BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN.

BAB 2 KAJIAN PUSTAKA. merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Meningkatnya taraf hidup masyarakat, menyebabkan terjadinya peningkatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pasien

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kesannya terhadap kinerja suatu produk dan harapan-harapannya. Sedangkan

BAB II LANDASAN TEORI. tempat, organisasi dan gagasan (Kotler, 2001:347). Dari definisi diatas. 1. Intangibility (tidak dapat dilihat, dirasakan).

Bisma, Vol 1, No. 8, Desember 2016 KEPUASAN KONSUMEN PADA DIVISI SERVICE PT ANZON AUTO PLAZA DI PONTIANAK

201 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. ISSN (elektronik)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan kecenderungan menuntut kualitas pelayanan yang lebih baik.

STUDI KOMPARATIF PESERTA ASKES DAN NON ASKES TENTANG TINGKAT KEPUASAN PELAYANAN DI RSUP Dr. KARIADI SEMARANG

BAB II KERANGKA TEORITIS. Webster s 1928 Dictionary, dalam Lupiyoadi (2013), menyatakan bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN SKRIPSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pelayanan Kesehatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ageng Tirtayasa Banten terhadap Pelayanan SPP Online Bank BTN Cabang

BAB III METODE PENELITIAN. Sanjiwani yang berlokasi di Jalan Ciung Wanara Nomor 2, Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau perilaku kepada atau untuk individu atau kelompok melalui antisipasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN UKDW. tersebut mempengaruhi kondisi perkembangan dunia bisnis. Setiap

BAB I PENDAHULUAN. saja membuat RS mampu untuk bersaing dan tetap exist di masyarakat. Bagi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini kesehatan merupakan hal yang paling berharga dan telah. menjadi kebutuhan pokok. Semakin tinggi tingkat pendidikan, ilmu

BAB 1 PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan kepada masyarakat dan memiliki peran sangat strategis dalam

III. KERANGKA PEMIKIRAN. Jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Tim keperawatan merupakan anggota tim kesehatan garda depan yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam menerima pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan merupakan suatu aktivitas yang dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam era globalisasi, persaingan bisnis menjadi sangat ketat baik di pasar

BAB I PENDAHULUAN. pemeriksaan kondisi mobil. Service Clinic Car merupakan perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perpustakaan Perguruan Tinggi adalah perpustakaan yang terdapat pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Philip Kotler dan Armstrong (2001 : 7), mendefinisikan. dengan orang lain. Stanton dalam Basu Swastha (2002 : 10),

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelanggan terbagi menjadi dua jenis, yaitu: fungsi atau pemakaian suatu produk. atribut yang bersifat tidak berwujud.

II.TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kepuasan Konsumen

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan telah terjadi beberapa perubahan mendasar. Pada awal

Kualitas informasi tergantung pada empat hal yaitu akurat, tepat waktu, relevan dan ekonomis, yaitu:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan perpindahan

GAMBARAN TINGKAT KEPUASAN PASIEN DALAM MUTU PELAYANAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT JALAN RS ADENIN ADENAN MEDAN

ANALISIS PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PENUMPANG KERETA API BISNIS SENJA KEDIRI PADA PT. KAI (DAOP VII) MADIUN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI INSTALASI FARMASI RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA S K R I P S I

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Gambaran kepuasan..., Venty Rahma Ayunda, FKM UI,

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam tulisan yang mereka buat, antara lain sebagai berikut: dengan harapan-harapan yang ingin diperoleh (Umar, 2005).

BAB II LANDASAN TEORI. mengukur kepuasan pelanggan, yaitu sebagai berikut :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilakukan oleh Adi Sopian pada tahun 2004 yang berjudul Analisis Tingkat Kepuasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUASAN PASIEN PADA RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia untuk dapat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan pasien adalah suatu perasaan pasien yang timbul akibat kinerja

BAB II LANDASAN TEORI. Pada bab dua ini akan dijelaskan beberapa teori tentang belanja online

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rumah Sakit merupakan tempat pelayanan kesehatan yang selain

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan suatu tempat untuk melakukan upaya peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. atau jasa yang sebenarnya. Suatu perusahaan dapat mengambil langkah-langkah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Parasuraman et al. (1988) menyatakan bahwa kualitas pelayanan

BAB II LANDASAN TEORI. konsumen sebagai suatu tanggapan emosional pada evaluasi pengalaman

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT ISLAM AMAL SEHAT SRAGEN SKRIPSI

MANAJEMEN MUTU (KEPUASAN PELANGGAN)_AEP NURUL HIDAYAH_(RKM )_REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN_POLITEKNIK TEDC BANDUNG

PENERAPAN METODE SERVQUAL UNTUK PERBAIKAN MUTU PELAYANAN PEMBAGIAN AIR IRIGASI (Studi Kasus Di Daerah Irigasi Kumisik)

BAB I PENDAHULUAN. internasional memasuki pasar pelayanan medis di Indonesia. Setiap

PENDAHULUAN INTISARI MUFLIH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam agenda pembangunan nasional. Pembangunan pendidikan

BAB 1 : PENDAHULUAN. dan swasta semakin menuntut pelayanan yang bermutu. Tidak dapat dipungkiri pada

BAB 5 METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN JASA KESEHATAN (Studi Kasus di Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama Semarang)

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan luarnya, khususnya hubungan baik dengan pelanggan atau

BAB I PENDAHULUAN. memperhatikan kualitas pelayanan yang ditawarkan kepada konsumen dalam. merasakan kepuasan terhadap kualitas yang ditawarkan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Rumah Sakit lainnya. Rumah sakit adalah bentuk organisasi pelayanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diinginkan pelanggan sehingga kepuasan pelanggan bisa terwujud (Panca, 2005).

III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. hal yang harus mendapat perhatian dari pemerintah sebagai salah satu upaya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan menurut Kamus Bahasa Indonesia (2005) adalah puas ; merasa

BAB I PENDAHULUAN. PERSI 1995 mengutip pendapat Ohmae (1992) menyebutkan bahwa perubahan akan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

HUBUNGAN KEPUASAN PASIEN DENGAN MINAT PASIEN DALAM PEMANFAATAN ULANG PELAYANAN KESEHATAN PADA PRAKTEK DOKTER KELUARGA

BAB II LANDASAN TEORI. pendukung dan acuan penelitian. Teori-teori ini menjadi bahan rujukan

BAB I PENDAHULUAN. Membaiknya kondisi perekonomian Indonesia belakangan ini tentunya

TINGKAT KEPUASAN PASIEN UMUM RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN INSTALASI FARMASI RSUD DR. DORIS SYLVANUS PALANGKA RAYA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Dinarty (2009,Medan) dengan judul penelitian Pengaruh Kepuasan

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kepuasan Pasien 1. Pengertian Kepuasan Kepuasan adalah perasaan senang atau kecewa yang muncul setelah membandingkan antara persepsi terhadap kinerja atau hasil suatu produk atau jasa dan harapan-harapan (Kotler, 2007). Menurut Haffizurrachman (2004). Kepuasan adalah suatu keadaan dimana kebutuhan, keinginan dan harapan pasien dapat dipenuhi melalui produk yang diberikan. Kepuasan adalah bentuk perasaan seseorang setelah mendapatkan pengalaman terhadap kinerja pelayanan yang telah memenuhi harapan (Gerson, 2004). 2. Pengertian Pasien (Pelanggan) Pasien (pelanggan) adalah orang yang menerima hasil pekerjaan seseorang atau suatu organisasi (Tjiptono, 2003, p. 103). Menurut pandangan tradisional bahwa pasien suatu perusahaan adalah orang yang membeli dan menggunakan produknya. Menurut Tjiptono, 2003, ada beberapa unsur yang penting di dalam kualitas yang ditetapkan oleh pasien, yaitu : a. Pasien haruslah prioritas utama organisasi. Kelangsungan hidup organisasi tergantung pasien. b. Pasien yang dapat diandalkan merupakan pasien yang paling penting, yaitu pasien yang berkali-kali beli. c. Kepuasan pasien dijamin dengan menghasilkan produk yang berkualitas tinggi. Kepuasan berimplikasi pada perbaikan yang terus menerus sehingga kualitas harus diperbaharui setiap saat agar pasien tetap puas dan loyal. 3. Pengertian Kepuasan Pasien Kepuasan pasien adalah tingkat perasaan seseorang setelah setelah membandingkan kinerja (atau hasil) yang ia rasakan dibandingkan dengan

harapannya (Kotler, 2007). Sedangkan menurut Nurachmah (2005), kepuasan pasien didefinisikan sebagai evaluasi paska konsumsi bahwa suatu produk yang dipilih setidaknya memenuhi atau melebihi harapannya. Sabarguna (2004), berpendapat bahwa kepuasan pasien merupakan nilai subyektif terhadap kualitas pelayanan yang diberikan. Menurut Gerson (2004), kepuasan pasien adalah persepsi pelanggan bahwa harapannya telah terpenuhi atau terlampaui. Kepuasan pasien dapat diartikan sebagai suatu sikap konsumen yakni beberapa derajat kesukaan atau ketidaksukaannya terhadap pelayanan yang pernah dirasakan, oleh karena itu perilaku konsumen dapat juga diartikan sebagai model perilaku pembeli (Ilyas, 1999). Kepuasan pasien merupakan evaluasi purna beli dimana alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya sama atau melampaui harapannya (Kusumapraja, 1997). Pendapat Wilkie (1990, p.240), bahwa kepuasan pasien sebagai suatu tanggapan emosional pada evaluasi terhadap pengalaman konsumsi suatu produk atau jasa. Menurut Sabarguna (1991), penilaian kepuasan pasien penting diketahui karena : a. Kepuasan pasien merupakan bagian dari mutu pelayanan, karena upaya pelayanan haruslah dapat memberikan kepuasan, tidak semata-mata kesembuhan belaka. b. Berhubungan dengan pemasaran rumah sakit - Pasien yang puas akan memberi tahu pada teman, keluarga dan tetangganya. - Pasien yang puas akan datang lagi kontrol, atau membutuhkan pelayanan yang lain. - Iklan dari mulut ke mulut akan menarik pasien baru. c. Berhubungan dengan prioritas peningkatan pelayanan dalam dana yang terbatas d. Peningkatan pelayanan harus efektif dan sesuai dengan kebutuhan pasien.

B. Faktor yang Berpengaruh Terhadap Kepuasan Pasien Menurut Supranto (2001), faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kepuasan pasien antara lain : 1. Tangibles (wujud nyata) adalah wujud langsung yang meliputi fasilitasfisik, yang mencakup kemutahiran peralatan yang digunakan, kondisi sarana, kondisi SDM dan keselarasan antara fasilitas fisik dengan jenis jasa yang diberikan. 2. Reliability (kepercayaan) adalah pelayanan yang disajikan dengan segera, memuaskan merupakan aspek-aspek keandalan sistem pelayanan yang diberikan, meliputi : kesesuaian pelaksanaan pelayanan dengan rencana, kepedulian terhadap keluhan pelanggan, keandalan penyampaian jasa sejak awal, ketepatan waktu pelayanan sesuai dengan janji (standar waktu yang digunakan) dan keakuratan penanganan pasien. 3. Responsiveness (tanggung jawab) adalah keinginan untuk membantu dan menyediakan jasa yang dibutuhkan konsumen. Kebutuhan tersebut meliputi kejelasan waktu penyampaian jasa, ketepatan dan kecepatan dalam pelayanan administrasi, kesediaan petugas dalam membantu konsumen, dan keluangan waktu pegawai dalam menanggapi permintaan pasien dengan cepat. 4. Assurance (jaminan) adalah adanya jaminan bahwa jasa yang ditawarkan memberikan jaminan keamanan yang meliputi kemampuan SDM, rasa aman selama berurusan dengan karyawan, kesabaran karyawan dan dukungan pimpinan terhadap staf. 5. Empathy (empati) adalah berkaitan dengan pemberian perhatian penuh kepada konsumen, pemahaman akan kebutuhan pasien, perhatian terhadap kepentingan pasien dan kesesuaian waktu pelayanan dengan kebutuhan pasien. C. Pengukuran Kepuasan Pasien 1. Menurut (Kotler, 2007), beberapa metode pengukuran kepuasan pasien, antara lain :

a. Sistem keluhan dan saran berorientasi pada petugas (customer oriented) memberikan kesempatan yang luas kepada para pasien untuk menyampaikan saran dan keluhan. Misalnya dengan menyediakan kotak saran, kartu komentar, customer hotlines, dll. Informasi tersebut dapat memberikan ide-ide cemerlang bagi perusahaan dan memungkinkan untuk bereaksi secara tanggap dan cepat untuk mengatasi masalah yang timbul. b. Ghost Shoping memperkirakan beberapa orang untuk berperan dan bersikap sebagai pembeli potensial untuk melaporkan temuan-temuan tentang kekuatan dan kelemahan perusahaan. c. Lost Customer Analysis Perusahaan seyogyanya menghubungi para pelanggan yang berhenti membeli atau pindah langganan ke tempat lain. d. Survei Kepuasan Pasien Umumnya penelitian mengenai kepuasan pasien dilakukan dengan penelitian survei, baik melalui pos, telepon maupun melalui wawancara langsung. Hasil dari survei kepuasan pasien ini dianggap lebih valid daripada metode yang lain. 2. Menurut Wilson (1992, p.61), pengukuran kepuasan pasien sebagai berikut a. Directly Reported Satisfaction Pengukuran dapat dilakukan secara langsung dengan pertanyaan, seperti ungkapan seberapa puas saudara terhadap pelayanan (sangat tidak puas, tidak puas, indiferent, puas, sangat puas) b. Derived Satisfaction Responden diberikan pertanyaan seberapa besar mereka mengharapkan atribut tertentu dan seberapa besar mereka rasakan atribut yang diterima. c. Problem Analysis Responden diminta untuk memutuskan masalah-masalah yang ada dan memberikan saran-saran untuk perbaikan.

d. Importance / Performance Ratings Responden diminta untuk merangking berbagai elemen dari pemasaran berdasarkan derajad pentingnya di setiap elemen dan seberapa besar kinerja perusahaan dalam masing-masing elemen. 3. Menurut Peters (1989, p. 100-102), pengukuran kepuasan pasien sebagai berikut : a. Frekuensi Survei kepuasan pasien dilakukan paling sedikit setiap 60 90 hari sekali. b. Format Melakukan survei format menggunakan pihak ketiga di luar perusahaan. c. Isi (content) Pertanyaan yang diajukan adalah pertanyaan standar yang dapat dikuantitatifkan. d. Desain isi Pendekatan sistematis dalam memperhatikan setiap pandangan yang ada. Tidak ada instrumen survei yang paling baik di segala kondisi. e. Melibatkan setiap orang Fokus group informal harus melibatkan setiap fungsi dan level dalam organisasi. f. Mengukur kepuasan setiap orang Mengukur semua pihak, baik pasien langsung maupun tidak langsung. g. Kombinasi berbagai ukuran Ukuran yang digunakan harus dibatasi pada skor kuantitatif. h. Hubungan dengan kompensasi dan reward lainnya Hasil pengukuran dikaitkan dengan kompensasi dan reward lainnya. i. Penggunaan ukuran secara simbolik Ukuran kepuasan pasien perlu dipasang dan ditempatkan di setiap bagian organisasi

j. Bentuk pengukuran lainnya Setiap deskripsi kerja harus mencakup pula deskripsi kualitatif mengenai hubungan karyawan dengan pasien. 4. Menurut Nursalam (2003), klasifikasi kepuasan pasien sebagai berikut: a. Sangat tidak memuaskan (1), bila hasil pelayanan yang diberikan / didapatkan oleh pasien jauh di bawah harapannya. b. Tidak memuaskan (2), bila hasil pelayanan yang didapatkan pasien belum memenuhi harapannya. c. Cukup memuaskan (3), bila hasil pelayanan yang didapatkan pelanggan sudah sebagian memenuhi harapannya. d. Memuaskan (4), bila hasil pelayanan yang didapatkan pasien sudah memenuhi harapannya. e. Sangat memuaskan (5), bila hasil pelayanan yang didapatkan pasien melebihi harapannya. D. Waiting Time (Waktu Tunggu) Waiting time (waktu tunggu) adalah periode waktu dimana seseorang harus menunggu dalam rangka menunggu pemeriksaan atas dirinya. Pemeriksaan tersebut merupakan jenis pemeriksaan yang diminta atau diinstruksikan (Wikipedia, the free encyclopedia). Menurut kebijakan paviliun Garuda RSUP Dr. Kariadi Semarang waiting time / waktu tunggu adalah periode waktu yang dialami pasien dari proses registradi sampai proses penyelesaian administrasi. Sistem monitoring waiting time yang dilakukan di klinik rawat jalan paviliun Garuda hanya sebatas waktu dari proses pelanggan melakukan registrasi sampai dengan pasien diperiksa oleh dokter yang bersangkutan. Ketepatan waktu pelayanan sangat dipengaruhi oleh sistem monitoring waiting time, karena sistem tersebut memantau ; komitmen kontrak waktu dengan dokter, keberadaan dan kehadiran dokter dan memantua waktu tunggu secara terus menerus. Tanggap terhadap keluhan pasien terutam pasien yang komplain mengenai

waktu tunggu yang lama. Pasien akan merasa puas bila Ia merasa lebih diperhatikan dan tidak menunggu lama. 1. Alur Kerja Sistem Monitoring Waiting Time Pendaftaran Rawat Jalan - Catat waktu saat pendaftaran Buat komitmen dengan dokter - Kapan bisa datang - Catat waktunya Informasikan ke pasien - Kapan dokter bisa datang Kelompok I - Check list waiting time 30 menit Perhitungan & Pengelompokan check list monitoring waiting time Dokter datang - Catat periode waktu tunggu - Pasien diperiksa oleh dokter Kelompok II - Check list waiting time > 30 menit Catat nama dokter dengan waktu tunggu > 30 menit 2. Sistem Pelaporan dan Tindak Lanjut Monitoring Waiting Time Customer service buat laporan - Kepala Ruang Koordinator mutu pelayanan Direktur utama Direktur medik dan keperawatan Kepala instalasi SMF Bagian Pemasaran Dokter yang bersangkutan

E. Penelitian Terkait 1. Penelitian terkait dengan kepuasan pasien rawat jalan telah dilakukan oleh Wahyono pada tahun 1998, dengan judul Tingkat Kepuasan Pengguna Jasa Rawat Jalan Rumah Sakit Bethesda Yogyakarta. Bentuk penelitian deskriptif analitik secara cross sectional. Jumlah sampel 62 orang yang kemudian didistribusikan secara proporsional pada setiap jenis klinik dan ditentukan secara acak atau random. Hasil penelitian ini sebagian besar pengguna jasa rawat jalan di RS Bethesda Yogyakarta yang menjadi responden berumur antara 35 65 tahun (51,61%), berpendidikan menengah (49,67%) dan bekerja pada sektor swasta (49,67%). Tingkat sosial ekonomi sebagian besar pada tingkat menengah (48,39%). Persepsi tentang waktu pelayanan sebagian besar menyatakan cepat (79,03%) rentang waktu pelayanan antara 35 180 menit. Sebagian besar menyatakan puas (82,25%). Ketidakpuasan yang terjadi paling besar ada pada waktu dan tenaga untuk mendapatkan pelayanan (20,96%), disusul komponen penilaian pasien terhadap interaksi interpersonal (12,30%). Analisa statistik menggunakan chi sqare didapatkan hasil secara statistik ada hubungan antara jenis pekerjaan dan persepsi lama waktu pelayanan dengan tingkat kepuasan pengguna jasa rawat jalan di RS Bethesda Yogyakarta. Antara umur, tingkat pendidikan dan tingkat sosial ekonomi secara statistik tidak ada hubungan dengan tingkat kepuasan. 2. Kepuasan pasien terhadap mutu pelayanan keperawatan di Rumah Sakit Islam Surakarta (Indriyani, 2007) 3. Pengaruh kualitas pelayanan laboratorium terhadap tingkat kepuasan pasien rawat jalan pada laboratorium klinik RSUD Sukoharjo, (Mardiana, 2003).

F. Kerangka Teori Faktor faktor yang Berpengaruh terhadap Kepuasan Pasien Faktor Reliability - Ketepatan waktu pelayanan - Kesiapan dan ketrampilan - Keakuratan penanganan - Kepedulian terhadap masalah Faktor Tangible - Lokasi RS strategis - Kondisi RS - Fasilitas mutahir - Kemampuan SDM Proses monitoring waiting time - Pantau waktu tunggu terus menerus - Tanggap terhadap komplain waktu tunggu Faktor Responsiveness - Sistem informasi - Administrasi simple - Sikap petugas terhadap pasien - Waktu tunggu menjadi pendek - Pasien merasa diperhatikan Faktor Assurance - Jaminan asuransi - Jaminan keamanan - Dukungan terhadap staf Kepuasan pasien Faktor Empathy - Perhatian terhadap pasien - Perhatian terhadap staf Gambar Bagan 1 Kerangka Teori (Supranto, 2001)

G. Kerangka Konsep Ketepatan waktu pelayanan - sistem monitoring waiting time Kepuasan pasien Gambar Bagan 2 Kerangka Konsep I. Variabel Penelitian Variabel penelitian adalah obyek penelitian atau apa yang terjadi titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2002). Variabel bebas adalah variabel bila yang berubah akan mengakibatkan perubahan variabel lain. Variabel terikat adalah variabel yang berubah akibat perubahan variabel bebas (Sastroasmoro, 1995). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah sistem monitoring waiting time yang meliputi; ketepatan waktu pelayanan, pelaku monitoring waiting time, dan kesesuaian waktu pelayanan dengan penjadwalan praktek. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kepuasan pasien terhadap sistem monitoring waiting time di klinik rawat jalan paviliun Garuda RSUP Dr. Kariadi Semarang. J. Hipotesa Berdasarkan uraian konsep dasar kepuasan pasien peneliti mengajukan hipotesa sebagai berikut : Ada hubungan antara sistem monitoring waiting time dengan kepuasan pasien di klinik rawat jalan paviliun Garuda RSUP Dr. Kariadi Semarang.