BAB I PENDAHULUAN. informasi. Resiko informasi mungkin terjadi karena berbagai alasan, diantaranya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAAN UKDW. sistem keuangan semua negara di dunia tak terkecuali di Indonesia. Krisis ini

BAB I PENDAHULUAN. Krisis keuangan yang dipicu oleh permasalahan lembaga-lembaga keuangan raksasa

BAB I PENDAHULUAN. Auditor eksternal akan menghasilkan opini audit. Going concern merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. Dari pernyataan di atas menarik untuk ditelusuri mengapa asumsi going concern

BAB I PENDAHULUAN. (going concern) usahanya melalui asumsi going concern. Tujuan dari keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan manipulasi akuntansi. Kasus bangkrutnya perusahaan pertelevisian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan instrumen penting yang harus disajikan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang sangat pesat, menciptakan persaingan yang

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan untuk dapat survive melainkan harus mampu memiliki keunggulan bersaing

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB II PEMBAHASAN. 2.1 Tipe Opini Auditor. 1. Pendapat wajar tanpa pengecualian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. arus kas sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum (SPAP, 2004 alinea 1).

BAB I PENDAHULUAN. dianggap memberikan informasi yang salah. (going concern). Auditor perlu memberikan suatu pernyataan mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kompleksnya operasi usaha menyebabkan semakin banyak pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan merupakan mesin perekonomian yang sangat berperan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendapatan suatu negara merupakan hal yang sangat penting dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdahulu, kerangka pemikiran, dan hipotesis penelitian. Masing-masing akan

JURNAL STIE SEMARANG, VOL 4, NO 2, Edisi Juni 2012 (ISSN : 2252_7826) JENIS-JENIS PENDAPAT AUDITOR (OPINI AUDITOR)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Krisis global yang terjadi akhir-akhir ini sebagai rangkaian dari krisis

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BABl PENDAHULUAN. Keberadaan entitas bisnis telah banyak diwarnai kasus hukum yang

BAB I PENDAHULUAN. dipercaya sangat penting guna untuk pengambilan keputusan baik dari pihak

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan didirikan dengan tujuan untuk memperoleh laba atau profit

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan suatu entitas bisnis merupakan ciri dari sebuah lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya, auditor dalam melaksanakan tugasnya tidak hanya

AUDIT LAPORAN KEUANGAN. Pertemuan 3

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telah dilakukan oleh Warnida (2012), Yaitu faktot faktor yang mempengaruhi

Presentation Outline

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, mengakibatkan permintaan akan laporan keuangan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan memperoleh laba (profit oriented). Laba menjadi tolok ukur

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan entitas bisnis telah banyak diwarnai oleh kasus hukum yang

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan usaha. Selain strategi, perusahaan juga memerlukan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memberi mandat kepada pihak lain, yaitu agen. Agen disini melakukan semua

BAB I PENDAHULUAN. (going concern) usahanya melalui asumsi going concern. Tujuan dari keberadaan

BAB I PENDAHULUAN. hidup perusahaan (going concern). Banyaknya kasus manipulasi data

BAB I PENDAHULUAN. Institusi keuangan telah menjadi financial supermarket dengan jaringan

BAB 1 PENDAHULUAN. Banyak pihak menempatkan auditor sebagai pihak yang paling. mengeluarkan opini going concern. Auditor dalam mengeluarkan opini,

BAB I PENDAHULUAN. Pada era modern seperti saat ini, banyak sekali kasus-kasus manipulasi

BAB I PENDAHULUAN. menjadi tujuan perusahaan adalah dapat mempertahankan kelangsungan


BAB I PENDAHULUAN. Going concern adalah kelangsungan hidup suatu badan usaha. Going concern

BAB I PENDAHULUAN. Opini audit merupakan bagian yang tidak terpisahkan dengan audit report

BAB I PENDAHULUAN. menyajikan suatu informasi yang relevan. Kenley dan Stubus (1972) dalam Saleh

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengomunikasikan informasi keuangan kepada pihak-pihak di luar perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi perekonomian suatu negara dapat kita lihat dari pergerakan dunia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk memeriksa laporan keuangan dan menemukan kesalahan atau. adanya indikasi manajemen laba yang dilakukan oleh pihak manajemen

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. entitas dan akan melanjutkan usahanya di masa depan. Karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. sumber eksternal untuk mendapatkan dana ialah dengan go public atau. menjual saham perusahaan kepada para investor di pasar modal.

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan manipulasi akuntansi. Peristiwa ini pernah terjadi pada beberapa

BAB PENDAHULUAN. pasti, para investor mengharapkan auditor memberikan (early warning)akan

BAB I PENDAHULUAN. bertujuan menghasilkan keuntungan seoptimal mungkin, tetapi juga bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. Memburuknya kondisi ekonomi Indonesia dan wilayah regional Asia

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan asumsi kelangsungan usaha atau disebut going concern. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. Going concern adalah kelangsungan hidup suatu badan usaha. Going

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Mulyadi (2002:11) auditing adalah :

BAB 3 LAPORAN AUDIT Laporan Audit Bentuk Baku Judul Laporan Alamat Laporan Audit Paragraf Pendahuluan Paragraf Scope Paragraf Pendapat Nama KAP

BAB I PENDAHULUAN. tujuan dari keberadaan suatu entitas bisnis ketika didirikan. Kelangsungan hidup

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dari variabel-variabel yang terdapat di dalam penelitian ini.

S, Patricia Febrina Dwijayanti, SE. Drs. Agus Widodo M., M.Si., Ak. 1 Universitas Airlangga Surabaya ABSTRAK

BAB I PENDAHULAN. hanya untuk menghasilkan keuntungan seoptimal mungkin, tetapi juga bertujuan

AUDIT LAPORAN KEUANGAN LAPORAN AUDIT & TANGGUNG JAWAB AUDITOR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal berperan penting dalam pembangunan ekonomi pada suatu

BAB I PENDAHULUAN. terus beroperasi secara berkesinambungan untuk suatu masa yang tidak tertentu

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan tersebut kepada pihak yang berkepentingan. Pihak-pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Suatu perusahaan menjalankan bisnisnya tidak hanya untuk

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan ekonomi. (Standar Akuntansi Keuangan, 2012).

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak terpisahkan dari suatu perusahaan untuk mengkomunikasikan informasi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidupnya melalui asumsi going concern (

BAB I PENDAHULUAN. menggambarkan kinerja suatu perusahaan khususnya perusahaan publik. Laporan

BAB I PENDAHULUAN. dapat memberikan indikasi kelangsungan usaha (going concern) perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. auditee. Ada lima jenis pendapat auditor (IAI,2001), yaitu: 1. pendapat wajar tanpa pengecualian (unqualified opinion),

BAB I PENDAHULUAN. kasus ini melibatkan banyak pihak dan berdampak cukup luas. Tucker et al.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seorang kreditor memiliki kemampuan untuk menginvestasikan

BAB I PENDAHULUAN. cukup waktu untuk menyelesaikan usaha dan perjanjian-perjanjian usahannya.

BAB I PENDAHULUAN. dan efisiensi (Anthony dan Govindarajan,2008: 175) 1. Namun pada kenyataan,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Laporan keuangan merupakan salah satu instrumen penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna. Informasi

BAB I PENDAHULUAN. pada perusahaan besar, seperti Enron dan WorldCom di Amerika yang UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama dari laporan keuangan telah dijelaskan dalam Statement of

BAB 1 PENDAHULUAN. pihak (Halim, 2001). Banyak pihak seperti manajemen, pemegang saham,

BAB I PENDAHULUAN. Audit adalah kegiatan pengumpulan dan evaluasi terhadap bukti-bukti yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dibawah ini, akan dijelaskan teori-teori yang melandasi penelitian ini, mulai dari

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin kompleksnya bisnis suatu perusahaan menyebabkan pemilik perusahaan tidak mampu melaksanakan pengawasan secara langsung terhadap perusahaan oleh karena itu dibutuhkan manajemen yang menjalankan operasi perusahaan. Dalam upaya melakukan pertanggung jawaban terhadap pemilik perusahaan, maka pihak manajemen diharuskan menyusun laporan keuangan. Laporan keuangan yang dibuat manajemen masih mungkin mengandung resiko informasi. Resiko informasi mungkin terjadi karena berbagai alasan, diantaranya jauhnya sumber informasi, bias dan motif penyedia informasi, jumlah data yang sangat besar, dan transaksi pertukaran yang kompleks. Dalam upaya mengurangi resiko informasi maka laporan keuangan perlu untuk diaudit. Audit adalah akumulasi dan evaluasi bukti asersi manajemen untuk menentukan dan melaporkan tingkat kesesuaian antara asersi dan GAAP (Generally Accepted Accounting Principles) yang dilakukan oleh auditor independen. Proses atas audit laporan keuangan yang dilakukan oleh auditor independen, akan menghasilkan opini. Terdapat 4 opini diantaranya: 1) Pendapat wajar tanpa pengecualian (Unqualified Opinion), 2) Pendapat wajar dengan pengecualian (Qualified Opinion), 3) Pendapat tidak wajar (Adverse Opinion), 4) Pernyataan tidak memberikan pendapat (Disclaimer Opinion). Pada opini 1

2 unqualified opinion terdapat kondisi dimana auditor dapat memberikan paragraf tambahan dan modifikasi kalimat, opini tersebut dikenal dengan unqualified opinion with explanatory paragraph or modified wording. Auditor akan memberikan opini tersebut jika terdapat lima kondisi diantaranya 1)Kurangnya penerapan konsisten atas prinsip akuntansi yang berlaku umum. 2) Keraguan atas kelangsungan usaha perusahaan. 3) Auditor menyetujui adanya perbedaan dengan prinsip yang wajib diterapkan. 4) Penekanan atas suatu hal. 5) Pelaporan yang melibatkan auditor lain. Hal yang menjadikan fokus auditor salah satunya adalah mengenai keraguan atas keberlangsungan hidup perusahaan. Pada PSA (Pernyataan Standar Auditing) 30, ISA (International Standard on Auditing) 570 dan SPA (Standar Perikatan Audit) 570 (yang berlaku efektif per 1 Januari 2013) mensyaratkan auditor untuk mengevaluasi bila ada keraguan yang subtansial mengenai kemampuan klien dalam melanjutkan usaha, setidaknya dalam waktu satu tahun atau lebih setelah tanggal neraca. Bila terdapat hal hal yang berkenaan dengan kelangsungan usaha perusahaan yang diaudit, umumnya auditor akan menambahkan paragraf penjelasan (modifikasi kata) setelah paragraf opini laporan keuangan. Auditor membuat penilaian mengenai kondisi perusahaan pada awalnya sebagai bagian dari perencanaan, tetapi bisa saja mengubah hasil penilaian bila ada informasi baru. Misalnya, penilaian awal atas kelangsungan usaha akan direvisi bila ada temuan auditor, selama masa audit, bahwa perusahaan tidak dapat membayar utang, kehilangan konsumen utama, atau memutuskan untuk menjual aset penting untuk membayar utang. Auditor menggunakan

3 prosedur analitis, mendiskusikan dengan manajemen mengenai kemungkinan adanya kesulitan keuangan, dan mengumpulkan informasi mengenai bisnis klien selama masa audit agar dapat memberikan penilaian terhadap kesulitan keuangan pada tahun depan. Fakta dalam beberapa dekade terakhir banyak perusahaan yang telah diaudit dan mendapat opini wajar tetapi keberlangsungan usahanya terhenti (pailit) beberapa contoh kasusnya adalah sebagai berikut: Lehman Brothers. Bear Stearns. Washington Mutual. AIG. Countrywide. New Century. American Home Mortgage. Citigroup. Merrill Lynch. GE Capital. Fannie Mae. Freddie Mac. Fortis. Royal Bank of Scotland. Lloyds TSB. HBOS. Northern Rock. Perusahaan yang bangkrut tersebut mendapat opini yang bersih. Tetapi tidak ada satupun dari kasus tersebut, bahwa auditor memperingatkan pemegang saham dan pasar bahwa ada keraguan substansial tentang kemampuan perusahaan untuk mempertahankan kelangsungan usaha untuk jangka waktu yang wajar, tidak lebih dari satu tahun setelah tanggal laporan keuangan yang diaudit. Di Indonesia perusahaan yang mendapatkan opini wajar tanpa pengecualian pada tahun 2011 tetapi dugugat mulai tahun 2010 dan dinyatakan pailit 2012 adalah PT Multi Prima Sejahtera Tbk (PT Kymco Indonesia). Putusan atas sidang MA tersebut sesuai dengan putusan Nomor 162 PK/Pdt.Sus/2012 Tahun 2013. Menolak permohonan peninjauan kembali dari Pemohon Peninjauan Kembali: PT. Kymco Lippo Motor Indonesia tersebut.

4 Opini going concern yang diberikan auditor dipengaruhi oleh kondisi keuangan. Misalnya kemampuan perusahaan mengalami kerugian operasi yang cukup besar, ketidakmampuan perusahaan membayar utang jatuh tempo, kehilangan konsumen terbesar, tuntutan hukum. Jika terdapat kondisi yang menyebabkan keraguan atas keberlangsungan usahanya auditor dapat memberikan opini going concern. Kondisi keuangan perusahaan dalam penelitian yang diksanakan oleh Eko Budi Setyarno, Indra Januati, dan Faisal (2006) kondisi keuangan perusahaan berpengaruh signifikan terhadap penerimaan opini audit going concern. Dalam penelitian tersebut semakin baik kondisi keuangan perusahaan maka semakin kecil kemungkinan bagi auditor untuk memberikan opini audit going concern. Hal tersebut dikarenakan auditor hanya akan memberikan opini going concern jika perusahaan dikatakan bangkrut atau sulit melanjutkan kelangsungan hidup perusahaannya. Selain kondisi keuangan perusahaan, lama perikatan auditor dengan klien dapat mempengaruhi pemberian opini going concern. Berdasarkan UU akuntan publik auditor berhak atas 3 kali perikatan dan 5 kali perikatan untuk kantor akuntan publik. Dalam praktek akuntan publik dilapangan masih terdapat pelanggaran atas peraturan pembatasan pemberian jasa audit. Berdasarkan kasus pembekuan Akuntan Publik yang dimuat dalam Keputusan Menteri Keuangan Nomor: 1246/KM.1/2009 tanggal 4 Nopember 2009. Akuntan Publik Drs. Thomson Edison Batubara, telah dikenakan sanksi pembekuan selama 3 (tiga) bulan. Hal ini disebabkan karena yang bersangkutan belum sepenuhnya mematuhi

5 ketentuan pembatasan masa pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan Kemungkinan ada hubungan antara lama perikatan mengaudit dengan pemberian opini. Lama perikatan dalam penelitian Junaidi dan Jogianto Hartono (2010) hasil pengujian secara statistik, hipotesis yang menyatakan bahwa audit tenure berpengaruh pada opini going concern. Semakin lama hubungan auditor dengan klien, maka semakin kecil kemungkinan perusahaan untuk mendapatkan opini going concern. Hasil ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Carey dan Simnett (2006), Dao et al. (2008), Yuvisa I et al. (2008), akan tetapi berbeda dengan hasil temuan Januarti dan Fitrianasari (2008). Hasil penelitian lain menungkapkan bahwa penyebab lain auditor menerbitkan opini going concern adalah Audit lag yang merupakan keterlambatan keluarnya audit report, menurut penelitian opini audit going concern lebih banyak ditemukan ketika pengeluaran opini audit terlambat (McKeown et al (1991), Louwers (1998), Lenox (2004), Indira dan Ella (2008). Lennox (2004) mengindikasikan kemungkinan keterlambatan opini yang dikeluarkan bisa disebabkan karena (1) auditor lebih banyak melakukan pengujian, (2) manajer mungkin melakukan negosiasi dengan auditor, (3) auditor memperlambat pengeluaran opini dengan harapan manajemen dapat memecahkan masalah yang dihadapi, sehingga terhindar dari opini going concern. Penelitian mengenai penerimaan opini going concern telah banyak dilakukan. Terdapat inkonsistensi antara penelitian Arga Fajar Santosa. (2007) Analsis Faktor yang Memengaruhi Penerimaan Opini Audit Going Concern, dengan Yulius Kurnia Santoso. (2009). Faktor Faktor Yang Mempengaruhi

6 Penerimaan Opini Going Concern Pada Perusahaan Publik Sektor Manufaktur, mengenai pengaruh kondisi keuangan perusahaan terhadap penerimaan opini going concern. Tabel 1.1 Ulasan 5 Tahun Opini Going Concern (Dihitung Dari Tahun 2008-2012) Uraian 2008 2009 2010 2011 2012 Emiten DI BEI yang terdaftar 396 398 420 440 459 Tidak menerbitkan laporan keuangan/ laporan auditor independen per 31 Desember (45) (39) (7) (3) (3) Laporan Auditor Independen 351 359 413 417 456 Opini Going Concern 36 37 43 38 29 Persentase % 10,2% 10,30% 10,41% 9,11% 6,35% Catatan: Laporan Auditor Independen diunduh dari database per 14 November 2013 Sumber: Data sekunder yang diolah, 2013 Selama periode tahun 2008 2012 jumlah opini going concern mengalami fluktuatif, untuk tahun 2011 tahun 2012 mengalami penurunan cukup signifikan seperti yang dijelaskan pada tabel 1.2. Dari sekian banyak perusahaan yang terdaftar di BEI, ternyata sektor yang paling banyak memperoleh opini going concern ialah sektor perdagangan dan jasa, yang dapat dilihat pada Tabel 1.2. Tabel 1.2 Opini Going Concern Emiten Di BEI Menurut Sektor Tahun 2008-2012 Sektor Opini Going Concern Tahun Persentase (%) Tahun 2008 2009 2010 2011 2012 2008 2009 2010 2011 2012 Pertanian Pertambangan Industri Dasar Aneka Industri Barang Konsumsi Properti Infrastruktur 1 1 2 2 1 2,77% 2,70% 4,65% 5,26% 3% 3 3 5 1 4 8,33% 8,11% 11,63% 2,63% 14% 4 3 3 5 3 11,11% 8,11% 6,98% 13,16% 10% 3 8 7 8 5 8,33% 21,62% 16,28% 21,05% 17% - 1 2-1 - 2,70% 4,65% - 3% 5 2 5 2 3 13,88% 5,41% 11,63% 5,26% 10% 3 4 5 6 5 8,33% 10,81% 11,63% 15,79% 17%

7 Keuangan Perdagangan Dan Jasa 3 3 4 2 1 8,33% 8,11% 9,30% 5,26% 3% 12 12 11 11 6 33,33% 32,43% 25,58% 28,95% 21% Manufaktur - - - - - - - - - - Jumlah 36 37 43 38 29 100% 100% 100% 100% 100% Catatan: Profil tersedia di situs www.idx.com [11-12-2013] Sumber: Data Sekunder Diolah Dari tabel 1.2 persentase opini going concern pada sektor perdagangan dan jasa cukup tinggi dari tahun 2008 hingga tahun 2012, pada tahun 2012 terjadi penurunan yang cukup signifikan. Dengan persentase jumlah perusahaan yang mendapat opini going concern cukup banyak, perusahaan sektor perdagangan dan jasa layak untuk diteliti lebih lanjut. Penulis memilih judul PENGARUH KONDISI KEUANGAN, LAMA PERIKATAN, DAN AUDIT LAG TERHADAP OPINI AUDIT GOING CONCERN PADA PERUSAHAAN SEKTOR PERDAGANGAN DAN JASA JASA EMITEN BURSA EFEK INDONESIA sebagai judul penelitian skripsi. 1.2 Rumusan Masalah 1. Bagaimana pengaruh kondisi keuangan perusahaan terhadap pemberian opini audit going concern? 2. Bagaimana pengaruh lama keterikatan (audit tenure) dengan klien terhadap pemberian opini audit going concern? 3. Bagaimana pengaruh Audit Lag terhadap pemberian opini audit going concern? 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian 1.3.1 Maksud Penelitian

8 Maksud dari penelitian ini adalah untuk mencari bagaimana pengaruh variabel independen, diantaranya kondisi keuangan perusahaan, lama perikatan dengan klien, dan audit lag terhadap opini audit going concern pada perusahaan yang terdaftar pada BEI (Bursa Efek Indonesia) sektor perdagangan dan jasa pada khususnya. 1.3.2 Tujuan Penelitian 1. Mengetahui pengaruh kondisi keuangan perusahaan dengan opini going concern. 2. Mengetahui pengaruh lama perikatan dengan klien dengan opini going concern. 3. Mengetahui pengaruh audit lag terhadap opini going concern. 1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.2 Kegunaan Praktis 1. Untuk memberikan sumbangan wawasan bagi perusahaan mengenai faktor apa saja yang akan mempengaruhi dalam pemberian opini going concern. 2. Untuk memberikan pengetahuan bagi auditor dalam hal yang berkaitan dengan opini going concern. 3. Untuk memberikan pengetahuan bagi dunia usaha mengenai maksud dan isi laporan auditor independen. 1.4.2 Kegunaan Teoritis 1. Untuk memberikan sumbangan pemikiran atau memambah informasi bagi perkembangan ilmu akuntansi dan auditing.

9 2. Untuk menemukan signifikansi hal-hal apa saja yang mempengaruhi pemberian opini audit going concern. 3. Untuk memberikan informasi kegunaan informasi dari laporan auditor independen.