PENINGKATAN KETERAMPILAN BERWAWANCARA BAHASA JAWA KRAMA DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS VIIA SMPN SATU ATAP MERJOSARI MALANG

dokumen-dokumen yang mirip
Keywords: Audiovisual media, writing skills, folklore

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA MENGGUNAKAN MEDIA VIDEO PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 KAJORAN KABUPATEN MAGELANG

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. hasil tes keterampilan membaca puisi untuk mengetahui kondisi awal keterampilan

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SAPAAN FORMAL BAHASA JERMAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE ROLE PLAY

EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE KASUS MENGGUNAKAN MEDIA AUDIO-VISUAL TERHADAP HASIL BELAJAR KIMIA SISWA SMA

J-SIMBOL (Bahasa, Sastra, dan Pembelajarannya) PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI MELALUI METODE PEMBERIAN TUGAS SISWA KELAS X.

Key Words: map board media, social science learning achievement, ethnic and culture diversity in Indonesia

ARTIKEL PENELITIAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA KRAMA LUGU

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK BERITA MENGGUNAKAN METODE TEAMS GAMES TOURNAMENTS (TGT) PADA SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH KUTOARJO

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN STRATEGI 3W2H PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 SALAM ARTIKEL E-JOURNAL

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERMAIN DRAMA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEKNIK JIGSAW II

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS IIIB MI ALMAARIF 03 LANGLANG SINGOSARI

Keywords: Index Card Match, card number, Learning Mathematics

UPAYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA PENGALAMAN PRIBADI DENGAN METODE DEMONSTRASI PADA SISWA KELAS VIII-D SMP NEGERI 2 KARANGANYAR KEBUMEN

Manib Absari SMP Negeri 2 Gatak

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS EKSPOSISI DENGAN MENGGUNAKAN STRATEGI 3M PADA SISWA KELAS VIIA SMP ISLAM DIPONEGORO WAGIR KABUPATEN MALANG

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT DI SMP NEGERI 13 PONTIANAK

PENGGUNAAN MODEL OPEN ENDED LEARNING

A. Pendahuluan (Background) Kata kunci: menyimak, pidato, media audiovisual, Student Team Learning

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS DRAMA BERDASARKAN ANEKDOT MELALUI TEKNIK LATIHAN TERBIMBING. Wiji Lestari

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE (TPS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGAPRESIASI CERITA PENDEK

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS IIIA SDN JAGERAN SEWON DALAM PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR

PENERAPAN KONSEP PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF, DAN MENYENANGKAN (PAKEM) DALAM MENYIMAK PUISI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI SASTRA

ARTIKEL E-JOURNAL SKRIPSI

PEMANFAATAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI DAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA 1) Oleh

PENGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DENGAN MEDIA BENDA KONKRET

PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PENJASKES SISWA SMP

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIIIA SMP NEGERI 1 CANDIPURO MENGGUNAKAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN TEKNIK MIND MAPPING

MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI MODEL PROBLEM SOLVING LEARNING BERBASIS DISCOVERY PADA KELAS VII

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Media Gambar, Prestasi Belajar IPA

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

Peranan Media Gambar Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPS di Kelas IV SDN No 2 Kalukubula

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA DENGAN STRATEGI BUKU BERGAMBAR MINIM KATA SISWA KELAS XI IPA 2 SMA NEGERI 1 IMOGIRI, BANTUL

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS MELALUI METODE KOOPERATIF (STAD) SISWA KELAS VIII. Oleh. Silfia Edi Suyanto

BAB III METODE PENELITIAN. kelas merupakan penelitian yang berbasis kelas, maka masalah-masalah yang diteliti

Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN

Keywords: speaking skill, continous story telling technique, elementary school

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR DENGAN TEKNIK KATA KUNCI KELAS VII I

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA BERBAHASA JAWA DENGAN METODE SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS VIIA SEMESTER II SMP NEGERI 4 SUKOHARJO TAHUN PELAJARAN

PENGGUNAAN METODE ROLE PLAYING DALAM PENIGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JAWA KRAMA PADA SISWA KELAS V SD

PENERAPAN TEKNIK PEMODELAN UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIDATO SISWA

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PARAGRAF ARGUMENTATIF MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH SISWA KELAS X

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS KETERAMPILAN MENULIS WACANA DESKRIPSI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS IV DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ARTIKULASI DI SD NEGERI 06 ULAKAN TAPAKIS KABUPATEN PADANG PARIAMAN

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COURSE REVIEW HORAY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR AKUNTANSI

PENERAPAN MODEL ARIAS

UPAYA MENINGKATKAN KOMUNIKASI ANTAR PRIBADI MELALUI BIMBINGAN SOSIAL DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL. Richah Sofiyanti dan Heri Saptadi Ismanto

PENGGUNAAN MEDIA KARTU HURUF DALAM PEMBELAJARAN AKSARA JAWA DI SEKOLAH DASAR

PENGGUNAAN MEDIA VCD PEMBELAJARAN DALAM PENINGKATAN PENGUASAAN KOSAKATA MATA PELAJARAN BAHASA INGGRIS SISWA KELAS IV SDN 4 BUMIREJO TAHUN 2013/2014

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA INDAH GEGURITAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW. Sunandar

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA FLASH CARD PADA KELAS 4 SD. Oleh Cerianing Putri Pratiwi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penulis melaksanakan penelitian di Sekolah Menengah Pertama Negeri 9

Noorhafizah dan Rahmiliya Apriyani

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN BAHASA INGGRIS DENGAN PENGGUNAAN MEDIA FLASHCARD PADA SISWA KELAS V SDN 2 SEMPOR KEBUMEN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

PENGGUNANAN METODE QIRA ATI DENGAN MEDIA PAPAN FLANEL DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AKSARA JAWA SISWA KELAS IV SDN 1 PURWOSARI TAHUN AJARAN

PENGGUNAAN MEDIA AUDIOVISUAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA

D033. Mahasiswa FKIP Biologi UMS 2. Magister Kesehatan 3. Doctoral IPB ABSTRAK

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PHOTO STORY PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PURWOREJO

BAB III PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI MELALUI MODEL STAD SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS LAPORAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK WRITE (TTW)

Ririn Budi U. K. Peningkatan Kemampuan Menulis Cerpen... Halaman Volume 1, No. 2, September 2016

Prosiding Seminar Nasional Volume 01, Nomor 1

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN KOMBINASI MEDIA GRAFIS JENIS BAGAN DAN MEDIA VIDEO. Oleh: Drs. H. Bulkani, M.Pd * dan Edy Franatha**

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR DAN KETERAMPILAN MENULIS SISWA KELAS VII.B DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISCOVERY

D035. Prodi Biologi Fak Saintek UIN Sunan Kalijaga ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS IV MELALUI MODEL THINK PAIR AND SHARE

PENGARUH MEDIA TELEVISI MY TRIP MY ADVENTURE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS TEKS DESKRIPSI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Joyful Learning Journal

Ninda Beny Asfuri, S.Pd, M.Pd ABSTRAK. Kata Kunci : Keterampilan Berbicara, Bahasa Jawa, Role Playing

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATERI PERKEMBANGAN NEGARA MELALUI MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT

Mondang Syahniaty Elfrida Sinaga Guru Mata Pelajaran IPA SMP Negeri 1 Lubuk Pakam Surel :

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E (SIKLUS BELAJAR 5E) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP FISIKA SISWA KELAS X MIA SMAN 6 MALANG

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE GLOBAL PADA SISWA KELAS I SD NEGERI KAPUKANDA ARTIKEL JURNAL

Dwi Ambarwati 1. PENDAHULUAN

Oleh: Suharyadi, Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia, ABSTRAK. Kata kunci: media audio, model stratta, menyimak berita

Oleh: Sudiatmanto SMP Negeri 1 Pogalan, Trenggalek

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA DENGAN MEDIA CERPEN PADA SISWA KELAS XI SMA N 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS TEKS ANEKDOT DENGAN MEDIA GAMBAR KARIKATUR PADA SISWA KELAS X MAN PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015

UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN GAMBAR SERI UNTUK SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 6 SEMARANG 1. Oleh: Sri Sudarminah 2

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA KERTAS ORIGAMI

ARTIKEL E-JURNAL. oleh Rio Anggoro Pangestu NIM

Pendahuluan. Ade Yuanita Taufani et al., Penerapan Metode Pembelajaran...

BAB III METODE PENELITIAN. atau Classroom Action Research (CAR). Pendekatan PTK dipilih karena

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

Pertama Diterima: 27 April 2017 Bukti Akhir Diterima: 06 Mei 2017

BAB III METODE PENELITIAN. disarankan adalah penelitian tindakan. Dari namanya itu sendiri sudah. bukanlah kepentingan guru) (Arikunto, 2012:2).

PENINGKATAN TANGGUNG JAWAB SISWA MELALUI MODEL SNOWBALL THROWING PADA SISWA SMK YPP PURWOREJO KELAS X TM C TAHUN PELAJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

e-issn Vol. 5, No. 2 (2016) p-issn

IMPLEMENTASI MACROMEDIA FLASH DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENANGKAP MAKNA TEKS CERITA PENDEK SECARA LISAN MELALUI MEDIA PAPERCRAFT DAN TEKNIK URAI KEJADIAN

Oleh Rita Arianti Dosen Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP Rokania

Suheni Dwi Cahyati Mahasiswa Program Studi Pendidikan Matematika Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

Transkripsi:

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERWAWANCARA BAHASA JAWA KRAMA DENGAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS VIIA SMPN SATU ATAP MERJOSARI MALANG Wisseman Hilmi Kusuma 1) Nurchasanah 2) Karkono 3) Email: javajuve@yahoo.co.id Universitas Negeri Malang Jalan Semarang 5 Malang ABSTRAK: Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan peningkatan keterampilan berwawancara bahasa Jawa krama, proses pembelajaran, dan motivasi siswa dengan media audio visual. Desain penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK). Instrumen penelitian ini adalah tes, observasi, wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi foto. Data hasil penelitian berupa skor tes keterampilan berwawancara bahasa Jawa karma dan data verbal hasil observasi dan wawancara mengenai proses dan motivasi siswa. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan media audio-visual dapat meningkatkan keterampilan berwawancara bahasa Jawa krama. Kata Kunci: keterampilan berwawancara, bahasa Jawa krama, media audio visual. ABSTRACT: The purpose of this research is to describe the improvement of the interview skills in Jawa Krama language, the learning process and student motivation. The design of this researh is classroom action research (PTK). The instrument of this research are test, observations, interviews, field notes and photo documentation. Research data in the form of interview skills test scores propriety of Java language. The results of this study indicate that the use of audio-visual media can enhance the skills of the Java language interview krama. Key Words: the ability of interview, Jawa krama language, audio visual media. Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa berdiri dan hidup sendiri. Manusia membutuhkan interaksi dengan manusia ataupun makhluk hidup yang lain. Manusia juga dituntut untuk mencari bekal hidup yang berupa ilmu pengetahuan yang bisa dipelajari secara langsung ataupun bekerja sama dengan orang lain untuk mendapatkan ilmu yang diinginkan. Pada era modern ini, cara yang dilakukan manusia untuk mencari informasi dapat melalui cara bertanya jawab dengan orang lain yang lebih mengerti. Hal tersebut dinamakan wawancara. Wawancara adalah tanya jawab dengan seseorang (pejabat, dsb) yang diperlukan untuk dimintai keterangan atau pendapatnya mengenai suatu hal, untuk dimuat dalam surat kabar, disiarkan melalui radio, atau ditayangkan melalui televisi (Pusat Bahasa, 2002: 1270). Wawancara adalah suatu kegiatan bertanya 1 Wisseman Hilmi Kusuma adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah Jurusan Sastra Indonesia UM. 2 Nurchasanah adalah Dosen Jurusan Sastra Indonesia UM. 3 Karkono adalah Dosen Jurusan Sastra Indonesia UM. 1

jawab untuk mendapatkan informasi tertentu dengan aturan-aturan yang telah ditentukan. Sebelum melakukan wawancara, terdapat hal penting yang harus diperhatikan, antara lain (1) menentukan topik wawancara, (2) menentukan narasumber, dan (3) menyusun daftar pertanyaan untuk wawancara. Di dalam wawancara atau tanya jawab, pastilah ada aturan-aturan yang dipakai sebagai pedoman agar wawancara dapat dilakukan dengan baik dan benar dan hasilnya pun tercapai sesuai dengan apa yang ingin diketahui. Kesopansantunan dalam berbicara harus diperhatikan selain kaidah bahasa. Berbicara dengan teman sebaya, anak kecil, dan orang yang lebih tua berbeda satu sama lain, dalam bahasa Jawa disebut unggah-ungguh basa. Ekowardono mengungkapkan unggah-ungguh basa dikelompokkan menjadi dua, yaitu ragam ngoko dan ragam krama (dalam Fatoni, 2011: 13). Ragam krama adalah ragam yang semua katanya adalah krama, termasuk juga afiksnya kalau kata itu berafiks. Jika di dalam ragam krama tidak terdapat katakata krama inggil, ragam tersebut dinamakan ragam krama lugu. Jika di dalam ragam krama ditambahkan dengan kata-kata krama inggil, ragam tersebut dinamakan krama alus. Hal ini berlaku bagi siapa saja yang melakukan wawancara, apalagi dalam budaya suku Jawa yang mengenal pemakaian unggahungguh basa apabila orang yang diwawancarai lebih tua sebagai bentuk penghormatan. Namun pada zaman sekarang ini pemakaian unggah-ungguh dan tata cara berwawancara kurang dipahami benar oleh anak-anak usia SMP maupun SMA. Kendala yang sering dihadapi oleh guru selama ini dalam proses pembelajaran berwawancara ialah siswa sering tidak berkonsentrasi mendengarkan materi yang disampaikan. Oleh karena itu guru menggunakan media pembelajaran yang sesuai untuk meningkatkan keterampilan berwawancara bahasa Jawa krama. Rossi dan Breidle mengemukakan (dalam Sanjana, 2007: 161) bahwa media pembelajan adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk mencapai tujuan pendidikan seperti radio, televisi, buku, koran, majalah, dan sebagainya. Menurut Rossi (dalam Sanjana, 2007: 161) alat-alat semacam radio dan televisi kalau digunakan dan dirogram untuk pendidikan maka merupakan media pembelajaran.media bukan hanya berupa alat atau bahan saja, akan tetapi hal-hal lain yang memungkinkan siswa dapat memperoleh pengetahuan (Sanjana, 2007: 161). Berdasarkan pertimbangan dan kenyataan di lapangan mengenai betapa rendahnya keterampilan siswa dalam berwawancara bahasa Jawa, serta media audio visual yang diharapkan dapat meningkatkan keterampilan berwancara, penulis menentukan penelitian ini dengan judul Peningkatan Keterampilan Berwawancara Bahasa Jawa Krama dengan Media Audio visual pada Siswa Kelas VIIA pada Kompetensi Dasar Menerapkan Dialog dengan Berbagai Ragam Bahasa di SMP Negeri Satu Atap Merjosari Malang. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan peningkatan (1) keterampilan berwawancara bahasa Jawa krama, (2) proses pembelajaran berwawancara, dan (3) motivasi belajar siswa SMP Negeri Satu Atap Merjosari dengan menggunakan media audio visual. 2

3 METODE Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas merupakan salah satu cara yang strategis bagi pendidik untuk meningkatkan dan atau memperbaiki layanan pendidikan dalam konteks pembelajaran di kelas. Dalam penelitian kualitatif, kehadiran peneliti sangat diperlukan. Peneliti berkedudukan sebagai instrumen utama. Secara langsung peneliti terlibat dalam kegiatan pengumpulan data sampai dengan pelaporan hasil penelitian. Penelitian ini dilakukan di SMPN Satu Atap Merjosari Malang pada kelas VIIA. Penelitian ini dilakukan pada tanggal, 1,8,15, dan 22 Maret 2012 atau kurang lebih empat kali pertemuan. Instrumen penelitian berupa tes keterampilan berwawancara bahasa Jawa krama, pedoman observasi, catatan lapangan, dan pedoman wawancara. Tes keterampilan berwawancara bahasa Jawa krama dilakukan untuk memperoleh skor keterampilan berwawncara bahasa Jawa krama. Catatan lapangan digunakan untuk mengetahui aktivitas kegiatan siswa di kelas selama pembelajaran berlangsung. Pedoman wawancara merupakan alat yang digunakan untuk memperoleh data kegiatan pembelajaran berbicara bahasa Jawa krama di kelas kepada guru Bahasa Jawa dan kepada siswa mengenai pembelajaran yang dilakukan dengan media audio visual serta motivasi belajar siswa. Sebagai langkah validasi instrumen, peneliti melakukan konsultasi kepada pembimbing untuk menyempurnakan isi dan bentuk instrumen. Data dalam penelitian tindakan ini adalah data numerika berupa hasil tes unjuk kerja siswa berwawancara bahasa Jawa krama. Data proses berupa data verbal, yakni hasil wawancara dan observasi tingkah laku subjek yang diteliti yang bersumber dari kegiatan belajar mengajar berwawancara bahasa Jawa krama dengan menggunakan media audio visual. Analisis data dalam penelitian ini ada dua jenis, yaitu analisis data kualitatif dan analisis data kuantitatif. Analisis data kualitatif yang digunakan yaitu analisis data deskriptif kualitatif. Analisis data deskriptif kualitatif digunakan untuk data proses yang diambil dari hasil observasi, catatan lapangan, dan hasil wawancara. Analisis data kuantitatif yang digunakan adalah analisis data deskriptif persentase yaitu untuk mengitung persentase setiap aspek yang dinilai ketika tes berwawancara bahasa Jawa krama. Adapun rumus untuk mencari persentase adalah sebagai berikut. (%)= 100 Keterangan: S (%) = Skor (persentase) f = frekuensi n = Jumlah siswa HASIL Hasil penelitian ini berupa peningkatan (1) keterampilan berwawancara, (2) proses pembelajaran, dan (3) peningkatan motivasi belajar siswa dalam berwawancara bahasa Jawa krama dengan media audio visual. Data hasil belajar berwawancara bahasa Jawa krama dari pembelajaran pratindakan dapat diketahui bahwa berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) SMPN Satu Atap Merjosari Malang mata pelajaran bahasa daerah adalah

70, diperoleh hasil pengukuran penulisan naskah drama siswa kelas VIIA yaitu dari 40 siswa, tidak terdapat siswa (0%) yang mencapai ketuntasan belajar. Siswa belum bisa berbicara bahasa Jawa krama dengan baik dan benar. Proses pelaksanaan tindakan siklus I, hasil pengamatan saat tindakan, dan hasil wawancara setelah diberikan tindakan diketahui bahwa antusiasme siswa terhadap pembelajaran berwawancara yang diberikan oleh guru masih kurang. Hal ini terlihat ketika siswa banyak yang mengeluh ketika guru menyampaikan tujuan pembelajaran, keaktifan siswa saat pembelajaran berwawancara bahasa Jawa krama juga masih kurang. Hal ini dibuktikan tidak ada siswa yang bertanya maupun menanggapi penjelasan yang disampaikan oleh guru, kerja sama antarsiswa saat pembelajaran berwawancara bahasa Jawa sudah terjalin dengan baik, perilaku siswa saat praktik berwawancara bahasa Jawa krama dilaksanakan masih dalam kategori cukup karena masih banyak perilaku negatif. Masih banyak kekurangan dalam aspek-aspek yang dinilai, dan perhatian siswa saat kelompok lain maju berwawancara, banyak yang kurang memperhatikan. Beberapa siswa masih banyak yang berbicara sendiri di belakang, dan ada juga yang sibuk menghafal dialognya sendiri. Dari hasil wawancara terhadap empat siswa, diperoleh data bahwa media audio visual ini juga dapat menambah motivasi belajar mereka. Hal ini juga dapat dilihat dari proses pembelajaran yang semakin membaik yang mengindikasikan motivasi belajar siswa juga meningkat. Data hasil belajar berwawancara bahasa Jawa krama dari pembelajaran siklus I dapat diketahui bahwa berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) SMPN Satu Atap Merjosari Malang mata pelajaran bahasa daerah adalah 70, diperoleh hasil pengukuran penulisan naskah drama siswa kelas VIIA yaitu dari 40 siswa, terdapat 12 siswa (30 %) yang mencapai ketuntasan belajar. Siswa masih belum bisa berbicara bahasa Jawa krama dengan baik dan benar. Proses pelaksanaan tindakan siklus I, hasil pengamatan saat tindakan, dan hasil wawancara setelah diberikan tindakan diketahui bahwa antusiasme siswa terhadap pembelajaran berwawancara yang diberikan oleh guru sudah baik, hal ini terlihat ketika siswa banyak yang lebih senang ketika guru menyampaikan kegiatan pembelajaran, keaktifan siswa saat pembelajaran berwawancara bahasa Jawa sudah meningkat. Hal ini dibuktikan banyak siswa yang bertanya maupun menanggapi penjelasan yang disampaikan oleh guru, kerja sama antarsiswa saat pembelajaran berwawancara bahasa Jawa sudah terjalin dengan baik, Perilaku siswa saat praktik berwawancara bahasa Jawa krama dilaksanakan sudah terlihat baik, karena sudah banyak berkurang banyak perilaku negatif yang dilakukan siswa, Perhatian siswa saat teman yang lain maju berwawancara, mayoritas sudah memperhatikan. Namun, masih ada siswa yang berbicara sendiri di belakang, dan ada yang sibuk menghafal dialognya masing-masing. Dari hasil wawancara terhadap empat siswa, diperoleh data bahwa media audio visual ini juga dapat menambah motivasi belajar mereka. Proses pembelajaran yang semakin membaik menunjukkan bahwa motivasi belajar siswa lebih baik sehingga siswa lebih aktif mengikuti jalannya proses belajar mengajar. Data hasil belajar berwawancara bahasa Jawa krama dari pembelajaran siklus II dapat diketahui bahwa berdasarkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) SMPN Satu Atap Merjosari Malang mata pelajaran bahasa daerah adalah 70, diperoleh hasil pengukuran penulisan naskah drama siswa kelas VIIA yaitu dari 4

5 40 siswa, terdapat 25 siswa (62,5 %) yang mencapai ketuntasan belajar. Dari hasil ini berarti sudah mencapai target ketuntasan yang ditentukan yaitu minimal 60%. Siswa sudah lebih bisa berbicara bahasa Jawa krama dengan baik dan benar. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian, pada bagian ini akan dibahas mengenai peningkatan (1) keterampilan berwawancara, (2) proses pembelajaran, dan (3) motivasi belajar dalam berwawancara bahasa Jawa krama Siswa Kelas XI SMPN Satu Atap Merjosari Malang dengan menggunakan media audio visual. Peningkatan Keterampilan Berwawancara Bahasa Jawa Krama Siswa Kelas VIIB SMPN Satu Atap Merjosari Malang dengan Media Audio visual. Penerapan media audio visual pada siswa kelas VIIA SMP Negeri Satu Atap Merjosari mengindikasikan bahwa media audio visual memberikan kontribusi dalam meningkatkan pembelajaran berbicara. Secara garis besar pembelajaran dengan media audio visual di SMP Negeri Satu Atap Merjosari terdiri dari tiga kegiatan pokok yaitu melihat video, diskusi, dan bermain peran. Penelitian ini dilaksanakan melalui tiga tahapan kegiatan, yaitu studi pendahuluan, siklus I dan siklus II. Masing-masing siklus terdapat beberapa tahap mulai dari perencanaan sampai refleksi. Arikunto, dkk. (2010: 16) menyatakan bahwa model penelitian tindakan kelas terdapat empat tahapan yang lazim dilalui, yaitu tahap: (1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Pembelajaran dilaksanakan berdasarkan hasil refleksi pada studi pendahuluan dan siklus I. Berdasarkan hasil penilaian pada postes pratindakan, sebagian besar siswa belum mampu berbicara krama dengan baik. Pada hasil siklus I peningkatan keterampilan berwawancara krama belum menunjukkan hasil yang maksimal. Keterampilan siswa berbicara krama menunjukkan hasil yang memuaskan dengan kategori baik terjadi pada kegiatan siklus II. Peningkatan keterampilan berwawancara krama siswa tampak pada masing-masing aspek. Aspek diksi pada siklus I mengalami peningkatan dari ratarata sebesar 2 menjadi 2,375 atau mengalami peningkatan sebesar 18,75%. Pada siklus II aspek diksi juga meningkat menjadi 3,6 atau meningkat 51,58 % dari siklus I. Melihat hasil ini dapat dikatakan bahwa siswa telah mampu memilih diksi saat berbicara bahasa Jawa. Pranowo (dalam Fatoni, 2011: 71) menyatakan bahwa pemakaian pilihan kata (diksi) dimaksudkan untuk menghargai atau menghormati seseorang yang diajak bicara. Dengan kemampuan siswa memilih diksi saat berbicara maka siswa mampu menempatkan diri dengan siapa mereka berbicara. Pada aspek intonasi siklus I mengalami peningkatan dari rata-rata 1,8 menjadi 2,25 atau meningkat sebesar 25%, pada siklus II nilai rata-rata aspek intonasi juga meningkat menjadi 2,975 atau sebesar 24%. Aspek pelafalan pada siklus I meningkat dari rata-rata 1,575 menjadi 2,25 atau meningkat sebesar 42,86%, pada siklus II juga mengalami peningkatan skor rata-rata siswa dari siklus I sebesar 2,25 menjadi 2,925 atau meningkat sebesar 30%. Aspek unggahungguh pada siklus I meningkat dari skor rata-rata 1,45 menjadi 1,775 atau meningkat sebesar 22,4%, siklus II juga mengalami peningkatan dari siklus I yaitu menjadi 2,05 atau meningkat sebesar 15,04%. Aspek kelancaran berbicara siklus I mengalami peningkatan dari skor rata-rata 1,65 menjadi 2,4 atau meningkat

6 sebesar 45%. Pada siklus II aspek kelancaran berbicara juga meningkat dibandingkan dengan siklus I, yaitu menjadi 2,55 atau meningkat sebesar 6,25%. Dari keseluruhan semua aspek keterampilan berwawancara bahasa Jawa krama dapat disimpulkan bahwa kemampuan berwawancara bahasa Jawa krama siswa mengalami peningkatan. Pada siklus I nilai keterampilan berbicara bahasa Jawa krama siswa meningkat dari pretes studi pendahuluan, nilai rata-rata sebesar 8,475 menjadi 11,05 atau meningkat sebesar 30,4 %. Siklus II keterampilan berwawancara bahasa Jawa krama siswa meningkat dibanding siklus I dari 11,05 menjadi 14,1 pada siklus II atau meningkat sebesar 27,6%. Secara keseluruhan peningkatan keterampilan berbicara bahasa Jawa krama siswa sebesar 67,4%. Menurut uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa suatu media dapat meningkatkan kualitas hasil belajar. Hal ini diperkuat oleh pernyataan yang diungkapkan oleh Kemp & Dayton yang terdapat dalam Arsyad (2003: 23) menyatakan bahwa kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan bilamana integrasi kata dan gambar sebagai media pengajaran dapat mengkomunikasikan elemenelemen pengetahuan terorganisasikan dengan baik, spesifik, dan jelas. Peningkatan Proses Pembelajaran Berwawancara Bahasa Jawa Krama Siswa Kelas VIIB SMPN Satu Atap Merjosari Malang. Peningkatan keterampilan siswa dalam berwawancara bahasa Jawa krama diikuti dengan peningkatan proses pembelajaran dan motivasi siswa. Sebelum dilakukan tindakan, kondisi awal menunjukkan lebih dari 50% siswa kurang bersemangat dalam mengikuti pembelajaran. Ketika diminta praktik berwawancara bahasa Jawa krama, mereka mengeluh dan terlihat malas. Mereka mengaku kurang berminat dengan pembelajaran bahasa Jawa, khususnya berbicara bahasa Jawa krama, karena menurut mereka sangat sulit. Pada siklus I, siswa masih menunjukkan sikap negatif dalam menerima pelajaran. Masih ada beberapa siswa yang tidak disiplin dalam mengikuti pembelajaran. Perhatian siswa belum terfokus pada pembelajaran dan mereka belum berani menanggapi penjelasan guru. Berdasarkan hasil catatan lapangan dan observasi pada siklus I, keaktifan siswa masih sangat kurang. Kegiatan berdiskusi, kerja sama antarsiswa dalam kelompok masing-masing sudah kelihatan terjalin baik. Ketika siswa diminta untuk memerankan dialog wawancara berbahasa Jawa krama, masih banyak perilaku negatif yang diperlihatkan siswa. Pemeranan narasumber dan penanya masing-masing masih banyak pilihan kata yang tidak sesuai, pelafalan, intonasi salah, serta unggah-ungguh atau ekspresi yang kurang sesuai. Beberapa siswa masih terlihat menghafalkan dialognya dan cenderung kurang lancar dalam berbicara. Masalah-masalah yang muncul pada siklus I, menjadi dasar bagi guru untuk melakukan perbaikan tindakan pada siklus II. Pada siklus II pembelajaran dengan media audio visual tetap dilakukan. Perbaikan dilakukan dengan memutarkan kembali video pemodelan namun dilengkapi dengan transkrip untuk memudahkan siswa lebih memahami kosakata. Guru juga memberi latihan-latihan untuk meningkatkan penguasaan kosakata bahasa Jawa krama dan penyusunan kalimat yang efektif. Pada siklus II ini lebih ditekankan adanya komunikasi antara guru dengan siswa sehingga pembelajaran lebih menyenangkan dan tidak membosankan.

7 Hasil observasi, catatan lapangan, dan wawancara menunjukkan adanya perubahan perilaku negatif siswa menjadi perilaku positif. Hal ini berarti terdapat peningkatan proses belajar siswa. Dengan demikian perbaikan-perbaikan yang dilakukan guru pada siklus II ini membawa pengaruh positif pada siswa. Semangat dan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran meningkat. Siswa sudah berani bertanya maupun memberikan tanggapan atas penjelasan guru atau saat siswa lain melakukan kegiatan wawancara di depan kelas. Perilaku positif selama proses pembelajaran sangat memengaruhi keterampilan berwawancara bahasa Jawa krama siswa. Hal ini dapat dilihat pada peningkatan hasil tes berbicara bahasa Jawa krama dari prasiklus, siklus I dan siklus II. Peningkatan hasil tes dan perubahan perilaku siswa yang dijelaskan di atas membuktikan keefektifan media audio visual dalam meningkatkan keterampilan berwawancara bahasa Jawa krama siswa kelas VIIA SMPN Satu Atap Merjosari Malang. Hal ini diperkuat oleh teori yang dinyatakan Dale (1969: 180) yang menyatakan bahwa media audio visual dapat memberikan manfaat seperti membuahkan perubahan signifikan tingkah laku siswa (dalam Arsyad, 2003: 15). Peningkatan Motivasi Belajar Siswa setelah Menggunakan Media Audio visual. Berdasarkan wawancara juga diperoleh informasi bahwa penggunaan media audio visual ini telah mampu menambah motivasi siswa dalam mengikuti pembelajaran berbicara bahasa Jawa krama. Dari semua siswa yang diwawancarai, mengaku bahwa penggunaan media ini dapat menambah motivasi belajar mereka. Ketika proses pembelajaran berlangsung, siswa juga terlihat lebih aktif dan serius dalam mengikuti alur pembelajaran. Hal ini senada dengan yang diungkapkan Hamalik (1986) yang menyatakan bahwa bahwa pemakaian media pengajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi, dan rangsangan kegiatan belajar dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa (dalam Arsyad, 2003: 15). Hasil pada laporan penelitian ini, sejenis namun berbeda, yang ditulis oleh Fatoni yang berjudul Peningkatan Kemampuan Berbicara Bahasa Jawa Krama dengan Metode Permainan Simulasi. Dalam laporan penelitian yang ditulis oleh Fatoni ini, metode permainan simulasi dapat meningkatkan hasil keterampilan berbicara bahasa Jawa krama dan merubah perilaku negatif siswa menjadi perilaku posistif di saat pembelajaran berlangsung. Sedikit berbeda dengan penelitian sebelumnya. Penelitian ini, meningkatan keterampilan berwawancara bahasa Jawa krama dengan media audio visual. Pemakaian media ini lebih ke arah rangsangan psikologis untuk memberikan gambaran secara langsung contoh berwawancara bahasa Jawa krama yang baik dan benar, namun juga disertai dengan praktik kegiatan berwawancara, sehingga siswa bisa secara langsung dapat berlatih dan mengalami sendiri kegiatan tersebut. Pemakaian media ini ternyata terbukti juga dapat meningkatkan keterampilan berbicara bahasa Jawa krama. Hal ini membuktikan bahwa media pembelajaran dapat mempengaruhi proses belajar siswa. Seperti yang dipaparkan oleh Arsyad (2003: 26) mengemukakan bahwa pemakaian media pengajaran dapat memperjelas penyajian pesan dan informasi sehingga dapat memperlancar dan menigkatkan proses dan hasil belajar. Media pengajaran dapat juga meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak sehingga

8 dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih langsung antara siswa dan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk belajar sendiri-sendiri sesuai kemampuan dan minatnya. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Penggunaan media audio visual dapat meningkatkan pembelajaran berbicara bahasa Jawa krama pada siswa kelas VIII E SMPN Satu Atap Merjosari Malang baik dari segi kualitas proses, kualitas hasil, dan motivasi belajar siswa. Penggunaan metode media audio visual dapat meningkatkan kualitas proses yang meliputi 1) antusiasme yang semakin meningkat, 2) keaktifan siswa meningkat, 3) kerja sama antarsiswa yang semakin baik, 4) perilaku siswa saat praktik berwawancara bahasa Jawa krama yang sudah baik, dan 5) perhatian siswa ketika maju berwawancara sudah baik. Penggunaan media audio visual juga mampu menambah motivasi belajar siswa kelas VIIA SMPN Satu Atap Merjosari Malang. Hal ini dibuktikan dengan proses pembelajaran yang semakin meningkat dan hasil wawancara dengan siswa. Pada penelitian berwawancara bahasa Jawa krama dengan menggunakan media audio visual diperoleh nilai pada pratindakan yang mendapat nilai diatas KKM hanya sebesar 0%, setelah diberi tindakan pada siklus I menjadi 30%, kemudian pada siklus II menjadi 62,5%. Saran Saran yang dapat diberikan peneliti berdasarkan simpulan hasil penelitian tersebut adalah dalam pembelajaran, guru bisa menggunakan media audio visual pada pembelajaran berbicara bahasa Jawa krama. Hal tersebut dilakukan guna meningkatkan kualitas proses, hasil pembelajaran dan motivasi belajar siswa. Selain itu disarankan kepada peneliti lanjutan untuk bisa mengembangkan lagi penggunaan media audio visual sebagai dasar untuk melakukan penelitian lain secara lebih kreatif atau mengembangkan keterampilan bahasa Jawa lainnya. DAFTAR RUJUKAN Arikunto, Suhardjono, dan Supardi. 2010. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: PT Bumi Aksara. Arsyad, Azhar. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Fatoni, Ahmad. 2011. Peningkatan Keterampilan Berbicara Bahasa Jawa Krama Siswa Kelas VIIA SMP Negeri 2 Kec. Pulung Tahun Ajaran 2010/2011 dengan Metode Permainan Simulasi. Skripsi tidak diterbitkan. Malang: Fakultas Sastra UM. Pusat Bahasa. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia (Edisi Ketiga). Jakarta: Balai Pustaka.

Sanjana, Wina. 2007. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 9