Oleh : Duwi Basuki, Ayu Agustina Puspitasari STIKes Bina Sehat PPNI Mojokerto

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 : PENDAHULUAN. daerah leher rahim atau mulut rahim, yang merupakan bagian yang terendah dari

BAB I PENDAHULUAN. awal (Nadia, 2009). Keterlambatan diagnosa ini akan memperburuk status

BAB I PENDAHULUAN. Kanker leher rahim adalah tumor ganas pada daerah servik (leher rahim)

BAB I PENDAHULUAN. (Emilia, 2010). Pada tahun 2003, WHO menyatakan bahwa kanker merupakan

BAB I PENDAHULUAN. rahim yaitu adanya displasia/neoplasia intraepitel serviks (NIS). Penyakit kanker

BAB 1 PENDAHULUAN. serviks uteri. Kanker ini menempati urutan keempat dari seluruh keganasan pada

No. Responden: B. Data Khusus Responden

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gambaran masyarakat Indonesia dimasa depan yang ingin dicapai melalui

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi menurut World Health Organization (WHO) adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan data International Agency for Research on Cancer (IARC) diketahui

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN PENDIDIKAN DENGAN PELAKSANAAN DETEKSI DINI KANKER SERVIK MELALUI IVA. Mimatun Nasihah* Sifia Lorna B** ABSTRAK

BAB V PEMBAHASAN. A. Lama Penggunaan KB IUD dan Kejadian Keputihan. 1 tahun masing-masing adalah sebanyak 15 responden (50%), sehingga total

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang disebut sebagai masa pubertas. Pubertas berasal dari kata pubercere yang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan manusia tidak dapat melakukan aktivitas sehari-harinya. Keadaan

BAB I PENDAHULUAN. Kanker serviks (leher rahim) adalah salah satu kanker ganas yang

BAB 1 : PENDAHULUAN. penyakit kanker dengan 70% kematian terjadi di negara miskin dan berkembang. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kedua di dunia dimana konstribusinya 13 % dari 22% kematian yang

BAB I PENDAHULUAN. terjadi di Amerika Tengah dan Amerika Selatan, Karibia, Sub-Sahara

BAB I PENDAHULUAN. Human Papilloma Virus (HPV). HPV ini ditularkan melalui hubungan

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya umur harapan hidup sebagai salah satu tujuan

BAB I PENDAHULUAN. penyakit kanker yang menempati peringkat teratas diantara berbagai penyakit kanker

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker leher rahim (kanker serviks) masih menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kanker serviks dengan cara inspeksi visual pada serviks dengan aplikasi asam

BAB I PENDAHULUAN. karena hubungan seksual (Manuaba,2010 : 553). Infeksi menular

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

FAKTOR-FAKTOR DETERMINAN DETEKSI DINI KANKER SERVIKS MELALUI METODE PAP SMEAR PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS)

BAB I PENDAHULUAN. Menurut data dari Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization

No. Responden. I. Identitas Responden a. Nama : b. Umur : c. Pendidikan : SD SMP SMA Perguruan Tinggi. d. Pekerjaan :

BAB III METODE PENELITIAN. multipara dengan Pap smear sebagai baku emas yang diukur pada waktu yang. bersamaan saat penelitian berlangsung.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kanker merupakan istilah umum untuk pertumbuhan sel tidak normal,

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 3, September 2017 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu untuk periode 5 tahun sebelum survey ( )

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Analisis Faktor Prilaku Deteksi Dini Kanker Serviks dengan Metode IVA ( Inspeksi Visual Asam Acetat )

BAB II KERANGKA TEORI DAN HIPOTESIS

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KANKER SERVIKS DENGAN KEIKUTSERTAAN IBU MELAKUKAN IVA TEST DI KELURAHAN JEBRES SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. penderita kanker serviks baru di dunia dengan angka kematian karena kanker ini. sebanyak jiwa per tahun (Emilia, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. dini. 6,8 Deteksi dini kanker serviks meliputi program skrining yang terorganisasi

BAB I PENDAHULUAN. rahim yang terletak antara rahim uterus dengan liang senggama vagina.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pola penyakit saat ini telah mengalami transisi epidemiologi yang

SUGIATI. Kata kunci : Deskriptif deteksi dini kanker leher rahim.. Kepustakaan : 20 ( )

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak semua manusia yang harus dijaga,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. didominasi oleh penyakit menular bergeser ke penyakit tidak menular. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. penyakit yang paling umum yang diakibatkan oleh HPV. Hampir semua

50 Pengaruh Penyuluhan Tentang Kanker Serviks...

Kanker Serviks. 2. Seberapa berbahaya penyakit kanker serviks ini?

BAB I PENDAHULUAN. di dunia. Berdasarkan data Internasional Agency For Research on Cancer

BAB I PENDAHULUAN. human papilloma virus (HPV) terutama pada tipe 16 dan 18. Infeksi ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Foundation for Woman s Cancer (2013) kanker serviks adalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan mendekati pola di Negara maju (Dalimartha, 2004). maupun orang-orang yang sama sekali tidak berpendidikan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

Kata Kunci : umur, paritas,usia menikah,stadium kanker serviks Daftar Pustaka : 15 buku

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Promotif, Vol.7 No.1, Juli 2017 Hal 51-59

BAB I PENDAHULUAN kematian per tahun pada tahun Di seluruh dunia rasio mortalitas

HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK WANITA TERHADAP KESADARAN INSPEKSI VISUAL DENGAN ASAM ASETAT (IVA) DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS JEKULO KUDUS ABSTRAK

1. PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Menurut WHO kanker leher rahim (serviks) merupakan jenis kanker

BAB 3 METODE PENELITIAN

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Papanicolaou smear atau Pap smear adalah metode yang digunakan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. kanker yang paling tinggi di kalangan perempuan adalah kanker serviks. yang paling beresiko menyebabkan kematian.

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF AKSEPTOR AKTIF IUD PADA NY R P2002 DENGAN EROSI PORTIO DI PUSKESMAS LAMONGAN TAHUN Ida Susila* Eka Junia Imawan**

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN KANKER SERVIKS DENGAN MINAT IBU DALAM MELAKUKAN PAP SMEAR DI MANGKUDRANAN MARGOREJO TEMPEL SLEMAN YOGYAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. yang disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal.

BAB I PENDAHULUAN menyepakati perubahan paradigma dalam pengelolaan masalah

EFEKTIFITAS PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN WANITA USIA SUBUR TENTANG KANKER SERVIKS DI WILAYAH UPT PUSKESMAS GAYAMAN MOJOANYAR MOJOKERTO

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kehamilan. Alat kontrasepsi non hormonal artinya tidak mengandung

BAB 1 : PENDAHULUAN. dunia. Berdasarkan data GLOBOCAN, International Agency for Research on

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

BAB I PENDAHULUAN. yang menyangkut kesehatan reproduksi ini, salah satunya adalah kanker

KARAKTERISTIK WANITA USIA SUBUR YANG MELAKUKAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT

BAB 1 PENDAHULUAN. Kanker serviks merupakan kanker yang banyak menyerang perempuan.

KUESIONER FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU IBU DALAM PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI POLI GINEKOLOGI RSUD DR PIRNGADI MEDAN TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. pada negara-negara berkembang yang lain. Kanker leher rahim merupakan. Wilayah Propinsi Jawa Tengah. Pada tahun 2008 Kota Semarang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

GAMBARAN FAKTOR RESIKO PEREMPUAN YANG MENGALAMI KANKER SERVIK DI RSUD DR.H.ABDOEL MOLOEK PROVINSI LAMPUNG

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) dapat digolongkan menjadi satu kelompok utama dengan faktor

GAMBARAN KEJADIAN KANKER SERVIKS BERDASARKAN JENIS DAN LAMA PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI DI RSUD ULIN BANJARMASIN

HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI BIDAN PRAKTEK SWASTA FITRI HANDAYANI CEMANI SUKOHARJO

GAMBARAN KARAKTERISTIK WANITA USIA SUBUR YANG MELAKUKAN DETEKSI DINI KANKER SERVIKS DENGAN METODE IVA DI PUSKESMAS LENDAH I KULON PROGO

BAB 1 PENDAHULAN. kanker serviks (Cervical cancer) atau kanker leher rahim sudah tidak asing lagi

BAB I PENDAHULUAN. serviks dan rata-rata meninggal tiap tahunnya (Depkes RI, 2008).

Heni Hendarsah Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya, Provinsi Jawa Barat ABSTRAK

Kata kunci: Lesi prakanker, IVA Positif, Krioterapi

dari leher rahim seorang wanita (Kemenkes, 2010). Setiap tahun terdeteksi lebih

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masalah kesehatan masyarakat. Kanker menjadi penyebab kematian nomor 2 di

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini Indonesia menghadapi beban ganda penyakit atau double

TINGKAT PENGETAHUAN WUS (USIA TAHUN) TENTANG MANFAAT PAP SMEAR. Surya Mustika Sari¹, Titiek Idayanti²

Atnesia Ajeng, Asridini Annisatya Universitas Muhammadiyah Tangerang ABSTRAK

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG FLOUR ALBUS FISIOLOGI DAN FLOUR ALBUS PATOLOGI DI SMK NEGERI 2 ADIWERNA KABUPATEN TEGAL

Upaya meningkatkan pelayanan KB diusahakan dengan

Transkripsi:

HASIL SKRINING METODE PEMERIKSAAN INSPEKSI VISUAL ASAM ASETAT (IVA) PADA WANITA USIA SUBUR DI PUSKESMAS BLOOTO DALAM UPAYA PENCEGAHAN KANKER CERVIKS KOTA MOJOKERTO ABSTRAK Oleh : Duwi Basuki, Ayu Agustina Puspitasari STIKes Bina Sehat PPNI Mojokerto Angka kejadian kanker cerviks terus terjadi peningkatan dari waktu ke waktu. Salah satu cara untuk mencegahnya adalah dengan dilakukannya skrining menggunakan metode IVA.. Fenomena yang terjadi dimasyarakat khususnya wanita usia subur akibat dari ketidaktahuan serta ketidakmauan menyebabkan rendahnya kunjungan IVA. Hal ini disebabkan oleh rasa malu, malas, dan informasi yang kurang tepat mengenai IVA sehingga mereka datang sudah masuk dengan kategori lesi prakanker. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hasil skrining IVA pada perempuan khususnya wanita usia subur yang sudah menikah di Puskesmas Blooto Kota Mojokerto. Desain penelitian ini adalah Deskriptif. Variabel penelitian ini adalah Skrining Metode Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) pada Wanita Usia Subur. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wanita usia subur yang melakukan pemeriksaan IVA di wilayah Puskesmas Kota Mojokerto. Sampel yang diambil dengan cara total sampling sebanyak 20 responden. Data yang dikumpulkan menggunakan lembar observasi data sekunder dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar kategori IVA Radang sebanyak 11 orang (55%), IVA Negatif sebanyak 5 orang (25%) dan IVA Positif sebanyak 4 orang (20%). Skrining menunjukkan sebagian responden dengan kategori IVA Positif yang artinya mereka sudah memasuki diagnosis serviks prakanker. Hal ini dipengaruhi oleh berbagai faktor dari usia, pemakaian KB, pekerjaan, dan paritas. Wanita usia subur diharapkan untuk melakukan pemeriksaan IVA Negatif 5 tahun dan IVA Positif 1 tahun. Kata kunci : Skrining, Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA), Wanita Usia Subur. Pendahuluan IVA merupakan metode baru deteksi dini kanker leher rahim dengan mengoleskan asam asetat (cuka) ke dalam leher rahim. Bila terdapat lesi kanker, maka akan terjadi perubahan warna menjadi agak keputihan pada leher rahim yang diperiksa (Aminati, 2012). Metode tersebut memiliki sejumlah keunggulan dibandingkan dengan pap smear yang selama ini lebih populer. Karena itu, pemeriksaan IVA memberikan harapan yang besar untuk terlindungi dari ganasnya efek kanker leher rahim, jenis kanker yang paling banyak ditemukan pada perempuan Indonesia berusia 25 tahun. IVA test dapat menjadi metode alternatif untuk skrining. Pertimbangan ini berdasarkan bahwa mudah dan praktis dilaksanakan, dapat dilakukan oleh ginekologi, dokter umum, bidan praktek swasta, tenaga kesehatan lain yang terlatih, alat - alat yang dibutuhkan sangat sederhana hanya untuk pemeriksaan ginekologi dasar, biaya murah sesuai untuk pusat pelayanan sederhana, hasil langsung diketahui, dapat langsung terapi (Rasjidi, 2010). Fenomena yang terjadi di masyarakat khususnya pada wanita usia subur, adanya rasa malu untuk melakuan pemeriksaan IVA. Hal ini disebabkan oleh kurangnya mendapat informasi pada wanita usia subur mengenai proses pemeriksaan inspeksi visual asam asetat (IVA) yang berakibat pada rendahnya kunjungan klien dalam pemeruksaan IVA. Data Badan Kesehatan Dunia terdapat 493.000 kasus baru dan 273.00 kematian karena kanker serviks. Dari data tersebut 80% berasal dari negara berkembang (Nadia, 2009). Laporan hasil konsultasi WHO menyebutkan bahwa IVA dapat mendeteksi lesi tingkat pra kanker (high-

Grade Precanceraus Lesions) dengan sensitivitas sekitar 66-96% dan spesifitas 64-98%. Sedangkan nilai prediksi positif (positive predective value) dan nilai prediksi negatif (negative predective value) masingmasing antara 10-20% dan 92-97% (Wijaya Delia, 2010). Program Pengendalian kanker di Bali dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan Propinsi Bali mulai tahun 2007 sampai dengan 2010 dengan kegiatan meliputi pelatihan, pelayanan dan penyuluhan kesehatan. Tempat penyuluhan pada program ini mencakup 11.800 sasaran dan pelayanan IVA sebanyak 3.900 wanita usia subur (WUS) pada setiap kabupaten/kota yang ada di Propinsi Bali. Sasaran yang ditetapkan dalam program ini adalah wanita berumur 35-60 tahun.masing-masing kabupaten atau kota ditetapkan 80% WUS mendapatkan pelayanan pemeriksaan IVA, akan tetapi belum semua kabupaten atau kota memenuhi target cakupan IVA, salah satunya adalah Kota Denpasar. Penilitian yang dilakukan oleh Ni Wayan Suartini, 2012 mengenai Cakupan IVA di Kota Denpasar dilaporkan sebesar 15,83%. Cakupan ini jauh lebih rendah dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan. Berbanding terbalik dengan yang terjadi di Kota Tabanan mempunyai cakupan IVA mencapai 73,31%. Data tersebut menunjukkan bahwa cakupan IVA di satu wilayah kabupaten dengan kabupaten lainnya sangat jauh berbeda. Berdasarkan survey dari hasil studi pendahuluan pada tanggal 24 Maret 2014 didapatkan dari 10 Wanita Usia Subur yang diperoleh 5(50%) Wanita Usia Subur yang mengikuti pemeriksaan IVA dengan hasil Erosiluas, 2(20%) Wanita Usia Subur mengalami gatal gatal di dearah genitalia, dan 3(30%) Wanita USia Subur tidak mengalami keluhan pada daerah genitalianya. Pada sebagian WUS melakukan skrining dengan pemeriksaan IVA tidak mengalami hambatan, tetapi pada beberapa WUS lainnya akan mengalami kesulitan karena adanya rasa malu dan kurangnya informasi sehingga perlu dilakukan pendekatan dan penyuluhan mengenai pentingnya deteksi dini melalui proses skrining pemeriksaan dengan metode IVA yang hasilnya dapat berupa : negatif, radang ataupun positif. Dan apabila tidak dilakukan deteksi dini melalui skrining dengan metode pemeriksaan IVA maka, dapat berakibat kemungkinan adanya lesi prakanker yang tidak terdeteksi sehingga berpotensi menjadi kanker stadium lanjut jika tidak segera dilakukan skrining. Metode Desain penelitian yang digunakan adalah Deskriptif. Metode deskriptif yaitu suatu metode penilitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau deskriptif tentang suatu keadaan secara obyektif (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan atau melaporkan mengenai skrining metode Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) pada wanita usia subur. Pada penelitian ini populasinya adalah seluruh Ibu Wanita Usia Subur sebanyak 20 responden yang melakukan skrining pemeriksaan IVA di Puskesmas Blooto Kota Mojokerto. Pada penelitian ini sampelnya adalah seluruh wanita usia subur dengan 20 responden yang melakukan skrining pemeriksaan dengan metode IVA di Puskesmas Blooto Kota Mojokerto. Tehnik pengambilan sampel menggunakan teknik total sampling 4 Hasil Hasil penelitian didapatkan : Tabel 1 Distribusi frekuensi responden berdasarkan Skrining Metode Pemeriksaan IVA pada wanita usia subur di Puskesmas Blooto Kota Mojokerto. N o. Kategori Hasil Pemeriksaa n Frekuens i Prosent ase % 1. Negatif 5 25 2. Radang 11 55 3. Positif 4 20 Jumlah 20 100 Tabel 1 Menunjukkan bahwa skrining metode IVA dengan kategori radang sebanyak 11 orang (55%).

Tabel 2 Tabukasi silang umur responden berdasarkan kategori IVA di Puskesmas Blooto Kota Mojokerto. Umur Negatif Radang Positif 20-35 tahun 2 8 2 36-48 tahun 3 3 2 Tabel 2 Menunjukkan bahwa usia responden 20 35 dengan kategori IVA Radang sebanyak 8 responden. Tabel 3 Tabulasi silang paritas responden berdasarkan kategori IVA di Puskesmas Blooto Kota Mojokerto. Paritas Negatif Radang Positif Primipara 1 3 0 Multipara 3 8 3 Grande multipara 1 0 1 Tabel 3 Menunjukkan bahwa paritas multipara responden berdasarkan kategori IVA Positif sebanyak 4 orang. Tabel 4 Tabulasi silang responden dalam pemakaian KB berdasarkan kategori IVA di Puskesmas Blooto Kota Mojokerto. KB Negatif Radang Positif Pil 2 3 0 Suntik 0 4 0 IUD 2 4 3 MOW 1 0 1 Tabel 4. Menunjukkan bahwa responden dalam pemakaian KB berdasarkan kategori IVA sebanyak 4 orang. Pembahasan Hasil penelitian didapatkan dari 20 reponden di Puskesmas Blooto Kota Mojokerto pada bulan Juli 2014 menunjukkan bahwa sebagian besar skrining metode Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) pada wanita usia subur yang sesuai dengan kategori IVA negatif sebanyak 5 responden (25%), kategori IVA radang sebanyak 11 responden (55%), kategori IVA positif sebanyak 4 responden (20%). Skrining memiliki arti yang sama dengan deteksi dini atau pencegahan sekunder, yaitu pemeriksaan atau tes yang dilakukan pada orang yang belum menunjukkan adanya gejala penyakit untuk menemukan penyakit yang belum terlihat atau masih berada pada stadium praklinik (Rasjidi, Imam. 2007). Ada beberapa faktor yang mempengaruhi dari hasil skrining pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat diantaranya usia, paritas, pekerjaan, pemakaian KB. Dari beberapa karakteristik tersebut secara tidak langsung saat dilakukan pemeriksaan dapat diketahui dengan hasil negatif (serviks tampak merah muda, licin, porsio normal), radang (terdapat servisitis, banyak flour albus), dan positif (tampak plak putih yang mengarah prakanker). Untuk itu apabila ditemukan dengan hasil positif bisa dilakukan terapi dengan kontol ulang 1 tahun sekali dan bila radang atau negatif dilakukan kontrol ulang 5 tahun sekali. Akan tetapi (IVA) juga memiliki kekurangan yaitu spesifitas rendah sehingga berisiko overtreatment, tidak untuk dilakukan pada perempuan pasca menopause, dan sering kali dilakukan training ulang untuk tenaga kesehatan. Berdasarkan tabel 2 menunjukkan bahwa usia antara 20-35 tahun dengan kategori IVA Positif sebanyak 2 orang, kategori IVA Radang sebanyak 8 orang dan responden yang berumur antara 36-48 tahun dengan kategori IVA Positif sebanyak 2 orang dan kategori IVA Radang sebanyak 3 orang. Menurut Manuaba (2009), Usia Produktif terjadi pada usia antara 17-45 tahun ditandai dengan sistem fisiologi panca indera berperan baik, siklus menstruasi teratur (26-36) hari, mentruasi dengan ovulasi, tanda seks sekunder matang dan siap untuk berfungsi. Menurut Verralls (2003) umur wanita 35-55 tahun mempunyai resiko tinggi untuk timbulnya kanker serviks, tetapi sekarang telah terjadi peningkatan jumlah

wanita muda yang sel-selnya abnormal, bahkan dapat didiagnosis sitologi serviks. Hal ini disebabkan karena seringnya melakukan hubungan seksual di usia muda, maka semakin besar mengarah ke kanker serviks, untuk itu perlu dilakukannya pemeriksaan IVA sebelum memasuki masa klimakterium yang akan mengalami perubahan dan gangguan pada organ reproduksi, karena jaringan epitel pada serviks akan sulit untuk dilakukan pemeriksaan Inspeksi Visual asam asetat (IVA). Berdasarkan tabel 3 menunjukkan sebagian besar responden multipara dengan kategori IVA Radang sebanyak 8 orang, kategori IVA Positif sebanyak 3 orang sedangkan grande multipara dengan kategori IVA Positif hanya 1 orang. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Nurlaila (2012) Semakin sering melahirkan (banyak anak) semakin tinggi resiko terkena kanker serviks apalagi bila jarak persalinan yang terlalu dekat. Seorang perempuan yang sering melahirkan akan berdampak pada seringnya terjadi perlukaan pada jalan lahir. Bila terjadi robekan di selaput serviks menyebabkan terbukanya jaringan sehingga mudah masuknya kuman-kuman yang dapat menyebabkan infeksi. Meluasnya kesakitan dan kematian karena kanker serviks dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor pencegahan merupakan salah satu faktor penting dalam menghambat meluasnya kesakitan dan kematian tersebut. Berdasarkan hal tersebut diperlukan upaya untuk mengatasinya. Upaya yang perlu ditempuh adalah pengenalan metode deteksi dini tentang kanker serviks melalui (IVA) secara teratur pada setiap wanita yang sudah kontak seksual terutama pada ibu-ibu atau wanita yang masuk golongan resiko tinggi untuk diperiksa yang terjadwal yaitu setiap 6 bulan sampai 1 tahun sekali, karena penemuan penyakit pada tingkat pra kanker dan pemberian pengobatan yang tepat akan menghambat dan akan mencegah perjalanan penyakit kanker serviks lebih lanjut dan disamping itu diperlukan menjaga kebersihan diri dengan cara melakukan vulva hygiene yang benar, pola hidup yang sehat dan memberikan penjelasan tentang perlunya (IVA). Berdasarkan tabel 4 penggunaan kontrasepsi IUD dengan kategori IVA Positif sebanyak 3 orang dan MOW dengan kategori IVA Positif hanya 1 orang. Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah kehamilan, upaya itu bersifat sementara, dapat pula bersifat permanen. Menurut Muchlis dkk (2005) alat kontasepsi yang digunakan dalam waktu yang lama dapat membantu faktorfaktor yang memicu terjadinya kanker serviks. Hal tersebut terjadi karena penggunaan kotrasepsi yang lama dapat mengacaukan keseimbangan hormon estrogen dalam tubuh sehingga mengakibatkan perubahan sel yang normal menjadi tidak normal. Penggunaan kontrasepsi hormonal juga mempengaruhi terutama pemakaian IUD karena masuknya benda asing ke dalam rahim tanpa kita ketahui dapat meninmbulkan perlukaan pada porsio uteri. Sehingga pemakaian KB dianjurkan untuk menjaga kebersihan diri (personal hygiene) dengan cara menjaga kelembaban alat genitalia, bila merasa basah segera ganti celana dalam sehari dua kali, dan jangan terlalu sering membasuh vagina dengan pewangi/parfum karena akan merusak keseimbangan PH vagina sehingga menyebabkan infeksi. Simpulan Hasil penelitian tentang skrining metode pemeriksaan inspeksi visual asam asetat (IVA) pada wanita usia subur di Puskesmas Blooto Kota Mojokerto Bulan Juli 2014 diperoleh data bahwa sebagian besar skrining IVA yang menunjukkan IVA Positif sebanyak 4 orang (20%). Saran 1. Bagi Wanita Usia Subur Diharapkan Akseptor KB IUD untuk menjaga kebersihan diri (personal hygiene) dengan cara mengganti celana dalam bila terasa basah, jangan sering menggunakan pembersih vagina pewangi/parfum karena akan merusak keseimbangan PH vagina sehingga menyebabkan infeksi serta melakukan pemeriksaan dengan test Pap Smear, Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) Negatif setiap 5 tahun, dan IVA Positif setiap 1 tahun.

2. Bagi Petugas Kesehatan Diharapkan petugas kesehatan memberikan informasi melalui penyuluhan dengan menggunakan audio visual mengenai pentingnya pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) untuk mencegah terjadinya kanker serviks dan memberikan konseling serta motivasi bagi akseptor IUD untuk melakukan pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA) secara teratur. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan peneliti bisa mengkaji lebih dalam mengenai metode IVA dan faktor apa saja yang mempengaruhi ibu dalam melakukan pemeriksaan Inspeksi Visual Asam Asetat (IVA). Daftar Pustaka Aminati, Dini. 2013. Cara Bijak menghadapi dan mencegah Kanker Leher Rahim (SERVIKS) cetakan 1. Yogyakarta : Brilliant Books. Depkes RI. 2008. Skrining Kanker Leher Rahim dengan Metode Inspeksi Visual dengan Asam Asetat (IVA). (.depkes.go.id/index.php.php/). (Diakses tanggal 08 April 2014). Manuaba. 2009. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita Edisi 2. Jakarta : EGC. Marmi, S.ST, M. Kes. 2013 Kesehatan Reproduksi Penerbit Pustaka Belajar. Notoatmodjo, Soekidjo. 2010. Metodologi Penilitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta. Nuranna, Laila. 2010. Deteksi Dini Kanker Serviks dengan IVA. http://www. gpmagz.com/). (Diakses tanggal 10 juni 2014). Rasjidi, Imam. 2009. Deteksi Dini & Pencegahan Kanker Pada Wanita (Edisi Pertama) S. Novel, Sinta. 2010. Kanker Serviks dan Infeksi Human Papillomavirus (HPV). Penerbit Java Media Network Suarniti, Ni Wayan. 2013. Pengetahuan dan Motivasi Wanita Usia Subur tentang Tes IVA di Propinsi Bali. (http://pustaka.unpad.ac.id/). (Diakses pada tanggal 12 Juni 2014) Sulaiman, M. Reza. 2014. Ingin Skrining Kanker Serviks? Kenali Dulu Metodenya. Jakarta : detikhealth.