BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V. Penutup. masyarakat khususnya program pengelolaan sampah terjadi salah satunya berkat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lupy Dwi Septa Satria, 2014

KEPPRES 49/2001, PENATAAN LEMBAGA KETAHANAN MASYARAKAT DESA ATAU SEBUTAN LAIN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

2015 STUDI TENTANG PEMBERDAYAAN PARTISIPATIF DALAM MEMBANGUN KEMANDIRIAN EKONOMI DAN PERILAKU WARGA MASYARAKAT

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan

KEPUTUSAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2001 TENTANG PENATAAN LEMBAGA KETAHANAN MASYARAKAT DESA ATAU SEBUTAN LAIN

BAB IV PEMBAHASAN DAN EVALUASI

BAB V ANALISIS DATA. analisis induktif. Analisis induktif yaitu mendeskripsikan fakta-fakta yang

PEMBERDAYAAN IBU RUMAH TANGGA DALAM MEMBUAT PRODUK DAUR ULANG SAMPAH DI KELURAHAN BALEARJOSARI

PEMBUATAN BERBAGAI JENIS BARANG FUNGSIONAL YANG CANTIK, MENARIK, UNIK, DAN EKSKLUSIF DARI BAHAN DASAR SAMPAH PLASTIK DI KELURAHAN NEGLASARI BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kebersihan lingkungan merupakan salah satu tolak ukur kualitas hidup

PEMERINTAH KABUPATEN SUKOHARJO

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB III METODE PENELITIAN

PEMERINTAHAN KABUPATEN BINTAN

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG

Surat Ijin Penelitian dari SDN 2 Tegowanu Wetan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Asep Sutiawan, 2013

BAB V KASIMPULAN DAN REKOMENDASI. diuraikan, selanjutnya pada bagian ini peneliti mencoba menyimpulkan secara

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 8 TAHUN 2017 TENTANG

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH KABUPATEN PURWOREJO

PENGESAHAN PROPOSAL PKM

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BINTAN TAHUN 2008 NOMOR 4

diubah dengan Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2000 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 54 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Sarolangun,

Kajian Tentang Sampah Berbasis Masyarakat

BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Hasil wawancara. Profil informan (pengurus) : Sri Sentuni

KEBIJAKAN DIREKTORAT MUSEUM DIREKTORAT MUSEUM DIREKTORAT JENDERAL SEJARAH DAN PURBAKALA KEMENTRIAN KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA

BAB I PENDAHULUAN 6% 1% Gambar 1.1 Sumber Perolehan Sampah di Kota Bandung

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

WALIKOTA MAGELANG PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 6 TAHUN 2009 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

Fakta. Apa yang terjadi. Latar belakang. Knowledge Management Forum 2017 Surabaya, April

PEMERINTAH KABUPATEN PEMALANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN PEMALANG NOMOR 8 TAHUN 2010 TENTANG

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO

BUPATI BANTUL DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 48 TAHUN 2017 TENTANG

PENDAHULUAN Latar Belakang

V PERANAN UNSUR-UNSUR DALAM PENGEMBANGAN

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK

: KEPUTUSAN MENTERI DALAM NEGERI DAN OTONOMI DAERAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR: 53 TAHUN 2000 TENTANG GERAKAN PEMBERDAYAAN DAN KESEJAHTERAAN KELUARGA

PEMBAHASAN. Persepsi Anggota Tentang Peranan Pemimpin Kelompok. Tabel 12 menunjukkan bahwa persepsi anggota kelompok tentang peranan

BAB IV PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA DAN POTENSI PARIWISATA DI DESA KAMPUNG BARU KECAMATAN KOTA AGUNG TIMUR KABUPATEN TANGGAMUS

BUPATI LUWU UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Banyumas yang menjadi sekolah dasar untuk Pilot Project yang

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. dalam menjawab beberapa permasalahan masyarakat dikampung berkenaan

ASPEK PERAN SERTA MASYARAKAT

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO

IbM PELATIHAN KETRAMPILAN MEMBUAT BATIK PROBOLINGGO DIHIASI PAYET DI JREBENG KULON

Definisi dan Hubungan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LAMONGAN,

BAB VI PENUTUP. Laporan Akhir PLPBK Desa Jipang Menuju Desa Yang Sehat, Berkembang dan Berbudaya 62

BUPATI BANYUWANGI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA/KELURAHAN

BAB III Tahapan Pendampingan KTH

PEMBERDAYAAN KELOMPOK PKK DALAM PENGOLAHAN SAMPAH PLASTIK MENJADI PRODUK KERAJINAN TANGAN

BUPATI BANYUMAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANYUMAS NOMOR 13 TAHUN 2000 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA ADAT DAN/ATAU KEMASYARAKATAN DI DESA

Prosiding SNaPP2014Sains, Teknologi, dan KesehatanISSN EISSN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKAYANG NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TINJAUAN PROGRAM PEMBANGUNAN PRASARANA DAN SARANA DESA POLA IMBAL SWADAYA

Pengelolaan Sampah Terpadu. Berbasis Masyarakat Kelurahan Karang Anyar

2015 PENERAPAN JAJANAN SEHAT DAN RAMAH LINGKUNGAN DALAM PEMBELAJARAN IPS UNTUK MENINGKATKAN KEPEDULIAN SOSIAL PESERTA DIDIK

BAB IX RANCANGAN PROGRAM PENGUATAN KARANG TARUNA MELALUI PROGRAM KUBE/ UEP DALAM UPAYA MEMBERDAYAKAN GENERASI MUDA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU

PEMERINTAH KABUPATEN TUBAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TUBAN NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN

BAB V POTRET BURAM PEREMPUAN DAN LINGKUNGAN MASYARAKAT WONOREJO. A. Profil Gerakan Perempuan dan Lingkungan Hidup di Wonorejo

PEMERINTAH KABUPATEN WONOSOBO PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOSOBO NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PATI NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PATI,

PERATURAN WALIKOTA TANGERANG SELATAN NOMOR 33 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN RUKUN TETANGGA DAN RUKUN WARGA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULELENG NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

STRATEGI PENANGANAN KETENAGAKERJAAN DI KABUPATEN MALANG Melalui : PROGRAM KEMITRAAN & GOTONG ROYONG PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR PERDESAAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V P E N U T U P. Penanaman Nilai-Nilai Sosial Pada Diri Siswa kelas III Pada Pembelajaran IPS di

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 22 TAHUN 2017 TENTANG PENJABARAN TUGAS DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TASIKMALAYA NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TASIKMALAYA,

PEMERINTAH KABUPATEN BUNGO

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PERATURAN DAERAH KOTA KEDIRI NOMOR 12 TAHUN 2013 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA KEDIRI,

S A L I N A N LEMBARAN DAERAH KABUPATEN DEMAK NOMOR 5 TAHUN 2010

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sampah merupakan suatu sisa-sisa benda yang tidak diinginkan setelah berakhirnya

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KOTA SURABAYA NOMOR TAHUN TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 34 TAHUN 2007 PERATURAN BUPATI CIREBON

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 4 TAHUN 2008 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN ASAHAN SEKRETARIAT DAERAH Jalan Jenderal Sudirman No.5 Telepon K I S A R A N

PERATURAN DESA BOJONGGENTENG KECAMATAN JAMPANGKULON KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 8 TAHUN 2017

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 6 TAHUN 2010 TENTANG

PERATURAN DESA SUKARAJA NOMOR : TAHUN 2016 TENTANG TATA CARA PEMILIHAN, PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN RT DAN RW DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMBERDAYAAN KARANG TARUNA MELALUI PEMANFAATAN LIMBAH BULU AYAM UNTUK PEMBUATAN PAKAN BEBEK

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan data penelitian yang telah diuraikan, serta didasarkan

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG TAHUN 2012 NOMOR 17 A PERATURAN WALIKOTA SEMARANG NOMOR 17 A TAHUN 2012 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. tahun 2012 memiliki total jumlah penduduk sebesar jiwa (BPS, 2013).

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab sebelumnya telah dibahas mengenai analisis sebagai hasil dari penelitian ini yaitu peran agent of change pada komunitas masyarakat sadar lingkungan (My Darling) dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat, maka pada bab ini peneliti mencoba membuat kesimpulan dan saran sebagai berikut: A. Kesimpulan Pada bab ini akan dikemukakan beberapa kesimpulan dari hasil penelitian. Kesimpulan ini berdasarkan pengolahan data hasil wawancara dan observasi yang merupakan kristalisasi hasil penelitian yang berkaitan dengan bagaimana peran agent of change pada komunitas My Darling, kegiatan anggota komunitas dalam pemanfaatan barang bekas, faktor pendukung dan penghambat serta tingkat kesejahteraan masyarakat anggota komunitas My Darling. Berdasarkan hasil pengolahan data yang penulis ungkap di bab-bab sebelumnya, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Peran Agent of Change Pada Komunitas My Darling Peran agent of change pada komunitas masyarakat sadar lingkungan terbagi dalam beberapa fungsi yaitu sebagai yang menggerakan masyarakat untuk mau melakukan perubahan, sebagai pemberi pemecahan masalah, dan sebagai penghubung. Peran agent of change sbagai penggerak masyarakat untuk melakukan perubahan. Sebagai bentuk penggerak untuk membantu perubahan, agen perubahan selalu mengajak masyarakat melalui musyawarah dan memberikan contoh langsung kepada masyarakat mengenai pentingnya menjaga kelestarian lingkungan. Agen perubahan tidak memaksa kepada masyarakat untuk ikut dalam

103 kegiatan yang ada di komunitas masyarakat sadar lingkungan. Peran agen perubahan sebagai pemberi pemecahan terjadi saat anggota komunitas berkumpul dan melakukan proses pembelajaran di sekolah ibu yang merupakan salah satu kegiatan yang diadakan oleh komunitas My Darling. Perannya sebagai pemberi pemecahan masalah juga terjadi saat proses evaluasi berlangsung. Agen perubahan berperan sebagai seorang pemecah masalah yang memberikan solusi dalam memecahkan masalah yang terjadi di dalam masyarakat. Agen perubahan tidak berperilaku sebagai pemimpin atau ketua dalam komunitas masyarakat sadar lingkungan ini, mereka berperan layaknya teman bagi anggota masyarakat. Peran agen perubahan sebagai penghubung terjadi saat proses pemasaran hasil kerajinan yang dihasilkan melalui proses pemanfaatan barang bekas. Penghubung tersebut berarti agen perubahan berusaha mencari mitra untuk memasarkan hasil dari pemanfaatan barang bekas yang dilakukan oleh anggota komunitas. Selain itu juga perannya sebagai penghubung yaitu mencari mitra yang berhubungan dengan lingkungan agar kelestarian dan perubahan yang sudah terjadi tidak hilang begitu saja. 2. Kegiatan Anggota Komunitas My Darling Dalam Pemanfaatan Barang Bekas Salah satunya kegiatan yang paling sering dilakukan dan menjadi prioritas di komunitas My Darling adalah kegiatan pemanfaatan barang bekas menjadi hasil kerajinan yang mempunyai nilai jual. Kegiatan pemanfaatan barang bekas tersebut sebagai salah satu strategi dalam pengembangan dan pemberdayaan masyarakat yang melibatkan masyarakat secara langsung. Sebuah proses dalam membangun dan memberdayakan masyarakat dapat dilakukan dengan melalui penetapan sebuah program yang telah dirancang melalui tahapan yang telah disepakati. Pembahasan mengenai kegiatan anggota komunitas My Darling dalam pemanfaatan barang bekas ini meliputi tiga aspek yaitu perencanaan, pelaksanaan

104 dan evaluasi, tindak lanjut. Pada indikator perencanaan terbagi dalam beberapa sub indikator yaitu merancang dan menentukan analisis kebutuhan masyarakat, merumuskan tujuan dan menentukan sumber bahan yang akan digunakan pada kegiatan pemanfaatan barang bekas tersebut. Pada indikator pelaksanaan terdapat sub indikator antara lain adalah prosedur, waktu kegiatan, tahapan pelaksanaan kegiatan, partisipasi anggota dan peran yang dilakukan oleh agent of change. Evaluasi yang dilaksanakan dalam kegiatan pemanfaatan barang bekas ini adalah evaluasi kegiatan. Pada evaluasi kegiatan terdapat beberapa hal yang dilihat oleh pengelola yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotor anggota komunitas masyarakat sadar lingkungan. Pengelola juga melakukan monitoring dan evaluasi kepada anggota komunitas dengan cara melakukan komunikasi pada setiap kegiatan pemanfaatan barang bekas yang dilakukan secara continue, hal ini dilakukan sebagai bentuk kontroling terhadap kegiatan yang dilaksanakan. 3. Faktor Pendukung Dan Penghambat Dalam Kegiatan Pelaksanaan Pemanfaatan Barang Bekas Pada faktor pendukung pelaksanaan kegiatan pemanfaatan barang bekas terbagi kedalam dua aspek yaitu kekuatan dan peluang. Kekuatan yang dimiliki adalah kekuatan internal yaitu, dukungan yang besar dari kepala daerah yaitu ketua Rukun Warga 11 dan Kelurahan Cibangkong yang memberikan kesempatan bagi pagen perubahan beserta teman-teman masyarakat untuk membentuk komunitas masyarakat sadar lingkungan ini. Sedangkan faktor pendukung eksternal yaitu dukungan masyarakat serta tokoh masyarakat di sekitar RW 11 kelurahan Cibangkong, bentuk partisipasi yang sukarela dari masyarakat baik tenaga, moril serta materil. Berdasarkan hasil yang telah ada, masyarakat pun mulai mengikuti dan berperan serta terutama dalam menjaga kelestarian lingkungan RW 11 Kelurahan Cibangkong.

105 Selain terdapat faktor pendukung, terdapat pula peluang dalam kegiatan pemanfaatan barang bekas ini adalah memanfaatkan keunggulan yang dihasilkan oleh komunitas masyarakat sadar lingkungan dalam membuat kerajinan dengan memanfaatkan barang bekas atau sampah. Dengan berbagai inovasi yang diciptakan oleh anggota komunitas My Darling, berhasil membuat kerajinan yang berbeda dengan yang lainnya yaitu membuat tas dan dompet dari plastik bercorak sehingga kebutuhan pasar pun dapat dipenuhi sesuai dengan keinginan konsumen. Sedangkan yang menjadi faktor penghambat terdapat dua aspek yaitu kelemahan dan ancaman. Faktor kelemahan yaitu kemampuan proses menjahit dan ketersediaan alat menjahit yang sedikit. Dalam penyatuan pola yang telah disusun agar menjadi sebuah kerajinan maka pola tersebut harus dijahit, dan proses penjahitan tersebut masih digunakan secara manual oleh tangan anggota masyakat dan kemampuan menjahit tidak seluruh mempunyai kemampuan tersebut. Ada hal yang menjadi ancaman adalah cukup banyak dikarenakan sudah banyaknya organisasi atau home industri yang memproduksi kerajinan dari pemanfaatan barang bekas atau sampah. 4. Tingkat Kesejahteraan Masyarakat Anggota Komunitas My Darling Kegiatan pemanfaatan barang bekas yang mempunyai nilai jual ini memberi dampak terhadap kesejahteraan masyarakat anggota komunitas. Dapat dilihat dari peningkatan pendapatan yang terjadi terhadap anggota komunitas masyarakat sadar lingkungan atau My Darling ini yang membuat terpenuhinya kebutuhan sehari-hari, kebutuhan pendidikan anak, bertambahnya modal untuk wirausaha. Peningkatan pendapatan yang terjadi terhadap anggota komunitas rata-rata bertambah 10 30% dari pendapatan awal sebeum mengikuti kegiatan di komunitas My Darling. Kebutuhan sehari-hari yang dapat terpenuhi oleh anggota diantaranya pemenuhan kebutuhan dapur untuk pemenuhan pangan selain itu juga pemenuhan sandang dan papan keluarga mereka. Pemenuhan kebutuhan

106 pendidikan terdiri dari pemenuhan bukudan peralatan sekolah lainnya. Selain itu juga terdapat beberapa anggota yang menjadi mempunyai kebiasaan menabung, kebiasaan tersebut dapat digunakan sebagai modal untuk berwirausaha. Kegiatan yang dilakukan oleh komunitas My Darling juga memberikan dampak positif dalam perbaikan lingkungannya dengan menjaga kelestarian dan kebersihan lingkungan. Masyarakat menjadi peduli dalam menjaga dan melestarikan lingkungan dan melakukan kegiatan daur ulang sampah sehingga masyarakat tidak membuang sampah sembarangan. B. Saran Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan mengenai peran agent of change pada komunitas masyarakat sadar lingkungan atau My Darling dalam meingkatkan kesejahteraan masyarakat, maka berikut adalah terdapat beberapa saran untuk semua pihak yang diharapkan berguna, sebagai berikut : 1. Pengelola Komunitas Bagi pihak pengelola komunitas masyarakat sadar lingkungan atau My Darling perlu adanya pemberian pembelajaran mengenai kewirausahaan pada setiap kegiatan yang dilaksanakan karena kegiatan yang dilaksanakan oleh komunitas sudah cukup baik untuk memberikan keterampilan kepada masyarakat dan dapat dijadikan bekal untuk kehidupan mereka selanjutnya. Perlu adanya jalinan mitra yang kuat karena jika hanya mengandalkan pameran atau bazzar yang diadakan maka dapat dipastikan hasil kerajinan yang dibuat oleh anggota masyarakat tidak dapat dilihat oleh masyarakat luas. 2. Anggota Komunitas Bagi anggota komunitas masyarakat sadar lingkungan atau My Darling harus dapat mengembangkan lebih jauh akan pemasaran produk hasil pemanfaatan barang bekas ke ruang lingkup yang lebih luas, namun tetap dibimbing oleh pengelola komunitas. Selain itu juga, anggota komunitas harus termotivasi untuk

107 memiliki wirausaha yang lebih baik agar dapat memnuhi kebutuhan kesejahteraan anggota tersebut. 3. Masyarakat RW 11 Kelurahan Cibangkong Bagi masyarakat RW 11 Kelurahan Cibangkong harus lebih termotivasi dengan adanya komunitas masyarakat sadar lingkungan atau My Darling ini agar dapat dengan semangat dan peduli menjaga kelestarian lingkungan tempat tinggalnya. Harusnya ada kegiatan gotong royong yang dilakukan secara rutin agar menjadi kebiasaan yang sudah melekat pada diri masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan.