Pneumocystis jirovecii

dokumen-dokumen yang mirip
Chlamydia psittaci merupakan salah satu bakteri dari genus Chlamydophyla. dikenal juga sebagai Miyagawanella atau Bedsonia. Chlamydia psiitaci

Pengertian Mitokondria

Rickettsia prowazekii

RIBOSOM. 5S dan 23S bersama-sama dengan 31 polipeptida yang

COCCIDIOIDES IMMITIS

Sel : Unit Kehidupan Terkecil. Konsep Kunci

Nama : Tiwi Anggraini NIM : Kelas : C PENYAKIT LEGIONAIRE

BIOTEKNOLOGI. Struktur dan Komponen Sel

OUTLINE PENDAHULUAN CIRI-CIRI VIRUS STRUKTUR SEL VIRUS BENTUK VIRUS SISTEM REPRODUKSI VIRUS PERANAN VIRUS

GUNAKAN ALAS KAKIMU ATAU..

dr. AL-MUQSITH, M.Si

MIKROBIOLOGI BAKTERI

1. ASPEK BIOLOGI MORFOLOGI VIRUS EBOLA:

BIOLOGI SEL OLEH : CRISTIN NATALIA. P ILMU KELAUTAN B UNIVERSITAS DIPONEGORO. cristinnatalia.hol.es

MORFOLOGI DAN STRUKTUR MIKROORGANISME. Dyah Ayu Widyastuti

JAMUR (fungi) Oleh : Firman Jaya,S.Pt.,MP 4/3/2016 1

Tabel Perbedaan Sel Prokariotik dan Sel Eukariotik Perbedaan Sel Prokariotik Sel Eukariotik Ukuran Sel

PERBEDAAN SEL EUKARIOTIK DAN PROKARIOTIK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

A. KARAKTERISTIK UMUM FUNGI

S E L. Suhardi, S.Pt.,MP

STREPTOCOCCUS PNEUMONIAE

BLASTOMYCES DERMATITIDIS ABSTRAK

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 11. Organisasi KehidupanLatihan Soal 11.1

Mengenal Penyakit Kelainan Darah

A. Reproduksi Vegetatif : yaitu reproduksi dengan cara Pertunasan, Pembelahan, Pembelahan tunas dan Sporulasi aseksual B. Reproduksi Seksual : yaitu

Makalah Biokimia Komponen Penyusun Sel Tumbuhan NUKLEUS. Oleh :

Penggolongan Organisme dan Taksonomi Mikrobia. 5Maret 2015

BAHAN GENETIK SITOPLASMA

TINEA KAPITIS, apa tuh??

STRUKTUR DAN FUNGSI BAGIAN SEL MIKROBA

E. coli memiliki bentuk trofozoit dan kista. Trofozoit ditandai dengan ciri-ciri morfologi berikut: 1. bentuk ameboid, ukuran μm 2.

(Cryptococcus neoformans)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Sel. B. Bagian-bagian Penyusun sel

Sel. Gbr. Penampang Sel Hewan dan Sel Tumbuhan

Virologi - 2. Virologi - 3. Virologi - 4

Partikel virus (virion), terdiri dari : Virologi adalah ilmu yang mempelajari tentang virus dan agent menyerupai virus:

Variola vera MORFOLOGI. Group I (dsdna)

Bakteri ilmunya Bakteriologi Khamir (Ragi, Yeast) ilmunya Mikologi Kapang (Jamur benang) ilmunya Mikologi Virus ilmunya Virologi Ganggang (Algae)

Retikulum Endoplasma (Mader, 2000) Tuti N. dan Sri S., FIK 2009

1/1/2002 SEL. dr. Rachmah Laksmi Ambardini FIK UNY

OLEH ; Titta Novianti, S.Si. M.Biomed.

TINJAUAN TENTANG HIV/AIDS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Rickettsia typhi Penyebab Typhus Endemik

PERBEDAAN SEL HEWAN & TUMBUHAN BAGIAN SEL & ORGANEL SEL TRANSPORT MELALUI MEMBRAN

BIOLOGI SEL. Pokok Bahasan. 1. Teori sel 2. Alat bantu mempelajari sel 3. Sel prokariot dan eukariot 4. Ultrastruktur Sel

Konsep Sel, Jaringan, Organ dan Sistem Organ

JAMUR (FUNGI) KHAMIR (YEAST)

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 10. SISTEM ORGANISASI KEHIDUPANLatihan Soal dan 4. 1 dan 3. 3 dan 5. 4 dan 5. Tebal, tersusun dari selulosa

1. Menjelaskan struktur inti sel eukariot hubungannya dengan fungsi 2. Menjelaskan struktur organel-organel sel dan fungsinya

Sel sebagai unit dasar kehidupan

Pendahuluan. UNSYIAH Universitas Syiah Kuala 9/28/2016. Pohon Kehidupan. Tiga Domain Kehidupan

MODEL MATEMATIKA. Gambar 1 Proses Infeksi Virus HIV terhadap sel Darah Putih Sehat (Feng dan Rong 2006)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batasan anak balita adalah setiap anak yang berada pada kisaran umur

ketebalan yang berbeda-beda dan kadang sangat sulit ditemukan dengan mikroskop. Namun, ada bukti secara kimiawi bahwa lamina inti benar-benar ada di

Retikulum Endoplasma (Mader, 2000) Tuti N. dan Sri S. (FIK-UI)

Bacillius cereus siap meracuni nasi anda

Cryptococcus Neoformans

A. Bagian-bagian dalam sel tersusun atas sebagai berikut:

II. MATERI A. NUKLEUS

Makalah Biologi. Oleh : Ifa Amalina Esa Rosidah Muhammad Rizal

Waspada penyakit yang menyebar di musim kemarau : Nocardiosis!

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

MYCOPLASMA PNEUMONIAE. Abstrak

HIRARKI ORGANISASI MATERI BENDA HIDUP

Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru

KUESIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang saat ini terjadi di negara Indonesia. Derajat kesehatan anak

Nama : Novita Purnamasari Hendarmin NIM : Hari, Tanggal : Kamis,10 Desember 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB III VIRUS TOKSO PADA KUCING

Famili : Picornaviridae Genus : Rhinovirus Spesies: Human Rhinovirus A Human Rhinovirus B

RIBOSOM. Tuti N. dan Sri S. (FIK-UI)

STRUKTUR & FUNGSI SEL

BIOLOGI UMUM (MIP612112) Priyambodo, M.Sc. staff.unila.ac.id/priyambodo

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SISTEM IMUN (SISTEM PERTAHANAN TUBUH)

BAB I PENDAHULUAN. maka masa balita disebut juga sebagai "masa keemasan" (golden period),

SEL Iriawati SITH - ITB

Pengelompokan Bakteri Berdasarkan Alat Geraknya

STRUKTUR DAN FUNGSI SEL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Udara tidak mengandung komponen nutrisi yang penting untuk bakteri, adanya

Virus herpes merupakan virus ADN dengan rantai ganda yang kemudian disalin menjadi marn.

FARMASI USD Mei Oleh : Yoga Wirantara ( ) Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma

LEMBARAN SOAL. Mata Pelajaran : BIOLOGI Sat. Pendidikan : SMA Kelas / Program : XI IPA ( SEBELAS IPA )

Fungi pada awal ditemukannya dikelompokkan sebagai tumbuhan. Dalam perkembangannya, fungi dipisahkan dari tumbuhan karena banyak hal yang berbeda.

BAB II TINJAUAN TEORI. sehat, baik itu pasien, pengunjung, maupun tenaga medis. Hal tersebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. daun-daun yang diserang rusak dan kering sehingga aktivitas fotosintesa terganggu.

BAB II VIRUS TOKSO Definisi Virus Tokso

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 5. SISTEM PERNAPASAN PADA MANUSIALatihan Soal 5.2 TBC. Bronkitis. Asfiksi. Pneumonia

BAB I PENDAHULUAN. (Thomas, 2004). Ada beberapa klasifikasi utama patogen yang dapat

ASPERGILLUS FUMIGATUS

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

D. Iwanowsky (1892) dan M. Beyerinck (1899) adalah ilmuwan yang menemukan virus, sewaktu keduanya meneliti penyakit mozaik daun tembakau.

TUGAS TERSTRUKTUR PENGELOLAAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN TERPADU

All about Tinea pedis

MYXOBAKTERIALES. (tumbuhan belah). Klas ini terdiri atas tumbuhan bersel satu. Sel-sel itu kecil

Transkripsi:

Agatha Novita Ika H. 078114040 Pneumocystis jirovecii Pneumocystis jirovecii adalah salah satu jenis jamur yang menyebabkan pneumocystis pneumonia pada pasien yang mempunyai sistem imun yang lemah. Klasifikasi Kingdom : Fungi Sub kingdom : Dikarya Filum : Ascomycota Sub filum : Taphiromycotina Kelas : Pneumocystidomycetes Ordo : Pneumocystidales Famili : Pneumocystidaceae Genus : Pneumocystis Species : Pneumocystis jirovecii Pneumocystis jirovecii merupakan jamur dengan genus Pneumocystis yang ditemukan dalam tubuh manusia terutama paru-paru, yang memiliki rangkaian RNA ribosomal 18s. International Code of Botaical Nomenclature (ICBN) mencantumkan nama Pneumocystis jirovecii sebagai jamur yang menyebabkan pneumocystis pneumonia pada manusia. Morfologi Pneumocystis jirovecii merupakan salah satu jamur yang termasuk dalam golongan yeast (khamir) karena mempunyai dinding sel yang ultrastrukturnya mirip dengan jamur, mempunyai mitokondria dengan krista berbentuk lamelar dan bentuk kistanya mempunyai badan intrakista yang menyerupai askospora yang dibentuk oleh ascomycetes. Pneumocystis jirovecii merupakan obligat parasit yang mempunyai spora yang dapat bertahan lama hingga menginfeksi inang yang baru. Pneumocystis jirovecii dapat Nucleus ditemukan alam bentuk tropozoit maupun kista. Nucleolus

Tropozoit Pneumocystic jirovecii mempunyai bentuk yang tidak beraturan dan biasanya bergabung dengan tropozoit-tropozoit lain membentuk suatu koloni. Dalam koloni ini kadang sulit untuk membedakan tiap tropozoit. Ukuran diameter tropozoit antara 1,5 5 m Sitoplasma tropozoit mempunyai organela-organela dengan jumlah yang sedikit, contoh : ribosom yang bebas, partikel-partikel glikogen, struktur seperti pipa dan bercabang-cabang yang menyerupai retikulum endoplasma. Tropozoit mempunyai nukleus kecil (0,5-1,0 m) yang bentuknya bervariasi yang tampak jelas berada di tengah nukleolus. Vakuola, mikrotubulus dan kompleks golgi ditemukan, walaupun sering tidak terlihat. Mitokondria dengan krista yang pendek juga ditemukan. Membran sel tipis, ukurannya berkisar antara 20 30 nm dan fleksibel. Kista berbentuk bulat sampai elips dengan diameter 5 8 m. Kista berisi 8 badan intrakista dengan diameter 1,2 m. Kista mempunyai dua dinding yaitu dinding luar yang Nucleus mempunyai tebal 15 nm, dan dinding dalam Nukleolus dengan ketebalan 35 nm. Dalam kista terdapat matriks dan badan intrakista. Dalam matriks terdapat mitokondria, ribosom, vakuola dan badan intrakista. Badan intrakista mempunyai bentuk bulat sampai oval, dengan nukleus yang berada di tengah. Dalam badan intrakista juga terdapat retikulum endoplasma, ribosom, mitokondria dan partikel glikogen. Kista yang sudah pecah dan mengeluarkan badan intrakistanya berbentuk seperti pisang yang hanya berisi matriks. Gambar kista Pneumocystis jirovecii dalam jaringan. Daur Hidup Pneumocystis jirovecii ditemukan dalam 3 bentuk, yaitu : tropozoit, sporozoit, dan kista. Tropozoit adalah sel haploid yang dapat membelah diri dengan binary fission dan dapat bergabung dengan sel-sel yang lain membentuk precyst. Tropozoit merupakan fase vegetatif dari Pneumonia jirovecii. Kista merupakan fase yang mempunyai peran dalam proses meiosis dengan membentuk 8 nukleus dalam badan intrakista kemudian mengalami delimitasi sel diikuti lepasnya badan intrakista yang kemudian berubah menjadi tropozoit.

Daur hidup Pneumocystis pneumonia Penjelasan gambar : Tropozoit akan mengalami pembelahan dengan binary fission membentuk dua tropozoit, kemudian membelah lagi. Kemudian tropozoit akan mengalami proses meiosis I yang membentuk precyst dengan 2 nukleus, kemudian precyst ini akan mengalami proses meiosis II menghasilkan precyst dengan 8 nukleus, kemudian terjadi delimitasi sel membentuk 8 badan intrakista yang masing-masing mengandung 1 nukleus sehingga terbentuk kista. Kemudian kista akan pecah dan membebaskan badan intrakista tadi. Setiap badan intrakista akan menjai satu tropozoit. Pneumocystis Pneumonia Pneumocystis pneumonia adalah penyakit radang paru-paru yang disebabkan oleh Pneumocystis jirovecii. Jamur ini dapat menginfeksi paru-paru menyebabkan pneumonia akut, subakut, bahkan dapat berakibat fatal. Jamur ini menyerang manusia yang mempunyai imun (kekebalan tubuh) rendah. Jamur ini dapat menginfeksi anak-anak dan bayi prematur, terkena malnutrisi, dan yang berumur 2-5 tahun, orang yang mengikuti terapi kortikoteroid, terapi cytotoxic, terapi immunosuppresive, orang yang menerima trasplantasi organ yang sudah terinfeksi jamur ini, orang yang terkena tumor, dan orang yang terserang virus HIV (AIDS). Gejala Gejala-gejala yang ditunjukkan bila terinfeksi jamur ini adalah melemahnya kondisi tubuh, berat badan berkurang, demam yang kadang-kadang muncul dan kadang-kadang hilang, batuk kering (batuk yang tidak berdahak), dypsnea yang progresif (pernapasan semakin cepat dan pendek-pendek), tachipnea, dan cyanosis. Selain itu, produksi sputum yang terdapat darahnya, dan jamur ini dapat keluar dari paru-paru dan menyebar ke limpa, hati maupun sumsum tulang (walaupun kemungkinannya sedikit).

Penyebaran Penyakit ini menyebar di seluruh dunia. Dari data menunjukkan adanya penurunan manusia yang terjangkit penyakit ini. Akan tetapi, di Afrika terdapat kenaikan penderita yang terkena penyakit ini, yaitu sebesar 80% dari orang yang terkena HIV. Penularan Penularan penyakit ini adalah dengan transmisi lewat udara. Tropozoit maupun spora akan bertaan di udara hingga dapat menginfeksi inang baru. Tropozoit yang terhirup akan mencapai alveolus dan di alveolus akan menempel pada pneumocyte. Tropozoit akan membelah diri secara perlahan tetapi meluas dalam paru-paru dan secara progresif mengisi alveolus dan akhirnya alveolus ini iisi oleh eksudat yang berbuih. Tropozoit juga akan membentuk kista yang nantinya disebarkan ke udara. Penularan dari manusia ke manusia belum terlihat selama beberapa tahun terakhir. Namun, penularan antar manusia dapat terjadi melalui transplantasi organ. Pengobatan Pneumocystis pneumonia tidak dapat disembuhkan dengan antifungal. Pneumocystis pneumonia dapat diobati dengan trimethoprim yang disertai sulphamethoxazole (co-trimoxazole). Alternatif lain adalah dengan pemberian pentamidine, primaquine disertai clindamycin, trimetrexate dan leucovorin dan atovaquone. Pengobatan ini dapat disertai dengan pemberian glukokortikoid, prednisolone dan methylprednisolone. Co-trimoxazole dapat menghambat sintesis asam hidrofolik dengan inhibisi kompetitif dengan asam para-aminobenzoat sehingga menghambat pertumbuhan mikroorganisme. Pentamidine menghambat pertumbuhan dengan cara menghalangi fosforilasi oksidatif dan menghambat penggabungan asam nukleat pada RNA dan DNA yang berakibat pada penghambatan pembentukan protein dan sintesis fosfolipid. Trimetrexate dan leucovorin menghambat reduktase dehidrofolate dan melemahkan tekanan pada sumsum tulang. Clindamycin menghambat pertumbuhan jamur dengan menghalangi disosiasi peptidyl trna dari ribosom sehingga menahan sintesis protein. Atovaquone menghambat rantai transport elektron dalam mitokondria dengan menggunakan ubiquinon dalam ubiquinon-sitokrom-c reduktase, penghambatan ini menyebabkan sintesis asam nukleat dan ATP terhambat.

Daftar Pustaka Anonim, Pneumocystis jirovecii (Pneumocystis carinii), http://www.cdfound.to.it/html/lung.htm, diakses tanggal 28 April 2008 Anonim, Pneumocystis Pneumonia, http://www.medicaldictionary.thefreedictionary.com/pneumocystis+jirovecii, diakses tanggal 8 Februari 2008 Anonim, Pneumocystis Pneumonia, http://en.wikipedia.org/wiki/pneumocystis_pneumonia, diakses tanggal 8 Februari 2008 Baron, E.J., 1999, Manual of Clinical Microbial, 7 th edition, American Society of Mikrobiology, Washington DC. Brooks, G. F., 2005, Mikrobiologi Kedokteran, edisi I, Salemba Medika, Jakarta Cory, R.L, et al, 2008, Pneumocystis Pneumonia : Pengobatan, http://adasidna.blogspot.com/2008/03/pneumocystis-pneumoniapengobatan.html, diakses tanggal 28 April 2008 DeSouza, W, 2005, Basic Biology of Pneumocystic carinii - A Mini Review, http://www.scielo.br/scielo.php?pid=s0074-02762005000800013&script=sci_arttext, diakses tanggal 28 April 2008 Frenkel, J. K., Pneumocystis jirovecii n. sp. From Man : Morphology, Physiology, and Immunology in Relation to Pathology, http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/828240, diakses tanggal 28 April 2008 Gomersall, Charles, 2006, Pneumocystis jiroveci, http://www.aic.cuhk.edu.hk/web8/pcp.htm, diakses tanggal 8 Februari 2008 Stringer, J.R., 2002, A New Name (Pneumocystis jiroveci) for Pneumocystis from Humans, http://www.cdc.gov/ncidod/eid/vol8no9/02-0096.htm, diakses tanggal 28 April 2008