BAB I PENDAHULUAN. menstart mobil, menyalakan lampu body dan wiper. Serta ketika berjalan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. mobil seperti motor stater, lampu-lampu, wiper dan komponen lainnya yang

PENGARUH VARIASI DIAMETER PULLY ALTERNATOR KONVENSIONAL TERHADAP PENGISIAN PADA TOYOTA KIJANG 5K

ALTENATOR. Gambar 1. Altenator

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang diperoleh dari eksperimen yaitu berupa tegangan out put

Generator listrik adalah sebuah alat yang memproduksi energi listrik dari sumber energi mekanik, biasanya dengan menggunakan induksi elektromagnetik.

SYNCHRONOUS GENERATOR. Teknik Elektro Universitas Indonesia Depok 2010

MODUL 10 DASAR KONVERSI ENERGI LISTRIK. Motor induksi

PRINSIP KERJA MOTOR. Motor Listrik

BAB V SISTEM PENGISIAN (CHARGING SYSTEM)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

Dasar Konversi Energi Listrik Motor Arus Searah

NASKAH PUBLIKASI PEMANFAATAN SEPEDA STATIS SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF MENGGUNAKAN SEPUL SEPEDA MOTOR

BAB I PENDAHULUAN. tidak berputar) dan kumparan jangkar disebut rotor (bagian yang berputar)

TUGAS AKHIR IDENTIFIKASI SISTEM PENGISIAN PADA MOBIL TOYOTA KIJANG INNOVA 1TR-FE. Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Program Diploma III

PENGUJIAN PERFORMANCE MOTOR LISTRIK AC 3 FASA DENGAN DAYA 3 HP MENGGUNAKAN PEMBEBANAN GENERATOR LISTRIK

DASAR-DASAR LISTRIK ARUS AC

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Universitas Medan Area

UNIT IV MENJALANKAN DAN MEMBALIK PUTARAN MOTOR INDUKSI TIGA FASE DENGAN MAGNETIC CONTACTOR DALAM HUBUNGAN-BINTANG

BAB III PERANCANGAN SISTEM

PENGGERAK MULA PENJELASAN MENGENAI GENERATOR

KONSTRUKSI GENERATOR ARUS SEARAH

Cara Kerja Sistem Pengapian Magnet Pada Sepeda Motor

BAB II MESIN INDUKSI TIGA FASA. 2. Generator Induksi 3 fasa, yang pada umumnya disebut alternator.

BAB III PERANCANGAN SISTEM DAN PEMBUATAN ALAT

BAB II DASAR TEORI. searah. Energi mekanik dipergunakan untuk memutar kumparan kawat penghantar

Modul Kuliah Dasar-Dasar Kelistrikan Teknik Industri 1

Dasar Teori Generator Sinkron Tiga Fasa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM PENGISIAN DAIHATSU ESSPAS TAHUN 1991

BAB I PENDAHULUAN. maupun perindustrian yang kecil. Sejalan dengan perkembangan tersebut,

BAB II MOTOR ARUS SEARAH

M O T O R D C. Motor arus searah (motor dc) telah ada selama lebih dari seabad. Keberadaan motor dc telah membawa perubahan besar sejak dikenalkan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMANFAATAN TENAGA PUTARAN KIPAS AIR CONDISIONER ( AC ) UNTUK MENDAPATKAN ENERGI LISTRIK.

RANCANG BANGUN SIMULASI SAFETY STARTING SYSTEM PADA MOBIL L300 ABSTRAK

UJI KARAKTERISTIK MEKANISME PEMBANGKIT ENERGI LISTRIK PADA SPEED BUMP DENGAN MEKANISME FLY WHEEL

Hubungan Antara Tegangan dan RPM Pada Motor Listrik

Standby Power System (GENSET- Generating Set)

BAB I PENDAHULUAN. Pada suatu kondisi tertentu motor harus dapat dihentikan segera. Beberapa

BAB III PEMBUATAN PERAGA KELISTRIKAN PADA MOBIL TOYOTA KIJANG 5 K. untuk menghasilkan mesin serta dipertahankan agar tetap hidup.

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

BAB II DASAR TEORI. Motor asinkron atau motor induksi biasanya dikenal sebagai motor induksi

Mekatronika Modul 7 Aktuator

Mesin Arus Bolak Balik

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

TOPIK 9 ELEKTROMAGNETIK

KONSTRUKSI GENERATOR DC

Modul Kuliah Dasar-Dasar Kelistrikan 1

BAB II. 1. Motor arus searah penguatan terpisah, bila arus penguat medan rotor. dan medan stator diperoleh dari luar motor.

PENGENALAN MESIN LISTRIK OLEH: ZURIMAN ANTHONY

GGL Induksi Michael Faraday ( ), seorang ilmuwan berkebangsaan Inggris, membuat hipotesis (dugaan) bahwa medan magnet seharusnya

GENERATOR DC HASBULLAH, MT, Mobile :

MOTOR DC. Karakteristik Motor DC

ANALISA SISTEM PENGISIAN DAN TROUBLE SHOOTING PADA TOYOTA KIJANG 5K

TROUBLE SHOOTING DAN PENGUJIAN SISTEM PENGISIAN PADA TOYOTA KIJANG INNOVA 1TR-FE

BAB III METODE PENELITIAN

1BAB I PENDAHULUAN. contohnya adalah baterai. Baterai memberikan kita sumber energi listrik mobile yang

INDUKSI ELEKTROMAGNETIK

APLIKASI ELEKTROMAGNET

BAB II MOTOR SINKRON. 2.1 Prinsip Kerja Motor Sinkron

BAB I PENDAHULUAN. maka semakin maju suatu negara, semakin besar energi listrik yang dibutuhkan.

BAB II MOTOR INDUKSI 3 FASA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

SISTEM PENGISIAN DAN TROUBLE SHOOTING PADA MESIN MITSUBISHI LANCER 4 G13

ELECTRICAL MOTOR HASBULLAH, ST, MT. Bandung, Februari 2009

PENGARUH KECEPATAN PUTAR PENGGERAK MULA MIKROHIDRO TERHADAP KELUARAN GENERATOR INDUKSI 1 FASE 4 KUTUB ABSTRAKSI

LEMBAR DISKUSI SISWA MATER : INDUKSI ELEKTROMAGNETIK IPA TERPADU KELAS 9 SEMESTER 2

BAB II LANDASAN TEORI

Speed Bumb sebagai Pembangkit Listrik Ramah Lingkungan dan Terbarukan

Modul Kuliah Dasar-Dasar Kelistrikan Teknik Industri 1

B A B 1 PENDAHULUAN. sebaliknya dari energi mekanik ke energi listrik. Alat yang dapat mengubah

JOB SHEET MESIN LISTRIK 2. Percobaan Medan Putar dan Arah Putaran

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MESIN LISTRIK. 2. JENIS MOTOR LISTRIK Motor berdasarkan bermacam-macam tinjauan dapat dibedakan atas beberapa jenis.

MOTOR LISTRIK 1 FASA

PENGARUH DIAMETER KAWAT DAN JUMLAH LILITAN SPULL ALTERNATOR TERHADAP ARUS DAN TEGANGAN YANG DIHASILKAN SKRIPSI

I. Maksud dan tujuan praktikum pengereman motor induksi

Pendahuluan Motor DC mengkonversikan energi listrik menjadi energi mekanik. Sebaliknya pada generator DC energi mekanik dikonversikan menjadi energi l

BAB I PENDAHULUAN. putaran tersebut dihasilkan oleh penggerak mula (prime mover) yang dapat berupa

TUGAS TEKNIK TENAGA LISTRIK KELOMPOK 6 MOTOR INDUKSI 3 PHASA

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

DESAIN SEPEDA STATIS DAN GENERATOR MAGNET PERMANEN SEBAGAI PENGHASIL ENERGI LISTRIK TERBARUKAN

JENIS-JENIS GENERATOR ARUS SEARAH

BAB III METODE PENELITIAN

ABSTRAKSI BAB I PENDAHULUAN. A. Judul : Pengaruh Alternator Dan Accumulator Paralel. Terhadap Energi Listrik Yang Dihasilkan Dari

STUDI PENGARUH PERUBAHAN TEGANGAN INPUT TERHADAP KAPASITAS ANGKAT MOTOR HOISTING ( Aplikasi pada Workshop PT. Inalum )

MOTOR LISTRIK 1 & 3 FASA

Politeknik Negeri Sriwijaya

BAB II MOTOR ARUS SEARAH. searah menjadi energi mekanis yang berupa putaran. Pada prinsip

ANALISIS PERBANDINGAN REGULASI TEGANGAN GENERATOR INDUKSI PENGUATAN SENDIRI TANPA MENGGUNAKAN KAPASITOR KOMPENSASI DAN DENGAN MENGGUNAKAN KAPASITOR

No Fasa/Line Tegangan(Volt) 1 Vrs Vst Vtr Vrn Vsn Vtn

ANALISIS PERBANDINGAN TORSI START

Mekatronika Modul 9 Motor Stepper

BAB II MOTOR INDUKSI TIGA PHASA

3/4/2010. Kelompok 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. relevan dengan perangkat yang akan dirancang bangun yaitu trainer Variable Speed

Induksi Elektromagnetik

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sistem tenaga listrik merupakan salah satu sumber listrik yang terdapat pada kendaraan. Setiap mesin mobil selalu memebutuhkan tenaga listrik untuk menstart mobil, menyalakan lampu body dan wiper. Serta ketika berjalan dimalam hari untuk menghidupkan lampu. Oleh karena itu di dalam mobil dibutuhkan suatu komponen yang biasa mengisi batery sehingga dapat dipakai terus menerus, atau dengan kata lain dilengkapi suatu alternator yang berfungsi untuk menghasilkan sumber listrik yang digerakkan oleh V belt. Jika penggunaan tenaga listrik dilakukan secara terus menerus tanpa dilakukan pengisian kembali, dapat dipastikan kemampuan bateryakan menurun atau tegangan menjadi lemah.oleh karena itu sistem pengisian sangat dibutuhkan pada setiap kendaraan, dengan maksud mengembalikan kapasitas batery pada kondisi full charge disamping harus menggantikan fungsi batery selama mesin hidup. Sistem pengisian yang digunakan mobil Toyota Kijang seri 7K adalah type kovensional dengan menggunakan regulator mekanik.fungsi dari regulator mekanik tersebut sebagai pembatas tegangan yang keluar dari alternator.regulator itu sendiri terdiri dari dua buah gulungan pengatur yaitu 1

voltagerelaysebagai pengontrol lampu indikator dan voltage regulator sebagai pengatur tegangan. Alternator yang baik adalah harus mengeluarkan arus dan menyuplaipada batery berkisar 13,8 14,8 volt, dengan tegangan batery 12 v. 1.2 Rumusan Masalah Permasalahan yang diajukan penelitian ini yaitu : 1. Seberapa besar arus yang dihasilkan untuk pengisiaan menurut variasi diameter pully alternator. 2. Bagaimanakah pengaruh perubahan pully 70mm, 67mm, dan 60mm terhadap arus yang dihasilkan. 1.3 Batasan Masalah Batasan masalah yang diajukan yaitu : 1. Untuk mobil kijang 7K 2. Variasi pully Alternator untuk diameter 70mm, 67mm, dan 60mm 2

1.4 Tujuan Penelitian Untuk mengetahui pengaruh variasi diameter pully alternator, apakah dalam pengisian lebih cepat atau lambat. 1. Akankah variasi diameter pully mempengaruhi keluaran arus dari alternator. 1.5 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat : 1. Memberikan wawasan kepada masyarakat tentang variasi pully pada alternator. 2. Untuk mengetahui pengaruh perubahan arus yang dihasilkan pada variasi diameter pully tersebut. 1.6 Penegasan Istilah Untuk menghindari salah pengertian dalam skripsi in maka diberikan penegasan istilah sebagai berikut : Pembangkit listrik pada alternator menggunakan prinsip induksi yaitu perpotongan antara penghantar dengan garis-garis gaya magnet. Besarnya arus induksi tergantung pada kekuatan medan magnet, jumlah konduktor pemotong medan magnet dan kecepatan perpotongan. Kerja sebuah alternator adalah 3

medan magnet berputar (rotor) sedangkan penghantar (stator) diam. Alternator kumparan penghantar statis dipasang pada rangkaian disebut stator, medan magnet disebut motor yang bergerak di tengah stator. Stator terdiri dari konduktor yang gulungan banyak.sehingga memungkinkan induksi listrik yang cukup besar. Enam pasang kutub utara dan kutub selatan pada rotor menghasilkanmedan magnet apabila kumparan yang berada didalamnya dialiri arus yang disalurkan lewat dua buah slip ring. Arus yang dihasilkan oleh rotor dan stator masih berupa arus AC dan disearahkan oleh enam diode. Apabila sebuah magnet diputar ditengah penghantar maka garis magnet akan berpotongan dengan penghantar tersebut, sehingga akan mengasilkan arus induksi, batang magnet berputar diantara dua buah penghatar. 1.7 Sistematika Skripsi Untuk memudahkan pemahaman skripsi ini maka disusunlah skripsi ini dalam tiga bagian yaitu bagian awal, isi, dan akhir skripsi : 4

1.7.1 Bagian awal Bagian awal skripsi ini terdiri dari halaman judul, abstrak, lembar pengesahan, motto dan persembahan, kata pengantar, daftar isi, dan daftar gambar. 1.7.2 Bagian isi Bagian isi skripsi terdiri dari lima bab yaitu : Bab I Pendahuluan, berisi tentang latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, penegasan istilah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematikan skripsi. Bab II Landasan Teori, berisikan kajian-kajian teoritis yang berkaitan dengan topik yang diajukan. Bab III Metode Penelitian, berisikan obyek penelitian, metode pengumpulan data, prosedur penelitian, waktu dan tempat penelitian, dan metode analisis data. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan, berisi hasil penelitian, analisis hasil penelitian, dan pembahasan. Bab V Penutup, berisi tentang simpulan dan saran mengenai hasil penelitian. 5

1.7.3 Bagian akhir Bagian ini berisi tentang daftar pustaka dan lampiran-lampiran. 6