BAB I PENDAHULUAN. demi menunjang pertumbuhan ekonomi suatu bangsa 1. Sehingga akan terciptanya

dokumen-dokumen yang mirip
PELAKSANAAN AKAD WADI AH DI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH (Studi di BMT HIRA Gabugan, Tanon, Sragen)

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang mempunyai peranan

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 5/ 7 /PBI/2003 TENTANG GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. persatuan. Hal ini terlihat dari unsur-unsur yang dicapai dari inti agama Islam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ini. Hal ini tidak terlepas dari keinginan umat Islam di Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. di dalamnya juga mencakup berbagai aspek kehidupan, bahkan cakupannya

BAB I PENDAHULUAN. dengan negara Indonesia ini. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka mengatasi krisis tersebut. Melihat kenyataan tersebut banyak para ahli

BAB I PENDAHULUAN. yang dahulu. Namun prinsip-prinsip pertukaran barang dan pinjam-meminjam

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/18/PBI/2004 TENTANG GUBERNUR BANK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembiayaan murabahan..., Claudia, FH UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN menyebabkan banyak bank yang menjalankan prinsip syariah. Perbankan

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB I PENDAHULUAN. sebagai tempat untuk berkomunikasinya antar anggota keluarga dan juga. sebagai tempat berkumpulnya sebuah keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. dan pembangunan nasional. Kegiatan utama dari perbankan syariah adalah

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang menjalankan kegiatan perekonomian. Salah satu faktor penting

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat untuk adanya sebuah lembaga keuangan. Salah satu lembaga

BAB I PENDAHULUAN. lain, supaya mereka tolong-menolong, tukar-menukar keperluan dalam segala urusan

BAB I PENDAHULUAN. yang kita ketahui sistem perekonomian negara-negara di dunia. Tidak lepas dari

BAB IV. Seperti di perbankan syari ah Internasional, transaksi mura>bah}ah merupakan

BAB I PENDAHULUAN. hubungan manusia dengan Tuhannya. Ibadah juga merupakan sarana untuk

PENDAHULUAN. 7% dari total UMKM berhasil meningkatkan statusnya, baik dari mikro menjadi

BAB I PENDAHULUAN. perbankan di Indonesia secara umum. Sistem perbankan syariah juga diatur dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. sekunder, maupun tersier dalam kehidupan sehari-hari. Adakalanya masyarakat tidak

BAB II LANDASAN TEORI TEORI PEMBIAYAAN MURABAHAH DAN PENYELESAIAN PEMBIAYAAN BERMASALAH

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 10/18/PBI/2008 TENTANG RESTRUKTURISASI PEMBIAYAAN BAGI BANK SYARIAH DAN UNIT USAHA SYARIAH.

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan Al-Qur an dan Hadist Nabi Muhammad SAW. Al-Qur an dan

BAB IV METODE PERHITUNGAN BAGI HASIL PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI BSM CABANG PEKALONGAN DITINJAU DARI FATWA DSN-MUI NO.

BAB I PENDAHULUAN. pengoperasiannya disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariat Islam. Berdasarkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. peranan kredit dalan operasi bank sangat besar dan penting. Sebagian besar bank

BAB I PENDAHULUAN. bidang perbankan merupakan salah satu bidang yang mendapat perhatian

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT NASABAH MUSLIM DAN NON MUSLIM TERHADAP TRANSAKSI PEMBIAYAAN PADA PERBANKAN SYARIAH. Oleh: Ikin Ainul Yakin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Islam, seperti perbankan, reksadana, dan takaful. 1. Banking System, atau sistem perbankan ganda, di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan

BAB II REGULASI PERBANKAN SYARI AH DAN CARA PENYELESAIANNYA. kerangka dual-banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka

I. PENDAHULUAN. pada dua alasan utama yaitu adanya pandangan bahwa bunga (interest) pada bank

BAB I PENDAHULUAN. berdiri bank-bank baru dan kondisi dunia perbankan di Indonesia telah

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan kelembagaan perbankan syariah di Indonesia mengalami

ANALISIS KINERJA KEUANGAN BANK MUAMALAT INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. pemilik dana. Perbankan di Indonesia mempunyai dua sistem antara lain sistem

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu agama yang mengajarkan prinsip at ta awun yakni saling

BAB I PENDAHULUAN. keberlanjutan entitas bisnis dan untuk mengukur kemampuan bersaing dalam

BAB I PENDAHULUAN. dari dunia perbankan. Jika dihubungkan dengan pendanaan, hampir semua

BAB 1 PENDAHULUAN. pada Al Qur an dan Hadist Nabi SAW. Dengan kata lain, Bank syari ah adalah

BAB I PENDAHULUAN. Islam merupakan suatu agama yang mengajarkan prinsip at ta awun yakni

BAB V PENUTUP. 1. Dasar Pertimbangan Bank Muamalat sebelum dikeluarkan Produk

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya perekonomian suatu negara, semakin meningkat pula

BAB I PENDAHULUAN. syariah membawa konsekuensi adanya penghapusan bunga secara mutlak. 1. Firman Allah swt. dalam surah Ali Imran ayat 130:

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan perbankan syariah sistem pembiayaan mudharabah

hidup rakyat (Anshori:2009:226). Mengingat semakin berkembangnya zaman

PENYELAMATAN DAN PENYELESAIAN PEMBIAYAAN BERDASARKAN PRINSIP MURABAHAH PADA BANK NAGARI UNIT SYARIAH PADANG SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang utama yang harus

BAB I PENDAHULUAN. eksistensi perbankan syariah, memicu tumbuhnya bank-bank syariah di

BAB I PENDAHULUAN. tidak bisa hidup sendiri. Baik itu dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam

BAB I PENDAHULUAN. Kesempurnaan Islam diantaranya mengatur tentang syariat atau hukum,

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan bank sebagai mitra dalam mengembangkan usahanya.

BAB I PENDAHULUAN. menerima simpanan uang masyarakat (to receive deposits) dalam bentuk biro,

BAB I PENDAHULUAN. Sejak Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan, ada

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan sebuah lembaga keuangan yang sangat penting dalam

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. ANALISIS PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI KJKS CEMERLANG WELERI

Lembaga keuangan memiliki peranan penting dalam hal pembangunan. dan perkembangan perekonomian negara, karena fungsi utama dari lembaga

BAB 4 ANALISIS PELAKSANAAN LAYANAN SYARIAH (OFFICE CHANNELING) PADA BTN UNIT USAHA SYARIAH (UUS)

PERBANDINGAN PROSEDUR PEMBERIAN KREDIT KUPEDES DENGAN PEMBIAYAAN MUDHARABAH

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia, bukan hanya dalam permasalahan ibadah ubūdiyah saja

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia modern sekarang ini, peranan perbankan dalam. memajukan perekonomian suatu negara sangatlah besar. Hampir semua sektor

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Islam sebagai agama yang memuat ajaran yang bersifat universal dan

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana. tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir,

BAB I PENDAHULUAN. syariah di Indonesia. Masyarakat mulai mengenal dengan apa yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkannya seorang individu harus menukarnya dengan barang atau jasa yang

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis perbankan di Indonesia era tahun 60-an dan 70-an merupakan bisnis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Intermediary) sebagai prasarana pendukung yang amat vital untuk menunjang

BAB I PENDAHULUAN. pembiayaan-pembiayaan yang dapat membantu masyarakat dalam

BAB I PENDAHULUAN. sebagai berikut : Produk Pendanaan ( Funding Product), Produk Pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. Asuransi Syariah (AS), Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), dan Unit Simpan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah dengan dilahirkannya Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992

BAB II LANDASAN TEORI

sejak zaman Rasulullah, seperti pembiayaan, penitipan harta, pinjam-meminjam uang, bahkan pengiriman uang. Akan tetapi, pada saat itu, fungsi-fungsi

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi yang menghubungkan antara pihak-pihak yang kelebihan (surplus) dana

PENDAHULUAN. maupun individu untuk menjalankan kehidupan ini. Dengan banyaknya

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. mempercepat kemajuan ekonomi masyarakat. yang diharamkan, proyek yang menimbulkan kemudharatan bagi

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 13/14/PBI/2011 TENTANG PENILAIAN KUALITAS AKTIVA BAGI BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. tersisa sepertiga dari modal awal. IDB kemudian memberikan suntikan dana

BAB I PENDAHULUAN. lalu di Indonesia dengan konsep perbankan, baik yang berbentuk konvensional

BAB V PENUTUP. Yogyakarta secara umum telah memenuhi ketentuan hukum syariah baik. rukun-rukun maupun syarat-syarat dari pembiayaan murabahah dan

BAB I PENDAHULUAN. Sejak mulai dikembangkannya sistem perbankan syariah di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. untuk meminjam uang atau kredit bagi masyarakat yang membutuhkannya.

BAB I PENDAHULUAN. Development Bank (IDB) tahun 1974 oleh Organisasi Konferensi Islam (OKI).

BAB 1 PENDAHULUAN. dipenuhi. Memiliki rumah sendiri adalah idaman semua orang, bahkan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang berdasarkan kepada firman Allah SWT yang. termaktub didalam Al-Qur an dan sunnah Rasulullah saw.

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENYELENGGARAAN USAHA LEMBAGA KEUANGAN MIKRO. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam P

BAB I PENDAHULUAN. disetujuinya Undang-undang No.10 Tahun Dalam Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. Sistem perbankan di Indonesia didominasi oleh sistem bunga. Hampir semua

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang. Tabel 1 Pertumbuhan Pembiayaan Bank Syariah dan Kredit Bank Konvensional

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Agama Islam merupakan sebuah agama yang bersifat universal, dimana dalam ajarannya tersebut memuat berbagai aspek kehidupan manusia, baik yang berhubungan dengan sang pencipta maupun yang berhubungan dengan makhluk lainnya dengan tujuan terciptanya kehidupan yang diridhai Allah SWT baik didunia maupun diakhirat nanti. Islam adalah cara hidup yang ideal, dibentuk untuk kebahagiaan manusia dengan cara menciptakan keharmonisan antara kebutuhan moral dan material manusia, serta memberikan keadilan baik itu menyangkut masalah sosial maupun ekonomi. Dalam kegiatan ekonomi sangat erat kaitannya dengan lembaga keuangan karena lembaga keuangan berfungsi sebagai pengumpul dana yang sangat berperan demi menunjang pertumbuhan ekonomi suatu bangsa 1. Sehingga akan terciptanya keharmonisan antara kebutuhan moral dan material bagi manusia. Salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai pengumpul dana yang sangat berperan untuk menunjang pertumbuhan ekonomi suatu bangsa adalah bank. Kencana, 2004), h. 51 1 Gemala Dewi, Aspek-Aspek Hukum dan Perasuransian Syariah di Indonesia (Jakarta : 1

2 Secara umum, bank adalah lembaga yang melaksanakan tiga fungsi utama yaitu menerima simpanan uang, meminjamkan uang, dan memberikan jasa pengiriman uang. 2 Dengan menjalankan fungsinya tersebut bank berperan dalam pertumbuhan ekonomi suatu Negara serta akan mampu melancarkan gerak pembangunan pada sektor usaha dengan cara memberikan kredit kepada masyarakat. Dengan memberikan kredit kepada masyarakat melalui sektor perekonomian, bank melancarkan arus barang-barang dan jasa-jasa dari produsen kepada konsumen. Bank merupakan supplier dari sebagian besar uang yang beredar yang digunakan sebagai alat tukar atau alat pembayaran, sehingga mekanisme kebijakan moneter dapat berjalan. Hal-hal tersebut menunjukkan bahwa bank merupakan suatu lembaga keuangan yang sangat penting dalam menjalankan kegiatan perekonomian dan perdagangan bagi masyarakat suatu bangsa. 3 Untuk melancarkan kegiatan perekonomian dan perdangangan bagi masyarakat Indonesia dahulunya hanya mengenal bank konvensional, yaitu bank yang menjalankan operasionalnya menerapkan sistem bunga. Bank yang menjalankan operasionalnya menerapkan sistem bunga tidak diperbolehkan dalam Islam karena bunga sama saja dengan riba. Hal tersebut dijelaskan dalam Al-Qur an surah Al-Baqarah ayat 275 yang berbunyi : 2 Adi warman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqih dan Keuangan ( Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004) h.18 3 Thomas Suyatno dkk, Kelembagaan Perbankan (Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 2003) h.xi

3 Artinya :. Dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba (Al-Baqarah : 275. 4 ) Umat Islam Indonesia telah lama mendambakan adanya bank yang beroperasi sesuai dengan syariat Islam dan terbebas dari unsur riba, kemudian disusul dengan ide untuk mendirikan bank syari ah di Indonesia 5. Seiring dengan keinginan masyarakat Indonesia untuk mendirikan bank yang tidak lagi menerapkan sistem bunga, maka pada 1 November 1991 didirikan bank pertama yang menerapkan sistem syari ah di Indonesia yaitu Bank Muamalat Indonesia. Dalam menjalankan usahanya bank syari ah tersebut harus sesuai dengan ketentuan ajaran agama Islam, hal ini dapat dipraktekkan dengan melihat usaha yang pernah dijalankan oleh Nabi Muhammad saw atau usaha-usaha baru yang dihasilkan dari ijtihad para ulama atau cencikiawan muslim yang tidak menyimpang dari Alqur an dan hadist. Selain harus sesuai dengan ketentuan agama Islam bank syari ah juga harus patuh dan tunduk pada peraturan-peraturan yang dibuat oleh Bank Indonesia, karena Bank Indonesia merupakan bank sentral dan bank induk dari semua bank-bank yang ada di Indonesia. 4 Tim Penterjemah Departemen Agama RI, Al-qur an dan Terjemahnya, (Jakarta: Yayasan Penterjemah Al-qur an, 1998), h. 69 5 Gemala Dewi, op cit. h. 59

4 Salah satu peraturan yang dibuat Bank Indonesia terhadap bank syari ah adalah dengan dikeluarkannya Peraturan Bank Indonesia Nomor : 05/07/PBI/2003 tentang kualitas aktiva produktif bagi bank syariah pada tanggal 19 Mei 2003. Peraturan ini dibuat mengingat pentingnya kualitas penanaman dana, maka pengurus bank yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prisif syari ah sebagai penerima amanat dari pemilik dana (investor) memiliki tanggung jawab atas pengelolaan dana tersebut, mulai dari persetujuan sampai dengan motoring atas kualitas penanaman dana. Monitoring atas penanaman dana ini dilakukan dengan cara selalu menilai kualitas penanaman dana tersebut berdasarkan pada prospek usaha, kondisi keuangan, dan kemampuan membayar nasabah 6. Dalam peraturan ini kualitas pembiayaan ditetapkan menjadi empat golongan yaitu lancar, kurang lancar, diragukan dan macet. Adapun penilaiannya didasarkan pada prospek usaha, kondisi keuangan dengan menekankan pada arus kas nasabah dan kemapuan membayar dari nasabah. Penilaian terhadap kualitas pembiayaan dilakukan berdasarkan kepada kemampuan membayar nasabah yang mengacu pada ketepatan pembayaran angsuran pokok atau pencapaian rasio antara Realisasi Pendapatan (RP) dengan Proyeksi Pendapatan(PP). Proyeksi pendapatan dihitung berdasarkan pada analisis kelayakan usaha dan arus kas masuk nasabah selama jangka waktu pembiayaan. 7 Bank syari ah dapat mengubah proyeksi pendapatan berdasarkan kesepakatan dengan nasabah sepanjang terdapat perubahan atas kondisi ekonomi 6 Bank Indonesia, Penjelasan PBI No: 05/07/PBI/2003 Tentang Kualitas Aktiva Prodoktif Bagi Bank Syari ah. 7 Bank Indonesia, Peraturan Bank Indonesia No: 05/07/PBI/2003 Tentang Kualitas Aktiva Produktif Bagi Bank Syari ah. h. 8

5 makro, pasar dan politik yang mempengaruhi usaha nasabah. Selain itu juga bank wajib mencantumkan proyeksi pendapatan dan perubahan proyeksi pendapatan dalam perjanjian pembiayaan antara bank syari ah dan nasabah 8 Sedangkan pembayaran angsuran pokok pembiayaan dapat diangsur selama waktu pembiayaan sesuai dengan kesepakatan antara bank syariah dan nasabah. Apabila jangka waktu pembiayaan lebih dari satu tahun, pembayaran angsuran pokok pembiayaan wajib diangsur secara berkala sesuai dengan proyeksi arus kas masuk (cash inflow) usaha nasabah. Pembayaran angsuran pokok wajib dicantumkan dalam perjanjian antara bank syariah dengan nasabah dan harus terdukomentasi secara lengkap 9. Selama jangka waktu pembayaran angsuran pokok, bank syariah wajib membuat penyisihan penghapusan aktiva terhadap aktiva produktif dan aktiva non produktif. Penyisihan penghapusan aktiva tersebut berupa cadangan umum dan cadangan khusus untuk aktiva produktif dan aktiva non produktif. Cadangan penyisihan penghapusan aktiva disisihkan 1% apabila kulitas pembiayaannya digolongkan lancar, 25% apabila kualitas pembiayaannya digolongkan kurang lancar, 50% apabila kualitas pembiayaannya digolongkan diragukan, 100% apabila kualitas pembiayaanya digolongkan macet 10. Cadangan ini pempengaruhi jumlah laba yang diperoleh bank syari ah karena laba yang diperoleh bank setelah dikurangi cadangan penyisihan penghapusan 8 Bank Indonesia, Ibid. h. 8 9 Bank Indonesia, Ibid. h. 9 10 Ibid. h. 11

6 aktiva menghasilkan laba bersih. Jadi apabila cadangan yang ditetapkan itu semakin besar maka semakin kecil keuntungan yang diperoleh oleh bank syari ah. Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 05/07/PBI/2003 ini bank syari ah khususnya bank syari ah yang ada di Kalimantan Selatan sepertinya sangat di beratkan sehingga bank syariah tidak begitu banyak mengeluarkan pembiayaan, hal tersebut dapat dilihat dari kinerja perbankan syari ah sebagai berikut: TABEL 1.1 Kinerja Perbankan Syariah Kalimantan Selatan Tahun 2004 Keterangan Posisi Des 03 Mar 04 Jun 04 Sep 04 Des 04 Asset (juta Rp) 123, 907 205,858 206,729 245,254 256,568 Kredit (juta Rp) 102,767 131,320 194,020 232,284 225,513 Dana Pihak Ketiga (juta Rp) 107,324 155,019 167,277 194,015 213,682 Apalagi pada pembiayaan yang sifatnya kerjasama dalam menjalankan suatu usaha tertentu seperti musyarakah. Musyarakah adalah penanaman dana dari pemilik dana/modal untuk mencampurkan dana/modal mereka pada suatu usaha tertentu, dengan pembagian keuntungan berdasarkan nisbah yang telah disepakati sebelumnya, sedangkan kerugian ditanggung semua pihak pemilik dana/modal berdasarkan bagian dana/modal masing-masing. 11 Pada pembiayaan musyarakah ini keuntungan yang akan diperoleh bank syariah dan nasabah tidak bisa ditetapkan dari awal karena tergantung usaha yang dijalankan nasabah serta faktor faktor lain yang mempengaruhi usaha nasabah 11 Bank Indonesia, Peraturan Bank Indonesia No: 08/21/PBI/2006 Tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum Yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsuf Syari ah. h.4

7 tersebut, seperti kondisi politik, kondisi keuangan, pangsa pasar serta faktor lainnya yang ada didaerah tempat nasabah menjalankan usahanya. Selain itu juga resiko kerugian pada pembiayaan ini cukup tinggi sehingga bank syari ah harus berhati-hati dalam mengeluarkan pembiayaan musyarakah ini. Berdasarkan data yang diperoleh dari Bank Indonesia Banjarmasin untuk pembiayaan musyarakah pada akhir 2004 di bank syariah Kalimantan Selatan sebesar Rp.4,8 miliar 12. Pada tanggal 5 oktober 2006 Bank Indonesia mengeluarkan kebijakan baru yaitu dengan dikeluarkannya Peraturan Bank Indonesia Nomor: 08/21/PBI/2006 tentang penilaian kulitas aktiva bank umum yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syari ah. Dalam peraturan baru ini kualitas pembiayaan ditetapkan menjadi lima golongan yaitu lancar, dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan dan macet. Adapun cadangan untuk penyisihan penghapusan aktiva ditetapkan 1% dari aktiva produktif yang digolongkan lancar, 5% dari aktiva dengan kualitas yang digolongkan dalam perhatian khusus setelah dikurangi nilai agunan, 15% dari aktiva dengan kualitas yang digolongkan kurang lancar setelah dikurangi agunan, 50% dari aktiva yang digolongkan diragukan setelah dikurangi agunan, 100% dari aktiva dengan kualitas yang digolongkan macet setelah dikurangi agunan 13. Dengan peraturan Bank Indonesia yang baru ini bank syari ah sepertinya lebih diringankan daripada peraturan Bank Indonesia yang dulu dalam melakukan 12 M. Yusuf Rosiannor, Pegawai Bank Indonesia Banjarmasin, Wawancara Pribadi, Banjarmasin, 19 Desember 2008. 13 Op Cit. h. 28

8 pembiayaan kepada nasabah. Apakah dengan peraturan Bank Indonesia yang baru ini bank syari ah khususnya bank syari ah di Kalimantan Selatan akan lebih meningkatkan pembiayaanya kepada nasabah terutama pembiayaan musyarakah. Dari permasalahan inilah yang membuat penulis merasa tertarik untuk mengadakan sebuah penelitian lebih lanjut, dan penulis menuangkannya dalam sebuah skripsi dengan judul: PEMBIAYAAN MUSYARAKAH PASCA LAHIRNYA PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 08/21/PBI/2006 (Studi Kasus Beberapa Bank Syari ah di Kalimantan Selatan). B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana pembiayaan musyarakah pasca lahirnya Peraturan Bank Indonesia No.: 08/21/2006 pada beberapa bank syari ah di Kalimantan Selatan? 2. Bagaimana persepsi beberapa nasabah bank syariah tentang pelayanan beberapa bank syariah di Kalimantan Selatan pasca lahirnya Peraturan Bank Indonesia No: 08/21/PBI/2006? C. Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah:

9 1. Untuk mengetahui bagaimana pembiayaan musyarakah pasca lahirnya Peraturan Bank Indonesia No: 08/21/2006 pada beberapa bank syari ah di Kalimantan Selatan. 2. Bagaimana persepsi beberapa nasabah bank syariah tentang pelayanan beberapa bank syariah di Kalimantan Selatan pasca lahirnya Peraturan Bank Indonesia No: 08/21/PBI/2006 D. Definisi Operasional Untuk menghindari kekeliruan dan kesalahpahaman dalam pengertian yang dikehendaki pada penelitian ini, maka penulis membuat definisi operasional sebagai berikut: 1. Musyarakah yaitu pembiayaan berdasarkan akad kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk usaha tertentu, dimana masing masing pihak memberikan kontribusi dana dengan ketentuan bahwa keuntungan dan resiko akan ditanggung bersama sesuai kesepakatan 14. Adapun pembiayaan musyarakah yang penulis maksud adalah peyertaan dana dalam bentuk kerjasama usaha yang dilakukan oleh beberapa bank syariah di Kalimantan Selatan kepada nasabahnya sebelum dan sesudah lahirnya Peraturan Bank Indonesia No: 08/21/PBI/2006. Sedangkan yang menjadi ukuran jangka waktu sebelum lahirnya Peraturan Bank Indonesia No: 08/21/PBI/2006 adalah tahun 2004 dan 2005, sedangkan yang menjadi 14 Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia, Fatwa Dewan Syariah Nasional No. 08/DSN-MUI/VI/2000. (Jakarta : DSN 2000), h. 23

10 ukuran jangka waktu sesudah lahirnya Peraturan Bank Indonesia No: 08/21/PBI/2006 adalah tahun 2006 dan 2007. Adapun yang menjadi tolak ukur untuk menetapkan berpengaruh atau tidaknya pembiayaan musyarakah pasca lahirnya Peraturan Bank Indonesia No: 08/21/PBI/2006, maka dapat dilihat dari : a. Peningkatan atau penurunan jumlah asset bank sebelum dan sesudah lahirnya Peraturan Bank Indonesia No:08/21/PBI/2006. b.peningkatan atau penurunan jumlah pembiayaan bank sebelum dan sesudah lahirnya Peraturan Bank Indonesia No:08/21/PBI/2006. c. Peningkatan atau penurunan jumlah Dana Pihak Ketiga (DPK) bank sebelum dan sesudah lahirnya Peraturan Bank Indonesia No: 08/21/PBI/2006. d.jumlah kantor layanan bank syariah sebelum dan sesudah lahirnya Peraturan Bank Indonesia No:08/21/PBI/2006. e. Peningkatan atau penurunan jumlah nasabah beberapa bank syariah di Kalimantan Selatan sebelum dan sesudah lahirnya Peraturan Bank Indonesia No:08/21/PBI/2006. f. Pelayanan beberapa bank syariah di Kalimantan Selatan dalam melakukan pembiayaan kepada nasabah sebelum dan sesudah lahirnya Peraturan Bank Indonesia No:08/21/PBI/2006.

11 2. Peraturan adalah tatanan (petunjuk, ketentuan) yang dibuat untuk mengatur 15. Sedangkan yang dimaksud dengan peraturan disini adalah Peraturan Bank Indonesia No: 08/21/PBI/2006 Tentang Penilaian Kualitas Aktiva Bank Umum Yang Melaksanakan Kegiatan Usaha Berdasarkan Prinsip Syariah. E. Signifikansi Penelitian Adapun penelitian ini diharapkan berguna untuk: 1. Sebagai bahan sumbangan pemikiran dalam mengisi khazanah pengetahuan dalam bentuk karya ilmiah khususnya disiplin ilmu kesyari ahan. 2. Sebagai bahan referensi, bahan informasi dan bahan pembanding untuk penelitian berikutnya yang berhubungan dengan kebijakan Bank Indonesia. 3. Selain itu juga penelitian ini diharapkan berguna untuk lembaga-lembaga terkait yang berhubungan dengan kebijakan Bank Indonesia. F. Tinjauan Pustaka Dalam penelitian ini tinjauan pustaka sangat diperlukan untuk menghindari penelitian yang sama dengan penelitian yang akan diteliti. Oleh sebab itu penulis membuat tinjauan pustaka dari penelitian atas nama Siti Sarah NIM 0301155824 yang berjudul Mekanisme Pembiayaan Musyarakah pada Baitul Tamwil Muhamadiyah (BTM) Antasari Banjarmasin. Adapun Hasil penelitian yang dilakukan saudari Siti Sarah mengungkapkan bagaimana mekanisme pembiayaan 15 Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua. (Jakarta : Balai Pustaka, 1999). h. 734.

12 musyarakah pada BTM Antasari Banjarmasin, sedangkan penelitian yang penulis teliti menitikberatkan tentang pembiayaan musyarakah pasca lahirnya Peraturan Bank Indonesia No: 08/21/PBI/2006 pada beberapa bank syariah di Kalimantan Selatan, jadi tidak ada kesamaan dalam penelitian penulis dengan saudari Siti Sarah. Selain itu juga ada penelitian yang akan diteliti oleh saudari Nugraha Niti Susanti yang menyangkut masalah pengaruh fatwa MUI tentang mengharaman bunga bank konvensional terhadap kinerja penghimpunan dan penyaluran dana pada bank BNI cabang Banjarmasin. Dalam penelitian saudari Nugraha Niti Susanti menitikberatkan tentang masalah kinerja penghimpunan dan penyaluran dana pada Bank BNI Syariah Cabang Banjarmasin. Setelah keluarnya Fatwa MUI tentang pengharaman bunga bank konvensional. Sedangkan permasalahan yang penulis ini lebih menitikberatkan pada pembiayaan musyarakah pasca lahirnya Peraturan Bank Indonesia No:08/21/PBI/2006. Dengan demikian terdapat pokok permasalahan yang sangat berbeda antara penelitian yang dilakukan oleh saudari Nugraha Niti Susanti. G. Sistematika Penulisan Penulisan skripsi ini menurut sitematika yang telah direncanakan, terdiri dari 5 bab, yaitu sebagai berikut : Bab I pendahuluan memuat latar belakang masalah yaitu kerangka pemikiran yang melatarbelakangi permasalahan yang diteliti. Permasalahan yang akan diteliti tersebut dirumuskan dalam rumusan masalah. Dari rumusan masalah, maka ditetapkan tujuan penelitian, setelah itu kegunaan dari penelitian ini penulis butiri dalam signifikansi penelitian. Supaya penelitian ini tidak melenceng dari

13 tujuan yang ingin dicapai maka penulis membuat definisi operasional. Untuk memudahkan penelitian ini, maka penulis membuat kerangka tulisan dalam bentuk sitematika penulisan. Bab II ketentuan umum tentang musyarakah. Pada bab ini diuraikan tentang musyarakah yang meliputi pengertian dan dasar hukum musyarakah, rukun dan syarat musyarakah serta macam-macam musyarakah. Pada bab ini juga diraikan mekanisme pembiayaan musyarakah pada bank syariah. Bab III memuat metode penelitian, yaitu makna yang teratur dan sistematis untuk melaksanakan sebuah penelitian. Pada sub bab ini memuat jenis, sifat, dan lokasi penelitian yang menerangkan tentang jenis penelitian ini dan sifat penelitian serta lokasi pelaksanaan penelitian. Setelah itu diterangkan tentang pihak-pihak yang menjadi subyek penelitian dan permasalahan yang menjadi obyek penelitian yang dimuat dalam sub bab subyek dan obyek penelitian. Kemudian akan diterangkan pula tentang data yang akan digali dan darimana sumbernya, yang dimuat dalam data dan sumber data. Selanjutnya dikemukakan pula tentang teknik-teknik yang digunakan dalam kegiatan pengumpulan data, pengolahan dan analisis data. Pada sub bab tahapan penelitian dimuat tentang tahapan penelitian dari awal permohonan persetujuan judul skripsi sampai skripsi ini siap untuk dimunaqasahkan. Bab IV laporan dan analisis laporan hasil penelitian, meliputi uraian tentang identitas responden yang memuat tentang data diri responden yang menjadi sumber data, dan deskripsi kasus perkasus berupa uraian tentang permasalahn yang diteliti sesuai dengan kondisi obyektif dilokasi penelitian dalam bentuk uraian kasus. Selanjutnya disajikan pula matrik yang memuat ringkasan uraian uraian dari setiap

14 kasus yang diteliti. Dari hasil laporan tersebut penulis menganalisa setiap kasus tersebut sesuai dengan landasan teori yang dikemukakan dalam bab II. Pembahasan ini disajikan dalam bentuk uraian yang manggambarkan bagaimana tinjauan ekomoni Islam terhadap permasalahan pada setiap kasus. Bab V penutup berisikan kesimpulan penulis dari data yang diuraikan pada bab IV serta berisikan saran saran penulis sebagai solusi terhadap permasalahan yang dihadapi atau ditemui dalam hasil penelitian.