IV METODOLOGI. Pendidikan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga Surabaya.

dokumen-dokumen yang mirip
IV METODOLOGI PENELITIAN. Bahan penelitian yang akan digunakan adalah S. platensis, pupuk Azolla pinnata,

III. METODE KERJA. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Zooplankton, Balai Besar

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan Pada bulan Februari - Maret 2015 di Balai

II. METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN

II. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan Agustus

3. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama dua bulan pada bulan September-Oktober 2013,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober - Desember 2009, di Balai Besar

III. METODE KERJA. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Besar Perikanan Budidaya Laut

BAHAN DAN METODE. = data pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ = nilai tengah data τ i ε ij

II. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Mei sampai Bulan Juli 2013

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada tanggal 26 Maret - 25 April 2012 di Laboratorium

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai dengan bulan Nopember

II. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dan Pengembangan Budidaya Ikan Hias, Depok Jawa Barat.

METODOLOGI. = Hasil pengamatan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ = Nilai tengah dari pengamatan σ i ε ij

II. METODE PENELITIAN

3 METODE Waktu dan Lokasi Penelitian Materi Uji

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat Metode Penelitian

III. METODELOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. A. Materi, Waktu dan Lokasi Penelitian. 1. Materi. 2. Lokasi dan Waktu Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan September-Oktober 2011 bertempat di. Balai Budidaya Ikan Hias, Natar, Lampung Selatan.

3. BAHAN DAN METODE. 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari hingga bulan Juni 2012

METODE PENELITIAN. M 1 V 1 = M 2 V 2 Keterangan : M 1 V 1 M 2 V 2

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan dari bulan Juli hingga Agustus 2011 yang bertempat di

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2012 hingga Februari 2013

BAB III BAHAN DAN METODE

III. METODOLOGI. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei - Juni 2013 di Balai Benih Ikan (BBI)

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul Produksi dan Kandungan Nutrien Fodder Jagung

BAHAN DAN METODE. Gambar 2. Bibit Caladium asal Kultur Jaringan

BAB III BAHAN DAN METODE

METODE KERJA. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2014 sampai April 2015 di. Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Lampung.

II. METODELOGI 2.1 Waktu dan Tempat 2.2 Alat dan Bahan 2.3 Tahap Penelitian

3. METODE PENELITIAN

BAB 3 BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Desember 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Budidaya Laut (BBL) stasiun

BAB III BAHAN DAN METODE

3. METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilakukan selama 2 bulan pada bulan Februari-April 2015,

II. BAHAN DAN METODE

II. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di Laboratorium Aquatik, Fakultas

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat 3.3 Metode Penelitian Persiapan

3. METODE PENELITIAN

III. BAHAN DAN METODE

bio.unsoed.ac.id METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian 1.1 Bahan

BAB III MATERI DAN METODE. house) dan penelitian laboratorium yang dilaksanakan mulai bulan Juli-Desember

III. METODE PENELITIAN

II. BAHAN DAN METODE

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai April 2015 selama 50

BAB III METODOLOGI DAN PELAKSANAAN PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan November Februari 2017, di

III. METODE PENELITIAN. Tabel 1. Alat dan Bahan yang digunakan dalam penelitian

II. BAHAN DAN METODE

METODE PENELITIAN. : Nilai pengamatan perlakuan ke-i, ulangan ke-j : Rata-rata umum : Pengaruh perlakuan ke-i. τ i

BAB III METODE PENELITIAN

3. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2009 hingga bulan April

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei sampai Juli 2014, di Laboratorium Budidaya

II. BAHAN DAN METODE

BAB III BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di PT. Peta Akuarium, Bandung pada bulan April hingga Mei 2013.

Lampiran 1. Teknik Pengambilan Parameter Kadar Klorofil

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 10 Mei 30 Juni 2013 selama 50

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Januari di Balai Besar Pengembangan Budidaya

III. METODE PENELITIAN

II. MATERI DAN METODE PENELITIAN. A. Materi, Lokasi dan Waktu Penelitian. (BBPBAP) Jepara, gulma air Salvinia molesta, pupuk M-Bio, akuades,

II. BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Alat dan Bahan 2.2 Tahap Penelitian

MATERI DAN METODE. Prosedur Penelitian

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Metode

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan Maret 2014 di

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai Juni 2012 di Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Maret 2014 bertempat

3 METODOLOGI. 3.3 Tahap dan Prosedur Penelitian Penelitian ini terdiri dari persiapan penelitian, penelitian pendahuluan, dan penelitian utama.

BAB III BAHAN DAN METODE

II. BAHAN DAN METODE 2.1 Prosedur Penelitian Perlak uan Uji Persiapan Alat dan Bahan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Juli - November 2016 di Desa Dresi

BAB III BAHAN DAN METODE

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober - November 2012 di Laboratorium

Kata kunci : pencahayaan matahari, E. cottonii, pertumbuhan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian (Ruang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

II. BAHAN DAN METODE

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan Tanaman dan Media

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Budidaya Perikanan, Program Studi

Transkripsi:

IV METODOLOGI 4.1 Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan pada bulan 1 31 Mei 2012 di Laboratorium Pendidikan Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga Surabaya. 4.2 Materi Penelitian 4.2.1 Alat Penelitian Peralatan yang digunakan pada penelitian ini adalah 27 buah akuarium berukuran 30 x 20 x 20 cm 3, lampu fluorescent 40 watt, tandon air laut, ember, pompa air, timer, filter, refraktometer, timbangan digital, penggaris, termometer, ph indikator universal, tali, batu karang, mulsa atau plastik hitam, tabung reaksi, mikropipet, dan spektrofotometer. 4.2.2 Bahan Penelitian A. Sargassum sp. Sargassum sp. yang digunakan pada penelitian adalah Sargassum sp. yang berasal dari perairan di pantai Pulau Madura, Desa Tanjung, Kecamatan Saronggi, Kabupaten Sumenep. B. Media Penelitian Media yang digunakan pada penelitian ini adalah air laut sebayak 7 liter pada setiap akuarium. Air laut berasal dari Tanjung Perak Surabaya. Pergantian air setiap tiga hari sekali sebanyak 100% dengan air laut baru dengan cara menyipon bagian air yang kotor dan diganti dengan air laut baru. Pergantian air

laut sebanyak 100 % merupakan hasil terbaik menurut penelitian yang dilakukan oleh Daksina (2010) terhadap pertumbuhan rumput laut. C. Pupuk TSP dan NPK Pupuk yang digunakan pada penelitian ini adalah pupuk TSP dan NPK. Pupuk TSP yang digunakan adalah SP-36 yang diproduksi oleh PT. Gresik Cipta Sejahtera yang mengandung fosfat (P 2 O 5 ). Pupuk NPK yang digunakan adalah NPK Phonska yang diproduksi oleh PT. Petrokimia Gresik, terdiri dari fosfat (P 2 O 5 ), kalium (K 2 O), nitrogen (N) dan Sulfur (S). 4.3 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimental. Metode eksperimental adalah prosedur penelitian yang dilakukan untuk mengungkapkan hubungan sebab akibat dua variabel atau lebih, dengan mengendalikan pengaruh variabel yang lain. Metode ini dilaksanakan dengan memberikan variabel bebas secara sengaja kepada objek penelitian untuk diketahui akibatnya di dalam variabel terikat (Zulnaidi, 2007). 4.3.1 Penelitian Pendahuluan Penelitian pendahuluan dilaksanakan pada tanggal 16-22 April 2012 di Fakultas Perikanan dan Kelautan Universitas Airlangga. Tujuan dari penelitian pendahuluan ini adalah untuk menentukan kisaran salinitas dan lama penyinaran yang akan digunakan sebagai perlakuan dalam penelitian. Salinitas yang digunakan dalam penelitian pendahuluan adalah 15 ppt, 20 ppt, 25 ppt, 30 ppt, dan 35 ppt. Hasil penelitian pendahuluan menunjukkan bahwa pada salinitas 25 ppt,

30 ppt, dan 35 ppt baik untuk kelangsungan hidup Sargassum sp., sedangkan untuk lama penyinaran yaitu 12 jam terang dan 12 jam gelap, 16 jam terang dan 8 jam gelap, serta 16 jam gelap dan 8 jam terang, waktu penyinaran didapatkan dari penelitian Dickson dan Walland (1985). Rata-rata kualitas air selama penelitian pendahuluan untuk suhu dan ph adalah 30 0 C dan 7. 4.3.2 Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Pola Faktorial dengan sembilan perlakuan dan tiga ulangan : A : perlakuan dengan salinitas 25 ppt dan lama penyinaran selama 12 jam terang dan 12 jam gelap. B : perlakuan dengan salinitas 25 ppt dan lama penyinaran selama 16 jam terang dan 8 jam gelap. C : perlakuan dengan salinitas 25 ppt dan lama penyinaran selama 8 jam terang dan 16 jam gelap. D : perlakuan dengan salinitas 30 ppt dan lama penyinaran selama 12 jam terang dan 12 jam gelap. E : perlakuan dengan salinitas 30 ppt dan lama penyinaran selama 16 jam terang dan 8 jam gelap. F : perlakuan dengan salinitas 30 ppt dan lama penyinaran selama 8 jam terang dan 16 jam gelap. G : perlakuan dengan salinitas 35 ppt dan lama penyinaran selama 12 jam terang dan 12 jam gelap.

H : perlakuan dengan salinitas 35 ppt dan lama penyinaran selama 16 jam terang dan 8 jam gelap. I : perlakuan dengan salinitas 35 ppt dan lama penyinaran selama 8 jam terang dan 16 jam gelap. Model matematika untuk Rancangan Acak Lengkap Pola Faktorial dengan faktor A dan faktor B serta masing-masing perlakuan kombinasi diulang sebanyak n kali menurut Kusriningrum (2010) adalah sebagai berikut : Yi j k = µ + α i + β j + (α β) i j + ε i j k Keterangan : i = 1, 2,..., a j = 1, 2,..., b k = 1, 2,..., n dengan : Yi j k = hasil pengamatan untuk faktor A taraf ke-i, faktor B taraf kej, dan pada ulangan ke-k. µ = nilai tengah umum α I β j = pengaruh faktor A pada taraf ke-i = pengaruh faktor B pada taraf ke-j (α β) i j = pengaruh interaksi AB pada taraf ke-i (dari faktor A), dan taraf ke-j (dari faktor B). ε i j k = pengaruh acak (galat percobaan) pada taraf ke-i (faktor A), taraf ke-j (faktor B), interaksi AB yang ke-i dan ke-j, dan pada ulangan ke-k.

Kusriningrum (2010), juga menyatakan bahwa ulangan adalah frekuensi suatu macam perlakuan yang dicobakan dalam suatu percobaan. Hubungan antara perlakuan dengan ulangan adalah : T ( n-1) 15 4.3.3 Prosedur Kerja A. Persiapan Alat-Alat Penelitian Alat-alat yang digunakan dalam penelitian dicuci terlebih dulu sampai bersih, kemudian direndam klorin 12%, lalu dikeringkan dibawah sinar matahari. Pada masing-masing akuarium diisi air laut yang telah diendapkan selama satu hari satu malam sebanyak 7 liter pada wadah percobaan. B. Persiapan Pupuk Perlakuan Persiapan pupuk yang dilakukan adalah masing-masing pupuk NPK dan TSP ditimbang sesuai dengan perlakuan kombinasi. Campuran pupuk NPK dan TSP ditimbang dengan perbandingan 1:1 dimana jumlah pupuk NPK sebanyak 1 gram/liter dan jumlah pupuk TSP 1 gram/liter setiap wadah perlakuannya. Dosis pupuk NPK dan TSP yaitu perbandingan 1:1 dengan dosis 1 ppm setiap pupuknya didapatkan dari hasil terbaik penelitian yang dilakukan oleh Pratiwi (2009). Pemberian pupuk dilakukan setiap 3 hari sekali bersamaan dengan pergantian air 100% dan berlangsung selama 31 hari pemeliharaan harus terjaga tetap optimal.

C. Persiapan Sargassum sp. Pengambilan rumput laut Sargassum sp. dilakukan dengan secara manual kemudian dimasukkan ke dalam coolbox yang telah diisi air laut. Sargassum sp. yang digunakan adalah dengan berat sekitar 50 gram yang terlebih dahulu diseleksi untuk mendapatkan bibit yang baik, kemudian thallus diikat menggunakan tali pada batu karang yang berfungsi sebagai tempat perlekatan dan diletakkan di dasar akuarium. D. Persiapan Lampu Fluorescent Lampu yang digunakan adalah lampu fluorescent (FL) berwarna putih 40 Watt (FL40T8, Toshiba) (Alamsjah et al, 2006). Lampu fluorescent diletakkan di atas akuarium seusai dengan jarak yang telah diukur menggunakan lux meter dengan intensitas cahaya berkisar 3000-6500 lux untuk alga coklat (Kadi, 2005). Penelitian ini menggunakan lama penyinaran 12 jam terang dan 12 jam gelap, 8 jam terang dan 16 jam gelap, 16 jam terang dan 8 jam gelap sesuai dengan penelitian Dickson dan Walland (1985). E. Pelaksanaan Penelitian Sistem budidaya yang digunakan pada penelitian ini adalah sistem budidaya resirkulasi. Sistem resirkulasi pada penelitian ini digunakan untuk membuat arus pada akuarium, sesuai dengan pernyataan Kadi (2005) bahwa Sargassum sp. hidup di perairan yang terdapat arus dan ombak. Penelitian mulai dilaksanakan setelah Sargassum sp. dan pupuk dimasukkan ke dalam akuarium, lampu fluorescent dinyalakan untuk perlakuan yang menggunakan penyinaran

sedangkan untuk perlakuan yang tidak menggunakan penyinaran dengan cara menutup semua permukaan wadah dengan plastik atau mulsa hitam. Penelitian berlangsung selama 31 hari dan selama pemeliharaan harus terjaga tetap optimal. Pemelihaaran rumput laut secara garis besar yakni mempertahankan salinitas dan nutrien yang cukup (Komarawidjaja, 2003). Diagram alir penelitian terdapat pada gambar 4.

Persiapan alat dan bahan Sterilisasi alat Pemasukan rumput laut dalam akuarium Pengukuran berat rumput laut dan jumlah klorofil a Sargassum sp. A 12L : 12D 25 ppt B 16L : 8D 25 ppt C 8L : 16D 25 ppt D 12L : 12D 30 ppt E 16L : 8D 30 ppt F 8L : 16D 30 ppt G 12L : 12D 35 ppt H 16L : 8D 35 ppt I 8L : 16D 35 ppt Parameter Utama : Pengukuran berat, panjang, dan jumlah klorofil a Sargassum sp. Parameter Penunjang : Pengukuran Paarameter Kualitas Air (suhu dan ph) Analisis Data Kesimpulan Gambar 4. Diagram alir penelitian Keterangan : D : Dark (gelap) L : Light (terang)

4.3.4 Parameter A. Parameter Utama Parameter utama yang digunakan pada penelitian ini adalah pertumbuhan berat dan panjang, serta perhitungan jumlah klorofil a Sargassum sp. Pengukuran pertumbuhan dilakukan setiap 7 hari sekali dari awal sampai akhir penelitian, Susanto, dkk. (2001) menyatakan bahwa data pertumbuhan rumput laut diambil 7 hari sekali. Perhitungan jumlah klorofil a diukur pada awal dan akhir penelitian. a. Pengamatan Pertumbuhan Sargassum sp. Pengamatan pertumbuhan adalah pengamatan ukuran panjang dan berat pada suatu waktu tertentu, dalam hal ini pertumbuhan panjang thallus tidak diamati dikarenakan banyaknya percabangan Sargassum dan rimbun sehingga pengamatannya sulit dilakukan, maka pertumbuhan dilakukan dengan pengamatan pertambahan berat rumput laut. Daily Growth Rate (DGR) Daily Growth Rate (DGR) adalah laju pertumbuhan harian rumput laut, digunakan untuk mengetahui penambahan berat dan panjang harian bibit rumput laut. Menurut Dawes et al., (1993) dalam Thirumaran dan Anantharaman (2009), Daily Growth Rate (DGR) dapat dihitung menggunakan rumus : DGR % = ln (W f / W o ) / t x 100 Keterangan : DGR % = persentase berat rata-rata individu per hari (% hari) Wf Wo = ln berat rata-rata pada waktu ke-t (gram) = ln berat rata-rata awal (gram)

t = waktu (hari) Pengukuran berat pada rumput laut adalah berat kering. Sebelum ditimbang rumput laut dihisap dengan kertas, bertujuan agar kandungan air hilang. Timbangan yang digunakan adalah timbangan digital. b. Perhitungan Jumlah Klorofil a Perhitungan jumlah klorofil a menggunakan spektrofotometer. Pengukuran jumlah klorofil a dilakukan pada awal dan akhir penelitian. Prosedur pengukuran klorofil a adalah rumput laut dikeringkan. Pigmen klorofil didapatkan melalui ekstraksi jaringan sebanyak kurang lebih 1 gram dalam 10 ml aceton 90 % dalam tabung reaksi (von Wobeser et al., 2001). Larutan rendaman aceton dan rumput laut sebanyak 10 ml diinkubasi selama 24 jam. Setelah inkubasi selama 24 jam, kemudian di-centrifuge. Supernatan dimasukkan ke round chuvet, kemudian diletakkan di spektrofotometer. Perhitungan dengan spektrofotometer dimulai dengan kalibrasi yang bertujuan untuk menetralkan nilai absorban agar tidak terpengaruh dengan pengukuran sebelumnya, kemudian dengan menekan angka 664 nm pada spektrofotometer akan dapat diketahui nilai absorban. Larutan kemudian dikalibrasi dan menekan 630 nm pada spektrofotometer. Perhitungan ekstrak pigmen dilakukan pada panjang gelombang 664 nm dan 630 nm. Rumus perhitungan klorofil a menurut Lobban et al. (1988) sebagai berikut : Klorofil a = 11.47 (Abs 664) 1.31 (Abs 630)

Setelah nilai absorban diketahui, selanjutnya nilai absorban dimasukkan ke dalam rumus di bawah ini: µmol klorofil dalam ekstrak = µg klorofil dalam ekstrak berat molekul klorofil berat molekul korofil a adalah 894. B. Parameter Penunjang Parameter penunjang pada penelitian ini adalah ph dan suhu air. Pengukuran ph dilakukan dengan menggunakan ph indikator universal, dan pengukuran suhu menggunakan termometer. Pengukuran ph dan suhu ini dilakukan setiap hari. 4.4 Analisis Data Analisis data menggunakan analisis keragaman (ANOVA), dengan rancangan Rancangan Acak Lengkap (RAL) Pola Faktorial. Bila hasil dari analisis ragam menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata, maka untuk melihat perlakuan yang menghasilkan hasil terbesar atau terbaik dilanjutkan dengan uji Jarak Duncan (Kusriningrum, 2010).