ANALISA UNJUK KERJA CDMA X PADA KANAL AWGN DAN RAYLEIGH FADING LEVY OLIVIA NUR. Jurusan Teknik Elektro Universitas Komputer Indonesia

dokumen-dokumen yang mirip
SISTEM KOMUNIKASI CDMA Rr. Rizka Kartika Dewanti, TE Tito Maulana, TE Ashif Aminulloh, TE Jurusan Teknik Elektro FT UGM, Yogyakarta

BAB II ARSITEKTUR SISTEM CDMA. depan. Code Division Multiple Access (CDMA) merupakan salah satu teknik

BAB II CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (CDMA) CDMA merupakan singkatan dari Code Division Multiple Access yaitu teknik

WIRELESS & MOBILE COMMUNICATION ARSITEKTUR JARINGAN SELULER

Teknik Multiple Akses FDMA, TDMA, CDMA

Pengaruh Pilot Pollution terhadap Performansi

PENS SISTIM SELULER GENERASI 2 POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA By: Prima Kristalina

BAB II TEORI PENUNJANG

Code Division multiple Access (CDMA)

Dalam perkembangan teknologi telekomunikasi telepon selular terutama yang berkaitan dengan generasi ke-tiga (3G), CDMA menjadi teknologi pilihan masa

BAB III Perencanaan Jaringan VSAT Pada Bank Mandiri dengan CDMA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

TTG3B3 - Sistem Komunikasi 2 Multiple Access

PERENCANAAN ANALISIS UNJUK KERJA WIDEBAND CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (WCDMA)PADA KANAL MULTIPATH FADING

Agus Setiadi BAB II DASAR TEORI

Kuliah 5 Pemrosesan Sinyal Untuk Komunikasi Digital

Perkembangan Teknolgi Wireless: Teknologi AMPS Teknologi GSM Teknologi CDMA Teknologi GPRS Teknologi EDGE Teknologi 3G, 3.5G Teknologi HSDPA, HSUPA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Topologi Sistem Komunikasi Selular

Multiple Access. Downlink. Handoff. Uplink. Mobile Station Distributed transceivers Cells Different Frequencies or Codes

Simulasi Dan Analisis Pengaruh Kecepatan Pengguna Terhadap Kualitas Layanan Data Dengan Menggunakan Encoder Turbo Code Pada Sistem CDMA EV-DO Rev A

Kata kunci : Spread spectrum, MIMO, kode penebar. vii

BAB II DASAR TEORI. yang setiap penggunanya diberikan kode unik yang digunakan untuk mengkodekan

MEKANISME HANDOVER PADA SISTEM TELEKOMUNIKASI CDMA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II DASAR TEORI.

Gambar 1.1 Pertumbuhan global pelanggan mobile dan wireline [1].

ANALISIS UNJUK KERJA JARINGAN PADA SISTEM CDMA (STUDI KASUS TELKOM FLEXI MEDAN)

BAB II DASAR TEORI. Gambar 2.1. Pemancar dan Penerima Sistem MC-CDMA [1].

BAB II SISTEM TELEKOMUNIKASI SELULAR UTRA-TDD

BAB III PERANCANGAN SISTEM DAN SIMULASI

Introduction to spread spectrum (SS) Alfin Hikmaturokhman,MT

Teknologi Seluler. Pertemuan XIV

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III PEMODELAN MIMO OFDM DENGAN AMC

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG

BAB II LANDASAN TEORI

Universal Mobile Telecommunication System

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB II POWER CONTROL CDMA PADA KANAL FADING RAYLEIGH

ANALISIS UNJUK KERJA TEKNIK MIMO STBC PADA SISTEM ORTHOGONAL FREQUENCY DIVISION MULTIPLEXING

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II SISTEM WCDMA. spektrum tersebar, yaitu Direct Sequence Spread Spectrum (DS-SS). Dengan

ANALISIS KINERJA SISTEM KOOPERATIF BERBASIS MC-CDMA PADA KANAL RAYLEIGH MOBILE DENGAN DELAY DAN DOPPLER SPREAD

DAFTAR ISTILAH. sistem seluler. Bit Error Rate (BER) : peluang besarnnya bit salah yang mungkin terjadi selama proses pengiriman data

BAB II KOMUNIKASI BERGERAK SELULAR GSM

BAB II JARINGAN GSM. telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European

ANALISIS UNJUK KERJA CODED OFDM MENGGUNAKAN KODE CONVOLUTIONAL PADA KANAL AWGN DAN RAYLEIGH FADING

Analisis Aspek-Aspek Perencanaan BTS pada Sistem Telekomunikasi Selular Berbasis CDMA

Bandung, Februari 2007 Penulis, Meishkafadiah Alkaff

TEKNOLOGI SELULER ( GSM )

Pengaruh Pilot Pollution terhadap Performansi

BAB II TEORI DASAR 2.1 GLOBAL SISTEM FOR MOBILE (GSM)

BAB III PERANCANGAN MODEL KANAL DAN SIMULASI POWER CONTROL DENGAN MENGGUNAKAN DIVERSITAS ANTENA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bab II Landasan teori

6.2. Time Division Multiple Access (TDMA)

BAB II KANAL WIRELESS DAN DIVERSITAS

KINERJA AKSES JAMAK OFDM-CDMA

ANALISIS PERBANDINGAN TEKNOLOGI SPREAD SPECTRUM FHSS DAN DSSS PADA SISTEM CDMA

ANALISIS PENGARUH KONTROL DAYA TERHADAP KAPASITAS SISTEM CDMA X

BAB II SISTEM KOMUNIKASI SELULER. Komponen fundamental dari suatu sistem GSM (Global System for Mobile

BAB III MODEL SISTEM CLOSED-LOOP POWER CONTROL PADA CDMA

Bit Error Rate pada Sistem MIMO MC-CDMA dengan Teknik Alamouti-STBC

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS KINERJA BASIC RATE ACCESS (BRA) DAN PRIMARY RATE ACCESS (PRA) PADA JARINGAN ISDN

Teknik Transmisi Seluler (DTG3G3)

Analisis Performansi WCDMA-Diversitas Relay pada Kanal Fading

Analisa Kinerja Alamouti-STBC pada MC CDMA dengan Modulasi QPSK Berbasis Perangkat Lunak

BAB II PENGENALAN SISTEM GSM. tersedianya kemudahan disegala bidang yang mampu menunjang usaha dibidang

Analisa Performansi Pengiriman Short Message Service (SMS) Pada Jaringan CDMA

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Definisi Teknik Multiple Access

ANALISIS PERFORMANSI JARINGAN CDMA BERDASARKAN DATA RADIO BASE STATION (RBS) PT INDOSAT DIVISI STARONE MEDAN

Simulasi Performansi Payload HAPS (High Altitude Platform System) Untuk FWA (Fixed Wireless Access) Pada Sistem CDMA2000 1x

BAB I PROTOKOL KOMUNIKASI

STUDI KASUS PENGENDALIAN DAYA DOWNLINK PADA SISTEM SELULAR CDMA

BAB II PEMODELAN PROPAGASI. Kondisi komunikasi seluler sulit diprediksi, karena bergerak dari satu sel

ANALISIS KINERJA SISTEM AKSES JAMAK PADA ORTHOGONAL FREKUENSI DIVISION MULTIPLEXING (OFDM) MENGGUNAKAN TEKNIK CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (CDMA)

MAKALAH KOMUNIKASI DIGITAL

Apa perbedaan antara teknik multiplex dan teknik multiple access??

BAB II SISTEM CDMA X EV-DO (EVOLUTION-DATA OPTIMIZED) sistem komunikasi bergerak. Banyak teknologi komunikasi bergerak yang

SISTEM KOMUNIKASI BEGERAK WHAT TECHNOLOGY ABOUT THIS???


Dasar Sistem Transmisi

BAB II DASAR TEORI. Dasar teori yang mendukung untuk tugas akhir ini adalah teori tentang device atau

ANALISIS KINERJA MOBILE SATELLITE SERVICE (MSS) PADA FREKUENSI L-BAND DI INDONESIA

TUGAS KOMUNIKASI DIGITAL CODE DIVISION MULTIPLE ACCES

BAB III PEMODELAN SISTEM

ANALISA KINERJA SISTEM KOOPERATIF BERBASIS MC- CDMA PADA KANAL RAYLEIGH MOBILE DENGAN DELAY DAN DOPPLER SPREAD

BAB II. SISTEM JARINGAN CDMA 2000 DAN EVDO Rev.A

BAB IV HASIL SIMULASI DAN ANALISISNYA

10/13/2016. Komunikasi Bergerak

PENGARUH FREQUENCY SELECTIVITY PADA SINGLE CARRIER FREQUENCY DIVISION MULTIPLE ACCESS (SC-FDMA) Endah Budi Purnomowati, Rudy Yuwono, Muthia Rahma 1

PENGGUNAAN TEKNIK FREQUENCY HOPPING UNTUK MENGATASI MULTIPATH FADING PADA GLOBAL SYSTEM FOR MOBILE COMMUNICATION ( GSM ) INTISARI

SIMULASI LOW DENSITY PARITY CHECK (LDPC) DENGAN STANDAR DVB-T2. Yusuf Kurniawan 1 Idham Hafizh 2. Abstrak

Transkripsi:

bidang REKAYASA ANALISA UNJUK KERJA CDMA 2000 1X PADA KANAL AWGN DAN RAYLEIGH FADING LEVY OLIVIA NUR Jurusan Teknik Elektro Universitas Komputer Indonesia Komunikasi radio seluler adalah salah satu yang paling menantang dari aplikasi teknologi telekomunikasi. Tujuan dari teknologi radio seluler ini adalah penyedian keandalan sistem yang efektif dan ongkos suara, video atau data yang murah kepada setiap orang, dimanapun dan kapanpun. Code Division Multiple Access (CDMA) merupakan salah satu teknik multiple access yang banyak diaplikasikan untuk komunikasi radio seluler. Konsep dasar dari CDMA terletak pada teknik multiple access yaitu memungkinkan suatu sistem dapat diakses oleh beberapa user yang saling berjauhan dengan tidak saling mengganggu. Teknik ini membagi spektrum radio menjadi beberapa kanal dan kanal tersebut dialokasikan untuk beberapa pelanggan menggunakan pengkodean yang unik untuk masing-masing user. Pada penelitian ini dilakukan perbandingan kinerja CDMA 2000 1x menggunakan sinyal baseband pada kanal AWGN dengan kanal Rayleigh fading. Pada saat Forward Link, kinerja laju kesalahan bit untuk energi bit (Eb/No) yang sama sebesar 2 db di kanal Rayleigh fading lebih buruk sekitar 100 kali dibandingkan pada kanal AWGN. Sedangkan energi yang dikeluarkan pada kanal Rayleigh membutuhkan 1.6x lebih besar dibandingkan pada kanal AWGN untuk nilai laju kesalahan bit yang sama sebesar 1x10-4. Sementara pada saat reverse link laju kesalahan bit pada kanal AWGN lebih baik sekitar 6,4 kali daripada pada kanal Rayleigh fading untuk nilai Eb/No 3 db, sedangkan energi bit yang dibutuhkan pada kanal Rayleigh Fading 1,3 kali lebih besar dibandingkan pada kanal AWGN untuk nilai BER yang sama sekitar 0.002. Kata kunci : CDMA 20001x, AWGN, Rayleigh fading, Forward link, Reverse link Latar Belakang Komunikasi radio seluler adalah salah satu yang paling menantang dari aplikasi teknologi komunikasi. Tujuan dari teknologi radio seluler ini adalah penyedian keandalan sistem yang efektif dengan ongkos suara, video atau data yang murah kepada setiap orang, dimanapun dan kapanpun. Di sisi lain pencapaian tujuan ini sangat sulit karena keterbatasan spektrum, laju penggunaan informasi yang tinggi, dan lingkungan perambatan yang buruk. Code Division Multiple Access (CDMA) merupakan salah satu teknik multiple access yang banyak diaplikasikan untuk seluler maupun fixed wireless. Konsep dasar dari teknik multiple access yaitu suatu teknik yang memungkinkan suatu sistem dapat diakses oleh beberapa titik yang saling berjauhan dengan tidak saling mengganggu. Teknik multiple access membagi suatu spektrum radio menjadi beberapa kanal dan dialokasikan untuk pelanggan sebanyak-banyaknya pada satu 125

sistem. Dalam sistem CDMA 2000 1x, komunikasi dari pemakai ke pemakai lainnya berlangsung dalam dua tahapan. Tahap pertama, komunikasi berlangsung dari mobile unit ke base station yang disebut reverse link atau uplink. Tahap kedua BTS memancarkan sinyal kepada mobile unit yang disebut forward link atau downlink. Dalam sistem CDMA 2000 1x baik reverse link dan forward link, serta chanel coding memegang peranan penting untuk mengurangi kesalahan. Konsep Dasar Sistem CDMA2000 1x CDMA 2000 adalah platform wireless yang termasuk ke dalam spesifikasi International Mobile Telecommunication 2000 (IMT-2000) dan merupakan pengembangan dari standar platform wireless CDMA IS-95. Teknologi transmisi radio CDMA2000 adalah teknologi wideband dengan teknik spread spectrum yang memanfaatkan teknologi CDMA untuk memenuhi kebutuhan layanan sistem komunikasi wireless generasi ketiga (3G) berupa aplikasi layanan multimedia. Sistem CDMA2000 mencakup implementasi luas yang ditujukan untuk mendukung data rate baik untuk circuit switched maupun packet switched dengan memanfaatkan data rate mulai dari 9,6 kbps (TIA/EIA-95-B) sampai lebih dari 2 Mbps. Beberapa layanan yang dapat didukung oleh CDMA 2000 1x antara lain wireless internet, wireless e-mail, telemetry dan wireless commerce. Standarisasi CDMA2000 1x dilakukan berdasarkan spesifikasi IS2000 yang kompatibel dengan sistem IS-95 A/B (CDMAone). Dibandingkan dengan IS-95, jaringan 20001x mengalami beberapa pengembangan seperti kontrol daya yang lebih baik, uplink pilot channel, teknik vocoder baru, pengembangan kode Walsh serta perubahan skema modulasi Pada Tabel 1 terdapat ringkasan dari skema modulasi CDMA 2000 1x. Tabel 1. Parameter CDMA 2000 1x Bit rate (R) Jumlah bit per frame Sistem umum 9,6 Kbps (suara) 9,6 kbps x 20 ms =192 bit Jumlah bit simulasi 100000 Iterasi Chip rate (Bw) Panjang kode penebar Processing gain (PG = 10log(Bw / R)) SNR Range Eb/No (Eb/ No = SNR + PG) Frekuensi pembawa Modulasi Delay Spread Maksimum (Tm) 100 kali 1,2288 Mcps 64 walsh hadamard 21 db -21dB sampai -1dB 0 sampai 20 db 869 MHz (Forward) QPSK s 3,1 (rms delay untuk daerah urban IEEE 802.20) s Perioda simbol (Ts = 1/Bw) 0,813 Kecepatan user 0, 5, 10, 25, 50, dan 100 Km/jam FrekuensiDoppler 0, 4Hz, 8Hz, 20Hz, maksimum (fd) 40Hz, 80Hz Jenis Coding rate Pengkodean Convolutional encoder ¼ Jumlah State 256 Generator polynomial (octal) G0 = 765, g1 = 671, g2 = 513, g3 = 473 Interleaver Block interleaver 24 x 16 126

1 2 3 4 5 6 7 8 9 * 8 # 1 2 3 4 5 6 7 8 9 * 8 # 1 2 3 4 5 6 7 8 9 * 8 # 1 2 3 4 5 6 7 8 9 * 8 # 3 C om Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.7, No. 1 BSC SMS-SC HLR PSTN MSC BSC Router Fire Wall Router Internet PDSN PDN AAA Home Agent Gambar 1. Arsitektur CDMA 2000 1x Arsitektur Jaringan CDMA2000 1x Skema struktur jaringan CDMA2000 1x secara umum terdiri dari : a. User terminal, terdiri dari komponenkomponen sebagai berikut : Fixed terminal PorTabel / handheld Membentuk, memelihara, dan m emutus kan hubungan dengan Radio Network melalui antarmuka radio-packet. M e n g u m p u l k a n d a t a autentifikasi, autorisasi dan akunting yang diperlukan oleh AAA. b. Radio Access Network (RAN), terdiri dari beberapa komponen berikut : Base Transceiver Station (BTS) BTS bertanggung jawab untuk mengalokasikan daya digunakan oleh pelanggan serta berfungsi sebagai antarmuka yang menghubungkan jaringan CDMA2000 1x dengan perangkat pelanggan. BTS terdiri dari perangkat radio yang digunakan untuk mengirimkan dan menerima sinyal CDMA. Base Station Controller (BSC) BSC bertanggung jawab untuk mengontrol semua BTS yang berada di dalam daerah cakupannya serta mengatur rute paket data dari BTS ke PDSN atau sebaliknya serta trafik dari 127

BTS ke MSC atau sebaliknya. Packet Data Serving network (PDSN) Merupakan komponen baru yang terdapat dalam sistem seluler berbasis CDMA2000 1x yang bertujuan untuk mendukung layanan paket data. Fungsi PDSN antara lain untuk membentuk, memelihara dan memutuskan sesi Point-to-Point Protocol (PPP) dengan pelanggan. c. Circuit Core Network (CCN), terdiri dari beberapa komponen berikut : Mobile Switching Center (MSC) MSC diletakkan di pusat jaringan mobile communication dan juga bekerja dengan jaringan lain seperti PSTN, PLMN, dll. Home Location Register (HLR) HLR merupakan tempat yang berisi informasi pelanggan yang digabungkan dengan pengantar layanan paket data. Layanan informasi dari HLR diambil dalam Visitor Location Register (VLR) pada jaringan switch selama proses registrasi berhasil. Visitor Location Register (VLR) VLR secara temporari menyimpan dan mengontrol semua informasi dari Mobile Station (MS) yang berada pada area kontrol. Ketika pelanggan melakukan panggilan maka VLR mengirimkan semua informasi yang berhubungan dari MSC. SMSC (Short Message Service Center) b e r t a n g g u n g j a w a b d a l a m penyampaian, penyimpanan dan pengajuan suatu pesan singkat. ISMSC (Intelligent Short Message Service) m e r u p a k a n g a t e w a y u n t u k menyelenggarakan interworking dengan jaringan PSTN dan GSM. d. Packet Core Network (PCN), terdiri dari beberapa komponen berikut : R outer b e rfungsi u ntuk merutekan paket data dari dan ke berbagai elemen jaringan yang t e r dapat pa d a j a rin g a n CDMA2000 1x serta bertanggung jawab untuk mengirimkan dan menerima paket data dari jaringan internal ke jaringan eksternal atau sebaliknya. Fire Wall berfungsi untuk mengamankan jaringan terhadap akses dari luar. Authentication, Authorization and Accounting (AAA) AAA menyediakan fungsi untuk authentication bertalian denagn PPP dan hubungan mobile IP, melakukan autorisasi yaitu layanan profil dan kunci keamanan distribusi dan manajemen dan accounting untuk jaringan paket data dengan menggunakan protokol Remote Access Dial in User Service (RADIUS) AAA server juga digunakan oleh PDSN untuk berhubungan dengan jaringan suara dari HLR dan VLR. Home Agent HA berfungsi untuk menelusuri lokasi mobile station (MS) sekaligus mengecek apakah paket data telah diteruskan ke MS tersebut. Akses Jamak Sistem Komunikasi Permasalahan mendasar dalam komunikasi radio adalah terbatasnya alokasi frekuensi, sehingga penggunaanya harus benar benar terkendali. Kemajuan teknologi dibidang telekomunikasi di antaranya dilatarbelakangi oleh keinginan untuk mengefesienkan pemakaian lebar pita frekuensi. Dalam sistem komunikasi nirkabel, efesiensi pemakain lebar pita frekuensi diusahakan di antaranya melalui teknik 128

Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.7, No. 1 Gambar 2.. Perbandingan Akses Jamak FDMA, TDMA dan CDMA (homepages.uel.ac.uk) akses jamak, agar dalam alokasi frekuensi yang sama, semakin banyak pengguna yang bisa dilayani. Tiga teknik akses jamak yang sering digunakan yaitu teknik akses jamak pembagian frekuensi, Frequency Division Multiple Access (FDMA), teknik akses jamak pembagian waktu, Time Division Multiple Access (TDMA), dan teknik akses jamak pembagian sandi, Code Division Multiple Access (CDMA). Gambar 2. menunjukkan perbandingan operasi ketiga sistem tersebut. FDMA (Frequency Division Multiple Access ) Dalam FDMA frekuensi dibagi menjadi beberapa kanal frekuensi yang lebih sempit. Tiap pengguna akan mendapatkan kanal frekuensi yang b erb eda untuk berkomunikasi secara bersamaan. Pengalokasian kanal frekuensi pada FDMA bersifat eksklusif karena kanal frekuensi yang telah digunakan oleh seorang pengguna tidak dapat digunakan oleh pengguna yang lain. Antara kanal dipisahkan dengan bidang frekuensi yang lebih sempit lagi ( guard band ) untuk Gambar 3 Cara Kerja Sistem FDMA 129

Gambar 4 Cara Kerja Sistem TDMA menghindari interferens antar kanal yang berdekatan (adjacent signal). Informasi bidang dasar yang dikirim ditumpangkan pada sinyal pembawa (carrier signal) agar menempati alokasi frekuensi yang diberikan. Cara kerja FDMA diilustrasikan pada Gambar.3. TDMA ( Time Division Multiple Access ) Pada metoda TDMA tiap pengguna akan menggunakan seluruh spectrum frekuensi tertentu yang disediakan tetapi dalam waktu yang singkat yang disebut slot waktu (time slot). Tiap pengguna mendapatkan sebuah slot waktu yang berulang secara periodis dan hanya diijinkan untuk mengirim informasi pada slot waktu tersebut. Antar slot waktu diberi jeda waktu (guard time) untuk menghindari interferens antar pengguna. Jika slot waktu dalam frekuensi yang diberikan sedang digunakan semua, maka pengguna berikutnya harus diberikan slot waktu dengan frekuensi yang berbeda. Cara kerja sistem TDMA diilustrasikan pada Gambar 4. CDMA (Code Division Multiple Access) Dalam CDMA s etiap pengguna menggunakan frekuensi yang sama dalam waktu bersamaan tetapi menggunkan sandi unik yang saling ortogonal. Sandi-sandi ini membedakan antar penggguna satu dengan pengguna yang lain. Pada jumlah pengguna yang besar, dalam bidang frekuensi yang diberikan akan ada banyak sinyal dari pengguna sehingga interferens akan meningkat. Kondisi in akan menurunkan unjuk kinerja sistem. Ini berarti, kapasitas dan kualitas sistem dibatasi oleh daya interferens yang timbul pada bidang frekunsi yang digunakan. CDMA merupakan akses jamak yang menggunakan prinsip komunikasi spectrum tersebar. Isyarat bidang dasar yang hendak dikirim disebar dengan menggunakan isyarat dengan lebar bidang yang besar yang disebut sebagi isyarat penebar ( spreading signal ). Metoda ini dapat digunakan dengan cara berkomunikasi dalam satu ruangan yang besar. Setiap pasangan dapat berkomunikasi secara bersama-sama tetapi dengan bahasa yang berbeda, sehingga pembicaraan pasanagan satu bisa dianggap seperti suara kipas bagi pengguna yang lain, karena tidak diketahui maknanya. Pada saat banyak yang berkomunikasi maka ruangan akan menjadi bising. Kondisi ini membuat ruangan menjadi tidak kondusif lagi untuk berkomunikasi. Oleh karena itu, jumlah yang berkomunikasi harus dibatasi. Agar jumlah yang berkomunikasi bisa maksimal maka kuat suara tiap pembicara tidak boleh terlalu keras. Analogi dan cara kerja sistem digambar pada Gambar 5. 130

Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.7, No. 1 Gambar 5 Ilustrasi Sistem CDMA (a) Analogi, (b) Cara Kerja CDMA memiliki beberapa keunggulan dibandingkan teknik multiple access lainnya, yaitu memiliki pengaruh interferensi yang kecil antara sinyal yang satu dengan yang lainnya. Dan memiliki tingkat kerahasiaan yang tinggi dimana hal ini berkaitan dengan proses acak pada teknik ini. Code Division Multiple Access adalah teknik akses jamak yang didasarkan pada sistem komunikasi spektral tersebar, dimana masing-masing pengguna diberikan suatu kode tertentu yang akan membedakan satu pengguna dengan pengguna lainnya. Mulanya sistem ini dikembangkan p a d a k a l angan m ili t e r k a r e n a kehandalannya dalam melawan derau yang tinggi, sifat anti jamming, dan kerahasiaan data yang tinggi. Setiap user mempunyai kode yang unik pada waktu dan frekuensi yang sama, memiliki tingkat keamanan yang tinggi, dan memiliki kapasitas sangat besar. Namun di sisi lain teknologi CDMA membutuhkan power control yang ideal Sistem Spektral Tersebar Sistem komunikasi spektral tersebar merupakan suatu teknik modulasi dimana pengirim sinyal menduduki lebar pita frekuensi yang jauh lebih besar dari pada spektrum minimal yang dibutuhkan untuk menyalurkan suatu informasi. Konsep ini didasarkan pada teori C.E Shannon untuk kapasitas saluran, yaitu : C = W log2 (1 + S/N) Dimana : C = kapasitas kanal transmisi (bps) W = lebar pita frekuensi transmisi (Hz) N = daya derau (Watt) S = daya sinyal (Watt) 131

spreading Pengguna I Simbol yang ditransmisikan Kanal Komunika si Keuntungan dari adanya sistem spread spectrum ini adalah : Ketahanan terhadap interferensi seperti keterbatasan daya, narrow band, noise switching dan efek multipath., dan penggunaan daya yang lebih efektif. Pada sistem spektral tersebar sinyal informasi disebar pada pita frekuensi yang jauh lebih lebar dari pada lebar pita informasinya. Pemodelan Sistem Pengguna I Pengguna II despreadi ng Gambar 6. Spektral Tersebar Simbol yg diterima Simulasi lebih bermaksud untuk menganalisis kinerja sistem daripada mengamati bentuk gelombang maka untuk menyederhanakannya dibuat diagram blok simulasi yang ditunjukan pada Gambar 7 dan 8. Gambar 8. Diagram Blok Simulasi untuk Reverse Link Model Kanal pada Sistem CDMA2000 1x Struktur kanal pada CDMA2000 1x terbagi menjadi dua arah yaitu kanal reverse yang arahnya dari MS ke BTS dan kanal forward yang arahnya dari BTS ke MS. Kanal Forward Pada komunikasi arah forward, sinyal dari sel atau sektor yang berbeda dipisahkan dengan pembedaan time offset dari dua buah kode pendek (short code) dengan panjang 215 1 chips, satu untuk kanal I dan satu untuk kanal Q. Kode pendek ini dihasilkan oleh generator PN dengan masukan 15 bit dan laju kode 1,2288 Mcps. Untuk mengantisipasi terjadinya multipath dan delay maka time offset antar kode dipisahkan minimal 64 chips. Dan karena hanya ada 512 kode PN. Parameter kanal dapat dilihat pada tabel 3. 1 d a n 3. 2 d a r i E v a n s, B.G.et.al."Multimedia Advanced CDMA systems". Gambar 7. Diagram Blok Simulasi untuk Forward Link 132

Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.7, No. 1 Tabel 2. Parameter Kanal Trafik Untuk Forward Link Parameter Data rate / 9600 bps Satuan PN chip rate 1,2288 Mcps Code rate ½ Bits / code symbol Code repetition 1 Mod symbol / code symbol Modulation / symbol rate 19.200 Symbol per second PN chip / mod symbol 64 PN chip / mod symbol PN chip /bit 128 PN chip / bit Tabel 3. Parameter Kanal Trafik Untuk Reverse Link Parameter Data rate / 9600 bps Satuan PN chip rate 1,2288 Mcps Code rate 1/3 Bits/code symbol Transmit duty cycle 100 n/n Code symbol rate 28.800 Sps Modulation 6 Code symbol / mod symbol Modulation symbol rate 4800 Sps Walsh chip rate 307,2 Kcps Mod symbol duration 208,33 µs PN chip / code symbol 42,67 PN chip / code symbol PN chip / mod symbol 256 PN chip / mod symbol PN chip / walsh chip 4 PN chip / walsh chip Kanal Reverse Data dikelompokkan per frame setiap 20 ms sama seperti untuk forward link. Kemudian data dikodekan oleh convolutional encoder dengan kode rate 1/3, lalu dilewatkan melalui block interleaver yang terdiri dari 32 baris dan 18 kolom. Kemudian setiap 6 bit simbol dipetakan menjadi 64 bit walsh codes. Data ditebar secara langsung menggunakan long PN codes, dan 'ditebar' oleh short PN codes pada masing masing kanal I dan kanal Q yang memiliki chip rate sebesar 1,2288 Mcps. Tabel 3 menunjukkan parameter kanal traffic untuk reverse link. Model Kanal AWGN Noise merupakan sinyal-sinyal elektrik yang tidak diinginkan dan selalu ada dalam sistem elektrik. Noise dapat mengaburkan sinyal informasi sehingga sulit untuk mendeteksinya pada penerima. Sumber noise dapat dibagi menjadi dua, yaitu yang disebabkan oleh manusia dan noise alami. 133

yaitu Gn(f) adalah sebesar No/2. Noise alami yang tidak dapat dihilangkan keberadaannya adalah noise thermal disebabkan oleh adanya pergerakan elektron dari suatu komponen yang bersifat disipatif seperti resistor, kabel dan lain-lain. Noise thermal yang disebabkan akibat pergerakan elektron dapat diasumsikan mengalami proses gaussian, karakteristik nilai noise power ini adalah flat untuk semua frekuensi sehingga disebut dengan white karena sifatnya yang mirip dengan cahaya putih yang ditambahkan terhadap sinyal sehingga dikatakan additive. Proses Gaussian n(t) merupakan fungsi random dimana nilai n pada setiap waktu t secara statistik dapat dikarakterisasikan 1 1 n p( n) exp 2 2 dengan fungsi kepadatan peluang (probability density function), yaitu : 2 Dimana merupakan variansi dari n. besarnya rapat spektral daya dua sisi AWGN 2 Model Kanal Rayleigh Fading Keadaan user yang selalu bergerak akan menyebabkan amplitude dan fasa berfluktuasi terhadap kecepatan user. Ini disebabkan karena gelombang multipath yang mempunyai amplitude dan fasa yang berfluktuasi juga. Fading disebabkan oleh adanya interferensi antara dua atau lebih sinyal multipath yang diterima oleh receiver dengan waktu kedatangan yang berbeda, kemudian penerima akan menggabungkan semua komponen multipath sehingga akan diperoleh resultan sinyal yang bervariasi. Pembangkitan sinyal fading dilakukan dengan model Jakes. Hasil Simulasi dan Analisa Simulasi yang dilakukan adalah membandingkan kinerja CDMA 2000 1x pada kanal AWGN dan kanal Rayleigh fading. Pada kanal Rayleigh fading terjadi penambahan noise multipath. Simulasi yang dilakukan menggunakan MATLAB 7.0. Gambar 9 adalah kurva BER yang menunjukkan kinerja forward link CDMA Gambar 9. Hasil Simulasi Studi Kasus II untuk Forwad Link 134

Majalah Ilmiah UNIKOM Vol.7, No. 1 Gambar 10. Hasil Simulasi Studi Kasus II untuk Reverse Link 2000 1x pada kanal AWGN dan kanal Rayleigh fading. Dari Gambar 9 terlihat bahwa pada saat energi bit (Eb/No) yang sama yaitu sebesar 2 db, laju kesalahan bit pada kanal AWGN adalah sebesar 10-4, sementara laju kesalahan bit pada kanal Rayleigh fading adalah sebesar 10-2, sehingga laju kesalahan bit pada kanal Rayleigh fading lebih buruk sekitar 100 kali. Sedangkan bila kita melihat pada kinerja laju kesalahan bit (BER) yang sama yaitu sebesar 1x10-4, nilai energi bit (Eb/No) untuk kanal AWGN adalah sebesar 2 db. Sementara pada kanal Rayleigh Fading sebesar 4 db. Sehingga Energi yang dikeluarkan pada kanal Rayleigh membutuhkan 1,6 kali energi yang dibutukan pada kanal AWGN Gambar 10 adalah kurva BER hasil simulasi untuk membandingkan kinerja CDMA 2000 1x saat reverse link pada kanal Rayleigh fading maupun kanal AWGN. Dari gambar 4.2 terlihat pada saat Eb/No yang sama sebesar 3 db nilai laju kesalahan bit (BER) pada kanal AWGN adalah sebesar sekitar 2,5x10-2 sedangkan pada kanal Rayleigh nilai laju kesalahan bitnya adalah sebesar 0.16, sehingga laju kesalahan bit pada kanal AWGN lebih baik sekitar 6,4 kali pada kanal Rayleigh fading. Sedangkan bila kita melihat pada saat laju kesalahan bit (BER) yang sama sebesar 2x10-3, untuk nilai energi bit Eb/No pada kanal AWGN adalah sebesar 3,9 db sedangkan pada kanal Rayleigh fading sebesar 5 db, sehingga selisih Eb/No pada kanal AWGN dan Rayleigh fading sebesar 1.1 db atau sekitar 1,3 kalinya. Kesimpulan Pada saat Forward Link, kinerja laju kesalahan bit untuk energi bit (Eb/No) yang sama sebesar 2 db pada kanal Rayleigh fading lebih buruk sekitar 100 kali dibandingkan pada kanal AWGN. Sedangkan energi yang dikeluarkan pada kanal Rayleigh membutuhkan 1.6x lebih besar dibandingkan pada kanal AWGN untuk nilai laju kesalahan bit yang sama sebesar 1x10-4 Sementara pada saat reverse link laju kesalahan bit pada kanal AWGN lebih baik 135

sekitar 6,4 kali daripada pada kanal Rayleigh fading untuk nilai Eb/No 3 db, sedangkan energi bit yang dibutuhkan pada kanal Rayleigh Fading 1,3 kali lebih besar dibandingkan pada kanal AWGN untuk nilai BER yang sama sekitar 0.002. DAFTAR PUSTAKA Away, Abdia, Gunaidi,, "The Shortcut of MATLAB PROGRAMMING", edisi pertama, Informatika Bandung, 2006. Budiman, Gelar., Konfigurasi MIMO MC- CDMA Pada Kanal Rayleigh Fading, Sekolah Tinggi Teknologi Telkom, Bandung, 2005. Evans,B.G.et.al."Multimedia Advanced CDMA systems", the4th IEEE Conference on Telecomunications, 1993. ppl 1-16. Leon W. Couch II,"Digital and Analog Comunications system", sixth edition, Prentice Hall, USA, 2001. Ryanto, Rudy, Analisis Performansi CDMA 2000 1x Pada Level Baseband Tugas Akhir Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, UNIKOM, 2008. Santoso, Gatot. SISTEM SELULER CDMA.edisi pertama. Graha ilmu. Yogyakarta, 2004. William, C. Y. Lee, "Mobile Celluler Telecommunications", second edition, McGraw-Hill, 1989. Vijay K. Garg, IS-95 CDMA and CDMA 2000 C e l l u l e r / P C S S y s t e m Implementation, Prentice Hall, USA, 2000. 136