Fundamental Sistim Komunikasi Nirkabel dan Konsep Seluler

dokumen-dokumen yang mirip
PENGANTAR SISTEM KOMUNIKASI SELULER

I. Pembahasan. reuse. Inti dari konsep selular adalah konsep frekuensi reuse.

TEKNIK PERANCANGAN JARINGAN AKSES SELULER

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

Cell boundaries (seven cell repeating pattern)

Sistem Komunikasi Modern Teknik Elektro Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto Yogyakarta

BAB II PEMODELAN PROPAGASI. Kondisi komunikasi seluler sulit diprediksi, karena bergerak dari satu sel

BAB II LANDASAN TEORI. standarisasi yang dibentuk di Eropa tahun 1982 untuk menciptakan sebuah

KONSEP DASAR SELULER. (DTG3G3) PRODI D3 TT Yuyun Siti Rohmah,ST.,MT

Teknik Transmisi Seluler (DTG3G3)

Sistem Komunikasi Bergerak Seluler

Teknik Transmisi Seluler (DTG3G3)

Pengantar Jaringan Nirkabel (Wireless Networks)

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

FUNDAMENTAL OF WIRELESS NETWORKS & COMMUNICATION SYSTEM

Dalam hal ini jarak minimum frequency reuse dapat dicari dengan rumus pendekatan teori sel hexsagonal, yaitu : dimana :

BAB III ANALISIS TRAFIK DAN PARAMETER INTERFERENSI CO-CHANNEL

BAB III PERANCANGAN DAN SIMULASI LEVEL DAYATERIMA DAN SIGNAL INTERFERENSI RATIO (SIR) UE MENGGUNAKAN RPS 5.3

MODULASI. Ir. Roedi Goernida, MT. Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom Bandung

BAB II CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (CDMA) CDMA merupakan singkatan dari Code Division Multiple Access yaitu teknik

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV SIMULASI PERHITUNGAN INTERFERENSI

BAB I PENDAHULUAN. ke lokasi B data bisa dikirim dan diterima melalui media wireless, atau dari suatu

ANALISIS PENYEBAB BLOCKING CALL DAN DROPPED CALL PADA HARI RAYA IDUL FITRI 2012 TERHADAP UNJUK KERJA CDMA X

SINYAL & MODULASI. Ir. Roedi Goernida, MT. Program Studi Sistem Informasi Fakultas Rekayasa Industri Institut Teknologi Telkom Bandung

BAB III. IMPLEMENTASI WiFi OVER PICOCELL

Multiple Access. Downlink. Handoff. Uplink. Mobile Station Distributed transceivers Cells Different Frequencies or Codes

Dukungan yang diberikan

ANALISIS SKEMA ORDERED DYNAMIC HANNEL ASSIGNMENT PADA JARINGAN GSM

Lisa Adriana Siregar Dosen Tetap Program Studi Teknik Elektro Sekolah Tinggi Teknik Harapan

TRANSMISI ANALOG DAN TRANSMISI TRANSMI DIGIT SI AL DIGIT

Diajukan guna melengkapi sebagian syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh :

TTG3B3 - Sistem Komunikasi 2 Multiple Access

BAB II SISTEM KOMUNIKASI SELULER. Komponen fundamental dari suatu sistem GSM (Global System for Mobile

BAB II CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS. Konsep selular mulai muncul di akhir tahun 1940-an yang digagas oleh

BAB I PENDAHULUAN. maka antara satu BTS dengan BTS yang lain frekuensinya akan saling

BAB II DASAR TEORI. Teknologi komunikasi selular sebenarnya sudah berkembang dan banyak

Analisis Aspek-Aspek Perencanaan BTS pada Sistem Telekomunikasi Selular Berbasis CDMA

BAB IV ANALISA PERFORMANSI BTS CDMA 20001X PT BAKRIE TELECOM COVERAGE KOTA BEKASI

ANALISIS LINK BUDGET PADA PEMBANGUNAN BTS ROOFTOP CEMARA IV SISTEM TELEKOMUNIKASI SELULER BERBASIS GSM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

WIRELESS & MOBILE COMMUNICATION ARSITEKTUR JARINGAN SELULER

BAB 2 DASAR TEORI. Sistem telekomunikasi yang cocok untuk mendukung sistem komunikasi

KONSEP CELLULAR DENNY CHARTER, ST. Websites :

BAB II DASAR TEORI. menjadi pilihan adalah teknologi GSM (Global System for Mobile

ANALISIS KINERJA ALGORITMA SUBOPTIMAL HANDOVER PADA SISTEM KOMUNIKASI WIRELESS

Faktor terpenting dalam jaringan komputer adalah transfer data antar dua komputer di tempat yang berbeda.

BAB II DASAR TEORI 2.1 Posisi Teknologi WiMAX

WIRELESS NETWORK. Pertemuan VI. Pengertian Wireless Network. Klasifikasi Wireless Network

Wireless Communication Systems Modul 9 Manajemen Interferensi Seluler Faculty of Electrical Engineering Bandung 2015

ANALISIS ALOKASI KANAL DINAMIK PADA KOMUNIKASI SELULER DENGAN ALGORITMA TABU SEARCH

ANALISIS PERFORMANSI REHOMMING BR 9.0-EVOLUSION BSC (ebsc) PADA JARINGAN GSM PT TELKOMSEL DI MAKASSAR

SISTEM KOMUNIKASI S1 TEKNIK TELEKOMUNIKASI SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM PURWOKERTO 2015

CALL SETUP FAILURE PADA JARINGAN CDMA X INTISARI

BAB II TEKNOLOGI SELULER GSM. (Frequency Division Multiple Access), metode TDMA (Time Division Multiple

BAB III PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

MULTIPLEXING DE MULTIPLEXING

ANALISIS UNJUK KERJA JARINGAN PADA SISTEM CDMA (STUDI KASUS TELKOM FLEXI MEDAN)

BAB II JARINGAN GSM. telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European

BAB 2 PERENCANAAN CAKUPAN

Universitas Kristen Maranatha

II. TINJAUAN PUSTAKA. perang ataupun sebagai bagian dari sistem navigasi pada kapal [1].

BAB II ARSITEKTUR SISTEM CDMA. depan. Code Division Multiple Access (CDMA) merupakan salah satu teknik

MOBILITY MANAGEMENT DALAM SISTIM NIRKABEL BERGERAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

STUDI PENGGUNAAN ALGORITMA ANT COLONY DALAM PENGALOKASIAN KANAL DINAMIK PADA KOMUNIKASI SELULER

Spektrum Electromagnetic

STUDI PERENCANAAN JARINGAN SELULER INDOOR

Menyebutkan prinsip umum sinyal bicara dan musik Mengetahui Distorsi Mengetahui tentang tranmisi informasi Mengetahui tentang kapasitas kanal

JARINGAN WIRELESS. Jurusan T-informatika STT-Harapan Medan T.A 2016/2017 Oleh : Tengku Mohd Diansyah, ST, M.Kom 30/05/2017 1

Perencanaan Transmisi. Pengajar Muhammad Febrianto

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

PERENCANAAN ANALISIS UNJUK KERJA WIDEBAND CODE DIVISION MULTIPLE ACCESS (WCDMA)PADA KANAL MULTIPATH FADING

DASAR TELEKOMUNIKASI ARJUNI BP JPTE-FPTK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA. Arjuni Budi P. Jurusan Pendidikan Teknik Elektro FPTK-UPI

BAB II DASAR TEORI 2.1 Arsitektur Jaringan GSM

Pengantar Teknologi Informasi Jaringan (Layer Fisik)

Satelit. Pertemuan XI

Cellular Interference and Celular Planning S1 TEKNIK TELEKOMUNIKASI SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TELEMATIKA TELKOM PURWOKERTO 2016

Analisa Perencanaan Power Link Budget untuk Radio Microwave Point to Point Frekuensi 7 GHz (Studi Kasus : Semarang)

Standar NYOMAN SURYADIPTA, ST, CCNP NYOMAN SURYADIPTA.ST.CCNP COMPUTER SCIENCE FACULTY - NAROTAMA UNIVERSITY

Jaringan VSat. Pertemuan X

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENGUKURAN MEDAN ELEKTROMAGNETIK BEBAS PADA AREA URBAN DAN RURAL

Powered By TeUinSuska2009.Wordpress.com. Upload By - Vj Afive -

Radio Propagation. 2

SIMULASI DAN ANALISIS MANAJEMEN INTERFERENSI PADA LTE FEMTOCELL BERBASIS SOFT FREQUENCY REUSE

Jaringan Komputer. Transmisi Data

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI. komunikasi bergerak tidak menggunakan kabel sebagai medium transmisi[1].

Materi II TEORI DASAR ANTENNA

Makalah Media Unguided Mata Kuliah Komunikasi Data

Setyo Budiyanto 1,Mariesa Aldila 2 1,2

IEEE g Sarah Setya Andini, TE Teguh Budi Rahardjo TE Eko Nugraha TE Jurusan Teknik Elektro FT UGM, Yogyakarta

Teknologi Seluler. Pertemuan XIV

4.2. Memonitor Sinyal Receive CPE/SU Full Scanning BAB V. PENUTUP Kesimpulan Saran...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 3G/UMTS. Teknologi WCDMA berbeda dengan teknologi jaringan radio GSM.

SIMULASI LINK BUDGET PADA KOMUNIKASI SELULAR DI DAERAH URBAN DENGAN METODE WALFISCH IKEGAMI

Teknik Transmisi Seluler (DTG3G3)

Transkripsi:

istim Komunikasi irkabel Fundamental istim Komunikasi irkabel dan Konsep eluler OLITKIK LKTROIKA GRI URABAYA 2016 By: rima Kristalina

Apakah sistim komunikasi nirkabel? istim komunikasi nirkabel menyatakan tentang proses komunikasi atau pentransmisian data pada jarak tertentu tanpa melewati media fisik (kabel atau konduktor elektrikal lainnya). roses komunikasi diatur sedemikian rupa, begitu pula halnya dengan datanya sehingga dapat ditransmisikan melalui udara menggunakan gelombang elektromagnetik (radio), infra red, satelit, dan berjalan di atas jaringan nirkabel. Jarak yang bisa ditempuh pada sistim nirkabel mulai jarak yang pendek, seperti komunikasi menggunakan RFID hingga ratusan kilometer, seperti komunikasi menggunakan satelit. 2

Aplikasi yang menggunakan istim Komunikasi irkabel 3 Teknologi komunikasi nirkabel meliputi aplikasi fixed, mobile dan portable: Two-way radio (HT) Telepon seluler Remote TV, mobil, garasi Mouse dan keyboard C Headset G unit Cordless hone Televisi dan Radio Broadcast -arking, -toll Dll

Teknologi komunikasi irkabel eluler (1G, 2G, 3G, LT) Wi-Fi Bluetooth Zigbee RFiD G (Global ositioning ystem) (ebagian besar teknologi komunikasi nirkabel berbasis radio, meskipun ada pula sebagian kecil berbasis non-radio, seperti ultrasonic dan gelombang cahaya) 4

Konsep eluler Introduction Frequency Reuse trategi Channel Assignment trategi Handoff Interferensi dan Kapasitas istem 5

Introduction (1/3) istim eluler terdiri dari bagian-bagian: 1. Mobile tation (M) 6 Terdiri dari rangkaian transceiver, rangkaian control dan antenna Berpindah dengan kecepatan pejalan kaki sampai mobil etiap M berkomunikasi secara nirkabel dengan B, dan dapat di-handoff kan antar B untuk meng-handle sebuah percakapan 2. Base tation (B) Berfungsi sebagai bridge antar seluruh perangkat M user dalam 1 sel dengan MC melalui jalur telepon atau microwave link Terdiri dari beberapa transmitter dan receiver dengan komunikasi Full Duplex Memiliki tower yang men-support beberapa antenna 3. Mobile witching Center (MC) Disebut juga sebagai Mobile Telephone witching Office (MTO) ebagai coordinator semua aktifitas B enghubung system seluler dengan T Mengakomodasi system Billing dan maintenance

Arsitektur eluler 7

Introduction (2/3) Komunikasi antara M dan B didefinisikan oleh standard Common Air Interface (CAI) yang membagi 4 jenis kanal sbb: 1. Forward Voice Channel (FVC) Kanal transmisi suara dari B ke M 2. Reverse Voice Channel (RVC) Kanal transmisi suara dari M ke B 3. Forward Control Channel (FCC) dan Reverse Control Channel (RCC) Merupakan kanal setup sebuah panggilan (call) dan meletakkan panggilan tersebut ke dalam kanal suara yang kosong Menginisiasi panggilan yang mobile FCC merupakan beacon yang mem-broadcast seluruh traffic ke seluruh M yang berada di dalam sel nya Melakukan transmit dan receive data message yang berisi call atau request layanan 8

Introduction (3/3) Terminologi Coverage Area: el ektor Coverage Area dari sebuah B Bagian dari sebuah sel yang dilayani oleh antenna directional Cluster Terdiri dari beberapa sel Antar sel dalam satu cluster tidak boleh ada kanal dengan frekuensi reuse 9

Frequency Reuse Frequency Reuse merujuk pada penggunaan kanal-kanal radio dari frekuensi carrier yang sama untuk meng-cover area berbeda yang terpisah satu sama lainnya pada jarak tertentu, dimana tidak diijinkan adanya interferensi co-channel. Dalam perencanaan sebuah B perlu dihitung jarak antar sel sehingga tidak ditemui adanya Frequency Reuse ini link budget B pada sel-sel yang berdekatan memiliki grup kanal yang terdiri dari kanal-kanal yang sama sekali berbeda dengan kanal-kanal tetangganya. Reuse sebuah frekuensi tidak perlu dilakukan pada setiap sel, namun hanya pada sel-sel yang memilki jarak minimum satu dengan yang lain (tetangga terdekat). Dengan menggunakan alokasi frekuensi berbeda, sel-sel yang berdekatan bisa overlap namun tidak saling ber-interferensi 10

el Co-Channel Interferensi Co-Channel Interferensi yang disebabkan oleh transmisi sinyal pada kanal yang sama (frekuensi yang sama) Jarak reuse Jarak minimum antara dua sel yang menggunakan kanal yang sama untuk mendapatkan rasio signal to noise yang baik 11 B G C A F D B G B G C A F A F D C D

truktur Hexagonal Bentuk hexagonal digunakan untuk menggambarkan coverage sel secara geometric, dimana bentuk ini mendekati bentuk lingkaran dengan titik pusat kedudukan B dan jari-jari transmisi R B B R R B R R B R R B B 12

Frequency Reuse lan (1/3) Total coverage area terbagi dalam beberapa cluster Dalam sebuah cluster tidak boleh ada interfrensi co-channel Jumlah sel dalam sebuah Cluster dinamakan Cluster ize, dinyatakan sebagai. sel di dalam cluster menggunakan sekumpulan frekuensi yang telah ditentukan. Jika: = jumlah total kanal radio duplex dalam sistim seluler k= jumlah kanal yang dialokasikan untuk setiap sel (k<) = Cluster size maka k. 13

Frequency Reuse lan (2/3) 14 Beberapa contoh konfigurasi Cell lanning: =3 =4 =7

Frequency Reuse lanning (3/3) Jika sebuah Cluster digandakan M kali dalam sebuah system, maka jumlah kanal duplex C, dinyatakan sebagai: C M. M.k. Untuk total coverage area sistem, Atotal dan total coverage area sel Acell, dapat diketahui jumlah sel dalam system sebagai berikut: M. Atotal Asel ehingga: Atotal C x Asel 15

Contoh oal: Jika bandwidth total 33 MHz dialokasikan untuk sistim telepon seluler FDD yang menggunakan kanal simpleks 25 khz sehingga menghasilkan kanal suara dan kanal control, hitunglah jumlah kanal yang memungkinkan dalam setiap sel jika sistim menggunakan: a) 4 sel reuse b) 7 sel reuse c) 12 sel reuse Jika 1MHz dari spectrum yang dialokasikan tersebut di atas digunakan untuk kanal control, tentukan distribusi merata dari kanal control dan kanal suara pada masing-masing sel dari tiga system sel di atas 16

Jawab: Dari 25 khz kanal simplex akan menjadi 25 khzx2 = 50 khz kanal duplex. Jumlah kanal total dari system adalah : 33000/50 = 660 kanal a. Untuk =4 total kanal dalam setiap sel = 660/4 = 165 kanal b. Untuk =7 total kanal per sel = 660/7 = 95 kanal c. Untuk =12 total kanal per sel = 660/12 = 55 kanal pektrum 1 MHz untuk control sinyal duplex = 1000/50 = 20 kanal Didistribusikan dalam masing-masing sel a. Untuk =4 setiap sel memiliki 5 kanal control, sehingga untuk kanal suara tinggal 160 kanal b. Untuk =7 4 sel dengan 3 kanal control dan 92 kanal suara, 2 sel dengan 3 kanal control dan 90 kanal suara, dan 1 sel dengan 2 kanal control dan 92 kanal suara c. Untuk =12 8 sel dengan 2 kanal control dan 53 kanal suara, dan 4 sel dengan 1 kanal control dan 54 kanal suara 17

Cell lanning (1/3) a) b) Mencari jarak antar co-channel c) 18

Cell lanning (2/3) Jika ada sel per cluster, maka hubungan antara, i dan j dinyatakan sebagai: 2 2 i i. j j Dengan i dan j adalah bilangan integer non negative Jadi luas area dari gambar c) pada slide sebelumnya adalah: 1 3 1 Atotal 12 xasel 12 x6 x x Rx R 9 3R 2 2 2 2 Jarak pusat ke pusat co-channel terdekat (Jarak Reuse) adalah: D i 3R 2 j 3R 2 2 i 3R R 3 i 2 i. j j 2 R 3 j 3R cos 120o 19

Cell lanning (3/3) 20 Metode pe-lokasi an co-channel cell [Oet83] I A A A A A A A =19, i=3, j=2

trategi engaturan Channel (Channel Assignment) trategi Channel Assignment diklasifikasikan menjadi 2: 1. trategi Fixed Channel Assignment : etiap sel telah mengalokasikan kanal-kanal tertentu untuk kanal suara. etiap call yang datang akan dilayani oleh kanal-kanal tersebut. Apabila seluruh kanal telah terpakai, maka call yang datang berikutnya akan di-blocked. trategi alternatif pada fixed channel ini, yaitu sel akan meminjam kanal dari sel tetangganya yang masih memiliki kanal tidak terpakai (borrowing strategy). MC akan memeriksa prosedur peminjaman kanal ini dan memastikan bahwa kanal yang dipinjam tidak menginterferensi atau mengganggu panggilan lain yang sedang berjalan di sel asal. 21

trategi engaturan Channel (Channel Assignment) 2. trategi Dynamic Channel Assignment : Kanal suara tidak dialokasikan oleh masing-masing sel secara permanen. ebagai gantinya, apabila ada request call pada sebuah sel, maka B dari sel tersebut akan me-request channel ke MC. MC akan mengalokasikan channel kepada B yang me-request tersebut mengikuti algoritma yang telah diset di dalamnya, yang menghitung berdasarkan probabilitas blocking di dalam sel, frekuensi dari kanal yang digunakan, jarak reuse dan cost function lainnya. Diharapkan dengan dua strategi pengaturan kanal ini maka akan dicapai utilisasi spectrum radio yang optimal, dimana kapasitas sel menjadi bertambah dan interferensi antar kanal dapat diminimalisir 22

Co-Channel Interference (1/7) Interferensi menjadi issue utama dalam kinerja dari sistim seluler Interferensi menjadi penyebab terjadinya bottleneck pada kapasitas kanal dan bertanggung jawab atas terjadinya drop call. umber interferensi meliputi: o o o o Mobile station lain pada sel yang sama Call-in-progress pada sel tetangga B lain yang beroperasi pada pita frekuensi yang sama Beberapa sistim non seluler yang memiliki energi besar dan beroperasi pada pita frekunei seluler Co-channel Interference adalah interferensi antara sinyal-sinyal yang berasal dari sel-sel yang menggunakan sekelompok frekuensi yang sama (co-channel cells) Untuk mengurangi co-channel interference, co-channel cell harus secara fisik dipisahkan dengan jarak minimum (jarak re-use) untuk mengisolasi interefensi akibat propagasi sinyal 23

Co-Channel Interference Rasio reuse co-channel (Q): D Q 3 R (2/7) ilai Q yang kecil bisa menghasilkan kapasitas yang lebih besar jika ukuran cluster kecil ilai Q yang besar dapat memperbaiki kualitas transmisi, sehingga menyebabkan semakin mengecilnya level co-channel interference 24

Co-Channel Interference (3/7) Ukuran Cluster () Co-channel Reuse Ratio (Q) i=1, j=1 i=1, j=2 i=2,j=2 i=1,j=3 3 7 12 13 3 4.58 6 6,24 25

Co-Channel Interference (4/7) Jika K adalah jumlah co-channel interference dalam sel, maka rasio signal-to-interference yang diterima sebuah mobile receiver untuk memonitor forward channel dinyatakan sbb: IR I K Ii i 1 Dimana : = daya sinyal yang diharapkan dari B Ii = daya interferensi yang disebabkan karena co-channel sel terinterferensi ke-i ada system AM, IR yang diijinkan = 18 db (untuk D-AM, IR = 14 db) ada system G, IR yang diijinkan = 7-12 db 26

Co-Channel Interference (5/7) engukuran propagasi sebuah kanal radio bergerak merujuk pada rata-rata kuat sinyal yang diterima, r pada sembarang titik di jarak terpisah, d antara Tx dan Rx, dengan koefisien path loss, n, dinyatakan sebagai: n d r 0 d0 Atau d r dbm 0 dbm 10n log d0 Dengan 0 = daya rata-rata yang diterima pada titik dengan jarak d0 dari Tx 27

Co-Channel Interference (6/7) Ditentukan sebuah forward link, dimana sinyal yang diharapkan berasal dari B dan ada interfrensi co-channel pada B tersebut. Jika Di adalah jarak dari channel terinterferensi ke-i terhadap mobile station, maka daya yang diberikan kepada mobile station berbanding lurus terhadap (Di)-n, dengan nilai koefisien path loss n antara 2 4 pada daerah seluler urban [Rap92b], sehingga: I R n i0 D i 1 Disederhanakan menjadi: n i D / R I i0 n 3 i0 n 28

Contoh soal: Untuk mendapatkan /I 18 db pada sistim seluler AM dengan koefisien path loss n=4, dan ada 6 sel berdekatan yang berpotensi menghasilkan cochannel interferensi, berapa ukuran cluster yang diperbolehkan? Jawab: Dengan persamaan 1018/10 I 3 6 4 6, 49 7 Maka ukuran cluster (jumlah sel dalam 1 cluster) yang diharapkan minimal ada 7. 29

Co-Channel Interference (7/7) 30 ersamaan (/I) dengan asumsi =7, n=4, untuk posisi sebuah mobile station berada di ujung sel (lihat gambar), dengan jarak DR dari 2 co-channel terdekat, jarak D+R dari 2 co-channel lainnya, dan D dari 2 sisanya, dapat dinyatakan sebagai: 4 R I 2 D R 4 2 D R 4 D 4 Atau dalam rasio co-channel reuse: 1 I 2 Q 1 4 2 Q 1 4 2Q 4 Untuk =7, rasio co-channel reuse (Q) adalah 4,6, sedangkan /I sekitar = 49,56 (atau 17 db) D D+R R D-R D+R D D-R

Contoh soal: Diketahui bahwa /I yang diijinkan untuk kinerja channel sebuah system seluler adalah 15 db. Berapa rasio co-channel reuse yang dihasilkan dan ukuran cluster yang bisa digunakan untuk memaksimalkan kapasitas jika koefisien path loss lokasi tersebut adalah a) n=4 dan b) n=3? Angggap ada 6 co-channel sel di lingkaran terdekat (first tier) dari sebuah sel yang memiliki jarak yang sama dari sebuah mobile station. Gunakan pendekatan yang sesuai. 31

32 Jawab: a) n=4 Dari penjelasan didapatkan bahwa =7, dan Q 3 x7 4,583 sehingga I 1 6 4,583 73,53 18, 66 db 4 Dengan batasan /I = 15 db, maka system yang memiliki /I 18,66 db dengan =7 masih bisa digunakan. b) n=3 3 Dengan Q=4.583 dan =7 maka: I 1 6 4,583 16, 04 12, 05 db Dengan batasan /I = 15 db, maka system yang memiliki /I 12,05 db dan =7 lebih kecil dari /I minimum yang diperlukan. Oleh Karena itu nilai perlu diperbesar. Dicoba =12 (dengan i=j=2), didapatkan Q=6, dan I 1 6 6 3 36 15,56 db Dengan =12 sudah di atas batas /I minimum.

OAL-OAL LATIHA (1/2) 33 1. Dengan i 2 ij j 2 buktikan bahwa Q 3 2. Jika total spectrum frekuensi yang digunakan pada sistim seluler adalah 20 MHz, dan setiap kanal simpleks memiliki bandwidth 25 khz, dapatkan: Jumlah kanal duplex Jumlah total kanal per site sel jika digunakan =4 cell reuse Jumlah total kanal per site sel jika digunakan =12 cell reuse

OAL-OAL LATIHA (2/2) 3. ebuah provider layanan seluler menggunakan skema TDMA digital yang bisa menolerir rasio signal-to-interference hingga 15 db. Dengan asumsi koefisien path loss=4, dapatkan nilai optimal jika: a. Menggunakan antenna omnidirectional b. Menggunakan sectoral 120o c. Menggunakan sectoral 60o Dari ketiga jenis antenna di atas, manakah yang paling memenuhi kriteria 34

Referensi 1. T., Rappaport, Wireless Communication: rinciples and ractices, 2nd rentice Hall, 2001 2. rapun uksompong, h.d, C 445: Mobile Communications The Cellular Concept, ov 2009, lecture note 35