BAB 1 PENDAHULUAN. dalam peningkatan mutu pendidikan dan oleh karena guru sendiri wajib memiliki

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kegiatan pelaksanaan pendidikan di sekolah, guru merupakan orang yang

BAB I PENDAHULUAN tentang guru, yang menyebutkan bahwa, guru adalah pendidik profesional

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata

PERANAN SERTIFIKASI GURU DALAM MENINGKATKAN MUTU PENDIDIKAN *) Oleh: Dr. S. Eko Putro Widoyoko, M. Pd. **)

BAB 1 PENDAHULUAN. internasional bukan lagi lokal atau nasional (Permadi, 2007). Untuk menjawab

BAB I PENDAHULUAN. berkembangnya keterampilan intelektual, sosial, dan personal. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu pendidikan. Kecenderungan internasional mengisyaratkan

KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) SULIT DITERAPKAN DI INDONESIA. Kunaryo

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TK

STUDI TENTANG PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SMA NEGERI 11 MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu pengalaman belajar yang terprogram dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PEMANTAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA GURU-GURU SMP LAB UNESA MELALUI LESSON STUDY

2013, No.71 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 T

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu

Lamp 1. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 25 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam upaya membantu siswa untuk mencapai tujuan, maka guru harus

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi kedepan adalah globalisasi dengan dominasi teknologi dan informasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

MUSYAWARAH GURU MATA PELAJARAN (MGMP) SEJARAH UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU SMA DI KOTA BATU

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Suryadi (2011: 2) warga negara berhak memperoleh pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGUATAN KOMPETENSI GURU DALAM BIDANG PENDIDIKAN SENI MELALUI LESSON STUDY BERBASIS SEKOLAH: SEBUAH KAJIAN AWAL

Dr. Fransisca Sudargo, M.Pd

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 7 TAHUN 2010 TENTANG

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guru merupakan penentu keberhasilan pendidikan melalui kinerjanya

MENINGKATKAN KUALITAS PERKULIAHAN DI JURUSAN KIMIA FMIPA UNESA MELALUI KEGIATAN LESSON STUDY

BAB I PENDAHULUAN. luar pendidikan formal yang teroganisasi, sistematis, dan berjenjang.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan mempunyai tanggung jawab besar dalam menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan wahana yang sangat strategis dalam

II. TINJAUAN PUSTAKA. sebagai ikhtisar yang memberikan fakta tentang hal-hal khusus. Sedangkan

Seminar Nasional Pendidikan Biologi FKIP UNS 2010

PENGEMBANGAN KOMPETENSI GURU IPA MELALUI PENDAMPINGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN BERBASIS LESSON STUDY DI SMAN 2 LEMBAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa Indonesia kini sedang dihadapkan pada persoalan-persoalan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional seperti yang tertulis pada Undang-undang nomor 20

BAB I PENDAHULUAN. Setiap pelaksanaan program pendidikan memerlukan adanya pengawasan atau supervisi.

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah pembangunan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum memainkan peran yang sangat penting dalam Sistem Pendidikan

KTSP DAN IMPLEMENTASINYA

BAB I PENDAHULUAN. Teras, 2009), hlm Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam: Konsep, Strategi dan Aplikasi, (Yogyakarta:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sistem yang secara umum terdiri dari tiga

BAB V SIMPULAN, REKOMENDASI, DAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan (KTSP) dan Sukses Dalam Sertfikasi Guru, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), hlm. 45

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

KONSEP DAN PRINSIP-PRINSIP LESSON STUDY

LESSON STUDI SEBAGAI INOVASI UNTUK PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN. Oleh : Dindin Abdul Muiz Lidinillah

BAB I PENDAHULUAN. mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan. bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 41 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PROSES UNTUK SATUAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 21.1 TAHUN 2013 TENTANG

Dalam Undang-Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dalam. tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih,

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) ZAWIYAH COT KALA LANGSA 2015 M/ 1435 H

BAB I PENDAHULUAN. antara lain dengan data UNESCO (2000) tentang peringkat Indeks

Landasan Yuridis SI, SKL dan KTSP menurut UU No 20/2003 tentang Sisdiknas

Sistem Pendidikan Nasional

I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan bangsa, pendidikan merupakan salah satu aspek penting

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 28 TAHUN 2010 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dibuktikan dengan sertifikat pendidik yang kemudian disebut dengan

DESKRIPSI PELAKSANAAN PENGGABUNGAN LS DAN PTK OLEH MAHASISWA PROGRAM SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN MELALUI JALUR PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang lebih terbuka, sehingga sangat dibutuhkan kehadiran setiap

PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) DALAM KEGIATAN LESSON STUDY

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Kompetensi adalah kemampuan yang dimiliki seseorang, akibat dari pendidikan,

PROGRAM KEMITRAAN UPI KAMPUS TASIKMALAYA MELALUI LESSON STUDY UNTUK PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN. besar dalam meningkatkan pengetahuan siswa. Selain sebagai pengajar, guru juga

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kriteria administratif, yaitu memiliki ijazah yang sesuai dengan

I. PENDAHULUAN. sehingga memerlukan penyesuaian, peningkatan sarana dan prasarana yang. diperlukan untuk mendukung terselenggaranya roda pemerintahan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. prinsip-prinsip kolegialitas dan mutual learning untuk membangun komunitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Seminar Internasional, ISSN Peran LPTK Dalam Pengembangan Pendidikan Vokasi di Indonesia

PENGERTIAN KTSP DAN PENGEMBANGAN SILABUS DALAM KTSP. Oleh Dr. Jumadi

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

NASKAH PUBLIKASI. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

PROSEDUR SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

BAB I PENDAHULUAN. oleh banyak kalangan. Hal ini bisa dilihat dari beberapa indikator. Pertama,

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI LESSON STUDY PADA PENJUMLAHAN PECAHAN DI KELAS IV SDN LAMSAYEUN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini ternyata

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PELATIHAN LESSON STUDY BERBASIS SEKOLAH DI SMA DARUL ISLAM GRESIK

PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU MATEMATIKA DAN SAINS MELALUI LESSON STUDY

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

URGENSI SATUAN ACARAPERKULIAHAN (SAP)DALAM PEMBELAJARAN

PROGRAM TOT FASILITATOR MGMP/KKG

LESSON STUDY SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN KINERJA PEMBELAJARAN YANG DILAKUKAN GURU

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PROBLEMATIKA KOMPETENSI DAN PROFESIONALISME GURU

PENERAPAN LESSON STUDY DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGI GURU SMA BINA MULYA GADINGREJO TAHUN PELAJARAN 2015/2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peran guru sangat menentukan dalam usaha peningkatan mutu pendidikan formal. Guru dituntut untuk mampu menyelenggarakan proses pembelajaran dengan sebaik-baiknya. Guru mempunyai fungsi dan peran yang sangat strategis dalam peningkatan mutu pendidikan dan oleh karena guru sendiri wajib memiliki persyaratan berupa seperangkat kompetensi tertentu agar dapat melaksanakan fungsinya dengan baik. Salah satu kompetensi yang harus dimiliki adalah kompetensi profesional. Profesionalisme seorang guru tercermin dalam kegiatan pembelajaran yang dikelolanya. Banyak guru yang lulus sertifikasi tapi gambaran kompetensi profesional guru saat ini adalah sebagai berikut, sebagian besar guru bingung ketika diminta mengembangkan Standar Isi dan SKL 2006 menjadi kurikulum operasional/kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP). Sebagian besar guru kurang menguasai penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dalam pembelajaran yang berguna untuk pengembangan diri mereka sendiri serta bermanfaat bagi peserta didik dalam memahami materi yang disampaikan oleh guru. Sebagian besar guru menyerah ketika diminta membuat karya ilmiah. Padahal semua itu adalah pekerjaan pokoknya dan sangat bermanfaat bagi pengembangan diri seorang guru. Selain itu masih banyak guru yang mengalami kesulitan dalam pembuatan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) terutama saat memahami standar kompetensi dan kompetensi dasar 1

2 (http://disdik.grobogan.go.id/berita/69-profesionalisme-guru-perlu-didukungdengan-nilai-keikhlasan.html, diakses 2 Oktober 2012). Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 1 ayat (1), menyatakan bahwa guru adalah Pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Dari definisi guru di atas dapat diketahui bahwa guru dalam konteks pendidikan mempunyai peranan besar dan stategis. Hal ini disebabkan karena guru langsung berinteraksi dengan siswa untuk mentransfer ilmu pengetahuan dan teknologi yang tentu saja harus sesuai dengan indikator-indikator yang telah ditentukan agar tujuan pembelajaran yang diharapkan dapat tercapai. Banyaknya tuntutan untuk terus memperbaiki kualitas, kompetensi, serta membangun citra terbaik bagi guru mengingat guru dipandang sebagai faktor kunci keberhasilan pendidikan karena gurulah yang berinteraksi langsung dengan peserta didik dalam kegiatan pembelajaran di sekolah. Anggapan bahwa kadar kualitas guru dipandang sebagai penyebab kualitas output pendidikan, sehingga rendah atau merosotnya mutu pendidikan selama ini, hampir selalu disertai dengan menuding rendahnya kualitas guru. Hasil penelitian Kelompok Kerja Tenaga Kependidikan menunjukkan bahwa kualitas guru Indonesia amat beragam. Berbagai penelitian mengungkapkan bahwa tingkat penguasaan bahan ajar dan keterampilan dalam menggunakan metode pembelajaran yang inovatif masih kurang (Ani Uslimah, 2006: 113-114).

3 Untuk itu reformasi pendidikan dalam proses pembelajaran perlu diadakan. Reformasi pendidikan sebaiknya dimulai dari bagaimana siswa dan guru belajar dan bagaimana guru mengajar, bukan semata-mata pada hasil belajar. Reformasi pendidikan hendaknya dimaknai sebagai upaya penciptaan programprogram yang berfokus pada perbaikan praktik mengajar dan belajar, bukan semata-mata berfokus pada perancangan kelas dengan teacher proof curriculum (Wiati Retno Setyoningtyas, 2010: 4). Pemerintah dalam hal ini Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) giat memacu kinerjanya untuk meningkatkan citra terbaik bagi mutu guru di Indonesia. Salah satunya adalah melalui pemberdayaan lembagalembaga peningkatan kompetensi guru, yakni Kelompok Kerja Guru (KKG) dan Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). Selain itu juga Kemendikbud gencar melakukan sosialisasi kepada guru untuk meningkatkan kinerja melalui pelatihanpelatihan atau program-program pengembangan profesi guru yang membutuhkan fasilitas agar dapat memberi peluang kepada mereka learning how to learn dan to learn about learning. Fasilitas yang dimaksud misalnya dengan lesson study yang merupakan salah satu program pembinaan profesi guru. Lesson study di Indonesia mulai diperkenalkan Kemendikbud melalui Indonesia Mathematic and Science Teacher Education Project (IMSTEP) yang diimplementasikan sejak Oktober 1998 di tiga Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP), yaitu IKIP Bandung sekarang Universitas Pendidikan Indonesia (UPI), IKIP Malang sekarang Universitas Negeri Malang (UM), dan IKIP Yogyakarta sekarang Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Kegiatan

4 piloting yang telah dirintis pasa fase IMSTEP terus dikembangkan pada fase follow-up program IMSTEP difokuskan pada tema lesson study di Indonesia setelah selesai mengikuti pelatihan di Jepang (Rusman, 2010: 390). Lesson study mulai dikenal di Jepang pada tahun 1900-an, sebuah metode analisis kasus pada proses pembelajaran, ditujukan untuk membantu pengembangan profesional para guru dan membuka kesempatan bagi mereka untuk saling belajar berdasarkan praktik-praktik nyata di tingkat kelas (Rusman, 2010: 287). Menurut ICSL (Indonesia Center for Lesson Study), lesson study merupakan model pembinaan (pelatihan) profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegialitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar (Sumar Hendayana, dkk, 2009: 5). Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa lesson study merupakan suatu proses pengembangan profesi guru yang melibatkan banyak guru dalam sebuah naungan kelompok lesson study yang masing-masing guru mempunyai peranan dalam kelompok lesson study tersebut. Setelah mengikuti kegiatan lesson study diharapkan guru dapat meningkatkan kompetensi profesionalnya karena guru merupakan suatu profesi artinya suatu jabatan yang memerlukan keahlian khusus. Profesi guru mempunyai tugas mendidik, mengajar, dan melatih. Mendidik berarti suatu usaha untuk mengantarkan anak didik ke arah kedewasaannya baik secara jasmani maupun rohani, mengajar berarti suatu usaha guru untuk menyampaikan dan menanamkan dalam diri siswa atau anak didiknya,

5 dan melatih berarti mengembangkan keterampilan-keterampilan pada peserta didik (Sardiman, 2008: 52-53). Undang-Undang No.14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 1 ayat (4) menyatakan bahwa Profesi adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran dan kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Pengertian profesionalisme guru menurut Kunandar (2007: 46) adalah Kondisi, arah, nilai, tujuan dan kualitas suatu keahlian dan kewenangan dalam bidang pendidikan dan pengajaran yang berkaitan dengan pekerjaan seseorang yang menjadi mata pencaharian. Pendidikan dan pelatihan memiliki peranan penting dalam pengembangan keprofesionalan guru demi meningkatkan mutu pendidikan dan kegiatan pembelajaran di sekolah. Perkembangan baru terhadap pandangan pembelajaran membawa konsekuensi kepada guru untuk meningkatkan peranan dan kompetensinya. Proses pembelajaran dan hasil belajar siswa banyak ditentukan oleh peranan dan kompetensi guru. Menurut Jamal Ma mur Asmani (2011: 61) kompetensi guru merupakan perpaduan antara personal, keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual yang secara keseluruhan membentuk kompetensi standar profesi guru. Undang- Undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 1 ayat (10) menyatakan Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan harus dikuasai oleh guru dan dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Berdasarkan definisi tersebut, dapat

6 disimpulkan bahwa kompetensi guru merupakan seperangkat keahlian dan kemampuan seorang guru yang harus dimilikinya agar dapat melaksanakan kinerjanya secara maksimal sehingga menghasilkan suatu proses pembelajaran yang sesuai dengan apa yang diinginkan. Salah satu aspek dari profesionalisme guru adalah memiliki pendidikan terakhir minimal Strata 1 (S1) atau Diploma IV (DIV). Berkaitan dengan hal tersebut di Kabupaten Ogan Ilir pada tahun 2012, Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Ogan Ilir OI mencatat guru yang telah kualifikasi Strata Satu (S1) atau DIV masih minim tercatat 48,77 persen atau sekitar 3.560 orang dari jumlah guru sekitar 7.300 orang (http://www.jpnn.com/read/2012/12/14/150515/guru-sarjana- Masih-Minim-, diakses 27 Mei 2012). Padahal tingkat pendidikan seorang guru sangat mempengaruhi kompetensi profesional yang dimiliki dan mempunyai dampak secara tidak langsung terhadap mutu pendidikan di Kabupaten Ogan Ilir. Berdasarkan hal tersebut, guru di Kabupaten Ogan Ilir berkeinginan untuk bersama-sama menyatukan langkah dan pikiran menuju perbaikkan mutu pendidikan di Kabupaten Ogan Ilir. Implikasi konsepsi di atas bagi guru Pkn secara terprogram ditetapkan agar dapat merencanakan, melaksanakan, mengembangkan, memonitor, membina dan mengevaluasi pelaksanaan kegiatan MGMP PKn SMP se-kabupaten Ogan Ilir. Dari hasil studi pendahuluan yang peneliti peroleh dengan wawancara terhadap Ketua MGMP PKn SMP se-kabupaten Ogan Ilir pada tanggal 21 Agustus 2012, dijelaskan bahwa pada tahun 2010 MGMP PKn SMP se-

7 Kabupaten Ogan Ilir melakukan sebuah kegiatan yang bertujuan meningkatkan kompetensi profesional guru PKn SMP se-kabupaten Ogan Ilir yakni lesson study. Dari kegiatan lesson study tersebut tercipta antusiasme tersendiri bagi guruguru PKn SMP yang tergabung dalam MGMP PKn SMP Kabupaten Ogan Ilir untuk aktif dalam meningkatkan kemampuan profesionalismenya. Menurut Ketua MGMP PKn Kabupaten Ogan Ilir, banyak guru yang berharap kegiatan lesson study bisa dilaksanakan lagi pada tahun berikutnya. Respon positif dari guru-guru tersebut membuat MGMP PKn SMP Kabupaten Ogan Ilir tertarik menjadikan lesson study sebagai salah satu program kerja yang telah dilaksanakan sejak tahun 2011. Sesuai dengan penjelasan di atas dapat diketahui bahwa MGMP PKn SMP Kabupaten Ogan Ilir sebagai forum atau wadah kegiatan profesional guru khususnya guru PKn SMP berkeinginan untuk melaksanakan lesson study sebagai sarana dalam meningkatkan kompetensi profesional guru PKn SMP se-kabupaten Ogan Ilir. Lesson study berbasis MGMP ini kelak diharapkan dapat menciptakan guru yang handal dan profesional dalam rangka meningkatkan proses belajar mengajar di sekolah pada khususnya dan dunia pendidikan di Kabupaten Ogan Ilir pada umumnya. Inilah yang memotivasi peneliti untuk mengadakan penelitian tentang Penerapan Lesson Study Oleh Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) guna Peningkatan Kompetensi Profesional Guru PKn SMP Se- Kabupaten Ogan Ilir.

8 B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas terdapat berbagai masalah yang diidentifikasikan sebagai berikut: 1. Rendahnya tingkat penguasaan materi dikalangan guru PKn. 2. Kurangnya pemahaman guru tentang cara pembuatan silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang baik dan benar. 3. Masih kurangnya tingkat penguasaan bahan ajar dan keterampilan guru dalam menggunakan metode pembelajaran yang inovatif. 4. Tingginya tuntutan untuk terus memperbaiki kualitas guru PKn di Kabupaten Ogan Ilir. 5. Masih tingginya tuntutan untuk terus meningkatkan kompetensi profesional guru PKn di Kabupaten Ogan Ilir. 6. Kurangnya intensitas penerapan lesson study oleh Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) PKn SMP Kabupaten Ogan Ilir. C. Pembatasan Masalah Beragamnya permasalahan yang timbul di atas mengharuskan peneliti untuk dapat membatasi permasalahan yang akan dibahas dengan lebih jelas, sehingga penelitian terfokus pada inti permasalahan. Adapun pembatasan masalah dalam penelitian ini adalah Penerapan Lesson Study Oleh Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) guna Peningkatan Kompetensi Profesional Guru PKn SMP Se-Kabupaten Ogan Ilir

9 D. Rumusan Masalah Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagaimanakah penerapan lesson study oleh Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) PKn SMP se-kabupaten Ogan Ilir? 2. Apakah penerapan lesson study oleh Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dapat meningkatkan kompetensi profesional guru PKn SMP se- Kabupaten Ogan Ilir? E. Tujuan Penelitian Sejalan dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1. Penerapan lesson study oleh Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP). 2. Efek penerapan lesson study oleh Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dalam meningkatkan kompetensi profesional guru PKn SMP se-kabupaten Ogan Ilir. F. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoretis maupun praktis. Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian ini, yaitu: 1. Manfaat Teoretis Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat secara teoretis yaitu dapat mendukung teori-teori yang berkenaan dengan penerapan lesson study oleh

10 musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) guna peningkatan kompetensi profesional guru PKn SMP se-kabupaten Ogan Ilir. 2. Manfaat secara Praktis Secara praktis hasil penelitian diharapkan dapat bermanfaat bagi : a. Bagi Guru Dalam rangka memberikan salah satu solusi untuk meningkatkan kemampuan profesional guru sesuai dengan standar nasional pendidikan melalui lesson study. b. Bagi Siswa Dengan meningkatkan profesionalisme guru diharapkan timbulnya motivasi baru dari siswa dalam belajar karena guru membuat situasi belajar lebih inovatif, kreatif, dan menarik perhatian siswa. c. Bagi Sekolah Dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam meningkatkan kemampuan profesional guru dan meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah sesuai dengan standar nasional pendidikan. d. Bagi MGMP Dapat dijadikan sebagai bahan masukan dalam membuat program kerja selanjutnya untuk meningkatkan kompetensi profesional guru PKn SMP di Kabupaten Ogan Ilir sebagai bentuk kontribusi MGMP PKn.

11 e. Bagi Peneliti Dengan penelitian ini diharapkan agar peneliti dapat mengetahui penerapan lesson study oleh Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) guna peningkatan kompetensi profesional guru PKn SMP se-kabupaten Ogan Ilir. G. Definisi Istilah 1. Lesson Study Menurut Tim ICSL (Indonesia Center for Lesson Study), lesson study adalah model pembinaan (pelatihan) profesi pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip-prinsip kolegialitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar (Sumar Hendayana, dkk. 2009: 5) 2. Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) Musyawarah Guru Mata Pelajaran atau sering disingkat MGMP menurut Depdiknas (2009) merupakan wadah kegiatan profesional bagi para guru mata pelajaran yang sama pada jenjang SMP/MTs/SMPLB, SMA/MA.SMALB, dan SMK/MAK di tingkat kabupaten/kota yang terdiri dari sejumlah guru dari sejumlah sekolah. 3. Kompetensi Profesional Kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam serta memungkinkannya membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi (Sumar Hendayana, 2009: 2).

12 4. Guru Pasal 1 ayat 1 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen menyebutkan pengertian guru; Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.