(Studi Kasus : Sekretariat Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Propinsi Sulawesi Tengah) Muhammad Rifkhan 1, Eko Darwiyanto 2

dokumen-dokumen yang mirip
ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.1 April 2016 Page 914

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE MENGGUNAKAN METODE TOGAF ADM (STUDI KASUS : RSUD Dr.SOEGIRI LAMONGAN)

Bab 3 Metodologi Penelitian

METODOLOGI PENELITIAN

Arsitektur Enterprise

Bab 1 Pendahuluan 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RANCANGAN MODEL ARSITEKTUR TEKNOLOGI INFORMASI SISTEM PERBANKAN DENGAN MENGGUNAKAN KERANGKA KERJA TOGAF

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

yang sudah ada (Mardiana & Araki 2013).

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN I.1

Bab 2. Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB IV ANALISA FASE TOGAF ADM

Arsitektur Sistem Informasi. Tantri Hidayati Sinaga, M.Kom.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Teknologi Informasi yang berkembang dengan sangat pesat saat ini

Kata kunci : Perencanaan Strategis Sistem Informasi, TOGAF (The Open Group Architecture Framework), ADM (Architecture Development Method), ISSP.

MODEL PERENCANAAN STRATEGIS SI/TI PERGURUAN TINGGI MENGGUNAKAN FRAMEWORK TOGAF (Studi Kasus STKIP Kie Raha)

Enterprise Architecture. Muhammad Bagir, S.E., M.T.I

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdahulu yang pernah dilakukan sebagai bahan perbandingan dan kajian. Adapun

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) dengan konsep

PERENCANAAN ARSITEKTUR ENTERPRISE UNTUK PENINGKATAN KUALITAS MANAJEMEN LAYANAN PADA BAGIAN ADMINISTRASI AKADEMIK STIKOM SURABAYA

PERANCANGAN ARSITEKTUR BISNIS PERGURUAN TINGGI DENGAN TOGAF (STUDI KASUS : POLITEKKES KEMENKES PALANGKA RAYA)

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PERENCANAAN PENINGKATAN KEMATANGAN TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN ACMM DAN TOGAF PADA POLITEKNIK XYZ

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

III METODOLOGI PENELITIAN

ABSTRAK. Kata Kunci: Proses Bisnis, Sistem Informasi, TOGAF Framework,. i Universitas Kristen Maranatha

Perencanaan Strategis Sistem Informasi/ Teknologi Informasi Menggunakan Kerangka The Open Group Architecture Framework

PENGUKURAN KESENJANGAN DAN PERENCANAAN PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN TOGAF (Studi Kasus : Politeknik Surabaya)

Perencanaan Strategis SI/ TI di Akademi Militer (Akmil) Magelang

Bab 3. Metode Penelitian

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. ii Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERANCANGAN ENTERPRISE ARCHITECTURE

PERANCANGAN DAN ANALISIS ENTERPRISE ARCHITECTURE PT. XYZ PADA DOMAIN ARSITEKTUR BISNIS DENGAN MENGGUNAKAN FRAMEWORK TOGAF ADM

BAB III LANDASAN TEORI. mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategis dari suatu

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. organisasi untuk mengembangkan sebuah arsitektur enterprise yang mampu

ANALISIS DAN PERANCANGAN ENTERPRISE ARCHITECTURE

Integrasi Zachman Framework dan TOGAF ADM (Architecture Development Method)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menggunakan Framework Enterprise Architecture pada perguruan tinggi.

ˡMeirizky Anjani Purwati Ningsih, ²Mochamad Teguh Kurniawan, S.T., M.T., ³Rahmat Mulyana, S.T., M.T.

BAB I PENDAHULUAN I.1

Bab 2 Tinjauan Pustaka

Perencanaan Strategis Sistem Informasi dan Teknologi Informasi Berbasis Enterprise Architecture Menggunakan The Open Group Architecture Framework

Perancangan Arsitektur Teknologi Informasi Rumah Sakit dengan TOGAF (The Open Group Architecture Framework) (Studi Kasus : RSMB)

Enterprise Architecture Planning

BAB I PENDAHULUAN. bergantung pada sistem informasi yang mereka miliki. yang saling berkaitan dan saling mempengaruhi (Rong, 2011).

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Porter s Value Chain Diagram yang digunakan pada fase Business Architecture.

Gambar I.1 Jumlah Penduduk Muslim di Dunia

ARSITEKTUR SISTEM INFORMASI UNTUK PENYUSUNAN STRUKTUR ORGANISASI TI BERDASARKAN COBIT 4.1 DI JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA UPN VETERAN JAWA TIMUR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. Kata Kunci : enterprise architecture, arsitektur sistem informasi, 8-Productions, TOGAF, TOGAF ADM

PERANCANGAN ARSITEKTUR BISNIS PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN PERGURUAN TINGGI DI INDONESIA BERBASIS ORGANIZATIONAL LEARNING DENGAN PENDEKATAN TOGAF ADM

ABSTRAK. Kata Kunci: Sistem Informasi, Rekam Medis, Gunung Jati Cirebon. vii UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB I PENDAHULUAN. bersaing ditengah persaingan bisnis yang semakin ketat (Luftman, 2004).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Jurnal Sarjana Teknik Informatika e-issn: Volume 2 Nomor 2, Juni 2014

ABSTRAK. Kata kunci : TOGAF ADM, SI/TI, perencanaan strategis, BBWSC-3, EA, EA Score Card ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.I

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SI402 Arsitektur Enterprise Pertemuan #4 Suryo Widiantoro, ST, MMSI, M.Com(IS)

Kata kunci: Enterprise Architetcure, TOGAF ADM, pemerintahan, pengendalian dan evaluasi pembangunan

PERENCANAAN STRATEGIS TEKNOLOGI INFORMASI PADA SEKTOR PUBLIK MENGGUNAKAN KERANGKA THE OPEN GROUP ARCHITECTURE FRAMEWORK (TOGAF)

Perencanaan Strategis Sistem Informasi Pada Disperindagkop Menggunakan The Open Group Architecture Framework

PERANCANGAN ENTERPRISE ARCHITECTURE PADA BIDANG PERENCANAAN DAN BIDANG KEUANGAN DI PT. PLN DISTRIBUSI JAWA BARAT MENGGUNAKAN FRAMEWORK TOGAF ADM

ANALISIS DAN PERENCANAAN TEKNOLOGI INFORMASI MENGGUNAKAN TOGAF STUDI KASUS: POLITEKNIK SURABAYA

PERANCANGAN MODEL ENTERPRISE ARCHITECTURE DENGAN TOGAF ARCHITECTURE DEVELOPMENT METHOD

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I. 1 Latar Belakang

ABSTRAK. Kata Kunci: Pemodelan Sistem Informasi Komisi Agen Pada AIA Financial, TOGAF, Proses Bisnis, UML. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1.1 Latar Belakang Masalah

Perencanaan Strategis Sistem Informasi Menggunakan The Open Group Architecture Framework (TOGAF) (Studi Kasus : GKI Masaran) Artikel Ilmiah

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Perencanaan Strategis Sistem Informasi Menggunakan The Open Group Architecture Framework

BAB I PENDAHULUAN. dalam perencanaan strategis di institusi perguruan tinggi. Perencanaan strategis

PENGEMBANGAN MODEL ARSITEKTUR ENTERPRISE UNTUK PERGURUAN TINGGI

Cobit memiliki 4 Cakupan Domain : 1. Perencanaan dan Organisasi (Plan and organise)

Deris Santika. Teknik Informatika, STMIK Sumedang

ABSTRAK. Kata kunci: architecture vision, kearsipan dinamis, teknologi informasi, TOGAF 9.1. vi Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata Kunci : Enterprise architecture, TOGAF, document solution, PT.Astragraphia, Tbk. Universitas Kristen Maranatha

Arsitektur Bisnis Biro Administrasi Kemahasiswaan (AK) Pada Perancangan Arsitektur Enterprise Universitas Sebelas Maret Menggunakan Framework TOGAF

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Jurnal Rekayasa Sistem & Industri Volume 3, Nomor 1, Januari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BEST PRACTICES ITG di Perusahaan. Titien S. Sukamto

Transkripsi:

Perencanaan Strategi Sistem Informasi /Teknologi Informasi Menggunakan Kerangka The Open Group Architecture Framework (TOGAF) Achitecture Development Method (ADM) (Studi Kasus : Sekretariat Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah Propinsi Sulawesi Tengah) Muhammad Rifkhan 1, Eko Darwiyanto 2 1.2.3 Teknik Informatika, Fakultas Teknik Informatika, Telkom University Jalan Telekomunikasi No.1, Dayeuh Kolot, Bandung 40257 rikostelker@gmail.com 1, ekodarwiyanto@telkomuniversity.ac.id 2 Abstrak Suatu Pemerintahan yang baik atau ideal harus didukung dengan teknologi informasi pemerintahan yang baik pula. Pemerintahan di Sulawesi Tengah sudah mengimplementasikan sistem informasi/teknologi informasi (IS/IT) disetiap proses bisnisnya, tetapi disana tidak terdapat proses perencanaan strategi untuk IS/IT. Dengan menggunakan IS/IT sebagai perencanaan strategi diharapkan dapat meningkatkan keuntungan dari sebuah organisasi. Metode yang digunakan di IS/IT sebagai perencanaan strategi untuk pemerintahan di Sulawesi Tengah ini adalah dengan menggunakan metode The Open Group Architecture Framework (TOGAF) Architecture Development Method (ADM). TOGAF ADM mengandung tahapan yang dapat membuat design of Enterprise Architecture (EA) untuk suatu organisasi sebelum organisasi tersebut masuk ke dalam pengimplementasian IS/IT. Adapun output yang dihasilkan dari tahapan TOGAF ADM ini akan menghasilkan Enterprise Architecture (EA) yang dapat digunakan sebagai petunjuk oleh Pemerintahan Sulawesi Tengah dalam rangka mencapai strategi sasaran hasil organisasi. Kata Kunci: Perencanaan Strategi, Sistem Informasi, Teknologi Iinformasi, TOGAF ADM, Enterprise Architecture, Proses Bisnis. Abstract A good or ideal Government must be supported by good governance of information technology as well. Governance in Central Sulawesi have implemented information systems / information technology (IS / IT) in every business process, but there are no strategic planning process for IS / IT. By using the IS / IT as strategic planning is expected to increase the profitability of an organization. The method used in IS / IT as strategic planning for government in Central Sulawesi are using The Open Group Architecture Framework (TOGAF) Architecture Development Method (ADM). TOGAF ADM contains steps that can make the design of the Enterprise Architecture (EA) to an organization before the organization goes into the implementation of IS / IT. The resulting output of this stage will result in TOGAF ADM Enterprise Architecture (EA) that can be used as a guide by Central Sulawesi administration in order to achieve the strategic objectives of the organization. Keywords: Strategic Planning, Information Systems, Technology Iinformasi, TOGAF ADM, Enterprise Architecture, Business Process.

1. Pendahuluan Peran dari sistem informasi dan teknologi informasi (SI/TI) dalam menjalankan kegiatan bisnis suatu organisasi di era informasi saat ini sangatlah dibutuhkan. Dimana dapat dilihat bahwa SI/TI memiliki beberapa peranan penting dalam suatu organisasi, antara lain, SI/TI merupakan sarana untuk membantu suatu organisasi dalam mewujidkan efisiensi integrasi antara perspektif manajemen dan operasional (proses back office dan front office), meningkatkan kualitas layanan kepada konsumen, SI/TI juga dapat dijadikan dasar untuk membantu pengambilan keputusan. Selain itu, SI/TI dapat membantu suatu organisasi dalam merencanakan program kerja ke depan atau secara umum dapat dikatakan bahwa SI/TI berfungsi sebagai sarana dalam membantu organisasi dalam merealisasikan tujuan strategisnya. Suatu organisasi perlu melakukan penggalian kebutuhan bisnis dan mengevaluasi sumber daya SI/TI, sehingga diperoleh peluang yang dapat dimanfaatkan dan dikembangkan oleh pemangku kepentingan (stakeholder) yang terlibat di dalam organisasi. Bagi organisasi, memiliki strategi bisnis saja belum cukup untuk menghadapi persaingan di antara organisasi. Strategi bisnis yang dituangkan dalam bisnis plan harus dilengkapi dengan strategi SI/TI. Tujuannya adalah untuk memanfaatkan secara optimal penggunaan SI/TI sebagai komponen utama SI/TI di organisasi. Strategi SI/TI di lingkungan pemerintahan saat ini mengarah pada pemanfaatan SI/TI sebagai penggerak bisnis utama (key enabler business) di dalam aktivitas pengelolaan dan penyelenggaraan program pembangunan daerah. Fokus dari implementasi SI/TI dalam ruang lingkup badan perencanaan pembangunan daerah (bappeda) adalah pada area pengembangan organisasi dan sistem pemerintahannya yang membutuhkan pengembangan sistem organisasi yang diarahkan pada perbaikan sistem pengelolaan bappeda termasuk perbaikan di dalam struktur organisasi. Implementasi SI/TI di Bappeda adalah bagaimana integrasi antara kegiatan organisasi pemerintahan dan kebutuhan infrastruktur SI/TI dalam fungsi bisnis yang dijalankan. Dampak dari itu semua, organisasi menerapkan SI/TI dengan hanya memperhatikan kebutuhan sesaat dana memungkinkan penerapan SI/TI yang saling tumpang tindih. Kondisi tersebut membuat SI/TI tidak dapat dimanfaatkan sesuai dengan yang diharapkan berdasarkan misi dan tujuan penerapan SI/TI, yaitu efisiensi dan efektifitas dalam pemenuhan kebutuhan organisasi, mulai dari pemenuhan kebutuhan pada level yang tertinggi dalam organisasi yaitu pihak manajemen sampai pada kebutuhan paling bawah yaitu pihak operational. Salah satu yang menjadi penyebab kegagalan dari suatu organisasi dalam menerapkan SI/TI adalah kurangnya perencanaan yang matang terhadap implementasi SI/TI [5]. Berangkat dari permasalahan diatas, maka diperlukan sebuat kerangka kerja dalam merencanakan, merancang, dan mengelola infrastruktur SI/TI yang di sebut dengan Enterprise Architecture (EA) [3]. Karena sebaiknya infrastruktur SI/TI yang digunakan oleh Bappeda Propinsi Tkt 1 Sulawesi Tengah adalah berbasis EA sehingga kebutuhan organisasi dapat terakomodasi dengan baik dan saling terintegrasi. Dampak dari hal tersebut adalah kemudahan bagi level manajemen tingkat atas Bappeda Propinsi Tkt 1 Sulawesi Tengah dalam mengambil keputusan dalam proses perencanaan, pengendalian, pengawasan, dan peningkatan kinerja setiap kegiatan dalam program pembangunan daerah. Oleh karena itu, maka perlu dilakukan suatu perencanaan strategis SI/TI di lingkungan Bappeda Propinsi Tkt 1 Sulawesi Tengah yang mampu menyelaraskan antara strategi bisnis dan strategi SI/TI sehingga dapat tercapai tujuan secara efektif dan efisien [5]. 2. Landasan Teori 2.1 The Open Architecture Framework (TOGAF) TOGAF merupakan sebuah framework yang dibuat oleh The Open Groups pada tahun 1995. Pada awalnya TOGAF dibuat berdasarkan Technical Architecture Framework For Information Management (TAFIM) yang digunakan oleh Departemen Pertahanan Amerika Serikat. Kerangka kerja ini kemudian dikembangkan oleh Open Group pada pertengahan 1990-an. Spesifikasi pertama TOGAF diperkenalkan pada tahun 1995, dan TOGAF 9 dirilis pada tanggal 2 Februari 2009. TOGAF disediakan secara gratis dan terbuka untuk

setiap kebutuhan non komersial organisasi manapun. [?] Pada TOGAF, terdapat 4 domain arsitektur yang umumnya diterima sebagai subset dari keseluruhan arsitektur enterprise, yaitu : 1. The Business Architecture, mendefinisikan strategi bisnis, kepemimpinan, organisasi, serta kunci proses bisnis. 2. The Data Architecture, menggambarkan struktur aset data logic maupun fisik sebuah organisasi dan sumber daya manajemen datanya. 3. The Application Architecture, menyediakan blueprint bagi sistem aplikasi individual untuk dikembangkan, menyediakan interaksi, dan hubungannya terhadap proses bisnis inti dalan suatu organisasi. 4. The Technology Architecture, menggambarkan kemampuan software dan hardware untuk mendukung pengembangan bisnis, data, dan pelayanan aplikasi. Termasuk juga infrastruktur IT, middleware, jaringan, komunikasi, pemrosesan, standar, dan lain- lain 2.2 Architecture development Method The Open Group Architecture Framework (TOGAF) memberikan metode yand detail bagaimana membangun dan mengelola serta mengimplementasikan EA dan SI yang disebut dengan Architecture Development Method (AMD). Elemen kunci dari TOGAF adalah ADM yang memberikan gambaran spesifi untuk proses pengembangan EA. ADM adalah fitur penting yang memungkinkan perusahaan mendefinisikan kebutuhan bisnis dan membangun arsitektur spesifik untuk memenuhi kebutuhan itu. ADM terdiri dari tahapan-tahaan yang dibutuhkan dalam membangun EA, tahapan-tahapan ADM ditunjukkan pada gambar 2.1 [4], juga merupakan metode yang fleksibel yang dapat mengantifikasi berbagai macam teknik pemodelan yang digunakan dalam perancangan, karena itu metode ini bisa di sesuaikan dengan perubahan dan kebutuhan selama perancangan dilakukan.. gambar 2.1 ADM Langkah awal yang perlu diperhatikan pada saat mengimplementasikan TOGAF ADM adalah mendefinisikan persiapan-persiapan yaitu dengan cara mengidentifikasi persiapan-persiapan yaitu dengan cara mengidentifikasi konteks arsitektur yang akan dikembangkan, kedua adalah mendefenisikan strategi dari arsitektur dan menetapkan bagian-bagian arsitektur yang akan dirancang, yaitu mulai dari arsitektur bisnis, arsitektur sistem informasi, arsitektur teknologi, serta menetapkan kemampuan dari arsitektur yang akan dirancang dan dikembangkan. Tahapan dari TOGAF ADM secara ringkas bisa dijelaskan sebagai berikut: A. Architecture Vision Menciptakan keseragaman pandangan mengenai pentingnya arsitektur enterprise untuk mencapai tujuan organisasi yang dirumuskan dalam bentuk strategi serta menentukan lingkup dari arsitektur yang akan dikembangkan. Pada tahapan ini berisikan pertanyaan-pertanyaan yang diajukan untuk mendapatkan arsitektur yang ideal. B. Business Architecture Mendefinisikan kondisi awal arsitekture bisnis, menentukan model bisnis atau aktivitas bisnis yang diinginkan berdasarkan skenario bisnis. Pada tahap ini tools dan metode umum untuk pemodelan seperti: BUMN, IDEF dan UML bisa digunakan untuk membangun model yang diperlukan. C. Information System Architecture

Pada tahapan ini lebih menekankan pada aktivitas bagaimana arsitektur SI dikembangkan. Pendefinisian arsitektu SI dalam tahapan ini meliputi arsitektur data dan arsitektur aplikasi yang akan digunakan oleh organisasai. Arsitektur data lebih memfokuskan pada bagaimana data digunakan untuk kebutuhan fungsi bisnis, proses dan layanan. Teknik yang bisa digunakan dengan yaitu: ER-Diagram, Class Diagram dan Object Diagram. Pada arsitektur aplikasi lebih menekan pada bagaimana kebutuhan aplikasi direncanakan dengan menggunakan Application Portofolio Catalog, serta menitik beratkan pada model aplikasi yang akan dirancang. Teknik yang bisa digunakan meliputi: Application Communication Diagram, Application and User Location Diagram dan lainnya. D. Technology Architecture Membangun arsitektur teknologi yang diinginkan, dimulai dari penentuan jenis kandidat teknologi yang diperlukan dengan menggunakan Technology Portofolio Catalog yang meliputi perangkat lunak dan perangkat keras. Dalam tahapan ini juga mempertimbangkan alternatif-alternatif yang diperlukan dalam pemilihan teknologi. Teknik yang digunakan meliputi Environment and Location Diagram, Network Computing Diagram dan lainnya. E. Opportunities and Solution Pada tahapan ini lebih menekankan pada manfaat yang diperoleh dari EA yang meliputi arsitektur bisnis, arsitektur data, arsitektur aplikasi dan arsitektur teknologi, sehingga menjadi dasar bagi stakeholder untuk memilih dan menentukan arsitektur yang akan diimplementasikan. Untuk memodelkan tahapan ini dalam rancangan bisa menggunakan teknik Project Context Diagram dan Benefit Diagram. F. Migration Planning Pada tahapan ini akan dilakukan penelitian dalam menentukan rencana migrasi dari suatu sistem informasi. Biasanya pada tahapan ini untuk pemodelannya menggunakan matrik penilaian dan keputusan terhadap kebutuhan utama dan pendukung dalam organisasi terhadap implementasi sistem informasi. G. Implementasi Governance Menyusun rekomendasi untuk pelaksanaan tatakelola implementasi yang sudah dilakukan, tatakelola yang dilakukan meliputi tatakelola organisasi, tatakelola informasi dan tatakelola arsitektur. Pemetaan dari tahapan ini bisa juga dipadukan dengan framework yang digunakan untuk tatakelola seperti COBIT dari IT Governance Institute (ITGI) H. Architecture Change Management Menetapkan rencana manajemen arsitektur dari sistem yang baru dengan cara melakukan pengawasan terhadap perkembangan teknologi dan perubahan lingkungan organisasi, baik internal maupun eksternal serta menentukan apakah akan dilakukan siklus pengembangan EA berikutnya. TOGAF juga merupakan metode yang bersigat generik dan mudah diimplementasikan berdasarkan kebutuhan banyak organisasi, baik organisasi industri ataupun industri akademik. 2.3 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Bappeda (Badan Perencanaan Pembangunan Daerah) adalah perusahaan yang memiliki peran penting diantaranya adalah mengkoordinasikan, memfasilitasi, dan memberikan mediasi perencanaan, pengendalian, serta evaluasi pembangunan daerah. Pembangunan yang dimaksud bukan saja pembangunan berbentuk fisik tetapi mencakup pembangunan mental bangsa. Pembangunan tersebut tidak mungkin berjalan lancar sesuai dengan yang diharapkan apabila sistem pemerintahan tidak dibenahi sedemikian rupa. Karena dengan sistem pemerintahan yang baik dan teraturlah pembangunan dapat terlaksana [8]. Sesuai dengan ketetapan MPR No.IV tahun 1973 bahwa dalam rangka usaha peningkatan keselarasan dan keseimbangan antara pembangunan sektoral dan pembangunan daerah. Dan dalam rangka usaha menjamin laju perkembangan dan kesinambungan di daerah, diperlukan adanya perencanaan yang menyeluruh, terarah dan terpadu. Mengingat hal tersebut maka salah satu upaya pemerintah dalam rangka memajukan pembangunan di daerah adalah dengan membentuk suatu badan yang bertugas khusus dalam perencanaan pembangunan yaitu melalui keputusan Presiden No.27 tahun 1980, tentang pembentukan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah yang disingkat BAPPEDA pada daerah tingkat I dan daerah tingkat II di seluruh tanah air Arah pembangunan yang terencana dengan baik dan dinamis sangat dipengaruhi adanya peran serta masyarakat maupun unsur-unsur dalam masyarakat yang secara langsung maupun tidak langsung terlibat dalam penyelenggaraan pemerintahan. Hal ini jelas di atur dalam UU Nomor 25 tahun 2004 tentang sistem perencanaa pembangunan nasional yang menjelaskan bahwa tata

cara perencanaan pembangunan untuk menghasilkan rencana pembangunan dalam jangka panjang, jangka menengah, dan tahunan yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara pemerintah/perangakat daerah dipusat dan daerah dengan melibatkan masyarakat. Melaksanakan pembangunan bukanlah suatu pekerjanan yang cukup mudah, namun sebaliknya adalah salah satu pekerjaan yang sangat berat dan sulit. Oleh sebab itu dibutuhkan tenaga dan pikiran yang benar-benar mampu dan sesuai dengan tugas dan wewenang yang menjadi tanggung jawab nya, untuk itu dibutuhkan Orang-Orang yang mempunyai dedikasi, kejujuran dan tanggung jawab akan pelaksanaan tugas dan wewenang yang di emban oleh setiap penyelenggara pemerintahan di daerah maupun dipusat. Architecture Development Method (ADM) [7] merupakan kerja arsitektur di suatu organisasi yang memberikan pendekatan secara komprehensif untuk melakukan desain, perencanaan, implementasi dan tatakelola arsitektur sistem informasi dan teknologi informasi (SI/TI) organisasi seperti Gambar 3.2 3. Perancangan Sistem 3.1 Ruang Linkup Sistem Perancangan strategis EA pada Bappeda Provinsi Sulawesi Tengah ini dibatasi hanya sebagian dari keseluruhan stakeholder yang terlibat di dalam struktur organisasi digambarkan sebagai bidang data dan statistik yang merupakan bidang yang menangani IT di bappeda. Unit organisasi BAPPEDA Provinsi Sulawesi Tengah di tunjukkan pada gambar 3.1 KEPALA BAPPEDA SEKRETARIS KELOMPOK JABATAN FUNSIONAL SUB BAGIAN PERENCANAAN PROGRAM SUB BAGIAN KEUANGAN DAN ASET SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN UMUM Gambar 3.2 tahapan Penelitian BIDANG PERKONOMIAN DAN PENGEMBANGAN WILAYAH BIDANG SOSIAL BUDAYA BIDANG KERJASAMA DAN INFRASTRUKTUR BIDANG PENGEDALIAN, MONITORING DAN EVALUASI BIDANG DATA DAN STATISTIK PERENCANAAN EKONOMI I PERENCANAAN SOSIAL BIDAYA I KERJASAMA DAN PEMBANGUNAN MONITORING DAN EVALUASI DATA 4. Pengujian dan Analisis SOB BIDANG PERENCANAAN PERENCANAAN SOSIAL INFTASTRUKTUR PENGENDALIAN EKONOMI II BUDAYA II Gambar 3.1 struktur organisasi 3.2 Analisa Kebutuhan Sistem STATISTIK. 4.1 Pengujian Sistem 4.1.1 Tujuan Pengujian Tujuan dari pengujian ini adalah untuk mengetahui apakah rancangan EA yang telah dibangun sudah mendeskripsikan semua aspek yang ada dan apakah rancangan tersebut valid. Dalam pembuatan tugas akhir ini, tahapan penelitian yang dilakukan mengacu pada kerangka The Open Group Architecture Framework (TOGAF) dengan metode tambahan yang melengkapi didalamnya 4.1.2 Aspek Pengujian Aspek penjuan sesuai dengan area yang ada di TOGAF, meliputi area bisnis, area data, area aplikasi, dan area teknologi.

4.1.3 Strategi Pengujian Pengujian dilakukan dengan kuisioner dan wawancara yang dimana pertanyaannya beradaptasi dari Enterprise Architecture Score Card. Pertanyaan yang diajukan meliputi area bisnis, data, aplikasi dan teknologi Untuk setiap area, setiap jawaban bisa dinilai dengan tiga kondisi yang berbeda, yaitu : Status 0 = tidak diketahui dan tidak didokumentasikan. kemudian dikonfirmasikan kepada Kepala Bapedda Sulteng untuk diperiksa kembali. Proses selesai setelah disetujui oleh kepala Bapedda Sulteng. 4.1.4 kriteria hasil pengujian Mengacu pada referensi, kriteria hasil pengujian dapat diklasifikasikan sebagai berikut: a. Jika hasil pengujian < 50% = tidak valid b. Jika hasil pengujian > 50% = valid Status 1 = diketahui dan didokumentasikan sebagian. Status 2 = diketahui dan didokumentasikan secara penuh. Enam level abstraksi dalam EA Score Card, yaitu: 1. The Contextual level, menggambarkan konteks luar organisasi dan ruang lingkup penelitian EA. Level ini juga mengungkap visi, misi, ruang lingkup perusahaan, serta strategi bisnis dan teknologi. 2. The environmental level, menggambarkan bisnis dan arus informasi yang ada di dalam bisnis tersebut. Merepresentasikan hubungan bisnis dan teknologi di dalam perusahaan. 3. The conceptual level, menentukan requirement pengembangan EA. Menggambarkan tujuan, objektif, dan kebutuhan setiap entitas perusahaan. 4. The logical level, menentukan solusi logis yang ideal. 5. The physical level, menentukan solusi pada bagian fisik dan teknik (perangkat keras) yang mengacu pada perubahan bisnis, perangkat lunak, dan alat komunikasi. 6. The transformational level, menggambarkan dampak perubahan yang diajukan. Pengujian dilakukan dengan menyerahkan dokumen hasil rancangan kepada staff IT BAPPEDA Sulawesi Tengah (super user), melakukan wawancara tatap muka dan menjelaskan maksud da nisi kuisioner. Pengisian kuisioner dilakukan dengan membahas pertanyaan-pertanyaan di kuisioner satu persatu sembari menunjukkan poin yang dimaksud oleh pertanyaan tersebut dalam dokumen hasil rancangan. Kuisioner diisi setelah super user memastikan poin yang dimaksud di dalam dokumen dan menyetujui level status yang akan diisi. Hasil pengisian kuisioner

4 Kesimpulan dan Saran 5.1 Kesimpulan Kesimpulan yang bisa diambil dari proses penelitian tugas akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Diciptakan rancangan EA target pada BAPPEDA Provinsi Sulawesi Tengah di sistem informasinya, dengan perubahan pada arsitektur bisnis yang cukup banyak melihat permasalahan yang ada pada renstra BAPPEDA [11] yang perlu diselesaikan secepatnya guna terselenggaranya pencapaian visi misi BAPPEDA sehingga membantu proses pembangunan di Sulawesi Tengah. 2. Perubahan yang cukup banyak juga terjadi di arsitektur aplikasi yang targetkan oleh penulis. Pada awalnya menggunakan 2 aplikasi menjadi 9 aplikasi 3. Dengan adanya manajemen yang mengatur BAPPEDA Provinsi Sulawesi Tengah beserta jajarannya dieksekusi langsung oleh bagian informatika yang ada di BAPPEDA kedepannya diharapkan tidak adalagi masalah yang dihadapi BAPPEDA dalam melakukan perencanaan pembangunan 5.2 Saran Beberapa saran yang diajukan untuk kelanjutan penelitian tugas akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Perlu dilakukan perancangan pada fase berikutnya yaitu fase Migration Planning, Implementation Governance dan Architecture Change Management. 2. Perlu dilakukan pengujian lebih lanjut dengan metode pengujian yang berbeda untuk mendapatkan nilai hasil pengujian yang lebih tepat. Hal ini dikarenakan belum ada metode pengujian yang dikhususkan untuk TOGAF sehingga perlu diujicoba menggunakan beberapa metode. 3. Dari hasil rancangan EA, dapat dilanjutkan dengan pembuatan aplikasi yang diusulkan Daftar Pustaka [1] Ayu L., Kusuma. 2013. Metode Perumusan Strategi, IT Telkom, Bandung. [2] Buck, Sabine, dkk. 2009. Using Enterprise Architecture Management Patterns to complement TOGAF, Germany, Universitat Munchen [3] Glissman Susanne dan Sanz Jorge. 2011. An Approach to Building Effective Enterprise Architectures, USA, IBM Almaden Research [4] Jin Minli dan Kung Decai. 2010. Research of Information System Technology Architecture, China, Shenyang Lingong University [5] Lukito W, Raimond. 2012. Perencanaan Strategis SI/TI Menggunakan TOGAF (studi kasus: pemda kabupaten Sumatera barat), Univ Kristen Satya Wacana, Salatiga [6] Mutyarini, Kuswardani. 2006. ARSITEKTUR SISTEM INFORMASI UNTUK INSTITUSI PERGURUAN TINGGI DIINDONESIA, Bandung, ITB [7] Rufaida, Riffa. 2012. Perancangan Arsitektur Teknologi Informasi Rumah Sakit dengan TOGAF (The Open Group Architecture Framework) (Studi Kasus : RSMB), Bandung, ITB [8] Siregar M. Ridwan. 2011. TUGAS POKOK BAPPEDA DALAM SISTEM PEMERINTAHAN DAERAH, Sumatera Utara [9] Surya, Eneng. 2011. ANALISIS REFERENSIAPLIKASI PELAPORAN BERKINERJA DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA)PROVINSI JAWA BARAT, Bandung, Unikom [10] Via, Haditomo. 2010. Analisis Sistem Perusahaan, Surabaya

[11] Bappeda, renstra 2011-2016 Renstra BAPPEDA Provinsi Sulawesi Tengah, Sulawesi Tengah [1] Ayu L., Kusuma. 2013. Metode Perumusan Strategi, IT Telkom, Bandung. Perusahaan, Surabaya [11] Bappeda, renstra 2011-2016 Renstra BAPPEDA Provinsi Sulawesi Tengah, Sulawesi Tengah [2] Buck, Sabine, dkk. 2009. Using Enterprise Architecture Management Patterns to complement TOGAF, Germany, Universitat Munchen [3] Glissman Susanne dan Sanz Jorge. 2011. An Approach to Building Effective Enterprise Architectures, USA, IBM Almaden Research [4] Jin Minli dan Kung Decai. 2010. Research of Information System Technology Architecture, China, Shenyang Lingong University [5] Lukito W, Raimond. 2012. Perencanaan Strategis SI/TI Menggunakan TOGAF (studi kasus: pemda kabupaten Sumatera barat), Univ Kristen Satya Wacana, Salatiga [6] Mutyarini, Kuswardani. 2006. ARSITEKTUR SISTEM INFORMASI UNTUK INSTITUSI PERGURUAN TINGGI DIINDONESIA, Bandung, ITB [7] Rufaida, Riffa. 2012. Perancangan Arsitektur Teknologi Informasi Rumah Sakit dengan TOGAF (The Open Group Architecture Framework) (Studi Kasus : RSMB), Bandung, ITB [8] Siregar M. Ridwan. 2011. TUGAS POKOK BAPPEDA DALAM SISTEM PEMERINTAHAN DAERAH, Sumatera Utara [9] Surya, Eneng. 2011. ANALISIS REFERENSIAPLIKASI PELAPORAN BERKINERJA DI BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA)PROVINSI JAWA BARAT, Bandung, Unikom [10] Via, Haditomo. 2010. Analisis Sistem