Aplikasi Surveilans Epidemiologi Penyakit Potensial Wabah Pada Anak Sekolah Menggunakan Epi Info. Abstrak

dokumen-dokumen yang mirip
Kerangka Acuan. Acute Flacid Paralysis ( AFP )

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. oleh virus. Campak disebut juga rubeola, morbili, atau measles. Penyakit ini

BAB 1 : PENDAHULUAN. tanda-tanda awal berupa salesma disertai konjungtivitis, sedangkan tanda khas

BAB I PENDAHULUAN. Penanganan terhadap beberapa penyakit yang terjadi di Kota Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan rakyat secara menyeluruh. Pemberantasan penyakit. berperanan penting dalam menurunkan angka kesakitan

BAB I PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal sangat ditentukan oleh tingkat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan nasional dapat terlaksana sesuai dengan cita-cita

BAB 1 : PENDAHULUAN. aman dalam arti tidak mengandung mikroorganisme dan bahan-bahan lain yang

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya wabah campak yang cukup besar. Pada tahun kematian

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

BAB 1 PENDAHULUAN. Pencegahan dan pemberantasan penyakit merupakan prioritas pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan beban global. terutama di negara berkembang seperti Indonesia adalah diare.

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis. Pencapaian tujuan

DINAS KESEHATAN KABUPATEN CIANJUR PUSKESMAS CIANJUR KOTA LAMPIRAN NOMOR : TENTANG KERANGKA ACUAN KEGIATAN KAMPANYE VAKSIN MEALSES- RUBELLA (MR)

BAB I PENDAHULUAN. Gejala awal campak berupa demam, konjungtivis, pilek batuk dan bintik-bintik

BAB I PENDAHULUAN. meninggal karena penyakit yang sebenarnya masih dapat dicegah. Hal ini

KLB Penyakit. Penyelidikan Epidemiologi. Sistem Pelaporan. Program Penanggulangan

PEMERINTAH KABUPATEN KARANGASEM DINAS KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. kematian bayi, angka kesakitan bayi, status gizi dan angka harapan hidup (Depkes RI,

BAB 1 PENDAHULUAN. saluran pernapasan sehingga menimbulkan tanda-tanda infeksi dalam. diklasifikasikan menjadi dua yaitu pneumonia dan non pneumonia.

Bagian Kedua Kepala Dinas Pasal 159 (1) Kepala Dinas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 158 huruf a, mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan pemerinta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Jangan Sembarangan Minum Antibiotik

BAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu diselenggarakan pembangunan

BAB. I Pendahuluan A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yaitu program pemberantasan penyakit menular, salah satunya adalah program

PENYELIDIKAN KEJADIAN LUAR BIASA DI GIANYAR. Oleh I MADE SUTARGA PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA 2015

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit campak merupakan salah satu penyebab kematian pada anak-anak di

BULETIN SISTEM KEWASPADAAN DINI DAN RESPONS

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. melawan serangan penyakit berbahaya (Anonim, 2010). Imunisasi adalah alat yang terbukti untuk mengendalikan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Upaya perbaikan kesehatan masyarakat

Penyebab, gejala dan cara mencegah polio Friday, 04 March :26. Pengertian Polio

UNIVERSITAS AIRLANGGA DIREKTORAT PENDIDIKAN Tim Pengembangan Jurnal Universitas Airlangga Kampus C Mulyorejo Surabaya

BAB I PENDAHULUAN. sekitar 2 juta disebabkan oleh penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi.

BAB 1 PENDAHULUAN. xvi

BAB 1 PENDAHULUAN. serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan kemiskinan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

FAKTOR RISIKO DENGAN PERILAKU KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN IMUNISASI DASAR LENGKAP PADA BAYI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. balita di dunia, lebih banyak dibandingkan dengan penyakit lain seperti

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan, dan keturunan. Berdasarkan ke empat faktor tersebut, di negara yang

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN UPAYA PENCEGAHAN ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS NGORESAN SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Panduan Pelayanan Pencegahan Penyakit Menular

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan cakupan yang diharapkan dalam MDG (Millenium. Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, 2009 )

D. Uraian Tugas Pokok dan Fungsi Petugas P2 Diare (Program Pemberantasan Diare) Puskesmas Payolansek

cita-cita UUD Pembangunan bidang kesehatan di Indonesia saat ini mempunyai beban ganda (double burden). Penyakit menular masih merupakan

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DIDUGA AKIBAT INFEKSI DI DESA GONDOSULI KECAMATAN BULU KABUPATEN TEMANGGUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I). Penyakit ini tetap menjadi salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Batasan anak balita adalah setiap anak yang berada pada kisaran umur

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN DI KABUPATEN SITUBONDO

BAB I PENDAHULUAN. prasarana kesehatan saja, namun juga dipengaruhi faktor ekonomi,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

MODUL PUSKESMAS 1. SISTEM INFORMASI PUSKESMAS (SIMPUS)

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan yang bermutu dan terjangkau oleh masyarakat. (1)

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat berbahaya, demikian juga dengan Tetanus walau bukan penyakit menular

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan lingkungan mempengaruhi derajat kesehatan masyarakat,

BAB 1 PENDAHULUAN. (P2ISPA) adalah bagian dari pembangunan kesehatan dan upaya pencegahan serta

SURVEILANS DAN PENGENDALIAN PENYAKIT MENULAR PASKA BENCANA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. diprioritaskan dalam perencanaan dan pembangunan bangsa (Hidayat, 2008).

I. PENDAHULUAN A. PROGRAM REDUKSI CAMPAK

BAB 1 : PENDAHULUAN. peningkatan kualitas sumber daya manusia dan kualitas hidup yang lebih baik pada

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pneumonia adalah penyakit batuk pilek disertai nafas sesak atau nafas cepat,

BAB I PENDAHULUAN. mencegah tubuh dari penularan penyakit infeksi. Penyakit infeksi. adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme

BAB II PERENCANAAN KINERJA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Diare adalah suatu kondisi dimana seseorang buang air besar dengan. Saku Petugas Kesehatan Lintas Diare Depkes RI 2011).

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu dari 17 program pokok pembangunan kesehatan adalah program

Christopher A.P, S. Ked Yayan A. Israr, S. Ked

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi masalah kesehatan bayi dan anak. Penyakit tersebut disebabkan oleh

ANALISIS DISTRIBUSI PENYAKIT DIARE DAN FAKTOR RESIKO TAHUN 2011 DENGAN PEMETAAN WILAYAH DI PUSKESMAS KAGOK SEMARANG

SURVAILAN EPIDEMIOLOGI. Kenapa survailan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem Kesehatan Nasional (SKN) adalah pengelolaan kesehatan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Campak merupakan penyakit pernafasan yang mudah menular yang

BAB I PENDAHULUAN. Sistem informasi kesehatan menurut WHO dalam buku Design and


GUBERNUR JAWA TIMUR KEPUTUSAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN MINIMAL (SPM) BIDANG KESEHATAN KABUPATEN / KOTA

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya, selain indikator Angka Kematian Ibu (AKI), Angka

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. Tuberkulosis paru merupakan penyakit menular yang menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN. satu penyebab utama kematian anak-anak di dunia. Pada negara berkembang hampir

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan salah satunya adalah penyakit infeksi. Masa balita juga merupakan masa kritis bagi

BAB I PENDAHULUAN. terhadap kesehatan dan gizi, sehingga membutuhkan perhatian dan

KERANGKA ACUAN PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT UPT. PUSKESMAS SOTEK

WALIKOTA PASURUAN SALINAN PERATURAN WALIKOTA NOMOR 55 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI DINAS KESEHATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. 1

Gejala Penyakit CAMPAK Hari 1-3 : Demam tinggi. Mata merah dan sakit bila kena cahaya. Anak batuk pilek Mungkin dengan muntah atau diare.

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. lima tahun pada setiap tahunnya, sebanyak dua per tiga kematian tersebut

MODUL 1 IDENTIFIKASI MASALAH KESEHATAN. Disajikan Bagi Mahasiswa Fakultas Kedokteran Semester VII

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Letusan penyakit akibat pangan (food borne diseases) dan kejadiankejadian

BAB 1 PENDAHULUAN. hidup bersih dan sehat, mampu menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil

BAB I PENDAHULUAN. satu diantaranya adalah pencegahan penyakit. Sebagai upaya

Tabel 15. Penyusunan Plan of Action (POA) Kegiatan bidan desa melakukan kunjungan ke rumah-rumah untuk mendata bayi yang belum atau sudah diimunisasi.

BEBERAPA FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN INFEKSI CACING ASKARIASIS LUMBRICOIDES PADA MURID SDN 201/IV DI KELURAHAN SIMPANG IV SIPIN KOTA JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan zaman saat ini yang terus maju, diperlukan suatu

Transkripsi:

Aplikasi Surveilans Epidemiologi Penyakit Potensial Wabah Pada Anak Sekolah Menggunakan Epi Info Arief Hargono 1) Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga, Surabaya 60115 arief.hargono@gmail.com Abstrak Latar Belakang: Anak usia sekolah lebih rentan terhadap penularan penyakit dibandingkan usia dewasa. Laporan rutin Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur menunjukkan bahwa 54% kasus campak dan 67% kasus diphteri terjadi pada usia sekolah. Program surveilans epidemiologi anak sekolah dikembangkan untuk memantau status kesehatan anak sekolah sehingga penyakit menular pada anak sekolah diidentifikasi lebih dini. Penggunaan aplikasi Epi Info dibutuhkan untuk meningkatkan kecepatan pencatatan data dan validitas informasi. Tujuan penelitian ini adalah pengembangan aplikasi surveilans epidemiologi penyakit potensial wabah pada anak sekolah menggunakan Epi Info. Kajian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan data kualitatif dan berlokasi di kota Surabaya. Metode: Metode pengembangan aplikasi menggunakan pendekatan System Development Life Cycle. Data yang dibutuhkan dalam kegiatan surveilans epidemiologi anak sekolah adalah keluhan penyakit yang memiliki potensi untuk menjadi wabah, yaitu panas, batuk, pilek, tenggorokan sakit, diare, pusing, muntah, rash, bintik berair, sariawan, mual, kekuningan, sakit mata dan lumpuh layuh. Hasil: Informasi yang dihasilkan adalah distribusi siswa yang mengalami keluhan sakit, kejadian keluhan sakit berdasarkan frekuensi dan durasi sakit, tren keluhan penyakit potensial wabah serta data absensi. Prototype surveilans epidemiologi anak sekolah menggunakan aplikasi Epi Info memiliki fasilitas pencatatan, analisis dan manajemen basis data keluhan penyakit potensial wabah pada siswa sekolah. Kata kunci: Surveilans, Epidemiologi, Anak Sekolah, Epi Info

PENDAHULUAN Latar Belakang Kesehatan merupakan bagian dari kehidupan manusia yang perlu terus mendapat perhatian. Masalah kesehatan yang terjadi di masyarakat termasuk penyakit menular masih menjadi hal yang terus diupayakan untuk diselesaikan. Indonesia saat ini menghadapi beban ganda dengan penyebaran penyakit menular dan meningkatnya angka kejadian penyakit tidak menular. Keberhasilan pembangunan kesehatan membutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Kualitas hidup manusia dipengaruhi oleh tingkat kesehatan manusia sejak usia dini. Salah satu masa yang penting dan perlu mendapat perhatian adalah masa usia sekolah (6-15 tahun). Usia sekolah merupakan masa yang penting dalam pertumbuhan dan perkembangan tubuh manusia. Anak usia sekolah juga lebih rentan terhadap penularan penyakit dibandingkan usia dewasa (Yatim, 2005). Penyakit menular yang banyak diderita anak usia sekolah antara lain adalah diare, tifus, ISPA, malaria dan infeksi parasit usus. Penyakit Malaria, ISPA dan diare menjadi risiko penyakit penyebab kematian pada anak usia sekolah. Status kesehatan dan gizi anak sekolah merupakan faktor penting dalam pencapaian pendidikan untuk semua (Education for All) dan tujuan MDG 1. Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur mencatat beberapa masalah penyakit menular yang terjadi pada masa usia sekolah. Laporan rutin kasus campak tahun 2010 menunjukkan bahwa dari 149 kejadian campak, terdapat 57 kasus (38%) terjadi pada usia 5-9 tahun dan sebanyak 24 kasus (16%) terjadi pada usia 10-14 tahun. Penyakit diphteri menjadi kejadian luar biasa (KLB) di Jawa Timur pada tahun 2010. Kasus diphteri memiliki kecenderungan terus meningkat dari 5 kasus pada tahun 2003 menjadi 300 kasus pada 2010. Kasus diphteri di Jawa Timur pada tahun 2010 merupakan angka kejadian terbanyak di dunia. Sekitar 67% kasus diphteri di Jawa Timur banyak terjadi pada balita, anak TK dan sekolah dasar. Berbagai upaya dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit menular. Salah satu program yang dilakukan oleh jajaran dinas kesehatan untuk memantau masalah kesehatan masyarakat adalah surveilans epidemiologi. Surveilans epidemiologi merupakan kegiatan analisis secara sistematis dan terus

menerus terhadap penyakit dan masalah kesehatan serta faktor risiko masalah kesehatan tersebut. Fungsi kegiatan surveilans epidemiologi adalah untuk melakukan pemantauan masalah kesehatan dan deteksi dini kejadian wabah. 10 Melalui kegiatan surveilans epidemiologi diharapkan mampu memantau status kesehatan pada masyarakat termasuk anak sekolah sehingga masalah kesehatan yang terjadi dapat diidentifikasi dan segera dilakukan tindakan pencegahan serta penanggulangan. Penelitian yang dilakukan Hargono, 2012 menghasilkan model sistem surveilans epidemiologi anak sekolah yang memantau masalah kesehatan pada siswa sekolah terutama penyakit potensial wabah. Sistem ini menangani kebutuhan data dan informasi keluhan penyakit potensial wabah yang dialami oleh siswa sekolah. Institusi sekolah dipilih menjadi tempat pelaksanaan surveilans epidemiologi anak sekolah. Institusi sekolah merupakan hal yang strategis karena keberadaannya akan mempermudah penjangkauan program kesehatan kepada anak usia sekolah. Pemilihan implementasi program pada institusi sekolah dasar diharapkan akan menjangkau lebih banyak anak usia 6-15 tahun untuk dilakukan pemantauan status kesehatannya. Penggunaan teknologi informasi berupa perangkat lunak dibutuhkan untuk meningkatkan kecepatan pencatatan dan pemasukan data serta validitas informasi yang dihasilkan oleh surveilans epidemiologi. Epi Info merupakan serial perangkat lunak yang dapat digunakan untuk pengembangan aplikasi di bidang epidemiologi dan kesehatan masyarakat. Epi Info dikembangkan oleh Centers for Disease Control and Prevention (CDC) dan didistribusikan secara gratis. Tujuan penelitian ini adalah pengembangan aplikasi surveilans epidemiologi penyakit potensial wabah pada anak sekolah menggunakan Epi Info. Secara rincian tujuan penelitian ini antara lain Identifikasi kebutuhan data surveilans epidemiologi penyakit potensial wabah pada anak sekolah, Identifikasi informasi yang dihasilkan surveilans epidemiologi penyakit potensial wabah pada anak sekolah serta Pembuatan prototype aplikasi surveilans epidemiologi penyakit potensial wabah pada anak sekolah menggunakan Epi Info

METODE PENELITIAN Kajian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan data kualitatif dan berlokasi di kota Surabaya. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam, focus group discussion (FGD) dan studi dokumen. Wawancara mendalam dan FGD bertujuan untuk melakukan identifikasi kebutuham data, informasi dan alur pencatatan serta pelaporan surveilans epidemiologi penyakit potensial wabah pada anak sekolah. Instrumen pengumpul data yang dipakai adalah panduan wawancara mendalam dan lembar observasi. Informan adalah petugas pelaksana program pada institusi yang melaksanakan kegiatan kesehatan pada anak sekolah yaitu Dinas Kesehatan Kota Surabaya (DKK) dan Dinas Pendidikan (Dispendik) Kota Surabaya. Wawancara petugas DKK Surabaya dilakukan pada 5 staf yang terdiri dari 2 orang seksi surveilans dan 1 orang dari kesehatan lingkungan, layanan khusus dan penanggulangan penyakit. Wawancara petugas Dispendik Surabaya dilakukan pada 2 orang staf Bidang Kesenian, Olah Raga dan Pendidikan Luar Sekolah (PLS). Data yang dikumpulkan dari kegiatan wawancara mendalam, studi dokumen dan FGD dianalisis menggunakan cara analisis isi (content analysis). Data yang terkumpul dikelompokkan dalam tema atau aspek yang terkait kemudian disajikan dalam bentuk narasi, bagan dan tabel. Metode pengembangan aplikasi menggunakan pendekatan System Development Life Cycle. Perangkat lunak yang digunakan untuk pembuatan prototype aplikasi surveilans adalah program Epi Info. HASIL DAN PEMBAHASAN Surveilans merupakan upaya pemantauan masalah kesehatan sebagai respon kebutuhan terhadap kesehatan masyarakat pada suatu populasi. Upaya pengembangan surveilans dilakukan untuk menjawab kebutuhan tersebut melalui upaya perencanaan yang efektif. Berbagai macam pendekatan dan metode dapat digunakan untuk melakukan pengembangan surveilans 9. Pengembangan surveilans epidemiologi anak sekolah bertujuan untuk pemantauan dini keluhan penyakit potensial wabah pada siswa sekolah. Identifikasi kebutuhan data surveilans epidemiologi anak sekolah diharapkan

dapat memenuhi tujuan surveilans tersebut. Hasil wawancara mendalam dan FGD diperoleh bahwa data yang dibutuhkan dalam kegiatan surveilans epidemiologi anak sekolah adalah gejala klinis atau keluhan penyakit yang banyak terjadi pada anak sekolah dan memiliki potensi untuk menjadi KLB. Data keluhan yang dibutuhkan untuk surveilans epidemiologi anak sekolah meliputi keluhan panas, batuk, pilek, tenggorokan sakit, diare, pusing, muntah, rash (bintik merah), bintik berair, sariawan, mual, kekuningan, sakit mata dan lumpuh layuh. Data tentang timbulnya bintik merah atau rash diharapkan dapat digunakan untuk menunjang surveilans campak. Bintik merah pada kulit merupakan tanda khas penyakit campak yang timbul pada hari ketiga sampai ketujuh. Bercak kemerahan ini dimulai pada daerah muka kemudian menyebar keseluruh tubuh dan berlangsung selama sekitar 7 hari. 2 Tanda kekuningan pada bagian tubuh merupakan salah satu gejala penyakit hepatitis. Kejadian hepatitis terutama Hepatitis A banyak terjadi di negara berkembang. Penyakit ini disebabkan oleh virus hepatitis dan reservoir pada manusia. Penularan penyakit ini melalui fekal-oral dan dikaitkan dengan makanan dan minuman yang tercemar. Penyakit ini dapat dicegah dengan pemberian imunisasi hepatitis dan sanitasi lingkungan yang baik. 2 Kejadian lumpuh layuh merupakan salah satu gejala dari poliomyelitis. Penyakit ini ditandai dengan kejadian lumpuh layuh atau flaccid paralysis yang asimetris. Penyakit ini disebabkan oleh virus polio dan reservoir pada manusia. Polio merupakan penyakit yang banyak terjadi pada bayi dan anak-anak. Penyakit ini termasuk pada penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. 2 Data keluhan dikumpulkan berdasarkan laporan keluhan siswa yang dicatat oleh guru atau dokter kecil sebagai penanggung jawab kesehatan di sekolah. Hasil pengumpulan data dilaporkan secara berkala kepada petugas surveilans di puskesmas. Petugas surveilans puskesmas mengolah data laporan surveilans dari sekolah yang berada pada wilayah kerjanya. Informasi yang dihasilkan surveilans adalah informasi epidemiologi yang meliputi distribusi penyakit berdasarkan karakteristik orang, tempat dan waktu kejadian. 7 Informasi yang dihasilkan surveilans epidemiologi anak sekolah adalah distribusi siswa yang mengalami keluhan sakit, kejadian keluhan sakit berdasarkan frekuensi dan durasi sakit serta data absensi siswa. Kegiatan surveilans epidemiologi anak

sekolah diharapkan dilakukan secara rutin dan berkala sehingga dari upaya pencatatan dan analisis data yang dilakukan secara terus menerus maka akan diperoleh informasi tentang tren atau kecenderungan kejadian keluhan penyakit potensial wabah yang dialami siswa sekolah. Informasi hasil kegiatan surveilans diharapkan bermanfaat dalam pengambilan keputusan dan perencanaan program yang digunakan untuk promosi kesehatan, pencegahan penyakit serta meningkatkan status kesehatan masyarakat. 1 Hasil identifikasi kebutuhan data dan informasi surveilans epidemiologi anak sekolah disusun dalam pemodelan sistem yang diimplementasikan pada prototype aplikasi komputer menggunakan Epi Info. Perangkat lunak Epi Info dikembangkan oleh Centers for Disease Control (CDC) dan bersifat public domain, sehingga dapat digunakan secara bebas. Epi Info merupakan stand alone program yang memiliki fasilitas untuk membuat form digital, pengembangan basisdata, perhitungan statistik, pemetaan dan pembuatan laporan. Tampilan antar muka prototype surveilans epidemiologi anak sekolah menggunakan Epi Info disajikan pada gambar 1. Gambar 1. Tampilan antar muka aplikasi surveilans epidemiologi anak sekolah pada Epi Info Program Epi Info dapat digunakan untuk pengembangan format pencatatan dan pelaporan untuk kegiatan survei dan investigasi wabah. 8 Penggunaan Epi Info yang relatif mudah dan stand alone menjadi pertimbangan dalam pembuatan

aplikasi surveilans epidemiologi anak sekolah. Pemakai atau user aplikasi ini adalah guru di sekolah dan petugas surveilans di puskesmas yang memiliki kemampuan penggunaan komputer yang beragam dan belum semua institusi memiliki fasilitas internet. Prototype ini memuat format digital untuk pemasukan data keluhan penyakit potensial wabah yang dibutuhkan oleh surveilans anak sekolah. Tampilan format digital pengisian data keluhan potensial wabah pada siswa sekolah disajikan pada gambar 2. Gambar 2. Tampilan antar muka format pengisian data keluhan siswa Data keluhan penyakit potensial wabah diisi oleh guru Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) berdasarkan laporan keluhan yang dirasakan oleh siswa dan penemuan dari siswa yang ditunjuk sebagai tim dokter kecil sekolah. Setiap record data yang dimasukkan mewakili hari kejadian keluhan sehingga dapat diperoleh durasi dan frekuensi keluhan yang dirasakan siswa. Kegiatan surveilans menangani jenis data yang relatif banyak dan berlangsung berkesinambungan. Penggunaan aplikasi komputer seperti Epi Info dalam suatu sistem surveilans diharapkan dapat membantu kinerja petugas surveilans terutama dalam pencatatan, analisis dan pelaporan. Penerapan teknologi informasi di bidang kesehatan masyarakat diartikan sebagai aplikasi sistematis tentang penggunaan teknologi informasi dan komputer dalam kegiatan

kesehatan masyarakat. 6 Beberapa pertimbangan penggunaan teknologi informasi di bidang kesehatan adalah untuk efisiensi dalam analisis data dalam jumlah banyak secara cepat dan mampu menghasilkan keluaran yang dapat disesuaikan berdasarkan tingkatan sistem kesehatan. Kegunaan penggunaan komputer lainnya adalah meningkatkan kualitas validitas data dan kemudahan dalam manajemen data kesehatan. 11 Manajemen data surveilans epidemiologi anak sekolah menggunakan sistem basis data bertujuan untuk mengurangi duplikasi. Penggunaan basis data juga memungkinkan untuk melakukan relasi antar data. Penggunaan basis data dapat mempermudah manajemen, pencatatan, analisis dan penggunaan data surveilans. 4 Basis data surveilans anak sekolah menggunakan variabel kunci atau key field berupa ID siswa dan ID sekolah. Penerapan variabel kunci atau key field dalam basis data dapat membuat data menjadi unik dan berbeda antar satu individu dengan individu yang lain. Variabel kunci juga bermanfaat untuk menghubungkan antara satu jenis data dengan data yang lain. Penggunaan ID siswa selain sebagai pembeda antar siswa dan antar sekolah juga digunakan untuk mengurangi duplikasi data. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan 1. Data yang dibutuhkan untuk pengembangan aplikasi sistem surveilans epidemiologi pada anak sekolah adalah data keluhan penyakit potensial wabah yang meliputi keluhan panas, batuk, pilek, tenggorokan sakit, diare, pusing, muntah, rash (bintik merah), bintik berair, sariawan, mual, kekuningan, sakit mata dan lumpuh layuh. 2. Informasi yang dihasilkan adalah distribusi siswa yang mengalami keluhan sakit, kejadian keluhan sakit berdasarkan frekuensi dan durasi sakit, tren atau kecenderungan kejadian keluhan penyakit potensial wabah serta data absensi siswa. 3. Prototype surveilans epidemiologi anak sekolah menggunakan aplikasi Epi Info memiliki fasilitas pencatatan, analisis dan manajemen basis data keluhan penyakit potensial wabah pada siswa sekolah

[1] Saran 1. Pemantauan keluhan penyakit potensial wabah pada siswa sekolah perlu dilakukan sebagai upaya deteksi dini permasalahan kesehatan yang terjadi di masyarakat terutama pada anak sekolah 2. Pencatatan dan pelaporan status kesehatan anak sekolah secara teratur dan berkala diharapkan dapat menghasilkan informasi kecenderungan penyakit potensial wabah pada anak sekolah 3. Penggunaan teknologi informasi dapat mempercepat dan meningkatkan kualitas data dan informasi sistem surveilans yang berjalan DAFTAR PUSTAKA [1] Rosso, Joy Miller, Rina Arlianti, Investasi untuk Kesehatan dan Gizi Sekolah di Indonesia, Departemen Pendidikan Nasional, Kingdom of Netherland, World Bank, 2009 [2] Chin, J., Control of Communicable Disease, edisi terjemahan, Manual Pemberantasan Penyakit, I Nyoman Kandun (editor), Jakarta, 2000 [3] Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Timur, Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur, 2011 [4] Fathansyah, Basis Data, Penerbit Informatika Bandung, 2001 [5] Hargono, Arief, Lucia Y Hendrati, Model Sistem Informasi Surveilans Epidemiologi Pada Anak Sekolah, Penelitian, Universitas Airangga, 2012 [6] Lombardo, Joseph and David L. Buckeridge, Disease Surveillance, A Public Health Informatics Approach, A John Wiley & Sons, Inc., Publication, USA, 2007 [7] M ikhanata, Nkutchia, Ruth Lynfield, Chris A Van Beneden, Henriette de Valk, Infectious Disease Surveillance, Blackwell Publishing, USA, 2007 [8] Centers for Disease Control and Prevention, Epi Info Community Health Assessment Tutorial, CDC Atlanta, 2000 [9] Teutsch, S.M., Consideration in Planning a Surveillance System, dalam: Teutch, S.M., R.E., Churchil (eds): Principle and Practice of Public Health Surveillance, Second Edition, Oxford University Press Inc, New York, 2000 [10] Thacker, S.B., History of Public Health surveillance, dalam: Teutch, S.M., R.E.,

Churchil (eds): Principle and Practice of Public Health Surveillance, Second Edition, Oxford University Press Inc, New York, 2000 [11] Wilson, R., Using Computers in Health Information System, dalam Design and Implementation of Health Information System, WHO, Geneva, 2000 [12] Yatim, Faisal, 30 Gangguan Kesehatan Pada Anak Usia Sekolah, Pustaka Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 2005