fgfgh BAB II TINJAUAN PUSTAKA terdiri atas kualitas desain dan kualitas kesesuaian (conformance quality). Kualitas

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KERANGKA TEORITIS. Webster s 1928 Dictionary, dalam Lupiyoadi (2013), menyatakan bahwa

II. TINJAUAN PUSTAKA. Setiap perusahaan bertujuan agar perusahaannya mendapat keuntungan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Artinya keberhasilan sebuah bisnis kuliner dalam. tepat serta hubungan baik yang dijalani dengan konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. berpusat pada produk, namun berkembang kepada penciptaan nilai bagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Terdahulu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. tetapi karena budaya maka kebutuhan tersebut ikut berbeda. Dalam

BAB II LANDASAN TEORI. tempat, organisasi dan gagasan (Kotler, 2001:347). Dari definisi diatas. 1. Intangibility (tidak dapat dilihat, dirasakan).

BAB I PENDAHULUAN. semakin ketat. Dalam menghadapi situasi tersebut, maka perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ageng Tirtayasa Banten terhadap Pelayanan SPP Online Bank BTN Cabang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui. Kotler, 2000) dalam bukunya (Tjiptono, 2007:2)

BAB 2 TELAAH PUSTAKA 2.1. Kualitas Layanan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. oleh pelanggan atau tidak. Lovelock (2008:5) mendefinisikan jasa (service) adalah

BAB I PENDAHULUAN. pembelian secara berulang-ulang dan untuk membangun kesetiaan konsumen

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Faizah, Nadia Rizqiyatul. & Suryoko, Sri. & Saryadi. Dengan judul Pengaruh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dunia bisnis telah semakin ketat. Setiap perusahaan saling

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kesannya terhadap kinerja suatu produk dan harapan-harapannya. Sedangkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA TENTANG KEPUASAN PELANGGAN, KUALITAS PELAYANAN, PENGARUH DIMENSI KUALITAS PELAYANAN TERHADAP

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian pelayanan menurut Kotler dan Keller (2007:42) merupakan setiap

ANALISA PENGARUH KUALITAS JASA TERHADAP KEPUASAN PELANGGAN PADA LEMBAGA PENDIDIKAN ALFABANK DI SURAKARTA

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB II LANDASAN TEORI. pendukung dan acuan penelitian. Teori-teori ini menjadi bahan rujukan

Bisma, Vol 1, No. 8, Desember 2016 KEPUASAN KONSUMEN PADA DIVISI SERVICE PT ANZON AUTO PLAZA DI PONTIANAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Syarat yang harus dipenuhi oleh suatu perusahaan agar dapat mencapai

BAB II LANDASAN TEORI. Jasa pada umumnya memiliki karakteristik yang berbeda jika

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. memuaskan kebutuhan keinginan dan harapan pelanggan. Pada

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Acuan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Kazi Omar Siddiq dengan judul

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. revolusi mutu melalui pendekatan manajemen mutu terpadu menjadi tuntutan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu

LANDASAN TEORI. 2.1 Pengertian Pemasaran dan Konsep Pemasaran. Menurut (Kotler, 2007), pemasaran adalah :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan perpindahan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Parasuraman et al. (1988) menyatakan bahwa kualitas pelayanan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam rangka membandingkan penelitian ini dengan penelitianpenelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengaruh dimensi-dimensi kualitas pelayanan. Berikut hasil dari penelitianpenelitian

BAB I PENDAHULUAN. waktu belakang ini, menunjukkan perkembangan yang sangat pesat. Produk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keunggulan atau keistimewaan suatu produk atau layanan secara menyeluruh

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mereka. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh perusahaan yaitu dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembahasan yang dilakukan pada penelitian ini merujuk pada penelitianpenelitian

BAB I PENDAHULUAN. Sektor jasa dewasa ini telah mengalami peningkatan yang cukup pesat. Dinamika

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Konsumen 2.2 Kepuasan Konsumen

BAB I PENDAHULUAN. bermunculan dan telah dimanfaatkan oleh para investor dari dalam negeri maupun

BAB I PENDAHULUAN. tujuannya. Salah satunya terjadi di bidang otomotif. Makin banyaknya

USULAN PERBAIKAN KUALITAS LAYANAN MENGGUNAKAN METODE SERVICE QUALITY

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENURUNAN HIPOTESIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Kotler & Keller (2012 : 41) :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Suatu hal yang banyak menarik perhatian manusia dewasa ini adalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam melakukan penelitian mengenai Pengaruh Kualitas. Pelayanan Terhadap Loyalitas Nasabah Dengan Kepuasan Nasabah Sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan di bidang bisnis merupakan kegiatan yang komplek dan beresiko

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah. Bisinis otomotif merupakan salah satu dari sekian banyak bisnis

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Untuk mendapatkan gambaran tentang pemenuhan kebutuhan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kepuasan Pelanggan. membandingkan kinerja (hasil) yang ia rasakan dibandingkan dengan harapannya.

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi merupakan salah satu kebutuhan yang paling penting bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. kepuasan kepada pelanggan secara maksimal, karena pada dasarnya tujuan dari

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, trend gaya hidup berolahraga sedang marak di kalangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Kotler, 2000) Kotler et al (2002)

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan peningkatan yang signifikan pada periode pasca krisis moneter

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya jaman, persaingan dalam dunia usaha saat ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. juga layanan internet banking serta telephone banking (Hart dan Smith,1998).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu

BAB III PERUMUSAN MASALAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dan penghasilan masyarakat menambah kesadaran pelanggan untuk mendapatkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan pokok dan kebutuhan sehari hari dengan luas ruang penjualan ±

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Persaingan dalam dunia bisnis di masa sekarang semakin ketat

I. PENDAHULUAN. Pasar menjadi semakin luas dan peluang ada dimana-mana, namun sebaliknya

Nora Tristiana Abstrak

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

Bab 5 Menciptakan Nilai, Kepuasan & Loyalitas Pelanggan

BAB II LANDASAN PUSTAKA. kepemilikan sesuatu (Kotler, 1999 : 195). Selanjutnya menurut Kotler, Bowen,

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I. Pendahuluan. pesat di berbagai negara, salah satunya Indonesia. Indonesia merupakan negara yang

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan kecenderungan menuntut kualitas pelayanan yang lebih baik.

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi kepada pelanggan yang lain (recommend). Memiliki pelanggan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

fgfgh BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kualitas Pelayanan Konsep kualitas menurut F. Tjiptono dan G. Chandra (2011:164) dianggap sebagai ukuran relatif kesempurnaan atau kebaikan sebuah prosuk/jasa, yang terdiri atas kualitas desain dan kualitas kesesuaian (conformance quality). Kualitas desain merupakan fungsi spesifikasi produk sedangkan kualitas kesesuaian adalah ukuran seberapa besar tingkat kesesuaian antara sebuah produk/jasa dengan persyaratan atau spesifikasi kualitas yang diterapkan sebelumnya. America Society for Quality Control dalam Kotler dan Keller (2008:143) mendefinisikan kualitas (quality) adalah totalitas fitur dan karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat. Sedangkan layanan (service) menurut Kotler dan Keller (2008:36) adalah Semua tindakan atau kinerja yang dapat ditawarkan satu pihak kepada pihak lain yang pada intinya tidak berwujud dan tidak menghasilkan kepemilikan apapun. Produksinya dapat atau tidak terkait dengan produk fisik.

Definisi kualitas jasa/layanan menurut Lewis dan Booms dalam F. Tjiptono dan G. Chandra (2011:180) sebagai ukuran seberapa bagus tingkat layanan yang diberikan mampu sesuai dengan ekspektasi pelanggan. Harapan pelanggan memainkan peran penting dalam pengalaman dan penilaian layanan mereka. Kualitas pelayanan (service quality) dapat diketahui dengan cara membandingkan persepsi para konsumen atas pelayanan yang nyata-nyata mereka terima/peroleh dengan pelayanan yang sesungguhnya mereka harapkan/inginkan terhadap atribut-atribut pelayanan suatu perusahaan. Jika jasa yang diterima atau dirasakan (perceived service) sesuai dengan yang diharapkan, maka kualitas pelayanan dipersepsikan baik dan memuaskan, jika jasa yang diterima melampaui harapan konsumen, maka kualitas pelayanan dipersepsikan sangat baik dan berkualitas. Sebaliknya jika jasa yang diterima lebih rendah daripada yang diharapkan, maka kualitas pelayanan dipersepsikan buruk. Berdasarkan definisi diatas kualitas pelayanan adalah tingkat totalitas yang bisa diberikan perusahaan kepada pelanggan. Perusahaan yang memuaskan sebagian besar kebutuhan dan keinginan pelanggannya serta ketepatan penyampaiannya sepanjang waktu sesuai dengan persepsi pelanggan disebut perusahaan yang berkualitas. 2.1.1 Dimensi Kualitas Pelayanan A. Parasuraman, Zeithaml dan Leonard Barry telah mengembangkan lima dimensi kualitas pelayanan yang dikenal dengan service quality (SERVQUAL), meliputi : 18

1. Reliability (Kehandalan) Menurut F. Tjiptono dan G. Chandra (2011:198) kehandalan berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk memberikan layanan yang akurat sejak pertama kali tanpa membuat kesalahan apapun dan menyampaikan jasanya sesuai dengan waktu yang disepakati. Sedangkan menurut Kotler dan Keller (2008:52) kehandalan adalah kemampuan untuk melaksanakan jasa yang dijanjikan dengan andal dan akurat. 2. Responsiveness (Daya Tanggap) Definisi daya tanggap menurut F. Tjiptono dan G. Chandra (2011:198) adalah berkenaan dengan kesediaan dan kemampuan para karyawan untuk membantu para pelanggan dan merespon permintaan mereka serta menginformasikan kapan jasa akan diberikan dan kemudian memberikan jasa secara cepat. Sedangkan menurut Kotler dan Keller (2008:52) daya tanggap adalah kesediaan membantu pelanggan dan memberikan layanan tepat waktu. 3. Assurance (Jaminan) Menurut Parasuraman, Zeithaml dan Barry (1998) dalam I. Khasanah dan O.D Pertiwi (2010) assurance adalah jaminan kepada konsumen mencakup kemampuan, kesopanan dan sifat dapat dipercaya yang dimiliki oleh staf, bebas dari bahaya atau resiko keragu-raguan, perilaku para karyawan diharapkan mampu menumbuhkan kepercayaan dan perusahaan diharapkan dapat menumbuhkan rasa aman bagi pelanggannya. Sedangkan menurut F. Tjiptono dan G. Chandra (2011:198) adalah perilaku para karyawan mampu menumbuhkan kepercayaan pelanggan terhadap perusahaan dan perusahaan 19

bisa menciptakan rasa aman bagi para pelanggannya. Jaminan juga berarti bahwa para karyawan selalu bersikap sopan dan menguasai pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan untuk menangani setiap pertanyaan atau masalah pelanggan. Dan definisi jaminan menurut Kotler dan Keller (2008:52) adalah pengetahuan dan kesopanan karyawan serta kemampuan mereka untuk menunjukkan kepercayaan dan keyakinan. 4. Empathy (Empati) Menurut F. Tjiptono dan G. Chandra (2011:198) empati berarti bahwa perusahaan memahami masalah para pelanggannya dan bertindak demi kepentingan pelanggan serta memberikan perhatian personal kepada para pelanggan dan memiliki jam operasi yang nyaman. Sedangkan menurut Parasuraman, Zeithaml dan Barry (1998) dalam I. Khasanah dan O.D Pertiwi (2010) empati yaitu memberikan sikap yang tulus dan bersifat individual atau pribadi yang diberikan kepada para pelanggan dengan berupaya memahami keinginan konsumen. Senada dengan dua definisi diatas, Kotler dan Keller (2008:52) menyatakan bahwa empati merupakan kondisi memperhatikan dan memberikan perhatian pribadi kepada pelanggan. 5. Tangibles (Bukti Langsung/Wujud) Secara singkat Kotler dan Keller (2008:52) menyatakan wujud adalah penampilan fasilitas fisik, peralatan, personel dan bahan komunikasi. Sedangkan menurut F. Tjiptono dan G. Chandra (2011:198) tangibles yaitu berkenaan dengan daya tarik fasilitas fisik, perlengkapan dan material yang digunakan perusahaan serta penampilan karyawan. 20

2.2 Kepuasan Pelanggan Kotler dan Keller (2008:138) memberikan arti dari kepuasan (satisfaction) adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang timbul karena membandingkan kinerja yang dipersepsikan produk (atau hasil) terhadap ekspektasi mereka. Sedangkan dalam F. Tjiptono dan G. Chandra (2011:294-297) ada beberapa sumber yang mendefinisikan kepuasan pelanggan, diantaranya yaitu Tse dan Wilton (1998) mendefinisikan kepuasan pelanggan yaitu respon konsumen pada evaluasi persepsi terhadap perbedaan antara ekspektasi awal (atau standar kinerja tertentu) dan kinerja aktual produk sebagaimana dipersepsikan setelah konsumsi produk. Sedangkan menurut Oliver (1981) kepuasan pelanggan adalah evaluasi terhadap surprise yang inheren dalam memperoleh dan/atau pengalaman konsumsi produk. Pada hakikatnya, kondisi psikologis tertentu terbentuk manakala emosi seputar diskonfirmasi ekspektasi berangkaian dengan perasaan konsumsi sebelumnya terhadap pengalaman konsumsi. Jadi tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapannya. Apabila kinerja dibawah harapan, maka konsumen akan kecewa. Bila kinerja sesuai dengan harapan, konsumen akan puas. Sedangkan bila kinerja melebihi harapan, konsumen akan sangat puas. Harapan konsumen dapat dibentuk oleh pengalaman masa lampau, komentar dari kerabatnya serta janji dan informasi pemasar dan saingannya. 21

Perusahaan perlu melakukan pemantauan dan pengukuran terhadap kepuasan pelanggan karena hal ini telah menjadi hal yang esensial bagi setiap perusahaan. Langkah tersebut dapat memberikan umpan balik dan masukan bagi keperluan pengembangan dan implementasi strategi peningkatan kepuasan pelanggan. Menurut Kotler (2004) dalam F. Tjiptono dan G. Chandra (2011:314) metode-metode yang dapat dipergunakan setiap perusahaan untuk memantau dan mengukur kepuasan pelanggan adalah sebagai berikut: 1. Sistem keluhan dan saran (complain and suggestion system) Setiap perusahaan yang berorientasi pada pelanggan (customer oriented) perlu menyediakan kesempatan dan akses yang mudah dan nyaman bagi para pelanggannya guna menyampaikan saran, kritik, pendapat dan keluhan mereka. 2. Pembeli bayangan (ghost shopping/mystery shoping) Yaitu dengan mempekerjakan beberapa orang ghost shoppers untuk berperan atau berpura-pura sebagai pelanggan potensial produk perusahaan dan pesaing. Mereka diminta berinteraksi dengan staf penyedia jasa dan menggunakan produk/jasa perusahaan. Berdasarkan pengalamannya tersebut, mereka kemudian diminta melaporkan temuan-temuannya berkenaan dengan kekuatan dan kelemahan produk perusahaan dan pesaing. 3. Analisa kehilangan pelanggan (Lost customer analysis) Sedapat mungkin perusahaan menghubungi para pelanggan yang telah berhenti menggunakan produk/jasa perusahaan atau yang telah pindah 22

pemasok agar dapat memahami mengapa hal itu terjadi dan supaya dapat mengambil kebijakan perbaikan/penyempurnaan selanjutnya. 4. Survey kepuasan pelanggan (customer surveys) Melalui survai, perusahaan akan memperoleh tanggapan dan balikan secara langsung dari pelanggan dan juga memberikan kesan positif bahwa perusahaan menaruh perhatian terhadap para pelanggannya. 2.3 Loyalitas Pelanggan adalah Menurut C. Lovelock, J. Wirtz dan J. Mussry (2010:76) loyalitas pelanggan Satu hal yang menggambarkan kesediaan pelanggan agar senantiasa menggunakan produk perusahaan dalam jangka panjang, apalagi jika menggunakannya secara eksklusif dan merekomendasikan produk-produk perusahaan kepada teman dan rekannya. Loyalitas pelanggan melampaui perilaku dan mencakup preferensi, kesukaan dan itikad di masa mendatang. Sedangkan loyalitas pelanggan menurut Olson (1999) dalam D.D. Rahayu dan A.F. Alwie (2010) merupakan dorongan perilaku untuk melakukan pembelian secara berulang-ulang dan untuk membangun kesetiaan konsumen terhadap suatu produk atau jasa yang dihasilkan oleh badan usaha tersebut membutuhkan waktu yang lama melalui suatu proses pembelian berulang-ulang. Membangun loyalitas pelanggan wajib dilakukan oleh setiap perusahaan agar tidak ditinggalkan pelanggan dan tetap eksis ditengah persaingan. Menurut Menurut C. Lovelock, J. Wirtz dan J. Mussry (2010:84) dalam membangun 23

loyalitas pelanggan, dibutuhkan kerangka kerja terstruktur dengan menggunakan roda loyalitas yang meliputi tiga tahapan strategi yaitu : Pertama : perusahaan perlu membangun fondasi yang solid untuk menciptakan loyalitas pelanggan yang meliputi fortofolio segmen pelanggan yang tepat, menarik pelanggan yang tepat, melakukan tingkatan jasa dan menghantarkan tingkat kepuasan yang tinggi. Kedua : untuk benar-benar membangun loyalitas, perusahaan perlu membangun ikatan erat dengan konsumennya, baik dengan cara memperdalam hubungan melalui cross-selling dan bundling maupun menambah nilai bagi pelanggan melalui penghargaan bagi loyalitas dan ikatan hubungan yang lebih tinggi. Ketiga : perusahaan perlu mengidentifikasi dan mengeliminasi faktor-faktor yang menyebabkan perpindahan pelanggan (churn). 2.4 Hubungan antar variabel 2.4.1 Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Pelanggan Kualitas pelayanan dan kepuasan pelanggan berkaitan erat. Kualitas memberikan suatu dorongan kepada pelanggan untuk menjalin ikatan yang kuat dengan perusahaan. Ikatan seperti ini dalam jangka panjang memungkinkan perusahaan untuk memahami dengan seksama harapan pelanggan serta kebutuhan mereka, dengan demikian perusahaan tersebut dapat meningkatkan kepuasan 24

pelanggan dimana perusahaan memaksimumkan pengalaman pelanggan yang menyenangkan dan meminimumkan atau meniadakan pengalaman pelanggan yang kurang menyenangkan. Kualitas jasa/layanan harus dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir dengan kepuasan pelanggan serta persepsi positif terhadap kualitas jasa/layanan (Kotler:2000) dalam F. Tjiptono dan G. Chandra (2011:180). Ada dua faktor utama yang mempengaruhi kualitas jasa/layanan, yaitu layanan yang diharapkan (expected service) dan jasa/layanan yang dirasakan/dipersepsikan (perceived service) (parasuraman, et.al, 1985) dalam F. Tjiptono dan G. Chandra (2011:180). Apabila yang dirasakan pelanggan sesuai dengan harapan maka kualitas jasa bersangkutan akan dipersepsikan baik atau positif. Jika yang dirasakan pelanggan melebihi harapan maka kualitas jasa dipersepsikan sebagai kualitas ideal. Sebaliknya apabila yang dirasakan pelanggan lebih jelek dibandingkan harapan maka kualitas jasa dipersepsikan negatif atau buruk. Kualitas pelayanan, kepuasan pelanggan dan profitabilitas perusahaan adalah tiga hal yang terkait erat. Semakin tinggi tingkat kualitas, semakin tinggi tingkat kepuasan pelanggan yang dihasilkan, yang mendukung harga yang lebih tinggi dan biaya yang lebih rendah. Kualitas jelas merupakan kunci untuk menciptakan nilai dan kepuasan pelanggan (Kotler dan Keller, 2008:144). Kualitas layanan berhubungan erat dengan kepuasan (Satisfaction). Dalam hal ini dimensi-dimensi kualitas jasa pada akhirnya akan menentukan tingkat kepuasan para pelanggan sebagaimana tergambar dalam skema berikut : 25

Gambar 2.1 Skema hubungan kualitas pelayanan terhadap kepuasan pelanggan Lima dimensi kualitas pelayanan : 1. Tangibles (bukti langsung) 2. Reliability (kehandalan) 3. Responsiveness (daya tanggap) 4. Assurance (jaminam) 5. Empathy (perhatian) Expected service (harapan nasabah terhadap kualitas pelayanan perusahaan) Perceived service (penilaian nasabah terhadap kualitas pelayanan perusahaan) GAP Persepsi nasabah atas kualitas pelayanan yang berbasis pada kinerja perusahaan Consumer satisfaction (kepuasan konsumen) 2.4.2 Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Loyalitas Pelanggan Kualitas pelayanan adalah jaminan terbaik perusahaan atas loyalitas pelanggan, pertahanan terkuat perusahaan dalam menghadapi pesaing dan satusatunya jalan untuk mempertahankan pertumbuhan dan penghasilan adalah dengan meningkatkan kualitas pelayanan yang akan mendatangkan loyalitas pelanggan. Dengan kualitas pelayanan yang baik maka terjalin hubungan yang 26

baik antara perusahaan dengan pelanggan karena salah satu upaya untuk menciptakan, memperhatikan dan meningkatkan hubungan dengan pelanggan adalah dengan memberikan jasa yang berkualitas secara konsisten dan nilai yang lebih baik pada setiap kesempatan serta memberikan jasa yang lebih unggul dari pesaing. Menurut F. Tjiptono dan G. Chandra (2011:61) konsep orientasi layanan (service orientation) erat kaitannya dengan konsep orientasi pasar (market orientation). Orientasi pasar merupakan serangkaian proses dan aktivitas lintas fungsional yang diarahkan pada upaya penciptaan dan pemuasan pelanggan melalui penilaian kebutuhan secara berkesinambungan. Hal ini menunjukkan bahwa tujuan pelayanan adalah tidak lain mengarah pada kepuasan pelanggan jangka panjang yang mendatangkan loyalitas pelanggan terhadap perusahaan. Kualitas layanan juga dapat mempengaruhi loyalitas pelanggan secara langsung (Zeithaml dkk, 1996 dalam D. Aryani dan F. Rosinta, 2010). Konsumen yang memperoleh pengalaman kualitas pelayanan yang memenuhi harapannya dan merasa puas atas pelayanan yang diterimanya akan memiliki sikap positif terhadap sebuah produk. Sikap konsumen ini akan menunjukkan proses pembelian di masa yang akan datang yaitu dengan melakukan konsumsi ulang atau menceritakan kepada orang lain. kualitas pelayanan yang tinggi serta kepuasan pelanggan yang tinggi pada akhirnya akan menciptakan loyalitas pelanggan. 27

2.4.3 Pengaruh Kepuasan Pelanggan terhadap Loyalitas Pelanggan Kepuasan pelanggan menjadi syarat bagi loyalitas karena dasar bagi loyalitas sejati terletak pada kepuasan pelanggan, dimana kualitas layanan menjadi input utamanya. Pelanggan yang sangat puas atau bahkan yang menyenangi layanan cenderung menjadi pendukung loyal perusahaan, menggabungkan semua pembelian mereka dengan satu penyedia layanan dan menyebarkan berita positif. Sebaliknya, ketidakpuasan pelanggan akan menjauhkan pelanggan dari sikap loyal terhadap perusahaan. Menurut C. Lovelock, J. Wirtz dan J. Mussry (2010:91) kaitan antara kepuasan dan loyalitas pelanggan dapat dibagi ke dalam tiga zona yaitu pengalihan (defection), ketidakpedulian (indifference), dan afeksi (affection), sebagaimana digambarkan berikut ini : 28

LOYALITAS (retensi) Gambar 2.2 Hubungan antara kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan 100 Zona Afeksi Apostel 80 60 Zona ketiakpedualian Mendekati apostel 40 Zona Pengalihan 20 Teroris 1 2 3 4 5 KEPUASAN 1. Sangat Tidak puas 2. Tidak puas 3. Tidak keduanya 4. Puas 5. Sangat Puas Sumber : Harvard Business School Publishing Corporation Zona pengalihan terjadi pada tingkat kepuasan rendah. Pelanggan akan beralih terkecuali jika biaya peralihan tersebut tinggi atau tidak ada alternatif yang layak. Pelanggan yang sangat tidak puas dapat menjadi ancaman bagi perusahaan yang dapat menyebarkan berita negatif mengenai perusahaan. Zona ketidakpedualian berada pada tingkat kepuasan yang sedang. Pelanggan hanya bersedia beralih jika terdapat alternatif yang lebih baik. Zona afeksi terletak pada tingkat kepuasan yang sangat tinggi, dimana pelanggan mungkin memiliki sikap loyal yang tinggi sehingga mereka tidak mencari 29

perusahaan lain bahkan pelanggan akan memuji dan merekomendasikan perusahaan kepada publik. Menurut Fandy Tjiptono (2002:24) adanya kepuasan pelanggan akan dapat menjalin hubungan harmonis antara produsen dan konsumen. Menciptakan dasar yang baik bagi pembelian ulang serta terciptanya loyalitas pelanggan dan membentuk rekomendasi dari mulut ke mulut yang akan dapat menguntungkan sebuah perusahaan. Menurut Kotler (2003 : 140) Hubungan antara kepuasan dan loyalitas adalah saat dimana konsumen mencapai tingkat kepuasan tertinggi yang menimbulkan ikatan emosi yang kuat dan komitmen jangka panjang dengan merek perusahaan. Memaksimalkan nilai pelanggan berarti mengembangkan hubungan pelanggan untuk jangka panjang. Konsumen yang puas akan setia lebih lama, kurang sensitif terhadap harga dan memberi komentar yang baik tentang perusahaan artinya bahwa pelanggan telah berada pada tingkat loyal terhadap perusahaan. 2.5 Peneliti Terdahulu Penelitian yang dilakukan saat ini, selain merujuk pada literatur-literatur yang ada juga mengambil rujukan dari penelitian-penelitian sejenis yang telah dilakukan, diantaranya: 30

Tabel 2.1 Peneliti Terdahulu No Nama, Tahun Judul Tujuan Penelitian Alat Analisis Hasil Penelitian Dwi Aryani dan Pengaruh Kualitas Untuk mengetahui Structural Terdapat pengaruh yang kuat dan Febrina Rosinta Layanan Terhadap hubungan antara kualitas Equational positif antara variabel kualitas layanan (2010) Kepuasan Pelanggan layanan terhadap loyalitas Modeling KFC terhadap kepuasan pelanggan dalam Membentuk pelanggan secara langsung (SEM) pada mahasiswa FISIP UI. Loyalitas Pelanggan dan tidak langsung Tidak terdapat pengaruh antara 1. melalui kepuasan kualitas layanan terhadap loyalitas pelanggan yang dilakukan oleh restoran cepat saji KFC pelanggan pada mahasiswa FISIP UI. Terdapat pengaruh yang kuat dan positif antara kepuasan pelanggan terhadap loyalitas pelanggan pada mahasiswa FISIP UI. Deny Danar Analisis Kualitas Untuk mengetahui Regresi Semua variabel bebas (kualitas Rahayu dan Alvi Pelayanan Terhadap bagaimana kualitas Linier pelayanan) berpengaruh positif 2. Furwanti Alwie (2010) Loyalitas Nasabah Pada Bank Muamalat pelayanan nasabah Bank Muamalat Indonesia Berganda terhadap variabel terikat (loyalitas nasabah) Indonesia Pekanbaru Cabang Cabang Pekanbaru Antari Studi Kepuasan Untuk menganalisis Structural Peningkatan kualitas produk dan Setiyawati Pelanggan Untuk pengaruh kualitas produk Equation layanan dapat meningkatkan kepuasan (2009) Mencapai Loyalitas dan layanan terhadap Model pelanggan serta semakin tinggi 3. Pelanggan kepuasan pelanggan serta (SEM) kepuasan pelanggan maka tingkat pengaruh pelanggan kepuasan terhadap loyalitas pelanggan semakin tinggi. loyalitas pelanggan Joko Analisis Pengaruh Menganalisis pengaruh Regresi Citra perusahaan, kualitas layanan dan Sugihartono Citra, Kualitas citra, kualitas layanan dan Linier kepuasan konsumen berpengaruh 4. (2009) Layanan Dan Kepuasan Terhadap kepuasan terhadap konsumen loyalitas Berganda terhadap loyalitas pelanggan Loyalitas Pelanggan pengguna pupuk 31

Novel Analisis Pengaruh Menganalisis pengaruh Structural Kualitas layanan berpengaruh positif (2006) Kualitas Layanan kualitas layanan terhadap Equation terhadap kepuasan pembeli. Terhadap Kepuasan kepuasan pembeli. Modeling Kualitas layanan berpengaruh positif Pembeli Dan Menganalisis pengaruh (SEM) terhadap loyalitas pembeli. Loyalitas Pembeli Dalam kualitas layanan terhadap loyalitas pembeli. Kepuasan pembeli berpengaruh positif terhadap loyalitas pembeli. 5. Meningkatkan Minat Membeli Ulang Menganalisis kepuasan pengaruh pembeli Loyalitas pembeli perpengaruh positif terhadap minat pembeli ulang. terhadap loyalitas pembeli. Menganalisis pengaruh loyalitas pembeli terhadap minat pembeli ulang. 32