Tanggapan Pengguna tentang Tata Ruang Perpustakaan SMA Negeri 14 Bandung

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Aria Wirata Utama, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan Antara Penataan Ruang Perpustakaan Dengan Minat Belajar Siswa Di Perpustakaan

Pengaruh Tata Ruang Terhadap Motivasi Berkunjung

BAB II KAJIAN TEORITIS. Perpustakaan sebagai sarana pendidikan untuk mendidik diri sendiri atau. Menurut (Sutarno 2003, 32), perpustakaan umum adalah:

KUESIONER PENELITIAN 1 RE-LAYOUT TATA RUANG PERPUSTAKAAN PADA KANTOR PERPUSTAKAAN ARSIP DAN DOKUMENTASI KABUPATEN SERDANG BEDAGAI

BAB II: TINJAUAN PUSTAKA

PENATAAN RUANGAN DI PERPUSTAKAAN UMUM KOTA SOLOK

BAB II TINJAUAN LITERATUR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Priyanka Permata Putri, 2013

PENGARUH SARANA DAN PRASARANA PERPUSTAKAAN TERHADAP MINAT KUNJUNGAN SISWA SMP N 1 BATANG ANAI

EVALUASI PENGARUH LINGKUNGAN FISIK INTERIOR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA TERHADAP KENYAMANAN PENGGUNA. Debri Haryndia Putri

BAB I PENDAHULUAN. kepada masyarakat, (UU No. 20, 2003). Dengan demikian perguruan tinggi

Tinjauan tentang Ergonomi dan.(niken Dwi Pratiwi) 1

PERSEPSI PEMUSTAKA TERHADAP DESAIN INTERIOR PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS BENGKULU

PERSEPSI SISWA TERHADAP KEGIATAN MANAJEMEN KELAS OLEH GURU DI SMK PLUS BINA NUSANTARA MANDIRI KOTA PARIAMAN ARTIKEL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. perpustakaan umum. Perpustakaan umum adalah salah satu jenis perpustakaan

PERSEPSI PEMUSTAKA TERHADAP LAYANAN SIRKULASI DI BADAN ARSIP DAN PERPUSTAKAAN PROVINSI JAWA TENGAH

EFEKTIVITAS LAYANAN PERPUSTAKAAN DI KANTOR ARSIP DAN PERPUSTAKAAN KOTA PAYAKUMBUH

BAB I PENDAHULUAN. cahaya, baik yang berasal dari benda itu sendiri maupun berupa pantulan yang

PERAN FASILITAS PERPUSTAKAAN TERHADAP KINERJA PUSTAKAWAN DI BADAN PERPUSTAKAAN ARSIP DAN DOKUMENTASI PROVINSI SULAWESI UTARA

EVALUASI KEPUASAN PENGGUNA TERHADAP PELAYANAN DI PERPUSTAKAAN UMUM DAERAH TABANAN

KISI-KISI PEDOMAN WAWANCARA

KONSEP PERANCANGAN INTERIOR RUANG TIDUR UTAMA

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah sebagai Pusat Sumber Belajar bagi Siswa

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

2015 KONTRIBUSI KEBIJAKAN PENGADAAN KOLEKSI SIRKULASI TERHADAP PENINGKATAN FREKUENSI PEMINJAMAN BAHAN PUSTAKA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS

Kata kunci : Perpustakaan Keliling, Tanggapan

BAB II KAJIAN TEORITIS

Gambar 5. 1 Citra ruang 1 Gambar 5. 2 Citra ruang 2 2. Lounge Lounge merupakan salah satu area dimana pengunjung dapat bersantai dan bersosialisasi de

BAB II KAJIAN TEORI. Besar Bahasa Indonesia edisi ketiga (2007: 910), disebutkan bahwa. prestasi adalah penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang

BAB IV GAMBARAN UMUM UPT PERPUSTAKAAN POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. dengan sejumlah perangkat personalia, gedung, koleksi, serta anggarannya

TATA RUANG DI PERPUSTAKAAN POLITEKNIK NEGERI PADANG

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI RENDAHNYA TINGKAT KUNJUNGAN DI PERPUSTAKAAN DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN KOTA PADANG

TABEL PENENTUAN JUMLAH SAMPEL DARI POPULASI TERTENTU DENGAN TARAF KESALAHAN, 1, 5, DAN 10% s N s N

FAKTOR PENYEBAB KURANGNYA MINAT GURU MEMANFAATKAN PERPUSTAKAAN SDN 09 AIR TAWAR BARAT

SARANA DAN PRASARANA RUANG PERPUSTAKAAN SEBAGAI ASPEK KEKUATAN DALAM MENGEMBANGKAN PERPUSTAKAAN

BAB IV PEMBAHASAN Pembahasan Data Hasil Observasi Dari data hasil observasi dapat dibahas sebagai berikut:

Layanan Sirkulasi dalam Upaya Pemenuhan Kebutuhan Informasi Pengguna di Perpustakaan Institut Manajemen Koperasi Indonesia (IKOPIN)

ASPEK-ASPEK KENYAMANAN RUANG PERPUSTAKAAN Oleh: Wahid Nashihuddin (2013)

HUBUNGAN LINGKUNGAN KERJA DENGAN MOTIVASI KERJA PEGAWAI BAGIAN SEKRETARIAT DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI SUMATERA BARAT

SIKAP MAHASISWA FISIP UNSRAT TERHADAP JASA LAYANAN UPT PERPUSTAKAAN UNSRAT. Oleh: Drs. Anthonius M. Golung, SIP

BAB V KONSEP PERENCANAAN INTERIOR DAN PENERAPAN DESAIN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PERSEPSI PEMUSTAKA TERHADAP LAYANAN SIRKULASI DI DINAS KEARSIPAN DAN PERPUSTAKAAN KABUPATEN PESISIR SELATAN

2017, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Le

PERSEPSI DAN KEPUASAN PEMUSTAKA TERHADAP DESAIN INTERIOR DI PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS NEGERI MALANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Jadi penataan ruang kantor merupakan faktor penting yang menunjang kelancaran suatu pekerjaan.

Evaluasi Layanan Sirkulasi Perpustakaan Pusat Universitas Warmadewa

PERANCANGAN INTERIOR/ RUANG BELAJAR YANG ERGONOMIS UNTUK SEKOLAH LUAR BIASA (SLB)

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 54 TAHUN 2011 TENTANG PENYELENGGARAAN PERPUSTAKAAN DI KABUPATEN TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PERATURAN KEPALA PERPUSTAKAAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR NASIONAL PERPUSTAKAAN PROVINSI

Evaluasi Kesesuaian Fungsi Ruang pada Ruang Baca Perpustakaan Pusat Universitas Brawijaya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

EVALUASI LAYANAN SIRKULASI PERPUSTAKAAN POLITEKNIK NEGERI BALI

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil dan pembahasan penelitian yang telah dilaksanakan,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

2015 STUD I TENTANG KOMPETENSI PENGELOLAAN INFORMASI TENAGA PERPUSTAKAAN SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN

PERAN DESAIN INTERIOR TERHADAP KEPUASAN PEMUSTAKA (Studi pada Perpustakaan SMK Negeri 4 Malang)

BAB I PENDAHULUAN. atau sumber informasi dalam komputer yang disusun secara sistematis untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ita Hardianti, 2013

EFEKTIVITAS PEMANFAATAN LAYANAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH OLEH SISWA KELAS VIII TH. AJARAN 2013/2014 SMP N 2 KERJO KAB. KARANGANYAR

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

Laksmi Dewi. Vol. 2, No. 1, Mei 2015

PENDAYAGUNAAN KOLEKSI BAHAN PUSTAKA DI BADAN PERPUSTAKAAN ARSIP DAN DOKUMENTASI (BPAD) PROVINSI SULAWESI UTARA

Laporan Penelitian Persepsi Tata Ruang Perpustakaan Terhadap Tingkat Kunjungan Mahasiswa pada Perpustakaan Universitas Mercu Buana Meruya

INTERIOR PERPUSTAKAAN TK DESIGNED BY. HOLME scompany

bagian atau disebut juga aspek pembentuk lingkungan kerja. Adapun beberapa

Lokasi Gedung Perpustakaan Dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Perpustakaan Umum Kabupaten Gianyar Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perancangan Interior

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dibidang ini, semakin banyak pula pesaing yang dihadapi. Pada zaman sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

KENYAMANAN BELAJAR SISWA DI KELAS IV SD NEGERI SE- KECAMATAN PAKUALAMAN TAHUN AJARAN 2014/2015 ARTIKEL JURNAL

PELAYANAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN MINAT BACA SISWA DI SD NEGERI GIWANGAN, GOLO DAN UNGARAN I

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengguna perpustakaan. Penyediaan fasilitas yang memadai mempengaruhi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEEBAGAI SUMBER BELAJAR

Mengukur Kualitas Perpustakaan Sekolah Menggunakan :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian perpustakaan Perguruan Tinggi adalah perpustakaan yang

BAB IV KONSEP DESAIN. Konsep utama dari pool dan lounge yang akan dibuat adalah FUN atau menyenangkan

TANGGAPAN PEMUSTAKA TERHADAP KETERSEDIAAN KOLEKSI DI POJOK JAWA BARAT ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lingkungan kerja merupakan bagian yang penting dalam perusahaan.

DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR GRAFIK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV IDENTIFIKASI MASALAH

MAKALAH. Pemanfaatan Perpustakaan Sebagai Sumber Belajar

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2014 TENTANG PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 43 TAHUN 2007 TENTANG PERPUSTAKAAN

Penerapan Sistem Otomasi Perpustakaan Untuk Meningkatkan Kinerja Pustakawan di Perpustakaan Pusat Universitas Warmadewa

Transkripsi:

Tanggapan Pengguna tentang Tata Ruang Perpustakaan SMA Negeri 14 Bandung Genie Greindyapuri 1, Wina Erwina 2, Asep Saeful Rohman 3 Jurusan Ilmu Informasi dan Perpustakaan Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjajaran Corresponding Author : papeumbeu@yahoo.com ABSTRACT The title of this research is USERS RESPONSE TO INTERIOR DESIGN OF LIBRARY SMA NEGERI 14 BANDUNG. The aim of the research was to find out user s response to location and accessibility, color, lighting, air circulation, sound (acoustic) and furniture of lib rary SMA Negeri 14 Bandung. The population were students from class X, XI and XII in SMA Negeri 14 Bandung and samples were 91 persons with Proportionate Stratified Random Sampling method. The technique of data analysis was descriptive analysis. The research s result showed that user s response to location and accessibility of library was not good, user s response to color of library was good enough, user s response to lighting in library was good, user s response to air circulation in library was good, user s response to sound (acoustic) in library was not good and user s response to furniture in library was good. So, the conclusion of the research was the response of user to interior design of library SMA Negeri 14 Bandung based on its location and accessibility, color, lighting, air circulation, sound (acoustic) and furniture was good enough. Keyword : Interior design, library of SMA Negeri 14 Bandung 1. Pendahuluan Perpustakaan merupakan salah satu bagian yang penting dalam program pendidikan, pengajaran dan penelitian bagi setiap lembaga pendidikan dan ilmu pengetahuan. Salah satu tugas pokok dari sebuah perpustakaan adalah mengumpulkan, memelihara dan mengembangkan semua ilmu pengetahuan atau gagasan-gagasan manusia dari zaman ke zaman. Di samping itu perpustakaan juga bertugas untuk mengembangkan minat dan respon masyarakat untuk berkunjung dan memanfaatkan perpustakaan secara maksimal atas kesadaran sendiri. Perpustakaan harus mampu menumbuhkan ketertarikan dan rasa senang masyarakat terhadap perpustakaan sehingga mereka akan termotivasi untuk mengetahui lebih dalam dan pada akhirnya akan timbul kesadaran bahwa mereka membutuhkan perpustakaan karena dianggap berguna dan menyenangkan bagi mereka. Salah satu jenis perpustakaan yang berada di masyarakat yaitu perpustakaan sekolah. Perpustakaan sekolah menurut Bafadal (2009, 5) dapat diartikan sebagai berikut: 1 Penulis 2 Pembimbing Utama 3 Pembimbing Pendamping Page 1 of 11

Perpustakaan sekolah merupakan kumpulan bahan pustaka, baik berupa buku-buku maupun bukan buku ( non book material) yang diorganisasi secara sistematis dalam suatu ruang sehingga dapat membantu murid-murid dan guru-guru dalam proses belajar mengajar di sekolah. Perpustakaan sekolah tidak hanya berfungsi sebagai tempat penyimpanan bahan pustaka tetapi juga berfungsi untuk mendayagunakan layanan yang ada agar dimanfaatkan dengan maksimal oleh penggunanya dalam memenuhi kebutuhan informasi serta untuk meningkatkan daya serap dan penalaran proses pendidikan. Di dalam penyelenggaraan perpustakaan, layanan merupakan elemen vital yang harus diperhatikan karena merupakan cerminan dari perpustakaan secara keseluruhan. Layanan yang terdapat di perpustakaan harus dapat diterima dengan baik dan mampu menjadi daya tarik bagi pengguna. Untuk mewujudkan hal tersebut maka perlu diterapkan tata ruang yang tepat dan menarik sehingga pengguna perpustakaan terutama siswa merasa nyaman dan senang saat berada di perpustakaan dan terdorong untuk selalu berkunjung dan memanfaatkan layanan perpustakaan sebagai salah satu sumber belajar mereka. Menurut UNESCO dalam perencanaan lokasi dan ruang perpustakaan sekolah harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1. Lokasi harus terpusat atau sentral serta mudah diakses dan dekat semua kawasan pengajaran 2. Dirancang dan dikelola sehingga secara estetis pengguna tertarik dan kondusif dalam hiburan serta pembelajaran 3. Pencahayaan yang baik dan cukup, baik dari jendela maupun lampu penerangan 4. Suhu ruangan yang tepat (misalnya, adanya pengatur suhu ruangan ataupun ventilasi yang mencukupi) untuk menjamin kondisi bekerja yang baik sepanjang tahun di samping preservasi koleksi 5. Faktor kebisingan, paling sedikit di perpustakaan tersedia beberapa bagian yang bebas dari kebisingan dari luar 6. Didisain untuk mengakomodasi perabotan yang kokoh, tahan lama dan fungsional serta memenuhi peryaratan ruang, aktivitas dan pengguna perpustakaan (UNESCO 2006, 10) Perpustakaan sekolah yang dijadikan sebagai objek penelitian adalah perpustakaan SMA Negeri 14 Bandung yang terletak di Jl. Yudhawastu Pramuka IV Bandung. Perpustakaan ini dipilih karena pihak sekolah berencana melakukan perbaikan dan penataan ulang pada perpustakaan seperti yang telah dilakukan pada beberapa sarana lainnya. Sebelum perbaikan dilakukan, pihak sekolah perlu mengetahui penilaian dan pendapat pengguna perpustakaan mengenai tata ruang perpustakaan yang ada saat ini sehingga dapat diketahui hal-hal apa saja yang perlu diperbaiki, ditambah atau dikurangi. Berdasarkan hasil pra riset yang dilakukan pada bulan Maret 2012 di SMA Negeri 14 Bandung perpustakaan sekolah ini terletak di pojok koridor, tata ruang di dalamnya terlihat kurang menarik dan kurang nyaman. Hal ini terlihat dari penempatan dan penggunaan furniture seperti meja dan kursi yang kurang tepat, kurangnya jumlah rak sehingga banyak tumpukan kardus berisi buku di sekitar rak sehingga mengganggu kenyamanan pengguna saat berada di perpustakaan dan tentu saja hal ini menghilangkan sisi estetika dari perpustakaan tersebut sehingga dapat dikatakan tata ruang perpustakaan ini belum sesuai dengan standar yang telah ditentukan. Pengguna perpustakaan SMA Negeri 14 Bandung terdiri dari siswa, guru serta karyawan yang terdapat di lingkungan sekolah. Tetapi pengguna yang paling banyak menggunakan perpustakaan adalah siswa yang terdiri dari siswa kelas X, XI dan XII. Koleksi yang terdapat di perpustakaan SMA Negeri 14 Bandung pada umumnya buku-buku mata Page 2 of 11

pelajaran yang diperoleh dari pemerintah maupun pembelian sendiri. Tetapi selain itu terdapat juga koleksi lainnya seperti buku-buku umum, buku fiksi, majalah, ensiklopedia, kamus dan surat kabar. Jumlah rata-rata pengguna yang berkunjung ke perpustakaan adalah 82 orang per hari dengan beragam kegiatan yang mereka lakukan. Pengguna biasanya datang ke perpustakaan secara berkelompok dan kebanyakan dari mereka biasanya membaca serta mengerjakan tugas saat datang ke perpustakaan. Kondisi tersebut memungkinkan untuk mengetahui tanggapan pengguna tentang tata ruang perpustakaan yang mereka kunjungi. Tanggapan pengguna diperlukan untuk mengetahui penilaian mereka terhadap tata ruang perpustakaan sehingga dapat menjadi pertimbangan bagi pihak sekolah dalam melakukan perbaikan terhadap perpustakaan. Selain itu, hal tersebut juga dapat berguna sebagai suatu bahan evaluasi bagi pengelola perpustakaan dalam menciptakan layanan perpustakaan yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pengguna. Berdasarkan penjelasan diatas maka perlu dianalisis bagaimana tanggapan pengguna tentang tata ruang perpustakaan SMA Negeri 14 Bandung sehingga pengelola perpustakaan dan pihak sekolah dapat mengetahui apa yang perlu diperbaiki dan apa yang perlu dipertahankan dalam hal penataan ruang perpustakaan dilihat dari perspektif pengguna. Identifikasi Masalah 1. Bagaimana tanggapan pengguna tentang tata letak ruang perpustakaan SMA Negeri 14 Bandung? 2. Bagaimana tanggapan pengguna tentang warna di perpustakaan SMA Negeri 14 Bandung? 3. Bagaimana tanggapan pengguna tentang pencahayaan di perpustakaan SMA Negeri 14 Bandung? 4. Bagaimana tanggapan pengguna tentang sirkulasi udara di perpustakaan SMA Negeri 14 Bandung? 5. Bagaimana tanggapan pengguna tentang suara (akustik) di perpustakaan SMA Negeri 14 Bandung? 6. Bagaimana tanggapan pengguna tentang furniture di perpustakaan SMA Negeri 14 Bandung? 2. Penjelasan Pengguna merupakan titik vokal dalam semua kegiatan unit informasi termasuk perpustakaan. Sebuah perpustakaan atau unit informasi lainnya pada dasarnya didirikan untuk memenuhi kebutuhan para penggunanya. Suwarno (2009, 80) mengatakan bahwa pengguna (user) adalah mereka yang menggunakan fasilitas perpustakaan baik koleksi maupun buku (bahan pustaka maupun fasilitas lainnya). Sedangkan menurut UU Perpustakaan No 43 tahun 2007 pengguna perpustakaan yaitu perseorangan, kelompok orang, masyarakat, atau lembaga yang memanfaatkan fasilitas layanan perpustakaan. Setiap hal yang dibuat oleh perpustakaan harus berorientasi pada pengguna karena merekalah yang akan menggunakan dan memanfaatkan semua fasilitas yang terdapat di perpustakaan dari mulai koleksi hingga fasilitas fisik seperti ruangan. Semuanya harus dibuat sebaik mungkin demi memberikan kepuasan dan kesenangan kepada pengguna. Peranan pengguna terdapat dalam berbagai bentuk kegiatan perpustakaan, terutama dalam kegiatan layanan perpustakaan. Menurut UU Perpustakaan No 43 Tahun 2007 layanan perpustakaan harus dilakukan secara prima dan berorientasi bagi kepentingan pengguna dan dikembangkan melalui pemanfaatan sumberdaya perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan Page 3 of 11

pengguna. Sedangkan menurut Sutarno layanan yang baik adalah layanan yang dapat memberikan rasa senang dan puas kepada pengguna (Sutarno 2006, 90). Bagian layanan selalu berhubungan dengan pengguna dan merupakan ujung tombak dari seluruh kegiatan yang terdapat di perpustakaan. Citra perpustakaan juga ditentukan dari bagian ini karena penilaian baik atau buruknya sebuah perpustakaan dapat dilihat dari layanan yang diberikan kepada pengguna. Apabila layanan yang diberikan baik dan mampu menjadi daya tarik tersendiri maka citra perpustakaan dapat terlihat baik di mata penggunanya. Salah satu cara untuk mendayagunakan layanan perpustakaan agar dapat dimanfaatkan secara maksimal oleh pengguna adalah melalui tata ruang yang dibuat menarik dan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pengguna perpustakaan. Seperti yang dikatakan oleh Darmono : Perpustakaan merupakan kegiatan yang berorientasi pada pelayanan dalam bentuk jasa dan orang yang datang memanfaatkannya biasanya datang secara sukarela. Untuk dapat memikat mereka agar mau datang ke perpustakaan adalah melalui penataan ruangan yang menarik dan fungsional. (Darmono 2007, 233) Menurut Bafadal (2009, 163) tata ruang perpustakaan sekolah adalah penataan atau penyusunan segala fasilitas perpustakaan sekolah di ruang atau gedung yang tersedia. Tujuan dari penataan ruang yang baik adalah untuk memperlancar pekerjaan para petugas perpustakaan dan untuk menciptakan suasana menyenangkan bagi pengguna yaitu para siswa, guru dan staf sekolah lainnya sehingga mereka merasa betah saat berada di dalam perpustakaan. Ruang perpustakaan yang tertata dengan baik akan memberikan kenyamanan dan kepuasan bagi penggunanya sehingga akan menimbulkan minat untuk selalu berkunjung dan memanfaatkan layanan perpustakaan sebagai salah satu sumber belajar mereka. Menurut UNESCO untuk menciptakan tata ruang perpustakaan sekolah yang baik dan fungsional maka perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut : 1. Lokasi harus terpusat atau sentral serta mudah diakses dan dekat semua kawasan pengajaran 2. Dirancang dan dikelola sehingga secara estetis pengguna tertarik dan kondusif dalam hiburan serta pembelajaran 3. Pencahayaan yang baik dan cukup, baik dari jendela maupun lampu penerangan 4. Suhu ruangan yang tepat (misalnya, adanya pengatur suhu ruangan ataupun ventilasi yang mencukupi) untuk menjamin kondisi bekerja yang baik sepanjang tahun di samping preservasi koleksi 5. Faktor kebisingan, paling sedikit di perpustakaan tersedia beberapa bagian yang bebas dari kebisingan dari luar 6. Didisain untuk mengakomodasi perabotan yang kokoh, tahan lama dan fungsional serta memenuhi peryaratan ruang, aktivitas dan pengguna perpustakaan (UNESCO 2006, 10) Untuk mengetahui kualitas tata ruang perpustakaan di mata pengguna maka diperlukan tanggapan dari mereka yang selanjutnya dapat dijadikan sebagai bentuk evaluasi kepada pengelola perpustakaan. Tanggapan menurut Ahmadi sebagai berikut : Tanggapan diartikan sebagai salah satu fungsi jiwa yang pokok dapat diartikan sebagai gambaran ingatan dari pengamatan, dimana objek yang telah diamati tidak lagi berada dalam ruang dan waktu pengamatan. Jadi, jika proses pengamatan sudah berhenti dan hanya tinggal kesan-kesannya saja, peristiwa tersebut dinamakan tanggapan. (Ahmadi 1992, 64) Page 4 of 11

Sedangkan menurut Sujanto tanggapan adalah gambaran pengamatan yang tinggal di kesadaran kita sesudah mengamati (Sujanto 1995, 31). Tanggapan pengguna diperlukan selain sebagai evaluasi juga dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam penataan ruang perpustakaan yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan mereka. Bagan kerangka pemikiran: Aplikasi beberapa teori oleh penulis Pengguna Pengguna ( user) adalah mereka yang menggunakan fasilitas perpustakaan baik koleksi maupun buku (bahan pustaka maupun fasilitas lainnya) (Suwarno 2009, 80) Layanan Menurut UU Perpustakaan No 43 Tahun 2007 Layanan perpustakaan dilakukan secara prima dan berorientasi bagi kepentingan pengguna dan dikembangkan melalui pemanfaatan sumberdaya perpustakaan untuk memenuhi kebutuhan pengguna. Jenis Layanan Layanan Fisik Layanan Jasa Informasi Tata Ruang Menurut UNESCO (Variabel X) Sub Variabel X 1. Tata Letak Ruang X 2. Warna X 3. Pencahayaan X 4. Sirkulasi Udara X 5. Suara (Akustik) X 6. Furniture 3. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif. Menurut Nazir penelitian deskriptif adalah sebagai berikut : Suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antarfenomena yang diselidiki. (Nazir 2005, 54). Sementara menurut Rakhmat penelitian deskriptif merupakan penelitian yang hanya memaparkan situasi atau peristiwa, tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi (Rakhmat 2007, 24). Penelitian ini menggunakan metode deskriptif karena hanya ingin memaparkan bagaimana tanggapan pengguna terhadap tata ruang perpustakaan yang sering mereka kunjungi sehingga dapat diperoleh informasi sebagai bahan evaluasi bagi pengelola perpustakaan dalam hal penataan ruang perpustakaan. Page 5 of 11

Operasional Variabel Variabel dalam penelitian dapat dijabarkan sebagai berikut : Variabel Bebas (X) Sub Variabel (X 1 ) Sub Variabel (X 2 ) Sub Variabel (X 3 ) Sub Variabel (X 4 ) Sub Variabel (X 5 ) Sub Variabel (X 6 ) Teknik Pengumpulan Data : Tata Ruang Perpustakaan : Tata Letak Ruang : a. Penempatan ruangan perpustakaan a. Kemudahan akses menuju letak perpustakaan b. Tata sekat ruang perpustakaan : Warna : a.pemilihan warna dinding ruang perpustakaan b.pemilihan warna furniture c.keserasian warna furniture dan warna dinding ruang perpustakaan : Pencahayaan : a. Derajat dan kualitas pencahayaan b. Distribusi cahaya dalam ruangan perpustakaan c. Sumber cahaya yang digunakan : Sirkulasi Udara : a. Ventilasi udara dalam perpustakaan b. Temperatur udara c. Penggunaan alat pendingin ruangan (AC/kipas angin) : Suara (Akustik) : a. Daya redam suara dalam ruang perpustakaan : Furniture :a. Bentuk dan ukuran furniture (meja,kursi dan rak) b. Fungsional furniture (meja dan kursi) c. Kenyamanan furniture (meja dan kursi) d. Jumlah furniture (meja, kursi dan rak) e. Penempatan furniture (meja, kursi dan rak) Dalam penelitian ini digunakan beberapa teknik dalam pengumpulan data antara lain: a. Angket Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono 2010, 142). Peneliti akan menggunakan angket tertutup dimana angket sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih dari jawaban yang tersedia. Angket akan disebar kepada responden yaitu siswa kelas X, XI dan XII SMA Negeri 14 Bandung. b. Observasi Metode observasi adalah metode pengumpulan data yang digunakan untuk menghimpun data penelitian, data-data penelitian tersebut dapat diamati oleh peneliti. Dalam arti bahwa data tersebut dihimpun melalui pengamatan peneliti melalui penggunaan pancaindra (Bungin 2006, 134). c. Wawancara Wawancara digunakan untuk menilai keadaan seseorang, misalnya latar belakang, perhatian dan sikap terhadap sesuatu (Arikunto 1998,145). Wawancara dilakukan peneliti kepada pengelola perpustakaan SMA Negeri 14 Bandung serta beberapa siswa untuk mengetahui lebih dalam mengenai masalah yang sedang diteliti. Page 6 of 11

d. Studi Pustaka Merupakan pengumpulan informasi melalui berbagai bahan pustaka serta penelitian lain yang mampu menunjang dalam masalah penelitian ini. Analisis Data Proses analisis data merupakan kegiatan yang dilakukan setelah data dari seluruh responden atau sumber data lain terkumpul. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data deskriptif. Data yang telah terkumpul dari hasil angket kemudian dianalisis dalam bentuk analisis deskriptif yang berupa pemaparan pendapat responden berdasarkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan dalam angket. semua data yang diperoleh diproses dengan menggunakan rumus : P Keterangan rumus : P = Presentasi f = Jumlah Jawaban yang diperoleh N = Jumlah Responden (Sugiyono 2007, 39) Populasi Populasi merupakan keseluruhan (universum) dari objek penelitian yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala,nilai, peristiwa, sikap hidup dan sebagainya sehingga objek-objek tersebut dapat menjadi sumber data penelitian (Bungin 2006, 99). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas X, XI dan XII SMA Negeri 14 Bandung pada tahun ajaran 2011/2012 yang berjumlah 942 orang. Hal ini berdasarkan pada pertimbangan bahwa pengguna yang aktif dan biasa berkunjung ke perpustakaan adalah siswa kelas X, XI dan XII. Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Sugiyono 2010, 81). Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel menggunakan Proportionate Stratified Random Sampling yaitu teknik yang digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional. Penentuan ukuran sampel menggunakan rumus Yamane (Rakhmat 2007, 82) sebagai berikut : N n = N(d 2 ) + 1 N : populasi n : responden d : tingkat perkiraan kesalahan dalam persen n= N = 942 = 942 = 942 = 90,40 ~ 91 N(d 2 ) + 1 942(0,1 2 ) + 1 9,42 + 1 10,42 Dari perhitungan tersebut diperoleh jumlah sampel yang digunakan yaitu sebanyak 91 siswa dengan tingkat kesalahan 10 % dari populasi sebanyak 942 siswa yang terdaftar sebagai siswa SMA Negeri 14 Bandung pada tahun ajaran 2011/2012. Page 7 of 11

4. Hasil Penelitian Tata ruang perpustakaan terdiri dari enam komponen yaitu tata letak ruang, warna, pencahayaan, sirkulasi udara, suara (akustik) dan furniture. Hal ini mengacu pada standar UNESCO (2006, 10) mengenai tata ruang perpustakaan sekolah. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa tanggapan pengguna tentang tata letak ruang perpustakaan SMA Negeri 14 Bandung yang dilihat dari aspek kemudahan akses serta tata sekat ruang perpustakaan adalah Kurang. Hal tersebut menunjukkan bahwa tata letak ruang perpustakaan belum sesuai dengan kebutuhan dan keinginan pengguna sehingga pengguna belum merasa puas dengan tata letak ruang perpustakaan saat ini. Hal ini dapat dimengerti karena ruang perpustakaan terletak di pojok koridor sekolah dan tidak berada di pusat kegiatan para siswa. Keadaan tersebut juga belum sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh UNESCO (2006, 10) bahwa perpustakaan sekolah idealnya diletakkan pada lokasi yang strategis serta mudah diakses oleh seluruh pengguna perpustakaan terutama para siswa. Selanjutnya tanggapan pengguna terhadap warna di ruang perpustakaan yang dilihat dari aspek warna dinding ruangan, warna furniture seperti meja dan kursi serta keserasian warna diantara keduanya adalah Cukup. Warna merupakan salah satu elemen penting dalam suatu penataan ruang. Seperti pendapat Lasa (2008, 164) bahwa warna juga mempengaruhi orang yang bekerja dan membaca di perpustakaan. Warna juga akan mempengaruhi kenyamanan seseorang saat berada di perpustakaan. Penggunaan warna yang tepat di ruang perpustakaan juga dapat meningkatkan gairah belajar siswa di perustakaan serta dapat mengurangi masalah-masalah perilaku yang negatif. Warna yang dipilih harus menyenangkan dan memberi efek-efek positif pada pengguna sehingga mereka merasa nyaman dan betah saat berada di dalam perpustakaan. Berdasarkan hasil penelitian pengguna sudah merasa cukup puas dan tidak bermasalah dengan penggunaan warna-warna di ruang perpustakaan,baik warna dinding, warna furniture maupun keduanya. Pencahayaan merupakan komponen ketiga dalam tata ruang perpustakaan. Cahaya atau penerangan merupakan aspek yang perlu mendapat perhatian dalam penataan ruang perpustakaan karena sebagian besar kegiatan yang dilakukan di perpustakaan adalah membaca dan belajar. Seperti yang diungkapkan oleh UNESCO (2006, 10) bahwa dalam mendesain ruang perpustakaan salah satunya perlu memperhatikan pencahayaan yang baik dan cukup, baik dari jendela maupun lampu penerangan. Cahaya atau penerangan merupakan aspek yang perlu mendapat perhatian dalam penataan ruang perpustakaan karena sebagian besar kegiatan yang dilakukan di perpustakaan adalah membaca dan belajar, selain kegiatan lain yang tentunya membutuhkan cahaya yang cukup. Menurut Lasa banyak keuntungan yang diperoleh dengan adanya pencahayaan yang cukup antara lain : a. Mampu meningkatkan produktivitas kerja b. Dapat dicapai kualitas pekerjaan c. Dapat mengurangi ketegangan mata dan kelelahan jiwa d. Dapat menimbulkan semangat kerja e. Dapat meningkatkan prestise suatu lembaga/perpustakaan (Lasa 2008, 172) Berdasarkan hasil penelitian, pengguna memberikan tanggapan Baik terhadap pencahayaan di ruang perpustakaan. Hal ini menunjukkan bahwa sistem pencahayaan di ruangan perpustakaan sudah tepat dan sesuai dengan kebutuhan pengguna serta mampu memberikan kenyamanan pada saat pengguna beraktivitas di dalam ruang perpustakaan. Komponen selanjutnya adalah sirkulasi udara. Berdasarkan penelitian, pengguna memberikan tanggapan Baik terhadap sirkulasi udara yang dilihat dari tiga indikator yaitu ventilasi udara, suhu udara dan penggunaan alat pendingin ruangan (kipas angin). Hal ini berarti pengguna sudah merasa puas dan nyaman dengan keadaan udara di dalam ruangan perpustakaan. Sistem sirkulasi di ruang perpustakaan juga sudah sesuai dengan kebutuhan Page 8 of 11

pengguna dan tidak menimbulkan masalah atau ketidaknyamanan pada diri mereka. Dalam penataan ruangan perpustakaan, sistem sirkulasi udara perlu diperhatikan agar kualitas udara yang ada di dalam ruangan dapat terjaga dengan baik. Seperti yang diungkapkan oleh Trimo (1986, 121) bahwa ruang perpustakaan harus mempunyai cukup jendela dan alat-alat ventilasi lainnya sehingga pertukaran udara dapat terjamin. Pengaturan udara yang baik juga tidak hanya memberikan kenyamanan bagi pengguna juga petugas perpustakaan tetapi juga dapat memelihara keawetan koleksi bahan pustaka yang ada di perpustakaan. Poole mengemukakan bahwa pengaturan udara yang tepat akan mengurangi serangan jamur dan serangga serta menambah usia kertas secara nyata (Poole 1981, 40). Selanjutnya untuk komponen suara (akustik) berdasarkan hasil penelitian, pengguna memberikan tanggapan Kurang terhadap suara (akustik) di ruang perpustakaan. Hal ini menunjukkan bahwa pengguna belum merasa nyaman dengan keadaan suara di dalam ruang perpustakaan. Pengguna sering merasa terganggu dengan suara-suara bising yang berasal dari luar ruangan karena daya redam suara dalam ruangan perpustakaan masih kurang sehingga tidak mampu meredam suara bising dengan baik. Pada umumnya manusia membutuhkan ketenangan pada saat bekerja dan belajar sehingga seluruh pikiran dan perhatiannya dapat terkonsentrasi sehingga ruang perpustakaan perlu dijaga dari suara-suara yang menimbulkan gangguan pada pengguna. Hal ini juga sejalan dengan pernyataan dari UNESCO bahwa dalam mendesain ruang perpustakaan perlu diperhatikan faktor kebisingan, paling sedikit di perpustakaan tersedia beberapa bagian yang bebas dari kebisingan dari luar (UNESCO 2006, 10). Komponen furniture yang terdiri dari bentuk dan ukuran furniture, fungsional furniture, kenyamanan furniture, jumlah furniture dan penempatan furniture ditanggapi Baik oleh pengguna. Furniture harus diatur sedemikian rupa sehingga dapat memberikan kenyamanan dan manfaat dalam pelaksanaan aktivitas pemakainya. Dalam penataan ruang perpustakaan, furniture berfungsi untuk menunjang pelaksanaan kegiatan perpustakaan seperti kursi, meja, rak, lemari dan sebagainya. Pemilihan furniture untuk perpustakaan tidak perlu yang mewah dan terkesan berlebihan. Hal yang paling penting adalah desain yang sederhana dengan warna yang serasi serta nyaman digunakan oleh pengguna. Data penelitian tersebut menunjukkan bahwa furniture yang disediakan di perpustakaan, baik itu meja dan kursi baca maupun rak koleksi dapat digunakan dengan baik tanpa menimbulkan masalah maupun ketidaknyamanan bagi pengguna. Hal ini sejalan dengan pendapat Lasa (2008,135) bahwa furniture harus diatur sedemikian rupa sehingga dapat memberikan kenyamanan dan manfaat dalam pelaksanaan aktivitas pemakainya. Dari komponen-komponen tata ruang yang terdiri dari tata letak ruang, warna, pencahayaan, sirkulasi udara, suara (akustik) dan furniture dapat diketahui tanggapan pengguna tentang tata ruang perpustakaan secara keseluruhan. Berdasarkan hasil penelitian pengguna memberikan tanggapan Cukup dari seluruh komponen tata ruang perpustakaan SMA Negeri 14 Bandung. Hal ini berarti masih terdapat sebagian komponen tata ruang perpustakaan yang belum sesuai dengan kebutuhan dan perlu diperbaiki. Dengan demikian pengelola perpustakaan masih harus meningkatkan kualitas tata ruang perpustakaan agar sesuai dengan kebutuhan pengguna sehingga dapat memberikan kepuasan dan kenyamanan bagi setiap pengguna yang datang berkunjung untuk memanfaatkan layanan perpustakaan. Seperti yang dikatakan oleh Poole bahwa : Dalam perencanaan ruang perpustakaan diharapkan adanya perhatian khusus terhadap pencahayaan, pemakaian warna yang serasi, susunan perabotan (furniture) yang lebih menarik, disain perabotan yang lebih baik dan berbagai segi tata ruang yang indah yang membuat ruang menjadi lebih menyenangkan sebagai tempat siswa belajar dan karyawan bekerja. (Poole 1981, 18) Page 9 of 11

5. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut : Saran 1. Tanggapan pengguna tentang tata letak ruang perpustakaan SMA Negeri 14 Bandung adalah Kurang. Hal ini dilihat dari aspek lokasi yang tidak strategis dan akses menuju ruang perpustakaan yang sulit dijangkau oleh pengguna serta pengaturan tata sekat yang dinilai kurang tepat oleh pengguna. 2. Tanggapan pengguna tentang warna di ruang perpustakaan SMA Negeri 14 Bandung adalah Cukup. Hal ini meliputi warna dinding, warna furniture dan keserasian warna antara keduanya. 3. Tanggapan pengguna tentang pencahayaan di ruang perpustakaan SMA Negeri 14 Bandung adalah Baik. Hal ini dilihat dari derajat dan kualitas cahaya yang baik serta penggunaan sumber cahaya yang telah sesuai dengan kebutuhan pengguna dalam beraktivitas di dalam ruang perpustakaan. 4. Tanggapan pengguna tentang sirkulasi di ruang perpustakaan SMA Negeri 14 Bandung adalah Baik. Hal ini dilihat dari penggunaan ventilasi udara yang baik dan sesuai dengan kebutuhan serta penggunaan alat pendingin ruangan yang membantu memberikan kenyamanan udara pada pengguna saat berada di perpustakaan. 5. Tanggapan pengguna tentang suara (akustik) di ruang perpustakaan SMA Negeri 14 Bandung adalah Kurang. Hal ini dilihat dari daya redam suara yang masih rendah sehingga suara-suara dari luar ruangan tidak mampu diredam dan mengganggu ketenangan serta konsentrasi pengguna saat beraktivitas di dalam ruang perpustakaan. 6. Tanggapan pengguna tentang furniture di ruang perpustakaan SMA Negeri 14 Bandung adalah Baik. Hal ini dilihat dari bentuk dan ukuran furniture yang sudah sesuai dengan kebutuhan pengguna serta penggunaan furniture yang sudah sesuai dengan fungsinya sehingga mampu memberikan kenyamanan saat digunakan oleh pengguna. 7. Tanggapan pengguna tentang tata ruang perpustakaan SMA Negeri 14 Bandung secara keseluruhan adalah Cukup. Hal ini dapat dilihat dari masih terdapatnya sebagian komponen tata ruang perpustakaan yang belum sesuai dengan standar yang ada dan belum sesuai dengan kebutuhan pengguna. Berdasarkan kesimpulan di atas, maka dapat diberikan saran-saran sebagai berikut : 1. Lokasi ruang perpustakaan sebaiknya dipindahkan ke tempat yang lebih strategis dan berada di pusat sekolah tetapi jauh dari kebisingan yang mengganggu sehingga ruang perpustakaan dapat dijangkau dengan mudah oleh seluruh pengguna yaitu siswa dan ketenangan dalam ruang perpustakaan dapat terjaga dengan baik. 2. Ruang untuk petugas sebaiknya dipisahkan dari area baca dan sirkulasi sehingga aktivitas yang dilakukan antara petugas dan pengguna perpustakaan tidak terganggu satu sama lain 3. Jumlah meja dan kursi sebaiknya ditambah dan dibuat beragam. Tidak hanya disediakan meja untuk kelompok tetapi juga sebaiknya disediakan study carrel untuk digunakan secara perseorangan 4. Jumlah rak sebaiknya ditambah atau rak diganti dengan rak baru yang berkapasitas lebih banyak sehingga dapat menampung seluruh koleksi yang ada. Page 10 of 11

5. Meja baca sebaiknya tidak berwarna terang dan permukaannya tidak membuat silau mata pengguna. Sebaiknya menggunakan material kayu yang permukaannya tidak memantulkan cahaya sehingga tidak membuat silau. 6. Jendela nako yang digunakan saat ini sebaiknya diganti karena berpotensi menimbulkan kejahilan-kejahilan yang dilakukan oleh pengguna. Buku dapat dikeluarkan melalui jendela tanpa meminjam terlebih dahulu pada petugas. 7. Cahaya matahari sebaiknya tidak masuk secara langsung ke ruang perpustakaan. Perpustakaan dapat menggunakan filter atau penutup sehingga sinar matahari tidak dapat masuk secara langsung ke ruang perpustakaan. 8. Perpustakaan sebaiknya mengalokasikan sekurang-kurangnya 5 % dari anggaran perpustakaan untuk fasilitas perpustakaan termasuk di dalamnya penataan ruang perpustakaan agar kenyamanan serta kepuasan pengguna dapat dicapai dengan maksimal. Page 11 of 11