BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Bab VII merupakan penutup yang menguraikan kesimpulan merekondendasikan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V HASIL PENELITIAN. Uraian pada Bab V memberikan gambaran mengenai hasil penelitian. Cakupan hasil

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak dasar manusia dan merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Remaja atau young people adalah anak yang berusia tahun (World

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja merupakan suatu periode yang disebut sebagai masa strum and drang,

PERLINDUNGAN SOSIAL BAGI ANAK-ANAK MISKIN DI PERKOTAAN. Bagong Suyanto Dosen Departemen Sosiologi FISIP Universitas Airlangga

Jakarta, Maret 2013 Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga, DR. Sudibyo Alimoeso, MA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penentuan jarak kehamilan adalah upaya untuk menetapkan atau memberi

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Secara umum penelitian ini menggambarkan perkembangan anak yang

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI KEBIJAKAN, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Masa golden period, potensi-potensi yang dimiliki seseorang akan

BAB IV. Penelitian ini menggunakan design penelitian quasi. experiment pre dan post test with control group. Penelitian ini ingin

BAB I PENDAHULUAN. diperkirakan mencapai % menurun menjadi % (Adisasmito, upaya untuk mendekatkan masyarakat terhadap jangkauan pelayanan

BAB 1 PENDAHULUAN. Populasi lansia pada masa ini semakin meningkat, oleh karena itu

KURIKULUM KURSUS DAN PELATIHAN BABY SITTER JENJANG 3

BAB II TINJAUAN KONSEP DAN TEORI. nilai strategis dalam mengembangkan sumber daya manusia sejak dini. (Effendy,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. semua spesies" (Weiss 1965, dan Shack dalam Hadywinoto dan Tony 1999). Dilihat

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang sangat menentukan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masa bayi, lalu berkembang menjadi mandiri di akhir masa kanak-kanak, remaja,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN TENTANG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV VISI MISI, TUJUAN, SASARAN STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. miliar atau 42% penduduk bumi memiliki risiko terkena malaria. WHO mencatat setiap tahunnya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. menjadi 4,9 persen tahun Tidak terjadi penurunan pada prevalensi. gizi kurang, yaitu tetap 13,0 persen. 2

BAB I PENDAHULUAN. masih dihadapkan pada berbagai masalah diantaranya masih banyaknya balita

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERKESMAS 2. RUANG LINGKUP 3. URAIAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia terdapat 7,7 juta balita yang terhambat pertumbuhannya. Dalam

BAB IV. Desa kayumerah adalah sebuah desa yang terdiri dari 6 Dusun. 3 Dusun

2016 GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG NUTRISI ANAK USIA BALITA (0-59 BULAN) DI POSYANDU RW 15 KELURAHAN CICADAS KOTA BANDUNG

VII. PERUMUSAN STRATEGI DAN PROGRAM PROMOSI KESEHATAN DI DESA JEBED SELATAN

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 30 TAHUN 2015 TENTANG PENGEMBANGAN ANAK USIA DINI HOLISTIK INTEGRATIF

BAB II LANDASAN TEORI. perhatian penuh kasih sayang kepada anaknya (Soetjiningsih, 1995). Peran

UNDANG-UNDANG NOMOR 39 TAHUN 2004 TENTANG PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI [LN 2004/133, TLN 4445]

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN. 1. Institusi keluarga Melayu Riau potensial untuk dapat menjadi tempat yang

BAB V PENUTUP. perkawinan yang pantang oleh adat. Di Kenagarian Sungai Talang yang menjadi

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat di Indonesia masih rendah disebabkan banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan jiwa tidak lagi hanya berupa gangguan jiwa yang berat

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KADER DENGAN DETEKSI DININ FAKTOR RISIKO KEHAMILAN DIN WILAYAH KERJA PUSKESMAS KOTABARU KABUPATEN KOTABARU TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan yang setinggi-tingginya, salah satu indikatornya adalah adalah

BAB I PENDAHULUAN. mental dalam beberapa hal disebut perilaku abnormal (abnormal behavior). Hal

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. Bab ini terdiri dari kesimpulan yang mencerminkan hasil yang didapatkan dari penelitian

PEDOMAN PENYULUHAN PADA PASIEN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. tertentu yang sudah disepakati, yang digerakkan oleh masyarakat untuk mendapatkan

BUPATI MADIUN SALISSS SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 46 TAHUN 2012 TENTANG

I. PENDAHULUAN. Selama beberapa periode belakangan ini, pembangunan sosial di Indonesia

BERITA DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. perasaan dan tingkah laku seseorang sehingga menimbulkan penderitaan dan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Pelacuran dan pornografi merupakan eksploitasi seksual secara komersial

BUKU PEGANGAN PELATIH MASYARAKAT PENINGKATAN KUALITAS KEGIATAN KESEHATAN DALAM PNPM MANDIRI PERDESAAN

BAB I PENDAHULUAN. ini diakibatkan oleh peningkatan populasi lanjut usia (lansia) dengan

Nama: Herna Dwiatna NPM: /A. Mata Kuliah:Ilmu Kesehatan Masyarakat. TEORI H.L blum

BAB VII PENUTUP. 1. Lebih dari separoh responden mengalami karies gigi di wilayah puskesmas Padang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kesehatan masyarakat merupakan kombinasi antara teori (ilmu) dan

115 Universitas Indonesia

BAB. I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. proses kultural budaya di masa lalu, kini telah berganti sebab. Di masyarakat

4. HASIL PENELITIAN. Pengetahuan ibu..., Niluh A., FK UI., Universitas Indonesia

BABI PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan antara masa anak-anak kemasa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KEPALA DESA SIPAYUNG KECAMATAN SUKAJAYA KABUPATEN BOGOR PERATURAN DESA SIPAYUNG NOMOR 04 TAHUN 2001 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Posyandu diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keluarga karena setiap manusia besar dan dididik di dalamnya. Tidak hanya

I. PENDAHULUAN. manusia dibina melalui suatu pergaulan (interpersonal relationship). Pergaulan

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 43 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN FASILITASI AKREDITASI FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1993, namun setelah tahun 1993 Posyandu mengalami penurunan fungsi dan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS TAHUN : 2013 NOMOR : 22 PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 22 TAHUN 2013 TENTANG

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehamilan merupakan hal yang diharapkan dari setiap pasangan suami istri.

BAB 1 PENDAHULUAN. hidup penduduk, menyebabkan jumlah penduduk lanjut usia terus meningkat

PERATURAN DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG PERLINDUNGAN ANAK TERLANTAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG ESA

STUDI STATUS DEPRESI PADA LANSIA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

TUMBUH KEMBANG ANAK USIA DINI. Rita Eka Izzaty

BAB II BEBERAPA BIDANG PERMASALAHAN GAMPONG. peserta KKN ke masyarakat. Sebagai pengabdian diri kepada masyarakat,

Oleh : Teti Herawati* *Pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka ABSTRAK

PENELITIAN GAMBARAN STATUS GIZI PADA ANAK BALITA USIA 1-5 TAHUN DI 8 POSYANDU PUSKESMAS KECAMATAN BABADAN PONOROGO

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNPB. Masyarakat. Penanggulangan Bencana. Peran Serta.

I. UMUM. menjadi...

PEMERINTAH KABUPATEN CILACAP

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap masalah kesehatan, khususnya terhadap kemungkinan jatuhnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang rutin dilaksanakan puskesmas dengan mengontrol status PHBS di masyarakat

PERATURAN DAERAH KOTA SEMARANG NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KAJIAN PENYANDANG MASALAH KESEJAHTERAAN SOSIAL (PMKS)

LAPORAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT

KONTRIBUSI KARAKTERISTIK DAN LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEKERASAN PADA ANAK USIA TAHUN DI KABUPATEN INDRAMAYU

EKA SETYAWAN J Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Disusun oleh:

BAB I PENDAHULUAN. yang terbatas antara individu dengan lingkungannya (WHO, 2007). Berdasarkan data dari World Health Organisasi (WHO, 2015), sekitar

sesuai Keputusan Menteri Kesehatan tentang Akreditasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan kesehatan diarahkan untuk terciptanya kesadaran, kemauan

Dalam Pokok bahasan ini akan diuraikan secara ringkas berbagai pendekatan dan bentuk

REPUBLIK INDONESIA KESEPAKATAN BERSAMA ANTARA

BAB 6 PEMBAHASAN. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemandirian orang lanjut usia meliputi

Transkripsi:

138 BAB VII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab VII merupakan penutup yang menguraikan kesimpulan merekondendasikan beberapa hal kepada pihak yang berkompeten. Kesimpulan yang akan dikemukakan mencakup karakteristik keluarga, lingkungan keluarga dan kontribusinya terhadap terjadinya kekerasan pada anak usia 10-14 tahun. Rekomendasi yang diusulkan adalah tindak lanjut yang mesti dilakukan berkenaan dengan adanya kontribusi karakteristik dan lingkungan keluarga terhadap terjadinya kekerasan pada anak usia 10-14 tahun. A. Kesimpulan 1. Karakteristik keluarga yang paling menonjol pada penelitian ini diantaranya adalah sebagian besar usia responden berada pada kategori usia dewasa muda, bekerja di sektor nonformal, tingkat pendidikan ibu banyak yang lulusan sekolah dasar, dan banyak keluarga yang memiliki norma tidak baik. Karakteristik keluarga tersebut memiliki resiko besar terhadap terjadinya kekerasan pada anak usia 10-14 tahun. 2. Lingkungan keluarga yang tidak baik banyak berkenaan dengan lingkungan sosial yang menunjukkan bahwa lingkungan masyarakat di sekitar keluarga banyak yang tidak baik. Hal ini tidak lepas dari tradisi atau budaya masyarakat Indramayu diantaranya tawuran antar warga. 3. Usia ayah tidak berkontribusi terhadap terjadinya kekerasan pada anak usia 10-14 tahun, hal ini mengindikasikan adanya faktor lain yang mempengaruhi yaitu

139 berkenaan dengan aspek sosial budaya setempat dan pola asuh yang dialami ayah ketika masih anak-anak. 4. Usia ibu tidak berkontribusi terhadap terjadinya kekerasan pada anak usia 10-14 tahun. Hal ini dipengaruhi oleh kondisi dimana ibu telah mencapai kematangan jiwa dan kedewasaan, sehingga ibu lebih rasional, dan kurang emosional dalam bertindak. 5. Tingkat pendidikan ayah berkontribusi terhadap terjadinya kekerasan pada anak usia 10-14 tahun. Terjadinya kekerasan terhadap anak pada ayah yang berpendidikan rendah berkaitan dengan terbatasnya pengetahun dan kemampuan berpikir rasional dalam mengahadapi anak. 6. Tingkat pendidikan ibu tidak berkontribusi terhadap terjadinya kekerasan pada anak usia 10-14 tahun karena ibu memiliki kepekaan intuisi yang lebih baik dibandingkan dengan ayah, sehingga pertimbangan perasaan mendominasi perilaku ibu terhadap anak. 7. Jenis pekerjaan ayah berkontribusi terhadap terjadinya kekerasan pada anak usia 10-14 tahun dimana ayah yang bekerja di sektor nonformal mempunyai resiko besar melakukan kekerasan terhadan anak. Hal ini tidak terlepas dari pengaruh karakteristik pekerjaan nonformal terhadap psikologis ayah. 8. Jenis pekerjaan ibu tidak berkontribusi terhadap terjadinya kekerasan pada anak usia 10-14 tahun. Hal ini tidak terlepas dari adanya stereotype dimana penghasilan yang diperoleh perempuan hanya sebagai sambilan atau tambahan dalam memenuhi kebutuhan keluarganya, sehingga tidak menjadi stressor bagi ibu.

140 9. Tipe keluarga tidak berkontribusi terhadap terjadinya kekerasan pada anak usia 10-14 tahun, sebab hal yang utama dari tipe keluarga adalah berkaitan dengan pelaksanaan tugas perkembangan keluarga dan adanya sistem pendukung yang baik dari dalam keluarga. 10. Norma keluarga berkontribusi terhadap terjadinya kekerasan, hal ini mengingat pada keluarga yang normanya tidak baik mengindikasikan pelaksanaan aturan atau kaidah-kaidah dalam keluarga yang menyangkut hubungan antar anggota keluarga tidak sesuai dengan pemahaman ajaran agama dan kultur. 11. Lingkungan fisik keluarga tidak berkontribusi terhadap terjadinya kekerasan. Hal ini karena status rumah banyak miliki sendiri, sudah lama menempati rumah, dan luas rumah memadai. 12. Lingkungan psikologis keluarga tidak berkontribusi terhadap terjadinya kekerasan, sebab pada keluarga yang lingkungan psikologisnya baik mampu memenuhi kebutuhan psikososial bagi anaknya dan sebagai efek dari kondisi lingkungan fisik yang baik pula. 13. Lingkungan sosial keluarga berkontribusi terhadap terjadinya kekerasan. Hal ini disebabkan karenanya kuatnya pengaruh lingkungan sosial terhadap keluarga berkenaan dengan mendidik anak usia 10-14 tahun. 14. Faktor yang paling dominan berkontribusi terhadap terjadinya kekerasan pada anak usia 10-14 tahun adalah lingkungan sosial keluarga yang menunjukkan bahwa faktor utama terjadinya kekerasan terhadap anak adalah di luar keluarga.

141 B. Rekomendasi 1. Perawat komunitas, perlu: a. Memperhatikan karakteristik keluarga terutama pendidikan orangtua, pekerjaan orangtua, dan norma keluarga dan lingkungan keluarga terutama lingkungan sosial keluarga dalam pelaksanaan asuhan keperawatan keluarga, khususnya pada keluarga yang melakukan kekerasan terhadap anak. b. Memberikan pendidikan kesehatan secara terprogram dengan baik kepada orangtua mengenai tahap perkembangan anak termasuk karakteristik dan masalah yang umum terjadi selama usia tersebut dengan strategi pendekatan yang disesuaikan dengan usia orangtua, tingkat pendidikan orangtua. c. Memfasilitasi peningkatan kemampuan pelaksanaan tugas kesehatan dan perkembangan keluarga khususnya pada keluarga yang melakukan kekerasan terhadap anak, misalnya dengan melakukan counseling dan coaching kepada orangtua yang mempunyai anak usia 10-14 tahun. d. Mengembangkan layanan asuhan keperawatan keluarga yang sesuai baik pada keluarga pedesaan maupun perkotaan dengan menggunakan pendekatan yang berbasis kultural. Asuhan keperawatan keluarga pedesaan harus memperhatikan sistem kekerabatan yang masih menonjol. Sedangkan asuhan keeprawatan keluarga perkotaan lebih baik bersifat individual mengingat sistem kekerabatan pada keluarga perkotaan tidak dominan. e. Memberikan pendidikan kesehatan kepada masyarakat mengenai kekerasan terhadap anak dengan metode dan strategi yang tepat sesuai dengan karakteristik masyarakat tersebut. Pendidikan kesehatan bukan hanya

142 mentransfer pengetahuan semata melainkan harus sampai terjadi perubahan perilaku/kebiasaan. Oleh karena itu, pendidikan kesehatan harus dilakukan secara berkesinambunga, terukur, dan terarah. f. Mengoptimalkan pelaksanaan peran-peran perawat komunitas terutama sebagai coordinator dan case manager dalam upaya penanganan kekerasan terhadap anak. 2. Keluarga a. Meningkatkan pemahaman keluarga mengenai perkembangan anak usia 10-14 tahun dan kekerasan terhadap anak antara lain melalui mengikuti acara televisi mengenai kesehatan ibu dan anak, membaca buku-buku yang membahas mengenai kekerasan terhadap anak, berdiskusi dengan perawat komunitas mengenai kekerasan terhadap anak. b. Mengoptimalkan penerapan norma keluarga yang baik sesuai dengan tahap perkembangan keluarga, misalnya dengan menetapkan etika pergaulan antara anak dengan orangtua. c. Meningkatkan kemampuan dalam memilah pengaruh dari lingkungan sosial keluarga, misalnya tidak langsung menerima secara mutlak informasi yang diperoleh keluarga dari lingkungan sosial. Namun, ditelaah terlebih dahulu kebenarannya dengan cara mendiskusikan dengan ahli kesehatan keluarga, seperti perawat komunitas. d. Mengoptimalkan pemanfaatan sarana layanan kesehatan dan sosial yang ada di wilayahnya dalam upaya peningkatan kesehatan keluarga khususnya berkenaan dengan anak usia 10-14 tahun, seperti Puskesmas, Posyandu,

143 Lembaga Swadaya Masyarakat yang bergerak di bidang kesehatan (khususnya kesehatan keluarga), kelompok pengajian, dan lainnya. e. Meningkatkan kemampuan mengendalikan emosi dalam menghadapi perilaku anak. Misalnya, dengan melakukan komunikasi secara teratur dan terbuka antara orangtua dan anak, memikirkan dampak yang ditimbulkan bila melakukan kekerasan terhadap anak, dan lainnya. 3. Masyarakat a. Meningkatkan pengetahuan mengenai kekerasan terhadap anak terutama berkaitan dengan adanya kontribusi dari karakteristik keluarga terutama pendidikan, pekerjaan dan norma keluarga, dan lingkungan keluarga terutama lingkungan sosial keluarga. b. Berperan serta secara aktif dalam upaya pencegahan dan penanganan kekerasan terhadap anak dengan mengoptimalkan peran serta kader kesehatan dan tokoh masyarakat, dan tokoh agama yang ada di wilayahnya. Upaya yang dapat dilakukan misalnya melalui pelaksanaan pertemuan rutin bulanan, pengajian ibu-ibu, kelompok arisan, kegiatan posyandu, dan lainnya. c. Meningkatkan peran social control terhadap pengaruh-pengaruh lingkungan sosial berkenaan dengan terjadinya kekerasan pada anak dalam keluarga. Misalnya dengan membantu menyebarluaskan informasi mengenai kekerasan terhadap anak, melaporkan segera kepada pihak yang berwenang bila menemukan kasus kekerasan terhadap anak.

144 d. Meningkatkan peran serta kader kesehatan melalui pelatihan khusus penanganan kekerasan terhadap anak dan meningkatkan fungsi Posyandu bukan hanya sekedar berkaitan dengan imunisasi dan nutrisi tetapi lebih dikembangkan lagi mengenai kesehatan keluarga secara holistik. 4. Puskesmas a. Meningkatkan pelayanan di luar gedung dengan mengunjungi keluargakeluarga yang berisiko terhadap terjadinya kekerasan pada anak b. Upaya pelayanan kesehatan promotif dan preventif mesti lebih diintensifkan terutama berkenaan dengan penanganan kekerasan terhadap anak c. Mengembangkan layanan asuhan keperawatan komunitas terutama pada kelompok rentan 5. Pemerintah Daerah a. Mengeluarkan kebijakan yang mendukung terhadap upaya pengentasan kekerasan terhadap anak usia 10-14 tahun b. Menjamin penegakan hukum terhadap pelaku kekerasan pada anak dan memberikan jaminan perlindungan bagi individu yang melaporkan adanya kasus kekerasan yang terjadi terhadap anak c. Mengeluarkan kebijakan mengenai system layanan terpadu dalam penanganan kekerasan terhadap anak yang melibatkan perawat komunitas. 6. Penelitian selanjutnya

145 a. Perlu menindaklanjuti hasil penelitian ini dengan melakukan penelitian quasi eksperimen berkenaan dengan aspek yang belum tergali secara detail b. Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk menjawab permasalahan peneliti dari hasil penelitian ini