BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasionalnya agar senantiasa semakin efisien dan efektif. Perusahaan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dituntut untuk selalu selangkah lebih maju dari para pesaingnya agar dapat mencapai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia adalah pasar modal. Pasar modal efektif

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tersebut melalui suatu analisis yang dapat dijadikan pedoman untuk menilai

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi memperlancar proses pembangunan ekonomi. Sekarang ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

II. LANDASAN TEORI. dengan menggunakan aktiva lancar yang tersedia. Menurut Brigham dan Houston,

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Industry) dan produk yang dihasilkan pun bermacam-macam dengan semakin

BAB I PENDAHULUAN. diperoleh untuk mempertahankan kelangsungan hidup (going concern) dari

TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas merupakan suatu indikator yang mengukur kemampuan perusahaan

ANALISIS RASIO PROFITABILITAS DAN LEVERAGE TERHADAP PREDIKSI LABA MASA DEPAN PADA PERUSAHAAN GO PUBLIC YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. akan meningkatkan daya saing antar perusahaan. Perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI. satunya Prof. Dr. Ridwan S. Sundjaja, Drs., M.S.B.A., & Dra. Inge Berlian, Ak,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. bahwa Modal kerja adalah investasi sebuah perusahaan pada aktiva-aktiva jangka

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. keuangan perusahaan. ROA merupakan salah satu indikator untuk mengukur

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Seiring berjalannya waktu, umumnya suatu perusahaan memerlukan dana

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkannya. Adapun tujuan akhir yang ingin

BAB I PENDAHULUAN. dapat dikatakan sehat apabila perusahaan dapat bertahan dalam kondisi ekonomi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Return on Assets, Return on Equity, Total Asset Turnover, Net Profit Margin dan

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan dunia usaha yang semakin cepat dewasa ini membuat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha saat ini semakin pesat, menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. telah menyebabkan banyak perusahaan yang sulit untuk mempertahankan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian dan Karakteristik Laba. dengan pendapatan tersebut. Pengertian laba menurut Harahap (2008:113)

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Wibowo dan Wartini (2012) sebelum melakukan investasi dalam suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Likuiditas perusahaan akan mempengaruhi besar kecilnya dividen yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Sawir (2005:129), modal kerja adalah keseluruhan aktiva lancar

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan utama berdirinya sebuah perusahaan adalah untuk. dipastikan perusahaan beroperasi secara maksimal. Profitabilitas dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PENGARUH ECONOMIC VALUE ADDED

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen untuk menunjukkan efektivitas pencapaian tujuan dan untuk

I. PENDAHULUAN. Perusahaan makanan dan minuman merupakan salah satu kategori sektor industri

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. atau keuntungan agar tersedia dana yang berkesinambungan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi perusahaan tersebut. Dengan melihat persaingan yang ada maka

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Profitabilitas

Bab II. Tinjauan Pustaka

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi target yang telah ditetapkan. Artinya besar keuntungan haruslah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di pasar modal Indonesia dikenal jenis sektor perusahaan pembiayaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membayar upah buruh dan gaji pegawai serta biaya-biaya lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. laporan keuangan. Model yang sering digunakan dalam melakukan analisis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kinerja Keuangan 2.2. Laporan Keuangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. manufaktur, pada tahun 2012 yang lalu berdasarkan riset yang dilaoprkan oleh.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam praktiknya laporan keuangan oleh perusahaan dibuat dan disusun sesuai dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencari profitabilitas. Profitabilitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dengan penawaran umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Walter, et.al. (2011:2) menyatakan bahwa laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. maksimal atau mendapatkan laba sebesar besarnya. Ini diperlukan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perusahaan-perusahaan dihadapkan pada fenomena di mana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Industri bidang pengolahan sektor makanan dan minuman (foods and

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan ekonomi yang cukup pesat di dunia bisnis, sering kali kita

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. laporan keuangan yang dapat berfungsi sebagai alat ukur dalam menilai kinerja

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan menggunakan dana yang bersumber dari pihak internal dan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (investor) yang kemudian disalurkan kepada sektor-sektor yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha saat ini baik pada perusahaan jasa, perusahaan dagang, maupun perusahaan manufaktur semakin

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada laporan keuangan PT.

BAB 1 PENDAHULUAN. sejenis. Kondisi ini menuntut perusahaan untuk selalu memperbaiki kelemahan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi saat ini telah

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan dana yang cukup besar, sehubungan dengan hal ini perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Rasio keuangan merupakan alat analisis keuangan yang paling sering

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ekonomi dan perdagangan bebas saat ini, kemajuan teknologi telah berpengaruh besar terhadap cara perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasionalnya agar senantiasa semakin efisien dan efektif. Perusahaan dituntut untuk selalu selangkah lebih maju dari para pesaingnya agar dapat mencapai tujuan perusahaan, yaitu menghasilkan laba sebesar-besarnya demi mempertahankan kelangsungan hidupnya seraya memperbesar skala usahanya. Agar perusahaan bertambah besar, maka perusahaan harus berkembang untuk dapat mengikuti dan memenuhi kebutuhan pasar yang berubah-ubah. Dengan bertambah besarnya perusahaan, perusahaan dituntut semakin lihai pula dalam mengelola dana yang tersedia untuk menjalankan akitivitas operasional perusahaan. Dana yang diinvestasikan untuk menjalankan aktivitas operasional sehari-hari inilah yang dinamakan modal kerja. Modal kerja merupakan dana yang selalu berputar, dimana pada awalnya dikeluarkan untuk membiayai aktivitas operasional sehari-hari agar proses produksi dapat berjalan. Hasil produksi kemudian dijual, dan dari penjualan tersebut perusahaan akan memperoleh laba yang tentunya diharapkan selalu meningkat. Sebagian dari laba yang telah dihasilkan tersebut akan masuk kembali sebagai modal kerja perusahaan. Perputaran modal kerja ini akan terus

2 terjadi selama perusahaan masih berjalan sehingga perusahaaan wajib bersaing pula dalam mengelola modal kerjanya. Modal kerja harus senantiasa dikelola agar tidak terlalu kecil maupun terlalu besar jumlahnya. Jika jumlahnya terlalu kecil, perusahaan akan menghadapi kondisi illikuid, yaitu kondisi dimana perusahaan kesulitan untuk memenuhi kewajiban lancarnya yang disebabkan oleh tidak tersedianya dana yang cukup untuk melunasi utang jangka pendek perusahaan yang telah jatuh tempo. Sementara itu, jika jumlah modal kerja terlalu besar, maka hal terebut bisa berarti adanya dana yang menganggur. Dana yang menganggur berarti mengurangi laba perusahaaan karena dana tersebut seharusnya dapat digunakan dalam berbagai macam kepentingan pengembangan usaha maupun untuk membiayai investasi jangka pendek perusahaan. Keefektifan perusahaan dalam mengelola modal kerjanya dapat dihitung dengan menghitung dan menganalisis perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaannya, dan bagaimana perputaran-perputaran tersebut berpengaruh terhadap profitabilitas. Profitabilitas merupakan salah satu pengukuran kinerja perusahaan yang dapat diukur dalam rasio untuk menggambarkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba melalui semua kemampuan dan sumber daya yang dimiliki perusahaan seperti kegiatan penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya. Ada beberapa alat ukur yang dipergunakan untuk mengukur tingkat profitabilitas, antara lain : return on assets (ROA) dan return on equity (ROE). Di

3 dalam penelitian ini profitabilitas akan diukur dengan menggunakan return on assets (ROA). Profitabilitas dapat menunjukkan seberapa baik prospek perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya ataupun mengembangkan usahanya di masa yang akan datang. Semakin tinggi tingkat/ rasio profitabilitas suatu perusahaan, maka akan semakin baik perusahaan tersebut menghasilkan laba yang menandakan prospek perusahaan dalam mempertahankan kelangsungan hidupnya serta mengekspansi usahanya semakin baik. Perusahaan yang memiliki prospek cerah tentu akan menarik minat para investor menanamkan modalnya di perusahaan tersebut pula. Modal kerja adalah investasi perusahaan jangka pendek seperti kas, surat berharga, piutang dan inventori atau seluruh aktiva lancar (Putra, 2012). Mengingat pentingnya modal kerja di dalam perusahaan, manajer keuangan harus dapat merencanakan dengan baik besarnya jumlah modal kerja yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan perusahaan, karena jika terjadi kelebihan atau kekurangan dana hal ini akan mempengaruhi tingkat profitabilitas perusahaan. Jika perusahaan kelebihan modal kerja akan menyebabkan banyak dana yang menganggur, sehingga dapat memperkecil profitabilitas. Sedangkan apabila kekurangan modal kerja, maka akan menghambat kegiatan operasional perusahaan. Menurut Suad Husnan dan Enny Pudjiastuti (2004:105) kas merupakan bentuk aktiva yang paling likuid, yang bisa dipergunakan segera untuk memenuhi kewajiban financial perusahaan. Karena sifat likuidnya tersebut, kas memberikan keuntungan yang paling rendah. Masalah utama dalam pengelolaan kas adalah

4 menyediakan kas yang memadai, tidak terlalu banyak agar keuntungan tidak berkurang terlalu besar. Selain kas, komponen lainnya adalah piutang, piutang adalah tagihan perusahaan kepada pihak lain sebagai akibat dari penjualan kredit (Sutrisno (2003:63)). Komponen modal kerja yang lain dalam penelitian ini adalah persediaan, juga merupakan elemen utama dari modal kerja, Menurut Agus Sartono (2001:444) bagi suatu perusahaan persediaan menjadi begitu penting karena kesalahan dalam investasi persediaan akan mengganggu kelancaran operasi perusahaan. Dengan persediaan yang cukup, perusahaan akan memenuhi pesanan dengan cepat, namun demikian apabila persediaan terlalu besar maka akan mengakibatkan perputaran persediaan yang rendah sehingga profitabilitas perusahaan menurun. Penelitian ini menggunakan data berupa laporan keuangan dari tahun 2008 sampai dengan 2012, dimana pada tahun tersebut merupakan tahun kebangkitan pasar modal pasca krisis keuangan global. Krisis keuangan global yang terjadi pada akhir tahun 2007 memiliki dampak yang cukup signifikan bagi pasar modal dan pasar saham, dimana harga saham anjlok yang menimbulkan kerugian yang dialami oleh investor. Selain itu, krisis keuangan global mengakibatkan perbankan di Indonesia menaikkan suku bunga kredit, sehingga kebijakan perusahaan untuk berhutang pada saat kondisi tersebut akan menyulitkan perusahaan di masa depan mengingat semakin tingginya beban bunga yang akan ditanggung. Fenomena ini memotivasi peneliti untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan memfokuskan objek penelitian pada perusahaan LQ45 yang terdaftar di Bursa

5 Efek Indonesia. Peneliti menggunakan data dari perusahaan LQ45 sebagai objek penelitian karena saham-saham emiten yang masuk dalam perhitungan Indeks LQ45 merupakan saham yang aktif, memiliki fundamental yang baik dan masuk dalam kategori blue chips yang diminati oleh investor dalam melakukan investasi saham di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan konsep di atas, maka dalam penelitian ini variabel perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan akan dipergunakan sebagai variabel-variabel bebas yang berpengaruh terhadap profitabilitas, dimana profitabilitas dihitung dengan return on assets (ROA). Berdasarkan gambaran tersebut menarik untuk diteliti mengenai ANALISIS PENGARUH PERPUTARAN KAS, PERPUTARAN PIUTANG, PERPUTARAN PERSEDIAAN TERHADAP PROFITABILITAS (Studi Kasus Pada Perusahaan Non Perbankan yang Terdaftar Pada Indeks LQ-45 Periode 2008-2012). 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan hal diatas, masalah yang akan diteliti dan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana kondisi perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan pada perusahaan-perusahaan yang diteliti. 2. Bagaimana pencapaian profitabilitas pada perusahaan-perusahaan yang diteliti.

6 3. Apakah perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan mempengaruhi profitabilitas perusahaan secara simultan maupun parsial. 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dilakukan penelitian ini adalah untuk mencari, mengumpulkan, dan mendapatkan data yang dapat memberikan informasi dan gambaran mengenai perputaran kas, perputaran piutang, perputaran persediaan dan pengaruhnya terhadap profitabilitas perusahaan, kemudian juga dijadikan sebagai salah satu syarat untuk menempuh ujian sidang dalam menyelesaikan pendidikan sarjana jurusan Manajemen Universitas Widyatama. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Menganalisis kondisi perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan pada perusahaan-perusahaan yang diteliti. 2. Menganalisis kondisi profitabilitas pada perusahaan-perusahaan yang diteliti. 3. Menganalisis pengaruh secara simultan maupun parsial perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan terhadap profitabilitas pada perusahaanperusahaan yang diteliti.

7 1.4 Batasan Penelitian Guna membatasi adanya masalah yang timbul dan untuk memecahkannya dengan baik maka peneliti melakukan pembatasan masalah sebagai berikut: 1. Objek dalam penelitian ini terbatas hanya pada perusahaan non perbankan yang terdaftar pada indeks LQ-45 yang selalu muncul pada periode 2008-2012. 2. Periode penelitian ini hanya terbatas pada 5 tahun, yaitu periode 2008-2012. 3. Penelitian ini menggunakan 4 variabel yaitu perputaran kas, perputaran piutang, dan perputaran persediaan sebagai variabel independen (X) dalam pengaruhnya terhadap profitabilitas sebagai variabel dependen (Y). 1.5 Manfaat dan Kegunaan Penelitian 1. Bagi Penulis Meningkatkan pemahaman dan pengenalan terhadap permasalahan mengenai perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan serta bagaimana pengaruhnya terhadap profitabilitas perusahaan, sehingga penulis bisa

8 menerapkan teori yang selama ini diperoleh selama masa perkuliahan dengan praktek yang sebenarnya di lapangan pekerjaan. 2. Bagi Perusahaan dan Pemilik Modal/Investor Sebagai alat bantu dalam menilai perusahaan yang tercermin dari labanya, sehingga dapat menunjukkan efektivitas modal kerja yang dikaitkan dengan laba, karena perusahaan yang baik akan memberikan keuntungan bagi para investornya. 3. Pihak Lain Dapat digunakan sebagai sumber informasi, bahan rujukan dan referensi untuk kemungkinan penelitian topik-topik yang berkaitan baik yang bersifat lanjutan, melengkapi, ataupun menyempurnakan. 1.6 Kerangka Pemikiran dan Hipotesis 1.6.1 Kerangka Pemikiran Tujuan laporan keuangan untuk tujuan umum adalah memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan arus kas perusahaan yang bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukkan pertanggungjawaban (stewardship) manajemen atas penggunaan sumbersumber daya yang dipercayakan kepada mereka. Hal ini berarti bahwa dari

9 laporan keuangan yang diterbitkan perusahaan, para pengguna internal (pihak manajemen perusahaan) dan pemakai eksternal (pihak investor) dapat menilai kinerja dan meramalkan kemampuan perusahaan serta tingkat pertumbuhan perusahaan dalam aspek-aspek ekonomi dengan cara mengadakan analisis terhadap laporan keuangan perusahaan. Dengan mengadakan analisis laporan keuangan dari perusahaannya, pihak manajemen perusahaan tersebut dapat mengetahui keadaan dan perkembangan dari perusahaannya dan dapat diketahui hasil-hasil keuangan yang dicapai dari waktu yang lalu dan waktu yang sedang berjalan serta dapat diketahui kelemahan-kelemahan yang ada dalam perusahaannya. Hal ini sangat berguna untuk kebutuhan perencanaan yang akan dilaksanakannya di masa yang akan datang. Sedangkan bagi investor, hasil analisis laporan keuangan ini dapat digunakan untuk penentuan kebijaksanaan penanaman modalnya. Investor akan menanamkan modalnya lebih banyak untuk mempertinggi tingkat pengembalian yang akan diterimanya apabila ternyata kegiatan perusahaan tempatnya menanamkan modal tersebut menunjukkan tingkat pertumbuhan yang baik. Tingkat kinerja perusahaan ini dapat dianalisis melalui rasio-rasio yang mengukur dan menilai kinerja perusahaan tersebut, terutama rasio-rasio yang dapat menunjukkan efektivitas pengelolaan dana oleh perusahaan dan kemampuannya untuk menghasilkan laba.

10 Komponen utama modal kerja terdiri dari kas, piutang, persediaan. Perputaran kas Jumlah kas dapat pula dihubungkan dengan penjualan. Perbandingan antara penjualan bersih dan rata-rata kas mencerminkan tingkat perputaran kas. Tingkat perputaran kas dapat dihitung sebagai berikut: Net Sales Cash Turnover X 1 Average Cash time Makin tinggi tingkat perputaran kas semakin baik, hal ini berarti makin tinggi efisiensi penggunaan kas. Tetapi apabila tingkat perputaran kas terlalu tinggi berarti jumlah kas yang tersedia terlalu kecil untuk kegiatan perusahaan dan kondisi demikian dapat membahayakan posisi likuiditas perusahaan. Perputaran piutang Piutang selalu dalam keadaan berputar dalam periode perputaran, periode terikatnya modal dalam piutang adalah tergantung kepada syarat pembayarannya. Makin lemah, makin lama syarat pembayarannya, berarti makin lama modal terikat pada piutang yang berarti bahwa tingkat perputarannya selama periode tertentu adalah makin rendah. Dalam hal ini tingkat perputaran piutang memberi gambaran berapa kali dalam rata-rata piutang terjadi atau timbul dan diterima pembayarannya dalam suatu periode.

11 Dengan demikian perputaran piutang dapat ditentukan sebagai berikut: Account Re ceivable Turnover Total Sales X Average Re ceivable 1 time Semakin besar tingkat perputaran piutang, menandakan semakin singkat waktu antara piutang tercipta karena penjualan kredit dengan pembayaran piutang. Dengan kata lain semakin cepat perputaran piutang maka akan semakin baik. Perputaran piutang memberikan gambaran tentang kecepatan waktu pengumpulan piutang, untuk pihak intern perusahaan dapat digunakan untuk mengukur efektifitas pengumpulan piutang. Perputaran persediaan Tingkat perputaran persediaan atau inventory turnover merupakan angka yang menunjukkan kecepatan penggantian persediaan dalam suatu periode tertentu biasanya dalam satu tahun. Angka ini diperkirakan dengan membagi semua harga persediaan yang terdiri dari bahan-bahan dan barangbarang yang dipergunakan selama setahun dengan jumlah nilai rata-rata persediaan. Tingkat perputaran persediaan dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut: Cost of Goods Sold Inventory Turnover X Average Inventory 1 time

12 Besarnya tingkat perputaran persediaan menunjukkan tingkat efektifitas penggunaan modal atau dana yang tertanam di persediaan atau menunjukkan hubungan antara perputaran persediaan dengan tingkat penjualan yang dapat dicapai. Tinggi rendahnya tingkat perputaran komponen modal kerja dalam hal ini perputaran kas, perputaran piutang, perputaran persediaan akan berdampak langsung terhadap besar kecilnya dana yang harus diinvestasikan dalam bentuk kas, piutang, persediaan. Makin rendah tingkat perputaran kas, makin lama waktu terikatnya dana pada kas. Makin rendah tingkat perputaran piutang, makin lama waktu terikatnya dana pada piutang, dan makin rendah tingkat perputaran persediaan makin lama pula waktu terikatnya dana pada persediaan. Dengan semakin lama terikatnya dana pada kas, piutang, persediaan maka semakin besar dana yang harus diinvestasikan. Kurang cermatnya perencanaan dalam modal kerja dapat menimbulkan masalah likuiditas. Perusahaan harus mampu mengendalikan tingkat kas, piutang, dan persediaan sehingga jumlahnya sesuai dengan yang direncanakan. Kurangnya perencanaan dalam pengelolaan modal kerja ini akan menyebabkan timbulnya volatilitas arus kas yang membawa kepada masalah likuiditas. Jadi apabila perusahaan dapat memperpendek siklus operasinya dengan kata lain meningkatkan perputaran komponen modal kerjanya, kas, piutang, persediaan maka akan meningkatkan profitabilitas perusahaan. Gitman (2000;669) mengemukakan profitabilitas adalah:

13 Profitability is the relationship between revenue and cost generated by using firm s assets. Sedangkan pengertian profitabilitas menurut Munawir (2004;33) adalah: Profitabilitas adalah kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba. Dana atau kas yang telah dikeluarkan tersebut diharapkan akan kembali masuk ke dalam perusahaan dalam waktu singkat melalui perusahaan. Dari hasil penjualan diharapkan dapat diperoleh laba (profit). Laba dan kas dari hasil penjualan dapat digunakan untuk membiayai kegiatan operasional selanjutnya. Demikian seterusnya modal kerja akan selalu berputar selama perusahaan beroperasi. Aliran atau perputaran piutang, persediaan perlu dijaga kelancarannya agar perusahaan dapat memperoleh laba yang diharapkan dalam rangka meningkatkan profitabilitas. Laba atau profit merupakan indikasi kesuksesan dari suatu badan usaha serta merupakan salah satu tujuan yang mendorong perusahaan untuk tetap bertahan dan berkembang lebih lanjut. Suatu perusahaan tidak akan bertahan dalam jangka panjang dan mencapai tujuannya sebagaimana yang telah direncanakan, bila perusahaan tidak mampu untuk menghasilkan laba. Kerugian yang terus menerus akan mengakibatkan penurunan jumlah modal

14 sehingga para kreditor atau investor merasa enggan untuk memberi pinjaman atau menanamkan modalnya. Laba atau profit sering pula dikaitkan dengan ukuran efisiensi dan efektivitas dari suatu unit kerja dalam memanfaatkan sumber daya perusahaan atau dengan kata lain efisiensi dan efektivitas dari suatu unit kerja dalam memanfaatkan sumber daya perusahaan pada periode tertentu akan tergambar melalui laba atau profit yang dapat dicapainya. Hal terpenting yang harus diperhatikan dan digarisbawahi oleh manajemen dalam hal ini adalah bagaimana usaha untuk mendapatkan profitabilitas perusahaan pada tiap periodenya. Profitabilitas perusahaan dapat dinilai melalui rasio profitabilitas. Rasio profitabilitas yang relevan dalam penelitian ini adalah Return on Assets (ROA), karena Return on Assets menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan seluruh investasi yang ditanamkan dalam bentuk aktiva. Analisa Return on Assets (ROA) ini sudah merupakan teknik analisa yang lazim digunakan oleh pimpinan perusahaan untuk mengukur efektivitas dari keseluruhan operasi perusahaan. Besarnya Return on Assets ini dipengaruhi oleh tingkat perputaran dari aktiva yang digunakan untuk operasi. Apabila perusahaan telah menjalankan operasinya dengan baik, maka Return on Assets ini dapat mengukur efisiensi penggunaan modal kerja, efisiensi produksi dan efisiensi penjualan. Adapun rumus dari Return on Assets (ROA) ini adalah:

15 ROA Net Average Income Total Assets Bagi kelompok-kelompok tertentu seperti kreditor, investor dan pemilik atau pemegang saham menyadari bahwa laba yang tinggi tidak selalu menjadi ukuran keberhasilan perusahaan. Oleh karena itu, mereka lebih tertarik pada tingkat kemampuan untuk menghasilkan laba atau profitabilitas. Sedangkan bagi manajemen, pengukuran profitabilitas bermanfaat untuk mengukur prestasi kerja perusahaan selama periode tertentu, sekaligus sebagai bahan evaluasi dan analisis bagi penentuan kebijakan periode-periode selanjutnya. Setiap perubahan yang terjadi terhadap tingkat profitabilitas perusahaan akan mempengaruhi pertimbangan pihak-pihak yang berkepentingan dalam pengambilan keputusan. Dengan adanya peningkatan efektivitas dalam modal kerja, maka perusahaan dapat meningkatkan laba operasi perusahaan. Pengukuran efektivitas perusahaan dan kemampuannya dalam menghasilkan laba sangat penting bagi investor, karena perusahaan yang mampu secara efektif mengelola modal kerjanya dan mampu memperoleh laba akan mendatangkan keuntungan bagi investornya.

16 Beberapa penelitian telah dilakukan untuk menganalisis faktor-faktor yang dapat mempengaruhi profitabilitas yang hasil penelitiannya ada yang sejalan ataupun yang bertentangan. Penelitian-penelitian diantaranya yang dilakukan oleh Avip Kurniadi (2008) yang berjudul Analisis Pengaruh Perputaran Komponen Modal Kerja Terhadap Profitabilitas menunjukkan bahwa Perputaran modal kerja tidak ada pengaruh yang tidak signifikan terhadap profitabilitas. Penelitian tersebut diperkuat oleh Nina sufiana & Ni ketut purnawati (2010) yang berjudul Analisis pengaruh perputaran kas, perputaran piutang, perputaran persediaan terhadap profitabilitas, penelitian ini dilakukan secara parsial maupun simultan. Jika dilakukan secara simultan perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan berpengaruh signifikan secara simultan terhadap profitabilitas, sedangkan secara parsial Perputaran kas tidak berpengaruh signifikan dan memiliki arah yang negatif secara parsial terhadap profitabilitas, sedangkan perputaran piutang dan perputaran persediaan berpengaruh positif terhadap profitabilitas. Hasil penelitian yang berbeda yang dilakukan oleh Chrisna Nur Sundari (2012), yang menyimpulkan bahwa Persediaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ROA, piutang berpengaruh secara negative signifikan terhadap ROA, utang usaha berpengaruh secara signifikan dan berhubungan positif terhadap ROA.

17 Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui signifikansi pengaruh perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan terhadap profitabilitas karena dari hasil penelitian sebelumnya yang masih saling kontradiksi. Bagan Kerangka Pemikiran Perusahaan

18 Investasi Pendanaan Kebijakan Deviden Aktiva Lancar Aktiva Tetap Modal Kerja Kas Piutang (X 1) (X 2 ) Persediaan (X 3 ) Surat-surat berharga Profitabilitas (Y) Keterangan : Diteliti Tidak Diteliti

19 1.6.2 Hipotesis Hipotesis merupakan suatu anggapan sementara yang harus dibuktikan kebenarannya. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis mencoba membuat hipotesis sebagai berikut: 1. Terdapat pengaruh secara parsial antara perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan terhadap profitabilitas. 2. Terdapat pengaruh secara simultan antara perputaran kas, perputaran piutang dan perputaran persediaan terhadap profitabilitas. 1.7 Metodologi Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan verikatif. Menurut Moch. Nazir (2003:54) metode deskriptif adalah: Suatu metode yang berusaha menyimpulkan, menyajikan serta menganalisis data sehingga dapat memberi gambaran yang cukup jelas mengenai objek yang diteliti dan menarik kesimpulan berdasarkan penelitian yang dilakukan Metode deskriptif merupakan studi untuk menentukan fakta dengan interpresi yang tepat, dimana termasuk didalmnya studi untuk melukiskan secara akurat

20 sifat-sifat dari beberapa fenomena kelompok dan individu. Metode ini digunakan untuk menjawab permasalahan mengenai seluruh variabel penelitian secara independent. Sedangkan metode verifikatif menurut Rasyad (2003:63) sebagai berikut: Metode verikatif adalah metode yang digunakan untuk melakukan perkiraan (estimate) dan pengujian hipotesis Maka metode verifikatif adalah metode penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan kausalitas antar variabel suatu pengujian hipotesis melalui suatu perhitungan statistic sehingga didapat hasil pembuktian yang menunjukan hipotesis tersebut diterima atau ditolak. Berdasarkan hal diatas tujuan dari penelitian deskriptif dan verifikatif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, factual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. 1.8 Waktu dan Tempat Penelitian Rencana penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan November 2013 dan sampai dengan selesai, dan menggunakan sampel pada sektor Perusahaan non perbankan yang terdaftar pada index LQ 45 periode 2008-2012 melalui situs website: www.idx.co.id untuk mendapatkan laporan tahunan perusahaan guna

21 memperoleh data sekunder berupa laporan keuangan selama 5 (lima) tahun yaitu periode 2008-2012.