HUBUNGAN PRAKTEK INISIASI MENYUSU DINI DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI UMUR 0 12 BULAN

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) PADA BAYI DI PUSKESMAS BITUNG BARAT KOTA BITUNG.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEGAGALAN IBU DALAM MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI PUSKESMAS BANGETAYU SEMARANG

Citra Puspitaningrum * Yuni Sapto Edhy Rahayu** Rusana** Abstract

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN POLA KONSUMSI DENGAN KEJADIAN ANEMIA GIZI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KASSI-KASSI

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PEMBERIAN ASI DENGAN CAKUPAN PEMBERIAN ASI EKSLUSIF DI

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN AKUT (ISPA) PADA BAYI DAN ANAK USIA 7 BULAN 5 TAHUN

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP IBU DAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 6-12 BULAN. Ayundha Rizky F.

UNIVERSITAS UDAYANA PENGARUH PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF TERHADAP KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 6 12 BULAN DI PUSKESMAS KUTA SELATAN TAHUN 2012

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi. Kata Kunci : Pengetahuan,Pekerjaan,Pendidikan,Pemberian ASI Eksklusif

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI UMUR 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KASIHAN I BANTUL YOGYAKARTA

ABSTRAK PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

Anestesia Wulandari 1), Wulandari Meikawati 2), Novita Kumalasari 3)

HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1

PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF BERDASARKAN STATUS BEKERJA IBU YANG MEMILIKI BAYI USIA 6-11 BULAN DI WILAYAH KERJAPUSKESMAS KARANGAWEN 1 KABUPATEN DEMAK

Immawati, Ns., Sp.Kep.,A : Pengaruh Lama Pemberian ASI Eklusif

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN STATUS GIZI PADA BAYI USIA 4-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NGORESAN KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI DI WILAYAH KERJA POSYANDU MELATI KELURAHAN TLOGOMAS MALANG ABSTRAK

Reni Halimah Program Studi Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Mitra Lampung

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL ILMIAH

Eskalila Suryati 1 ; Asfriyati 2 ; Maya Fitria 2 ABSTRACT

PERBEDAAN TINGKAT KONSUMSI DAN STATUS GIZI ANTARA BAYI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DAN NON ASI EKSKLUSIF

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DENGAN CARA MENYUSUI YANG BENAR PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MUARA BUNGO I KABUPATEN BUNGO TAHUN 2017

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN TAMAMAUNG KOTA MAKASSAR

ARTIKEL ILMIAH. Disusun Oleh : TERANG AYUDANI J

Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Pola Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Bungus Tahun 2014

Daniel 1, Murniati Manik 2. Pengetahuan Wanita tentang ASI Eksklusif

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG ASI EKSKLUSIF DENGAN KEPATUHAN IBU DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS DINOYO MALANG ABSTRAK

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan.

Kusnanto*, Elida Ulfiana*, M.Hadarani**

HUBUNGAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERAN PETUGAS DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU PEKERJA YANG MEMPUNYAI BAYI DI WILAYAH PUSKESMAS RAWASARI TAHUN

Hubungan Waktu Pemberian MP-ASI Dini dengan Kejadian Diare Pada Bayi Usia 0-12 Bulan di Desa Jaddih Kecamatan Socah Kabupaten Bangkalan

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DALAM PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GODEAN II SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

SKRIPSI. Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat. Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh : RATNA MALITASARI J PROGRAM STUDI S1 GIZI

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

Predictor Factors Related Diarrhea Incidence on Children Age 0-3 Years

Bela Bagus Setiawan 1 Rochman Basuki 2

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

Volume 3 / Nomor 2 / November 2016 ISSN : HUBUNGAN PEKERJAAN IBU MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS MOJOLABAN SUKOHARJO

HUBUNGAN STATUS PEKERJAAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KELURAHAN PALEBON KECAMATAN PEDURUNGAN KOTA SEMARANG

ANDRIANA, SST SYAFNIAR

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado **Fakultas Perikanan Universitas Sam Ratulangi Manado

ANALISIS DEMAND MASYARAKAT TERHADAP PELAYANAN RAWAT INAP DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MEDAN DELI, PUSKESMAS BROMO DAN PUSKESMAS KEDAI DURIAN TAHUN 2013

Dinamika Kebidanan vol. 1 no. 2 Agustus 2011

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia tercatat angka kematian bayi masih sangat tinggi yaitu 2%

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF 6-11 BULAN DIKELURAHAN KARUWISI UTARA KOTA MAKASSAR

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU POST PARTUM DENGAN PEMBERIAN KOLOSTRUM PADA BAYI BARU LAHIR DI BIDAN PRAKTEK SWASTA (BPS) KECAMATAN TURI LAMONGAN

The Correlation of Knowledge Level About Exclusive Mother s Milk with Mother s Milk Deliverance To The Baby

PERILAKU BIDAN PRAKTEK SWASTA DALAM PELAKSANAAN PROGRAM INISIASI MENYUSU DINI DI KOTA MEDAN TAHUN 2010 OLEH ELHANOUM BERUTU NIM:

Pascasarjana Universitas Sam Ratulangi Manado **Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado

Putri, et al, Hubungan Antara Faktor Ibu dan Inisiasi Menyusu Dini dengan Pemberian ASI... Bagian Gizi Kesehatan Masyarakat 2

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKANAN PENDAMPING ASI DENGAN STATUS GIZI BAYI USIA 6-24 BULAN DI KELURAHAN SETABELAN KOTA SURAKARTA TAHUN 2015 KARYA TULIS ILMIAH

ANALISIS PERILAKU IBU MENYUSUI DI KELURAHAN PAROPO KECAMATAN PANAKUKKANG KOTA MAKASSAR. * Ignata Apolonia B * Dosen tetap Prodi Kebidanan Sandi Karsa

PENGARUH INISIASI MENYUSU DINI TERHADAP KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PRAKTEK PEMBERIAN ASI SERTA STATUS GIZI BAYI USIA 4-12 BULAN DI PERDESAAN DAN PERKOTAAN

Pengetahuan Ibu Menyusui Tentang Asi Ekslusif Di Desa Rambah Samo Kecamatan Rambah Samo I Kabupaten Rokan Hulu

HUBUNGAN PERAN KELOMPOK PENDUKUNG IBU DENGAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAMBIRSARI SURAKARTA

HUBUNGAN PERSEPSI IBU TERHADAP DUKUNGAN BIDAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI KERJA PUSKESMAS DANUREJAN I YOGYAKARTA

Diajukan Oleh : PUTRI RAHMITASARI J

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG METODE MEMPERLANCAR PENGELUARAN AIR SUSU IBU (ASI)

ABSTRAK. Pembimbing II : Meilinah Hidayat, Dr., dr., M.Kes.

STUDI BEBERAPA KARAKTERISTIK KELUARGA DALAM PENGGUNAAN SUSU FORMULA UNTUK BALITA DI KOTA TASIKMALAYA Oleh : Jumli 1, Lilik Hidayanti 2, Nur Lina 3

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU TERHADAP ASI EKSKLUSIF DI RSKIA X KOTA BANDUNG

KARYA ILMIAH HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI DESA BARATAN KECAMATAN BINAKAL KABUPATEN BONDOWOSO TAHUN 2014

HUBUNGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK USIA BULAN DI PUSKESMAS TERJUN KECAMATAN MEDAN MARELAN TAHUN 2014 ABSTRACT

Liva Maita, Na imatu Shalihah : Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Pemberian Kolostrum Pada Ibu Nifas Di Ruang Camar I Rsud Arifin Achmad Provinsi Riau

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI (0-6 BULAN) DI KELURAHAN BANTAN KECAMATAN MEDAN TEMBUNG TAHUN 2013

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Ibu Hamil Menyusui secara Eksklusif di Puskesmas Kasihan I Bantul Yogyakarta

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU MENYUSUI DENGAN PEMBERIAN ASI PERTAMA (KOLOSTRUM) Dl RUMAH BERSALIN AN-NISSA SURAKARTA

KARYA TULIS ILMIAH. Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan ERLIAN AWAL SETIANI R

HUBUNGAN USIA, PARITAS DAN PEKERJAAN IBU HAMIL DENGAN BAYI BERAT LAHIR RENDAH

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BEKERJA TENTANG ASI PERAH TERHADAP PEMBERIAN ASI DI PUSKESMAS SIMPANG BARU

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN TINDAKAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BAHU KOTA MANADO TAHUN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013

Sri Janatri* STIKES Kota Sukabumi ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU DAN FAKTOR SOSIAL EKONOMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WOLAANG KECAMATAN LANGOWAN TIMUR

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU IBU BERSALIN TERHADAP METODE PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI RUMAH SAKIT KHUSUS IBU DAN ANAK KOTA BANDUNG

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Nifas Tentang Perawatan Payudara dengan Motivasi Menyusui di RSUD Datu Sanggul Rantau Tahun 2012

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Balita terhadap Tindakan Imunisasii Dasar Lengkap di Kelurahan Lambung Bukit Kota Padang Tahun 2014

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Diare merupakan penyakit dengan tanda - tanda perubahan frekuensi buang air

BAB I PENDAHULUAN. Program Millenium Development Goals (MDG s) yang terdiri dari delapan

225 Jurnal Kesehatan Ilmiah Nasuwakes Vol.7 No.2, November 2014,

Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Air Susu Ibu dan Pekerjaan Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan Fajar Bulan

HUBUNGAN ANTARA PEKERJAAN DAN PENDIDIKAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI

Selvina Ismalia Assegaf 2, Fitria Siswi Utami 3 INTISARI

HUBUNGAN ANTARA FREKUENSI MENYUSUI DENGAN KENAIKAN BERAT BADAN BAYI USIA 0-6 BULAN DI KELURAHAN JOYOSURAN SURAKARTA

Endah Retnani Wismaningsih Oktovina Rizky Indrasari Rully Andriani Institut Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri

ABSTRAK. Moch Erwin Jaya Sanjaya, Pembimbing: Evi Yuniawati, dr, MKM.

PENGARUH PIJAT OKSITOSIN PADA IBU NIFAS TERHADAP PRODUKSI ASI DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS NOGOSARI KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, STATUS PENDIDIKAN, DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE

EFEKTIFITAS PERAN KELOMPOK PENDUKUNG IBU TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI 0-6 BULAN DI PUSKESMAS PANDAK I BANTUL YOGYAKARTA 2011

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN DENGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG PEMBERIAN IMUNISASI

HUBUNGAN STATUS EKONOMI ORANGTUA DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BAKI SUKOHARJO NASKAH PUBLIKASI

Susmaneli, Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Pemberian ASI Eksklusif di Wilayah Kerja Puskesmas Rambah Hilir I Kabupaten Rokan Hulu 2013

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU, DUKUNGAN KELUARGA, DUKUNGAN LAYANAN KESEHATAN DENGAN POLA PEMBERIAN ASI

Kata Kunci: Sikap Ibu, Dukungan Suami, Pemberian ASI Eksklusif

TINGKAT PENDIDIKAN DAN PENGETAHUAN IBU DALAM PEMBERIAN SUSU FORMULA BAYI USIA DIBAWAH 6 BULAN DI PUSKESMAS BANGETAYU KOTA SEMARANG ABSTRACT

HUBUNGAN INISIASI MENYUSU DINI DENGAN KEBERHASILAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS MERGANGSAN YOGYAKARTA

KARAKTERISTIK IBU YANG TIDAK MEMBERIKAN ASI EKSKLUSIF

Transkripsi:

HUBUNGAN PRAKTEK INISIASI MENYUSU DINI DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI UMUR 0 12 BULAN Minarsih 1, Sri Adiningsih 2 1 Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga, Surabaya 2 Departemen Gizi Kesehatan, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Airlangga, Surabaya ABSTRAK Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan utama bagi bayi yang sangat dibutuhkan olehnya. Selain meningkatkan kesehatan dan kepandaian secara optimal, ASI juga membuat anak potensial memiliki emosi yang stabil, spiritual yang matang serta memiliki perkembangan sosial yang baik. Tetapi ternyata pemberian ASI belum dimanfaatkan secara optimal oleh ibu-ibu bahkan disinyalir ada kecenderungan semakin banyak ibu-ibu yang tidak memberikan ASI karena setelah melahirkan kebanyakan ibu ingin segera kembali bekerja. Penelitian ini merupakan penelitian observational dengan desain studi cross sectional. Populasi penelitian adalah seluruh ibu yang memiliki balita yang berada di wilayah kerja Puskesmas Pakis, Kota Surabaya. Sampel dalam penelitian ini merupakan bagian dari populasi penelitian yaitu ibu yang memiliki bayi berumur 0 12 bulan sebesar 92 responden. Responden yang melaksanakan praktek inisiasi menyusu dini dalam penelitian ini sebesar 29,3% sedangkan responden yang tidak melaksanakan praktek inisiasi menyusu dini sebesar 70,7%. Hasil penelitian menunjukkan terdapat korelasi negatif yang signifikan antara praktek inisiasi menyusu dini dengan kejadian diare. Pada bayi dengan inisiasi menyusu dini sangat jarang terkena diare. Hasil penelitian juga menunjukkan terdapat korelasi negatif antara praktek inisiasi menyusu dini dengan umur pertama kejadian diare. Bayi mengalami diare pertama kali pada umur tiga hari pada ibu yang tidak melaksanakan praktek inisiasi menyusu dini dan bayi mengalami diare pertama kali pada umur 90 hari pada ibu yang melaksanakan praktek inisiasi menyusu dini. Hasil penelitian ini menunjukkan perlu adanya peningkatan pengetahuan bahwa terdapat hubungan antara praktek inisiasi menyusu dini dengan kejadian diare dan umur pertama kejadian diare pada bayi. Pelaksanaan praktek inisiasi menyusu dini sebaiknya diteruskan dengan ASI eksklusif untuk mendapatkan manfaat yang optimal terutama untuk mencegah kejadian diare pada bayi. Kata kunci: inisiasi menyusu dini, diare ABSTRACT Breast milk is the first food choice of baby born but not all mothers have to practice since an hour when the baby born. A lot of mother in hurry start to work again and they live in kampoeng with a bad sanitation that influenced of health of the baby. Puskesmas (Health Center) in Surabaya introduce practice early breastfeeding to pregnant mother since 2009. Early breastfeeding practice which colostrums as antibody in breast milk can protect the baby from incident of diarrhea. This research aims to identify the relationship between early breastfeeding practice and diarrhea case of 0 12 months old babies in Pakis Health Center working area in Surabaya. The research was observational with cross-sectional design hold in sample of 92 mother who have baby 0 12 month old which obtained by simple random sampling method. Data collected was secondary data and primary data which was obtained by questionaire interview to baby s mother about knowledge, breastfeeding practice and incidence of diarrhea. Data analyzed by Chi Square test with α = 0.05. Dependent variables were diarrhea case and babies age of the fi rst diarhea case whereas independent variable was early breastfeeding practice. Research result showed that early breastfeeding practice could decrease baby s diarrhea case. It found signifi cant negative correlation in signifi cant of early breastfeeding practice and the incidence of diarrhea (ρ = 0.014 OR = 0.313). Baby with early breastfeeding practice very rare suffer from diarrhea. Result also showed negative correlation between early breastfeeding practice and the age of baby got diarrhea (ρ = 0.049 OR = 0.19). The baby have a fi rst diarrhea in three day of live if mother did not practice in early breastfeeding and baby got diarrhea in 90 day of live if mother practice in early breastfeeding. Conclusion is that there was relationship between early breastfeeding practice and babies diarrhea case. Recommendation is that knowledge improvement about early breastfeeding is needed therefore the benefi t can be obtained by baby as well as baby s mother. Keywords: early breastfeeding inisiation, diarrhea 6

Minarsih dkk., Hubungan Praktek Inisiasi 7 PENDAHULUAN ASI merupakan makanan utama bagi bayi yang sangat dibutuhkan olehnya. Selain meningkatkan kesehatan dan kepandaian secara optimal, ASI juga membuat anak potensial memiliki emosi yang stabil, spiritual yang matang serta memiliki perkembangan sosial yang baik. Tidak ada susu buatan manusia yang dapat mendekati apalagi menyamai keuntungan alami yang diberikan oleh ASI. Keuntungan ini tidak saja diperoleh bayi tetapi juga dirasakan oleh ibu, keluarga, masyarakat, negara bahkan lingkungan (Roesli, 2001). Meskipun keunggulan ASI telah diketahui namun hal tersebut perlu ditunjang oleh cara pemberian ASI yang benar misalnya pemberian ASI segera setelah lahir, pemanfaatan kolostrum dan makanan pendamping yang dimulai pada usia 6 bulan. Tetapi ternyata pemberian ASI belum dimanfaatkan secara optimal oleh ibu-ibu bahkan disinyalir ada kecenderungan semakin banyak ibuibu yang tidak memberikan ASI nya karena setelah melahirkan kebanyakan ibu ingin segera kembali bekerja. Salah satu faktor yang kemungkinan menjadi penyebab ibu tidak memberikan ASI eksklusif pada bayinya adalah karena kurangnya pengertian dan pengetahuan ibu tentang keunggulan ASI dan manfaat menyusui sehingga ibu-ibu mudah terpengaruh dan beralih kepada pemberian susu botol/susu formula/lainnya. Menurut data Dinas Kesehatan Kota Surabaya tahun 2008 (Dinkes Kota Surabaya, 2008), jumlah kasus diare di Puskesmas Pakis Kecamatan Sawahan Kota Surabaya menempati peringkat pertama yaitu sebesar 2.297 kasus, di mana sebesar 986 kasus terjadi pada balita. Puskesmas Pakis merupakan salah satu puskesmas yang memberikan pelayanan persalinan 24 jam dengan empat tempat tidur (4 TT), sembilan bidan, satu pembantu bidan dan satu dokter spesialis anak yang jaga setiap hari rabu. Kejadian diare disebabkan oleh berbagai faktor, diantaranya disebabkan oleh infeksi bakteri, parasit dan virus. Kuman penyebab diare biasanya menyebar melalui fecal-oral antara lain karena tidak memadainya penyediaan air bersih, kurangnya sarana kebersihan (misalnya pembuangan tinja), kebersihan perorangan dan lingkungan yang jelek, penyiapan dan penyimpanan makanan yang tidak higienis, pemberian MP-ASI terlalu dini dan gizi kurang (Mansjoer, 2001). Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan praktek inisiasi menyusu dini dan noninisiasi menyusu dini dengan kejadian diare pada bayi umur 0 12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Pakis Kecamatan Sawahan Kota Surabaya. METODE Penelitian ini merupakan penelitian observational dengan desain studi cross sectional. Populasi penelitian adalah seluruh ibu yang memiliki balita yang berada di wilayah kerja Puskesmas Pakis Kota Surabaya. Sampel dalam penelitian ini merupakan bagian dari populasi penelitian yaitu ibu yang memiliki bayi berumur 0 12 bulan, sebesar 92 responden. Cara pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling. Setiap ibu yang memiliki bayi berumur 0 12 bulan yang berada di wilayah kerja Puskesmas Pakis Kota Surabaya dapat memiliki kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Lokasi penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Pakis Kota Surabaya mulai bulan September 2009 Mei 2010. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dalam dua tahap yaitu: 1) analisis deskriptif dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dari masing-masing variabel penelitian dan 2) analisis hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat menggunakan uji chi square dengan α = 0,05. HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah penduduk di wilayah Puskesmas Pakis sampai akhir tahun 2009 adalah 39.821 jiwa, meliputi jumlah penduduk laki-laki sebanyak 49,9% (19.883 jiwa) dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 50,1% (19.939 jiwa). Jumlah penduduk menurut tabel proyeksi penduduk di wilayah Puskesmas Pakis tahun 2009 adalah balita sebanyak 2967 orang, WUS sebanyak 11.172 orang, PUS sebanyak 4.972 orang, ibu hamil sebanyak 620 orang, ibu bersalin sebanyak 569 orang sedangkan dari data khusus diperoleh angka ASI Eksklusif sebesar 149 orang atau sebesar 26,5% di mana hasil ini belum mencapai target

8 Media Gizi Indonesia, Vol. 9, No. 1 Januari Juni 2013: hlm. 6 12 Tabel 1. Distribusi Praktek Inisiasi Menyusu Dini di Wilayah Kerja Puskesmas Pakis Tahun 2010 Praktek Inisiasi Menyusui Dini Jumlah (n) Persen (%) 27 29,3 65 70,7 92 100,0 puskesmas yang mencapai 70%. Pada tahun 2009, diare merupakan penyakit terbanyak ketujuh di Puskesmas Pakis Kota Surabaya. Praktek Inisiasi Menyusu Dini () dalam penelitian ini adalah suatu proses menyusui yang dilakukan dalam waktu kurang dari 1 jam setelah melahirkan. Dalam proses ini, bayi baru lahir diletakkan diatas perut ibunya, bayi akan mulai bergerak sendiri mencari puting ibunya dan mulai menyusu sendiri. Hasil penelitian mengenai praktek inisiasi menyusu dini yang disajikan dalam Tabel 1 menunjukkan bahwa 70,7% responden tidak melaksanakan praktek inisiasi menyusu dini namun terdapat 27 orang responden yang melaksanakan praktek inisiasi menyusu dini atau sebesar 29,3%. Distribusi silang umur responden yang diklasifikasikan menjadi kurang dari 20 tahun, 20 sampai dengan 30 tahun dan lebih dari 30 tahun terhadap praktek inisiasi menyusu dini dapat dilihat pada Tabel 2. Berdasarkan Tabel 2 dapat diketahui bahwa responden yang melaksanakan terbanyak terdapat pada kelompok umur 20 30 tahun sebanyak 18 orang atau 66,7%. Namun juga ditemukan responden yang berumur kurang dari 20 tahun dan melaksanakan praktek sebanyak 1 orang atau 3,7% sedangkan pada kelompok non- terbesar terdapat pada kelompok umur 20 30 tahun sebesar 64,6%. Distribusi silang jenis pekerjaan responden yang di klasifikasikan menjadi PNS, pegawai swasta, wiraswasta dan ibu rumah tangga terhadap praktek inisiasi menyusu dini dapat dilihat pada Tabel 3. Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa responden yang melaksanakan praktek terbanyak terdapat pada ibu rumah tangga sebanyak 19 orang atau 70,4% sedangkan praktek paling sedikit terdapat pada responden yang Tabel 2. Distribusi Silang Umur Responden dan Praktek di Wilayah Kerja Puskesmas Pakis Tahun 2010 Praktek Kelompok Umur Responden < 20 tahun 1 3,7 0 0,0 1 1,1 20 30 tahun 18 66,7 42 64,6 60 65,2 > 30 tahun 8 29,6 23 35,4 31 33,7 27 29,3 65 70,7 92 100,0 Tabel 3. Distribusi Silang Jenis Pekerjaan Responden dan Praktek di Wilayah Kerja Puskesmas Pakis Tahun 2010 Praktek Jenis Pekerjaan Responden PNS 2 7,4 5 7,7 7 7,6 Pegawai Swasta 5 18,5 20 30,8 25 27,2 Wiraswasta 1 3,7 7 10,8 8 8,7 Ibu Rumah Tangga 19 70,4 33 50,8 52 56,5 27 29,3 65 70,7 92 100,0

Minarsih dkk., Hubungan Praktek Inisiasi 9 Tabel 4. Distribusi Silang Tingkat Pendidikan Responden dan Praktek di Wilayah Kerja Puskesmas Pakis Tahun 2010 Tingkat Pendidikan Responden Praktek Tinggi 6 22,2 14 21,5 20 21,7 Sedang 18 66,7 44 67,7 62 67,4 Rendah 3 11,1 7 10,8 10 10,9 27 29,3 65 70,7 92 100 Tabel 5. Distribusi Silang Tingkat Pengetahuan Responden tentang ASI dan Praktek di Wilayah Kerja Puskesmas Pakis Tahun 2010 Tingkat Pengetahuan Responden Praktek N % Baik 6 22,2 13 20,0 19 20,7 Sedang 11 40,7 27 41,5 38 41,3 Kurang 10 37,0 25 38,5 35 38,0 27 29,3 65 70,7 92 100 Tabel 6. Distribusi Silang Sikap Responden terhadap ASI dan Praktek di Wilayah Kerja Puskesmas Pakis Tahun 2010 Sikap Responden Praktek N % Baik 19 70,4 47 72,3 66 71,7 Sedang 8 29,6 17 26,2 25 27,2 Kurang 0 0,0 1 1,5 1 1,1 27 29,3 65 70,7 92 100 bekerja sebagai wiraswasta sebanyak 1 orang atau sebesar 3,7%. Pada kelompok non- terbesar terdapat pada ibu rumah tangga sebesar 50,8%. Distribusi silang tingkat pendidikan responden yang diklasifikasikan menjadi tingkat pendidikan tinggi (Akademi, PT), tingkat pendidikan sedang (tamat SMP, tamat SMA) dan tingkat pendidikan rendah (tidak sekolah, tidak tamat SD, tamat SD) dengan praktek inisiasi menyusu dini dapat dilihat pada Tabel 4. Berdasarkan Tabel 4 dapat diketahui bahwa responden yang melaksanakan praktek terbanyak terdapat pada responden dengan tingkat pendidikan sedang sebanyak 18 orang atau sebesar 66,7% sedangkan praktek pada responden dengan pendidikan rendah sebanyak 3 orang atau sebesar 11,1%. Pada kelompok non- terbanyak terdapat pada responden dengan tingkat pendidikan sedang sebesar 67,7%. Pengetahuan responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini dapat dilihat dari kemampuan responden dalam menjawab pertanyaan mengenai jenis makanan yang sebaiknya diberikan pada bayi umur 0 6 bulan, inisiasi menyusu dini dan manfaat ASI terutama ASI yang pertama kali keluar (kolostrum). Tingkat pengetahuan diklasifikasikan menjadi tiga yaitu baik, sedang dan kurang. Tingkat pengetahuan baik jika lebih dari 80% jawaban benar, tingkat pengetahuan sedang jika 60 80% jawaban benar dan tingkat pengetahuan kurang jika kurang dari 60% jawaban benar.

10 Media Gizi Indonesia, Vol. 9, No. 1 Januari Juni 2013: hlm. 6 12 Tabel 7. Distribusi Silang Latar Belakang Sosial Budaya Responden dan Praktek di Wilayah Kerja Puskesmas Pakis Tahun 2010 Latar Belakang Sosial-Budaya Responden Praktek Mendapat pengaruh keluarga 14 51,9 31 47,7 45 48,9 Tidak mendapat pengaruh keluarga 13 48,1 34 52,3 47 51,1 27 29,3 65 70,7 92 100,0 Tabel 8. Distribusi Silang Berdasarkan Praktek Inisiasi Menyusu Dini dan Kejadian Diare di Wilayah Kerja Puskesmas Pakis Tahun 2010 Kejadian diare pada bayi Praktek Pernah 9 33,3 40 61,5 49 53,3 Tidak pernah 18 66,7 25 38,5 43 46,7 27 29,3 65 70,7 92 100,0 Berdasarkan Tabel 5 dapat diketahui bahwa pada responden yang memiliki pengetahuan kurang terdapat 10 orang atau sebesar 37,0% yang melaksanakan praktek. Pada kelompok non- terdapat 38,5% responden yang berpengetahuan kurang dan 41,5% responden yang berpengetahuan sedang. Sikap responden terhadap pemberian ASI diklasifikasikan menjadi tiga yaitu baik, sedang dan kurang di mana sikap baik jika skor lebih dari 80% dari skor maksimal, sikap sedang jika skor 60 80% dari skor maksimal dan sikap kurang jika skor kurang dari 60% dari skor maksimal. Berdasarkan Tabel 6 dapat diketahui bahwa pada responden yang memiliki sikap sedang terdapat 8 orang atau sebesar 29,6% yang melaksanakan praktek. Namun pada kelompok non- terbanyak terdapat pada responden yang memiliki sikap baik terhadap pemberian ASI sebesar 72,3%. Latar belakang sosial budaya responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini dapat dilihat dari pernyataan responden dalam menjawab pertanyaan mengenai sosial budaya yang diberikan. Distribusi silang antara latar belakang sosial budaya responden dengan praktek inisiasi menyusu disajikan dalam Tabel 7. Berdasarkan Tabel 7 dapat diketahui bahwa responden yang melaksanakan praktek terbanyak terdapat pada responden yang mendapat pengaruh dari keluarga sebanyak 14 orang atau sebesar 51,9% sedangkan pada kelompok non- terbanyak terdapat pada responden yang tidak mendapat pengaruh dari keluarga sebesar 52,3%. Tabel 8 memperlihatkan bahwa sebagian besar responden yang melaksanakan bayinya tidak pernah mengalami diare sebanyak 18 orang atau 66,7% sedangkan pada responden yang tidak melaksanakan sebagian besar bayinya pernah mengalami diare sebanyak 40 orang atau 61,5%. Hasil uji Chi- Square menunjukkan nilai ρ sebesar 0,014 (ρ < = 0,05), artinya ada hubungan antara praktek inisiasi menyusu dini dengan kejadian diare pada bayi umur 0 12 bulan. Untuk nilai Phi = 0,257 berarti hubungan yang ada bersifat negatif dan hubungan yang terjadi antara variabel praktek dan kejadian diare adalah lemah. Berdasarkan hasil analisis data dengan Risk Estimate didapatkan Odds Ratio (OR) = 0,313 yang berarti pada bayi yang tidak melakukan praktek inisiasi menyusu dini mempunyai risiko terkena diare 0,313 kali lebih besar dari bayi yang melakukan praktek inisiasi menyusu dini. Hasil

Minarsih dkk., Hubungan Praktek Inisiasi 11 Tabel 9. Distribusi Silang Berdasarkan Praktek Inisiasi Menyusu Dini dan Umur Pertama Kejadian Diare di Wilayah Kerja Puskesmas Pakis Tahun 2010 Umur Pertama Kejadian Diare pada Bayi Praktek 3 hari 0 0 1 2,5 1 2 21 hari 0 0 3 7,5 3 6,1 30 hari 0 0 3 7,5 3 6,1 60 hari 0 0 5 12,5 5 10,2 90 hari 1 11,1 6 15 7 14,3 120 hari 1 11,1 6 15 7 14,3 150 hari 1 11,1 2 5 3 6,1 180 hari 3 33,3 3 7,5 6 12,2 > 180 hari 3 33,3 11 27,5 14 28,6 9 18,4 40 81,6 49 100,0 penelitian tersebut sesuai dengan Rosita (2008) bahwa bayi yang segera disusui setelah lahir akan mendapatkan kolostrum yang kaya akan antibodi yang berarti bayi memperoleh imunisasinya yang pertama. Kolostrum juga mengandung faktor pertumbuhan yang membantu usus bayi berfungsi secara efektif sehingga mikroorganisme dan penyebab alergi lain lebih sulit untuk masuk ke tubuh bayi. Menurut Mustofa (2006), kolostrum memiliki sistem kekebalan tubuh atau sel pertahanan tubuh yang dibutuhkan bayi yang dapat mempertahankan dan melindungi tubuh bayi dari penyakit infeksi. Menurut Depkes RI (2007), kolostrum mengandung zat antibodi, sel darah putih dan vitamin A yang berfungsi untuk mencegah bayi terkena infeksi. Responden yang melaksanakan praktek, umur pertama kejadian diare adalah 90 hari sebanyak 1 orang atau sebesar 11,1% dan terus bertambah banyak pada pertambahan umur sedangkan pada responden yang tidak melaksanakan praktek umur pertama kejadian diare adalah 3 hari sebanyak 1 orang atau sebesar 2,5% dan terus bertambah banyak pada pertambahan umur. Untuk memenuhi syarat uji Chi Square maka umur pertama kejadian diare dikelompokkan menjadi kurang dari 6 bulan dan lebih dari 6 bulan. Hasil uji Chi Square menunjukkan sebesar 25% dari semua sampel yang ada memiliki frekuensi harapan kurang dari 5 sehingga uji yang digunakan adalah uji Fisher s Exact. Berdasarkan hasil uji Fisher s Exact diperoleh nilai ρ sebesar 0,049 (ρ < = 0,05), artinya ada hubungan antara praktek inisiasi menyusu dini dengan umur pertama kejadian diare pada bayi umur 0 12 bulan. Untuk nilai Phi = 0,319 berarti hubungan yang ada bersifat negatif dan hubungan yang terjadi antara variabel praktek dan umur pertama kejadian diare adalah lemah. Hal ini sesuai dengan penelitian terbaru di salah satu negara yang dikenal rawan malnutrisi, Ghana yakni seorang ibu yang melahirkan anak kembar, salah satunya langsung disusukan ke payudara ibu dan yang satunya lagi tidak. Hasilnya menunjukkan bahwa bayi yang disusui dalam satu jam pertama kehidupannya memiliki kesempatan hidup dan lebih mampu bertahan dibandingkan bayi yang tidak segera disusui. Bayi-bayi yang tidak diberi ASI pada hari pertama kehidupannya berpotensi 2,5 kali lebih tinggi untuk gagal menjalani hidup atau meninggal (Rosita, 2008). Kolostrum dihasilkan pada saat sistem pertahanan tubuh bayi paling rendah yaitu sesaat setelah bayi dilahirkan. Hal ini berarti bahwa kolostrum merupakan imunisasi pertama yang diterima oleh bayi. ASI akan merangsang pembentukan daya tahan tubuh bayi sehingga ASI berfungsi pula sebagai imunisasi aktif (Roesli, 2005).

12 Media Gizi Indonesia, Vol. 9, No. 1 Januari Juni 2013: hlm. 6 12 KESIMPULAN Responden yang melaksanakan praktek inisiasi menyusu dini dalam penelitian ini sebesar 29,3% sedangkan responden yang tidak melaksanakan praktek inisiasi menyusu dini sebesar 70,7%. Hasil penelitian menunjukkan terdapat korelasi negatif yang signifikan antara praktek inisiasi menyusu dini dengan kejadian diare. Pada bayi dengan inisiasi menyusu dini sangat jarang terkena diare. Hasil penelitian juga menunjukkan terdapat korelasi negatif antara praktek inisiasi menyusu dini dengan umur pertama kejadian diare. Bayi mengalami diare pertama kali pada umur tiga hari pada ibu yang tidak melaksanakan praktek inisiasi menyusu dini dan bayi mengalami diare pertama kali pada umur 90 hari pada ibu yang melaksanakan praktek inisiasi menyusu dini. SARAN Diperlukan adanya peningkatan pengetahuan bahwa terdapat hubungan antara praktek inisiasi menyusu dini dengan kejadian diare dan umur pertama kejadian diare pada bayi. Pelaksanaan praktek inisiasi menyusu dini sebaiknya diteruskan dengan ASI eksklusif untuk mendapatkan manfaat yang optimal terutama untuk mencegah kejadian diare pada bayi. DAFTAR PUSTAKA Depkes RI. 2007. Pelatihan Koseling Menyusui. Jakarta: Ditjen Bina Kesehatan Masyarakat. Dinkes Kota Surabaya. 2008. Profil Kesehatan Kota Surabaya. Surabaya. Mansjoer, A. 2001. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1. Jakarta: Media Aesculapius FK-UI. Mustofa, A Zaenal. 2006. Refl eksi World Breast feeding Week, Wanita Karier, ASI dan ASPI. http//www.waspada.co.id (Sitasi 25 Mei 2006). Roesli, Utami. 2001. Mengenal ASI Eksklusif. Jakarta: Trubus Agriwidya. Roesli, Utami. 2005. Panduan Praktis Menyusui. Jakarta: Puspa Swara. Rosita, Syarifah. 2008. ASI Untuk Kecerdasan Bayi. Yogyakarta: Ayyana.