PERSEPSI SISWA TENTANG KEGIATAN PRAKTIKUM BIOLOGI DI LABORATORIUM SMA NEGERI SE-KOTA JAMBI

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PRESTASI BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN INTERNET PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 1 MUARO JAMBI

PERSEPSI SISWA KELAS XI IPA TENTANG KREATIVITAS GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA NEGERI 5 KOTA JAMBI.

ANALISIS KEMAMPUAN KINERJA SISWA DALAM MELAKSANAKAN PRAKTIKUM DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 11 KOTA JAMBI

ANALISIS PELAKSANAAN PRAKTIKUM BIOLOGI DI SMA NEGERI SE-KOTA JAMBI. Pipin Dalora Universitas Negeri Jambi

ARTIKEL ILMIAH ANALISIS PELAKSANAAN KEGIATAN PRAKTIKUM PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS XI IPA DI SMA NEGERI KABUPATEN MUARO JAMBI

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN RANAH PSIKOMOTOR PADA MATERI TITRASI ASAM BASA KELAS XI-MIA SMAN 4 KOTA JAMBI

MANAJEMEN LABORATORIUM BIOLOGI BEBERAPA SMA SWASTA DI KOTA JAMBI. Oleh: Afreni Hamidah 1) Novita Sari 1) Retni S.Budianingsih 1)

Vindri Catur Putri Wulandari, Masjhudi, Balqis Universitas Negeri Malang, Jalan Semarang 5

Metode Praktikum Untuk Melatih Kemampuan Psikomotorik Siswa Pada Materi Tekanan Dan Getaran Di Kelas Viii Smp N 1 Kayuagung. Murniati, Eka Noviyanti

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL GURU KIMIA TERHADAP KETERAMPILAN PEMBELAJARAN LABORATORIUM SISWA KELAS XII SMA N 11 SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yaitu metode penelitian yang

I. PENDAHULUAN. Dalam proses belajar mengajar di sekolah terdapat hubungan yang erat antara

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak boleh ditinggalkan yaitu pengetahuan (cognitive, intelectual), keterampilan

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun kelompok, siswa belajar berfikir melalui prinsip-prinsip metode

BAB I PENDAHULUAN. merupakan ilmu yang mempelajari benda-benda beserta fenomena dan

BAB I PENDAHULUAN. dijelaskan pula pada batang tubuh Undang-undang Dasar 1945 bab XII

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KETUNTASAN BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERORIENTASI AKTIVITAS SISWA (PBAS) DI SMP NEGERI 3 SAWANG KABUPATEN ACEH UTARA

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DENGAN MODEL INKUIRI TERBIMBING PADA SISWA KELAS X PMIA 3 DI SMAN 3 BANJARMASIN

I. PENDAHULUAN. mudah dihadirkan di ruang kelas. Dalam konteks pendidikan di sekolah,

BAB I PENDAHULUAN. percobaan/lapangan yang terjadwal (Tim b, 2011). Untuk memudahkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berimplikasi pada semua guru yang memiliki tanggung jawab untuk. atas diantaranya adalah siswa harus memiliki kemampuan dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ANALISIS PELAKSANAAN PRAKTIKUM BIOLOGI SMA NEGERI 1 DAN SMA NEGERI 2 KECAMATAN TAMBUSAI

TINJAUAN PUSTAKA. A. Metode Demonstrasi. Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM AKTIVITAS BELAJAR BIOLOGI DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 11 KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. dan fungsi alat-alat tubuh organisme dengan segala keingintahuan. Segenap

ANALISIS PELAKSANAAN PRAKTIKUM BIOLOGI DAN PERMASALAHANNYA DI SMA NEGERI SE KABUPATEN KARO

*Korespondensi, tel : ,

EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE KASUS MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO-VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA

I. PENDAHULUAN. Fisika merupakan salah satu pelajaran IPA yang menarik untuk dipelajari karena

I. PENDAHULUAN. fisika. Aspek kognitif merupakan aspek utama dalam pembelajaran, aspek ini

I. PENDAHULUAN. Materi pokok sistem pencernaan termasuk ke dalam mata pelajaran Biologi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Annisa Setya Rini, 2013

: PENERAPAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DENGAN METODE DEMONSTRASI UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETUNTASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. mengajar yang sesuai dengan materi yang diajarkan. Hasil survey PISA tahun 2012 pada aspek sains, Indonesia mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. yang meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Di dalam proses

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS SCIENTIFIC APPROACH PADA POKOK BAHASAN USAHA DAN ENERGI UNTUK SISWA MA. Yenita Endriska

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia dan sangat berpengaruh terhadap kemajuan suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PENGGUNAAN PENDEKATAN CHEMO-ENTREPRENEURSHIP BERORIENTASI GREEN CHEMISTRY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN LIFE SKILL SISWA SMA

ANALISIS STRATEGI PEMBELAJARAN YANG DIGUNAKAN GURU BIOLOGI PADA KEGIATAN BELAJAR SISWA DI KELAS X IPA SMA NEGERI 11 KOTA JAMBI

Analisis kesesuaian rpp dan pelaksanaan pembelajaran IPA berdasarkan Kurikulum 2013 pada siswa kelas VII SMP Negeri 3 Madiun

Aprillia Fitriana 1, Dwi Haryoto 2, Sumarjono 3 Jurusan Fisika FMIPA, Universitas Negeri Malang.

ANALISIS KESIAPAN BELAJAR SISWA DALAM MENGIKUTI PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI PADA MATERI SEL KELAS XI SMA NEGERI 5 TANJUNGPINANG ARTIKEL E-JOURNAL

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR SAINS (IPA) DENGAN MENGGUNAKAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN ANTARA HASIL BELAJAR EKONOMI DENGAN MOTIVASI SISWA MEMILIH JURUSAN IPS PADA SISWA KELAS XI IPS DI SMAN 1 KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masih

II._TINJAUAN PUSTAKA. Keterampilan proses sains merupakan salah satu bentuk keterampilan proses

BAB I PENDAHULUAN. bidang sains berada pada posisi ke-35 dari 49 negera peserta. dalam bidang sains berada pada urutan ke-53 dari 57 negara peserta.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah research and development atau penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. umum, yaitu gabungan antara fisika, kimia, dan biologi yang terpadu. Materi

2014 IDENTIFIKASI KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN SIKAP ILMIAH YANG MUNCUL MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS PRAKTIKUM PADA MATERI NUTRISI KELAS XI

BAB I PENDAHULUAN. nantinya dapat mempengaruhi terhadap hasil belajar siswa di sekolah.

BAB 1 PENDAHULUAN. Saddam Juhendi, 2015 EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PRAKTIKUM DI LABORATORIUM DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK SIPIL FPTK UPI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES SAINS BERORIENTASI PROBLEM-BASED INSTRUCTION

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif yang bertujuan untuk

Fatihah Indah Rohmani K

ANALISIS PERSEPSI SISWA TERHADAP PEMANFAATAN MEDIA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS X IPA DI SMA NEGERI SE-KOTA JAMBI SKRIPSI

BAB III PEMBAHASAN. pembelajaran yang semakin luas membawa banyak perubahan dalam dunia

HASIL MONITORING DAN EVALUASI KEGIATAN PILOTING DAN LESSON STUDY PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SEKOLAH MENENGAH KOTA MALANG

PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN BERBASIS KELAS UNTUK MENGUKUR KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA PADA PEMBELAJARAN KIMIA di SMA DENGAN MODEL CTL

POTRET PEMBELAJARAN FISIKA BERBASIS EMPAT PILAR PENDIDIKAN DI SMA. Ahmad Fauzi, Supurwoko, Edy Wiyono 1) ABSTRAK

III. METODE PENELITIAN. Pengembangan yang dilakukan adalah pengembangan media pembelajaran berupa

ARTIKEL ILMIAH ANALISIS MANAJEMEN LABORATORIUM BIOLOGI BEBERAPA SMA SWASTA DI KOTA JAMBI

ANALISIS KEMAMPUAN METAKOGNISI SISWA DALAM PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI ASSESMEN PEMECAHAN MASALAH DI SMA NEGERI 5 KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Mencerdaskan kehidupan bangsa adalah cita-cita bangsa yang harus terus

I. PENDAHULUAN. Biologi merupakan pengetahuan yang tersusun secara sistematis, yang

DATA HASIL OBSERVASI KELAS. No Aspek yang diobservasi Deskripsi hasil observasi 1 Persiapan Mengajar (Silabus dan RPP)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Masalah

Nurlia 1 *, Mursalin 2 *, Citron S. Payu 3 **

Olahairullah. Kata Kunci:Media Penugasan Proyek, Keterampilan Proses Mengkomunikasikan Hasil, Hasil Belajar

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan masalah yang harus diselesaikan

BAB I PENDAHULUAN. mengajukan dan menguji hipotesis melalui percobaan; merancang dan merakit

3. Perencanaan penggunaan laboratorium fisika SMP dan SMA

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION (PBI) UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

I. PENDAHULUAN. Biologi sebagai salah satu mata pelajaran dalam rumpun IPA memerlukan

Skripsi Oleh: Lilis Rahmawati NIM K

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN LABORATORIUM VIRTUAL PADA MATERI UJI ZAT MAKANAN UNTUK SISWA KELAS XI SMA

BAB I PENDAHULUAN. menguasai fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses penemuan, dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dibuat beberapa definisi operasional sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Endro Widodo, 2014 Efektivitas pembelajaran berbasis praktikum pada uji zat makanan di kelas XI

I. PENDAHULUAN. Kerja Siswa (LKS). Penggunaan LKS sebagai salah satu sarana untuk

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAKE AND GIVE

Analisis keterlaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) pada materi ajar IPA SMP Kelas VIII SMP Negeri 3 Madiun

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) berkaitan dengan cara mencari tahu (inquiry) tentang

III. METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan, yaitu research and development atau

BAB I PENDAHULUAN. dari proses pembelajaran yang di dalamnya terdapat beberapa komponen

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN BIOLOGI DENGAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TALKING STIK di KELAS XI IPA 4 SMA NEGERI 7 MATARAM

IDENTIFIKASI PELAKSANAAN PENILAIAN SIKAP PADA PEMBELAJARAN IPA KURIKULUM 2013 KELAS VIII TAHUN PELAJARAN 2014/2015 DI SMPN SE-KABUPATEN PATI

Transkripsi:

PERSEPSI SISWA TENTANG KEGIATAN PRAKTIKUM BIOLOGI DI LABORATORIUM SMA NEGERI SE-KOTA JAMBI Afreni Hamidah, Eka Novita Sari, Retni S. Budianingsih Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan PMIPA FKIP Universitas Jambi ABSTRAK Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui persepsi siswa tentang kegiatan biologi di laboratorium SMA Negeri se-kota Jambi. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus sampai Oktober 2013. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan populasi seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri se-kota Jambi dan sampel sebanyak 286 siswa. Teknik pengumpulan data melalui observasi, angket, wawancara, dan dokumentasi. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian yang telah dilakukan di SMA Negeri se-kota Jambi mengenai persepsi siswa tentang kegiatan biologi menunjukkan bahwa kegiatan biologi di SMA Negeri sekota Jambi telah berlangsung dengan baik sebesar 64,34% dengan jumlah siswa sebanyak 184 orang, kegiatan biologi berlangsung cukup baik sebesar 33,92% dengan jumlah siswa sebanyak 97 orang, dan kegiatan biologi yang tidak berlangsung dengan baik (buruk) sebesar 1,75% dengan jumlah siswa sebanyak 5 orang. Kegiatan biologi di laboratorium SMA Negeri se-kota Jambi untuk tahap persiapan kegiatan dikategorikan baik sebesar 72,20%, tahap pelaksanaan (kerja) dikategorikan baik sebesar 67,22%, dan tahap penutup kegiatan dikategorikan baik sebesar 72,99%. Hal ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan kegiatan biologi di SMA Negeri se-kota Jambi sudah dilaksanakan dengan baik. Kata kunci : analisis, persepsi siswa, biologi, laboratorium 49

PENDAHULUAN Pembelajaran biologi merupakan wahana untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan sikap dan nilai serta tanggung jawab kepada lingkungan. Biologi berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga pembelajaran biologi bukan hanya penguasaan kumpulankumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep atau prinsip-prinsip saja, tetapi juga merupakan suatu proses penemuan (Al-Hafizh,2013:1). Salah satu syarat dalam pembelajaran Biologi adalah kegiatan. Oleh sebab itu, kegiatan harus terlaksana dengan baik dan dengan kondisi laboratorium yang baik. Kegiatan memiliki peranan penting dalam mewujudkan efektivitas pembelajaran Biologi. Laboratorium dibangun berdasarkan suatu kesadaran penuh bahwa pembelajaran di laboratorium mempunyai posisi penting dalam pendidikan, karena dalam rangka mencapai tujuan yang bersifat multi dimensi dalam proses pembelajaran, diperlukan strategi pembelajaran yang memadai. Salah satu strategi pembelajaran yang dianggap dapat mencakup tiga ranah sekaligus (kognitif, afektif, dan psikomotor) adalah pembelajaran di laboratorium. Secara teoretis keberadaan laboratorium diharapkan mampu menunjang kegiatan-kegiatan yang berpusat pada pengembangan keterampilan tertentu, antara lain keterampilan proses, keterampilan motorik dan pembentukan sikap ilmiah (Hudha,2009:37). Praktikum merupakan salah satu strategi pmbelajaran yang dapat menarik minat siswa dalam mengembangkan konsep-konsep, karena dapat memberikan pengalaman langsung kepada siswa untuk mengamati suatu fenomena yang terjadi sehingga siswa akan lebih memahami konsep yang diajarkan. Persepsi merupakan salah satu aspek kognitif manusia yang sangat penting, yang memungkinkannya untuk mengetahui dan memahami dunia sekelilingnya (Desmita,2012:117). Persepsi merupakan proses yang didahului oleh penginderaan, yaitu suatu stimulus yang diterima oleh individu melalui alat reseptor yaitu indera. Alat indera merupakan penghubung antara individu 50

dengan dunia luarnya. Persepsi merupakan stimulus yang diindera oleh individu, diorganisasikan kemudian diinterpretasikan sehingga individu menyadari dan mengerti tentang apa yang diindera. Jadi, persepsi merupakan proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh individu. Oleh karena itu, setiap individu memberikan arti kepada stimulus secara berbeda meskipun objeknya sama. Persepsi adalah tanggapan seseorang tentang suatu objek yang dilihatnya (Khairani,2013:62). Persepsi pada dasarnya menyangkut hubungan antara siswa dengan lingkungannya, bagaimana ia mengerti dan menginterpretasikan rangsangan yang ada di lingkungannya dengan menggunakan pengetahuan yang dimilikinya. Setelah siswa menginderakan objek dilingkungannya, kemudian ia memproses hasil penginderaannya itu sehingga timbul makna tentang objek itu (Desmita,2012:118). Persepsi siswa merupakan proses perlakuan atau tanggapan siswa terhadap informasi tentang suatu objek dalam hal ini kegiatan biologi yang dilakukan di laboratorium yang ada di sekolah melalui pengamatan dengan indera yang dimiliki, sehingga siswa dapat memberi arti serta menginterpretasikan objek yang diamati. Biologi merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan alam yang tentu saja mempunyai sasaran studi yang masih menyangkut alam sekitar beserta isinya yang terdiri dari dua macam yaitu makhluk hidup (biotik) dan makhluk tidak hidup (abiotik). Biologi ialah ilmu alam tentang makhluk hidup atau kajian saintifik tentang kehidupan. Sebagai ilmu, biologi mengkaji berbagai persoalan yang berkaitan dengan berbagai fenomena kehidupan makhluk hidup pada berbagai tingkat organisasi kehidupan dan tingkat interaksinya dengan faktor lingkungannya. Praktikum adalah subsistem dari pembelajaran yang merupakan kegiatan terstruktur dan terjadwal yang memberi kesempatan kepada siswa untuk mendapatkan pengalaman yang nyata dalam rangka meningkatkan pemahaman siswa tentang teori atau agar siswa menguasai keterampilan tertentu yang berkaitan dengan suatu pengetahuan atau suatu mata pelajaran. Menurut Suharso (2011:389) adalah bagian dari pengajaran yang bertujuan agar siswa mendapat kesempatan 51

untuk menguji dan melaksanakan dalam keadaan nyata apa yang didapat dalam teori. Pada umumnya pelaksanaan dilakukan dengan melalui serangkaian tahapan. Tesch dan Duit dalam Widodo (2006:149) mengelompokkan tahapan menjadi tahap pendahuluan, tahap pelaksanaan, dan tahap pasca. 1. Tahap pendahuluan: Tahap ini memegang peranan penting untuk mengarahkan siswa tentang kegiatan yang akan dilakukan. Termasuk dalam tahap ini adalah mengaitkan kegiatan yang akan dilakukan dengan kegiatan sebelumnya, menjelaskan langkah kerja yang harus dilakukan oleh siswa, serta memotivasi siswa. 2. Tahap kerja: Tahap ini sesungguhnya merupakan inti pelaksanaan kegiatan. Pada tahap inilah siswa mengerjakan tugas-tugas, misalnya merangkai alat, mengukur, dan mengamati. 3. Tahap penutup: Setelah pelaksanaan tidak berarti bahwa kegiatan telah usai. Pada tahap penutup hasil pengamatan dikomunikasikan, didiskusikan, dan ditarik kesimpulan. Pada pembelajaran sains termasuk biologi di dalamnya keberadaan laboratorium menjadi angat penting. Pada konteks belajar mengajar sains di sekolah sekolah seringkali istilah laboratorium diartikan dalam pengertian sempit yaitu suatu ruangan yang di dalamnya terdapat sejumlah alat alat dan bahan (Riandi,2012:39). Menurut Barnawi (2012:185) laboratorium merupakan tempat untuk melaksanakan pembelajaran secara praktik yang memerlukan peralatan khusus. Laboratorium ialah tempat untuk melatih siswa dalam hal keterampilan melakukan praktek, demonstrasi, percobaan, penelitian, dan pengembangan ilmu pengetahuan. Laboratorium yang dimaksud disini tidak hanya berarti ruangan atau bangunan yang dipergunakan untuk percobaan ilmiah, misalnya dalam bidang sains (science), biologi, kimia, fisika, teknik, dan sebagainya; melainkan juga termasuk tempat aktivitas ilmiahnya sendiri baik berupa percobaan/eksperimen, penelitian/riset, observasi, demontrasi yang terkait dalam kegiatan belajarmengajar (Mustaji,2009:1). 52

Berdasarkan observasi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di beberapa SMA Negeri di Kota Jambi menunjukkan bahwa sebagian besar guru biologi telah melaksanakan. Namun, beberapa sekolah tidak melaksanakan di laboratorium, melainkan di dalam kelas. Hal ini dikarenakan laboratorium yang biasa digunakan untuk kegiatan, dialihfungsikan menjadi ruang kelas untuk belajar karena sekolah kekurangan ruang kelas. Berdasarkan permasalahan ini penulis tertarik melakukan penelitian yang berjudul Analisis Persepsi Siswa Tentang Kegiatan Praktikum Biologi di Laboratorium SMA Negeri se-kota Jambi. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode deskriptif analitik dengan populasi seluruh siswa kelas XI IPA SMA Negeri se-kota Jambi dan sampel sebanyak 286 siswa. Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus sampai Oktober 2013 di SMA Negeri se-kota Jambi. Teknik pengumpulan data melalui observasi, angket, wawancara, dan dokumentasi. Prosedur pengumpulan data yang dilakukan adalah: mengobservasi kondisi laboratorium biologi di SMA Negeri se-kota Jambi, menyebarkan angket kepada siswa kelas XI IPA di SMA Negeri se-kota Jambi, mengumpulkan data yang diperoleh dari hasil jawaban angket yang diberikan kepada siswa, mewawancarai guru mata pelajaran biologi SMA Negeri se- Kota Jambi untuk mendapatkan informasi/data yang lebih lengkap, dan mendokumentasikan pelaksanaan penelitian. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil angket persepsi siswa tentang kegiatan biologi di laboratorium SMA Negeri se-kota Jambi Distribusi frekuensi nilai angket persepsi siswa tentang kegiatan 53

biologi di Laboratorium SMA Negeri se-kota Jambi adalah sebagai berikut: Tabel 1. Distribusi frekuensi nilai angket persepsi siswa tentang kegiatan biologi di Laboratorium SMA Negeri se-kota Jambi No. Nama Cukup Buruk Jumlah Sekolah % F % F % F 1 SMAN 1 29 96,67 1 3,33 0 0 30 2 SMAN 2 17 56,67 13 43,33 0 0 30 3 SMAN 3 26 92,86 2 7,14 0 0 28 4 SMAN 5 23 76,67 7 23,33 0 0 30 5 SMAN 6 21 75,00 7 25,00 0 0 28 6 SMAN 7 18 64,29 10 35,71 0 0 28 7 SMAN 8 21 75,00 7 25,00 0 0 28 8 SMAN 9 18 64,29 10 35,71 0 0 28 9 SMAN 10 8 28,57 20 71,43 0 0 28 10 SMAN 11 3 10,71 20 71,43 5 17,86 28 Total 184 64,34 97 33,92 5 1,75 286 Berdasarkan tabel di atas dapat diterangkan bahwa kegiatan biologi di SMA Negeri se-kota Jambi telah berlangsung dengan baik sebesar 64,34% dengan jumlah siswa sebanyak 184 orang, kegiatan biologi berlangsung cukup baik sebesar 33,92% dengan jumlah siswa sebanyak 97 orang, dan kegiatan biologi yang tidak berlangsung dengan baik (buruk) sebesar 1,75% dengan jumlah siswa sebanyak 5 orang. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar (lebih dari 50%) kegiatan biologi di laboratorium SMA Negeri sekota Jambi sudah terlaksana dengan baik. Skor per indikator angket persepsi siswa tentang kegiatan biologi di laboratorium SMA Negeri se-kota Jambi Skor untuk tiap indikator angket persepsi siswa tentang kegiatan biologi di laboratorium SMA Negeri se-kota Jambi dapat dilihat pada tabel berikut: 54

Tabel 2. Skor per indikator angket persepsi siswa tentang kegiatan biologi di laboratorium SMA Negeri se-kota Jambi No Indikator Deskriptor Skor Persentas Kategor. 1 Tahap persiapan kegiatan 2 Tahap pelaksanaa n (kerja) kegiatan 1. Tujuan 2. Alat dan bahan 3. Jadwal dan tata tertib 4. Langkah kerja/prosedur 780 852 830 841 Rata-rata 826 72,2 0 1. Materi 702 2. Peran dan 744 bimbingan guru 860 3. Sikap dan minat siswa e (5) 68,18 74,48 72,55 73,51 61,36 65,03 75,17 i Cukup Cukup Rata-rata 769 67,2 2 3 Tahap 1. Kendalakendala 779 penutup kegiatan 2. Kesimpulan 846 dan tugas akhir 880 3. Membersihka n alat dan 68,09 73,95 76,92 55

bahan Rata-rata 835 72,9 9 835 Berdasarkan Tabel di atas dapat dilihat bahwa kegiatan biologi di laboratorium SMA Negeri se-kota Jambi untuk tahap persiapan kegiatan dikategorikan baik sebesar 72,20%, tahap pelaksanaan (kerja) dikategorikan baik sebesar 67,22%, dan tahap penutup kegiatan dikategorikan baik sebesar 72,99%. Hal ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan kegiatan biologi di SMA Negeri sekota Jambi sudah dilaksanakan dengan baik. PEMBAHASAN Hasil observasi menunjukkan bahwa semua SMA Negeri di kota Jambi memiliki laboratorium biologi, baik ruangan laboratorium tersendiri maupun ruang laboratorium yang masih bergabung dengan laboratorium fisika atau kimia. Sekolah yang memiliki laboratorium biologi tersendiri artinya ruangan laboratorium biologi terpisah dengan laboratorium kimia dan laboratorium fisika. Sekolah yang memiliki laboratorium biologi tersendiri sebesar 30%, sedangkan sekolah yang memiliki ruang laboratorium biologi masih bergabung dengan laboratorium kimia atau fisika atau keduanya sebesar 70%. Kondisi laboratorium yang bergabung seperti ini, tentu akan membuat pelaksanaan biologi menjadi kurang efektif. Berdasarkan hasil observasi, kondisi laboratorium biologi yang bersih dan terawat hanya sebesar 50%, sedangkan lainnya dalam kondisi yang kurang terawat. Kondisi laboratorium yang demikian akan menyebabkan ruangan laboratorium menjadi tidak nyaman. Selanjutnya, alat dan bahan di laboratorium biologi yang tertata dengan baik dan rapi hanya sebesar 50%. Persentase ini merupakan angka yang kecil, artinya masih harus ada perhatian khusus dari pihak sekolah untuk memperbaiki 56

laboratorium di sekolah masing-masing. Hal ini merupakan suatu bukti yang menunjukkan bahwa laboratorium tersebut tidak terawat dengan baik. Namun, 70% alat dan bahan yang terdapat di laboratorium biologi tersebut masih layak untuk digunakan dalam kegiatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa guru biologi di SMA Negeri se-kota Jambi telah mempersiapkan kegiatan dengan baik sebesar 72,20%. Tahap persiapan memegang peranan penting dalam kegiatan untuk mengarahkan siswa tentang kegiatan yang akan dilakukan. Ketersediaan dan kondisi alat dan bahan yang digunakan dalam biologi sebesar 74,48%, termasuk ke dalam kategori baik. Ini menunjukkan bahwa ketersediaan serta kondisi alat dan bahan menentukan terlaksana dengan baik atau tidaknya kegiatan di sekolah. Alat-alat di laboratorium yang masih layak untuk digunakan sebesar 67,13%, sedangkan bahan-bahan yang masih layak untuk digunakan sebesar 71,15%. Agar terlaksana kegiatan yang baik, tentu harus didukung dengan kondisi alat dan bahan yang baik pula. Dalam hal ini, sekolah harus lebih memperhatikan alat dan bahan yang ada di laboratorium biologi. Alat dan bahan yang masih baik kondisisnya dirawat dan disimpan pada tempat penyimpanan, sedangkan alat dan bahan yang sudah sudah rusak atau tidak dapat lagi digunakan diganti dengan alat dan bahan yang baru. Pada umumnya, dalam biologi bahan yang digunakan berupa makhluk hidup (hewan atau tumbuhan) sehingga guru menyuruh siswa membawa bahan tersebut dari rumah. Materi yang dikan adalah materi yang telah diajarkan oleh guru di kelas. Berdasarkan hasil penelitian, sebesar 78,41% materi yang dikan sesuai dengan materi yang diajarkan di kelas. Untuk menunjang pelaksanaan, diperlukan adanya buku panduan. Sebaiknya buku panduan ini dimiliki oleh guru maupun siswa. Guru biologi di SMA Negeri se-kota Jambi yang telah memiliki dan menggunakan buku panduan dalam melaksanakan biologi sebesar 62,06%, sedangkan siswa yang memiliki dan menggunakan buku panduan hanya sebesar 43,44%. 57

Menurut keterangan dari guru biologi yang tidak memiliki buku panduan khusus, mereka menggunakan buku paket atau LKS sebagai buku panduan. Meskipun menggunakan buku panduan, guru harus tetap menguasai materi kegiatan karena penguasaan materi merupakan hal yang sangat penting dalam pembelajaran di kelas maupun dalam kegiatan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya 61,45% guru yang menguasai materi dalam pelaksanaan. Angka ini termasuk ke dalam kategori cukup, sehingga guru seharusnya lebih menguasai materi yang akan diajarkan pada saat agar kegiatan dapat terlaksana dengan baik. Penelitian yang telah dilaksanakan menunjukkan bahwa kegiatan biologi di Laboratorium SMA Negeri se-kota Jambi sudah terlaksana dengan baik sebesar 65,38%, namun masih ada kendala dan kesulitan yang dialami oleh guru dalam pelaksanaan. Berbagai kendala yang masih dihadapi oleh guru dalam pelaksanaan kegiatan biologi adalah keberadaan laboratorium biologi itu sendiri karena 40% laboratorium biologi di SMA Negeri se-kota Jambi yang tidak digunakan sebagai tempat biologi, melainkan dijadikan ruang kelas untuk belajar. Selain itu, siswa malas mengumpulkan laporan, ini ditunjukkan dengan sebesar 23,16% siswa tidak mengumpulkan laporan kepada guru. Padahal laporan merupakan salah satu penilaian dalam pelaksanaan kegiatan. Hal lain yang menjadi kendala adalah tidak sedikit siswa yang asal-asalan saja melaksanakan dan membuat laporannya. KESIMPULAN Kesimpulan dari penelitian yang telah dilakukan di SMA Negeri se-kota Jambi mengenai persepsi siswa tentang kegiatan biologi adalah bahwa kegiatan biologi di laboratorium SMA Negeri se-kota Jambi sudah terlaksana dengan baik. 58

DAFTAR RUJUKAN Al-Hafizh, M., 2013. Diakses tanggal 13 Juni 2013. Pengertian Pembelajaran Biologi. Http://referensimakalah.com/2013/05/pengertianpembelajaran-biologi.html. Anonim, 2010a. Diakses tanggal 20 Juni 2013. Pembelajaran Biologi. Http://www.sarjanaku.com/2010/12/pembelajaranbiologi.html. Barnawi. 2012. Manajemen Sarana Dan Prasarana Sekolah. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Desmita. 2012. Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung: Remaja Rosdakarya. Hamalik, O. 2010. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara. Hudha, A. M., 2009. Diakses tanggal 5 Januari 2013. Analisis Pengelolaan Praktikum Biologi di Laboratorium Biologi Universitas Muhammadiyah Malang. Http://ejournal.umm.ac.id/index.php/jp3/article/viewfile/6 14/636_umm_scientific_journal.pdf. Khairani, M. 2013. Psikologi Umum. Yogyakarta: Aswaja Pressindo. Mustaji, 2009. Diakses tanggal 5 Januari 2013. Teknologi Pengajaran. http://pasca.tp.ac.id/site/laboratoriumperspektif-teknologi-pembelajaran. Riandi, 2012. Diakses tanggal 5 Januari 2013. Pengelolaan Laboratorium. http://file.upi.edu/direktori/sps/prodi.pendidikan_ipa/rian di/pengelolaan_laboratorium.pdf. Suharso. 2011. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Semarang: Widya Karya. 59