Dampak Kegiatan Manusia terhadap Keanekaragaman Hayati

dokumen-dokumen yang mirip
KEGIATAN MANUSIA YANG MEMPENGARUHI KEANEKARGAMAN HAYATI C. KEGIATAN MANUSIA YANG MEMPENGARUHI KEANEKARGAMAN HAYATI

Individu adalah satu makhluk hidup, misalnya seekor semut, seekor burung dan sebuah pohon.

KEANEKARAGAMAN HAYATI. Keanekaragaman Jenis Keanekaragaman Genetis Keanekaragaman ekosistem

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 4. KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP DALAM PELESTARIAN EKOSISTEMLatihan Soal 4.2

Contoh Makalah Penelitian Geografi MAKALAH PENELITIAN GEOGRAFI TENTANG LINGKUNGAN HIDUP DI INDONESIA

KEHATI & KLASIFIKASI KELAS LINTAS MINAT

KEANEKARAGAMAN HAYATI A. PENGERTIAN KEANEKARAGAMAN HAYATI Keanekaragaman hayati atau biodiversitas adalah suatu istilah pembahasan yang mencakup

SMP NEGERI 3 MENGGALA

Soal ujian semester Ganjil IPA kelas X Ap/Ak. SMK Hang Tuah 2

BAB I PENDAHULUAN. hutan hujan tropis yang tersebar di berbagai penjuru wilayah. Luasan hutan

Modul 1. Hutan Tropis dan Faktor Lingkungannya Modul 2. Biodiversitas Hutan Tropis

SOAL KONSEP LINGKUNGAN

UKBM BIO

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki mega biodiversity

BIODIVERSITAS 3/31/2014. Keanekaragaman Hayati (Biodiversity) "Ragam spesies yang berbeda (species diversity),

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2017 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN AGRIBISNIS TANAMAN PANGAN DAN HORTIKULTURA BAB II. PELESTARIAN LINGKUNGAN

TAMBAHAN PUSTAKA. Distribution between terestrial and epiphyte orchid.

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 6. PERAN MANUSIA DALAM PENGELOLAAN LINGKUNGANLatihan Soal 6.2

Beberapa fakta dari letak astronomis Indonesia:

MATERI KULIAH BIOLOGI FAK.PERTANIAN UPN V JATIM Dr. Ir.K.Srie Marhaeni J,M.Si

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 10. PELESTARIAN LINGKUNGANLatihan soal 10.1

KEANEKARAGAMAN HAYATI (BIODIVERSITY) SEBAGAI ELEMEN KUNCI EKOSISTEM KOTA HIJAU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 4. KEANEKARAGAMAN MAKHLUK HIDUP DALAM PELESTARIAN EKOSISTEMLatihan Soal 4.3

PENTINGNYA PLASMA NUTFAH DAN UPAYA PELESTARIANNYA Oleh : DIAN INDRA SARI, S.P. (Pengawas Benih Tanaman Ahli Pertama BBPPTP Surabaya)

A. Pengaruh Kegiatan Manusia terhadap Keseimbangan Ekosistem

LAPORAN PRAKTIKUM GEOGRAFI REGIONAL INDONESIA (GPW 0101) ACARA V: PEMAHAMAN FENOMENA BIOSFER

PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN IV

PLASMA NUTFAH. OLEH SUHARDI, S.Pt.,MP

Komponen Ekosistem Komponen ekosistem ada dua macam, yaitu abiotik dan biotik. hujan, temperatur, sinar matahari, dan penyediaan nutrisi.

PERLINDUNGAN KEANEKARAGAMAN HAYATI

- Sumber daya alam berdasarkan jenis : sumber daya alam hayati / biotik adalah sumber daya alam yang berasal dari makhluk hidup. contoh : tumbuhan, he

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Disusun Oleh: Faisal Rahmad H Fabian

FLORA DAN FAUNA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

PELESTARIAN EKOSISTEM FLORA DAN FAUNA

PERATURAN PEMERINTAH Nomor 68 Tahun 1998, Tentang KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Ekosistem pesisir tersebut dapat berupa ekosistem alami seperti hutan mangrove,

Daya Dukung Lingkungan Jasa Ekosistem

Geografi PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN PEMBANGUN BERKELANJUTAN I. K e l a s. xxxxxxxxxx Kurikulum 2006/2013. A. Kerusakan Lingkungan Hidup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 10. PELESTARIAN LINGKUNGANLaihan soal 10.3

BAB I PENDAHULUAN. Lovejoy (1980). Pada awalnya istilah ini digunakan untuk menyebutkan jumlah

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Suhartini Jurusan Pendidikan Biologi FMIPA UNY

Evaluasi (untuk guru) Pilihan Ganda

TUNTAS/PKBM/1/GA - RG 1 Graha Pustaka

PENGARUH KEGIATAN MANUSIA TERHADAP KESEIMBANGAN

PENDAHULUAN. termasuk ekosistem terkaya di dunia sehubungan dengan keanekaan hidupan

PELESTARIAN BAB. Tujuan Pembelajaran:

I. Pilihlah jawaban yang paling tepat dengan memberi tanda silang (x) pada huruf a, b, c atau d pada lembar jawaban yang tersedia!

BAB I PENDAHULUAN. sebesar jenis flora dan fauna (Rahmawaty, 2004). Keanekaragaman

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 1990 TENTANG KONSERVASI SUMBER DAYA ALAM HAYATI DAN EKOSISTEMNYA

PERENCANAAN PERLINDUNGAN

I. PENDAHULUAN. tinggi adalah Taman Hutan Raya Wan Abdurahman. (Tahura WAR), merupakan

Konservasi Lingkungan. Lely Riawati

BAB I PENDAHULUAN. organisme dapat disebut alamat suatu organisme. Relung (Ninche) adalah

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ekosistemnya sebagai modal dasar pembangunan nasional dengan. Menurut Dangler (1930) dalam Hardiwinoto (2005), hutan adalah suatu

PENDAHULUAN. terluas di dunia. Hutan mangrove umumnya terdapat di seluruh pantai Indonesia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KERUSAKAN LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

KONSERVASI SUMBERDAYA ALAM DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN OLEH : MOCHAMAD HADI LAB EKOLOGI & BIOSISTEMATIK JURUSAN BIOLOGI FMIPA UNDIP


BAB I. PENDAHULUAN. beragam dari gunung hingga pantai, hutan sampai sabana, dan lainnya,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara disebut Mega Biodiversity setelah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hutan Sekipan merupakan hutan pinus yang memiliki ciri tertentu yang membedakannya dengan hutan yang lainnya.

KEANEKARAGAMAN HAYATI

PELESTARIAN HUTAN DAN KONSERFASI ALAM

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. berbagai makluk hidup mulai dari bakteri, cendawan, lumut dan berbagai jenis

i:.l'11, SAMBUTAN PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR KOTAK... GLOSARI viii xii DAFTAR SINGKATAN ...

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1999 TENTANG PENGAWETAN JENIS TUMBUHAN DAN SATWA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

BAB I PENDAHULUAN. fauna yang hidup di habitat darat dan air laut, antara batas air pasang dan surut.

BAB I PENDAHULUAN. Agro Ekologi 1

Selama menjelajah Nusantara, ia telah menempuh jarak lebih dari km dan berhasil mengumpulkan spesimen fauna meliputi 8.

disinyalir disebabkan oleh aktivitas manusia dalam kegiatan penyiapan lahan untuk pertanian, perkebunan, maupun hutan tanaman dan hutan tanaman

HEWAN YANG LANGKA DAN DILINDUNGI DI INDONESIA 1. Orang Utan (Pongo pygmaeus)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 68 TAHUN 1998 TENTANG KAWASAN SUAKA ALAM DAN KAWASAN PELESTARIAN ALAM PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

memiliki kemampuan untuk berpindah tempat secara cepat (motil), sehingga pelecypoda sangat mudah untuk ditangkap (Mason, 1993).

BAB I PENDAHULUAN. dari buah pulau (28 pulau besar dan pulau kecil) dengan

I. PENDAHALUAN. dan kehutanan. Dalam bidang kehutanan, luas kawasan hutannya mencapai. (Badan Pusat Statistik Lampung, 2008).

KEMENTERIAN AGAMA KELOMPOK KERJA MADRASAH (KKM) MADRASAH ALIYAH NEGERI CIBALIUNG KABUPATEN PANDEGLANG

BAB I PENDAHULUAN. Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia tentang. sumber daya alam. Pasal 2 TAP MPR No.IX Tahun 2001 menjelaskan

A. JUDUL Keanekaragaman dan Klasifikasi Makhluk Hidup

BAB I PENDAHULUAN UKDW. bumi, namun demikian keanekaragaman hayati yang ada di dalamnya sangat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara di dunia dalam bentuk negara

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sumber daya alam untuk keperluan sesuai kebutuhan hidupnya. 1 Dalam suatu

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I. PENDAHULUAN A. PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia dianugerahi oleh Tuhan Yang Maha Esa kekayaan sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pada pulau. Berbagai fungsi ekologi, ekonomi, dan sosial budaya dari

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Lampiran 3. Interpretasi dari Korelasi Peraturan Perundangan dengan Nilai Konservasi Tinggi

BAB I PENDAHULUAN. plasma nutfah serta fungsi sosial budaya bagi masyarakat di sekitarnya dengan

I. PENDAHULUAN. 2007:454). Keanekaragaman berupa kekayaan sumber daya alam hayati dan

Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 1999 Tentang : Pengawetan Jenis Tumbuhan Dan Satwa

BAB I PENDAHULUAN. dijumpai disetiap tempat dan mempunyai posisi penting sebagai salah satu

LINGKUNGAN KEHIDUPAN DI MUKA BUMI

Transkripsi:

Dampak Kegiatan Manusia terhadap Keanekaragaman Hayati Pada dasarnya tidak ada makhluk hidup yang persis sama di bumi ini. Adanya perbedaan di antara organisme inilah yang menimbulkan keanekaragaman. Makhluk hidup yang ada di bumi ini banyak sekali jumlahnya dan beraneka ragam. Berbagai jenis makhluk hidup dapat menempati habitat yang sama, Namun dari keanekaragaman yang ada, pasti ada kesamaan atau keseragaman dari makhluk hidup meskipun hanya sedikit. Menurut Sudjino dkk dalam buku Biologi jilid 1a (2004): Keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman makhluk hidup yang menunjukkan keseluruhan variasi gen, spesies, dan ekosistem di suatu daerah. Di dalam Wikipedia Bahasa Indonesia dikatakan bahwa: Keanekaragaman hayati atau biodiversitas adalah suatu istilah pembahasaan yang mencakup semua bentuk kehidupan, yang secara ilmiah dapat dikelompokkan menurut skala organisasi biologisnya. Sedangkan di dalam buku Pengetahuan Lingkungan-Departemen Biologi ITB, Devi N.Choerin (2004:18) menyatakan bahwa: Keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman makhluk hidup berikut kesatuan ekologis dimana mereka berada atau jumlah jenis yang berbeda dalam suatu kawasan. Jadi dapat disimpulkan bahwa keanekaragaman hayati itu adalah berbagai macam perbedaan atau keanekaragaman yang terdapat antar organisme yang ada di bumi ini. Perbedaan itu dapat dilihat dari gennya, jenisnya, dan ekosistemnya. Keanekaragaman hayati disebabkan oleh dua faktor yaitu faktor genetik dan faktor luar. Faktor genetik bersifat relatif konstan atau stabil pengaruhnya terhadap morfologi organisme. Sebaliknya faktor luar relatif labil pengaruhnya terhadap morfologi organisme. Selanjutnya, keanekaragaman hayati ini tebagi atas tiga macam yaitu keanekaragaman gen, keanekaragaman jenis, dan keanekaragaman ekosistem.

Keanekaragaman gen adalah kenekaragaman individu dalam satu jenis makhluk hidup. Maksudnya adalah tidak ada dua makhluk hidup yang sama persis di bumi ini walaupun itu kembar identik sekalipun. Dlam populasi suatu jenis organisme tidak ada suatu individu pun yang penampilannya persis sama dengan individu lainnya. Kemudian, keanekaragaman jenis menunjukkan seluruh variasi yang terdapt pada makhluk hidup antarjenis atau antarspesies dalam satu marga. Perbedaab antarspesies makhluk hidup dalam satu marga ini lebih mencolok sehingga lebih mudah diamati daripada perbedaan antar individu dalam satu spesies. Sedangkan keanekaragaman ekosistem adalah perbedaan dari masing-masing ekosistem. Contohnya saja ada ekosistem hutan hujan, ekosistem padang rumput, dan lain-lain. Indonesia merupakan negara yang mempunyai keanekaragaman hayati yang besar. Diperkirakan hampir 30% spesies yang ada di bumi ini terdapat di Indonesia, walaupun penyebarannya tidak merata di seluruh pulau. Keanekaragaman hayati di Indonesia ini dipengaruhi oleh iklim Indonesia yang tropis. Selain itu, perbedaan ekosistem juga dapat mempengaruhi keanekaragaman hayati. Keanekaragaman hayati di Indonesia ini terbagi kepada dua bagian yaitu flora dan fauna. Flora di Indonesia termasuk dalam kawasan flora Malesiana yang meliputi Indonesia, Malaysia, Filipina, Papua Nugini, dan Kepulauan Solomon. Karena kondisi di kawasan ini tropis maka tidaklah mengherankan bahwa wilayah ini menjadi pusat vegetasi dunia. Persebaran tumbuhan atau flora di Indonesia seperti pohon buah tropis, pohon jati, rotan, bunga raksasa, pala, kayu kruing, dan lain-lain. Selain itu, fauna yang terdapat di Indonesia juga beranekaragam. Di dalam batas wilayahnya, Indonesia memiliki 12% jenis mamalia dunia, 16% jenis reptile dan amfibi, serta 17% jenis burung dunia. Persebaran fauna di Indonesia tidak merata. Pada awalnya Indonesia terbagi menjadi dua zoogeografi yang dibatasi oleh garis Wallace dan Weber. Namun sekarang, yang digunakan adalah persebaran fauna yang terbagi menjadi tiga daerah yaitu fauna daerah oriental, daerah Australian, dan daerah peralihan. Fauna daerah oriental contohnya yaitu bekantan, badak bercula satu, harimau, dan lain-lain. Adapun fauna daerah Australian contohnya adalah komodo, kangguru pohon, burung cenderawasih merah, dan lain-lain. Sedangkan fauna peralihan contohnya anoa, rangkong, musang cokelat, dan lain-lain.

Adanya berbagai flora dan fauna tersebut merupakan sumber daya alam hayati yang bernilai tinggi serta memberikan nilai tambah bagi manusia. Manfaat keanekaragaman hayati bagi manusia sangatlah besar. Pemanfaatan keanekaragaman hayati ini dapat digolongkan menjadi beberapa nilai manfaat, yaitu nilai konsumtif, nilai produktif, dan nilai nonkonsumtif. Nilai manfaat konsumtif artinya nilai dari produk keanekaragaman hayati yang langsung dikonsumsi seperti bahan pangan, bahan obat-obatan, dan bahan bakar. Sedangkan nilai manfaat produktif artinya nilai dari produk keanekaragaman gayati yang diolah secara besar-besaran dan bersifat komersial seperti industri karet, industri benang, industri pengalengan ikan, dan lain-lain. Kemudian, nilai manfaat nonkonsumtif artinya manfaat selain konsumtif dan produktif, misalnya ebagai sumber plasma nutfah, menjaga kelestarian ekosistem, dan memberikan keindahan alam. Dengan semakin majunya teknologi, tentunya berdampak pada kemajuan pemikiran manusia. Hal tersebut menyebabkan manusia ingin mengembangkan berbagai sektor yang terdapat dalam kehidupan. Untuk memenuhi keinginan tersebut tentunya manusia melakukan berbagai aktivitas atau kegiatan. Namun terkadang manusia lupa bahwa berbagai kegiatan yang dilakukan tersebut berdampak terhadap lingkungannya. Dampak itu tidak hanya terhadap unsurunsur abiotik, namun juga terhadap unsur-unsur biotik. Dengan kata lain, banyak kegiatan manusia yang dapat mengganggu kelestarian dari keanekaragaman hayati yang ada. Beberapa penyebab penurunan keanekaragaman hayati yang berasal dari kegiatan manusia di antaranya perusakan habitat, penggunaan bahan kimia secara berlebihan, dan pencemaran lingkungan. Kerusakan habitat merupakan faktor utama penyebab kepunahan makhluk hidup. Jika habitat suatu organisme rusak maka organisme itu tidak memiliki tempat hidup yang cocok. Kerusakan habitat yang disebabkan manusia antara lain penebanganhutan dan perusakan terumbu karang. Selain itu, perusakan habitat juga dapat terjadi karena pembukaan lahan baru tanpa melakukan penanaman kembali. Adapun penggunaan bahan kimia secara berlebihan seperti pupuk dan pestisida juga dapat merusak keanekaragaman hayati yang ada. Bahan-bahan kimia tersebut akan menyebar ke lingkungan dan meracuni organisme di sekitarnya. Pada dasarnya, menggunakan bahan-bahan kimia tersebut tidak ada salahnya karena pada awalnya tujuan pengguanaan bahan kimia itu

adalah untuk memberantas hama pada tanaman, namun jika digunakan secara berlebihan tentunya akan tetap merusak ekosistem yang ada. Di samping itu, kegiatan manusia berupa pencemaran lingkungan juga dapat merusak keanekaragaman hayati yang ada. Bahan pencemar atau polutan dari limbah pabrik atau limbah rumah tangga dapat mencemari dan membunuh makhluk hidup penyusun keanekaragaman hayati. Selain itu, perubahan diperkirakan akan mempengaruhi penyebarab dan ketahanan makhluk hidup. Akumulasi pencemar seperti DDT, dioxin, dan lain-lain di dalam perairan telah mengakibakan kematian berbagai polusi mamalia laut. Namun, belumlah terlambat bagi kita untuk memperbaiki semua kerusakan dan penurunan keanekaragaman hayati tersebut. Adapun beberapa usaha yang dapat dilakukan untuk memprbaiki dan melestarikan keanekaragaman hayati tersebut seperti reboisasi, perlindungan terhadap ekosistem dan spesies, pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan, serta penegakan hukum dan kebijakan nasional dan internasional. Reboisasi atau penghijuan dapat menigkatkan keanekaragaman hayati dengan cara menanam pohon-pohon baru di lingkungan yang kritis. Tindakan reboisasi ini tentunya harus diikuti perawatan tanaman supaya tujuan penghijauan dapat tercapai. Perlindungan terhadap proses-proses ekologis yang penting dalam sistem-sistem penyangga kehidupan. Hal ini dapat dilakukan dengan secara in situ dan juga ex situ. Pembiakan secara in situ artinya pengembangbiakkan makhluk hidup dengan tetap berada dalam habitat aslinya seperti mendirikan Cagar Alam Ujung Kulon dan Taman Nasional Baluran. Sedangkan pembiakan secara ex situ artinya pengembangbiakan makhluk hidup di luar habitat alami atau aslinya tetapi di lingkungan yang dibuat mirip dengan aslinya seperti penangkaran harimau di kebun binatang. Adapun penegakan hukum dan kebijakan nasional dan internasional ini sebenarnya tergantung kepada masing-masing wilayah.

Please download full document at www.docfoc.com Thanks