BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan suatu organisasi dari sekelompok orang yang memproduksi dan memasarkan barang atau jasa dengan tujuan memperoleh laba. Perusahaan melakukan berbagai upaya agar laba yang didapatkan melebihi laba yang sudah ditargetkan. Selain bertujuan memperoleh laba beberapa perusahaan juga bertujuan mencapai harga saham yang tinggi. Tingginya harga saham dan tingkat dividen menjadi faktor-faktor yang menarik perhatian investor dalam menanamkan investasinya di suatu perusahaan. Dividen bagi investor sangat berarti, apabila manajemen perusahaan dapat membagikan dividen, berarti perusahaan berada pada kondisi keuangan yang baik. Dalam mencapai tujuan yang diinginkan perusahaan, seperti laba yang tinggi dan harga saham yang tinggi, perusahaan menghadapi beberapa masalah. Salah satu masalah yang timbul adalah masalah keagenan (agency problem). Masalah keagenan adalah masalah yang timbul antara pemegang saham (principal) dan manajemen (agent), dimana kedua belah pihak memiliki kepentingan yang berbeda. Principal adalah pemilik perusahaan atau sering disebut pemegang saham. Principal menugaskan manajemen untuk menjalankan perusahaan. Principal menanamkan investasinya dengan harapan mendapatkan tingkat kembalian investasi yang sesuai (dividen dan capital gains). Sedangkan agent adalah 1
manajemen yang menjalankan perusahaan termasuk membuat keputusan tentang pembagian dividen (Copeland dan Weston, 1995). Berbagai pihak memiliki kepentingan yang berbeda atas kebijakan dividen. Pihak pertama, manajemen menginginkan laba untuk ditahan sebagai modal untuk mendanai investasi di masa yang akan datang. Pihak kedua, pemegang saham menginginkan laba dibagikan sebagai dividen. Pihak ketiga, kreditor menginginkan adanya pembatasan dividen sehingga laba tersedia untuk membayar hutang. Berbagai konflik menimbulkan biaya-biaya untuk mengendalikan konflik, yang disebut kos keagenan. Konflik kepentingan atas dividen menjadi salah satu faktor penentu kebijakan dividen. Kebijakan dividen ini dapat dilihat dari rasio pembagian dividen (dividend payout ratio). Menurut Van Horne & Machowicz Jr. (1998:483) rasio pembagian dividen adalah dividen kas tahunan dibagi dengan laba tahunan atau dividen per lembar saham dibagi laba per lembar saham. Rasio ini menunjukkan persentase laba perusahaan yang dibayarkan kepada pemegang saham dalam bentuk tunai. Berdasarkan hasil-hasil penelitian terdahulu misalnya Shinta (2010), Fajriyah (2011), Rosdini (2009), beberapa faktor berpengaruh terhadap rasio pembayaran dividen. Faktor- faktor tersebut antara lain rasio leverage dan free cash flow. Leverage diukur menggunakan debt equity ratio. Debt equity ratio adalah rasio yang mengukur proporsi utang dalam struktur pendanaan perusahaan. Semakin tinggi debt equity ratio perusahaan, maka semakin tinggi penggunaan utang dalam struktur pendanaan perusahaan. Utang akan mempengaruhi laba bersih dan selanjutnya mempengaruhi besarnya dividen yang diterima oleh pemegang (Fajriyah, 2011). 2
Free cash flow adalah kas suatu perusahaan yang dapat didistribusikan kepada kreditor atau pemegang saham, ketika kas tersebut tidak lagi dibutuhkan untuk mendanai aset tetap ataupun modal kerja (Ross et al.,(2000) dan Rosdini (2009)). Free cash flow dapat menggambarkan tingkat fleksibilitas keuangan suatu perusahaan. Free cash flow menjadi faktor yang penting bagi perusahaan untuk melakukan ekspansi, menurunkan utang atau melakukan akuisisi (Hapsari, 2010). Seperti halnya dalam pembagian dividen, free cash flow dapat menimbulkan masalah keagenan antara manajeman dan pemegang saham. Manajemen lebih cenderung menginginkan free cash flow ditahan sebagai sumber pendanaan untuk investasi di masa datang yang menguntungkan, sehingga manajemen dapat memperoleh insentif yang lebih dari proyek-proyek yang menguntungkan. Sedangkan pemegang saham menginginkan free cash flow dibagikan sebagai dividen. Kebijakan dividen dapat dipengaruhi oleh kondisi perusahaan yang berbeda-beda. Menurut hasil penelitian Rosdini (2009), apabila perusahaan memiliki free cash flow tinggi dengan tingkat pertumbuhan rendah maka free cash flow ini seharusnya didistribusikan kepada pemegang saham, tetapi apabila sebaliknya free cash flow dapat ditahan sementara dan dapat diinvestasikan. Keputusan dalam menggunakan free cash flow merupakan keputusan manajemen. Apabila perusahaan memiliki free cash flow kemungkinan akan dibagikan sebagai dividen. Namun ada faktor yang mempengaruhi dalam pembayaran dividen yaitu posisi likuiditas perusahaan yang dapat dilihat dari adanya ketersediaan kas. Ketersediaan kas ini dapat kita proksikan dengan posisi kas (Shinta, 2010). Posisi kas sangat menentukan apakah dividen dapat 3
dibagikan atau tidak. Ketika suatu perusahaan memiliki free cash flow yang besar, namun posisi kas tidak memungkinkan untuk dibagikannya dividen kas, maka dividen kas tidak jadi dibagikan kepada para pemegang saham. Penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya misalnya Prihantoro (2003). Variabel bebas yang digunakan adalah dividend payout ratio. Variabel terikatnya adalah posisi kas, potensi pertumbuhan, ukuran perusahaan, rasio hutang dan modal, profitabilitas, kepemilikan. Hasil penelitian Prihantoro (2003) adalah posisi kas berpengaruh positif terhadap dividen payout ratio. Ratio hutang terhadap modalnya berpengaruh negatif terhadap dividen payout ratio. Profitabilitas, ukuran perusahaan, potensi pertumbuhan dan kepemilikan tidak berpengaruh terhadap dividen payout ratio. Rosdini (2009) meneliti free cash flow terhadap kebijakan dividen. Hasil dari penilitian ini menunjukkan bahwa free cash flow berpengaruh positif terhadap dividend payout ratio. Penelitian lainnya dilakukan oleh Utami dan Inanga (2011) yang meneliti free cash flow, dividend policy, and Leverage. Hasil dari penelitian ini adalah free cash flow berpengaruh negatif terhadap dividen sedangkan leverage berpengaruh positif terhadap dividen. Penelitian yang dilakukan oleh Marlina dan Clara (2009) menggunakan variabel posisi kas, debt equity ratio dan ROA. Hasil yang didapatkan adalah posisi kas dan ROA berpengaruh positif terhadap dividen payout ratio sedangkan DER tidak berpengaruh terhadap dividend payout ratio. Penelitian yang dilakukan oleh Kumar (2007) meneliti tentang ROA, debt equity ratio, investment opportunity set (IOS), kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional terhadap dividend payout ratio. Hasilnya adalah ROA berpengaruh postif terhadap dividend payout ratio, sedangkan debt equity ratio, IOS (Investment Oportunity Set), kepemilikan 4
manajerial dan kepemilikan institusional tidak berpengaruh terhadap dividend payout ratio. Penelitian yang dilakukan oleh Pradesya (2006) tentang free cash flow dan dividend payout ratio hasilnya adalah free cash flow tidak berpengaruh terhadap dividend payout ratio. Berdasarkan telaah terhadap hasil- hasil penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi dividend payout ratio belum dapat diperoleh hasil kesimpulan yang sama (inconclusive results). Penelitian ini bertujuan untuk menguji kembali beberapa faktor yang diduga berpengaruh terhadap kebijakan dividen yaitu free cash flow dan debt equity ratio pada perusahaan manufaktur yang terdapat di BEI dalam kurun waktu 4 tahun (2008-2011). 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan, masalah yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah Apakah free cash flow dan debt equity ratio berpengaruh terhadap dividend payout ratio? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh free cash flow dan debt equity ratio terhadap dividend payout ratio. 1.4 Manfaat penelitian Manfaat penelitian ini dibagi dalam 3 hal yaitu 1. Manfaat penelitian ini bagi perusahaan 5
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi seberapa besar pengaruh aliran kas bebas dan rasio utang terhadap modal rasio pembagian dividen. Selain itu hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi manajemen dalam membuat keputusan penggunaan aliran kas bebas. 2. Manfaat untuk penelitian selanjutnya Hasil penelitian ini diharapkan menjadi referensi bagi penelitian tentang kebijakan dividen di masa mendatang. 3. Manfaat penelitian ini bagi investor Hasil penelitian ini dapat membantu memberi masukan kepada investor mengenai pengaruh aliran kas bebas dan rasio utang terhadap modal terhadap rasio pengembalian dividen untuk dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam melakukan keputusan investasi. 1.5 Sistematika Penulisan Dalam penelitian ini akan dibagi menjadi 5 bab meliputi : Bab 1 : PENDAHULUAN Bab ini akan membahas latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. Bab 2 : LANDASAN TEORI Bab ini berisi landasan teori dan penelitian terdahulu sebagai acuan dasar teori dan analisis. Dalam bab ini dikemukakan teori deviden, free cash flow, debt equity ratio dengan dividend payout ratio, serta beberapa penelitian sebelumnya yang akan mendukung penelitian ini. 6
Bab 3 : METODE PENELITIAN Bab ini akan membahas metode penelitian yang digunakan antara lain; data, variabel dan cara pengukurannya, populasi dan sampel yang digunakan dalam penelitian ini dan metode yang digunakan untuk menguji hipotesis. Bab 4 : ANALISIS DAN PEMBAHASAN Bab ini akan membahas analisis hasil penelitian atas pengaruh free cash flow dan debt equity ratio terhadap dividend payout ratio. Bab 5 : KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini akan membahas kesimpulan atas analisis yang dilakukan oleh peneliti pada bab 4 serta implikasi manajerial dan implikasi teoritis, serta saran bagi peneliti di masa yang akan datang. 7