II. TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. berbagai macam kegiatan seperti mandi, mencuci, dan minum. Tingkat. dimana saja karena bersih, praktis, dan aman.

Air mineral SNI 3553:2015

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSATAKA. Prinsipnya jumlah air di alam ini tetap dan mengikuti sebuah alur yang

Air mineral alami SNI 6242:2015

Air demineral SNI 6241:2015

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SNI Lingkup AMDK dalam Permenperin No 78 Th I Nyoman Supriyatna Pusat Perumusan Standar

TARIF LINGKUP AKREDITASI

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan RI No.492/Menkes/Per/IV/2010 dalam

III. METODOLOGI PENELITIAN

Air minum dalam kemasan

BAB 1 PENDAHULUAN. Air merupakan kebutuhan sangat vital bagi mahkluk hidup. Air yang

Jenis pengujian atau sifat-sifat yang diukur

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

LAMPIRAN 1 DAFTAR PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM. - Mg/l Skala NTU - - Skala TCU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV TINJAUAN SUMBER AIR BAKU AIR MINUM

BAB I PENDAHULUAN. disebut molekul. Setiap tetes air yang terkandung di dalamnya bermilyar-milyar

L A M P I R A N DAFTAR BAKU MUTU AIR LIMBAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air adalah senyawa kimia yang terdiri dari dua atom hydrogen (H) dan satu

LIMBAH. Pengertian Baku Mutu Lingkungan Contoh Baku Mutu Pengelompokkan Limbah Berdasarkan: 1. Jenis Senyawa 2. Wujud 3. Sumber 4.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

SNI butir A Air Minum Dalam Kemasan Bau, rasa SNI butir dari 12

Jenis pengujian atau sifat-sifat yang diukur

BAB I PENDAHULUAN. untuk digunakan dalam kehidupan sehari-hari. Manusia menggunakan air untuk

Lampiran 1 Standard Mutu Bahan Baku dan Bahan pembantu

LAMPIRAN A : Bagan Uji Pendugaan, Penegasan dan Sempurna. Di Pipet

Lampiran 1. Kebutuhan air di kampus IPB Dramaga saat libur

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan tubuh serta kelangsungan hidup. Dengan demikian menyediakan air

PERATURAN MENTERI KESEHATAN NOMOR: 429/ MENKES/ PER/ IV/ 2010 TANGGAL: 19 APRIL 2010 PERSYARATAN KUALITAS AIR MINUM

Polusi. Suatu zat dapat disebut polutan apabila: 1. jumlahnya melebihi jumlah normal 2. berada pada waktu yang tidak tepat

II. TINJAUAN PUSTAKA. hujan yang telah dihilangkan zat-zat kimianya, gas beracun, atau kuman-kuman

BAB II KAJIAN PUSTAKA. manusia maupun binatang dan tumbuh-tumbuhan. Oleh karena itu air adalah

TARIF LAYANAN JASA TEKNIS BADAN PENGKAJIAN KEBIJAKAN, IKLIM DAN MUTU INDUSTRI BALAI RISET DAN STANDARDISASI INDUSTRI SAMARINDA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu daerah, maka penyebaran penyakit menular dalam hal ini adalah penyakit perut

BAB I PENDAHULUAN. bertahan hidup tanpa air. Sebanyak 50 80% di dalam tubuh manusia terdiri

BAB 1 PENDAHULUAN. selama hidupnya selalu memerlukan air. Tubuh manusia sebagian besar terdiri dari air.

BAB I PENDAHULUAN. dalam kesehatan dan kesejahteraan manusia (Sumantri, 2010).

Lampiran 1 Hasil analisa laboratorium terhadap konsentrasi zat pada WTH 1-4 jam dengan suplai udara 30 liter/menit

2011, No Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lem

Kepiting (Scylla Serrata) kulit lunak beku Bagian 1: Spesifikasi

BAKU MUTU LIMBAH CAIR UNTUK INDUSTRI PELAPISAN LOGAM

BAB 1 : PENDAHULUAN. oleh makhluk lain misalnya hewan dan tumbuhan. Bagi manusia, air diperlukan untuk

Ikan beku Bagian 1: Spesifikasi

V. GAMBARAN UMUM PT TIRTA ALAM SEMESTA

Lampiran 1. Data Penentuan Panjang Gelombang Maksimum dari Larutan Seri Standar Fe(NH 4 ) 2 ( SO 4 ) 2 6H 2 O 0,8 mg/l

BAB I PENDAHULUAN. dan dapat langsung diminum (Rumondor et al., 2014). Air minum yang. mengurangi daya kerja serta daya produksi (Widarto, 1996).

I. PENDAHULUAN. dari tahun ke tahun. Hal ini dapat dilihat dari jumlah pendatang terutama pelajar. mencapai Rp /galon (Athena, 2004).

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia di dunia ini. Air digunakan untuk memenuhi kebutuhan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kota Gorontalo merupakan salah satu wilayah dari provinsi Gorontalo yang

BAB I PENDAHULUAN. dapat bertahan hidup lebih dari 4 5 hari tanpa minum air. Air juga digunakan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KUESIONER PENELITIAN PELAKSANAAN HYGIENE SANITASI DEPOT AIR MINUM ISI ULANG DI KECAMATAN TANJUNGPINANG BARAT TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. Air tidak pernah lepas dari segala aspek kehidupan manusia, mulai dari hal

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERSYARATAN TEKNIS DEPOT AIR MINUM DAN PERDAGANGANNYA MENTERI PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN,

Oleh: ANA KUSUMAWATI

BAB IV BAHAN AIR UNTUK CAMPURAN BETON

BAB I PENDAHULUAN. Air merupakan sumber daya alam yang menjadi kebutuhan dasar bagi

SNI Standar Nasional Indonesia. Sari buah tomat. Badan Standardisasi Nasional ICS

RENCANA TINDAK LANJUT

Dampak Pencemaran Pantai Dan Laut Terhadap Kesehatan Manusia

TEORI JOHN GORDON CHAPTER: CHEMICAL AGENTS. Oleh: SURATMAN, S.KM, M.Kes Staf Pengajar Kesehatan Masyarakat Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed)

Konsentrasi (mg/l) Titik Sampling 1 (4 April 2007) Sampling 2 (3 Mei 2007) Sampling

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air merupakan unsur yang penting di dalam kehidupan.tidak ada satu pun makhluk

EVALUASI KUALITAS AIR MINUM PADA HIPPAM DAN PDAM DI KOTA BATU

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Masalah Air Limbah Rumah Sakit

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu sumber air baku bagi pengolahan air minum adalah air sungai. Air sungai

Sosis ikan SNI 7755:2013

EFEKTIFITAS DEPURASI UNTUK MENURUNKAN KANDUNGAN LOGAM BERAT Pb dan Cd DALAM DAGING KERANG DARAH (Anadara granossa)

BAB I PENDAHULUAN. serta lapisan kerak bumi (Darmono, 1995). Timbal banyak digunakan dalam

LAMPIARAN : LAMPIRAN 1 ANALISA AIR DRAIN BIOFILTER

BAB I PENDAHULUAN. kesehatannya sendiri, tapi harus dilihat dari segi-segi yang ada pengaruhnya

I. PENDAHULUAN. sebagai kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan dari

ANALISA KEBERADAAN BAKTERI ESCHERICHIA COLI DALAM PRODUK AIR MINUM DARI DEPOT AIR MINUM ISI ULANG ABSTRAK

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. transportasi baik di sungai maupun di laut. Air juga dipergunakan untuk. meningkatkan kualitas hidup manusia (Arya W., 2001).

SNI Standar Nasional Indonesia. Filet kakap beku Bagian 1: Spesifikasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Air sangat diperlukan oleh tubuh manusia seperti halnya udara dan

Es untuk penanganan ikan - Bagian 1: Spesifikasi

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia mempunyai visi yang sangat ideal, yakni masyarakat Indonesia

BAB II KAJIAN PUSTAKA. bersih dan sehat tanpa persediaan air yang cukup, mustahil akan tercapai. Kondisi

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKABUMI NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG RETRIBUSI PEMAKAIAN KEKAYAAN DAERAH BERUPA LABORATORIUM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Air merupakan suatu sarana utama untuk meningkatkan derajat kesehatan

Pujianto, SE DINAS PERINKOP DAN UMKM KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015

TINJAUAN TERHADAP PROSES PENGOLAHAN dan KUALITAS AIR MINUM DI PT. AGRONESIA KOTA BANDUNG TAHUN 2014

Minuman sari buah SNI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MATERI DAN METODE. Materi

BAB I PENDAHULUAN. sehingga tidak akan ada kehidupan seandainya di bumi tidak ada air. Ada tiga

BAB IV TINJAUAN AIR BAKU

BAB I PENDAHULUAN. Air adalah sebutan untuk senyawa yang memiliki rumus kimia H 2 O. Air. Conference on Water and the Environment)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdapat di bumi dan sangat penting bagi kehidupan. Suatu molekul air terdiri atas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2 1. Kesehatan Lingkungan adalah upaya pencegahan penyakit dan/atau gangguan kesehatan dari faktor risiko lingkungan untuk mewujudkan kualitas lingkun

Transkripsi:

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Air Minum Air minum adalah semua air yang bersifat alami maupun yang telah mengalami proses tertentu, misalnya desalinasi pada air laut, yang memenuhi standar mutu air minum yang telah ditetapkan. Ada beberapa jenis air minum dan standar air minum yang dapat dijadikan acuan dalam menetapkan mutu air minum. Jenis air minum dan standar mutu air minum dalam kemasan antara lain : 1. Air Mineral Alami (Natural Mineral Water) Produk impor (produk luar negeri yang masuk ke Indonesia) menggunakan aturan Codex Alimentarius Commision (CAC) tahun 1996, yaitu Air Mineral Alami. Definisi air mineral alami adalah air yang dengan jelas dapat dibedakan dari air minum biasa karena kandungan garamgaram mineralnya (trace elements) lebih tinggi, karena diperoleh secara langsung dari alam. Contoh air mineral yang ada di pasar adalah air mineral dengan merek Equil dan Evien. Harga jual produk air mineral alami tergolong mahal antara Rp.15.000, Rp.20.000, untuk volume 357 ml, 500 ml dan 1500 ml. Air mineral alami berpengaruh baik terhadap kesehatan, seperti mengurangi iritasi ginjal, fungsi normal empedu dan mencegah katarak. Kandungan mineral dan mutu mikrobiologik air mineral alami dalam kemasan hendaknya memenuhi standar pada Lampiran 1. 2. Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) Dalam SNI 0135531996 (Dewan Standardisasi Nasional DSN), AMDK didefinisikan sebagai air yang telah diproses, dikemas dan aman diminum. Contoh AMDK yang ada di pasar adalah merek Aqua, Prima, 2 Tang, Ades dan masih banyak merekmerek lainnya. Harga jual produk AMDK antara Rp. 3.000, Rp. 4000, untuk volume 1500 ml, untuk 600 ml harganya Rp. 1500, Rp.2.000,, sedangkan volume 200 ml dengan harga Rp.500, Rp.1.000,. Untuk volume 19 liter kemasan galon harganya Rp.9000, Rp.10.000,. Kandungan mineral dan mutu mikrobiologi air minum dalam kemasan hendaknya memenuhi standar 6

pada Tabel 2. Tabel 2 Persyaratan AMDK berdasarkan SNI 0135531996 (DSN, 1996) No. Kriteria Uji Satuan Persyaratan 1. Keadaan : Bau Rasa Warna unitptco tidak berbau normal maks. 5 2. ph 6,5 8,5 3 Kekeruhan NTU maks. 5 4 Kesadahan sbg CaC0 3 mg/1 maks.150 5 Zat yang terlarut mg/1 maks. 500 6 Zat organik (angka KMn0 4 ) mg/1 maks. 1,0 7 Nitrat dihitung sbg (N0 3 ) mg/1 maks. 45 8 Nitrit dihitung sbg (N0 2 ) mg/1 maks. 0,005 9 Amonium (NH 4 ) mg/1 maks. 0,15 10 Sulfat (S04) mg/1 maks. 200 11 Klorida (Cl) mg/1 maks. 250 12 Flourida (F) mg/1 maks. 1 13 Sianida (CN) mg/1 maks. 0,05 14. Besi (Fe) mg/1 maks. 0,3 15. Mangan (Mn) mg/1 maks. 0,05 16. Klor bebas mg/1 maks. 0,1 17. 17.1 17.2 17.3 17.4 Cemaran logam : Timbal (Pb) Tembaga (Cu) Kadmium (Cd) Raksa (Hg) mg/1 mg/1 mg/1 mg/1 maks. 0,05 maks. 0,5 maks. 0,005 maks. 0,001 18. Cemaran Arsen (As) mg/1 maks. 0,05 19. 19.1 19.2 19.3 19.4 19.5 19.6 Keterangan : *) di pabrik **) di pasar Cemaran mikroba : Angka lempeng total awal*) Angka lempeng total akhir**) Bakteri bentuk coli Jamur C.perfringens Salmonella 3. Air Minum Isi Ulang (AMIU) koloni/ml koloni/ml APM/100 ml 1,0 x 10 2 maks. 1,0 x 10 5 < 2 0 (nol ) negatif/100 ml negatif/100 ml Persyaratan air minum isi ulang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan RI No.907/Menkes/SK/VII/2002 dapat dilihat pada Lampiran 2. Harga air minum isi ulang per wadah galon sekitar Rp.3.000, 7

Rp.4.000,.. Kemungkinan pencemaran dapat terjadi secara umum bila ada gangguan dalam daur materi, yaitu apabila laju produksi suatu zat melebihi laju pembuangan atau penggunaan zat cemaran. Contohnya adalah limbah rumah tangga, industri dan angkutan (Widyapura,1990). Masalah pencemaran yang sering dihadapi dalam pengelola air minum isi ulang adalah sumber air (bahan baku), proses pengolahan air, wadah galon, dan pengisian (filling). a. Sumber air Sumber utama semua air adalah daur hidrologi (Soebandi 1990). Air hujan yang jatuh ke bumi akan mengalami proses sebagai berikut: (a) Sebagian akan langsung menguap (b) Sebagian mengalir di atas permukaan tanah melalui alur alur kecil dan terus ke alur alur besar kemudian masuk ke dalam sungai yang akhirnya menuju ke laut. (c) Sebagian meresap ke dalam bumi, setelah itu muncul kembali sebagai air tanah, mata air, air sungai dan air danau yang akhirnya juga bermuara ke laut. Pencemaran air dapat terjadi melalui daur hidrologi, misalnya oleh kotoran manusia, pupuk pertanian, hasil buangan industri (Trichloroethylene), (Spinrath, 1995). b. Proses pengolahan air Masalah pencemaran dapat pula terjadi pada proses pengolahan air (Hall dan Overby, 1997) misalnya; (a) Karyawan tidak menjaga sanitasi dan higiene pada waktu bekerja di ruang pengisian seperti tidak menggunakan pakaian kerja, tutup kepala dan sepatu yang sesuai, tidak mencuci tangan, merokok, meludah atau makan. (b) Alatalat proses pengolahan yang digunakan tidak dipelihara sanitasi dan kebersihannya. 8

(c) Bahan pelumas yang digunakan sebagai sekat pengaman berbentuk lingkar pada alat produksi dapat bersifat toksik. (d) Pipapipa yang digunakan untuk mengalirkan air tidak dipelihara sanitasi dan kebersihanya. (e) Bahan desinfektan digunakan dalam perlakuan ozonisasi yang tidak mencukupi (standar yang digunakan 0,1 ppm) atau penggunaan dari ultra violet tidak sesuai dengan standar, sehingga dapat menimbulkan bakteri dan jamur pada air minum. (f) Pengisian (filling). Pengisian air ke dalam kemasan botol plastik ataupun botol kaca dan penutupan harus dilakukan di tempat khusus yaitu di tempat pengisian. Desain dan konstruksi depo harus sesuai dengan Pedoman Cara Produksi yang Baik Depo Air Minum. B. Mutu Air Minum 1. Kriteria Mutu terbagi dalam tiga kelompok (KepMenKes 2002) antara lain : (a) Fisik Parameter fisik air minum isi ulang ditentukan oleh warna dan kekeruhan. (b) Kimia Parameter kimia air minum isi ulang ditentukan oleh : ph dan logam berat (Pb, Hg, Cu, Cd, As) (a) Derajat keasaman (ph) Derajat keasaman (ph) adalah yang digunakan untuk menyatakan intensitas keadaan asam atau basa suatu larutan. Nilai ph juga merupakan suatu cara untuk menyatakan konsentrasi ion H +. Air murni mempunyai ph sebesar 7.0 yang menunjukkan keadaan netral absolut. Nilainilai yang lebih kecil dari 7.0 menunjukkan air dalam keadaan asam, sedangkan bila lebih dari 7.0 menunjukkan keadaan basa. Sebagian besar air memiliki ph sekitar 6,09,0. Menurut persyaratan kualitas air minum (2002) ph normal air minum adalah 6,5 8,5. 9

(b) Timbal (Pb) Logam timbal (Pb) bersifat tidak larut dalam air tetapi larut dalam asam nitrit dan nitrat. Timbal biasa digunakan dalam pipapipa, campuran logam, pabrik cat, baterai, pabrik "tetra etyl lead" untuk campuran bensin. Logam Pb ini tidak diperlukan oleh manusia maupun binatang. Keracunan Pb bersifat akumulatif dalam jaringan tubuh manusia dan meracuni jaringan syaraf. Pada anakanak, keracunan tersebut dapat menyebabkan kerusakan jaringan syaraf otak, anemia dan kelumpuhan (McKee dan Wolf, 1963). Oleh karena itu dalam persyaratan kualitas air minum (2002) kandungan Pb maksimum yang diperbolehkan dalam air minum adalah 0,01mg/L. (c) Air Raksa (Hg) Ion merkuri dan metal merkuri dalam air merupakan unsur yang paling beracun terhadap organisme hidup. Dampak keracunan adalah kerusakan saraf, paralysis, kebutaan, keterbelakangan mental pada bayi (Hutagalung, 1982). Menurut persyaratan kualitas air minum (2002) kadar merkuri (Hg) maksimum yang diperbolehkan dalam air minum adalah 0,001 mg/l. (d) Kadmium (Cd) Merupakan unsur logam berat yang paling beracun setelah unsur merkuri (Hutagalung, 1982). Menurut persyaratan kualitas air minum (2002) kadar cadmium (Cd) maksimum yang diperbolehkan dalam air minum adalah 0,003 mg/l. (e) Tembaga (Cu) Tembaga terdapat dalam air atau air minum karena pencemaran dari limbah pertambangan tembaga, insektisida, industri alatalat listrik. Tembaga bersamasama dengan besi dibutuhkan oleh tubuh untuk pembentukan selsel darah merah. Tembaga yang dibutuhkan dalam tubuh anakanak 2 mg/hari sedangkan orang dewasa 3 mg/hari (Mckee dan Wolf, 1963). Keracunan tembaga pada manusia tidak bersifat akumulatif 10

seperti Pb dan Hg, misalnya 60100 mg debu tembaga masuk melalui mulut dapat menyebabakan gastroenteritis, mabuk dan iritasi. Menurut persyaratan kualitas air minum (2002), kadar tembaga maksimum yang diperbolehkan dalam air minum adalah 0,5 mg/l. (f) Arsenik (As) Unsur arsen merupakan unsur yang berasal dari limbah industri pembakaran bahan bakar fosil,pertambangan dan logam campuran serta pestisida (Bento, 1982). Dampak keracunan dari arsen : kelainan ginjal dan gangguan mental (Soeryani, 1983). Menurut persyaratan kualitas air minum (2002) kadar arsen (As) maksimum yang diperbolehkan dalam air minum adalah 0,01 mg/l. (c) Mikrobiologi Parameter mikroorganisme berupa bakteri yang terdapat di dalam air berasal dari berbagai sumber seperti udara, tanah, sampah, lumpur, tanaman hidup atau mati, hewan hidup atau mati (bangkai), kotoran manusia atau hewan, kulit manusia, dan di dalam sistem pencernaan manusia. Bakteri patogen dalam air umumnya berasal dari pencemaran lingkungan, seperti industri dan kotoran manusia. Menurut Soedibyo (1982) pada kedalaman lebih dari 3 meter ternyata berbagai bakteri, seperti bakteri saprofilik tidak dapat hidup, sehingga air bebas dari cemaran bakteri. Analisa mikrobiologi bakteri patogen untuk air minum yang paling umum digunakan sebagai petunjuk adanya polusi air dari kotoran manusia adalah Escherichia coli dan kelompok koliform lainnya (Faecal streptococci dan Clostridium perfingens (Buckle. 1985). Standar mikrobiologi yang ditetapkan oleh Persyaratan Kualitas Air Minum (2002) untuk bentuk koli dan E.coli adalah nol (0) per 100 ml, sedangkan batas maksimal total bakteri Coliform di dalam air minum adalah nol (0) per 100 ml. 11

2. Pengawasan Mutu Persyaratan mutu untuk air minum isi ulang ditetapkan melalui Persyaratan Air Minum No.907/MenKes/SK/VII/2002 (Lampiran 2). Agar produk air minum menghasilkan mutu yang baik maka diperlukan pengawasan mutu. Pengawasan mutu meliputi pengawasan bahan baku (sumber air), proses pengolahan air, pencucian dan penggunaan kemasan wadah, pengisian serta penutupan. Pengawasan mutu dilakukan oleh Suku Dinas Kesehatan Masyarakat Kotamadya. a. Bahan Baku Bahan baku (sumber airnya) harus memenuhi persyaratan mutu. Pengawasan mutu hendaknya dilakukan melalui uji organoleptik (bau, rasa, dan warna), pemeriksaan fisik (kekeruhan, jumlah zat padat terlarut), pemeriksaan kimia (ph, kadar Fe, Mn, nitrat dan nitrit), dan pemeriksaan mikrobiologi (total bakteri Coliform, Erchecia coli). b. Proses Pengolahan Air Pengawasan mutu untuk proses pengolahan air (Hall dan Overby, 1997) meliputi : (a) Petugas produksi sebelum masuk ruang produksi harus menjaga (b) sanitasi dan higiene seperti mencuci tangan dengan memakai desinfektan sabun. (c) Memakai perlengkapan kerja (pakaian, sepatu, penutup kepala, sarung tangan, penutup mulut dan hidung atau apron). (c) Peralatan produksi yang digunakan harus dipelihara sanitasi dan kebersihannya. (d) Bahan pelumas yang digunakan untuk sekat pengaman berbentuk lingkar pada alat produksi tidak bersifat toksik. (e) Pipapipa yang digunakan untuk mengalirkan air harus dipelihara sanitasi dan kebersihanya. (f) Bahan desinfektan digunakan dalam perlakuan ozonisasi yang tidak mencukupi (standar yang digunakan 0,1 ppm) atau penggunaan dari ultra violet tidak sesuai dengan standar, sehingga 12

dapat menimbulkan bakteri dan jamur pada air minum. (g) Pengisian (filling) Pengisian air ke dalam kemasan botol plastik ataupun botol kaca dan penutupan harus dilakukan di tempat khusus yaitu di tempat pengisian. Desain dan konstruksi depot harus sesuai dengan Pedoman Cara Produksi yang Baik Depo Air Minum. c. Pengawasan Produk Akhir Mutu produk akhir Air Minum Isi Ulang selama proses produksi hendaknya terus dipantau. Pemeriksaan mutu produk akhir dilakukan terhadap uji kadar ozon, pengujian mikrobiologi (total bakteri Coliform, E.coli) setiap hari, pemeriksaan uji organoleptik (bau, padatan terlarut), dan pemeriksaan kimia (ph). Jika diketemukan penyimpangan maka air minum isi ulang tidak boleh diedarkan dan pengelola DAM harus segera mengambil tindakan koreksi yang diperlukan. Hasil pengawasan mutu produk akhir dari pengelola dilaporkan secara tertulis (berupa hasil laporan laboratorium) dan dikirimkan kepada Dinas Kesehatan Kotamadya setempat secara rutin minimal setiap 3 (tiga) bulan sekali. d. Pengemasan dan Cara Pencucian Galon Kemasan adalah barang yang dipakai untuk mewadahi atau membungkus pangan yang berhubungan langsung dengan isinya, termasuk penutupnya. Bahan kemasan air minum pakai ulang harus memenuhi criteria sebagai berikut: (a) memenuhi syarat tara pangan (food grade), (b) tidak bereaksi terhadap bahan pencuci dan desinfektan, (c) tahan suhu minimal 60 0 C, dengan waktu kontak minimal 15 detik ketentuan yang dikeluarkan oleh Deperindag, seperti (No.705/MPP/KEP/11/2003) dapat dilihat pada Lampiran 3. Pencucian wadah dan tutup kemasan hendaknya dilakukan dengan menggunakan air yang telah dicampur dengan larutan NaOH 3 %, kemudian dipanaskan pada suhu 60 85 o C. Pembilasan hendaknya menggunakan air bersih panas dengan suhu 95 98 o C. 13

C. Proses Pengolahan Air Minum Isi Ulang Menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan RI (2004) proses pengolahan air minum isi ulang di depo air minum (DAM) adalah sebagai berikut : (a) Air baku diambil dari sumbernya dengan menggunakan tangki mobil. (b) Air kemudian dipompa melalui selang ke dalam tangki penampung 1 dan penampung 2. (c) Pengisian air minum kedalam wadah. Material tabungtabung filter yang digunakan tidak bereaksi dengan air dan harus dimiliki oleh DAM adalah sand filter atau carbon filter, cartridge filter dengan ukuran 110 mikron, hollow fibre filtration membrane (bahan penyaring yang dianyam dibuat dari bahan baja tidak berkarat atau plastik dan keramik) dengan poripori 0,01 mikron. (d) Wadah yang dibawa oleh konsumen untuk di sanitasi dengan melakukan pembilasan/pencucian pada ruang pencucian wadah dengan menggunakan air yang telah mengalami proses treatmen (e) Sterilisasi air dengan menggunakan Lampu ultra violet (panjang gelombang 254 nm) (f) Pengisian wadah dilakukan pada tempat pengisian yang higienis (g) Penutupan wadah dapat dilakukan dengan tutup yang telah disediakan di DAM. Penjelasan lebih rinci air minum isi ulang dapat dilihat pada Lampiran 4. Permasalahan pada titik kritis yang sering dihadapi dalam pengelola air minum isi ulang adalah sumber air (bahan baku), proses pengolahan air, sanitasi dan higienis tempat, karyawan, serta wadah galon. 14