BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. usahanya. Aset itu dibagi menjadi dua yaitu: aset lancar dan aset tetap. Aset tetap

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan dalam melakukan kegunaan operasionalnya tidak akan

Aktiva tetap yang ada di perusahaan haruslah benar-benar diperhatikan karena itu bila

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan operasional sebuah perusahaan banyak faktor yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merupakan aspek penting dalam pembangunan bangsa. sendiri, seperti peraturan-peraturan perpajakan yang sering kali berubah-ubah,

BAB 1 PENDAHULUAN. metode-metode penyusutan antara lain: Metode garis lurus (straight line method),

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan dalam negeri sangatlah penting serta mempunyai kedudukan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. Bagi perusahaan, pajak merupakan beban yang akan mengurangi laba

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi perkembangan usaha yang semakin maju, sebuah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan membahas penerapan perencanaan pajak terhadap

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Agar tujuan perusahaan dapat tercapai, maka semua faktor-faktor

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang No. 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan. Umum dann Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah dengan

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari penggunaan yang satu dengan yang lainnya. Proporsi penggunaan

ANALISIS PENERAPAN METODE PENYUSUTAN AKTIVA TETAP DAN KETERKAITANNYA TERHADAP LAPORAN KEUANGAN PG. TOELANGAN SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. jangka panjang, artinya perusahaan harus terus mempertahankan kelangsungan operasinya melalui

BAB I PENDAHULUAN. menanamkan dananya pada suatu perusahaan. Apabila perusahaan setiap tahun

BAB VII PENYUSUTAN A. PENGERTIAN

BAB 5 Aktiva Tetap Berwujud (Tangible - Assets)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan informasi keuangan yang relevan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dengan pihak lain yang berkepentingan dengan perusahaan. Melalui proses

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN SAK ETAP DAN SAK IFRS ATAS PEROLEHAN ASET TETAP DAN KAITANNYA DENGAN ASPEK PERPAJAKAN.

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 4 ayat (4) Undang undang No. 6 Tahun 1983 tentang ketentuan

BAB II LANDASAN TEORI

AKTIVA TETAP (FIXED ASSET)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN. perusahaan perlu mendapat perhatian khusus dalam penetapan kebijakan baik

BAB II LANDASAN TEORITIS

Pengertian aset tetap (fixed asset) menurut Reeve (2012:2) adalah :

BAB I PENDAHULUAN. Sewa guna usaha (leasing) adalah suatu kontrak antara lessor (pemilik barang

BAB II KAJIAN TEORITIS. Terdapat beberapa definisi mengenai analisis, yaitu:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Oleh: TRI BAGUS BUDI SANTOSO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. negeri. Penerimaan yang diperoleh dapat berasal dari sektor minyak bumi, gas

BAB III METODE PENELITIAN. dan kemudian menguraikannya secara keseluruhan. Data yang digunakan

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN. semakin kompleksnya pengelolaan badan usaha atau perusahaan, hal ini. menuntut adanya kemampuan untuk mengalokasikan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang dan telah melaksanakan

BAB II LANDASAN TEORI. Akuntansi yang mengatur tentang aset tetap. Aset tetap adalah aset berwujud yang

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Salah satu bentuk investasi tersebut adalah aktiva tetap yang digunakan dalam kegiatan normal usaha yaitu aktiva yang menpunyai umur ekonomis lebih da

BAB I PENDAHULUAN. penting karena merupakan komponen yang terbesar dan sumber dana dalam

: Aset tetap disajikan berdasarkan biaya perolehan aset tetap tersebut dikurangi akumulasi penyusutan.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan tentang dampak metode

Penerapan Metode Penyusutan Aktiva Tetap Berwujud Ditinjau Dari Sudut Pandang Akuntansi dan Perpajakan Pada PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Penyusutan. r = PENYUSUTAN 1. 1 PENDAHULUAN 1. 2 METODE RATA-RATA Metode Garis Lurus (Straight-Line Method)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang didirikan harus memiliki suatu tujuan agar dapat membuat perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaannya diatur dalam undang-undang dan peraturan-peraturan. untuk tujuan kesejahteraan bangsa dan negara.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan. menghasilkan, ada beberapa defenisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (konsumen). Untuk tujuan ini manajemen sebagai pihak yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORITIS. Aset tetap termasuk bagian yang sangat signifikan dalam perusahaan. Jika

DEPRESIASI DAN AMORTISASI FISKAL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ekonomi Sesi JURNAL PENYESUAIAN PERUSAHAAN DAGANG A. PENGERTIAN DAN FUNGSI JURNAL PENYESUAIAN B. AKUN YANG PERLU DISESUAIKAN a.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan, tentang entitas (kesatuan)

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yaitu untuk meningkatkan pertumbuhan yang terus-menerus dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. : Pajak Penghasilan, Laporan Keuangan Komersial, Laporan Keuangan Fiskal, Rekonsiliasi Fiskal.

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara harus menjalankan pemerintahan dan pembangunan

Oleh Iwan Sidharta, MM.

BAB I PENDAHULUAN. pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang (yang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. entitas pada tanggal tertentu. Halim (2010:3) memberikan pengertian bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Yayasan Dana Pensiun PT. Merpati Nusantara Airlines. Yayasan tersebut

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. unsur keuangan negara antara lain kekayaan negara/kekayaan daerah berupa uang, surat

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan tentu pada dasarnya selalu berusaha untuk mencapai. tujuan didirikannya perusahaan tersebut. Untuk menunjang agar

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

AKTIVA TETAP & PENYUSUTAN

BAB 1 PENDAHULUAN. itu dibutuhkan suatu penyusunan rekonsiliasi laporan keuangan fiskal.

BAB I PENDAHULUAN. Biasanya di samping mencari laba, tujuan perusahaan mencakup pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Menurut PSAK 46 mengenai akuntansi perpajakan menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Sumber penerimaan negara salah satunya dari sektor pajak. Pajak yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kebutuhan transportasi pada masa sekarang ini merupakan kebutuhan yang

LINGKUNGAN BISNIS : PERPAJAKAN DAN KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. terutang dan yang telah dibayar sebagai mana telah ditentukan dalam

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Penerimaan pajak merupakan sumber pendapatan yang cukup besar yang penting bagi negara untuk menjalankan pembangunan negaranya. Karena itu pemungutan pajak diatur dalam peraturan dan undang-undang yang berlaku di negara tersebut. Dalam upaya meningkatkan penerimaan pajak, pemerintah melakukan beberapa langkah diantaranya dengan memperluas objek pajak, memberlakukan kebijakan tarif baru, dan meningkatkan pelayanan administrasi pajak. Penerimaan dari sektor pajak diharapkan akan meningkat jika hal tersebut diatas diterapkan secara konsisten. Pajak penghasilan merupakan salah satu pajak yang langsung dipungut oleh pemerintah pusat dari wajib pajak. Sistem pemungutan pajak yang diterapkan di Indonesia adalah sistem Self Assessment, artinya wajib pajak menghitung, membayar, dan melaporkan jumlah pajak yang terutangnya sendiri menurut undang-undang pada suatu masa pajak, bagian tahun pajak atau suatu tahun pajak. Hal ini berarti bahwa wajib pajak bertanggung jawab atas kewajiban pajak menurut peraturan undang-undang mulai dari saat pendaftaran diri sebagai wajib pajak untuk memperoleh Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), menghitung, menyetorkan pajak yang terhutang dan melaporkan ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP). Tujuan dari perusahaan, apapun jenis perusahaan tersebut, pada umumnya adalah untuk mendapatkan laba yang semaksimal mungkin atas investasi yang telah ditanamkan dalam perusahaan. Salah satu bentuk dari investasi tersebut adalah berupa aktiva tetap (mesin, kendaraan, bangunan, dan lain-lain). Aktiva tetap adalah aktiva yang digunakan dalam proses produksi, memiliki masa manfaat yang relatif lama, dan bukan untuk dijual. Bersamaan dengan waktu, semua aktiva tetap kecuali tanah akan kehilangan kemampuannya memberikan jasa. Dengan demikian, harga perolehan aktiva seperti ini harus dipindahkan ke 1

2 perkiraan beban secara teratur selama masa manfaatnya yang diharapkan. Penurunan manfaat secara periodik ini disebut penyusutan. Beban penyusutan yang besar akan memperbesar nilai Harga Pokok Penjualan (HPP) dan memperkecil nilai laba perusahaan. Besarnya beban penyusutan aktiva tetap yang dibebankan akan mempengaruhi laporan laba rugi melalui perkiraan beban penyusutan dan mempengaruhi neraca melalui perkiraan akumulasi penyusutan. Oleh karena itu, akuntansi penyusutan menjadi hal yang cukup penting. Melalui akuntansi penyusutan, perusahaan mengalokasikan sebagian biaya perolehan atas aktiva tetap yang dimiliki perusahaan menjadi beban dalam periode akuntansi yang bersangkutan sehingga dapat ditentukan besarnya laba perusahaan tersebut. Dalam menghitung besarnya penyusutan yang dibebankan dalam suatu periode akuntansi, kita dapat menggunakan metode-metode penyusutan berdasarkan ketentuan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) yang berlaku umum secara konsisten sehingga laporan keuangan yang disajikan adalah wajar. Untuk memenuhi kebutuhan penerapan akuntansi penyusutan ini, Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah mengeluarkan standar akuntansi khusus untuk akuntansi penyusutan sebagai pedoman yang harus diikuti berkaitan dengan akuntansi penyusutan perusahaan. Namun, terdapat perbedaan antara peraturan perpajakan dengan Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dalam hal penyusutan. Hal ini menyebabkan Penghasilan Kena Pajak (PKP) yang dihitung untuk tujuan perpajakan akan berbeda dengan perhitungan penghasilan untuk tujuan pelaporan keuangan. Perbedaan ini akan menimbulkan koreksi atas laba usaha yang mengikuti Standar Akuntansi Keuangan (SAK) untuk memperoleh laba fiskal yang menjadi dasar perhitungan pajak. Berdasarkan hal-hal yang telah dikemukakan diatas penulis berpendapat bahwa dalam meningkatkan kemajuan perusahaan serta menghasilkan informasi yang tepat dan dapat diandalkan, setiap perusahaan perlu mengalokasikan setiap beban penyusutan yang terjadi dengan sebaik mungkin yaitu melalui penerapan metode-metode penyusutan yang tepat secara konsisten. Penulis ingin mengetahui tentang pengaruh penggunaan metode penyusutan terhadap pajak penghasilan

3 perusahaan. Hal itulah yang melatarbelakangi penulis sehingga memutuskan untuk memilih pokok pembahasan dengan judul : Analisis Perbandingan Hasil Penyusutan Aktiva Tetap berdasarkan Metode Garis Lurus (Straight Line Method) dengan Metode Saldo Menurun Ganda (Double Declining-Balance Method) dan Pengaruhnya terhadap Pajak Penghasilan. 1.2 Identifikasi Masalah Dari uraian pada latar belakang penelitian, penulis dapat mengidentifikasi masalah yaitu bagaimana pengaruh serta perbandingan antara metode penyusutan yang diterapkan perusahaan serta metode penyusutan lain yang diperkenankan Undang-undang Perpajakan terhadap Pajak Penghasilan perusahaan tersebut? 1.3 Tujuan Penelitiaan Untuk mengetahui bagaimana pengaruh serta perbandingan antara metode penyusutan yang diterapkan perusahaan serta metode penyusutan lain yang diperkenankan Undang-undang Perpajakan terhadap Pajak Penghasilan perusahaan. 1.4 Kegunaan Penelitian 1. Bagi Penulis Untuk menambah pengetahuan mengenai metode penyusutan mesin yang diterapkan pada suatu perusahaan dan membandingkannya dengan teori yang diperoleh selama masa perkuliahan, mengetahui perbedaan penggunaan metode penyusutan,serta untuk memenuhi dan melengkapi salah satu syarat dalam menempuh Ujian Sarjana Ekonomi Program Studi Akuntansi pada Fakultas Ekonomi Universitas Widyatama. 2. Bagi Perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna sebagai bahan masukan perusahaan yang bermanfaat dalam menilai kekurangan yang mungkin dapat ditemukan penulis selama penelitian.

4 3. Pihak Lain Agar dapat menjadi bahan informasi dalam dunia pendidikan, khususnya bidang akuntansi serta sebagai bahan kepustakaan atau sebagai sumber pengetahuan. 1.5 Kerangka Pemikiran Dari segi ekonomi, pajak merupakan pemindahan sumber daya dari sektor privat (perusahaan) ke sektor publik. Pemindahan sumber daya tersebut akan mempengaruhi daya beli atau kemampuan belanja sektor privat. Jadi bagi perusahaan, pajak yang dikenakan terhadap penghasilan yang diterima atau diperoleh dapat dianggap sebagai biaya atau beban, sehingga perusahaan akan berusaha meminimalkan beban tersebut. Agar perusahaan yang merupakan subjek pajak tidak diberatkan oleh pajak yang terhutang, maka perlu dilakukan beberapa usaha yang dapat meringankan beban pajak tersebut. Salah satu usaha yang dapat dilakukannya adalah dengan menggunakan akuntansi penyusutan terhadap aktiva tetap berwujud yang sesuai peraturan perpajakan. Karena biaya penyusutan sifatnya mengurangi pendapatan, Penghasilan Kena Pajak (PKP) pun akan berkurang, dan akhirnya mengurangi pajak yang terhutang. Tetapi, penggunaan akuntansi penyusutan tentunya mempunyai tata cara serta aturan sendiri dalam pelaksanaannya. Ada beberapa metode penyusutan yang dapat diterapkan perusahaan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan, yaitu: 1. Berdasarkan kriteria waktu a. Metode Garis Lurus (Straight Line Method) b. Metode Pembebanan Menurun - Metode Jumlah Angka Tahun (Sum of The Year Digit Method) - Metode Saldo Menurun Ganda (Double Declining BalanceMethod) 2. Berdasarkan Kriteria Penggunaan

5 a. Metode Jam Jasa (Service Hour Method) b. Metode Jumlah Unit Produksi (Productive Output Method) 3. Berdasarkan Kriteria lainnya a. Metode berdasarkan jenis dan kelompok (Group and composite Method) b. Metode Anuitas (Annuity Method) c. Metode Persediaan (Inventory System) Setiap metode penyusutan aktiva tetap akan menghasilkan beban penyusutan aktiva tetap yang berbeda pula. Dalam metode garis lurus, besarnya beban penyusutan untuk setiap tahun selama umur ekonomis adalah sama besar. Sedangkan metode saldo menurun ganda akan menghasilkan beban penyusutan yang semakin mengecil dari tahun ke tahun. Dalam metode saldo menurun ganda, beban penyusutan pada tahun-tahun awal lebih besar dan terus menurun dari tahun ke tahun, karena asumsi bahwa aktiva baru berada dalam kondisi paling baik sehingga dapat menghasilkan pendapatan yang lebih besar, metode garis lurus juga akan menghasilkan perhitungan beban penyusutan yang lebih besar pada tahun-tahun awal dan terus menurun pada tahun berikutnya, tetapi hasil perhitungannya akan berbeda dengan metode saldo menurun ganda. Metode unit produksi menghubungkan nilai perolehan aktiva tetap langsung pada penggunaannya sehingga dikatakan sebagai metode terbaik yang mempertemukan biaya dengan pendapatan. Penggunaan metode ini akan menghasilkan biaya penyusutan yang seimbang dengan besarnya aktivitas setiap tahun. Kadang-kadang suatu perusahaan harus menerapkan metode penyusutan khusus karena keunikan sifat akun yang dimilikinya atau karena adanya peraturan-peraturan industri tertentu yang mengharuskan perusahaan menerapkan metode tersebut. Dari beberapa metode penyusutan diatas, hanya ada 2 (dua) metode saja yang dianut oleh ketentuan Perundang-undangan Perpajakan sebagaimana telah diatur dalam pasal 11 Undang-undang No.7 tahun 1983 tentang Pajak Penghasilan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang No.17 tahun 2000 yaitu : 1. Metode garis lurus dan metode saldo menurun ganda untuk aktiva tetap berwujud bukan bangunan

6 2. Metode garis lurus untuk aktiva tetap berwujud berupa bangunan, baik bangunan permanen dan tidak permanen. Namun dari kedua metode tersebut harus dicari metode mana yang paling menguntungkan. Hal ini dikarenakan kedua metode tersebut memiliki karakteristik sendiri dimana keduanya dapat memberikan keuntungan dan kerugian tersendiri. Pemilihan metode ini tergantung pada karakteristik perusahaan yang bersangkutan. Seberapa besar perbedaan kedua metode tersebut juga diteliti dengan membandingkan keduanya. Dari penelitian dan perbandingan tersebut, maka dapat diketahui metode manakah yang paling menguntungkan bagi suatu perusahaan. Metode-metode penyusutan ini memang pada akhirnya akan memberikan beban penyusutan yang hampir sama, ini terlihat pada nilai akumulasi penyusutan dari aktiva yang disusutkan. Walau pada akhir masa manfaat aktiva tetap akan memberikan nilai akumulasi penyusutan yang hampir sama, tetapi beban penyusutan tiap periode dari setiap metode penyusutan akan berbeda. Perbedaan biaya yang cukup material dapat menciptakan adanya alokasi biaya yang berbeda antara satu metode dengan metode lainnya. Pengalokasian biaya yang baik dan tepat dapat memberikan kontribusi yang berarti dalam perhitungan laba rugi perusahaan yang menerapkannya. Biaya penyusutan yang telah dihitung dengan menggunakan salah satu metode diatas akan dimasukkan dalam perhitungan laba rugi perusahaan dan dapat dilihat bahwa penggunaan metode penyusutan yang berbeda akan menghasilkan perhitungan pajak yang berbeda pula. Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Niken Wijayanurti, yang berjudul Evaluasi Penerapan Metode Depresiasi Aktiva Tetap Berwujud dan Pengaruhnya terhadap Laba, yang menyimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang cukup signifikan antara penerapan metode depresiasi yang diterapkan perusahaan (garis lurus) dan metode depresiasi alternatif (saldo menurun ganda dan jumlah angka tahun) terhadap laba perusahaan dalam jangka pendek/secara periodik, sedangkan dalam jangka panjang pengaruh penggunaan metode depresiasi yang berbeda relatif kecil karena

7 laba kumulatif yang diperoleh perusahaan tidak akan jauh berbeda, maka terdapat perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh penulis yaitu perbedaan penerapan metode penyusutan yang berbeda bukan saja berpengaruh terhadap laba perusahaan, tetapi juga berpengaruh terhadap pajak penghasilan yang harus ditanggung perusahaan, karena biaya penyusutan sifatnya mengurangi pendapatan, Penghasilan Kena Pajak (PKP) pun akan berkurang, dan akhirnya mengurangi pajak yang terhutang. 1.6 Metodologi Penelitian 1.6.1 Metode yang Digunakan Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis, yaitu metode yang menggambarkan keadaan yang sebenarnya berdasarkan apa yang nampak yang digunakan untuk memecahkan suatu masalah dengan cara mengumpulkan, menyusun, menganalisis, dan menginterpretasikan data sehingga dapat ditarik kesimpulan. Pendekatan studi kasus merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mempelajari secara intensif latar belakang serta interaksi lingkungan dari objek penelitian sehingga dapat memberikan gambaran tentang latar belakang, sifatsifat, serta karakter yang khas dari objek penelitian. 1.6.2 Teknik Pengumpulan Data Penulis berencana mengumpulkan data untuk penelitian dengan menggunakan metode sebagai berikut : 1. Studi Lapangan (Field Research) Yaitu pengumpulan data dengan cara mengadakan peninjauan langsung ke perusahaan untuk memperoleh data primer yang diperlukan sesuai dengan masalah yang diteliti. Data primer diperoleh dengan cara penelitian laporan, wawancara dan observasi (pengamatan). 2. Studi Kepustakaan (Library Research) Yaitu suatu cara pengumpulan data dengan membaca dan mempelajari bukubuku teks, diktat-diktat, catatan-catatan kuliah, makalah-makalah untuk memperoleh data sekunder yang berhubungan erat dengan masalah yang

8 diteliti. Data sekunder tersebut digunakan sebagai landasan teoritis untuk membahas kenyataan yang ditemui di lapangan. 1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian Untuk keperluan skripsi ini penulis mengadakan penelitian pada PT.Pindad Persero yang berlokasi di Jl.Gatot Subroto No.517 Bandung. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan September 2006 hingga bulan Oktober 2006.

9