9.14. Lampu Runway Turn Pad

dokumen-dokumen yang mirip
Gambar : Konfigurasi lampu runway edge untuk runway lebar 45 m

Gambar : Konfigurasi lampu runway threshold pada runway lebar 30 m 9-74

Gambar 9.7-4: Precision approach category I lighting systems 9-37

Gambar : Diagram Isocandela untuk lampu Runway edge Omnidirectional Sistem penerangan runway intensitas rendah

Gambar : Diagram Isocandela untuk Lampu Threshold Wing Bar Intensitas Tinggi (Sinar Hijau)

9.23. Lampu Taxiway Centre Line

9.28. Lampu road-holding position

KRITERIA PENEMPATAN CIRCLING GUIDANCE LIGHT

9.4. Aerodrome Beacon

Jarak pendaratan yang tersedia 800 m hingga, 1200 m hingga, tetapi tidak mencapai 2400 m. Kurang dari 800 meter. Lokasi dan Dimensi.

The arrangement of a PAPI system and the resulting display. Gambar 9.9-9:

Warna Putih (dalam candela) 1 to to to to to

AIRPORT MARKING AND LIGHTING

Gambar 8.6-1: Marka Runway designation, centre line and threshold 8-6

d. PAPI harus dipasang di sisi kiri runway, kecuali jika tidak dapat diterapkan Jika lebih dari satu sistem indikator kemiringan visual

Petunjuk dalam pemilihan arus hubungan seri (series line currents) untuk berbagai tahap intensitas

Gambar 7.2-5: Zona Bebas Obstacle (Obstacle Free Zone)

Gambar8.16-4: Glider is in opera

Light beams dan sudut pengaturan elevasi PAPI dan APAPI (Light beams and angle of elevation setting of PAPI and APAPI) Gambar 9.

Ilustrasi category II and III approach lighting system. Diagram Isocandela untuk lampu approach centerline

Tabel : Karakteristik lampu obstacle

MARKING LANDASAN DAN PERLAMPUAN

Lokasi, jarak, dan karakteristik lampu apron edge mengacu pada lampu taxiway edge dalam paragraf , dan

6.4. Runway End Safety Area (RESA)

Gambar Gambaran bidang permukaan pendekatan(plan view of approach surface)

Gambar : Typical apron markings

tanpa persetujuan khusus Ditjen Hubud.

1) Nilai intensitas telah memperhitungkan penerangan latar belakang yang kuat, termasuk kemungkinan berkurangnya cahaya yang dihasilkan akibat debu da

dan 30 m jika code number runway 1 atau 2. Lihat Gambar Gambar : Runway exit sign

Pemeliharaan di sekitar Alat Bantu Navigasi

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA. Telepon : (Sentral) PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA

Bagian 4 P ERENCANAAN P ANJANG L ANDAS P ACU DAN G EOMETRIK LANDING AREA

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA TENTANG

Physical Characteristics of Aerodromes

mencapai 1200 m Tabel 8.6-2:Standar marka Runway aiming point

Standar tekanan ban pesawat. MN/m 3 MN/m 3 MN/m 3 MN/m 3. psi kg/cm 2 mpa A B C D A B C D

Area tidak dapat digunakan (Unserviceable area)

Contoh marka dan pencahayaan struktur tinggi 8-65

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : SKEP/114/VI/2002 TENTANG

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : SKEP/114/VI/2002 TENTANG

Gambar : Bentuk dan proporsi huruf, angka dan simbol yang digunakan pada Movement Area Guidance Sign

Gambar Transitional, inner horizontal dan conical surface OLS (instrument non-precision approach FATO)

Gambar : Marka taxiway pavement-strength limit

Canadair CL 44. ACNrelatif terhadap. Subgrade perkerasan Rigid (Kaku) Subgrade perkerasan Flexible Standar tekanan. Jenis Pesawat Udara.

Runway Koreksi Panjang Runway Windrose Runway Strip RESA LDA, TORA, ASDA, TODA Take Off Distance

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PERENCANAAN BANDAR UDARA. Page 1

Code Letter Minimum Clearance

9.36. Pemberian Lampu pada Daerah yang Ditutup dan Unserviceable

Aircraft stand number designation. Gambar :

Runway Guard Light ditempatkan pada persimpangan taxiway dengan precision approach Runway dan Runwaynya

Tabel 6.7-7: Jarak pemisah minimum taxiway Garis tengah nonprecision. Code letter. approach runway

BAB III LANDASAN TEORI. A. Petunjuk Pelaksanaan Perencanaan/ Perancangan Landasan pacu pada Bandar Udara

Kawasan keselamatan operasi penerbangan

Code Letter Minimum Clearance

10.5. Contoh Daftar Singkatan NOTAM Aerodrome (Aerodrome Works) Obstacle Penutupan Runway untuk

TUGAS Topik Khusus Transportasi BANDAR UDARA

e <S^^TZ1XZT^ 1.5 mpada runway yang digunakan terutama ««" /*'^weight. (This

Reference Code Letter. Tabel8.7-3: Pilot Stop Line

Tanggung jawab operator bandar udara untuk memenuhi persyaratan standar ini adalah:

Pemberian tanda dan pemasangan lampu halangan (obstacle lights) di sekitar bandar udara

( LAPANGAN TERBANG ) : Perencanaan Lapangan Terbang

BAB II PENENTUAN BATAS LAUT DAERAH

Aeronautical study. Aeroplane reference field length

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : SKEP / 41 / III / 2010 TENTANG

ANALISIS KAWASAN KESELAMATAN OPERASI PENERBANGAN (KKOP) BANDAR UDARA PEKON SERAI DI KABUPATEN LAMPUNG BARAT. Andius Dasa Putra dan Aleksander Purba 1)

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 61 TAHUN 1993 TENTANG RAMBU-RAMBU LALU LINTAS DI JALAN MENTERI PERHUBUNGAN,

Perspektif mata burung : dilihat secara keseluruhan dari atas. Perspektif mata normal : dilihat secara keseluruhan dengan batas mata normal

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 593 TAHUN 2015 TENTANG

MANAJEMEN KAPASITAS RUNWAY

Keselamatan Pekerjaan Bandar Udara

BAB 1 PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pembangunan runway baru yang lokasinya paralel runway eksisting

Strip Taxiway Taxiway harus ditempatkan di sebuah taxiway strip, yang mana sisi dalamnya adalah area graded Lebar Strip Taxiway

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. terbang. Panjang runway utama ditentukan oleh pesawat yang memiliki maximum

BAB II LANDASAN TEORI. Pengolahan Citra adalah pemrosesan citra, khususnya dengan menggunakan

Apabila ground earthing points disediakan, hambatan ke bumi tidak boleh lebih dari 10,000 ohm.

DEPARTEMEN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT DIREKTORAT BINA SISTEM TRANSPORTASI PERKOTAAN. Penempatan Fasilitas Perlengkapan Jalan

Suatu proses untuk mengubah sebuah citra menjadi citra baru sesuai dengan kebutuhan melalui berbagai cara.

Dosen Pembimbing. Mahasiswa. Ir. Hera Widyastuti, MT. PhD. Sheellfia Juni Permana TUGAS AKHIR ( RC )

BAB II TINJAUAN UMUM PENENTUAN BATAS DAERAH

Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2009 tentang Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 139, Tam

BAB 3 IMPLEMENTASI SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM. Pada dewasa sekarang ini sangat banyak terdapat sistem dimana sistem tersebut

Disurvei 3 m Disurvei Elevasi/altituda/ketinggian (Elevation/altitude/height)

Gambar Air taxi-route Tidak diperbolehkan mengoperasikan helikopter secara simultan pada helicopter air taxi-route.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISA EFEKTIVITAS SUDUT DEFLEKSI AILERON PADA PESAWAT UDARA NIR AWAK (PUNA) ALAP-ALAP

2 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 101, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5422); 4. Peraturan Pemerintah Nomor 34

Penempatan marka jalan

BAB V MEDIAN JALAN. 5.2 Fungsi median jalan

Perhitungan panjang landasan menurut petunjuk dari. persyaratan yang ditetapkan FAA, dengan pesawat rencana:

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ( SAP ) Mata Kuliah : Rekayasa Lalulintas Kode : CES 5353 Semester : V Waktu : 1 x 2 x 50 menit Pertemuan : 13 (Tiga belas)

BAB III METODE PENELITIAN. lamongan dan di Laboratorium Biofisika Departemen Fisika Fakultas Sains dan

M-5 PENENTUAN PANJANG GELOMBANG CAHAYA TAMPAK

BAB II LAMPIRAN I PENEMPATAN DAN PERINCIAN TEKNIS LAMPU LAMPU DAN TANDA TANDA

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG

Pembentukan Citra. Bab Model Citra

PEDOMAN. Perencanaan Median Jalan DEPARTEMEN PERMUKIMAN DAN PRASARANA WILAYAH. Konstruksi dan Bangunan. Pd. T B

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS HASIL PENGUJIAN

3.5. GEDUNG TERMINAL PKP-PK. Material atap Rangka Atap Material Kaca Kabin Ruang Pengawas. v:y

Transkripsi:

a. Berupa lampu inset fixed unidirectional yang memancarkan warna merah dengan menghadap arah runway; dan b. Intensitas lampu minimum harus sesuai dengan penjelasan di Sub Bagian 9.22, Gambar 9.22-7. 9.13.7. Jika runway end berhimpitan dengan runway threshold, maka bidirectional light fitting harus digunakan atau memisahkan light fitting yang dipasang dengan posisi saling membelakangi. 9.14. Lampu Runway Turn Pad 9.14.1. Umum 9.14.1.1. Jika ada runway turn pad maka tepi daerah turn pad harus disediakan dengan lampu tepi berwarna biru jika ada lampu runway edge. 9.14.1.2. Lampu runway turn pad harus berada 1,5 m di luar tepi turn pad. 9.14.1.3. Lampu runway turn pad harus disediakan di sepanjang turn pad, dengan jarak interval tidak lebih dari 15 m. 9.14.1.4. Jika awal dari kemiringan runway turn pad lebih dari 10 m dari lampu runway edge sebelumnya maka lampu tepi berwarna biru harus berada diawal daerah berputar/turning. 9.14.1.5. Lampu area daerah turn pad harus disediakan untuk menandai perubahan arah (kemiringan) di sepanjang sisi turn pad. 9.14.1.6. Lampu runway turn pad harus mempunyai karakteristik yang sama dengan lampu taxiway edge, sesuai dengan penjelasan dalam Paragraf 9.22.4 Gambar 9.14-1: Lampu Turn Pad Khusus (Typical Turn Pad Lights) 9-84

9.15. Lampu Stopway 9.15.1. Umum 9.15.1.1. Lampu stopway harus disediakan pada stopway yang ditujukan untuk penggunaan malam hari. 9.15.1.2. Lampu stopway harus ditempatkan di sepanjang kedua sisi stopway sejajar dengan lampu runway edge dan dipasang hingga ujung stopway. 9.15.1.3. Penetapan interval lampu stopway harus seragam dan tidak lebih dari jarak pada lampu runway edge, dengan pasangan lampu terakhir ditempatkan di ujung stopway (stopway end). 9.15.1.4. Ujung stopway (stopway end) harus ditegaskan lebih jauh dengan paling sedikit 2 lampu stopway yang ditempatkan pada interval yang sama memotong ujung stopway (stopway end) di antara pasangan terakhir lampu stopway. 9.15.2. Karakteristik lampu stopway Lampu stopway harus memiliki karakteristik berikut: a. Lampunya harus fixed dan unidirectional menunjukkan warna merah mengarah ke runway, dan tidak terlihat oleh pilot yang melakukan pendaratan melalui atas stopway; b. Distribusi lampu yang mengarah ke runway harus sesedekat mungkin seperti distribusi lampu runway edge; dan c. Intensitas lampu warna merah tidak boleh kurang dari seperempat, dan tidak boleh lebih dari setengah intensitas lampu runway edge. 9.16. Lampu Runway Centre line 9.16.1. Umum 9.16.1.1. Lampu runway centre line harus disediakan pada precision approach runway Category II or III. Catatan: Lampu runway centre line pada precision approach runway Category I dimana lebar di antara lampu runway edge lebih dari 50 m disarankan untuk disediakan. 9.16.2. Lokasi lampu runway centre line 9.16.2.1. Lampu runway centre line harus ditempatkan mulai dari threshold hingga ke ujung dengan jarak longitudinal kurang lebih: a. 15 m untuk runway yang ditujukan untuk digunakan dengan kondisi Runway Visual Range (RVR) kurang dari 300 m; dan 9-85

b. 30 m untuk runway yang ditujukan untuk digunakan dengan kondisi Runway Visual Range (RVR) 300 m atau lebih. 9.16.2.2. Lampu runway centre line dapat ditempatkan di luar marka runway centre line dengan jarak tidak lebih dari 0.6 m, untuk tujuan pemeliharaan marka runway. 9.16.2.3. Jika dapat diterapkan, penggeseran letak lampu harus ke arah sisi kiri pesawat yang akan mendarat, Jika runway digunakan dari kedua arah, patokan yang digunakan adalah arah yang paling banyak digunakan untuk pendaratan. 9.16.3. Karakteristik lampu runway centre line 9.16.3.1. Lampu runway centre line harus inset dan fixed yang memancarkan warna putih dari threshold hingga ke titik 900 m dari ujung runway (runway end). Dari titik 900 m hingga 300 m dari ujung runway (runway end), pola lampunya harus dua lampu merah diikuti dua lampu putih. Untuk 300 m terakhir sebelum ujung runway (runway end), lampunya harus menunjukkan warna merah. Catatan: Penempatan dua lampu warna merah dan warna putih yang saling bergantian adalah untuk interleaving circuitry, dan untuk memastikan bahwa kegagalan sebagian dari sistem kelistrikan tidak akan mengakibatkan kesalahan indikasi berkaitan dengan jarak runway yang masih tersisa. 9.16.3.2. Intensitas dan distribusi lampu runway centre line harus mengikuti: 9.17. Lampu Runway Touchdown Zone a. Sub Bagian 9.22 Gambar 9.22-8 untuk interval 30 m; b. Sub Bagian 9.22, Gambar 9.22-9 untuk interval 15 m. 9.17.1. Umum 9.17.1.1. Lampu runway touchdown zone harus disediakan bagi runway precision approach Category II or III. 9.17.1.2. Dari paragraf 9.7.6.4 di atas, secara implisit disebutkan bahwa lampu runway touchdown zone harus disediakan jika lampu approach Category II and III juga disediakan. 9.17.2. Lokasi Lampu runway touchdown zone 9.17.2.1. Lampu runway touchdown zone harus merentang dari threshold untuk jarak sepanjang 9-86

900 m, kecuali untuk panjang runway kurang dari 1800 m system harus memperpendek sehingga tidak melampaui titik tengah runway. Penerangannya terdiri dari suatu seri lampu atau barrettes yang membentuk garis melintang, yang ditempatkan secara simetris di kedua sisi dari runway centreline. 9.17.2.2. Setiap barrette harus berisikan tiga unit lampu yang berjarak 1,5 m satu sama lain. Lampu pada sisi paling dalam dari setiap barrette harus berada 9 m dari runway centreline yang sebenarnya. 9.17.2.3. Pasangan pertama barrette harus ditempatkan pada jarak 60 m dari threshold. Barrette selanjutnya harus ditempatkan secara terpisah pada jarak longitudinal 30 m atau 60 m. 9.17.3. Karakteristik Lampu runway touchdown zone 9.17.3.1. Lampu runway touchdown zone harus berupa lampu inset, fixed dan unidirectional yang memancarkan warna variabel putih. 9.17.3.2. Lampu runway touchdown zone harus sesuai dengan Sub Bagian 9.22, Gambar 9.22-10. 9.18. Lampu Simple Runway Touchdown Zone Catatan: Tujuan dari Lampu simple runway touchdown zone adalah memberikan kesadaran situasional yang lebih tinggi kepada pilot akan segala kondisi jarak pandang dan membantu pilot dalam memutuskan apakah akan mulai go around jika pesawat belum juga mendarat pada titik tertentu di runway. Penting bagi pilot yang beroperasi di aerodrome dengan Lampu simple runway touchdown zone untuk memahami tujuan dari lampu-lampu ini. 9.18.1. Umum 9.18.1.1. Kecuali jika terdapat lampu TDZ yang sesuai dengan paragraf 9.17.1.1 di aerodrome dengan sudut approach lebih dari 3,5 derajat dan/atau Landing Distance Available yang dikombinasikan dengan faktor lain yang meningkatkan resiko overrun, maka harus disediakan simple runway touchdown zone. 9.18.2. Lokasi Lampu simple runway touchdown zone 9.18.2.1. Lampu simple runway touchdown zone harus terletak di kedua sisi runway centerline di tepi upwind akhir marka touchdown zone. Jarak lateral antara sepasang lampu tersebut harus sama dengan jarak lateral yang dipilih untuk marka touchdown zone. 9.18.3. Karakteristik Lampu simple runway touchdown zone 9.18.3.1. Jika terdapat pada runway tanpa marka TDZ, lampu simple runway touchdown zone harus 9-87

dipasang pada posisi yang dapat memberikan informasi TDZ yang sama. 9.18.3.2. Lampu simple runway touchdown zone harus merupakan lampu unidirectional permanen yang memancarkan variabel putih. Lampu-lampu ini diposisikan sejajar sehingga dapat dilihat oleh pilot yang mendaratkan pesawat dalam arah approach menuju runway. 9.18.3.3. Lampu Simple Runway Touchdown Zone harus sesuai dengan spesifikasi dalam Gambar 9.22-10. Catatan: Lampu simple runway touchdown zone harus suplai dengan daya pada independent switchable circuit yang terpisah dari penerangan runway lainnya sehingga dapat digunakan saat penerangan lain dimatikan. 9.19. Karakteristik Fotometrik Lampu Runway 9.19.1. Sub Bagian 9.22, Gambar 9.22-12 menunjukkan metode penetapan grid points untuk menghitung intensitas rata-rata lampu runway intensitas rendah dan medium untuk noninstrument dan instrument non-precision approach runway. 9.19.2. Sub Bagian 9.22, Gambar 9.22-13 menunjukkan metoda penetapan grid points untuk menghitung rata-rata intensitas dari lampu approach runway intensitas tinggi dan lampu runway untuk precision approach runway. 9.19.3. Rata-rata intensitas penerangan dari sinar utama suatu lampu dihitung dengan: a. Menetapkan grid points sesuai dengan metode yang ditunjukkan pada Sub Bagian 9.22, Gambar 9.22-12 atau Gambar 9.22-13, yang dapat diterapkan; b. Mengukur nilai intensitas penerangan di semua grid points di dalam dan sekeliling persegi panjang atau elips yang mewakili bentuk sinar utama lampu; c. Menghitung rata-rata aritmetika nilai intensitas penerangan seperti yang diukur pada grid points di atas. 9.19.4. Nilai maksimum intensitas lampu yang diukur pada atau di dalam garis keliling wilayah sinar utama harus tidak lebih dari tiga kali intensitas penerangan minimum yang terukur. 9.20. Instalasi dan Pengarahan Light Fittings Hal-hal berikut harus diikuti pada saat instalasi dan pengarahan light fitting: a. Sinar harus diarahkan sedemikian rupa sehingga tidak ada deviasi pada pola sinar utama, agar tetap di dalam 1/2 dari standar yang dapat diterapkan yang dirinci pada Bab ini; b. Sudut horizontal diukur dengan mengacu pada bidang vertikal yang memotong runway centre line; 9-88

c. Pada saat mengukur sudut horizontal untuk lampu selain lampu centre line runway, arah menuju ke centre line runway harus ditetapkan positif; d. Sudut vertical diukur dengan mengacu pada bidang horizontal. 9-89

9.21. Ilustrasi Sistem Penerangan Runway Gambar 9.21-1: Lampu runway edge, lampu threshold dan lampu runway end intensitas rendah dan menengah untuk non-instrument dan nonprecision approach runway 9-90

Gambar 9.21-2: Lampu runway edge intensitas tinggi untuk precision approach 9-91

Gambar 9.21-3: Threshold runway umum dan lampu runway end intensitas tinggi untuk precision approach runway 9-92

Gambar 9.21-4: Typical temporarily displaced threshold 9-93

Gambar 9.21-5: Tipikal lampu stopway (Typical Stopway Lights) 9.22. Diagram Isocandela pada Sistem Penerangan Runway 9.22.1. Catatan Kolektif 9.22.1.1. Ellips pada setiap gambar adalah simetris pada sumbu vertikal ataupun horisontal. 9.22.1.2. Gambar 9.22-1 hingga Gambar 9.22-10 menunjukkan intensitas penerangan minimum yang diperbolehkan. Intensitas rata-rata dari sinar utama dihitung dengan menetapkan grid points seperti ditunjukkan pada Gambar 9.22-11 atau Gambar 9.22-12 dan menggunakan nilai intensitas yang diukur di semua grid points yang ditempatkan di dalam dan pada garis 9-94

Gambar 9.22-1 Gambar 9.22-2 Gambar 9.22-3 Gambar 9.22-4 Gambar 9.22-5 Gambar 9.22-6 Gambar 9.22-7 Gambar 9.22-8 Gambar 9.22-9 Gambar 9.22-10 keliling bidang elips yang mewakili sinar utama. Nilai rata-rata adalah rata-rata aritmetris intensitas penerangan yang diukur di semua grid points yang diperhitungkan. 9.22.1.3. Tidak ada deviasi yang diperbolehkan pada pola sinar utama pada saat penetapan arah lampu telah dilakukan dengan benar. 9.22.1.4. Rasio intensitas rata-rata. Rasio antara intensitas rata-rata di dalam elips yang menjelaskan sinar utama dari jenis lampu baru dan intensitas rata-rata lampu sinar utama dari lampu runway edge yang baru harus sebagai berikut: Lampu runway edge intensitas rendah Lampu runway edge intensitas menengah Lampu runway edge intensitas tinggi (jika lebar runway 30-45 m) Lampu runway edge intensitas tinggi (jika lebar runway 60 m) Lampu threshold intensitas tinggi Lampu threshold wing bar intensitas tinggi Lampu runway end intensitas tinggi Lampu runway centre line intensitas tinggi(longitudinal spacing 30 m) Lampu runway centre line intensitas tinggi (jarak longitudinal 15 m) Lampu touchdown zone runway 1.0 (white light) 1,0 (sinar putih) 1.0 (white light) 1,0 (sinar putih) 1.0 (white light) 1,0 (sinar putih) 1.0 (white light) 1,0 (sinar putih) 1.0 to 1.5 (green light) 1,0 hingga 1,5 (sinar hijau) 1.0 to 1.5 (green light) 1,0 hingga 1,5 (sinar hijau) 0.35 to 0.5 (red light) 0,35 hingga 0,5 (sinar merah) 0.5 to 1.0 (white light) 0,5 hingga 1,0 (sinar putih) 0.5 to 1.0 for CAT III (white light) 0.25 to 0.5 for CAT I,II (white light) 0,5 hingga 1,0 untuk Kategori III (sinar putih) 0,25 hingga 0,5 untuk Kategori I, II (sinar putih) 0.5 to 1.0 (white light) 0,5 hingga 1,0 (sinar putih) 9.22.1.5. Cakupan sinar pada gambar memberikan petunjuk yang dibutuhkan untuk approach menurun ke RVR dengan urutan 150 m dan take-off ke RVR dengan urutan 100 m. 9.22.1.6. Sudut horizontal diukur dengan mengacu pada bidang vertikal yang melalui runway centre line. Untuk penerangan selain lampu garis tengah, arah menuju runway centre line dianggap positif. Sudut vertikal diukur dengan mengacu pada bidang horizontal. 9.22.1.7. Unit lampu dipasang sedemikian rupa sehingga sinar utama diselaraskan tidak lebih dari setengah derajat dari persyaratan yang ditetapkan. 9.22.1.8. Pada garis perimeter dan di dalam elips yang mewakili daerah sinar utama, intensitas sinar maksimum tidak lebih dari tiga kali nilai intensitas sinar minimum yang diukur. 9-95