BAB I PENDAHULUAN. membuatnya depresi. Depresi menjadi masalah kesehatan jiwa yang sangat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. riskan pada perkembangan kepribadian yang menyangkut moral,

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari seorang anak menjadi seorang

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KEJADIAN INSOMNIA PADA MAHASISWA KEPERAWATAN SEBELUM MENGHADAPI PRAKTIK KLINIK DI RUMAH SAKIT SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hal penting yang diinginkan. setiap manusia. Menurut World Health Organization (WHO)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN DEPRESI PADA LANSIA DI DESA MANDONG TRUCUK KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat. Tiap subjek

BAB I PENDAHULUAN. keadaan sempurna baik fisik, mental dan sosial tidak hanya bebas dari. kesehatan dan Keadaan Sejahtera Badan, Jiwa dan Sosial yang

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sel-sel baru, memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak, dan memberi

PERBANDINGAN TINGKAT DEPRESI ANTARA MAHASISWA YANG TINGGAL DENGAN ORANG TUA DAN TINGGAL SENDIRI PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

BAB I PENDAHULUAN survei rutin yang dilakukan rutin sejak tahun 1991 oleh National Sleep

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat, menyebabkan jumlah penduduk yang berusia lanjut meningkat. dan cenderung bertambah lebih cepat (Nugroho, 2000).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. membedakan menjadi dua macam usia, yaitu usia kronologis dan usia

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak terlepas dari stres, masalahnya adalah

BAB I PENDAHULUAN. dengan masalah dan ketegangan emosional, periode isolasi sosial, periode

BAB I PENDAHULUAN. Padahal deteksi dini dan penanganan yang tepat terhadap depresi dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Stres merupakan bagian yang tak terhindarkan dari kehidupan. 1 Setiap

BAB III METODE PENELITIAN. Desain yang digunakan pada penelitian ini adalah Correlational Penelitian ini

METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan adalah observasional (non

BAB I PENDAHULUAN. Seseorang mulai memasuki tahap lanjut usia dimulai saat memasuki usia 60

BAB I PENDAHULUAN. tercapainya potensi biologik seorang remaja merupakan hasil interaksi antara

BAB I PENDAHULUAN. generasi berikutnya (Jameela, 2010). fase ini individu mengalami perubahan dari anak-anak menuju dewasa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mahasiswa kedokteran semester VI angkatan 2012/2013 sebanyak 100 orang

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. remaja yang tinggal di Indonesia seperti tuntutan sekolah yang bertambah tinggi,

BAB I PENDAHULUAN. Prevalensi depresi di dunia diperkirakan 5-10% per tahun dan life time prevalence

BAB I PENDAHULUAN. Congestive Heart Failure (CHF) atau gagal jantung merupakan salah

HUBUNGAN PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA MAHASISWA S1 KEPERAWATAN UMS SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tahap dewasa merupakan tahap tubuh mencapai titik perkembangan yang

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup disiplin ilmu penelitian adalah ilmu kedokteran jiwa.

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI KELURAHAN DALEMAN TULUNG KLATEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. menjadi perhatian serius bagi orang tua, praktisi pendidikan, ataupun remaja

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah peserta didik pada jenjang pendidikan tinggi. 1 Menurut

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT STRES DENGAN INSOMNIA PADA LANSIA DI DESA TAMBAK MERANG GIRIMARTO WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. terapi lingkungan untuk pasien dengan depresi yaitu Plant therapy di mana tujuan dari

BAB 1 PENDAHULUAN. kehilangan dan kerusakan banyak sel-sel syaraf, sehingga lansia seringkali

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya terus meningkat. World Health Organization (WHO) di Kabupaten Gunungkidul DIY tercatat 1262 orang terhitung dari bulan

METODE PENELITIAN. observasional dengan pendekatan cross sectional yaitu suatu penelitian

BAB I PENDAHULUAN. sebelum dan selama menstruasi bahkan disertai sensasi mual. 1 Dalam istilah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut World Health organization (WHO) pada tahun 2012, depresi. konsentrasi yang buruk. Sementara itu depresi merupakan gangguan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Bantul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Program Studi

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan jiwa ditemukan disemua lapisan masyarakat, dari mulai

BAB 1 PENDAHULUAN. dua miliar pada tahun 2050 (WHO, 2013). perkiraan prevalensi gangguan kecemasan pada lanjut usia, mulai dari 3,2 %

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk menjaga homeostatis dan kehidupan itu sendiri. Kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi internet telah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM). Salah satu yang berperan dalam. peningkatan gizi remaja. Obesitas merupakan salah satu masalah gizi

BAB I PENDAHULUAN. Mekanisme koping adalah suatu cara yang digunakan individu dalam

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi kesehatan fisik manusia tersebut. 1 Stres normal merupakan. sehingga timbul perubahan patologis bagi penderitanya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dapat dihindari oleh setiap orang. Sekarang ini banyak orang yang bertahan dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja ditandai oleh perubahan besar diantaranya kebutuhan

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini meliputi bidang ilmu kesehatan jiwa.

BAB III METODE PENELITIAN. Ruang lingkup penelitian ini adalah penelitian di bidang Ilmu Kedokteran Jiwa.

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupan yang akan dialami oleh semua individu. Proses ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tumbuh kembang merupakan proses yang terjadi secara

BAB III METODE PENELITIAN. penulis memilih untuk menggunakan rancangan cross sectional dimana variabel bebas

BAB I PENDAHULUAN di prediksikan jumlah lansia akan mengalami peningkatan sebesar 28,8 juta

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada remaja biasanya disebabkan dari beberapa faktor

BAB I PENDAHULUAN. gangguan kesuburan atau infertilitas (Agarwa et al, 2015). Infertil merupakan

BAB I PENDAHULUAN. terlupakan, padahal kasusnya cukup banyak ditemukan, hal ini terjadi karena

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dapat dikatakan stres ketika seseorang tersebut mengalami suatu

BAB I PENDAHULUAN. Menua atau menjadi tua adalah suatu keadaan yang terjadi didalam

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Obesitas merupakan keadaan yang menunjukkan ketidakseimbangan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan di Puskesmas Wonosari pada bulan September-Oktober 2016.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur

BAB I PENDAHULUAN. mengalami gangguan kesehatan jiwa (Prasetyo, 2006). pasien mulai mengalami skizofenia pada usia tahun.

BAB I PENDAHULUAN. (Fidianty & Noviastuti, 2010). Menurut Taylor (2006) kecemasan adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. pertambahan warga lansia terbesar di seluruh dunia pada tahun yaitu

BAB IV METODE PENELITIAN. Ruang lingkup keilmuan penelitian adalah Ilmu Kedokteran Jiwa.

BAB 1 PENDAHULUAN. orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup ilmu kedokteran jiwa. Universitas Diponegoro Semarang, Jawa Tengah.

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, biasaya. perubahan penampilan pada orang muda dan perkembangan

SRAGEN SKRIPSI JURUSAN FAKULTAS. Disusun oleh: J

BAB I PENDAHULUAN. usia tua di Indonesia akan mencapai 23,9 juta atau 9,77% dan usia harapan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Meskipun terdapat larangan untuk merokok di tempat umum, namun perokok

HUBUNGAN TINGKAT DEPRESI DENGAN KETERGANTUNGAN DALAM ADL (ACTIVITY OF DAILY LIVING) PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DARMA BHAKTI PAJANG SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. sebaliknya, masa tua dijalani dengan rasa ketidak bahagiaan, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Remaja menurut Organisasi Kesegatan Dunia (WHO) adalah individu yang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan setiap manusia sejak mulai meninggalkan masa kanak-kanak

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DENGAN TINGKAT DEPRESI REMAJA DI SMK 10 NOVEMBER SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang penelitian. Menurut perkiraan United States Bureau of Census 1993, populasi lanjut

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Lanjut usia merupakan suatu anugerah. Menjadi tua, dengan segenap

BAB I PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) mendefinisikan kesehatan adalah suatu

KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PENYANDANG KANKER PAYUDARA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan terhadap wanita usia produktif. AKI merupakan jumlah kematian

I. PENDAHULUAN. lain. Keadaan tersebut sangat berpotensi menimbulkan masalah secara

BAB I PENDAHULUAN. dari program kesehatan reproduksi remaja adalah untuk membantu remaja

BAB 1 PENDAHULUAN. Menurut World Health Organization (WHO) [2], usia lanjut dibagi

HUBUNGAN ANTARA SUPPORT SYSTEM KELUARGA DENGAN MEKANISME KOPING PADA LANSIA DI DESA POLENG GESI SRAGEN

PERBEDAAN TINGKAT KECEMASAN DAN DEPRESI PADA MAHASISWA SISTEM PERKULIAHAN TRADISIONAL DENGAN SISTEM PERKULIAHAN TERINTEGRASI

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEPRESI PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL THEODORA MAKASSAR

BAB 1 PENDAHULUAN. Gangguan jiwa adalah gangguan dalam cara berfikir (cognitive),

1 BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Depresi merupakan salah satu bentuk gangguan kejiwaan

HUBUNGAN ANTARA TIPE KEPRIBADIAN DENGAN TINGKAT DEPRESI PADA LANSIA DI WILAYAH DESA BUMIHARJO KECAMATAN NGUNTORONADI KABUPATEN WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. berkembang semakin pesat. Hal ini membuat setiap individu dituntut untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan jiwa bukan hanya sekedar terbebas dari gangguan jiwa,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap orang pasti akan mengalami kesulitan hidup, terkadang hal tersebut menjadi penyebab beberapa orang mengalami putus asa dan membuatnya depresi. Depresi menjadi masalah kesehatan jiwa yang sangat penting saat ini karena dapat menurunkan produktivitas dan berdampak buruk bagi diri, masyarakat serta lingkungan (Qonitatin, dkk., 2011). Depresi diartikan sebagai salah satu bentuk gangguan jiwa pada alam perasaan (affective/mood disorder) yang ditandai dengan kemurungan, kelesuan, ketiadaan gairah hidup, perasaan yang tidak berguna, putus asa, perasaan sedih dan lain sebagainya (Safitri dan Hidayati, 2013). Allah telah menjelaskan bahwa manusia tidak boleh bersedih, yang tercantum dalam Al- Quran surat Ali Imran ayat 139, Dan janganlah kamu merasa lemah (rendah) dan jangan (pula) bersedih hati sebab kamu adalah orang-orang yang paling tinggi (mulia) jika kamu beriman. Qur an surat At-Taubah ayat 40, Janganlah kamu bersedih, sesungguhnya Allah beserta kita. Depresi juga merupakan respon normal terhadap berbagai stres kehidupan, depresi dianggap abnormal bila diluar kewajaran dan berlanjut terus saat dimana kebanyakan orang sudah dapat pulih kembali (Qonitatin, dkk., 2011). Menurut World Health Organization (WHO), depresi adalah masalah yang sangat serius karena merupakan urutan ke-4 penyakit dunia, sekitar 20% wanita dan 12% pria dalam kehidupannya pernah mengalami depresi, sampai 1

2 saat ini sekitar 5-10% orang di dunia mengalami depresi (Rezki, dkk., 2014). WHO juga memprediksikan pada tahun 2020 depresi akan menjadi penyebab penyakit kedua terbanyak di dunia setelah penyakit kardiovaskuler (Maulida, 2012). Berdasarkan penelitian yang dilakukan Persatuan Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa (PDSKJ) tahun 2007 menunjukkan, sekitar 94% masyarakat Indonesia mengidap depresi tingkat yang ringan sampai berat (Rezki, dkk., 2014). Data Riset Kesehatan Dasar (Risksdas) tahun 2013 menunjukkan prevalensi gangguan mental emosional di Indonesia seperti ansietas dan depresi sebesar 6% dari populasi umum sedangkan di Yogyakarta prevalensinya mencapai 8,1%. Provinsi dengan prevalensi ganguan mental emosional tertinggi adalah Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Jawa Barat, DI Yogyakarta, dan Nusa Tenggara Timur (Kemenkes RI, 2013). Maulida (2012) mengemukakan bahwa prevalensi depresi yang terjadi pada mahasiswa lebih tinggi dibandingkan populasi pada umumnya. Penelitian yang dilakukan pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang (Undip) dengan 156 responden, menunjukan bahwa (35,2%) responden tidak mengalami depresi, (49,4%) mengalami depresi ringan, (12,8%) depresi sedang, dan (2,6%) depresi berat (Larastiti, dkk., 2014). Depresi juga bisa terjadi pada kalangan mahasiswa, dikarenakan memasuki perguruan tinggi merupakan masa transisi dari pendidikan sekolah menengah ke pendidikan tinggi. Masa transisi ini merupakan periode yang

3 menekan bagi mahasiswa baru ditahun pertama kuliah, karena dihadapkan dengan situasi-situasi dan tuntutan baru seperti mengatasi semua masalah dan konflik yang dialami (Susilowati dan Hasanat, 2011). Tanggung jawab dan tugas perkembangan yang harus dijalani pada masa ini juga menjadi tekanan dan beban tersendiri bagi mahasiswa (Hidayah, 2012). Mahasiswa adalah calon intelektual muda dalam suatu lapisan masyarakat yang memperoleh ilmu melalui pendidikan formal di perguruan tinggi, sehingga memiliki peran penting dalam pembangunan bangsa (Putri dan Budiani, 2012). Rata-rata mahasiswa semester awal sampai dengan semester akhir mengalami masalah yang mengakibatkan kondisi stres dan dapat berubah menjadi depresi (Susilowati dan Hasanat, 2011). Penelitian Hadianto, dkk. (2014) mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Tanjungpura Pontianak (Untan) yang mengalami depresi paling banyak ditemukan pada mahasiswa yang tinggal di rusunawa/asrama kedokteran (42,1%), diikuti mahasiswa yang tinggal di rumah kontrakan/kos (28,8%), dan mahasiswa yang tinggal di rumah bersama orang tua atau sanak keluarga (28%). Menurut Maulida (2012) mahasiswa paling banyak mengalami gejala depresi sejak awal kuliah dengan berbagai penyebab, seperti masalah akademik, kesendirian, masalah ekonomi dan sulit membangun hubungan. Tingginya gejala depresi pada tahun pertama disebabkan oleh perubahan lingkungan belajar yang baru, jadwal yang padat dan homesickness karena banyak mahasiswa yang tinggal jauh dari orang tua. Gejala depresi

4 pada tahun berikutnya mengalami penurunan karena mahasiswa sudah mengembangkan mekanisme adaptasi dan koping terhadap lingkungan belajar dan perkuliahan baru (Hadianto, dkk., 2014). Kegagalan mahasiswa untuk mengatasi permasalahan dan melakukan penyesuaian terhadap kejadian-kejadian yang menekan akan memicu timbulnya depresi dalam diri mahasiswa (Susilowati dan Hasanat, 2011). Beberapa faktor penyebab dari depresi yaitu faktor biologis, faktor genetika dan faktor psikososial (Nilasari, 2013). Faktor biologis dapat berupa penurunan-penurunan yang terjadi dalam sistem organ utama dan kemampuan tubuh untuk berfungsi dengan baik melawan penyakit (Stanley dan Beare, 2007). Helgin dan Whitbourne (2011) menjelaskan bahwa yang termasuk faktor genatik adalah orang yang memiliki anggota keluarga dengan depresi mayor kemungkinan beresiko dua kali lebih besar mendapat gangguan depresi dibandingkan dengan orang yang tidak memiliki riwayat keluarga dengan depresi. Depresi juga merupakan gangguan jiwa yang di pengaruhi oleh stresor psikososial (Anggraini, 2014). Stresor psikososial dapat berupa perpisahan dengan orang tua, perpisahan dengan sahabat, perpindahan tempat tinggal, perubahan sistem pendidikan, dan pertentangan sistem nilai (Susilowati dan Hasanat, 2011). Mekanisme koping yang efektif akan menghasilkan adaptasi (Nasir dan Muhtih, 2011). Tidak semua orang mampu melakukan adaptasi dan mengatasi stresor psikososial sehingga timbul keluhan berupa stres, cemas dan depresi (Hawari, 2007). Mekanisme koping yang maladaptif dapat

5 memberi dampak yang buruk bagi seseorang seperti isolasi diri, berdampak pada kesehatan diri, bahkan terjadinya resiko bunuh diri (Stuart, 2009). Kurangnya perhatian dan dukungan keluarga juga menjadi penyebab depresi pada mahasiswa (Anggraini, 2014). Hasil studi pendahuluan di PSIK UMY angkatan 2015 pada bulan Desember 2015 dengan melakukan observasi dan wawancara kepada 10 mahasiswa yang tinggal dengan orang tua dan 10 mahasiswa yang tinggal sendiri, didapatkan hasil bahwa 8 mahasiswa yang tinggal sendiri dan 6 mahasiswa yang tinggal dengan orangtua mengatakan bahwa pernah merasa kesepian, kemurungan, tertekan, sedih, putus asa, kurang mendapat perhatian, kasih sayang, dukungan dan bimbingan langsung dari orang tua. 6 mahasiswa lainnnya mngatakan bahwa mereka tidak merasakan hal-hal seperti yang disebutkan di atas. Studi pendahuluan juga menunjukan bahwa tidak semua mahasiswa dapat tinggal bersama orang tuanya, melainkan harus tinggal sendiri jauh diperantauan. Mahasiswa perantauan juga dituntut untuk dapat mandiri dan menyesuaikan diri dengan lingkungan, kondisi ini membuat mereka merasa cemas, tertekan bahkan depresi (Seswita, 2013). Masalah ini menjadi semakain penting karena mahasiswa adalah generasi penerus bangsa. Konsentrasi dan prestasi mahasiswa baik di kampus maupun di masyarakat juga akan menurun dan berdampak buruk apabila kejadian ini dibiarkan terus berlanjut. Mahasiswa yang mengalami depresi harus mendapat penanganan yang tepat, salah satunya dengan melakukan bimbingan konseling rutin dan

6 terjadwal melalui Dosen Pembimbing Akademik (DPA). Berdasarkan uraian yang dijelaskan diatas, hal itulah yang membuat peneliti tertarik untuk mengetahui perbandingan tingkat depresi antara mahasiswa yang tinggal dengan orang tua dan tinggal sendiri di Program Studi Ilmu Keperawatan UMY. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, dapat dirumuskan masalah penelitian adalah Apakah terdapat perbandingan tingkat depresi antara mahasiswa yang tinggal dengan orang tua dan tinggal sendiri pada mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan tingkat depresi antara mahasiswa yang tinggal dengan orang tua dan tinggal sendiri pada mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan. 2. Tujuan Khusus a. Mengidentifikasi data demografi pada mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan. b. Mengetahui tingkat depresi mahasiswa yang tinggal dengan orang tua pada mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan. c. Mengetahui tingkat depresi mahasiswa yang tinggal sendiri pada mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan. d. Menganalisis perbandingan tingkat depresi antara mahasiswa yang

7 tinggal dengan orang tua dan tinggal sendiri pada mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan pengalaman peneliti khususnya dibidang keperawatan jiwa tentang tingkat depresi pada mahasiswa yang tinggal dengan orang tua dan tinggal sendiri pada mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan UMY. 2. Bagi Mahasiswa Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi dan pembelajaran kepada mahasiswa tentang tingkat depresi, serta pentingnya dukungan keluarga sebagai salah satu cara untuk mengantisipasi depresi agar tidak mempengaruhi konsentrasi, minat, kemampuan berfikir dan prestasi belajar mahasiswa. 3. Bagi Institusi Pendidikan Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan pertimbangan untuk meningkatkan pemahaman tentang kejadian depresi mahasiswa, sehingga bisa memberikan dukungan dan bimbingan pada mahasiswa yang mengalami depresi. 4. Bagi Institusi Keperawatan Penelitian ini diharapkan bisa menjadi masukan bagi institusi pendidikan keperawatan, dalam memberikan treatment terhadap mahasiswa sebagai tindakan pencegahan depresi pada mahasiswa.

8 5. Peneliti selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan dapat dikembangkan lebih lanjut sebagai acuan bagi penelitian berikutnya untuk mengetahui pencegahan dan pengelolaan depresi pada mahasiswa. E. Keaslian Penelitian Menurut pengetahuan penulis, penulis tidak menemukan penelitian dengan judul yang sama dengan judul penelitian yang akan penulis lakukan. Penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya yaitu : 1. Wijayanto (2011) dengan judul Perbedaan Tingkat Depresi Antara Mahasiswa Yang Berasal Dari IPA Dengan Mahasiswa Yang Berasal Dari IPS Di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Surakarta. Desain penelitian menggunakan metode penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Subjek penelitian adalah mahasiswa FK Universitas Muhammadiyah Surakarta sebanyak 60 orang. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala L-MMPI dan Beck Depression Inventory (BDI). Hasil penelitian menunjukkan nilai t terhitung sebesar -1,524 serta untuk signifikansinya didapatkan angka probabilitas (p) sebesar 0,133. Dari angka probabilitas tersebut dapat diketahui bahwa perbedaan tingkat depresi tidak signifikan oleh karena angka tersebut > 0,05. Peneliti menggunakan variabel dan kuesioner yang serupa, yakni depresi, dan kuesioner depresi (BDI). Perbedaan penelitian yang akan di teliti terletak pada desain penelitian yaitu descriptive comparative, responden penelitian yaitu mahasisiwa PSIK UMY, subjek

9 penelitian mahasiswa yang tinggal dengan orang tua dan tinggal sendiri, waktu penelitian dan lokasi penelitian di Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 2. Oktapriadi (2011) dengan judul Perbedaan Tingkat Depresi Laki-laki yang Tinggal di Asrama dengan Laki-laki yang Tinggal Bersama Orang Tua pada Siswa Kelas II SMA MTA SURAKARTA. Desain penelitian menggunakan metode penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas II SMA MTA Surakarta sampel sebanyak 60 responden, teknik sampling dengan purposive sampling. Analisis dengan menggunakan uji t didapatkan hasil angka significancy adalah 0,016 yang berarti p < 0,05 dengan perbedaan rata-rata (mean difference) sebesar 1,833. Nilai p < 0,05 maka terdapat perbedaan tingkat depresi yang bermakna antara laki-laki yang tinggal di asrama dengan laki-laki yang tinggal bersama orang tua. Persaman kedua penelitian ini terletak pada variabel yang sama yaitu depresi. Perbedaan penelitian yang akan diteliti terletak pada desain penelitian menggunakan descriptive comparative, responden penelitian yaitu mahasisiwa PSIK UMY, subjek penelitian mahasiswa yang tinggal dengan orang tua dan tinggal sendiri, kuesioner penelitian Beck Depression Inventory (BDI), waktu penelitian dan lokasi penelitian di Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. 3. Hakiqi (2013) dengan judul Perbedaan Tingkat Depresi Remaja Madrasah Aliyah Al-Qodiri yang Tinggal di Rumah dan di Pondok

10 Pesantren Al-Qodiri Kecamatan Patrang Kabupaten Jember. Desain penelitian menggunakan metode penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian ini adalah remaja sebanyak 42 responden dengan teknik sampling yaitu purposive sampling. Analisis dengan menggunakan uji statistic chi square didapatkan hasil angka significancy adalah p=0,044 yang berarti p < (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada perbedaan tingkat depresi remaja Madrasah Aliyah Al-Qodiri yang bertempat tinggal di rumah dan yang menetap di pondok pesantren Al-Qodiri Kecamatan Patrang Kabupaten Jember. Persaman kedua penelitian ini terletak pada variabel yang sama yaitu depresi, dan kuesioner depresi yaitu Beck Depression Inventory (BDI). Perbedaan penelitian yang akan diteliti oleh peneliti terletak pada desain penelitian menggunakan descriptive comparative, responden penelitian yaitu mahasiswa PSIK UMY, subjek penelitian mahasiswa yang tinggal dengan orang tua dan tinggal sendiri, waktu penelitian dan lokasi penelitian di Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.