Peningkatan Kesalehan Sosial demi Terjaganya Harmoni Sosial

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 31 PENINGKATAN KUALITAS KEHIDUPAN BERAGAMA

BAB 31 PENINGKATAN KUALITAS KEHIDUPAN BERAGAMA

BAB VI PEMBANGUNAN BIDANG AGAMA

BAB 31 PENINGKATAN KUALITAS KEHIDUPAN BERAGAMA

Agenda dan Prioritas Pembangunan Jawa Timur

I PENDAHULUAN. menjalankan kehidupan bermasyarakat dan bemegara serta dalam menjalankan

BAB 30 PENINGKATAN KUALITAS KEHIDUPAN BERAGAMA

BAB VI PEMBANGUNAN AGAMA

BAB 30 PENINGKATAN KUALITAS KEHIDUPAN BERAGAMA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA BAB 30 PENINGKATAN KUALITAS KEHIDUPAN BERAGAMA

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses pembentukan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BUPATI BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

Plenary Session III : State and Religion-Learning from Best Practices of each Country in Building the Trust and Cooperation among Religions

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2012 tentang Penyelenggaraan Kesejahteraan Sosial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia hidup juga berbeda. Kemajemukan suku bangsa yang berjumlah. 300 suku hidup di wilayah Indonesia membawa konsekuensi pada

RPJM PROVINSI JAWA TIMUR (1) Visi Terwujudnya Jawa Timur yang Makmur dan Berakhlak dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia

BUPATI BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG NOMOR 2 TAHUN 2013 TENTANG

PEMERINTAH KOTA SALATIGA DAFTAR INFORMASI PUBLIK RINGKASAN RENCANA KERJA KESBANGPOL KOTA SALATIGA TAHUN 2017

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN RENCANA KERJA 2018 BADAN KESATUAN BANGSA DAN POLITIK PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2017

Raffles City Hotel 5-7 September 2013

BAB II VISI, MISI, DAN TUJUAN KEMENTERIAN AGAMA

PEMELIHARAAN KERUKUNAN UMAT BERAGAMA

BAB III VISI MISI PEMBANGUNAN DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 13 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DAN KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaan merupakan cabang ilmu. cita cita bangsa. Salah satu pelajaran penting yang terkandung dalam

Pentingnya Toleransi Umat Beragama Sebagai Upaya Mencegah Perpecahan Suatu Bangsa

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MATRIKS RENCANA STRATEGIS KANWIL KEMENTERIAN AGAMA PROVINSI BENGKULU TAHUN

Kegiatan Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan berbagai macam etnis,

LEONARD PITJUMARFOR, 2015 PELATIHAN PEMUDA PELOPOR DALAM MENINGKATKAN WAWASAN KESANAN PEMUDA DI DAERAH RAWAN KONFLIK

BAB IV PRIORITAS DAN SASARAN PEMBANGUNAN DAERAH. hasil yang diharapkan dari program dan kegiatan selama periode tertentu.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

Rencana Pembangunan Jangka Menengah strategi juga dapat digunakan sebagai sarana untuk melakukan tranformasi,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANYUWANGI,

PERATURAN DAERAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG NOMOR 4 TAHUN 2012 TENTANG

KESEPAKATAN PEMUKA AGAMA INDONESIA

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

TUJUAN 1. TERWUJUDNYA KOTA BOGOR SEBAGAI KOTA YANG CERDAS, BERDAYA SAING DAN BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI MELALUI SMART GOVERMENT DAN SMART PEOPLE

BAB 1 PENINGKATAN RASA SALING PERCAYA DAN HARMONISASI ANTARKELOMPOK MASYARAKAT

BAB 31 PENINGKATAN KUALITAS KEHIDUPAN BERAGAMA

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN PENATAAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 25 TAHUN

Jurnal Pendidikan Kewarganegaraan ISSN Vol. 1, No. 1, Juni 2017

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam rangka memenuhi kebutuhannya. Dalam menjalani kehidupan sosial dalam

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 8 TAHUN 2007

PEMERINTAH KABUPATEN HUMBANG HASUNDUTAN

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGIS DAN KEBIJAKAN

PEMERINTAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT

BAB I PENDAHULUAN. kemajemukan, tetapi yang terpenting adalah keterlibatan aktif terhadap kenyataan

BAB I PENDAHULUAN. dan Satu Pemerintahan (Depag RI, 1980 :5). agama. Dalam skripsi ini akan membahas tentang kerukunan antar umat

PERATURAN DAERAH KOTA MATARAM NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG PEMBENTUKAN LEMBAGA KEMASYARAKATAN DI KELURAHAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB I PENDAHULUAN. Sehingga tidak memicu terjadinya konflik sosial didalam masyarakat.

Visi dan Misi RPJMD Kabupaten Kediri Tahun

I. PENDAHULUAN. Indonesia adalah sebuah bangsa yang besar dan majemuk yang terdiri dari

Peningkatan Keamanan dan Ketertiban serta Penanggulangan Kriminalitas

BAB IV ANALISIS PERAN ORGANISASI PEMUDA DALAM MEMBINA KERUKUNAN ANTAR UMAT BERAGAMA

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan karakter dalam menanamkan nilai-nilai kebangsaan. Di samping

Bercumbu Dengan Konflik RUU Penanganan Konflik Sosial Sebagai Solusi Penanggulangan Konflik di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tersebut sebenarnya dapat menjadi modal yang kuat apabila diolah dengan

BAB I PENDAHULUAN. anggota suatu kelompok masyarakat maupun bangsa sekalipun. Peradaban suatu

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR KEPULAUAN BANGKA BELITUNG,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB II PERJANJIAN KINERJA

Guna mencapai sasaran pembangunan yang diinginkan, arah pembangunan jangka panjang atau arah kebijakan umum 20 tahun mendatang, sebagai berikut :

Biro Bina Sosial, Sekretariat Daerah Propinsi Sumatera Barat

KETETAPAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT RI NOMOR : VI/MPR/2001 TANGGAL 9 NOVEMBER 2001 TENTANG ETIKA KEHIDUPAN BERBANGSA

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

Oleh: DEPUTI VI/KESBANG KEMENKO POLHUKAM RAKORNAS FKUB PROVINSI DAN KAB/KOTA SE INDONESIA

MENJAGA INDONESIA YANG PLURAL DAN MULTIKULTURAL

PERAN PANCASILA SEBAGAI ALAT PEMERSATU BANGSA

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB IV VISI DAN MISI PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG TAHUN

GUBERNUR NANGGROE ACEH DARUSSALAM

SILABUS MATA PELAJARAN: SOSIOLOGI (PEMINATAN ILMU-ILMU SOSIAL)

P R O G R A M K E R J A P R O P I N S I J A W A T I M U R TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dapat diartikan secara umum sebagai usaha proses

Penghormatan dan Penegakan Hukum dan Hak Asasi Manusia

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SLEMAN NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG LEMBAGA KEMASYARAKATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SLEMAN,

BUPATI TANAH BUMBU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH BUMBU NOMOR 33 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PEMERINTAH KABUPATEN TULUNGAGUNG RENCANA KERJA SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA - SKPD) TAHUN ANGGARAN 2016

Sambutan Presiden RI pada Perayaan Waisak Nasional Tahun 2013, Jakarta, 26 Mei 2013 Minggu, 26 Mei 2013

BAB I PENDAHULUAN. yang cenderung kepada kelezatan jasmaniah). Dengan demikian, ketika manusia

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 9 TAHUN 2015

PEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA

BAGIAN I AGENDA MENCIPTAKAN INDONESIA YANG AMAN DAN DAMAI

Sambutan Presiden RI pada Perayaan Tahun Baru Imlek 2563 Nasional, Jakarta, 3 Februari 2012 Jumat, 03 Pebruari 2012

TUGAS AKHIR MATA KULIAH PANCASILA IMPLEMENTASI SILA PERTAMA TERHADAP PEMBANGUNAN TEMPAT IBADAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

XVI Peningkatan Kesalehan Sosial demi Terjaganya Harmoni Sosial Untuk mewujudkan Jawa Timur makmur dan berakhlak, diperlukan landasan kesalehan sosial dalam pemahaman dan pengamalan nilai-nilai agama dan budi pekerti. Pembangunan kesalehan sosial diarahkan untuk memantapkan fungsi dan peran agama sebagai landasan moral dan etika dalam pembangunan, membina akhlak mulia, budi pekerti, memupuk etos kerja, menghargai prestasi, dan menjadi kekuatan pendorong guna mencapai Jawa Timur makmur dan berakhlak. Pembangunan akhlak yang mulia membutuhkan pemahaman, penghayatan, dan pengamalan nilai-nilai agama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kesalehan sosial dalam beragama juga akan menciptakan iklim kondusif bagi terciptanya harmonisasi kehidupan sosial, sehingga ketegangan sosial yang memicu konflik internal dan/atau antar-umat beragama dapat dicegah secara dini tanpa harus merusak tatanan kehidupan Selama ini telah tumbuh kesadaran yang kuat di kalangan para pemuka agama Jawa Timur untuk membangun harmoni sosial, dan hubungan internal dan antar-umat beragama yang aman, damai, dan saling menghargai. Dimensi kerukunan ini sangat penting dalam upaya membangun masyarakat Jawa Timur yang memiliki kesadaran mengenai realitas multikulturalisme, dan RPJMD Propinsi Jawa Timur 2009-2014 Bab XVI - 337

memahami makna kemajemukan sosial, sehingga tercipta suasana kehidupan masyarakat yang penuh toleransi, tenggang rasa, dan harmonis. Pemantapan integrasi masyarakat Jawa Timur berbasis multikultur diarahkan agar keragaman menjadi sumber kekuatan ikatan kebangsaan. XVI.1 Permasalahan a. Pemahaman Agama Belum Sepenuhnya Teraktualisasikan dalam Kehidupan Sehari-hari Belum semua lapisan masyarakat mengaktualisasikan pemahaman agamanya ke dalam bentuk perilaku sehari-hari, masih banyak dijumpai perilaku negatif yang membelakangi norma-norma agama, seperti perilaku asusila, praktik KKN, penyalahgunaan narkoba, dan perjudian. Selain itu, meningkatnya angka perceraian, ketidakharmonisan keluarga, pornografi, dan pornoaksi menunjukkan, akhlak masyarakat masih jauh dari sempurna, dan semakin melemahnya sendi-sendi moral agama. Berbagai perilaku masyarakat yang bertentangan dengan moralitas dan etika keagamaan itu menggambarkan masih adanya kesenjangan antara pemahaman atas nilai-nilai ajaran agama dan pengamalannya dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. b. Belum Maksimalnya Lembaga Sosial Keagamaan dan Lembaga Pendidikan Keagamaan Berfungsi sebagai Lembaga Resolusi Konflik Lembaga sosial keagamaan dan lembaga pendidikan keagamaan telah banyak memberikan sumbangan dalam proses pembangunan bangsa, khususnya bagi masyarakat kurang mampu di daerah pedesaan. Namun lembaga pendidikan keagamaan dinilai masih belum mampu secara maksimal mengurangi dampak negatif radikalisme yang dapat memicu terjadinya perselisihan antarkelompok, baik intra-umat beragama maupun antar-umat beragama. Harmoni sosial di dalam masyarakat sulit tercipta jika sering muncul ketegangan sosial yang melahirkan konflik intra dan antarumat beragama. Konflik ini sering memanfaatkan sentimen agama yang diartikan secara sempit, karena pemahaman agama yang belum memadai, ketimpangan dan ketidakadilan sosial ekonomi, RPJMD Propinsi Jawa Timur 2009-2014 Bab XVI - 338

tingkat pendidikan masyarakat yang masih rendah, dan penegakan hukum yang masih lemah. Sebelumnya, konflik seperti itu jarang mencuat menjadi kasus besar dan berskala luas, karena dalam tatanan kehidupan masyarakat memiliki berbagai kearifan lokal dan adat istiadat yang dapat menjadi wadah komunikasi dan konsultasi untuk resolusi konflik. Wadah tersebut biasanya bersifat lintas wilayah, agama, dan suku bangsa. c. Belum Teratasinya Kesenjangan Sosial Ekonomi Kesenjangan multidimensional memiliki potensi untuk semakin memecah-belah masyarakat ke dalam kelompokkelompok secara tidak sehat. Hal ini dapat merenggangkan hubungan antarkelompok, dan menimbulkan rasa ketidakadilan, yang pada gilirannya dapat menjadi awal dari terjadinya konflik horizontal berdimensi suku, agama, ras, dan antar-golongan (SARA). XVI.2 Sasaran Sasaran peningkatan kesalehan sosial adalah makin meningkatnya harmoni sosial di dalam masyarakat Jawa Timur, sehingga mampu mencegah dan meredam konflik sosial di antara intra-umat beragama, ataupun antar-umat beragama, serta konflik berdimensi lainnya. Secara lebih spesifik, sasaran yang ingin dicapai adalah: 1. Meningkatnya kualitas pemahaman, penghayatan, dan pengamalan ajaran agama dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, sehingga kualitas masyarakat dari sisi rohani semakin baik. Upaya ini juga ditempuh untuk anak peserta didik di semua jalur, jenis dan jenjang pendidikan, sehingga pemahaman dan pengamalan ajaran agama dapat ditanamkan sejak dini. 2. Meningkatnya kualitas pelayanan kehidupan beragama bagi seluruh lapisan masyarakat sesuai agama yang dipeluknya, sehingga terpenuhi hak-hak dasar mereka dalam memeluk agamanya masing-masing, dan beribadat sesuai agama dan kepercayaannya. RPJMD Propinsi Jawa Timur 2009-2014 Bab XVI - 339

3. Meningkatnya peran serta lembaga sosial keagamaan dan lembaga pendidikan keagamaan sebagai agen pembangunan 4. Terciptanya harmoni sosial dalam kehidupan intra dan antarumat beragama, yang toleran dan saling menghormati dalam rangka menciptakan Jawa Timur yang aman dan damai, sehingga konflik dapat dicegah dan diselesaikan, tidak meluas ke dan/atau terulang di daerah lain. 5. Berkurangnya perilaku masyarakat yang bertentangan dengan nilai-nilai dan moralitas agama. XVI.3 Arah Kebijakan Untuk mewujudkan sasaran tersebut, upaya peningkatan kesalehan sosial demi terjaganya harmoni sosial dilaksanakan dalam kerangka arah kebijakan: 1. Meningkatkan kualitas pelayanan dan pemahaman agama, serta kehidupan beragama: a. Meningkatkan kualitas pemahaman, penghayatan, dan pengamalan ajaran agama dalam kehidupan ber b. Meningkatkan kualitas pendidikan agama dan pendidikan keagamaan pada semua jalur, jenis, dan jenjang pendidikan. c. Meningkatkan kualitas penataan dan pengelolaan, serta pengembangan fasilitas pelaksanaan ibadah, dengan memperhatikan kepentingan seluruh lapisan umat beragama dengan akses yang sama bagi setiap pemeluk agama. d. Meningkatkan pembinaan keluarga harmonis (sakinah/bahagia/sukinah/hita sukaya) untuk menempatkan keluarga sebagai pilar utama pembentukan moral dan etika e. Meningkatkan kualitas dan kapasitas lembaga sosial keagamaan dan lembaga pendidikan keagamaan. RPJMD Propinsi Jawa Timur 2009-2014 Bab XVI - 340

2. Meningkatkan kerukunan intra dan antar-umat beragama: a. Meningkatkan upaya menjaga harmoni sosial di dalam kelompok-kelompok keagamaan dengan memanfaatkan kearifan lokal dalam rangka memperkuat hubungan sosial b. Mencegah kemungkinan berkembangnya potensi konflik di dalam masyarakat yang mengandung sentimen keagamaan dengan mencermati secara responsif, dan mengantisipasi secara dini terjadinya konflik. c. Menyelesaikan konflik sosial yang berlatang belakang agama melalui mekanisme resolusi konflik, dengan mengutamakan keadilan dan persamaan hak untuk mendapatkan perdamaian hakiki. XVI.4 Program Berdasarkan sasaran dan arah kebijakan tersebut di atas, maka langkah-langkah yang akan dilaksanakan dijabarkan ke dalam program-program pembangunan, yang dibagi menjadi dua kategori, yaitu program prioritas dan penunjang, disertai kegiatan-kegiatan pokok yang akan dijalankan. XVI.4.1 Program Prioritas a. Program Peningkatan Kerukunan Umat Beragama Program ini bertujuan memantapkan dasar-dasar kerukunan intra dan antar-umat beragama, dilandasi nilai-nilai luhur agama untuk mencapai keharmonisan sosial menuju persatuan dan kesatuan bangsa. Kegiatan pokok yang dilaksanakan dititikberatkan, antara lain, pada: 1. Peningkatan internalisasi ajaran agama, dan sosialisasi wawasan multikultural di kalangan umat beragama. 2. Peningkatan keharmonisan hubungan antar-umat beragama, majelis agama dengan pemerintah melalui forum dialog dan temu ilmiah. 3. Fasilitasi pembentukan jaringan komunikasi kerukunan antarumat beragama, dan peningkatan peran jaringan kerja sama RPJMD Propinsi Jawa Timur 2009-2014 Bab XVI - 341

antar-umat beragama, dan mengembangkan silaturahmi antara pemuda agama, cendekiawan agama, dan tokoh agama. 4. Peningkatan efektivitas lembaga forum komunikasi kerukunan antar-umat beragama untuk membangun dan menciptakan harmoni sosial masyarakat, baik pada tingkat propinsi, kabupaten/kota, dan kecamatan. 5. Peningkatan potensi kerukunan hidup umat beragama melalui pemanfaatan budaya lokal, dan partisipasi masyarakat, serta mendorong tumbuh-kembangnya wadah-wadah kerukunan sebagai penggerak pembangunan. 6. Mendorong aktivitas pendidikan untuk menumbuhkan rasa kebanggaan kebangsaan, akhlak mulia, serta kemampuan peserta didik untuk hidup bersama (how to live together) dalam masyarakat yang multikultur. 7. Pengembangan wawasan multikultural bagi guru-guru agama, dan peningkatan kualitas tenaga penyuluh kerukunan umat beragama. 8. Fasilitasi pelaksanaan perkemahan pelajar/mahasiswa mutikulturalistik, untuk membangun kesalingpahaman, dan toleransi, serta saling menghormati. b. Program Peningkatan Pemahaman, Penghayatan, dan Pengamalan Nilai-nilai Agama Program ini bertujuan meningkatkan pemahaman, penghayatan, pengamalan, dan pengembangan nilai-nilai ajaran agama bagi setiap individu, keluarga, masyarakat, dan penyelenggara pemerintahan. Kegiatan pokok yang dilaksanakan dititikberatkan, antara lain, pada: 1. Peningkatan penyuluhan dan bimbingan keagamaan bagi masyarakat dan aparatur pemerintah. 2. Mendorong dan fasilitasi kegiatan kepedulian sosial yang merupakan perwujudan dari pengamalan nilai-nilai agama atau religiofikasi. RPJMD Propinsi Jawa Timur 2009-2014 Bab XVI - 342

3. Fasilitasi pembentukan jaringan dan kerja sama lintas sektor untuk memberantas praktik KKN, perjudian, penyalahgunaan narkoba, dan berbagai jenis praktik asusila. XVI.4.2 Program Penunjang a. Program Pengembangan Lembaga Sosial Keagamaan dan Lembaga Pendidikan Keagamaan Program ini bertujuan memberdayakan dan meningkatkan kapasitas, kualitas, serta peran lembaga sosial keagamaan dan lembaga pendidikan keagamaan dalam menunjang perubahan sosial masyarakat, mengurangi dampak negatif radikalisme masyarakat, serta memberikan pelayanan pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia, terutama bagi masyarakat pedesaan dan ekonomi lemah. Kegiatan pokok yang dilaksanakan dititikberatkan, antara lain, pada: 1. Pemberdayaan lembaga-lembaga sosial keagamaan, seperti kelompok jemaah keagamaan, organisasi keagamaan, pengelola dana sosial keagamaan melalui peningkatan kualitas tenaga pengelola lembaga-lembaga sosial keagamaan dan lembaga pendidikan keagamaan. 2. Pemberdayaan lembaga-lembaga pendidikan keagamaan, seperti pondok pesantren, melalui peningkatan kualitas tenaga pengelola lembaga pendidikan keagamaan. 3. Pembangunan jaringan kerja sama dan sistem informasi lembaga sosial keagamaan dan lembaga pendidikan keagamaan, dan melakukan kunjungan belajar antar-lembaga sosial keagamaan dan lembaga pendidikan keagamaan. 4. Melanjutkan upaya pengkajian, penelitian dan pengembangan dalam rangka peningkatan mutu pembinaan lembaga-lembaga sosial keagamaan dan lembaga pendidikan keagamaan. RPJMD Propinsi Jawa Timur 2009-2014 Bab XVI - 343