BAB IV ANALISIS PENGGUNAAN DAN AKURASI BENCET DI PONDOK PESANTREN AL-MAHFUDZ SEBLAK DIWEK JOMBANG SEBAGAI PENUNJUK WAKTU SALAT

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS PEDOMAN WAKTU SHALAT SEPANJANG MASA KARYA SAĀDOE DDIN DJAMBEK. A. Analisis Metode Hisab Awal Waktu Salat Saādoe ddin Djambek dalam

BAB IV ANALISIS FORMULA PENENTUAN ARAH KIBLAT DENGAN THEODOLIT DALAM BUKU EPHEMERIS HISAB RUKYAT 2013

BAB IV ANALISIS TENTANG METODE PENENTUAN AWAL WAKTU SALAT DENGAN JAM BENCET KARYA KIAI MISHBACHUL MUNIR MAGELANG

BAB IV ANALISIS METODE HISAB AWAL WAKTU SALAT AHMAD GHOZALI DALAM KITAB ṠAMARĀT AL-FIKAR

BAB IV ANALISIS TERHADAP HISAB RUKYAT WAKTU SALAT ASAR. A. Analisis Kedudukan Bayang-Bayang Matahari Awal Waktu Salat

BAB IV ANALISIS FUNGSI DAN AKURASI JAM MATAHARI PERUMAHAN KOTABARU PARAHYANGAN PADALARANG JAWA BARAT

BAB IV ANALISIS KOMPARASI ISTIWAAINI KARYA SLAMET HAMBALI SEBAGAI PENENTU ARAH KIBLAT DENGAN THEODOLIT

METODE PENENTUAN ARAH KIBLAT DENGAN TEODOLIT

BAB IV ANALISIS PENGGUNAAN BINTANG SEBAGAI PENUNJUK ARAH KIBLAT KELOMPOK NELAYAN MINA KENCANA DESA JAMBU KECAMATAN MLONGGO KABUPATEN JEPARA

BAB IV ANALISIS PERHITUNGAN TIM HISAB DAN RUKYAT HILAL SERTA PERHITUNGAN FALAKIYAH PROVINSI JAWA TENGAH

BAB IV APLIKASI DAN UJI AKURASI DATA GLOBAL POSITIONING SYSTEM (GPS) DAN AZIMUTH MATAHARI PADA SMARTPHONE BERBASIS ANDROID UNTUK HISAB ARAH KIBLAT

BAB IV ANALISIS PENENTUAN ARAH KIBLAT DALAM KITAB. A. Analisis Penentuan Arah Kiblat dengan Bayang- bayang Matahari dalam

JADWAL WAKTU SALAT PERHITUNGAN TIM HISAB DAN RUKYAT HILAL SERTA PERHITUNGAN FALAKIYAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2013

BAB IV ANALISIS METODE HISAB WAKTU SALAT DALAM PROGRAM SHOLLU VERSI 3.10

BAB IV ANALISIS METODE PENENTUAN AWAL WAKTU SALAT DENGAN JAM ISTIWA MASJID AGUNG SURAKARTA

BAB IV ANALISIS METODE PENGUKURAN ARAH KIBLAT SLAMET HAMBALI. A. Analisis Konsep Pemikiran Slamet Hambali tentang Metode

BAB IV ANALISIS PENENTUAN ARAH KIBLAT DENGAN LINGKARAN JAM TANGAN ANALOG. A. Prinsip Penentuan Arah Kiblat dengan Menggunakan Lingkaran Jam

BAB IV UJI AKURASI AWAL WAKTU SHALAT SHUBUH DENGAN SKY QUALITY METER. 4.1 Hisab Awal Waktu Shalat Shubuh dengan Sky Quality Meter : Analisis

BAB IV ANALISIS METODE RASHDUL KIBLAT BULAN AHMAD GHOZALI DALAM KITAB JAMI U AL-ADILLAH

BAB IV ANALISIS METODE AZIMUTH BULAN SEBAGAI ACUAN PENENTUAN ARAH KIBLAT. A. Analisis Penentuan Arah Kiblat dengan Metode Azimuth Bulan

MAKALAH ISLAM Waktu Praktis Penentuan Arah Kiblat

BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN HISAB ARAH KIBLAT KH. NOOR AHMAD SS DALAM KITAB SYAWAARIQUL ANWAAR

BAB IV ANALISIS PERHITUNGAN ARAH KIBLAT DENGAN MENGGUNAKAN AZIMUT PLANET. A. Algoritma Penentuan Arah Kiblat dengan Metode Azimut Planet

PROGRAM APLIKASI FALAKIYAH Bagian IV : APLIKASI PERHITUNGAN UNTUK PENGGUNAAN SUNDIAL MIZWALA dengan Casio Power Graphic Fx-7400g Plus

BAB I PENDAHULUAN. benda-benda langit saat ini sudah mengacu pada gerak nyata. Menentukan awal waktu salat dengan bantuan bayang-bayang

BAB IV UJI KOMPARASI DAN EVALUASI QIBLA LASER SEBAGAI ALAT PENENTU ARAH KIBLAT. A. Konsep Penentuan Arah Kiblat Dengan Qibla Laser Setiap Saat Dengan

BAB IV ANALISIS KELAYAKAN PANTAI KARTINI JEPARA SEBAGAI TEMPAT RUKYAT AL-HILAL A. Faktor yang Melatarbelakangi Penggunaan Pantai Kartini Jepara

BAB IV ANALISIS METODE HISAB AWAL WAKTU SALAT AHMAD GHOZALI DALAM KITAB IRSYÂD AL-MURÎD. A. Analisis Metode Hisab Awal Waktu Salat Ahmad Ghozali dalam

METODE PENGUKURAN ARAH KIBLAT DENGAN SEGITIGA SIKU-SIKU DARI BAYANGAN MATAHARI SETIAP SAAT

BAB IV ANALISIS HISAB WAKTU SALAT DALAM KITAB ILMU FALAK DAN HISAB KARYA K.R. MUHAMMAD WARDAN

PERHITUNGAN AWAL WAKTU SHALAT DATA EPHEMERIS HISAB RUKYAT Sriyatin Shadiq Al Falaky

: Jarak titik pusat benda langit, sampai dengan Equator langit, di ukur sepanjang lingkaran waktu, dinamakan Deklinasi. Jika benda langit itu

BAB IV ANALISIS SISTEM HISAB AWAL WAKTU SALAT PROGRAM MAWAAQIT VERSI A. Analisis Sistem Hisab Awal Waktu Salat Program Mawaaqit Versi 2001

BAB IV ANALISIS PEMIKIRAN SAADOEDDIN DJAMBEK TENTANG ARAH KIBLAT. A. Penentuan Arah Kiblat Pemikiran Saadoeddin Djambek

BAB IV ANALISIS PERBANDINGAN HISAB IRTIFA HILAL MENURUT ALMANAK NAUTIKA DAN NEWCOMB

BAB IV ANALISIS HISAB AWAL WAKTU SALAT DALAM PROGRAM JAM WAKTU SALAT LED. A. Algoritma penentuan awal waktu Salat dalam Program Jam Waktu

BAB IV ANALISIS. A. Landasan Penyusunan Konversi Kalender Waktu Shalat Antar Wilayah. Dalam Kalender Nahdlatul Ulama Tahun 2016

BAB V PENUTUP. beberapa kesimpulan yang akan penulis uraikan. 1. Perhitungan Awal Waktu Salat dalam Aplikasi Digital Falak

BAB II HAL-HAL YANG BERHUBUNGAN DENGAN ARAH KIBLAT

BAB IV ANALISIS METODE HISAB AWAL WAKTU SALAT DALAM KITAB ILMU FALAK METHODA AL-QOTRU KARYA QOTRUN NADA

BAB III PENENTUAN AWAL WAKTU SALAT DENGAN JAM ISTIWA DALAM. pada hari Kamis Kliwon, tanggal 14 Desember 1932 M/ 19 Rajab 1351 H.

SAATNYA MENCOCOKKAN ARAH KIBLAT. Oleh: Drs. H. Zaenal Hakim, S.H. 1. I.HUKUM MENGHADAP KIBLAT. Firman Allah dalam Surat al-baqarah ayat 144: Artinya:

BAB III PENENTUAN ARAH KIBLAT DENGAN THEODOLIT DALAM BUKU EPHEMERIS HISAB RUKYAH 2013

BAB IV AKURASI METODE PENENTUAN ARAH KIBLAT MASJID AGUNG AT TAQWA BONDOWOSO JAWA TIMUR

MENGENAL SISTEM WAKTU UNTUK KEPENTINGAN IBADAH

(Fenomena Matahari di Atas Ka bah) Pandapotan Harahap NIM: Abstrak

BAB IV ANALISIS TENTANG METODE PENENTUAN AWAL WAKTU SALAT DENGAN JAM ISTIWA DALAM KITAB SYAWARIQ AL-ANWAR

BAB IV ANALISIS TERHADAP ARAH KIBLAT MASJID AGUNG BANTEN. A. Analisis terhadap Akurasi Arah Kiblat Masjid Agung Banten

BAB IV ANALISIS KOMPARATIF METODE HISAB AWAL WAKTU SALAT AHMAD GHAZALI DALAM KITAB ANFA AL-WASÎLAH DAN NOOR AHMAD DALAM KITAB SYAWÂRIQ AL-ANWÂR

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Manusia adalah setitik umur yang akan sirna dari sejarah ke sejarah

BAB III METODE PENENTUAN ARAH KIBLAT ISTIWAAINI DAN THEODOLITE. 5 Agustus 1954 di sebuah desa kecil bernama Bajangan, kecamatan

SMA/MA IPS kelas 10 - GEOGRAFI IPS BAB 3. Mengenal Planet Bumilatihan soal 3.2

APLIKASI SEGITIGA BOLA DALAM RUMUS-RUMUS HISAB RUKYAT

BAB IV ANALISIS UJI VERIFIKASI PERHITUNGAN AWAL WAKTU SALAT ZUBAIR UMAR AL-JAILANI DALAM KITAB AL-KHULASAH AL-WAFIYAH

BAB III METODE PENGUKURAN ARAH KIBLAT SLAMET HAMBALI. A. Sejarah Intelektual Slamet Hambali

BAB IV ANALISIS METODE HISAB AWAL WAKTU SALAT DALAM KITAB ANFA AL-WASÎLAH, IRSYÂD AL-MURÎD, DAN ṠAMARÂT AL-FIKAR KARYA AHMAD GHOZALI

PROGRAM APLIKASI FALAKIYAH DENGAN fx-7400g PLUS

MENGENAL GERAK LANGIT DAN TATA KOORDINAT BENDA LANGIT BY AMBOINA ASTRONOMY CLUB

A. Analisis Fungsi dan Kedudukan Deklinasi Bulan dan Lintang Tempat dalam menghitung Ketinggian Hilal menurut Kitab Sullam an-nayyirain

Hisab Awal Bulan Syawwal 1434 H

MENYAMBUT ISTIWA UTAMA 16 JULI 2013 ; AYO LURUSKAN ARAH KIBLAT KITA!

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan masalah karena Rasulullah saw. ada bersama-sama sahabat dan

BAB IV ANALISIS TERHADAP PEDOMAN PRAKTIS PENENTUAN ARAH KIBLAT KARYA M. MUSLIH HUSEIN

TATA KOORDINAT BENDA LANGIT. Kelompok 6 : 1. Siti Nur Khotimah ( ) 2. Winda Yulia Sari ( ) 3. Yoga Pratama ( )

BAB IV ANALISIS METODE BAYANG-BAYANG AZIMUTH TERHADAP ARAH KIBLAT MASJID BAITUR ROHIM

Pengaturan Pencahayaan Ruangan Menggunakan Sinar Matahari

PROGRAM APLIKASI FALAKIYAH DENGAN fx-7400g PLUS

1. Fenomena Alam Akibat Perubahan Kedudukan Bumi, Bulan, terhadap Matahari. Gerhana Matahari

BAB IV ANALISIS ASTRONOMI HISAB AWAL WAKTU SALAT DALAM KITAB SYAWĀRIQ AL-ANWĀR

SOLAR ENVELOPE Lingkungan Penerangan Ernaning Setiyowati

BAB IV ANALISIS KOMPARASI ALGORITMA EQUATION OF TIME JEAN MEEUS DAN SISTEM NEWCOMB

BAB III HASIL STUDI LAPANGAN

5. BOLA LANGIT 5.1. KONSEP DASAR SEGITIGA BOLA

STRUKTUR BUMI. Bumi, Tata Surya dan Angkasa Luar

BAB IV ANALISIS SISTEM HISAB AWAL BULAN QAMARIAH DR. ING. KHAFID DALAM PROGRAM MAWAAQIT. A. Analisis terhadap Metode Hisab Awal Bulan Qamariah dalam

BAHAN AJAR ILMU FALAK I. Dosen Pengampu : H. ACHMAD MULYADI, M.Ag. ajar Ilmu Falak 11

BAB I PENDAHULUAN. sebagai a little mosque on the tundra oleh media Kanada, menjadi

BAB IV ANALISIS TERHADAP AKURASI ARAH KIBLAT MASJID AGUNG SUNAN AMPEL. A. Analisis Akurasi Arah Kiblat Masjid Agung Sunan Ampel

BAB I PENDAHULUAN. beraktifitas pada malam hari. Terdapat perbedaan yang menonjol antara siang

BAB IV ANALISIS METODE HISAB AWAL BULAN KAMARIAH QOTRUN NADA DALAM KITAB METHODA AL-QOTRU

Makalah Rotasi dan Revolusi bumi

SAINS BUMI DAN ANTARIKSA

BAB IV ANALISIS TERHADAP URGENSI KETINGGIAN TEMPAT DALAM FORMULASI PENENTUAN AWAL WAKTU SHALAT

MENGENAL EQUATION OF TIME, MEAN TIME, UNIVERSAL TIME/ GREENWICH MEAN TIME DAN LOCAL MEAN TIME UNTUK KEPENTINGAN IBADAH

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. dan seluruh tubuhnya ke arah Ka bah yang berada di Masjidil Haram, karena

GERAK BUMI DAN BULAN

MEMBUAT PROGRAM APLIKASI FALAK DENGAN CASIO POWER GRAPHIC fx-7400g PLUS Bagian II : Aplikasi Perhitungan untuk Penggunaan Teodolit

)فتح الباري البن حجر - ج / 2 ص 311(

BAB I PENDAHULUAN. Waktu merupakan bagian terpenting yang tidak bisa dilepaskan oleh

BAB III PENENTUAN WAKTU SHALAT PADA KALENDER NAHDATUL ULAMA TAHUN Sejarah singkat tentang NAHDATUL ULAMA

OPTIMASI SHADING DEVICES RUMAH TINGGAL (STUDI KASUS : PERUMAHAN LOH AGUNG VI JATEN KARANGANYAR)

BAB I PENDAHULUAN. Mengenai waktu pelaksanaannya Allah hanya memberikan Isyarat saja, seperti

BAB IV ANALISIS KOMPARATIF METODE HISAB ARAH KIBLAT AHMAD GHAZALI DALAM KITAB ANFA AL-WASÎLAH DAN IRSYÂD AL- MURÎD

Kegiatan Pembelajaran 6 : Prinsip dan prosedur kerja Peralatan Klimatologi

PEDOMAN DAN PERHITUNGAN PENGUKURAN ARAH QIBLAT DI LAPANGAN

HIDROMETEOROLOGI TATAP MUKA KEEMPAT (RADIASI SURYA)

BAB V PENUTUP. penulis akan menyimpulkan sebagai jawaban dari beberapa pokok-pokok

KUMPULAN SOAL & PEMBAHASAN OSK OSP OSN DLL KOORDINAT BENDA LANGIT (By. Mariano N.)

BAB III PEMIKIRAN SAADOE DDIN DJAMBEK TENTANG WAKTU SALAT DI DAERAH KUTUB. A. Biografi Intelektual Saadoe ddin Djambek

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS PENGGUNAAN DAN AKURASI BENCET DI PONDOK PESANTREN AL-MAHFUDZ SEBLAK DIWEK JOMBANG SEBAGAI PENUNJUK WAKTU SALAT A. Analisis Bencet di Pondok Pesantren Al-Mahfudz Seblak Diwek Jombang. 1. Analisis Fisis Bencet Bencet di Pondok Pesantren Al-Mahfudz Seblak Diwek Jombang mempunyai komponen utama diantaranya adalah sebagai berikut: a. Jarum Jam atau gnomon (yang menghasilkan bayangan atau tongkat) Bencet di Pondok Pesantren Al-Mahfudz Seblak Diwek Jombang mempunyai gnomon dengan panjang sisi sebelah selatan 8 cm dan panjang sisi sebelah utara sebesar 7,6 cm dengan kemiringan jika ditarik garis lurus sesuai dengan besaran lintang di lokasi Bencet yaitu sebesar - 7 36 17.19. Sedangkan untuk ketebalan gnomon sebesar 1,5 cm dengan ujung semakin mengecil hingga 0,5 cm. 1 1 Observasi terhadap Bencet di pondok Pesantren Al-Mahfudz Seblak Diwek Jombang pada tanggal 6 Maret 2014 72

73 Desain gnomon pada Bencet di Pondok Pesantren Al-Mahfudz Seblak Diwek Jombang berbeda dengan Bencet pada umumnya. Perbedaan tersebut adalah jika gnomon Bencet pada umumnya dibuat berdasarkan besaran lintang tempat tanpa merubah bentuk gnomon, Bencet di Pondok Pesantren Al-Mahfudz Seblak Diwek Jombang gnomon di desain tegak lurus dan ujungnya sesuai dengan besaran lintang tempat. Berikut desain gambar gnomon pada Bencet di Pondok Pesantren Al- Mahfudz Seblak Diwek Jombang. A b C B Gambar 4.1 Gambar gnomon sebelum di desain, tampak seperti gnomon Bencet pada umumnya. Keterangan Gambar : AC = Tinggi gnomon

74 CB AB b = Panjang gnomon = Sisi Miring gnomon = sudut sebesar -7 36 17.19 yaitu besaran lintang tempat. Setelah di desain gnomon akan menjadi sebagai berikut. A B C D Gambar 4.2 Gambar gnomon sebelah kiri setelah di desain dan gnomon sebelah kanan gnomon pada Bencet di Pondok Pesantren Al-Mahfudz Seblak Diwek Jombang Keterangan : AC DB CD = Tinggi gnomon sisi selatan dengan tinggi 8 cm = Tinggi gnomojn sisi utara dengan tinggi 7,6 cm = Lebar gnomon 3 cm

75 AB = Sisi miring gnomon setelah di desain jika di tarik lurus sama dengan besaran lintang tempat sebesar -7 36 17.19. Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa gnomon pada Bencet di Pondok Pesantren Al-Mahfudz Seblak Diwek Jombang berbeda dengan gnomon pada umumnya dilihat dari segi desain. Jika gnomon pada umumnya tanpa merubah desain, berbeda pada gnomon Bencet di Pondok pesantren Al-Mahfudz yang mengambil mengambil sisi paling tinggi yaitu 8cm, lebar 3cm dan sisi satunya 7,6 cm. Walaupun desain gnomon berbeda tetapi kemiringan dan besaran lintang tetap menyesuaikan besaran lintang tempat yaitu sebesar -7 36 17.19. Menurut penulis, dengan tinggi gnomon 8 cm Bencet di Pondok Pesantren Al-Mahfudz Seblak Diwek Jombang sudah memenuhi kriteria Bencet horizontal. Karena sudah disesuaikan dengan diameter pada bidang dial yaitu sebesar 24 cm 2 ; sedangkan pemasangan gnomon tepat ditengah garis jam 12 sejajar dengan arah utara dan selatan. Gnomon pada Bencet ini berfungsi sebagai penunjuk jam untuk menentukkan awal waktu salat, khususnya salat Zuhur dan Asar. b. Bidang dial. 2 Ibid

76 Bidang dial pada Bencet di Pondok Pesantren Al-Mahfudz Seblak Diwek Jombang mempunyai diameter 24 cm dengan jari-jari sebesar 12 cm dan luas sebesar 452,16 cm. Menurut penulis bidang dial pada jam Bencet ini sudah memenuhi kriteria dalam pembuatan Bencet horizontal yaitu ketika masuk waktu asar, bayangan gnomon jatuh tepat pada garis jam waktu Asar yaitu antara pukul 15.00-15.30 waktu hakiki. Dalam pembuatan bidang dial pada Bencet ini menyesuaikan tinggi gnomon 8 cm. Penyesuaian ini, bertujuan ketika masuk awal waktu salat Zuhur dan Asar bayangan gnomon yang jatuh pada bidang dial tepat menunjuk pada garis-garis jam dan bidang dial dapat menjangkau panjang bayangan. c. Garis-garis jam Bencet di Pondok Pesantren Al-Mahfudz Seblak Diwek Jombang Mempunyai garis-garis jam yang berfungsi sebagai penunjuk jam. Garisgaris jam pada Bencet dimulai dari pagi jam 8.30, jam 9.00, jam, 10.00, jam 11.00 jam, 12.00, jam 13.00, jam 14.00, jam 15.00 dan jam 15.30. Jadi Bencet di Pondok Pesantren Al-Mahfudz Seblak Diwek jombang mempunyai garis-garis jam sebanyak sembilan garis. Menurut penulis garis-garis jam yang berjumlah sembilan garis menyesuaikan diameter Bencet di Pondok Pesantren Al-Mahfudz Seblak

77 Diwek Jombang. Ketika diameter 24 cm dan tinggi gnomon 8cm, bayangan hanya mampu menjangkau antara jam 8.30 hingga 15.30 waktu hakiki. Desain garis-garis jam pada Bencet di Pondok Pesantren Al-Mahfudz Seblak Diwek Jombang sudah diperhitungkan dengan tinggi gnomon 8 cm dan kemiringan menyesuaikan besaran lintang tempat. d. Bagunan atau tugu penyangga Bencet Bencet di Pondok Pesantren Al-Mahfudz Seblak Diwek Jombang, dalam peletakannya ditopang oleh bagunan persegi panjang. Dengan tinggi 130 cm dan lebar 50 cm dengan bahan bagunan cor dan sebagai penutup atas Bencet bahan terbuat dari kaca bening. Tujuan di tutup dengan kaca adalah supaya Bencet mudah diamati tanpa memegang alat secara kontak langsung.

78 Gambar 4.3 Gambar penyangga Bencet di Pondok Pesantren Al-Mahfudz Seblak Diwek Jombang. 2. Analisis Fungsi Bencet Bencet di Pondok Pesantren Al-Mahfudz Seblak Diwek Jombang mempunyai beberapa fungsi : 1. Sebagai Penunjuk Waktu Salat Bencet di Pondok Pesantren Al-Mahfudz Seblak Diwek Jombang mempunyai beberapa fungsi diantaranya adalah sebagai penunjuk waktu salat Zuhur dan Asar. Selain salat Zuhur dan Asar jam Bencet ini juga digunakan sebagai penunjuk awal waktu salat Jum at. Dalam

79 kesehariannya Bencet ini dijadikan sebagai acuan utama dalam mengoreksi awal terjadinya waktu salat Zuhur dan Asar. 3 Awal waktu Zuhur; pada Bencet di Pondok Pesantren Al- Mahfudz Seblak Diwek Jombang dimulai pada saat posisi bayangan gnomon melewati angka 12 waktu hakiki pada garis garis jam bidang dial ke arah Timur. Hal tersebut sesuai dengan kaidah awal waktu Zuhur yang dimulai saat Matahari bergerak dari titik kulminasi ke arah Barat. Bayangan gnomon harus sudah berpindah dari garis jam 12 waktu hakiki. Adapun awal waktu Asar pada Bencet di Pondok Al-Mahfudz Seblak Diwek Jombang adalah ditunjukkan pada saat bayangan gnomon sama panjang dengan gnomonnya. Awal waktu salat Asar dimulai ketika bayangan matahari sama dengan benda tegaknya, artinya pada saat matahari berkulminasi atas membuat bayangan senilai 0 (tidak ada bayangan) maka awal waktu Ashar dimulai sejak bayangan matahari sama panjang dengan benda tegaknya. Tetapi apabila pada saat matahari berkulminasi sudah mempunyai bayangan sepanjang benda tegaknya maka awal waktu ashar dimulai sejak panjang bayangan matahari itu dua kali panjang benda tegaknya. 2. Sebagai penunjuk tanggal 3 Wawancar a dengan Abdul Madjid pengelola dan ketua Pondok pesantren Al-Mahfudz seblak Diwek Jombang pada tanggal 5 September 2014.

80 Selain mempunyai fungsi sebagai penunjuk waktu salat, Bencet di Pondok Pesantren Al-Mahfudz Seblak Diwek Jombang juga dapat digunakan sebagai garis tanggal dan musim. Dengan memperhatikan garis-garis tanggal pada bidang dial, Bencet di Pondok Pesantren Al-Mahfudz Seblak Diwek Jombang dapat dijadikan sebagai patokan penunjuk musim di Indonesia. Jatuhnya bayangan pada bidang dial dengan memperhatikan besaran deklinasi akan menunjukkan tanggal dan musim di Indonesia. Untuk mempermudah dalam penentuan tanggal dan musim, akan dijelaskan sebagai berikut: Pada saat bayangan Matahari berada di atas garis tanggal 21 Maret, maka hal itu adalah pertanda masuknya musim semi. Pada saat bayangan Matahari berada diatas garis tangal 21 Juni, maka hal tersebut adalah pertanda masuknya musim panas. Pada saat bayangan Matahari berada diatas garis tanggal 21 September, maka mulai masuk pada musim gugur, dan Pada saat bayangan Matahari berada diatas garis tanggal 21 Desember, hal itu adalah pertanda masuknya musim dingin. 4 Karena di Indonesia terletak di daerah tropis, maka hanya dibagi menjadi dua yaitu musim kemarau dan musim hujan. 5 4 Denis Savoie op. cit. hlm. 62. Konsep di atas berlaku untuk wilayah subtropis bagian utara, karena sebagian besar daratan didunia berada di belahan Bumi utara, sedangkan untuk wilayah belahan Bumi selatan, memiliki konsep sebaliknya.

81 Pada saat bayangan Matahari berada diatas garis bulan April- September, maka hal tersebut adalah pertanda masuknya musim Kemarau. Pada saat bayangan Matahari berada diatas garis tangal Oktober- Maret, maka hal tersebut adalah pertanda masuknya musim hujan. 3. Analisis Penempatan Bangunan Bencet Penempatan Bencet di Pondok Pesantren Al-Mahfudz Seblak Diwek Jombang diletakkan tepat di depan Masjid Seblak Sebelah Selatan. Setelah penulis melakukan pengamatan pada penempatan Bencet ini, menurut penulis penempatan di depan masjid sebelah selatan kurang tepat. Sebagai penunjuk awal waktu salat Zuhur Bencet ini dapat digunakan sebagaimana fungsinya. Tetapi sebagai penunjuk awal waktu salat Asar Bencet ini hanya dapat berfungsi ketika posisi Matahari berada di selatan atau pada saat deklinasi negatif. 6 Penulis melakukan observasi awal waktu salat Asar pada tanggal 15 Juni 2014 ketika posisi matahari berada di utara atau pada deklinasi matahari positif dengan besar deklinasi 23 18 22. Pada saat itu cahaya 5 www.wikipediamusimindonesia.com diakses pada tanggal 15 September 2014. 6 Penelitian terhadap Bencet pada tanggal 6 Maret 2014.

82 Matahari tidak dapat menyinari Bencet, karena cahaya matahari terhalang oleh teras bagunan Masjid. Peneliti melakukan observasi kedua pada tanggal 20 Juli 2014 ketika posisi matahari berada di utara atau pada deklinasi matahari positif dengan besar deklinasi -8 31 35. Pada saat itu cahaya Matahari dapat menyinari jam Matahari. Sehingga Bencet dapat difungsikan lagi sebagai penunjuk awal waktu salat Asar. Dari observasi yang telah penenulis lakukan terhadap Awal waktu salat Asar, penulis menyimpulkan bahwa Bencet di Pondok Pesantren Al- Mahfudz Seblak Diwek Jombang hanya dapat digunakan sebagai penunjuk awal waktu salat Asar ketika posisi Matahari berada di selatan yaitu pada deklinasi negatif. Sedangkan pada saat posisi Matahari disebelah utara atau pada deklinasi positif Bencet tidak dapat difungsikan. Hal ini disebabkan peletakan pada Bencet ini kurang tepat. Karena posisi Bencet berada di depan masjid Seblak sebelah selatan masjid, sehingga teras masjid menutupi masuknya cahaya matahari. Penulis menyarankan supaya penempatan Bencet di ubah dalam penempatanya, yaitu diletakkan ditempat lapang yang terbuka, sehingga tidak ada yang menghalangi masuknya cahaya. Jika di Pondok Pesantren Al-Mahfud Seblak Diwek Jombang diletakkan di samping masjid Seblak, tepatnya berada di antara sekolah dan masjid. Atau ditempatkan di depan masjid Seblak agak lebih maju ke depan.

83 Gambar 4.4 Gambar Bencet di Pondok Pesantren Al-Mahfudz Seblak berada pada posisi di depan masjid Seblak sebelah selatan. Untuk mempermudah dalam penggunaan awal waktu salat Asar salat supaya memperhatikan tabel deklinasi sebagai berikut. 7 Tanggal Deklinasi Matahari Tanggal 22 Desember -23 30 22 Desember 21 Januari -20 22 November 08 Februari -15 03 November 7 Susiknan Azhari, Ilmu Falak Perjumpaan Khazanah Islam dan Sains Modern, Yogyakarta: Suara Muhammadiyah, 2007, hlm 29.

84 23 Februari -10 20 Oktober 08 Maret -05 06 Oktober 21 Maret 0 23 September 04 April +05 10 September 16 April +10 28 Agustus 01 Mei +15 12 Agustus 23 Mei +20 24 Juli 21 Juni +23 30 21 Juni Dari daftar tabel di atas akan membantu dalam melakukan penentuan awal waktu salat Asar pada Bencet di Pondok Pesantren Al-Mahfudz Seblak Diwek Jombang dengan memperhatikan pergerakan posisi matahari dan besaran deklinasi Matahari. B. Analisis Penggunaan Bencet di Pondok Pesantren Al-Mahfudz Seblak Diwek Jombang Sebagai Penunjuk Waktu Salat Penentuan awal waktu salat tidak bisa lepas dari kedudukan atau posisi Matahari sehingga posisi Matahari sangat menentukan dalam tanda bagi awal atau akhir waktu salat. Matahari sewaktu berkulminasi atas menunjukkan jam

85 12.00 siang. Begitu pula sebaliknya, jika matahari itu berada di posisi yang paling bawah, saat itu adalah jam 12.00 atau jam 00.00 malam. Sedangkan saat terbit maupun terbenam untuk daerah normal biasanya terjadi sekitar pada jam 06.00 atau 18.00 (06.00 sore). 8 Waktu yang digunakan sehari-hari sebagaimana yang ditunjukkan oleh jam dan arloji yang dipakai dan dipergunakan adalah didasarkan pada perjalanan harian matahari. Sebenarnya peredaran matahari bukanlah merupakan dasar pengukuran waktu yang sempurna. Hal itu disebabkan jalannya tidak benar-benar rata, artinya kadang-kadang agak cepat dan kadangkadang agak lambat. Oleh karena itu, masa di antara dua kali matahari berkulminasi adakalanya tidak tepat 24 jam lamanya, suatu hari lebih dari 24 jam dan pada hari yang lain kurang dari 24 jam. 9 Penentuan waktu salat dari hari ke hari mengalami perubahan sesuai dengan posisi matahari tersebut. Walaupun demikian untuk memudahkan pengecekan ditentukan bahwa matahari berkulminasi setiap hari terjadi pada jam 12.00. 10 Atas dasar inilah, maka awal waktu Zuhur ditentukan tetap sepanjang tahun yaitu jam 12.04, dengan catatan bahwa yang 4 menit 8 Muchtar Salimi, Ilmu Falak Penentapan Awal Waktu Sholat dan Arah Kiblat, Surakarta: Universitas Muhammadiyah, 1997, hlm. 21-22. 9 Abdur Rachim, Ilmu Falak, Yogyakarta: Liberty, 1983, hlm. 42. 10 Ibid, hlm. 12.

86 merupakan tambahan waktu yang diperlukan oleh gerak matahari sejak kulminasi sampai tergelincir. 11 Jika posisi matahari berada di puncak perjalanannya, maka bayangan suatu benda adalah yang terpendek, dan jika kebetulan saat itu matahari melintasi titik zenith, maka benda tersebut tidak mempunyai bayang-bayang. Waktu seperti ini dipengaruhi oleh deklinasi matahari dan lintang tempat pengamat. 12 Mengetahui kapan matahari berkulminasi dapat dirumuskan dengan : H m = 90º (LT - D) 13 Keterangan : H m = tinggi matahari pada saat kulminasi LT = lintang tempat D = deklinasi matahari 1. Analisis Penggunaan Bencet di Pondok Pesantren Al-Mahfudz Seblak Diwek Jombang Awal Waktu Salat Zuhur Bencet Pondok Pesantren Al-Mahfudz Seblak mempunyai fungsi sebagai penunjuk waktu salat yaitu salat Zuhur dan Ashar. Waktu salat Zuhur 11 Departemen Agama RI, Pedoman Penentuan Jadwal Waktu Shalat Sepanjang Masa, Jakarta : Direktorat Pembinaan Badan Peradilan Agama Islam, 1994, hlm. 7. 12 Muchtar Salimi, op.cit, hlm. 35. 13 Rumus ini dapat di lihat Abdur Rachim, op.cit, hlm. 15.

87 dimulai sejak Matahari tergelincir, yaitu sesaat setelah seluruh bundaran Matahari meninggalkan titik kulminasi dalam peredaran hariannya. Biasanya waktu Zuhur dimulai sekitar 2 menit setelah titik istiwa (ketika Matahari pada titik meridian langit). 14 Pada Bencet di Pondok Al-Mahfudz Seblak Diwek Jombang awal waktu salat Zuhur di mulai pada saat posisi bayangan gnomon melewati angka 12 pada garis garis jam bidang dial ke arah Timur. Hal tersebut sesuai dengan kaidah awal waktu Zuhur yang dimulai saat Matahari bergerak dari titik kulminasi ke arah Barat. Bayangan gnomon harus sudah berpindah dari garis jam 12, karena jam 12 pada sundial adalah jam 12 waktu hakiki yang merupakan jam pada saat Matahari berkulminasi. Saat Matahari berkulminasi, Matahari tidak selalu berada di zenith, Akan tetapi kadang berada di sebelah utara zenith maupun di sebelah selatan zenith sesuai dengan nilai deklinasi Matahari. Saat deklinasi Matahari lebih besar dari lintang tempat, saat kulminasi Matahari berada di sebelah utara Zenith dan bayangan gnomon mengarah ke titik selatan sejati. Sedangkan saat deklinasi Matahari lebih kecil dari lintang tempat, Matahari berada di sebelah selatan zenith saat kulminasinya sedangkan bayangan gnomon mengarah ke titik utara sejati. Adapun saat nilai deklinasi sama dengan lintang tempat, maka Matahari tepat berada di zenith saat kulminasinya sedangkan bayangan gnomon tepat berada di bawah gnomon (tidak ada bayangan). Meski jam 12 waktu sundial (waktu hakiki) adalah waktu saat Matahari kulminasi, yang perlu 14 M. Yusuf Harun, Pengantar Ilmu Falak, Banda Aceh : Yayasan Pena, 2008, hlm. 19-20.

88 diperhatikan adalah letak garis jam 12 tersebut haruslah tepat berada di titik selatan dan utara sejati. Berdasarkan pengecekan, garis jam 12 telah tepat mengarah ke titik selatan dan utara sejati. Dengan demikian ketika gnomon sundial berada di garis jam 12, benar-benar menunjukkan waktu kulminasi Matahari. Gambar 4.5 Bukti bahwa posisi Gnomon berada pada garis sejajar arah utara selatan sejati. Adapun dalam penentuan waktu Zuhur, bayangan gnomon harus sudah mulai bergeser dari garis jam 12 ke arah timur. Besar pergeseran ke arah timurnya tidak ditentukan dengan satuan derajat. Hal itu disebabkan karena

89 awal waktu Zuhur adalah jam istiwa ditambah 2-4 menit sebagai ihtiyat. Adanya nilai ihtiyat tersebut untuk memastikan bahwa pada jam tersebut Matahari telah benar-benar bergeser dari titik kulminasinya menuju ke arah Barat. Sedangkan dalam Bencet di Pondok Pesantren Al-Mahfudz Seblak Diwek Jombang saat bayangan gnomon sudah bergeser dari jam 12 ke arah Timur seberapa kecilnya pergerakan tersebut, maka sudah dapat dipastikan Matahari sudah bergerak ke arah Barat. Saat tidak adanya ketentuan besarnya pergeseran dari garis jam 12, secara kaidahnya hal tersebut sudah menandakan waktu Zuhur, akan tetapi hal tersebut bisa menimbulkan perbedaan awal waktu salat Zuhur dengan yang menggunakan acuan perhitungan pada jam lainnya. Agar adanya kesamaan awal waktu Zuhur pada Bencet dan pada jam biasanya, perlu ditentukan besar pergeseran bayangan gnomon dari garis jam 12 dengan ketentuan menghitung nilai arah bayangan (Matahari) pada deklinasi tertentu. Dengan rumus sebagai berikut: t = (WH-12) x 15 15 t = (12:04-12) x 15 Cotan Am = tan δx cos φ : sin t sin φ : tan t 16 15 Rumus diambil dari buku Slamet Hambali, Ilmu Falak 1,Semarang : Pascasarjana IAIN Walisongo Semarang, 2011, hlm 209 16 Ibid, hlm 215

90 Dengan demikian, rekap nilai pergeseran bayangan gnomon dari garis jam 12 agar dapat memiliki kesamaan waktu dengan awal waktu Zuhur dengan acuan jam waktu daerah adalah sebagai berikut: Deklinasi Awal Waktu Zuhur Sudut Waktu Pergeseran (Hakiki) bayangan Gnomon 0 o 12:04 0 o 7 56 7 o 30 49 23 o 27 12:04 0 o 7 56 1 o 46 40-23 o 27 12:04 0 o 7 56 3 o 21 21 2. Analisis Penggunaan Bencet di Pondok pesantren Al-Mahfudz Seblak Diwek Jombang Sebagai Penunjuk Awal Waktu Salat Asar Adapun awal waktu Asar pada Bencet di Pondok Al-Mahfudz Seblak Diwek Jombang adalah jam pada saat bayangan gnomon sama panjangnya dengan gnomonnya. Hal ini sesuai dengan pendapat Imam As-Syafi i yang berpendapat bahwa awal waktu Asar adalah saat bayangan benda memiliki panjang yang sama dengan bendanya. 17 Namun hal tersebut sedikit berbeda dengan kaidah rumus yang digunakan dalam perhitungan awal waktu Asar. Awal waktu Asar pada rumus ilmu falak adalah saat bayangan benda sepanjang benda tersebut ditambah bayangan ketika waktu istiwa (kulminasi) 17 Imam Abi Abdillah Muhammad Bin Idris Asy-Syafi I, Al-Umm, Beirut-Libanon : Dar Al- Kitab, Juz I, t.th, hlm 153

91 Cotan ha = tan ZM + 1 18 Rumus tersebut adalah rumus menghitung ketinggian Matahari pada awal waktu asar. Ketinggian Matahari yang digunakan adalah ketinggian Matahari saat bayangan tongkat sepanjang tongkat tersebut ditambah bayangan ketika waktu istiwa (kulminasi). Komponen tan (abs(δ - φ)) adalah untuk mengetahui besar perbandingan panjang bayangan gnomon pada waktu istiwa dengan panjang gnomonnya. Sedangkan komponen +1 pada rumus tersebut adalah menambahkan perbandingan panjang bayangan pada waktu istiwa dengan panjang tongkat (1x panjang tongkat). Dengan demikian dapa t diketahui bahwa awal waktu Asar ditandai bukan hanya saat bayangan gnomon sepanjang gnomon, akan tetapi saat panjang bayangan gnomon sepanjang gnomon ditambah panjang bayangan ketika waktu istiwa. Maka dapat diketahui pula bahwa penentuan awal waktu Asar pada Bencet di Pondok Al-Mahfudz Seblak Diwek Jombang akan berbeda dengan awal waktu Asar dengan menggunakan jam waktu daerah. Jika mengamati langsung pada bidang dial Bencet, bayangan gnomon jatuh pada garis jam 15.00-15.30. Berdasarkan observasi, jatuhnya bayangan awal waktu Asar pada garis jam antara 15.00-15.30 sudah tepat, karena panjang bayangan gnomon saat awal waktu Asar, panjangnya dua kali dari panjang gnomon. 18 Rumus diambil dari buku Slamet Hambali, Op. Cit, hlm 60

92 Gambar 4.6 Ilustrasi Bencet ketika Awal Waktu Asar bayangan menunjukkan pukul 15.11 Waktu Hakiki. Gambar 4.6. Bencet ketika Awal Waktu Asar bayangan menunjukkan pukul 15.11 Waktu Hakiki

93 C. Analisis Tingkat Akurasi Bencet di Pondok Pesantren Al-Mahfudz Seblak Diwek Jombang. Sebagai salah satu instrumen non optik yang digunakan sebagai alat penunjang ibadah. Bencet di Pesantren seblak Mempunyai Peran penting dalam keberlangsunggan beribadah. Maka dari itu perlu dilakukan pengecekan seberapa akurat keakurasiannya jika dibandingkan dengan perhitungan menggunakan data ephimeris pada aplikasi Win Hisab. 1. Akurasi Awal Waktu Salat Zuhur Untuk mengetahui keakurasian awal waktu salat Zuhur, peneliti melakukan observasi terhadap Bencet di Pondok Pesantren Al-Mahfudz Seblak Diwek Jombang. Sebelum melakukan kroscek keakurasian dibutuhkan data untuk menunjang keberhasilan tingkat akurasi. Data yang dibutuhkan diantaranya adalah: Lintang tempat sebesar -7 36 17.19 LS, Bujur tempat 112 14 16.8 BT, equation of time, dan Deklinasi. Berikut adalah koreksi fungsi yang dibutuhkan untuk mengetahui keakuratan Bencet di Pondok Pesantren Al-Mahfudz Seblak Diwek Jombang. Langkah pertama yang dilakukan adalah melihat garis jam yang ditunjukkan oleh bayangan gnomon, waktu yang ditunjukkan oleh bayangan gnomon tersebut adalah waktu hakiki atau waktu yang ditunjukkan oleh jam, sehingga ada selisih antara waktu daerah dengan waktu hakiki. Maka dari itu penulis melakukuan konversi waktu yang ditunjukkan oleh jam atau waktu

94 hakiki ke waktu daerah (WD). Sehingga hasil konversi bisa menjadi acuan keakurasian Bencet di lihat dari waktu daerah. Rumus yang digunakan dalam konversi adalah. WD = WH e + ( λ d λ t ) : 15 19 Keterangan : WD= Waktu Daerah WH= Waktu Hakiki ( ditunjukkan oleh jam Matahaari atau jam Istiwa ) e = equation of time iadalah perata waktu λ t = bujur tempat λ d =bujur daerah, jika di konversikan untuk waktu di Indonesia maka yang dipakai Waktu Indonesia Barat (WIB), Waktu Indonesia Tengah (WIT) dan Waktu Indonesia Timur (WIT). Dalam melakukan konversi penulis melakukan pengecekan terlebih dahulu terhadap Bencet di Pondok Pesantren Al-Mahfudz Seblak Diwek Jombang, kemudian melakukan konversi ke waktu daerah. Tujuan dari konversi tersebut adalah untuk mengetahui seberapa tingkat akurasi pada Bencet di Pondok Pesantren Al-Mahfudz Seblak Diwek Jombang. 19 Ibid, hlm 101

95 Peneliti melakukan penelitian awal waktu salat Zuhur terhadap Bencet di Pondok Pesantren Al-Mahfudz Seblak Diwek Jombang penelitian pertama pada tanggal 15 September 2014. Berdasarkan pengecekan awal waktu Zuhur pada Bencet ini terjadi setelah istiwa yaitu tepat pada pukul 12.00+ 4 menit. Terdapat tambahan 4 menit ktika awal waktu salat Zuhur pada Bencet atau waktu hakiki merupakan tambahan waktu yang diperlukan oleh gerak Matahari sejak kulminasi sampai tergelincir. Kemudia mengkonversi ke waktu daerah dengan rumus. WD = WH e + ( λ d λ t ) : 15 12.04-0 4 38 +(105-112 14 16.8 ):15 = 11 28 48,88 WIB Setelah dilakukun konversi ke dalam awal waktu salat Zuhur diketahui hasil penelitian menunjukkan bahwa awal waktu salat zuhur pada tanggal 15 September 2014 Bencet menunjukkan pukul 12.04 WH, setelah dikonversi ke dalam waktu daerah menghasilkan pukul 11 28 48,88 WIB Penelitian kedua 16 September 2014, diketahui bahwa saat itu awal waktu Zuhur sama yaitu ketika waktu zawal, pukul 12.00 WH ditambah 4 menit dengan equation of time sebesar 0 4 60. Kemudian di konversikan kedalam waktu daerah dengan rumus: WD = WH e + ( λ d λ t ) : 15 12.04-0 4 60 +(105-112 14 16.8 ):15 = 11 28 26,88 WIB

96 Setelah dilakukan konversi ke dalam awal waktu salat Zuhur diketahui hasil penelitian menunjukkan bahwa awal waktu salat zuhur pada Bencet pukul 12.04, pada tanggal 16 September 2014 dikonversi ke dalam waktu daerah terjadi ketika pukul 11 28 88 WIB Penelitian Penelitian ketiga pada tanggal 20 September 2014, diketahui bahwa awal waktu Zuhur pada Bencet sama yaitu ketika waktu zawal, pukul 12.00 ditambah 4 menit dengan equation of time sebesar 0 6 25. Kemudian di konversikan kedalam waktu daerah dengan rumus: WD = WH e + ( λ d λ t ) : 15 12.04-0 6 25 +(105-112 14 16.8 ):15 = 11 27 01,88 WIB. Setelah dilakukan konversi ke dalam awal waktu salat Zuhur diketahui hasil penelitian menunjukkan bahwa awal waktu salat zuhur pada Bencet pukul 12.04 WH, sehingga pada tanggal 20 September 2014 setelah dikonversi ke dalam waktu daerah terjadi ketika pukul 11 27 01,88 WIB. Dari observasi awal waktu salat Zuhur yang sudah dilakukan penelitian selama 3 kali pada Bencet di Pondok Pesantren Al-Mahfudz Seblak Diwek Jombang yaitu pada tanggal 16, 17 dan 20 September 2014, penulis membandingkan dengan hasil perhitungan awal waktu salat Zuhur menggunakan data ephimeris pada Win Hisab sebagai berikut: Tanggal Observasi Awal waktu Asar pada Bencet Awal waktu Asar setelah di konversi Awal Waktu Asar Pada Win Hisab Selisih

97 15 September 12.04 11:28:48.88 11:28 0:00:48.88 2014 16 September 12.04 11:28:88 11:28 0:01:28 2014 20 September 12.04 11:27:01.88 11:26 0:01:01.88 2014 Dari keterangan tabel diatas Penulis mengambil kesimpulan bahwa tinggat akurasi awal waktu Zuhur pada Bencet di Pondok Pesantren Al-Mahfudz Seblak Diwek Jombang mempunyai selisih 1-1,5 menit. Dari hasil tersebut penulis menyimpulkan bahwa Bencet ini dapat dipertanggungjawabkan dan digunakan sebagai acuan dalam penentuan awal waktu salat Zuhur 2. Akurasi Awal Watu Salat Asar Untuk mengetahui keakurasian awal waktu salat Asar, peneliti melakukan observasi terhadap Bencet di Pondok Pesantren Al-Mahfudz Seblak Diwek Jombang. Sebelum melakukan kroscek keakurasian dibutuhkan data untuk menunjang keberhasilan tingkat akurasi. Waktu Asar pada Bencet di Pondok Pesantren Al-Mahfudz Seblak Diwek Jombang terjadi ketika bayangan gnomon menyentuh garis waktu Asar pada bidang dial yaitu pada pukul 15.00 sampai 15.30 waktu hakiki

98 Peneliti melakukan penelitian terhadap awal waktu salat Asar terhadap Bencet di Pondok Pesantren Al-Mahfudz Seblak Diwek Jombang. penelitian pertama pada tanggal 15 Oktober 2014. Berdasarkan pengecekan awal waktu Asar pada Bencet ini terjadi ketika gnomon menyentuh garis waktu Asar pada pukul 15.08 WH. kemudian mengkonversi ke waktu daerah dengan data equation of time sebesar 0 14 11 dengan rumus : WD = WH e + ( λ d λ t ) : 15 15.08-0 14 11 +(105-112 14 16.8 ):15 = 14 21 38,88 WIB. Setelah dilakukan konversi terhadap awal waktu salat Asar, hasil penelitian menunjukkan bahwa awal waktu salat Asar pada Bencet terjadi pada pukul 15.08 WH. Sehingga pada tanggal 15 Oktober 2014 setelah dikonversi ke dalam waktu daerah terjadi pada pukul 14 21 29,88 WIB. Penelitian kedua pada tanggal 16 Oktober 2014. Berdasarkan pengecekan awal waktu Asar pada Bencet ini terjadi ketika gnomon menyentuh garis waktu Asar pada pukul 15.09 WH. kemudian mengkonversi ke waktu daerah dengan data equation of time sebesar 0 14 24 dengan rumus : WD = WH e + ( λ d λ t ) : 15 15.09-0 14 24 +(105-112 14 16.8 ):15 = 14 22 02,88 WIB. Setelah dilakukan konversi terhadap awal waktu salat Asar, hasil penelitian menunjukkan bahwa awal waktu salat Asar pada Bencet terjadi pada

99 pukul 15.09 WH. Sehingga pada tanggal 15 Oktober 2014 setelah dikonversi ke dalam waktu daerah terjadi pada pukul 14 22 02,88 WIB. Penelitian ketiga pada tanggal 17 Oktober 2014. Berdasarkan pengecekan awal waktu Asar pada Bencet ini terjadi ketika gnomon menyentuh garis waktu Asar pada pukul 15.11 WH. kemudian mengkonversi ke waktu daerah dengan data equation of time sebesar 0 14 37 dengan rumus : TL = TS e + ( λ d λ t ) : 15 15.11-0 14 37 +(105-112 14 16.8 ):15 = 14 23 01,88 WIB. Setelah dilakukan konversi terhadap awal waktu salat Asar, hasil penelitian menunjukkan bahwa awal waktu salat Asar pada Bencet terjadi pada pukul 15.08 WH. Jadi, pada tanggal 15 Oktober 2014 setelah dikonversi ke dalam waktu daerah terjadi pada pukul 14 23 01,88 WIB. Dari observasi awal waktu salat Asar yang sudah dilakukan peneliti selama 3 kali pada Bencet di Pondok Pesantren Al-Mahfudz Seblak Diwek Jombang yaitu pada tanggal 15, 16 dan 17 Oktober 2014, penulis membandingkan dengan hasil perhitungan awal waktu salat Asar menggunakan data ephimeris pada Win Hisab sebagai berikut: Tanggal Observasi Awal waktu Asar pada Bencet Awal waktu Asar setelah di konversi Awal Waktu Asar Pada Win Hisab Selisih 15 Oktober 15.08 14:22:39,88 14:22 0:00:39,88

100 2014 16 Oktober 15.09 14:22:02,88 14:23-0:00:57.12 2014 19 Oktober 15.11 14:23:01,88 14:23 0:00:01.88 2014 Dari keterangan tabel diatas Penulis mengambil kesimpulan bahwa tinggat akurasi awal waktu salat Asar pada Bencet di Pondok Pesantren Al- Mahfudz Seblak Diwek Jombang mempunyai selisih 0-57 detik. Dari hasil tersebut penulis menyimpulkan bahwa Bencet ini dapat dipertanggungjawabkan dan digunakan sebagai acuan dalam penentuan awal waktu salat Asat.