PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 17 TAHUN 2006 TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG KOTA HAURGEULIS KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN

dokumen-dokumen yang mirip
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 34 TAHUN : 2000 SERI : D. 24 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II INDRAMAYU NOMOR : 2 TAHUN 1996

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR: 39 TAHUN : 2000 SERI : D.29 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II INDRAMAYU NOMOR : 5 TAHUN 1997

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2005 NOMOR : 11 PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 11 TAHUN 2005 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR: 37 TAHUN : 2000 SERI : D.27 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II INDRAMAYU NOMOR : 24 TAHUN 1996

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR: 42 TAHUN : 2000 SERI : D.32 PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II INDRAMAYU NOMOR : 26 TAHUN 1998

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KUTAI NOMOR 20 TAHUN 1997 T E N T A N G

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 27 TAHUN 2001 TENTANG GARIS SEMPADAN SUNGAI, DAERAH MANFAAT SUNGAI, DAERAH PENGUASAAN SUNGAI DAN BEKAS SUNGAI

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN MURUNG RAYA

PERATURAN DAERAH KOTA PRABUMULIH NOMOR 3 TAHUN 2004 TENTANG RENCANA UMUM TATA RUANG KOTA PRABUMULIH TAHUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA BARAT

BUPATI NGAWI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 13 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN ILIR NOMOR : 10 TAHUN 2008

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR : 29 TAHUN 2003 T E N T A NG KEBERSIHAN, KEINDAHAN DAN KELESTARIAN LINGKUNGAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

LEMBARAN DAERAH KOTA BEKASI

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 5 TAHUN 2006 TENTANG HUTAN KOTA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA,

PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG GARIS SEMPADAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARA ENIM NOMOR 15 TAHUN 2002 TENTANG RENCANA TATA RUANG KAWASAN INDUSTRI KECAMATAN GELUMBANG KABUPATEN MUARA ENIM

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR : 81 TAHUN 2001 SERI B PERATURAN DAERAH KABUPATEN LEBAK NOMOR 44 TAHUN 2001 TENTANG

BUPATI GARUT PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG IZIN PENGGUNAAN PEMANFAATAN TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PEMERINTAH KABUPATEN SRAGEN

PEMERINTAH KOTA PANGKALPINANG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 2 TAHUN 2009 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI INDRAMAYU,

PEMERINTAH KOTA PEKALONGAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS PERUMAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEPULAUAN SELAYAR NOMOR 8 TAHUN 2009 TENTANG GARIS SEMPADAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARAWANG NOMOR : 9 TAHUN 2009 TENTANG PENYERAHAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN

PEMERINTAH KABUPATEN MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MADIUN NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG IZIN MENDIRIKAN BANGUNAN

BUPATI BALANGAN PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BALANGAN NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG IZIN LOKASI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

7. Undang-Undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, tambahan Lembaran Negara

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 7 TAHUN 2012 PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG IZIN LOKASI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 21 TAHUN 2001 SERI D.3 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 20 TAHUN 2001 TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA TANGERANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PENYERAHAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS PERUMAHAN DAN PERMUKIMAN DI KOTA TANGERANG

PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 03 TAHUN 2005 TENTANG DENDA PEMAKAIAN JALAN BUKAN UNTUK KEPERLUAN LALU LINTAS DALAM KOTA PANGKALPINANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

4. Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1965 tentang Pembentukan Kabupaten Daerah Tingkat II Batang dengan mengubah Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang

PERATURAN DAERAH KOTA PALOPO Nomor 7 Tahun 2008

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 19 TAHUN 2009 TENTANG GARIS SEMPADAN DI KABUPATEN TAPIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI TAPIN,

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PENAMAAN JALAN DAN GEDUNG PEMERINTAH DAERAH

PEMERINTAH KABUPATEN LUMAJANG

PEMERINTAH KABUPATEN BARITO UTARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN BARITO UTARA NOMOR 1 TAHUN 2005 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG NOMOR 4 TAHUN 2012

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2002 NOMOR 53 SERI E

BUPATI KLATEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KLATEN NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PENYERAHAN PRASARANA, SARANA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAROS NOMOR 02 TAHUN 2006 TENTANG PENATAAN PEDAGANG KAKI LIMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KABUPATEN MAROS

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 11 TAHUN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEGAL NOMOR 08 TAHUN 2005 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 19 TAHUN 2012 TENTANG PENYERAHAN ASET BANGUNAN DAN LINGKUNGAN DARI PENGEMBANG KEPADA PEMERINTAH DAERAH

PERATURAN DAERAH KOTA TASIKMALAYA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

20. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 1991 tentang Sungai (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3445 Tahun 1991);

PEMERINTAH KABUPATEN LAMONGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 10 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN LAMONGAN

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 46 TAHUN : 2004 SERI : D PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 9 TAHUN 2004 TENTANG

BUPATI BANYUWANGI PROVINSI JAWA TIMUR

- 1 - WALIKOTA MADIUN SALINAN PERATURAN DAERAH KOTA MADIUN NOMOR 09 TAHUN 2013 TENTANG ANALISIS DAMPAK LALU LINTAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Menimbang : Mengingat :

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 16 TAHUN 2008 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 18 TAHUN 2009 TENTANG IZIN PERUNTUKAN PENGGUNAAN TANAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 16 TAHUN 2005 TENTANG USAHA PERIKANAN DI KABUPATEN INDRAMAYU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 03 TAHUN 2002 TENTANG PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

PEMERINTAH KABUPATEN LUWU UTARA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMBAWA NOMOR 22 TAHUN 2005 TENTANG PENGAWASAN DAN PENGENDALIAN PEREDARAN DAN PENJUALAN MINUMAN BERALKOHOL

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA PEDAGANG KAKI LIMA

SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG PEMBERIAN IZIN LOKASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANGKA,

PEMERINTAH KABUPATEN BOJONEGORO

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 7 TAHUN 2014 TENTANG PENAMAAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MEHA ESA

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 07 TAHUN 2002 TENTANG RUMAH SUSUN DALAM WILAYAH KOTA TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA TARAKAN,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR : 27 TAHUN 2001 TENTANG PENGELOLAAN KEBERSIHAN DI KOTA BANDUNG

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MUARA ENIM NOMOR 13 TAHUN 2007 TENTANG PENGGUNAAN JALAN BAGI KENDARAAN YANG MELEBIHI MUATAN SUMBU TERBERAT

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 17 TAHUN 2003 TENTANG PENATAAN BANGUNAN DI KAWASAN PANTAI TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH K A B U P A T E N B A N D U N G PENYEDIAAN TANAH UNTUK PEMAKAMAN UMUM OLEH PERUSAHAAN PEMBANGUNAN PERUMAHAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA NOMOR 10 TAHUN 2001 T E N T A N G

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TABALONG NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGGAMUS NOMOR : 49 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANGGAMUS NOMOR : 02 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR : 10 TAHUN 2008 SERI : E NOMOR : 5

LEMBARAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR : 14 TAHUN : 2003 SERI :E PERATURAN DAERAH KOTA CIMAHI NOMOR 14 TAHUN 2003 TENTANG

BUPATI GOWA PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN GOWA NOMOR 03 TAHUN 2014 TENTANG PENERTIBAN PENGGUNAAN DAN PEMANFAATAN TANAH NEGARA

PERATURAN DAERAH KOTA TARAKAN NOMOR 08 TAHUN 2003 TENTANG PENATAAN LAHAN PERTAMBAKAN DI WILAYAH TARAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL (Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul) Nomor : 3 Tahun : 2003 Seri : E

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENYEDIAAN DAN PENYERAHAN PRASARANA, SARANA DAN UTILITAS PADA KAWASAN PERUMAHAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR : 7 TAHUN 2006 SERI : C NOMOR : 2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI NOMOR 7 TAHUN 2006 T E N T A N G

Transkripsi:

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 17 TAHUN 2006 TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG KOTA HAURGEULIS KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2004-2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI INDRAMAYU, Menimbang : a. bahwa dalam upaya meningkatkan optimalisasi ketataruangan kota Haurgeulis untuk mewujudkan keterpaduan pembangunan antar sektor, antar bagian wilayah kota dan antar pelaku, maka pengembangan dan pembangunan kota Haurgeulis harus ditata kembali sesuai dengan potensi dan karakteristik wilayah kota dimaksud; b. bahwa Peraturan Daerah Kabupaten Indramayu Nomor 16 Tahun 2006 tentang Rencana Umum Tata Ruang Kota Haurgeulis Tahun 2004-2013, telah memberikan dasar-dasar kebijakan secara umum tentang pembangunan kota Haurgeulis, oleh karena itu agar pemanfaatan tata ruang kota dapat digunakan secara optimal, maka perlu ditindak lanjuti dengan Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Haurgeulis; c. bahwa sehubungan dengan pertimbangan sebagaimana tersebut pada huruf a, dan b di atas, maka dipandang perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) Haurgeulis Kabupaten Indramayu Tahun 2004 2013 ; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah - Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Barat ( Berita Negara Republik Indonesia Tahun 1950 ); 2. Undang - Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok - pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2013) ; 3. Undang - Undang Nomor 8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 76, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3209);

2 4. Undang - Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3274); 5. Undang - Undang Nomor 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 78, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3427); 6. Undang - Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Pemukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3469 ); 7. Undang - Undang Nomor 24 Tahun 1992 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3501); 8. Undang - Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1997 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3699); 9. Undang - Undang Nomor 28 Tahun 2002 tentang Bangunan Gedung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 134, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4247); 10. Undang - Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4379); 11. Undang - Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang Undangan ( Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 12. Undang - Undang Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 85, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4411); 13. Undang - Undang Nomor 19 Tahun 2004 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang - Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang - Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan Menjadi Undang - Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4412); 14. Undang - Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421);

3 15. Undang - Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437); 16. Undang - Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438); 17. Undang - Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4444); 18. Peraturan Pemerintah Nomor 22 Tahun 1982 tentang Tata Pengaturan Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1982 Nomor 37, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3225); 19. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1985 tentang Perlindungan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 39, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3294); 20. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 1988 tentang Koordinasi Kegiatan Instansi Vertikal di Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1988 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3373 ); 21. Peraturan Pemerintah Nomor 62 Tahun 1998 tentang Penyerahan Urusan Sebagian Pemerintahan di Bidang Kehutanan Kepada Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1998 Nomor 106, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3769); 22. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3838); 23. Peraturan Pemerintah Nomor 77 Tahun 2001 tentang Irigasi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2001 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3226); 25. Peraturan Daerah Kabupaten Indramayu Nomor 14 Tahun 2002 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) (Lembaran Daerah Kabupaten Indramayu Nomor 28 Tahun 2002 Seri : D.11); 26. Peraturan Daerah Kabupaten Indramayu Nomor 19 Tahun 2002 tentang Penataan dan Pembentukan Lembaga Perangkat Daerah Kabupaten Indramayu (Lembaran Daerah Kabupaten Indramayu Nomor 36 Tahun 2002 Seri : D.1);

4 27. Peraturan Daerah Kabupaten Indramayu Nomor 3 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pembuatan Peraturan Daerah Kabupaten Indramayu (Lembaran Daerah Kabupaten Indramayu Nomor 3 Tahun 2006 Seri : E.2); 28. Peraturan Daerah Kabupaten Indramayu Nomor 5 Tahun 2006 tentang Pedoman Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Indramayu (Lembaran Daerah Kabupaten Indramayu Nomor 5 Tahun 2006 seri : E.4); 29.Peraturan Daerah Kabupaten Indramayu Nomor 6 Tahun 2006 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Indramayu 2006 2010 (Lembaran Daerah Kabupaten Indramayu Nomor 6 Tahun 2006 seri : E.5); 30.Peraturan Daerah Kabupaten Indramayu Nomor 17 Tahun 2006 tentang Rencana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) Haurgeulis Kabupaten Indramayu 2004 2013 (Lembaran Daerah Kabupaten Indramayu Nomor 17 Tahun 2006 Seri E.10); Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU dan BUPATI INDRAMAYU MEMUTUSKAN : Memperhatikan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU TENTANG RENCANA DETAIL TATA RUANG KOTA (RDTRK) HAURGEULIS KABUPATEN INDRAMAYU TAHUN 2004-2013 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Indramayu. 2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah. 3. Bupati adalah Bupati Indramayu. 4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah yang selanjutnya disebut DPRD adalah Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Indramayu sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah. 5. Dinas Pertanahan adalah Dinas Pertanahan Kabupaten Indramayu.

5 6. Kepala Dinas adalah Kepala Dinas Pertanahan Kabupaten Indramayu. 7. Kota adalah Pusat pemukiman dan kegiatan penduduk yang mempunyai batas wilayah administratif yang diatur dalam peraturan perundang-undangan serta pemukiman yang telah memperlihatkan watak dan ciri kehidupan kekotaan. 8. Wilayah perencanaan adalah Bagian Wilayah Kota A sebagai pusat kawasan perdagangan dan jasa (komersil) pelayanan skala regional dan Bagian Wilayah Kota B sebagai pusat pemerintahan dan pelayanan skala sub wilayah pengembangan pembangunan yang meliputi beberapa desa yang ada di kecamatan Haurgeulis, yang terdiri dari : a. Desa Cipancuh ; b. Desa Haurgeulis ; c. Desa Kertanegara ; d. Desa Mekarjati ; e. Desa Sukajati ; f. Desa Wanakaya ; g. Desa Karangtumaritis ; h. Desa Sumber Mulya ; i. Desa Sidadadi. 9. Rencana Detail Tata Ruang Kota Haurgeulis yang selanjutnya disebut RDTRK Haurgeulis adalah Rencana Detail Tata Ruang Kota Haurgeulis yang memuat mengenai penetapan fungsi bagian-bagian wilayah kota yang pada hakekatnya merupakan pengarahan lokasi dari berbagai kegiatan yang mempunyai kesamaan fungsi maupun lingkungan pemukiman dengan karakteristik tertentu. 10. Lahan adalah bidang permukaan tanah yang dipergunakan untuk suatu jenis pemanfaatan tertentu. 11. Kawasan adalah Wilayah dengan fungsi utama lindung atau budidaya. 12. Prasarana adalah kelengkapan dasar yang diperlukan untuk mengembangkan suatu lingkungan seperti jalan, saluran, listrik dan sejenisnya. 13. Sarana adalah kelengkapan umum yang dimaksud untuk pelayanan masyarakat lingkungan dalam kehidupan sehari-hari seperti sekolah, klinik, dan sejenisnya. 14. Jalan Arteri Sekunder adalah jalan yang melayani angkutan umum bagi fungsi sekunder dengan ciri-ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi dan jumlah jalan masuk dibatasi secara efisien. 15. Jalan Kolektor Primer adalah jalan yang melayani angkutan pengumpulan /pembagian bagi fungsi primer dengan ciri-ciri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang dan jumlah jalan masuk dibatasi. 16. Jalan Lokal Sekunder adalah jalan yang melayani angkutan setempat dengan ciri-ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi. 17. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) adalah Prosentase yang merupakan perbandingan antara luas lahan yang boleh dibangun dengan persil keseluruhan. 18. Koefisien Lantai Bangunan (KLB) adalah angka yang menunjukan perbandingan antara luas lantai yang boleh dibangun dengan luas persil keseluruhan.

6 19. Garis Sempadan Bangunan adalah garis yang pada pendirian bangunan kearah jalan yang berbatasan, diatas permukaan tanah tidak boleh dilampaui kecuali mengenai pagar-pagar pekarangan. 20. Bagian Wilayah Kota yang selanjutnya disingkat BWK adalah Bagian Wilayah Kota yang memiliki fungsi pengembangan tertentu, bertujuan untuk terciptanya sistem distribusi ruang kota optimal. BAB II RENCANA DETAIL TATA RUANG KOTA HAURGEULIS Pasal 2 Maksud Rencana Detail Tata Ruang Kota Haurgeulis adalah : a. Mengarahkan pembangunan kota Haurgeulis yang lebih tegas dalam upaya mengendalikan, pengawasan pelaksanaan pembangunan fisik untuk masing-masing bagian wilayah kota secara terukur, baik kualitas maupun kuantitas; b. Membantu untuk mempermudah menyusun Rencana Ruang Kota Haurgeulis dan menyusun program-program pembangunan kota jangka menengah maupun kegiatankegiatan tahunan pada masing-masing bagian wilayah kota yang diprioritaskan pembangunannya; c. Dapat menjadi pedoman penyusunan Rencana Teknis Ruang Kota Haurgeulis, pemberian advise planning dan pedoman perencanaan teknis prasarana. Pasal 3 Tujuan Rencana Detail Tata Ruang Kota Haurgeulis adalah : a. Menciptakan keseimbangan dan kelestarian lingkungan permukiman yang pada prinsipnya merupakan upaya dalam menciptakan keserasian dan keseimbangan fungsi dan intensitas penggunaan lahan dalam bagian wilayah kota; b. Menciptakan keserasian lingkungan permukiman dan kegiatan kota yang merupakan usaha menciptakan hubungan yang serasi antara manusia dan lingkungannya; c. Meningkatkan daya guna dan hasil guna pelayanan yang merupakan usaha pemanfaatan ruang secara optimal. Pasal 4 Ruang Lingkup Wilayah Perencanaan dalam Rencana Detail Tata Ruang Kota Haurgeulis ini meliputi bagian wilayah kota, yaitu : a. BWK A sebagai pusat kawasan perdagangan dan jasa (komersial) pelayanan skala regional dengan luas lahan sebesar 1.030,88 Ha, meliputi sebagian Desa Karangtumaritis, sebagian Desa Wanakaya, sebagian Desa Kertanegara, sebagian Desa Sukajati, dan sebagian Desa Haurgeulis; b. BWK B sebagai pusat pemerintahan dan pelayanan umum skala sub wilayah pengembangan pembangunan dengan luas lahan sebesar 1.044,43 Ha, meliputi sebagian Desa Sumbermulya, sebagian Desa Cipancuh, sebagian Desa Sidadadi, sebagian Desa Mekarjati, dan sebagian Desa Kertanegara.

7 Pasal 5 Kepadatan penduduk tiap-tiap BWK prediksi tahun 2014: a. BWK A (Pusat Kota) daya tampung penduduk 76.760 jiwa dengan kepadatan 71 jiwa/ha; b. BWK B daya tampung penduduk 34.945 jiwa dengan kepadatan 17 jiwa/ha; Pasal 6 Pola pemanfaatan ruang pada tiap bagian wilayah kota, meliputi : a. BWK A (BWK Pusat Kota) diarahkan untuk : 1. Pengembangan perumahan kepadatan tinggi; 2. Pengembangan kawasan perdagangan dan jasa (kawasan komersial) yang memiliki skala pelayanan regional ; 3. Pengembangan fasilitas pendidikan yang berupa pengembangan TK,SLTP dan SLTA; 4. Pengembangan fasilitas kesehatan (puskesmas, balai pengobatan dan RS bersalin) ; 5. Mempertahankan fasilitas pemerintahan skala kecamatan yang telah ada ; 6. Meningkatkan dan menata fasilitas peribadatan; 7. Pengembangan dan peningkatan stasiun kereta api; 8. Pengembangan dan peningkatan terminal; 9. Pengembangan fasilitas olah raga dan ruang terbuka hijau berupa taman kota, taman - taman bermain, lapangan olah raga terbuka dan GOR serta pemanfaatan ruang untuk pengembangan utilitas kota. b. BWK B diarahkan untuk : 1. Pengembangan perumahan kepadatan sedang; 2. Pengembangan fasilitas pemerintahan dan pelayanan umum skala SWPP; 3. Rencana pembangunan sub terminal agrobisnis; 4. Rencana pemanfaatan ruang untuk rumah potong hewan; 5. Pengembangan fasilitas kesehatan (rumah sakit umum, balai pengobatan dan rumah sakit bersalin) ; 6. Pengembangan fasilitas pendidikan yang berupa pengembangan TK,SLTP dan SLTA; 7. Pengembangan fasilitas olah raga (sport centre) dan gedung olah raga ; 8. Fasilitas perdagangan dan jasa skala pelayanan lingkungan ; 9. Serta pemanfaatan ruang pengembangan utilitas kota. Pasal 7 Rencana luas penggunaan lahan menurut wilayah perencanaan bagian wilayah kota: a. BWK A (Pusat Kota) meliputi : 1. Perumahan 484.60 Ha ; 2. Fasilitas Perdagangan.16.75 Ha ; 3. Fasilitas Pendidikan..11.66 Ha ; 4. Fasilitas Kesehatan.. 4.53 Ha ; 5. Fasilitas Olah Raga dan Rekreasi..20.34 Ha ; 6. Fasilitas Peribadatan 2.35 Ha ; 7. Fasilitas Pemerintahan. 0.97 Ha ; 8. Jaringan Jalan 180.40 Ha ; 9. Ruang Terbuka Hijau (RTH) 309.26 Ha.

8 b. BWK B meliputi : 1. Perumahan 485.02 Ha ; 2. Fasilitas Perdagangan. 5.99 Ha ; 3. Fasilitas Pendidikan 5.31 Ha ; 4. Fasilitas Kesehatan.. 2.06 Ha ; 5. Fasilitas Olah Raga dan Rekreasi 9.26 Ha ; 6. Fasilitas Peribadatan. 1.07 Ha ; 7. Fasilitas Pemerintahan. 0.44 Ha ; 8. Jaringan Jalan. 169.71 Ha ; 9. Ruang Terbuka Hijau (RTH).365.56 Ha ; Pasal 8 Penentuan Koefisien Dasar Bangunan (KDB) kawasan perencanaan disesuaikan dengan kondisi eksisting wilayah perencanaan kota meliputi : a. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) Sangat Tinggi.. > 75% ; b. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) Tinggi.. 60% - 70% ; c. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) Sedang 30% - 60% ; d. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) Rendah.. < 30%. Pasal 9 Penentuan Intensitas pemanfaatan ruang yang akan dikembangkan di wilayah perencanaan meliputi : a. Kawasan perdagangan dan jasa (komersil) koefisien dasar bangunan (KDB) diarahkan maksimum 75% dengan koefisien lantai bangunan (KLB) 1 sampai 3 lantai ; b. Kawasan perkantoran dan pemerintahan dan fasilitas pelayanan umum lainnya koefisien dasar bangunan (KDB) diarahkan maksimum 60% dengan koefisien lantai bangunan (KLB) 1 sampai 2 lantai ; c. Kawasan perumahan tinggi koefisien dasar bangunan (KDB) diarahkan maksimum 70% dengan koefisien lantai bangunan (KLB) 1 sampai 2 lantai ; d. Kawasan perumahan sedang koefisien dasar bangunan (KDB) diarahkan maksimum 60% dengan koefisien lantai bangunan (KLB) 1 sampai 2 lantai ; e. Kawasan perumahan rendah koefisien dasar bangunan (KDB) diarahkan maksimum 30% dengan koefisien lantai bangunan (KLB) 1 lantai. Pasal 10 Peruntukan garis sempadan ditetapkan sesuai ketentuan/peraturan perundang-undangan yang berlaku pada setiap blok peruntukan : a. Kawasan perdagangan dan jasa (komersil) ; b. Kawasan perkantoran dan pemerintahan dan fasilitas pelayanan umum lainnya; c. Kawasan perumahan. Pasal 11 Kebutuhan sarana di wilayah perencanaan meliputi : a. Bagian Wilayah Kota (BWK) A :

9 1. Fasilitas pendidikan : 1.a. TK.. 77 unit ; 1.b. SD.. 13 unit ; 1.c. SLTP... 3 unit ; 1.d. SLTA... 3 unit ; 1.e. Akademi / Perguruan Tinggi.. 1 unit. 2. Fasilitas kesehatan : 2.a. Rumah sakit diarahkan pada peningkatan sistem pelayanan tidak menambah unit; 2.b. Puskesmas... 1 unit ; 2.c. Puskesmas pembantu.. 12 unit ; 2.d. Rumah sakit bersalin. 4 unit ; 2.e. Balai pengobatan / klinik 32 unit ; 2.f. Apotik.... 11 unit. Sistem utama jaringan utilitas : a. Jaringan Air Bersih : 1. Air bersih sistem perpipaan; 2. Air bersih non perpipaan. Pasal 12 b. Jaringan Listrik : 1. Sistem distribusi listrik primer / sambungan utama tegangan menengah; 2. Jaringan distribusi sekunder / sambungan tegangan rendah; 3. Jaringan distribusi tersier / sambungan tegangan rendah/lokal. c. Jaringan Telepon : 1. Sentral telepon tunggal; 2. Sentral telepon jamak; 3. Rumah kabel (RK) d. Jaringan Drainase : 1. Sistem drainase utama(mayor drainase); 2. Saluran drainase pengumpul (minor drainase); e. Jaringan Air Limbah Rumah Tangga dan Industri : 1. Jaringan air limbah rumah tangga : 1.a. Sistem cubluk kembar; 1.b. Sistem Septic Tank individu; 1.c. Sistem Septic Tank komunal; 2. Jaringan air limbah industri : Sistem Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) f. Persampahan : 1.a. Sistem individu langsung ; 1.b. Sistem individual tak langsung; 1.c. Sistem komunal. Indikasi Unit Pelayanan Kota : Pasal 13

10 a. BWK A (Pusat Kota) merupakan kawasan pusat kegiatan Perdagangan dan jasa skala pelayanan regional yang dijabarkan berupa kawasan perumahan kepadatan tinggi, kawasan pendidikan / Fasilitas Pendidikan (TK, SD, SLTP, SLTA, Perguruan Tinggi), Mesjid Agung, Alun-alun/lapangan olah raga, pemerintahan skala kecamatan, terminal, stasiun dan dry port; b. BWK B (Sub Pusat) merupakan pengembangan kawasan pemerintahan dan pelayanan umum skala regional, sub terminal agrobisnis, rumah sakit, fasilitas pendidikan setingkat (TK, SD, SLTP dan SLTA), Puskesmas Perkantoran, Tempat Peribadatan, Kantor Polisi, Kantor Pos Pembantu, Tempat Pemakaman Umum, Tempat Pembuangan Akhir Sampah dan Sub Terminal. Pasal 14 (1) RDTRK Haurgeulis diuraikan lebih lanjut dalam Buku Rencana dan Album Peta sebagai lampiran yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. (2) RDTRK Haurgeulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Peta Skala 1 : 10.000. (3) Isi Peta sebagaimana dimaksud pada ayat (2) beserta rinciannya merupakan lampiran yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini. BAB III JANGKA WAKTU PERUBAHAN Pasal 15 (1) Jangka waktu RDTRK Haurgeulis sampai dengan Tahun 2013. (2) Dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dapat dievaluasi minimal setiap 5 (lima) tahun sekali yang hasilnya dijadikan dasar untuk revisi RDTRK Haurgeulis. (3) Revisi RDTRK Haurgeulis sebagaimana dimaksud pada ayat (2) ditetapkan dengan Peraturan Daerah. BAB IV WEWENANG PENATAAN RUANG KOTA Pasal 16 (1) Bupati mempunyai wewenang untuk mengambil langkah - langkah kebijakan dalam melaksanakan RDTRK sesuai dengan prosedur dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. (2) Untuk pelaksanaan dan pengawasan RDTRK, Bupati dapat menunjuk Dinas Pertanahan. BAB V HAK DAN KEWAJIBAN Pasal 17 Setiap orang berhak untuk :

11 a. Mengetahui Rencana Detail Tata Ruang Kota Haurgeulis ; b. Berperan serta dalam penyusunan Rencana, Pemanfaatan dan Pengendalian Pemanfaatan Ruang Kota Haurgeulis ; c. Memperoleh penggantian yang layak atas kondisi yang dialaminya sebagai akibat pelaksanaan kegiatan pembangunan sesuai dengan Rencana Detail Tata Ruang Kota Haurgeulis. Pasal 18 Setiap orang berkewajiban untuk : a. Berperan dalam memelihara kualitas ruang kota Haurgeulis; b. Mentaati Rencana Tata Ruang Kota Haurgeulis yang telah ditetapkan. BAB VI PENYIDIKAN Pasal 19 (1) Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu dilingkungan Pemerintah Daerah dapat diberikan wewenang untuk melaksanakan penyidikan terhadap pelanggaran ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Daerah ini. (2) Wewenang penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) adalah : a. menerima, mencari, mengumpulkan dan meneliti keterangan atau laporan berkenan dengan tindak pidana agar keterangan atau laporan tersebut menjadi lebih lengkap dan jelas; b. meneliti, mencari, mengumpulkan keterangan mengenai orang pribadi atau badan tentang kebenaran perbuatan yang dilakukan sehubungan dengan Tindak Pidana; c. meminta keterangan dan bahan bukti dari orang pribadi atau badan sehubungan dengan Tindak Pidana; d. memeriksa buku-buku, catatan-catatan dan dokumen-dokumen lain berkenaan dengan Tindak Pidana; e. melakukan penggeledahan untuk mendapatkan bahan bukti pembukuan,pencatatan dan dokumen-dokumen lain serta melakukan penyitaan terhadap barang bukti tersebut; f. meminta bantuan tenaga ahli dalam rangka melaksanakan tugas penyidik Tindak Pidana; g. memotret seseorang yang berkaitan dengan Tindak Pidana; h. menyuruh berhenti, melarang seorang meninggalkan ruangan atau tempat pada saat pemeriksaan sedang berlangsung dan memeriksa identitas orang dan atau dokumen yang dibawa sebagaimana dimaksud pada huruf e ; i. memanggil orang yang berkaitan dengan Tindak Pidana; j. menghentikan penyidikan setelah mendapat petunjuk dari penyidik bahwa tidak cukup bukti atau peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana dan selanjutnya melalui penyidik memberitahukan hal tersebut kepada Penuntut Umum, tersangka atau keluarganya; k. melakukan tindakan lain yang perlu untuk kelancaran penyidikan Tindak Pidana menurut hukum yang dapat dipertanggungjawabkan. (3) Penyidik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memberitahukan dimulainya penyidikan dan menyampaikan hasil penyidikannya kepada penuntut umum, melalui penyidik pejabat Polisi Negara Republik Indonesia, sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Undang - Undang Hukum Acara Pidana.

12 BAB VII KETENTUAN PIDANA Pasal 20 (1) Barang siapa melanggar ketentuan dalam Bab III Peraturan Daerah ini, diancam Pidana kurungan selama - lamanya 6 (enam) bulan atau denda sebesar - besarnya Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah). (2) Selain tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tindak pidana yang mengakibatkan kerusakan dan pencemaran lingkungan, diancam pidana sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku. BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 21 Hal - hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai teknis pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati. Pasal 22 Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan Pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Indramayu. Ditetapkan di Indramayu pada tanggal 7 Desember 2006 BUPATI INDRAMAYU, IRIANTO MAHFUDZ SIDIK SYAFIUDDIN Disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Indramayu dengan Keputusan. Nomor : 188.342/19/Kep/DPRD/2006 Tanggal : 11 Nopember 2006 Diundangkan di Indramayu pada tanggal 9 Desember 2006 SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU E. MASNATA LEMBARAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 17 TAHUN : 2006 SERI : E.10