KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

dokumen-dokumen yang mirip
KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. drg. Oscar Primadi, MPH NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

PROFIL SINGKAT PROVINSI MALUKU TAHUN 2014

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia :

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Pattiselanno Roberth Johan, MARS NIP

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Jane Soepardi NIP

KATA PENGANTAR. Semoga Peta Kesehatan Indonesia Tahun 2012 ini bermanfaat. Jakarta, September 2013 Kepala Pusat Data dan Informasi

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan. dr. Jane Soepardi NIP

Kata Pengantar Keberhasilan pembangunan kesehatan tentu saja membutuhkan perencanaan yang baik. Perencanaan kesehatan yang baik membutuhkan data/infor

Direktorat Bina Gizi Masyarakat, Ditjen Bina Kesmas Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 23 Nopember 2010

KESEHATAN ANAK. Website:

Akhir kata, kami mengucapkan terima kasih kepada tim penyusun, yang sudah bekerja. Jakarta, 2010 Kepala Pusat Data dan Informasi. dr.

PEMBIAYAAN KESEHATAN. Website:

TIM PENYUSUN Pengarah Editor Penyusun Designer/Layouter Kontributor

Buku Indikator Kesehatan

WORKSHOP (MOBILITAS PESERTA DIDIK)

GRAFIK KECENDERUNGAN CAKUPAN IBU HAMIL MENDAPAT 90 TABLET TAMBAH DARAH (Fe3) DI INDONESIA TAHUN

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN III-2015 DAN PERKIRAAN TRIWULAN IV-2015

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH (Indikator Makro)

KATA PENGANTAR. Jakarta, November 2008 Kepala Pusat Data dan Informasi. DR. Bambang Hartono, SKM, MSc. NIP

IPM KABUPATEN BANGKA: CAPAIAN DAN TANTANGAN PAN BUDI MARWOTO BAPPEDA BANGKA 2014

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI SULAWESI BARAT (Indikator Makro)

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN I-2016 DAN PERKIRAAN TRIWULAN II-2016

KESEHATAN REPRODUKSI. Website:

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI KEPULAUAN RIAU (Indikator Makro)

STATUS GIZI. Website:

RISET KESEHATAN DASAR 2010 BLOK

AKSES PELAYANAN KESEHATAN. Website:

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN IV-2016

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN TERPADU PENANGGULANGAN KEMISKINAN

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN I-2017

PEMBAHASAN PENGEMBANGAN REGULASI MUTU PELAYANAN KIA DI RS: ANTARA DAERAH TERPENCIL DENGAN DAERAH KOMPETENSI TINGGI

EVIDENCE KAMPANYE GIZI SEIMBANG MEMASUKI 1000 HPK ( SDT- SKMI 2014)

ANALISA POTENSI LAYANAN KESEHATAN INDONESIA

PANDUAN PENGGUNAAN Aplikasi SIM Persampahan

PENDATAAN RUMAH TANGGA MISKIN DI WILAYAH PESISIR/NELAYAN

INDEK KOMPETENSI SEKOLAH SMA/MA (Daya Serap UN Murni 2014)

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN IV-2016 DAN PERKIRAAN TRIWULAN I-2017

INDEKS TENDENSI BISNIS DAN INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN I-2015

PROFIL KONSUMSI MAKANAN INDIVIDU, KECUKUPAN ZAT GIZI DAN STATUS GIZI MASYARAKAT INDONESIA (ANALISIS DATA STUDI DIET TOTAL 2014)

TIM NASIONAL PERCEPATAN PENANGGULANGAN KEMISKINAN 1

PROFIL DATA KEPENDUDUKAN DAN KB NASIONAL PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

INDEKS KEBAHAGIAAN KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2017

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN I-2017 DAN PERKIRAAN TRIWULAN II-2017

Disabilitas. Website:

INDEKS TENDENSI KONSUMEN

Pendahuluan Landasan Hukum Hak-Hak Anak Batasan Usia Anak

Kesehatan Gigi danmulut. Website:

KATA PENGANTAR. Kepala Pusat Data dan Informasi, Kemkes RI. dr. Jane Soepardi NIP

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN III-2016 DAN PERKIRAAN TRIWULAN IV-2016

INDEKS TENDENSI KONSUMEN (ITK) PROVINSI PAPUA TRIWULAN I-2016

C UN MURNI Tahun

INDEKS TENDENSI KONSUMEN PROVINSI LAMPUNG TRIWULAN II-2016 DAN PERKIRAAN TRIWULAN III-2016

KATA PENGANTAR Peta Kesehatan Indonesia Tahun 0 ini disusun untuk menyediakan beberapa data/informasi kesehatan secara garis besar pencapaian program-

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JUNI 2017

INDEKS TENDENSI BISNIS DAN INDEKS TENDENSI KONSUMEN TRIWULAN I-2013

STRATEGI AKSELARASI PROPINSI SULBAR DALAM MENURUNKAN ANGKA KEMATIAN IBU DAN BAYI

POTRET PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TIMUR (Indikator Makro)

Info Singkat Kemiskinan dan Penanggulangan Kemiskinan

Transkripsi:

KATA PENGANTAR Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan perencanaan yang baik yang didasarkan pada data dan informasi kesehatan yang tepat dan akurat serta berkualitas, sehingga dapat menggambarkan keadaan yang sesungguhnya (evidence based). Buku kecil ini menyajikan data dan informasi mengenai keadaan sosio-demografi, derajat kesehatan masyarakat, upaya kesehatan, dan sumber daya kesehatan di provinsi yang disajikan menurut kabupaten/kota. Adapun data dan informasi yang disajikan bersumber dari Pusdatin Kemkes RI, Ditjen BUK Kemkes RI, Ditjen PPPL Kemkes RI, Ditjen Gizi KIA Kemkes RI, Badan PPSDMK Kemkes RI, Sekretariat KKI, Badan Pusat Statistik (BPS), dan Kementerian Dalam Negeri. Tim penyusun berharap data dan informasi yang terdapat pada buku ini dapat menjadi bahan masukan dalam menelaah keadaan kesehatan yang ada di Provinsi Kalimantan Selatan maupun kabupaten/kota di provinsi tersebut. Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan drg. Oscar Primadi, MPH NIP. 196110201988031013

DAFTAR ISI Profil Singkat Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2013 1 Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia Tahun 2013 2 Estimasi Jumlah Penduduk Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2013 3 Estimasi Piramida Penduduk Tahun 2013 4 Estimasi Kepadatan Penduduk Indonesia Tahun 2013 5 Estimasi Kepadatan Penduduk Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2013 6 Jumlah Puskesmas Provinsi Kalimantan Selatan per Desember 2013 7 Rasio Puskesmas per 100.000 Penduduk di Indonesia Tahun 2013 8 Rasio Puskesmas per 100.000 Penduduk di Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2013 9 Rumah Sakit di Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2013 10 Jumlah Fasilitas Kesehatan Keluarga Berencana Sesuai Standar di Indonesia Tahun 2012 11 Rasio dokter umum per 100.000 pddk di Indonesia Tahun 2013 12 Rasio dokter umum per 100.000 pddk di Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2013 13 Rasio dokter gigi per 100.000 pddk di Indonesia Tahun 2013 14 Rasio dokter gigi per 100.000 pddk di Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2013 15 Rasio Perawat per 100.000 pddk di Indonesia Tahun 2013 16 Rasio Perawat per 100.000 pddk di Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2013 17 Rasio Bidan per 100.000 pddk di Indonesia Tahun 2013 18 Rasio Bidan per 100.000 pddk di Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2013 19 Alokasi dan Realisasi Dana BOK Provinsi Kalimantan Selatan per 1 Desember 2013 20 Indeks Pembangunan Manusia di Indonesia Tahun 2012 21 Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2012 22 Perubahan IPKM 2007-2010 23 Persentase Wanita Berstatus Kawin Umur 15-49 Tahun yang Menggunakan Alat/Cara KB di Indonesia (KB Aktif), SDKI 2012 24 Angka Kematian Bayi di Indonesia, SDKI 2012 25 Angka Kematian Balita di Indonesia, SDKI 2012 26 Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K4) di Indonesia Tahun 2013 27

Cakupan Kunjungan Ibu Hamil (K4) di Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2013 28 Cakupan Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan di Indonesia Tahun 2013 29 Cakupan Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan di Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2013 30 Kunjungan KN1 di Indonesia Tahun 2013 31 Kunjungan KN1 Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2013 32 Cakupan Imunisasi Campak di Indonesia Tahun 2013 33 Cakupan Imunisasi Campak Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2013 34 Drop Out Rate Imunisasi DPT/HB1-Campak pada Bayi di Indonesia Tahun 2013 35 Drop Out Rate Imunisasi DPT/HB1-Campak pada Bayi Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2013 36 Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi di Indonesia Tahun 2013 37 Cakupan Pelayanan Kesehatan Bayi Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2013 38 Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita di Indonesia Tahun 2013 39 Cakupan Pelayanan Kesehatan Anak Balita Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2013 40 Persentase Balita Ditimbang (D/S) di Indonesia Tahun 2013 41 Persentase Balita Ditimbang (D/S) di Provinsi Kalimantan Selatan Tahun 2013 42 Success Rate TB Paru di Indonesia Tahun 2013 43 Case Notification Rate (CNR) Tuberkulosis per 100.000 Penduduk di Indonesia Tahun 2013 44 Persentase Rumah Tangga Berperilaku Hidup Bersih dan Sehat di Indonesia Tahun 2012 45 Persentase Rumah Tangga menurut Sumber Air Minum Layak di Indonesia Tahun 2012 46 Persentase Rumah Tangga menurut Akses Air Minum Layak dan Air Kemasan/Isi Ulang di Indonesia Tahun 1995-2012 47 Persentase Hasil Pemeriksaan Kualitas Air Minum PDAM yang Memenuhi Syarat Mikrobiologi di Indonesia Tahun 2012 48 Persentase Rumah Tangga menurut Akses Terhadap Sanitasi Layak di Indonesia Tahun 2012 49 Persentase Kabupaten/Kota Penyelenggara Kabupaten/Kota Sehat (KKS) di Indonesia Tahun 2012 50

PROFIL SINGKAT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2013 1 Jumlah kabupaten/kota 8 Tenaga Kesehatan Kabupaten 11 Dokter spesialis 202 Kota 2 Dokter umum 966 Jumlah 13 Dokter gigi spesialis 6 Dokter gigi 187 2 Jumlah kecamatan 151 Perawat 6.205 Bidan 2.751 3 Jumlah kelurahan/desa 1.985 Farmasi 987 Tenaga Kesehatan Lainnya 3.058 4 Luas wilayah (km 2 ) 38.744,23 5 Estimasi Jumlah Penduduk Tahun 2013 3.840.547 Laki-Laki 1.943.008 Perempuan 1.897.539 6 Kepadatan penduduk (jiwa/km2) 99,13 7 Sarana Kesehatan - Puskesmas Rawat Inap 49 - Puskesmas Non Rawat Inap 177 Jumlah Puskesmas 226 Rumah Sakit 13 Sumber : Kementerian Dalam Negeri; Kemkes: Ditjen Bina Upaya Kesehatan, Badan PPSDMK, Sekretariat KKI, Pusat Data dan Informasi

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK INDONESIA TAHUN 2013 Estimasi Jumlah Penduduk Indonesia : 248.422.956 Sumber : Pusdatin, 2013 Estimasi jumlah penduduk tahun 2013 menggunakan metode geometriks. Metode ini berasumsi bahwa laju/angka pertumbuhan penduduk bersifat konstan setiap tahunnya. Laju pertumbuhan penduduk yang digunakan adalah laju pertumbuhan penduduk provinsi. jumlah penduduk tertinggi di Indonesia hasil estimasi terdapat di Provinsi Jawa Barat dan jumlah penduduk terendah terdapat di Provinsi Papua Barat.

ESTIMASI JUMLAH PENDUDUK PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2013 Estimasi Jumlah Penduduk Kalimantan Selatan : 3.840.547 Sumber : Pusdatin, 2013 Estimasi jumlah penduduk tahun 2013 per kab/kota menggunakan proporsi dari jumlah penduduk kab/kota tahun 2010. Berdasarkan hal tersebut jumlah penduduk terbanyak di Provinsi Kalimantan Selatan terdapat di Kota Banjarmasin dan terendah di Kab. Balangan. Proporsi penduduk di Kota Banjarmasin sebesar 17,25% dan di Kab. Balangan sebesar 3,10%.

ESTIMASI PIRAMIDA PENDUDUK INDONESIA TAHUN 2013 Indonesia Kalimantan Selatan Sumber : Pusdatin, 2013 Struktur penduduk di Indonesia dan Kalimantan Selatan termasuk struktur penduduk muda. Hal ini dapat diketahui dari banyaknya jumlah penduduk usia muda (0-14 tahun), walaupun jumlah kelahiran telah menurun jika dibandingkan dengan lima tahun yang lalu dan angka harapan hidup yang semakin meningkat yang ditandai dengan meningkatnya jumlah penduduk usia tua. Badan piramida membesar, ini menunjukkan banyaknya penduduk usia produktif terutama pada kelompok umur 25-29 tahun baik laki-laki maupun perempuan. Jumlah golongan penduduk usia tua juga cukup besar. Hal ini dapat dimaknai dengan semakin tingginya usia harapan hidup, kondisi ini mengharuskan adanya kebijakan terhadap penduduk usia tua, karena golongan penduduk ini relatif tidak produktif.

ESTIMASI KEPADATAN PENDUDUK INDONESIA TAHUN 2013 Sumber : Kemendagri, 2013; Pusdatin, 2013 Hasil estimasi penduduk menunjukkan pada tahun 2013 kepadatan penduduk di Indonesia sebesar 130 penduduk per KM 2. Estimasi kepadatan penduduk paling besar terdapat di Provinsi DKI Jakarta dengan kepadatan penduduk 15.063, Jawa Barat sebesar 1.285 dan Banten 1.193. Estimasi kepadatan penduduk paling kecil terdapat di Provinsi Papua Barat dengan kepadatan penduduk 9, Papua sebesar 10 dan Kalimantan Tengah sebesar 15 penduduk per km 2.

ESTIMASI KEPADATAN PENDUDUK PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2013 Sumber : Kemendagri, 2013; Pusdatin, 2013 Penyebaran penduduk di Provinsi Kalimantan Selatan belum merata. Hal ini dapat dilihat dari kepadatan penduduk tiap kabupaten/kota yang tidak sama. Kab/Kota dengan kepadatan penduduk yang paling tinggi terdapat di Kota Banjarmasin sebesar 9.200 jiwa per KM 2. Kepadatan terendah terdapat di Kab. Kotabaru dengan kepadatan penduduk 32 jiwa per KM 2. Jumlah penduduk dan luas wilayah merupakan indikator penting dalam hal penyebaran penduduk.

JUMLAH PUSKESMAS PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PER DESEMBER 2013 NO KABUPATEN/KOTA RAWAT INAP NON RAWAT INAP JUMLAH 1 TANAH LAUT 3 15 18 2 KOTA BARU 9 18 27 3 BANJAR 3 20 23 4 BARITO KUALA 10 9 19 5 TAPIN 2 11 13 6 HULU SUNGAI SELATAN 5 16 21 7 HULU SUNGAI TENGAH 1 18 19 8 HULU SUNGAI UTARA 2 11 13 9 TABALONG 3 13 16 10 TANAH BUMBU 4 10 14 11 BALANGAN 2 9 11 12 KOTA BANJARMASIN 0 26 26 Sumber : Pusdatin Kemkes RI 13 KOTA BANJAR BARU 1 7 8 JUMLAH 45 183 228

RASIO PUSKESMAS PER 100.000 PENDUDUK DI INDONESIA TAHUN 2013 Sumber : Pusdatin, Desember 2013 Rasio Puskesmas per 100.000 penduduk menurut provinsi di Indonesia menunjukkan nilai yang bervariasi. Rata-rata di Indonesia 1 Puskesmas dapat melayani sebesar 25,730 penduduk. Rasio puskesmas per 100.000 penduduk tertinggi terdapat di Provinsi Papua Barat dan rasio puskesmas per 100.000 penduduk terendah terdapat di Provinsi Banten.

RASIO PUSKESMAS PER 100.000 PENDUDUK DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2013 Sumber : Pusdatin, Desember 2013 Rasio Puskesmas per 100.000 penduduk di Kalimantan Selatan sebesar 5,94. Pada Provinsi Kalimantan Selatan dengan estimasi jumlah penduduk tahun 2013 sebesar 3.840.547 dan jumlah puskesmas yang telah teregistrasi sebesar 228, maka 1 Puskesmas dapat melayani sebesar 16.845 penduduk. Rasio puskesmas per 100.000 penduduk tertinggi terdapat di Kab. Hulu Sungai Selatan dan rasio puskesmas per 100.000 penduduk terendah terdapat di Kota Banjarbaru.

RUMAH SAKIT PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2013 KATEGORI KEPEMILIKAN RS UMUM RS KHUSUS TOTAL RS PUBLIK Pemerintah 18 1 19 - Kemkes 0 0 0 - Pemda Propinsi 2 1 3 - Pemda Kabupaten 11 0 11 - Pemda Kota 1 0 1 - Kementerian Lain 0 0 0 - TNI/POLRI 4 0 4 Swasta Non Profit 3 4 7 RS PRIVAT SWASTA 2 0 2 BUMN 2 0 2 TOTAL 25 5 30 Sumber : Ditjen BUK 01 Desember 2013

JUMLAH FASILITAS KESEHATAN KELUARGA BERENCANA SESUAI STANDAR DI INDONESIA TAHUN 2012 Sumber : Ditjen Bina Gizi dan KIA, Kemkes RI Jumlah fasilitas kesehatan keluarga berencana sesuai standar terbanyak ada di Provinsi Jawa Tengah sebanyak 8.270. Jumlah terendah terdapat di Provinsi Sulawesi Utara sebesar 54 tempat fasilitas kesehatan keluarga berencana sesuai standar.

RASIO DOKTER UMUM PER 100.000 PENDUDUK DI INDONESIA TAHUN 2013 Sumber : Sekretariat Konsil Kedokteran Indonesia, update sampai dengan Juni 2013 Rasio dokter umum di Indonesia tahun 2013 adalah 37,2 per 100.000 penduduk, dengan rentang 8,9 151,5 per 100.000 penduduk. Berdasarkan target indikator Indonesia Sehat rasio dokter 40 per 100.000 penduduk, secara nasional belum mencapai target dan hanya 8 provinsi telah mencapai target.

RASIO DOKTER UMUM PER 100.000 PENDUDUK PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2013 Sumber : Sekretariat Konsil Kedokteran Indonesia, update sampai dengan Juni 2013 Rasio dokter umum per 100.000 penduduk kabupaten/kota di Prov. Kalimantan Selatan berkisar 8,9 189,2 dengan rasio tertinggi Kota Banjar Baru dan rasio terendah Kab. Barito Kuala. Berdasarkan target indikator Indonesia Sehat rasio dokter 40 per 100.000 penduduk, tingkat provinsi dan 92 % kab/kota belum mencapai target.

RASIO DOKTER GIGI PER 100.000 PENDUDUK DI INDONESIA TAHUN 2013 Sumber : Sekretariat Konsil Kedokteran Indonesia, update sampai dengan Juni 2013 Rasio dokter gigi di Indonesia tahun 2013 adalah 9,7 per 100.000 penduduk, dengan rentang 2,7 50,5 per 100.000 penduduk. Berdasarkan target indikator Indonesia Sehat rasio dokter gigi 11 per 100.000 penduduk, secara nasional belum mencapai target dan hanya 7 provinsi telah mencapai target.

RASIO DOKTER GIGI PER 100.000 PENDUDUK PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2013 Sumber : Sekretariat Konsil Kedokteran Indonesia, update sampai dengan Juni 2013 Rasio dokter gigi per 100.000 penduduk kabupaten/kota di Prov. Kalimantan Selatan berkisar 0,7 36,4 dengan rasio tertinggi Kota Banjar Baru dan rasio terendah Kab. Barito Kuala. Berdasarkan target indikator Indonesia Sehat rasio dokter gigi 11 per 100.000 penduduk, tingkat provinsi dan 92 % kab/kota belum mencapai target.

RASIO PERAWAT PER 100.000 PENDUDUK DI INDONESIA TAHUN 2013 Sumber : Badan PPSDM Kesehatan, update sampai dengan 1 Desember 2013 Rasio perawat di Indonesia tahun 2013 adalah 119,2 per 100.000 penduduk, dengan rentang 66,9 320,1 per 100.000 penduduk. Berdasarkan target indikator Indonesia Sehat rasio dokter 117,5 per 100.000 penduduk, secara nasional telah mencapai target dan hanya 8 provinsi belum mencapai target.

RASIO PERAWAT PER 100.000 PENDUDUK DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2013 Sumber : Badan PPSDM Kesehatan, update sampai dengan 1 Desember 2013 Rasio perawat per 100.000 penduduk kabupaten/kota di Prov. Kalimantan Selatan berkisar 81,2 281,4 dengan rasio tertinggi Kota Banjarmasin dan terendah Kab. Hulu Sungai Utara. Berdasarkan target indikator Indonesia Sehat rasio 117,5 perawat per 100.000 penduduk, tingkat provinsi dan 77 % kab/kota telah memenuhi target.

RASIO BIDAN PER 100.000 PENDUDUK DI INDONESIA TAHUN 2013 Sumber : Badan PPSDM Kesehatan, update sampai dengan 1 Desember 2013 Rasio bidan di Indonesia tahun 2013 adalah 55,1 per 100.000 penduduk, dengan rentang 28,5 204,5 per 100.000 penduduk. Berdasarkan target indikator Indonesia Sehat rasio dokter 100 per 100.000 penduduk, secara nasional belum mencapai target dan hanya 4 provinsi telah mencapai target.

RASIO BIDAN PER 100.000 PENDUDUK DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2013 Sumber : Badan PPSDM Kesehatan, update sampai dengan 1 Desember 2013 Rasio bidan per 100.000 penduduk kabupaten/kota di Prov. Kalimantan Selatan berkisar 39,3 144,5 dengan rasio tertinggi Kab. Balangan dan terendah Kota Banjarmasin. Berdasarkan target indikator Indonesia Sehat rasio 100 bidan per 100.000 penduduk, tingkat provinsi dan 92 % kab/kota belum memenuhi target.

ALOKASI DAN REALISASI DANA BOK PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PER 1 DESEMBER 2013 NO KABUPATEN/KOTA ALOKASI DANA PELAKSANAAN PERSENTASE 1 Kab. Tanah Laut 2.056.800.000 1.125.461.000 54,72 2 Kab. Kota Baru 2.941.600.000 2.092.451.100 71,13 3 Kab. Banjar 2.609.800.000 1.627.632.500 62,37 4 Kab. Barito Kuala 2.167.400.000 1.087.004.000 50,15 5 Kab. Tapin 1.503.800.000 1.382.270.000 91,92 6 Kab. Hulu Sungai Selatan 2.278.000.000 1.248.788.660 54,82 7 Kab. Hulu Sungai Tengah 2.167.400.000 1.184.113.550 54,63 8 Kab. Hulu Sungai Utara 1.503.800.000 936.191.900 62,26 9 Kab. Tabalong 1.835.600.000 825.943.850 45,00 10 Kab. Tanah Bumbu 1.614.400.000 611.841.700 37,90 11 Kab. Balangan 1.282.600.000 622.450.000 48,53 12 Kota Banjarmasin 2.941.600.000 1.445.800.000 49,15 13 Kota Banjar Baru 940.000.000 684.629.800 72,83 PROVINSI 25.842.800.000 14.874.578.060 57,56 Sumber : http://www.gizikia.depkes.go.id diunduh tanggal 21 Januari 2014

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA DI INDONESIA TAHUN 2012 IPM rendah IPM sedang IPM tinggi Sumber : BPS, Indeks Pembangunan Manusia 2012 Indeks Pembangunan Manusia di Indonesia pada tahun 2012 sebesar 73,29 naik dari tahun 2011 sebesar 72,77 dan kisaran IPM per kabupaten/kota 65,86-78,33. Seluruh provinsi di Indonesia masuk dalam kategori IPM sedang, tidak satupun provinsi dengan kategori IPM rendah maupun tinggi.

INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2012 IPM rendah IPM sedang IPM tinggi Sumber : BPS, Indeks Pembangunan Manusia 2012 Indeks Pembangunan Manusia Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2012 sebesar 71,08 dengan kisaran IPM per kabupaten/kota 67,71-76,28. Berdasarkan kategori, seluruh kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Selatan termasuk IPM kategori sedang.

Maluku Sulbar NTT Papua Goron Malut Pa-bar Sulsel NTB Kalteng Banten Sultra Kalbar Sulteng Jambi Aceh Sumsel Lamp Jabar Kalsel Sumbar Babel Sumut Riau Jawa Jateng Beng Sulut Kep.R Kaltim Bali DKI DIY PERUBAHAN IPKM 2007 2010 *) 1,00 0,90 0,80 0,70 0,60 0,50 0,40 0,30 0,20 0,10 0,00 IPKM 2007 IPKM 2010 *) Komposit 7 indikator Riskesdas 2007 dan 2010 untuk Provinsi: Prevalensi Gizi Kurang, Prevalensi Anak Pendek, Kunjungan Neonatus, Imunisasi, Penolong persalinan oleh nakes, pemantauan pertumbuhan, Sanitasi

PERSENTASE WANITA BERSTATUS KAWIN UMUR 15-49 YANG MENGGUNAKAN ALAT/CARA KB DI INDONESIA (KB AKTIF), SDKI 2012

ANGKA KEMATIAN BAYI DI INDONESIA HASIL SDKI 2012 Target MDG s 2015 23 Angka ini menggambarkan kondisi angka kematian bayi periode 10 tahun sebelum survei. Angka kematian bayi di Indonesia periode 5 tahun sebelum survei sebesar 32 per 1.000 kelahiran hidup.

ANGKA KEMATIAN BALITA DI INDONESIA, HASIL SDKI 2012 Target MDG s 2015 32 Angka ini menggambarkan kondisi angka kematian balita periode 10 tahun sebelum survei. Angka kematian balita di Indonesia periode 5 tahun sebelum survei sebesar 40 per 1.000 kelahiran hidup.

CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL (K4) DI INDONESIA TAHUN 2013 Sumber: Ditjen Bina Gizi dan KIA, Kemkes RI: Laporan Kinerja B12 Tahun 2013 Cakupan kunjungan ibu hamil K4 di Indonesia pada tahun 2013 ialah sebesar 86,52%. Hal itu berarti, belum mencapai target renstra pada tahun 2013 yang sebesar 93%. Dari 33 Provinsi di Indonesia, hanya 10 provinsi (30,3%) yang telah mencapai target tersebut.

CAKUPAN KUNJUNGAN IBU HAMIL K4 (%) PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2013 Target Renstra 2013: 93% Sumber: Ditjen Bina Gizi dan KIA, Kemkes RI: Laporan Kinerja B12 Tahun 2013 Cakupan kunjungan ibu hamil K4 di Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2013 ialah sebesar 72,64%. Nilai capaian ini belum mencapai target renstra tahun 2013 yaitu sebesar 93%. Sejalan dengan capaian provinsi, tidak terdapat Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Selatan yang dapat mencapai target tersebut pada tahun 2013.

CAKUPAN PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN DI INDONESIA TAHUN 2013 Sumber: Ditjen Bina Gizi dan KIA, Kemkes RI: Laporan Kinerja B12 Tahun 2013 Cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan di Indonesia pada tahun 2013 ialah sebesar 90,88%. Hal itu berarti, capaian ini telah memenuhi target renstra pada tahun 2013 yang sebesar 89%. Dari 33 Provinsi di Indonesia, hanya 12 provinsi (36,37%) yang belum mencapai target tersebut.

CAKUPAN PERSALINAN DITOLONG TENAGA KESEHATAN (%) DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2013 Target Renstra 2013: 89% Sumber: Ditjen Bina Gizi dan KIA, Kemkes RI: Laporan Kinerja B12 Tahun 2013 Presentase persalinan ditolong tenaga kesehatan di Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2013 ialah sebesar 83,96%. Angka capaian tersebut belum memenuhi target renstra tahun 2013 yang sebesar 89%. Meski di tingkat provinsi tidak dapat memenuhi target, namun sebanyak 4 Kabupaten/Kota atau sebesar 30,77% dari 13 Kabupaten/Kota di Provinsi Kalimantan Selatan dapat mencapai target tersebut pada 2013.

CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS PERTAMA (KN1) DI INDONESIA Target Triwulan IV : 89% Sumber : Ditjen Bina Gizi dan KIA, Kemkes RI: Laporan Kinerja B12 Tahun 2013 Sampai dengan November tahun 2013 cakupan KN 1 di Indonesia sebesar 93,34% yang telah memenuhi target triwulan IV 2013 sebesar 89%. Demikian juga dengan sebagian besar provinsi telah memenuhi target tersebut. Provinsi dengan capaian tertinggi adalah Kepulauan Bangka Belitung sebesar 97,92%, sedangkan terendah adalah Provinsi Papua Barat sebesar 25,54%.

CAKUPAN KUNJUNGAN NEONATUS PERTAMA (KN1) PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2013 Target Triwulan IV : 89% Sumber : Ditjen Gizi dan KIA, Kemkes RI: Laporan kinerja B12 Tahun 2013 Provinsi Kalimantan Selatan memiliki capaian sebesar 54,5%. Kabupaten/kota dengan capaian KN1 tertinggi adalah Kota Banjar Baru sebesar 69,88%. Sedangkan Kab. Hulu Sungai Tengah memiliki capaian terendah sebesar 13,45%.

CAKUPAN IMUNISASI CAMPAK DI INDONESIA PER DESEMBER 2013 Target WHO: 90% Sumber : Ditjen PPPL, Kemkes RI, 2013 Capaian imunisasi campak di Indonesia sampai dengan Desember 2013 sebesar 90,82%. Capaian tertinggi adalah Provinsi Jambi. Sedangkan capaian terendah terdapat di Provinsi Papua sebesar 50,35%.

CAKUPAN IMUNISASI CAMPAK PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PER DESEMBER 2013 Target WHO: 90% Sumber : Ditjen PPPL, Kemkes RI, 2013 Provinsi Kalimantan Selatan memiliki capaian sebesar 75,02%. Kabupaten/kota dengan capaian imunisasi campak tertinggi adalah Kab. Tanah Laut sebesar 79,48%. Sedangkan Kab. Tapin memiliki capaian terendah sebesar 61,59%.

DROP OUT RATE IMUNISASI DPT/HB1-CAMPAK PADA BAYI DI INDONESIA TAHUN 2013 Sumber : Ditjen PPPL, Kemkes RI, 2013 DO Rate imunisasi DPT/HB1-Campak menggambarkan persentase bayi yang mendapatkan imunisasi DPT/HB1 namun tidak mendapatkan imunisasi campak, terhadap bayi yang mendapatkan imunisasi DPT/HB1. Terdapat 20 provinsi memiliki DO Rate di bawah 5%. Sedangkan sebanyak 14 provinsi memiliki DO rate lebih dari 5%.

DROP OUT RATE IMUNISASI DPT/HB1-CAMPAK PADA BAYI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2013 Sumber : Ditjen PPPL, Kemkes RI, 2013 DO Rate imunisasi DPT/HB1-Campak menggambarkan persentase bayi yang mendapatkan imunisasi DPT/HB1 namun tidak mendapatkan imunisasi campak, terhadap bayi yang mendapatkan imunisasi DPT/HB1. DO Rate Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2013 di atas batas < 5% yaitu 8,4%. Hampir semua kab/kota memiliki DO Rate di atas 5%. Hanya 2 kab/kota memiliki DO Rate di bawah 5%.

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI DI INDONESIA TAHUN 2013 Sumber : Ditjen Gizi dan KIA, Kemkes RI: Laporan kinerja B12 Tahun 2013 Cakupan kunjungan bayi pada tahun 2013 menunjukkan bahwa 17provinsi sudah memenuhi target Renstra 2012 yaitu 87%.

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN BAYI DI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2013 Sumber : Ditjen Bina Gizi dan KIA, Kemkes RI: Laporan Kinerja B12 Tahun 2013 Cakupan kunjungan bayi pada tahun 2013 menunjukkan bahwa cakupan pelayanan kesehatan bayi di provinsi Kalimantan Selatan belum mencapai target Renstra yaitu 54,78%.

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN ANAK BALITA DI INDONESIA TAHUN 2013 Target renstra 2013 83% Sumber : Ditjen Bina Gizi dan KIA: Laporan kinerja B12 Tahun 2013 Cakupan pelayanan anak balita di Indonesia (Laporan B12 tahun 2013) sebesar 69,75% berarti belum memenuhi target Renstra Kemkes yang harus dicapai pada tahun 2013 yang sebesar 83%. Provinsi DKI Jakarta merupakan provinsi dengan cakupan pelayanan kesehatan anak balita tertinggi. Terendah yaitu Provinsi Papua.

CAKUPAN PELAYANAN KESEHATAN ANAK BALITA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2013 Target renstra 2013 83% Sumber : Ditjen Bina Gizi dan KIA, Kemkes RI: Laporan kinerja B12 Tahun 2013 Cakupan pelayanan kesehatan anak balita Provinsi Kalimantan Selatan (Laporan B12 tahun 2013) sebesar 47,94% yang berarti belum mencapai target renstra 2013 yang sebesar 83%. Tertinggi dicapai Kota Banjarmasin dengan capaian 90,66% dan terendah dicapai Kab. Tapin. Dari Seluruh kabupaten/kota di Kalimantan Selatan, hanya Kota Banjarmasin yang telah mencapai target renstra tahun 2013.

PERSENTASE BALITA DITIMBANG (D/S) DI INDONESIA TAHUN 2013 Target renstra 2013 80% Sumber: Ditjen Bina Gizi dan KIA: Laporan kinerja B12 Tahun 2013 Cakupan D/S di Indonesia pada tahun 2013 (Laporan B.12) mencapai 80,01%. Berarti telah mencapai target Renstra Kemenkes 2013 yang sebesar 80%. Cakupan tertinggi dicapai Jawa Tengah sebesar 89,43% dan terendah Papua sebesar 37,89%. Sedangkan Kalimantan Barat memiliki cakupan persentase balita ditimbang (Laporan B12 2013) sebesar 63,18%.

PERSENTASE BALITA DITIMBANG (D/S) PROVINSI KALIMANTAN SELATAN TAHUN 2013 Target renstra 2013 80% Sumber: Ditjen Bina Gizi dan KIA, Kemkes RI: Laporan Kinerja B12 Tahun 2013 Cakupan D/S di Provinsi Kalimantan Selatan pada tahun 2013 (Laporan B12) mencapai 75,13%. Sementara target Renstra Kemenkes 2013 sebesar 80%. Berarti Provinsi Kalimantan Selatan telah mencapai target Renstra 2013. Cakupan tertinggi dicapai Kab. Kota Baru sebesar 96,2% dan terendah Kab Hulu Sungai Tengah sebesar 61,37%. Sebanyak 4 dari 13 kabupaten/kota di Kalimantan Selatan telah mencapai target renstra kemkes 2013.

SUCCESS RATE TB PARU DI INDONESIA Sumber : Ditjen PPPL, Kemkes RI: Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2013 Success Rate (SR) di Indonesia pada tahun 2013 sampai dengan triwulan 3 sebesar 90,8%, yang berarti telah mencapai target WHO yang sebesar 85%. Terdapat 26 provinsi (78,79%) telah mencapai target WHO.

CASE NOTIFICATION RATE (CNR) TUBERKULOSIS PER 100.000 PENDUDUK DI INDONESIA Sumber : Ditjen PPPL, Kemkes RI: Laporan Kinerja Triwulan III Tahun 2013 Case Notification Rate (CNR) Tb semua kasus di Indonesia sampai dengan triwulan 3 tahun 2013 sebesar 96 per 100.000 penduduk. Provinsi Papua menempati posisi teratas yaitu sebesar 442 dan untuk DI Yogyakarta menempati posisi paling bawah sebesar 55 per 100.000 penduduk

PERSENTASE RUMAH TANGGA BERPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI INDONESIA TAHUN 2012 Target Renstra 2012: 60% Sumber : Pusat Promosi Kesehatan, Kemenkes, 2013 Persentase rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat di Indonesia sebesar 56,2 persen. Sepuluh provinsi mempunyai persentase lebih besar dibandingkan dengan persentase nasional. Persentase terbesar ada di Provinsi Jawa Tengah, Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan. Persentase terkecil rumah tangga berperilaku hidup bersih dan sehat terdapat di Papua, Papua Barat dan Sulawesi Tengah.

PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT SUMBER AIR MINUM LAYAK DI INDONESIA TAHUN 2012 Sumber : Susenas Triwulan I 2012, BPS Persentase rumah tangga menurut sumber air minum layak di Indonesia sebesar 41,66%. Provinsi dengan persentase tertinggi untuk sumber air minum layak terdapat di Provinsi Sulawesi Utara sebesar 61,38%. Terdapat 16 provinsi yang persentasenya berada diatas persentase nasional. Persentase terendah terdapat di Provinsi Banten sebesar 20,40%. Terdapat 17 provinsi yang persentase rumah tangga menurut sumber air minum layak kurang dari persentase nasional.

PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT AKSES AIR MINUM LAYAK DAN AIR KEMASAN/ISI ULANG DI INDONESIA TAHUN 1995 2012 Sumber : Susenas 1995-2012, BPS Susenas Triwulan I 2012 Persentase rumah tangga yang dapat mengakses air minum layak dengan air kemasan/isi ulang di Indonesia menunjukkan tren yang berlawanan. Air minum layak dalam pembahasan ini tidak termasuk air minum kemasan/isi ulang. Hal ini dikarenakan air kemasan tidak dapat dipastikan keberlanjutannya dan sumbernya berasal dari wilayah lain. Persentase penduduk yang mengkonsumsi air minum layak semakin menurun jika dibandingkan dengan penduduk yang mengkonsumsi air kemasan/isi ulang. Penduduk yang mengkonsumsi air dalam kemasan semakin meningkat. Pada tahun 2011 persentase penggunaan air minum layak sebesar 42,76% dan persentase penggunaan air minum kemasan/isi ulang sebesar 22,13%, sedangkan pada tahun 2012 persentase penggunaan air minum layak sebesar 41,66% dan persentase penggunaan air minum kemasan/isi ulang sebesar 23,33%.

PERSENTASE HASIL PEMERIKSAAN KUALITAS AIR MINUM PDAM YANG MEMENUHI SYARAT MIKROBIOLOGI DI INDONESIA TAHUN 2012 Sumber : Direktorat Penyehatan Lingkungan, 2012 Persentase hasil pemeriksaan kualitas air minum PDAM yang memenuhi syarat mikrobiologi di Indonesia sebesar 95,39%. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa 20 provinsi di Indonesia mempunyai kualitas air minum PDAM yang baik, karena dari jumlah sampel yang diuji nilainya 100% memenuhi syarat mikrobiologi. Persentase terendah terjadi di Provinsi Bali, hasil pengujian sampel hanya sebesar 34,78% yang memenuhi syarat mikrobiologi, sedangkan di Provinsi Kalimantan Tengah sebesar 62,47%.

PERSENTASE RUMAH TANGGA MENURUT AKSES TERHADAP SANITASI LAYAK DI INDONESIA TAHUN 2012 Sumber : Susenas Triwulan I 2012, BPS Persentase rumah tangga menurut akses terhadap sanitasi layak di Indonesia sebesar 56,24%. Provinsi dengan persentase tertinggi untuk menurut akses terhadap sanitasi layak terdapat di Provinsi Bali sebesar 87,86% dan Provinsi DI Yogyakarta sebesar 80,37%. Terdapat 12 provinsi yang persentase rumah tangga menurut akses terhadap sanitasi layak berada diatas persentase nasional. Persentase terendah terdapat di Provinsi Papua sebesar 25,92% dan Nusa Tenggara Timur sebesar 27,33%. Terdapat 21 provinsi yang persentase rumah tangga menurut akses terhadap sanitasi layak dari persentase nasional

PERSENTASE KABUPATEN/KOTA PENYELENGGARA KABUPATEN/KOTA SEHAT (KKS) DI INDONESIA TAHUN 2012 Sumber : Pusat Promosi Kesehatan, 2013 Persentase kabupaten/kota yang telah menyelenggarakan Kabupaten/Kota Sehat (KKS) terbesar ada di Provinsi Nusa Tenggara Barat, DI Yogyakarta dan Jawa Timur. Ketiga provinsi ini 100% dari kabupaten/kota yang ada telah menyelenggarakan KKS. Kondisi yang berbeda terjadi di Sulawesi Barat, Maluku, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua yang seluruh kabupaten/kotanya belum menyelenggarakan KKS