%) SARJANA/PT 6 8.2 % SMA 25 34.2 % SMP 11 15.1 % SD 31 42.5 % Sumber : data primer diolah 2015 Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa pendidikan responden paling banyak adalah SD sebesar 42.5 %, sedangkan yang paling sedikit adalah Sarjana yaitu 8.2 %. 4. Pekerjaan Tabel 4.4 Responden Pekerjaan Distribusi Frekuensi Berdasarkan Pekerjaan Frekuensi Persentase (%) PNS 2 2.74 % Swasta 29 39.73 % IRT 42 57.53 % Sumber : data primer diolah 2015 Berdasarkan tabel diatas pekerjaan responden paling banyak adalah Ibu
RT 57.53 %, sedangkan paling sedikit yaitu PNS 2.74 %. B. HASIL PENELITIAN 1. Tabel 4.5. Tingkat Pengetahuan Responden tentang Menopause Kategori Frekuensi Persentase (%) Baik 30 41 % Cukup 35 48 % Kurang 8 11 % Sumber : data primer diolah 2015 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui hasilnya paling banyak yaitu tingkat pengetahuannya cukup 48 % dan yang paling sedikit dengan kategori kurang yaitu 11 %. 2. Tabel 4.6. Tingkat Pengetahuan Responden tentang Pengertian Menopause Kategori Frekuensi Persentase (%) Baik 8 11 % Cukup 61 83.5 % Kurang 4 5.5 % Sumber : data primer diolah 2015 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui hasilnya paling banyak yaitu tingkat pengetahuannya cukup 83.5 % dan yang paling sedikit adalah kategori kurang yaitu 5.5 %. 3. Tabel 4.7. Tingkat Pengetahuan Responden tentang Perubahan perubahan yang terjadi pada masa Menopause Kategori Frekuensi Persentase (%) Baik 65 89 % Cukup 7 9.6 % Kurang 1 1.4 % Sumber: data primer diolah 2015 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui hasilnya paling banyak yaitu tingkat pengetahuannya baik 89 % dan yang paling sedikit adalah kategori kurang yaitu 1.4 %.
4. Tabel 4.8. Tingkat Pengetahuan Responden tentang Gejala Klinis yang dapat terjadi pada masa Menopause Kategori Frekuensi Persentase (%) Baik 40 54.8 % Cukup 7 9.6 % Kurang 26 35.6 % Sumber : data primer diolah 2015 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui hasilnya paling banyak yaitu tingkat pengetahuannya baik 54.8 % dan yang paling sedikit adalah kategori cukup yaitu 9.6 %. 5. Tabel 4.9. Tingkat Pengetahuan Responden tentang Pencegahan/Penanganan Masalah Menopause Kategori Frekuensi Persentase (%) Baik 35 48 % Cukup 35 48 % Kurang 3 4 % Sumber : data primer diolah 2015 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui hasilnya paling banyak yaitu tingkat pengetahuannya baik dan cukup masing masing 48 % dan yang paling sedikit adalah kategori kurang yaitu 4 %. 6. Tabel 4.10. Tingkat Pengetahuan Responden tentang Faktor faktor yang Mempengaruhi Menopause Kategori Frekuensi Persentase (%) Baik 37 50.7 % Cukup 25 34.2 % Kurang 11 15.1 % Sumber: data primer diolah 2015 Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui hasilnya paling banyak yaitu tingkat pengetahuannya baik 50.7 % dan yang paling sedikit adalah kategori cukup yaitu 15.1 %.
C. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang ada sebagian besar tingkat pengetahuan responden tentang menopause adalah dalam kategori cukup, hal ini dapat dilihat juga dari karakteristeik responden dimana sebagian besar responden tingkat pendidikannya SD dan SMP. Berdasarkan teori, Pengetahuan adalah merupakan hasil Tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu yang mana penginderaan ini terjadi melalui panca indera manusia yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba yang sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2003). Pengetahuan merupakan hasil dari mengingat suatu hal, termasuk mengingat kembali kejadian yang pernah dialami baik secara sengaja maupun tidak sengaja dan terjadi setelah orang melakukan kontak atau pengamatan terhadap suatu objek tertentu (Mubarak, 2007). Karakteristik responden dari tingkat pendidikan sebagian besar SMP dan SD, hal ini merupakan salah satu faktor yang berpengaruh dalam tingkat pengetahuan dari responden selain itu sebagian besar umur responden yaitu 41 50 tahun. Pekerjaan responden sebagian besar adalah IRT sebanyak 43 (45,3%). Menurut Singgih (1998), mengemukakan bahwa makin tua umur seseorang maka proses proses perkembangan mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada umur tertentu, bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak secepat ketika berumur belasan
tahun. Selain itu, Abu Ahmadi (2001), juga mengemukakan bahwa daya ingat seseorang itu salah satunya dipengaruhi oleh umur. Dari uraian ini maka dapat disimpulkan bahwa bertambahnya umur dapat berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang diperolehnya, akan tetapi pada umur umur tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau mengingat suatu pengetahuan akan berkurang. seseorang menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh, pada umumnya semakin tinggi pendidikan seseorang makin baik pula pengetahuannya. Alfiasari dkk (2010) menyatakan bahwa pengetahuan ibu dipengaruhi oleh pendidikan, pendidikan ibu merupakan faktor yang berhubungan dengan pengetahuan ibu. Menurut Kusumaningrum & Wiyono (2010) bahwa tingkat pengetahuan ibu Menurut Notoatmodjo berhubungan positif dengan tingkat (1997), pendidikan adalah suatu kegiatan atau proses pembelajaran untuk mengembangkan atau meningkatkan kemampuan tertentu sehingga sasaran pendidikan itu dapat berdiri sendiri. Menurut Wied hary A. (1996), menyebutkan bahwa tingkat pendidikan turut pula pendidikan yang berarti semakin tinggi pendidikan ibu maka semakin baik tingkat pengetahuan ibu, ibu yang berpendidikan lebih tinggi relatif mudah mengerti dan memahami informasi yang diberikan dibandingkan dengan ibu yang berpendidikan rendah. menentukan mudah atau tidaknya
Menurut Mubarak & Chayatin (2009) faktor faktor yang mempengaruhi pengetahuan yaitu : Pekerjaan adalah sesuatu yang dikerjakan untuk mendapatkan nafkah. Faktor pekerjaan juga umur, pendidikan, pekerjaan, dan mempengaruhi pengetahuan, sumber informasi. 1) Umur Dengan bertambahnya usia seseorang, maka akan terjadi perubahan pada aspek psikologis dan mental sehingga taraf pemikiran seseorang semakin matang dan dewasa (Mubarak & Chayatin, 2009). 2) Pendidikan Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka semakin mudah menerima informasi, sebaliknya seseorang yang bekerja pengetahuannya akan lebih luas daripada seseorang yang tidak bekerja. Jenis pekerjaan yaitu pedagang, buruh/tani, PNS, TNI/Polri, Wiraswasta, IRT dan pensiunan (Notoatmodjo, 2010). 4) Sumber Informasi Informasi bisa didapatkan dari media televisi, koran, majalah, radio, internet serta berbagai sumber informasi lainnya. Semakin mudahnya masyarakat jika tingkat pendidikan rendah, memperoleh informasi maka akan menghambat nilai-nilai yang baru diperkenalkan. (Suliha, 2010). menjadikan pengetahuan dan pemahaman seseorang juga akan semakin baik. 3) Pekerjaan
SIMPULAN 5. Tingkat pengetahuan ibu ibu 1. Tingkat pengetahuan ibu ibu PKK tentang PKK tentang menopause di desa pencegahan/penanganan masalah Triyagan, Mojolaban, Sukoharjo menopause di desa Triyagan, sebagian besar dalam kategori cukup yaitu 48 % 2. Tingkat pengetahuan ibu ibu PKK tentang pengertian Mojolaban, Sukoharjo sebagian besar dalam kategori baik dan cukup yaitu 48 %. 6. Tingkat pengetahuan ibu ibu menopause di desa Triyagan, PKK tentang faktor faktor yang Mojolaban, Sukoharjo sebagian besar dalam kategori cukup yaitu 83.5 %. 3. Tingkat pengetahuan ibu ibu mempengaruhi menopause di desa Triyagan, Mojolaban, Sukoharjo sebagian besar dalam kategori baik yaitu 50.7 % PKK tentang perubahan perubahan pada masa menopause di desa Triyagan, Mojolaban, Sukoharjo sebagian besar dalam kategori baik yaitu 89 %. 4. Tingkat pengetahuan ibu ibu PKK tentang gejala menopause di desa Triyagan, Mojolaban, Sukoharjo sebagian besar dalam kategori baik yaitu 54.8 %. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, S, 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi V. Jakarta : Rineka Cipta. Arief, M. 2008. Metodologi Penelitian Kedokteran Dan Kesehatan. Atikah Proverati, 2010. Menopause dan sindrome Pre menopause. Yogyakarta : Muha Medica. Bestable, SB. 2002. Perawat Sebagai Pendidik: Prinsip-Prinsip
Pengajaran Dan Pembelajaran. Jakarta : EGC. Eva Ellya, Rangga Pusmaika, Rismalinda, 2010. Kesehatan Reproduksi Wanita, Jakarta : Trans Info Media. Ida Ayu Chandranita Manuaba, 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita, Jakarta : EGC. Mubarak, Wahid Iqbal,dkk. 2007. Promosi Kesehatan Sebuah Metode Pengantar Proses Belajar Mengajar dalam Pendidikan, Yogyakarta: Graha Ilmu. Notoatmodjo. S, 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: PT. Asdi Mahasatya. Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Umi Sulistyawati, Menopause dan Sindrom Premenopause, Muha Medika, Jogyakarta, 2010