BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembukaan tanah perkebunan besar pada masa Hindia Belanda selalu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumatera Timur adalah wilayah yang ada di Pulau Sumatera. Kawasan ini

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera yang mengalami eksploitasi besar-besaran oleh pihak swasta terutama

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kota Medan merupakan ibukota Provinsi Sumatera Utara, juga termasuk

KONFLIK PERTANAHAN (AGRARIA) alam memiliki nilai sosial

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kota Tebing Tinggi merupakan salah satu Kotamadya dari 33 kabupaten

BAB II GEOGRAFI DAN MASYARAKAT. Bengkalis di sebelah Tenggara, dan Selat Malaka di bagian Timur Laut. 14 Luas

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pekarangan pada dasarnya merupakan lahan di sekitar rumah yang di

I. PENDAHULUAN. Bangsa Barat datang ke Indonesia khususnya di Bengkulu sesungguhnya adalah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

SENGKETA TANAH PERKEBUNAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Etnis Tionghoa merupakan bahan kajian yang menarik untuk

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bagi kelangsungan warga-warga masyarakat yang berada di

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumatera Timur di awal abad ke 18 merupakan salah satu kawasan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu Negara dikatakan sebagai Negara berdaulat jika memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dengan sebutan Tembakau Deli, yang ditanam di wilayah Sumatera Timur.

BAB I PENDAHULUAN. Diawali dengan kebijakan Cultuurstelsel (budidaya tanam), cara-cara konservatif

BAB II GAMBARAN UMUM KOTA MEDAN TAHUN telah dibangun berbagai fasisilitas yang menunjang dalam bidang perkebunan seperti

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera timur sudah menanam tembakau sebelum kedatangan orang Barat ke

Perubahan yang terjadi pada tata ruang Kota Medan dapat diungkapkan dalam fotofoto

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kabupaten Langkat merupakan salah satu Kabupaten yang terdapat di

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia yang terbentang luas, terdiri dari pulau-pulau yang besar

BAB I PENDAHULUAN. begitu juga dengan rakyatnya. Pengaruh dari pemerintah kolonial Belanda masih

BAB II FIRST LINE. ditinggalkan dan diabaikan oleh masyarakatnya sendiri. pada tahun yang berisi pengembangan Transit Oriented Development

BAB I PENDAHULUAN. kontrak perkebunan Deli yang didatangkan pada akhir abad ke-19.

FORMAT KASUS - KOMPREHENSIF

BAB I PENDAHULUAN. menjadi dominan adalah Suku Dayak bukit sebagai penduduk asli kesamaan itu

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Utara yang berjarak ± 160 Km dari Ibu Kota Provinsi Sumatera Utara (Medan). Kota

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Pada tanggal 15 agustus 1945 tentara Jepang menyerah tanpa syarat kepada

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. mencapai sebesar-besarnya kemakmuran rakyat yang terbagi secara adil dan

BAB VI LAMPIRAN A. Tabulasi Focus Group Discussion di Desa Batu Tangkui Kecamatan Kahayan Hulu Utara

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara yang terdiri dari beraneka ragam Suku. Salah

BAB IV KESIMPULAN. masyarakatnya. Pandan pakuburan dibuat oleh masyarakat nagari dengan cara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Kerajaan Langkat diperkirakan berdiri pada abad ke 16. Raja pertama

BAB I PENDAHULUAN. wilayah Hindia Belanda. Setelah Verenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) 31. besar di daerah Sumatera Timur, tepatnya di Tanah Deli.

BAB I PENDAHULUAN. dari beberapa suku bangsa yang berasal dari propinsi, yaitu Fukien dan Kwantung

BAB II DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN. Kotamadya Medan merupakan kota terbesar ketiga di Indonesia setelah

BAB I PENDAHULUAN. kerajaan Aceh. Ia menjadi anak beru dari Sibayak Kota Buluh di Tanah Karo.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang majemuk secara etnik, agama, ras dan golongan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota Binjai merupakan kota multi etnik yang dihuni oleh etnis Melayu,

BAB V KESIMPULAN. Pasar Bandar Buat awal berdirinya merupakan sebuah pasar nagari, pasar

BAB V KESIMPULAN. untuk mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Indonesia dan modern nya senjata yang di miliki pasukan Belanda.

BAB I PENDAHULUAN. dalam pemenuhannya masih sulit dijangkau terutama bagi penduduk berpendapatan

1. Apakah perlu atau ada keinginan untuk kerja sama dengan pihak lain, atau bisa mengembangkan usaha sendiri?

BAB I PENDAHULUAN. penumpang yang menggunakan jasa transportasi kereta api. Selain stasiun, pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karesidenan Semarang di sebelah Barat berbatasan dengan Karesidenan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I (Times New Roman 16, Bold) PENDAHULUAN

Pertemuan ke-3 Pembentukkan UUPA dan Pembangunan Hukum Tanah Nasional. Dr. Suryanti T. Arief SH.,MKn.,MBA

Revolusi Fisik atau periode Perang mempertahankan Kemerdekaan. Periode perang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia adalah sebuah bangsa yang terdiri dari berbagai suku

KAWASAN CAGAR BUDAYA KOTABARU YOGYAKARTA. Theresiana Ani Larasati

IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH

Pertemuan ke-2 GARIS-GARIS BESAR PERKEMBANGAN HUKUM TANAH DI INDONESIA. Dosen : Dr. Suryanti T. Arief SH.,MBA.,MKn

REGULASI KEBIJAKAN PEMERINTAH DALAM PEMBERIAN HAK ATAS TANAH UNTUK PERKEBUNAN

I. PENDAHULUAN. Kehidupan manusia sebagai makhluk sosial dihadapkan kepada masalah sosial

I. PENDAHULUAN. berdomisili di daerah pedesaan dan memiliki mata pencaharian disektor

HASIL PENELITIAN PEMETAAN PARTISIPATIF

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota-kota besar di negara-negara berkembang umumnya mengalami laju

PENDAHULUAN. pangan bagi dirinya sendiri. Kegiatan pertanian tersebut mendorong suatu

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia baik secara materi atau secara spiritual. Bencana sering terjadi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kedatangan imigran-imigran Tionghoa ke pantai timur Sumatra telah menjadi

Warta Kebijakan. Tata Ruang dan Proses Penataan Ruang. Tata Ruang, penataan ruang dan perencanaan tata ruang. Perencanaan Tata Ruang

abad ke-19 kota Tarutung dulunya sudah ramai dikunjungi oleh orang-orang disebut Onan Sitahuru (= pasar barter) di perkampungan Saitnihuta sekarang.

BAB V STRUKTUR AGRARIA DAN STATUS PENGUASAAN LAHAN

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Deli Serdang adalah sebuah Kabupaten di Provinsi Sumatera

8.2. PENDEKATAN MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KONDISI KAWASAN HUTAN PROVINSI SUMATERA UTARA

PENDALAMAN MATERI ISU-ISU LINGKUNGAN HIDUP

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. dan mengacu pada bab pertama serta hasil analisis pada bab empat. Dalam

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMPUNG BARAT NOMOR 08 TAHUN 2000 T E N T A N G PEMBENTUKAN, PENGHAPUSAN DAN ATAU PENGGABUNGAN PEKON

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan sejarah suatu kota maupun negara. Melalui peninggalan sejarah

BAB I PENDAHULUAN. armada pedagang Cina datang mengunjungi pelabuhan Sumatera Timur untuk

Alang-alang dan Manusia

BAB I PENDAHULUAN. maka jumlah buruh pun semakin meningkat. Begitu pula dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. Secara Antropologi Budaya, etnis Jawa adalah orang-orang yang secara turun

BAB 1 KONDISI KAWASAN KAMPUNG HAMDAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Warisan pra kolonial di Tanah Karo sampai sekarang masih dapat dilihat

BAB II GAMBARAN UMUM KANTOR RESOR IMIGRASI POLONIA. Indonesia dan kota terbesar di Pulau Sumatera. Kota Medan pada awalnya merupakan

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II P.T PP LONDON SUMATERA INDONESIA TBK. SEBELUM TAHUN 1964

BAB I PENDAHULUAN. walaupun dalam kenyataannya pada saat ini sedang dilanda krisis yang

STUDI PENGEMBANGAN PECINAN LASEM SEBAGAI KAWASAN WISATA BUDAYA TUGAS AKHIR. Oleh : Indri Wahyu Hastari L2D

BAB 1 PENDAHULUAN. tentunya setiap orang membutuhkan tanah untuk menjalankan roda

BAB I PENDAHULUAN. Perbedaan pada karakteristik desa dapat dilihat dari tipologi desa.

Seorang diri, Sadiman memerdekakan desanya dari kekeringan

VII. PERSEPSI MASYARAKAT KASEPUHAN SINAR RESMI TERHADAP PERLUASAN KAWASAN TAMAN NASIONAL GUNUNG HALIMUN SALAK (TNGHS)

BAB I PENDAHULUAN. pinjam meminjam, sewa menyewa, dan lain sebagainya. Dalam menjalankan. berpegang pada Al-Qur an dan hadis sebagai dasarnya.

BAB I PENDAHULUAN. Deli. Bandar merupakan sebutan dari masyarakat suku Melayu Deli yang

BAB I PENDAHULUAN. menyebar dari Sabang sampai Merauke. Termasuk daerah Sumatera Utara yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang masalah. Suku Karo adalah salah satu suku yang ada di Provinsi Sumatera

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1995:456) konsep diartikan

I. PENDAHULUAN. masyarakatnya bercocok tanam atau berkebun di lahan pertanian untuk memenuhi

IV. KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembukaan tanah perkebunan besar pada masa Hindia Belanda selalu menimbulkan sengketa antara pengusaha dengan rakyat. Hal ini disebabkan karena tanah perkebunan baru berada dalam kawasan tanah yang dikuasai oleh rakyat dengan hak-hak adat. Lahan-lahan tersebut merupakan lahan resmi milik masyarkat pribumi yang mana perusahaan perkebunan belanda berusaha untuk mengambil alih semua lahan-lahan tersebut untuk dimiliki oleh mereka. ketika perusahaan perkebunan memperluas lahan mereka, banyak tanah petani yang diambil atau disewa untuk ditanami dengan tanaman perkebunan. Hal ini tentu saja membuat para petani kehilangan ladang mereka yang kemudian menimbulkan ketegangan sosial di antara masyarakat pribumi dengan perusahaan perkebunan (Onderneming). Menurut Partanda (2006:39): Untuk perkebunan-perkebunan telah ada ditetapkan satu contoh perjanjian pertanian. peraturan semacam untuk perumahan belum ada pada waktu itu, sedangkan telah terjadi peristiwa-peristiwa: a. Tanah-tanah telah dibeli dari penduduk kampung, kadang-kadang dengan seizin sultan, kadang-kadang juga tanpa seizin sultan. b. oleh tuan-tuan kebun ada tanah-tanah diserahkan untuk perumahan, di ambil dari areal yang dikonsensikan sebenarnya untuk keperluan cocok tanam. Namun pada tahun 1918 diadakan pertemuan antara sultan, para penghulu, dan penduduk dengan pejabat kontrolir yang saat itu bernama Wingkelman.Pertemuan ini menghasilkan kesepakatan pemberian batas jarak 9 kaki persegi yang digunakan sebagai lahan cocok tanam penduduk dengan hak penuh terhadap segala macam tanaham di lahan tersebut.akan tetapi pada

akhirnya kesepakatan ini pun menuai konflik sengketa lahan.sebab, jalur lahan yang telah disepakati dimiliki oleh penduduk ternyata diberikan pada kuli kontrak yang berasal dari Cina dan Jawa.Terlebih, para pendatang ini banyak yang menetap di lokasi perkebunan tempat mereka bekerja. Inilah awal dimana warga keturunan Tionghoa mewarnai kehidupan di Pancurbatu hingga hari ini, yang mana sebelumnya pada tahun 1926 kolonial belanda membuat pancur batu menjadi suatu kota yang bernama Arnhemia (pohon gaharu) karena pada masa itu selain adanya pohon tembakau di pancur batu juga banyaknya pohon gaharu. Serangan Belanda dari Pantai Cermin yang mengakibatkan Pancurbatu ikut luluh lantak sehingga memutus jalur transportasi antara Medan Area dengan Tanah Karo. Meski sempat dilakukan serangan balas ke Pancurbatu dan Kabanjahe pada 17 Agustus 1947, namun dua wilayah itu hanya berhasil diduduki selama 5 jam.apalagi perlawanan berat harus dihadapi para gerilyawan dengan peralatan seadanya.ketika tentara Belanda hampir mencapai perbatasan, tidak ada pilihan lain bagi Sai Ing dan para kuli kontrak perkebunan di Tuntungan selain mengungsi. Mereka memilih masuk ke kota Arnhemia karena dianggap lebih aman ketimbang berusaha lari ke arah hutan. Di tempat ini mereka berkumpul dengan para pengungsi lain yang sebagian besar adalah para kuli perkebunan. Hingga hari ini, masih dapat kita temukan beberapa kawasan yang menjadi sentra penduduk keturuanan Tionghoa dan India di Pancurbatu.Orang-orang Cina memilih dua tempat yaitu di Kedai Panjang, dan di Gang Kresek.Kebanyakan dari mereka hingga hari ini memilih pekerjaan sebagai pedagang, dan boleh dikata

bahwa geliat bisnis di Pancurbatu banyak dipengaruhi oleh kehadiaran mereka.sementara orang India memilih area yang lebih dikenal dengan sebutan Kampung Keling yang lokasinya persis di belakang pasar Pancurbatu. Dari latar belakang masalah Diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul: Konflik Ketegangan Sosial antara Masyarakat Pribumi Dengan Perusahaan Perkebunan Di Arnhemia. B. Identifikasi Masalah Dari uraian latar belakang permasalahan diatas, maka penulis dapat mengidentifikasi masalah sebagai berikut: 1.Interaksi sosial sebelum terjadinya konflik ketegangan sosial antara masyarakat pribumi dengan perusahaan perkebunan di Arnhemia 2. Latar belakang terjadinya konflik ketegangan sosial antara masyarakat pribumi dengan perusahaan perkebunan di Arnhemia 3. Proses terjadinya konflik ketegangan sosial antara masyarakat pribumi dengan perusahaan perkebunan di Arnhemia 4. Interaksi sosial setelah terjadinya konflik ketegangan sosial antara masyarakat pribumi dengan perusahaan perkebunan di Arnhemia

C. Rumusan Masalah 1. Bagaimana Interaksi sosial sebelum terjadinya konflik ketegangan sosial antara 2. Bagaimana Latar belakang terjadinya konflik ketegangan sosial antara 3. Bagaimana Proses terjadinya konflik ketegangan sosial antara masyarakat pribumi dengan perusahaan perkebunan di Arnhemia? 4. Bagaimana Interaksi sosial setelah terjadinya konflik ketegangan sosial antara D. Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui interaksi sosial sebelum terjadinya konflik ketegangan sosial antara masyarakat pribumi dengan perusahaan perkebunan di Arnhemia 2. Untuk mengetahui latar belakang terjadinya konflik ketegangan sosial antara masyarakat pribumi dengan perusahaan perkebunan di Arnhemia 3. Untuk mengetahui Proses terjadinya konflik ketegangan sosial antara masyarakat pribumi dengan perusahaan perkebunan di Arnhemia 4. Untuk mengetahui interaksi sosial setelah terjadinya konflik ketegangan sosial antara masyarakat pribumi dengan perusahaan perkebunan di Arnhemia

E. Manfaat Penelitian Diharapkan penelitian ini memberikan manfaat: 1. Untuk menambah pengetahuan penulis tentang konflik yang pernah terjadi antara masyarakat pribumi dengan perusahaan perkebunan Arnhemia yang akan di tuliskan dalam bentuk karya ilmiah yaitu Skripsi. 2. Memberi informasi kepada pembaca khususnya masyarakat sekitar wilayah Arnhemia tentang konflik ketegangan sosial antara masyarakat pribumi dengan perusahaan perkebunan yang pernah terjadi sebelumnya. 3. Sebagai bahan masukan dan sumbangan kepada masyarakat Arnhemia agar mampu menciptakan kerukunan didalam kehidupan bermasyarakat. 4. Sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya