TRANSIENT, VOL.4, NO. 3, SEPTEMBER 2015, ISSN: , 532

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS PENGARUH COATINGTERHADAP SUDUT KONTAK, ARUS BOCOR, DAN THD PADA ISOLATOR POLIMER 20 KV KONDISI TERKONTAMINASI

PEMBUATAN DAN ANALISIS PENGARUH KONDISI PERMUKAAN TERHADAP UNJUK KERJA ISOLATOR POLIMER 20 KV TIPE SIRIP TAK SERAGAM DENGAN VARIASI TEGANGAN UJI

Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, SH, Kampus UNDIP Tembalang, Semarang 50275, Indonesia.

ANALISIS KARAKTERISTIK ARUS BOCOR DAN SUDUT KONTAK PADA BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI DENGAN CAMPURAN ABU SEKAM

ANALISIS ARUS BOCOR DAN TEGANGAN FLASHOVER PADA ISOLATOR SUSPENSI 20 kv 3 SIRIP DENGAN 4 TIPE SIRIP BERBAHAN POLIMER RESIN EPOKSI SILANE SILIKA

ANALISA PENGARUH PENAMBAHAN SILANE TERHADAP UNJUK KERJA ISOLATOR BAHAN RESIN EPOKSI DENGAN KONTAMINAN PANTAI

ANALISIS DISTORSI HARMONIK TOTAL ARUS BOCOR PERMUKAAN ISOLATOR RESIN EPOKSI PENGISI SILIKA KONDISI KERING DAN BASAH

Unjuk Kerja Isolator 20 kv Bahan Resin Epoksi Silane Silika Kondisi Basah dan Kering

PENGUJIAN TEGANGAN FLASHOVER DAN ARUS BOCOR PADA ISOLATOR 20 KV BERBAHAN RESIN EPOKSI SILANE KONDISI BASAH DAN KERING

ANALISA ARUS BOCOR PERMUKAAN BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI SILANE MENGGUNAKAN METODE PENGUKURAN INCLINED- PLANE TRACKING

Pengaruh Kontaminan terhadap Sudut Kontak Hidropobik dan Karakteristik Arus Bocor pada Sampel Isolator Resin Epoksi Silane

BABI PENDAHULUAN. semakin meningkat, maka perlu dilakukan suatu perencanaan dalam sistem

Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, SH Kampus UNDIP Tembalang, Semarang 50275, Indonesia.

STUDI ARUS BOCOR PERMUKAAN BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI SILANE DENGAN VARIASI PENGISI PASIR SILIKA (Dengan Polutan Pantai)

Pengaruh Equivalent Salt Deposit Density (ESDD) Terhadap Tegangan Flashover

ANALISIS PENGARUH KOMPOSISI SILICONE RUBBER

T. Haryono 1, Avrin Nur Widiastuti 1, Arya Bagus Sanjaya 2

Departemen Teknik Elektro, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, SH, Kampus UNDIP Tembalang, Semarang 50275, Indonesia

ANALISIS SIFAT HIDROFOBIK PERMUKAAN HDPE BERDASARKAN NILAI TOTAL HARMONIC DISTORTION

ANALISIS DEGRADASI PERMUKAAN BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI DENGAN PENGISI PASIR PANTAI YANG MENGANDUNG BANYAK KALSIUM. Jl. Kasipah No.

Pengaruh Kelembaban dan Suhu Terhadap Karakteristik Arus Bocor pada Isolator Bahan Resin Epoksi dengan Pengisi Bahan Pasir Silika

PENGARUH PENAMBAHAN KARET SILIKON TERHADAP SUDUT KONTAK HIDROPOBIK DAN KARAKTERISTIK ARUS BOCOR PERMUKAAN PADA BAHAN RESIN EPOKSI

EFEKTIFITAS PEMANFAATAN PASIR PANTAI BERKALSIUM SEBAGAI MATERIAL PENGISI BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI UNTUK ISOLATOR LISTRIK

PENGARUH PENAMBAHAN SILIKON TERHADAP SUDUT KONTAK HIDROPOBIK DAN KARAKTERISTIK ARUS BOCOR PERMUKAAN BAHAN RESIN EPOKSI

BAB II ISOLATOR PENDUKUNG HANTARAN UDARA

PEMANFAATAN BATU BERSILIKA, SILANE, DAN VINYL SILANE SEBAGAI PENGISI BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI UNTUK ISOLATOR LISTRIK

The 2nd University Research Coloquium 2015 ISSN

PEMANFAATAN ISOLASI RESIN EPOKSI SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS PENYALURAN ENERGI LISTRIK DITINJAU DARI KARAKTERISTIK HIDROFOBIK

STUDI ARUS BOCOR DENGAN METODE PENGUKURAN INCLINED-PLANE TRACKING (IPT) PADA MATERIAL POLIMER HIGH DENSITY POLYETHYLENE (HDPE)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISA PENGARUH VARIASI DAN KOMPOSISI BAHAN PENGISI TERHADAP UNJUK KERJA SAMPEL ISOLATOR RESIN EPOKSI SILANE

FLASHOVER PADA BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI DENGAN BAHAN PENGISI ALUMINA, PASIR SILIKA DAN FIBER GLASS

STUDI AWAL PENGUKURAN ARUS BOCOR PADA BAHAN HDPE DENGAN METODE INCLINED-PLANE TRACKING

PENGARUH HUJAN TERHADAP TEGANGAN LEWAT DENYAR ISOLATOR PIRING TERPOLUSI

BAB I PENDAHULUAN. Sistem tenaga listrik terdiri atas tiga bagian utama, yaitu pusat pembangkit,

LEMBAR PERSETUJUAN KAJIAN UNJUK KERJA KELISTRIKAN ARESTER PORSELEN DAN ARESTER POLIMER PADA SISTEM TEGANGAN 20 KV

Pengaruh Radiasi UV Buatan Terhadap Kerusakan Permukaan Bahan Isolasi Resin Epoksi Silane

Pengaruh Sinar Ultraviolet dan Komposisi Bahan Pengisi Pasir Silika terhadap Arus Bocor Permukaan Bahan Isolator Resin Epoksi Silane

FENOMENA FLASHOVER AKIBAT ARUS BOCOR PADA ISOLATOR KERAMIK DAN RESIN EPOKSI

Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang, Indonesia. Abstrak

EFEKTIFITAS PENAMBAHAN FILLER PASIR BERKALSIUM PADA BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI DENGAN PENGUJIAN DEGRADASI PERMUKAAN

TINJAUAN SIFAT HIDROFOBIK BAHAN ISOLASI SILICONE RUBBER

PENGUJIAN ISOLATOR PIN-POST 20 KV TERKONTAMINASI GARAM MENGAKIBATKAN ARUS BOCOR FLASHOVER PADA PERMUKAAN

ARTIKEL PENELITIAN DOSEN MUDA POLA ARUS BOCOR DAN TEGANGAN LEWAT DENYAR ISOLATOR PASANGAN LUAR EPOXY RESIN PADA JARINGAN DISTRIBUSI MENENGAH.

PENGARUH POLUTAN INDUSTRI TERHADAP KINERJA BAHAN ISOLASI POLIMER EPOKSI BERPENGISI SILICONE RUBBER DAN ABU SEKAM

ANALISIS SIFAT MEKANIK UNTUK FEEDTHROUGH

BAB III TEGANGAN GAGAL DAN PENGARUH KELEMBABAN UDARA

ISOLATOR 2.1 ISOLATOR PIRING. Jenis isolator dilihat dari konstruksi dan bahannya dibagi seperti diagram pada Gambar 2.1. Universitas Sumatera Utara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terletak di wilayah iklim

EFEKTIFITAS PEMANFAATAN PASIR PANTAI BERKALSIUM TINGGI SEBAGAI MATERIAL PENGISI BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI UNTUK ISOLATOR LISTRIK

I. PENDAHULUAN. Isolasi adalah suatu bahan yang berfungsi untuk mengisolasi konduktor yang

BAB II ARUS BOCOR DAN KELEMBABAN UDARA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan bagian peralatan yang terhubung secara fisik dengan tanah. berfungsi sebagai penggantung atau penopang konduktor [2].

EFEK KONTAMINAN PADA BAHAN ISOLASI RESIN EPOKSI YANG MENGALAMI PERLAKUAN FILLER BERBEDA TERHADAP KINERJA SUDUT HIDROFOBIK

Analisis Degradasi Permukaan Bahan Isolasi Resin Epoksi dengan Pengisi Pasir Pantai yang Mengandung Banyak Kalsium

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Namun masalah utama dalam energi listrik adalah menyangkut. menimbulkan masalah baru yaitu masalah isolasi.

Pengujian Karakteristik Limbah Pasir PLTP Dieng Sebagai Bahan Pengisi Isolator Resin Epoksi Silane

PENGARUH PEMBERSIHAN OLEH HUJAN TERHADAP ARUS BOCOR ISOLATOR PIN-POST 20 KV TERPOLUSI

PEMODELAN ARUS BOCOR ISOLATOR CABLE SPACER BERBAHAN POLIMER PADA KONDISI KERING DAN BASAH

BAB I PENDAHULUAN. listrik demi menjaga kelangsungan hidup mereka. Pada proses sistem tenaga. transmisikan dan didistribusikan kepada para konsumen.

BAB I LATAR BELAKANG. berlangsung secara aman dan efisien sepanjang waktu. Salah satu solusi yang dapat dilakukan untuk menyalurkan listrik secara

Pengukuran Indeks Polusi Pada Sistem Minahasa Berdasarkan Nilai Esdd Dan Nsdd

KEGAGALAN ALAT FLUE GAS DESULPHUR TERHADAP TEGANGAN LEWAT DENYAR ISOLATOR DI GARDU INDUK PEMBANGKITAN TANJUNG JATI B JEPARA

PEMODELAN ARUS BOCOR ISOLATOR DISK BERBAHAN DASAR KACA PADA KONDISI KERING DAN BASAH

1. BAB I PENDAHULUAN

STUDI DISTRIBUSI TEGANGAN DAN ARUS BOCOR PADA ISOLATOR RANTAI DENGAN PEMBASAHAN

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan energi listrik terus meningkat seiring dengan perkembangan pola hidup

PENGARUH UKURAN BUTIRAN AIR HUJAN TERHADAP TEGANGAN TEMBUS UDARA

PENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS KARPET INTERLOCKING PT. BASIS PANCAKARYA LAPORAN

PENGARUH POLUTAN INDUSTRI TERHADAP KINERJA BAHAN ISOLASI POLIMER RESIN EPOKSI BERPENGISI SILICONE RUBBER DAN ABU SEKAM

ANALISIS PENGARUH POLUTAN PADA ISOLATOR KACA TERHADAP DISTRIBUSI TEGANGAN ISOLATOR RANTAI

PENGARUH KELEMBABAN TERHADAP ARUS BOCOR ISOLATOR PIRING JENIS PORSELEN TERPOLUSI ABU VULKANIK

1 BAB I PENDAHULUAN. menyalurkan daya listrik dari pembangkit ke konsumen yang letaknya dapat

Pengembangan isolator tegangan tinggi yang cocok untuk daerah tropis

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknik Pengukuran Besaran Elektrik,

1 BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik merupakan kebutuhan utama dan komponen penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Energi listrik menjadi kebutuhan yang penting dalam kehidupan manusia saat ini,

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

1 BAB I PENDAHULUAN. mungkin memiliki keseimbangan antara sistem pembangkitan dan beban, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengelolaan listrik, salah satunya adalah isolasi. Isolasi adalah suatu alat

PEMETAAN MEDAN LISTRIK

PENGUJIAN TEGANGAN TEMBUS MEDIA ISOLASI UDARA DAN MEDIA ISOLASI MINYAK TRAFO MENGGUNAKAN ELEKTRODA BIDANG

Hubungan Intensitas Polusi Isolator Jaringan Distribusi di Sumatera Utara dengan Jarak Lokasi Isolator dari Pantai

I. PENDAHULUAN. Perkembangan jaman, populasi dan teknologi yang pesat, mengakibatkan permintaan

PENGARUH POSISI STUB ISOLATOR TERHADAP DISTRIBUSI TEGANGAN PADA ISOLATOR PIRING GELAS

BAB I PENDAHULUAN. Terjadinya kegagalan alat-alat listrik yang bertegangan tinggi ketika dipakai

Elektrodeposisi Lapisan Kromium dicampur TiO 2 untuk Aplikasi Lapisan Self Cleaning

BAB I PENDAHULUAN. pesat sehingga untuk mentransmisikan energi yang besar digunakan sistem

BAB I PENDAHULUAN. manusia, karena sebagian besar energi listrik yang telah di konversikan

Vol: 4, No. 2, September 2015 ISSN: ANALISIS DISTRIBUSI MEDAN LISTRIK PADA ISOLATOR GANTUNG JENIS POLIMER AKIBAT PENGARUH KONTAMINAN

Mekanisme Degradasi Permukaan dan Penentuan Tracking Index Bahan Resin Epoksi Silane Silica

ANALISA PERCEPATAN UMUR ISOLATOR KERAMIK PADA SALURAN DISTRIBUSI 20 KV DI DAERAH PESISIR PANTAI AKIBAT KONTAMINAN UDARA

PENGUJIAN SUDUT KONTAK PADA BAIIAN ISOLASI RESIN EPOKSI DENGAN PENGISI PASIR PANTAI YANG MENGANDUNG BANYAK KALSIUM

PENGARUH ELEKTRODA CINCIN PERATA TERHADAP DISTRIBUSI TEGANGAN ISOLATOR RANTAI JENIS PORSELEN

BAB II BUSUR API LISTRIK

BAB I PENDAHULUAN. dibangkitkan oleh sebuah sistem pembangkit perlu mengalami peningkatan nilai

EKSERGI Jurnal Teknik Energi Vol 11 No. 1 Januari 2015; 23 28

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

TRANSIENT, VOL.4, NO. 3, SEPTEMBER 2015, ISSN: 2302-9927, 532 ANALISIS PENGARUH JENIS KONTAMINAN TERHADAP ARUS BOCOR DAN THD (Total Harmonic Distortion) PADA ISOLATOR POLIMER RESIN EPOKSI 20 KV DENGAN VARIASI TEGANGAN UJI Eddy Darmawan *), Hermawan, and Abdul Syakur Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, SH, Kampus UNDIP Tembalang Semarang 50275, Indonesia * )E-mail: darmawaneddy9@gmail.com Abstrak Isolasi memiliki peranan yang sangat penting dalam sistem tenaga listrik. Isolasi sangat diperlukan untuk memisahkan dua atau lebih penghantar listrik yang bertegangan. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian kontaminasi pada isolator polimer dengan material resin epoksi mengenai arus bocor. Pada tugas akhir ini, penelitian mengenai arus bocor dilakukan pada isolator polimer resin epoksi pengisi silica dalam kondisi tidak baru atau bekas. Penelitian ini difokuskan pada besar sudut kontak, arus bocor, tipe sirip isolator, pengaruh kontaminan terhadap timbulnya arus bocor, nilai konduktivitas dari kontaminan terhadap arus bocor, dan karakterisitik harmonik permukaan isolator pada kondisi kering dan basah. Hasil pengujian menunjukkan bahwa sudut kontak permukaan isolator tipe sirip BKB diperoleh nilai rata rata yaitu Polutan Pantai 90,79 o, Polutan AquadesDM 87,51 0, Polutan Industri 90,58 0 dan Polutan Air Hujan 86,52 0 yang dapat dikategorikan bersifat basah sebagian. Nilai arus bocor tipe sirip BBB dan BKB keduanya saat kondisi kering hasilnya lebih rendah dibandingkan saat kondisi terkontaminasi. Pada hasil THD, untuk tipe sirip BBB dan BKB saat kondisi kering maupun basah nilai presentase cenderung tidak konstan atau simetris dengan meningkatnya nilai tegangan uji. Kata Kunci : isolator, arus bocor, kontaminasi, sudut kontak, resin epoksi, distorsi harmonik total Abstract Isolation has a very important role in the power system. Isolation is necessary to separate two or more electrically conductive the voltage.therefore, it is necessary to study contamination of the polymer insulator with an epoxy resin material regarding the leakage current. In this thesis, conducted research on the leakage current on polymer insulator epoxy resin filler silica in new or used condition. This study focused on large contact angle, leakage current, fin-type insulators, the effect of contaminants on the incidence of leakage current, conductivity values of contaminants to the leakage current, and harmonic characteristics insulator surface in dry and wet conditions. The test results that the contact angle of the surface of the fin-type insulators BKB obtained value - average is Pollutants Beach 90,79 0, pollutants AquadesDM 87.51 0, Industrial Pollutants 90.58 0 and Pollutants Rain 86.52 0 which can be categorized is partially wetted. Fin-type leakage current value BBB and BKB both current dry conditions yields are lower than when contaminated conditions. On the results of THD, for the type of fin BBB and BKB when wet or dry conditions tend to be constant percentage value or symmetric with the rising value of the test voltage, the surface of the insulator. Keywords: insulators, leakage, contamination, contact angle, epoxy resin, total harmonic distortion 1. Pendahuluan Isolator merupakan salah satu komponen sistem tenaga listrik yang berfungsi untuk mengisolasi konduktor jaringan bertegangan dengan tiang penyangga atau menara (tower)[7][15][16]. Bahan yang sering digunakan untuk isolator tegangan tinggi terbuat dari bahan keramik dan gelas. Kelebihan bahan isolasi keramik dan gelas adalah kapasitas panas yang baik dan konduktivitas panas yang rendah, tahan korosi, keras dan kuat[4][6]. Namun, bahan isolasi keramik dan gelas memiliki kelemahan dari segi mekanis yaitu berat dan permukaannya yang bersifat menyerap air (hygroscopic) sehingga lebih mudah terjadi arus bocor pada permukaan yang akhirnya dapat menyebabkan lewat denyar (flashover)[4].. Letak isolator di luar ruangan memungkinkan untuk terkontaminasi oleh polusi. Faktor lingkungan berupa kondisi kering atau basah juga berpengaruh pada isolator. Salah satunya perngaruh terhadap permukaan isolator yang dapat menyebabkan arus bocor pada isolator. Arus bocor cenderung lebih besar ketika terkontaminasi kondisi

TRANSIENT, VOL.4, NO. 3, SEPTEMBER 2015, ISSN: 2302-9927, 533 basah daripada kondisi kering[2]. Jenis kontaminan terhadap arus bocor yang terjadi pada isolator, dimana kontaminan yang diperoleh dilakukan pengambilan bahan material yang ada didalam kandungan kontamnian tersebut. Jenis kontaminan yang saya pakai antara lain : air hujan, area industri, air pantai/ laut, dan air aquadesdm. Pengaruh yang dapat diambil terhadap isolator yaitu ketika kondisi basah arus bocor yang mengalir pada permukaan isolator akan menjadi sangat tinggi. Sementara pada saat kondisi kering lapisan polutan ini tidak memiliki efek yang terlalu merugikan pada isolator. Dalam metode ini material isoalasi dengan ukuran tertentu diposisikan dengan sudut 45 0 dan diberikan cairan larutan kontaminan buatan dengan aliran tertentu. Sesuai dengan metode IPT yaitu mengetahui sifat hidrofobik permukaan material karena permukaan material yang akan diuji dengan posisi dimiringkan dan diberi tetesan kontaminan[14]. Dengan menggunakan parameter THD arus bocor yang mengalir dapat ditentukan sifat hidrofobik material isolasi yang terkontaminasi[8]. Oleh karena itu, dengan mengetahui karakteristik arus bocor, sudut kontak dan komponen harmonik isolator diharapkan dapat mendeteksi kondisi permukaan isolator resin epoksi. 6. Gelas ukur 7. Air Hujan 8. Air Aquades DM Gambar 2 Rangkaian Pengambilan Sudut Kontak 2.2 Peralatan Pengujian Arus Bocor Memperoleh data karakteristik arus bocor dari masingmasing sampel, maka dilakukan pengujian arus bocor dengan rangkaian pengujian sesuai yang ditunjukkan oleh Gambar 2. 2. Metode Berikut disajikan diagram alir penelitian yang digunakan dalam penelitian ini Gambar 3 Rangkaian Pengujian Arus Bocor Pengamatan arus bocor ini memerlukan osiloskop sebagai alat bantunya. Input tegangan yang masuk ke dalam osiloskop harus sesuai dengan karakteristik kemampuan osiloskop tersebut. Piranti pengamanan dan perlindungan bagi osiloskop diperlukan untuk membatasi tegangan besar yang masuk ke dalam osiloskop dengan cara memasang rangkaian pembagi tegangan. Gambar 1. Diagram Alir Penelitian 2.1 Peralatan Pengujian Sudut Kontak Peralatan dan bahan pengujian sudut kontak yang dipergunakan : 1. Kamera DSLR 2. Seperangkat komputer dan software coreldraw X5 3. Alas uji 4. Seperangkat lampu pijar 1000 watt dan box fiber 5. Pipet tetes 50 μl Gambar 4 Rangkaian pembagi tegangan Nilai resistansi pada rangkaian pembagi tegangan adalah R 1 = 680 Ω, R 2 = 1000 Ω, R 3 = 100 Ω, R 4 = 470K Ω, dan R 5 = 10K Ω. Berdasarkan data resistansi pada gambar 3 akan diperoleh perhitungan sebagai berikut: I 1 = 1,256717647 V CF

TRANSIENT, VOL.4, NO. 3, SEPTEMBER 2015, ISSN: 2302-9927, 534 I 1 merupakan nilai arus bocor yang mengalir pada isolator uji dan V CF menunjukkan tegangan efektif (V rms ) yang terbaca pada osiloskop. 3. Hasil dan Analisis 3.1 Hasil Pengukuran Sudut Kontak Sudut kontak merupakan sudut yang dibentuk antara permukaan bahan uji dengan air destilasi yang diteteskan kepermukaan bahan uji. Pengukuran sudut kontak pada suatubahan isolasi dilakukan untuk mengetahui sifat permukaan bahan, hidofobik atau hidrofilik[19]. Sifat hidrofobik merupakansuatu karakteristik bahan isolasi, bahan masih mampu bersifat menolak air yang jatuh di permukaannya. Sifat hidrofobik berguna untuk isolasi pasangan luar karena dalamkeadaan basah atau lembab tidak akan terbentuk lapisan air yang kontinu pada permukaan isolator, sehingga permukaan isolator tetap memiliki konduktivitas yang rendah, akibatnya arus bocor sangat kecil[13]. γ S g a x θ γ I caira γ SI Bahan padat γ I cairan γ SI x Bahan padat Berdasarkan Gambar 6 pengukuran sudut kontak isolator dengan tipe sirip BBB di atas menunjukkan nilai sudut kontak rata-ratanya sebesar 90,10 0 dan berada mendekati di kisaran ±90 0, sehingga dapat dikategorikan bersifat hydrophobic (menolak air)[10][17][20]. 3.2.1.2 Polutan Aquades DM Gambar 7 Sudut Kontak permukaan Isolator polimer resin epoksi silika Polutan AquadesDM Sudut kontak kiri = 90 0 Sudut kontak kanan = 84,65 0 Untuk menentukan sudut kontak dapat digunakan rumus sebagai berikut: Gambar 5 Sudut Kontak Tetesan Cairan pada Permukaan Isolator 3.2 Pengukuran Sudut Kontak Isolator Resin Epoksi Silika Tipe Sirip BKB 3.2.1 Hasil pengukuran sudut kontak isolator resin epoksi silika tipe sirip BKB 3.2.1.1 Polutan Pantai Berdasarkan Gambar 7 pengukuran sudut kontak isolator dengan tipe sirip BKB di atas menunjukkan nilai sudut kontak rata-ratanya sebesar 87,511 0 dan berada di kisaran 30 0 sampai dengan 90 0, sehingga dapat dikategorikan bersifat partially wetted (basah sebagian)[10][17][20]. 3.2.1.3 Polutan Industri Gambar 6 Sudut Kontak permukaan Isolator polimer resin epoksi silika Polutan Pantai Sudut kontak kiri = 88,09 0 Sudut kontak kanan = 89,55 0 Untuk menentukan sudut kontak dapat digunakan rumus sebagai berikut: Gambar 8 Sudut Kontak permukaan Isolator polimer resin epoksi silika Polutan Industri Sudut kontak kiri = 90 0 Sudut kontak kanan = 90,21 0 Untuk menentukan sudut kontak dapat digunakan rumus sebagai berikut:

Arus Bocor (ma) Sudut Kontak (derajat) TRANSIENT, VOL.4, NO. 3, SEPTEMBER 2015, ISSN: 2302-9927, 535 Berdasarkan Gambar 8 pengukuran sudut kontak isolator dengan tipe sirip BKB di atas menunjukkan nilai sudut kontak rata-ratanya sebesar 90,58 0 dan berada mendekati di kisaran ±90 0, sehingga dapat dikategorikan bersifat hydrophobic (menolak air)[10][17][20]. 3.2.1.4 Polutan Air Hujan Gambar 9 Sudut Kontak permukaan Isolator polimer resin epoksi silika Polutan Air Hujan Sudut kontak kiri = 85,76 0 Sudut kontak kanan = 87,7 0 Untuk menentukan sudut kontak dapat digunakan rumus sebagai berikut: Berdasarkan Gambar 9 pengukuran sudut kontak isolator dengan tipe sirip BBB di atas menunjukkan nilai sudut kontak rata-ratanya sebesar 86,521 0 dan berada di kisaran 30 0 sampai dengan 90 0, sehingga dapat dikategorikan bersifat partially wetted (basah sebagian)[10][17][20]. Dari ke-empat polutan sesuai hasil pengukuran dan perhitungan sudut kontak isolator diatas dapat dibuat tabel. Tabel 1 Hasil Rata-rata pengukuran sudut kontak Isolator Polimer Resin Epoksi Silika Tipe Sirip BKB No Isolator Polimer Resin Epoksi Silika Tipe Sirip BKB Polutan AquadesDM Polutan Industri Polutan Pantai Polutan Air Hujan 1 87,51 o 90,58 o 90,10 o 86,52 o Dari tabel 1 dapat dibuat grafik sebagai berikut. 92 90 88 86 84 15,1 54,8 1375 3100 Air Hujan AquadesDM Pantai Industri Konduktivitas (Siemens/cm) Gambar 10 Grafik Hasil Perhitungan Sudut Kontak keempat Polutan pada Isolator Polimer Resin Epoksi Silika Tipe Sirip BKB Berdasarkan Gambar 10 bahwa isolator tersebut dikatakan sebagian bersifat partially wetted (basah sebagian), hal ini disebabkan karena pengaruh adanya pasir silika dalam isolator tersebut. Pasir silika memiliki unsur penyusun kimia SiO 2 berupa kristal silika dan memiliki sifat hidrofilik atau menyerap air, yang dapat menyebabkan meningkatnya arus bocor pada permukaan isolator. Sifat hidrofobik ini berbanding lurus dengan nilai sudut kontak suatu bahan, sehingga bila nilai sudut kontak semakin kecil maka sifat hidrofobik suatu bahan akan semakin buruk. Tetapi untuk data BKB polutan pantai dan industri hasilnya mendekati di kisaran ±90 0, sehingga dapat dikategorikan bersifat hydrophobic (menolak air). Jadi bahan yang digunakan dalam kondisi baik dan menolak air[13][17]. 3.3 Hasil Pengukuran Arus Bocor Bahan Isolator Polimer Resin Epoksi Silika 20 kv 12.00 1 8.00 6.00 4.00 2.00 Gambar 11 Grafik hubungan tegangan dan arus bocor pada Isolator polimer resin epoksi silika kondisi kering Berdasarkan gambar 11 hubungan antara tegangan dan arus bocor berbanding lurus, semakin besar tegangan yang diterapkan pada isolator maka arus bocor yang dihasilkan akan semakin besar. Hal ini disebabkan ketika tegangan yang diterapkan pada bahan isolator meningkat, pelepasan muatan yang terjadi pada permukaan isolator akan semakin besar[2][3][5][6]. Nilai arus bocor rata-rata pada isolator dengan bentuk sirip tipe BKB lebih besar dari nilai arus bocor rata-rata isolator dengan bentuk sirip BBB. Hal ini terjadi dikarenakan jarak lintasan atau rayap (leakage or creepage distance) isolator dengan bentuk sirip tipe BKB lebih pendek sehingga resistansi permukaan isolator yang dilalui arus bocor lebih kecil dibandingkan dengan tipe BBB BKB

Arus Bocor (ma) Arus Bocor (ma) Arus Bocor (ma) Arus Bocor (ma) TRANSIENT, VOL.4, NO. 3, SEPTEMBER 2015, ISSN: 2302-9927, 536 sirip BBB. Tipe sirip BKB memiliki jarak rayap sebesar 345 mm sedangkan sirip BBB sebesar 377 mm. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin panjang jarak lintasan/rayap dan semakin besar luas penampang isolator maka nilai arus bocor yang dihasilkan akan semakin kecil[6][9][10]. Gambar 12 Grafik hubungan tegangan dan arus bocor pada Isolator polimer resin epoksi silika kondisi Terkontaminasi Air Hujan Berdasarkan gambar 12 hubungan antara tegangan dan arus bocor berbanding lurus, semakin besar tegangan yang diterapkan pada isolator maka arus bocor yang dihasilkan akan semakin besar. Hal ini disebabkan ketika tegangan yang diterapkan pada bahan isolator meningkat, pelepasan muatan yang terjadi pada permukaan isolator akan semakin besar[2][3][5][6]. Nilai arus bocor rata-rata pada isolator dengan bentuk sirip tipe BKB lebih besar dari nilai arus bocor rata-rata isolator dengan bentuk sirip BBB. Hal ini terjadi dikarenakan jarak lintasan atau rayap (leakage or creepage distance) isolator dengan bentuk sirip tipe BKB lebih pendek sehingga resistansi permukaan isolator yang dilalui arus bocor lebih kecil dibandingkan dengan tipe sirip BBB. Tipe sirip BKB memiliki jarak rayap sebesar 345 mm sedangkan sirip BBB sebesar 377 mm. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin panjang jarak lintasan/rayap dan semakin besar luas penampang isolator maka nilai arus bocor yang dihasilkan akan semakin kecil[6][9][10]. 14.00 12.00 1 8.00 6.00 4.00 2.00 12.00 1 8.00 6.00 4.00 2.00 BBB Air Hujan BKB Air Hujan BBB AquadesDM BKB AquadesDM Gambar 13 Grafik hubungan tegangan dan arus bocor pada Isolator polimer resin epoksi silika kondisi Terkontaminasi AquadesDM Berdasarkan gambar 13 hubungan antara tegangan dan arus bocor berbanding lurus, semakin besar tegangan yang diterapkan pada isolator maka arus bocor yang dihasilkan akan semakin besar. Hal ini disebabkan ketika tegangan yang diterapkan pada bahan isolator meningkat, pelepasan muatan yang terjadi pada permukaan isolator akan semakin besar [2][3][5][6]. Nilai arus bocor rata-rata pada isolator dengan bentuk sirip tipe BKB lebih besar dari nilai arus bocor rata-rata isolator dengan bentuk sirip BBB. Hal ini terjadi dikarenakan jarak lintasan atau rayap (leakage or creepage distance) isolator dengan bentuk sirip tipe BKB lebih pendek sehingga resistansi permukaan isolator yang dilalui arus bocor lebih kecil dibandingkan dengan tipe sirip BBB. Tipe sirip BKB memiliki jarak rayap sebesar 345 mm sedangkan sirip BBB sebesar 377 mm. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin panjang jarak lintasan/rayap dan semakin besar luas penampang isolator maka nilai arus bocor yang dihasilkan akan semakin kecil[6][9][10]. 1 5.00 BBB Industri BKB Industri Gambar 14 Grafik hubungan tegangan dan arus bocor pada Isolator polimer resin epoksi silika kondisi Terkontaminasi Industri Berdasarkan gambar 14 hubungan antara tegangan dan arus bocor berbanding lurus, semakin besar tegangan yang diterapkan pada isolator maka arus bocor yang dihasilkan akan semakin besar. Hal ini disebabkan ketika tegangan yang diterapkan pada bahan isolator meningkat, pelepasan muatan yang terjadi pada permukaan isolator akan semakin besar[2][3][5][6]. Nilai arus bocor rata-rata pada isolator dengan bentuk sirip tipe BKB lebih besar dari nilai arus bocor rata-rata isolator dengan bentuk sirip BBB. Hal ini terjadi dikarenakan jarak lintasan atau rayap (leakage or creepage distance) isolator dengan bentuk sirip tipe BKB lebih pendek sehingga resistansi permukaan isolator yang dilalui arus bocor lebih kecil dibandingkan dengan tipe sirip BBB. Tipe sirip BKB memiliki jarak rayap sebesar 345 mm sedangkan sirip BBB sebesar 377 mm. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin panjang jarak lintasan/rayap dan semakin besar luas penampang isolator maka nilai arus bocor yang dihasilkan akan semakin kecil[6][9][10]. 1 5.00 BBB Pantai BKB Pantai Gambar 15 Grafik hubungan tegangan dan arus bocor pada Isolator polimer resin epoksi silika kondisi Terkontaminasi Pantai

THD rata-rata (%) Arus Bocor (ma) Sudut Kontak (derajat) TRANSIENT, VOL.4, NO. 3, SEPTEMBER 2015, ISSN: 2302-9927, 537 Berdasarkan gambar 15 hubungan antara tegangan dan arus bocor berbanding lurus, semakin besar tegangan yang diterapkan pada isolator maka arus bocor yang dihasilkan akan semakin besar. Hal ini disebabkan ketika tegangan yang diterapkan pada bahan isolator meningkat, pelepasan muatan yang terjadi pada permukaan isolator akan semakin besar[2][3][5][6]. Nilai arus bocor rata-rata pada isolator dengan bentuk sirip tipe BKB lebih besar dari nilai arus bocor rata-rata isolator dengan bentuk sirip BBB. Hal ini terjadi dikarenakan jarak lintasan atau rayap (leakage or creepage distance) isolator dengan bentuk sirip tipe BKB lebih pendek sehingga resistansi permukaan isolator yang dilalui arus bocor lebih kecil dibandingkan dengan tipe sirip BBB. Tipe sirip BKB memiliki jarak rayap sebesar 345 mm sedangkan sirip BBB sebesar 377 mm. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semakin panjang jarak lintasan/rayap dan semakin besar luas penampang isolator maka nilai arus bocor yang dihasilkan akan semakin kecil[6][9][10]. 2.5 2 1.5 1 0.5 0 15,1 54,8 1375 3100 Air Hujan AquadesDM Pantai Industri Konduktivitas (Siemens/cm) Gambar 16 Grafik hubungan pengaruh kontaminasi dengan arus bocor rata-rata pada Isolator polimer resin epoksi silika tipe sirip BBB Berdasarkan gambar 16 Meningkatnya nilai arus bocor rata-rata pada kondisi terkontaminasi juga disebabkan adanya kandungan logam di sebagian sampel polutan antara lain Kontaminasi dari Semen Gresik Industri (KCL 6,5016 mg/l, NaCl 789,6483 mg/l, CaCl 2 665,8335 mg/l, MgCl 2 6H 2 O 649,4816 mg/l) dengan daya hantar listrik sebesar 3.100 Siemens/cm. Kontaminasi dari Pantai Parangtritis (KCL 2,0872 mg/l, NaCl 466,2196 mg/l, CaCl 2 97,4996 mg/l, MgCl 2 6H 2 O 243,6592 mg/l) dengan daya hantar listrik sebesar 1.375 Siemens/cm. Kontaminasi dari Air Hujan (Fe 0,084 mg/l, Mg <0,005 mg/l, Cr <0,04 mg/l, Cu <0,005, Pb <0,05 mg/l) dengan daya hantar listrik 15,10 Siemens/cm. Kontaminasi dari aquades DM (H 2 O 100% atau hanya terkandung air, tidak ada mineral lainnya) dengan daya hantar listrik 54,80 Siemens/cm. 91 90 89 88 87 86 85 84 15,1 54,8 1375 3100 Air Hujan AquadesDM Pantai Industri Gambar 17 Grafik hubungan pengaruh kontaminasi dengan arus bocor rata-rata pada Isolator polimer resin epoksi silika tipe sirip BKB Berdasarkan gambar 17 Meningkatnya nilai arus bocor rata-rata pada kondisi terkontaminasi juga disebabkan adanya kandungan logam di sebagian sampel polutan antara lain Kontaminasi dari Semen Gresik Industri (KCL 6,5016 mg/l, NaCl 789,6483 mg/l, CaCl 2 665,8335 mg/l, MgCl 2 6H 2 O 649,4816 mg/l) dengan daya hantar listrik sebesar 3.100 Siemens/cm. Kontaminasi dari Pantai Parangtritis (KCL 2,0872 mg/l, NaCl 466,2196 mg/l, CaCl 2 97,4996 mg/l, MgCl 2 6H 2 O 243,6592 mg/l) dengan daya hantar listrik sebesar 1.375 Siemens/cm. Kontaminasi dari Air Hujan (Fe 0,084 mg/l, Mg <0,005 mg/l, Cr <0,04 mg/l, Cu <0,005, Pb <0,05 mg/l) dengan daya hantar listrik 15,10 Siemens/cm. Kontaminasi dari aquades DM (H 2 O 100% atau hanya terkandung air, tidak ada mineral lainnya) dengan daya hantar listrik 54,80 Siemens/cm. 3.4 Analisis Bentuk Gelombang dan Nilai THD Arus Bocor Permukaan Isolator Resin Epoksi 3.4.1 Kondisi Kering 19.00 18.00 17.00 16.00 14.00 Konduktivitas (Siemens/cm) BBB Kering BKB Kering Gambar 18 Grafik hubungan tegangan dan %THD rata-rata pada Isolator polimer resin epoksi silika kondisi Kering Apabila dilihat gambar 18 mengenai hubungan antara tegangan dan %THD untuk kedua tipe sirip BBB atau BKB yaitu semakin besar nilai tegangan maka nilai %THD juga semakin besar, tetapi untuk %THD pada tegangan 14 kv dan 15kV tipe sirip BBB lebih rendah dibandingkan tipe sirip BKB. Hal ini dikarenakan adanya arus bocor sesaat pada permukaan isolator, peluahan parsial yang semakin tinggi serta adanya perbedaan beda potensial terhadap kedua jenis isolator tersebut[4][14][16][21][23]. Nilai %THD rata-rata untuk tipe sirip BBB kondisi kering yaitu 33,3% sedangkan untuk tipe sirip BKB kondisi kering yaitu 30,9%. Hal tersebut sudah sesuai dengan teori dimana secara rata-rata keseluruhan nilai %THD tipe sirip BBB lebih besar dibandingkan tipe sirip BKB.

THD rata-rata (%) THD rata-rata (%) THD rata-rata (%) TRANSIENT, VOL.4, NO. 3, SEPTEMBER 2015, ISSN: 2302-9927, 538 Bentuk sirip isolator berpengaruh terhadap nilai THD yang dihasilkan, dikarenakan isolator tipe sirip BBB memiliki jarak rayap 377 mm dan luas permukaan yang lebih besar. Luas permukaan yang besar mengakibatkan intensitas terjadinya peluahan pulsa arus pada pita kering atau sparkover semakin meningkat[14][20]. 3.4.2 Kondisi Basah 3.4.2.1 Polutan AquadesDM 16.00 15.50 14.50 14.00 13.50 Gambar 19 Grafik hubungan tegangan dan %THD ratarata pada Isolator polimer resin epoksi silika kondisi terkontaminasi AquadesDM Apabila dilihat gambar 19 mengenai hubungan antara tegangan dan %THD untuk kedua tipe sirip BBB atau BKB yaitu semakin besar nilai tegangan maka nilai %THD juga semakin besar, tetapi untuk %THD pada tegangan 14 kv tipe sirip BBB lebih rendah dibandingkan tipe sirip BKB. Hal ini dikarenakan adanya arus bocor sesaat pada permukaan isolator, peluahan parsial yang semakin tinggi serta adanya perbedaan beda potensial terhadap kedua jenis isolator tersebut[4][14][16][18][20]. Nilai %THD rata-rata untuk tipe sirip BBB kondisi kering yaitu 31,438 % sedangkan untuk tipe sirip BKB kondisi kering yaitu 30,322 %. Hal tersebut sudah sesuai dengan teori dimana secara rata-rata keseluruhan nilai %THD tipe sirip BBB lebih besar dibandingkan tipe sirip BKB. Bentuk sirip isolator berpengaruh terhadap nilai THD yang dihasilkan, dikarenakan isolator tipe sirip BBB memiliki jarak rayap 377 mm dan luas permukaan yang lebih besar. Luas permukaan yang besar mengakibatkan intensitas terjadinya peluahan pulsa arus pada pita kering atau sparkover semakin meningkat[14][20]. 3.4.2.2 Polutan Air Hujan 2 1 5.00 BBB AquadesDM BKB AquadesDM BBB Air Hujan BKB Air Hujan Gambar 20 Grafik hubungan tegangan dan %THD ratarata pada Isolator polimer resin epoksi silika kondisi terkontaminasi Air Hujan konstan dan tidak simetris. Hal ini dikarenakan adanya arus bocor sesaat pada permukaan isolator dan peluahan parsial yang semakin tinggi terhadap kedua jenis isolator tersebut[4][14][16][18][20]. Nilai %THD rata-rata untuk tipe sirip BBB kondisi kering yaitu 30,7 % sedangkan untuk tipe sirip BKB kondisi kering yaitu 20,5 %. Hal tersebut sudah sesuai dengan teori dimana secara rata-rata keseluruhan nilai %THD tipe sirip BBB lebih besar dibandingkan tipe sirip BKB. Bentuk sirip isolator berpengaruh terhadap nilai THD yang dihasilkan, dikarenakan isolator tipe sirip BBB memiliki jarak rayap 377 mm dan luas permukaan yang lebih besar. Luas permukaan yang besar mengakibatkan intensitas terjadinya peluahan pulsa arus pada pita kering atau sparkover semakin meningkat[14][20]. 3.4.2.3 Polutan Industri 2 1 5.00 Gambar 21 Grafik hubungan tegangan dan %THD ratarata pada Isolator polimer resin epoksi silika kondisi terkontaminasi Industri Apabila dilihat gambar 21 mengenai hubungan antara tegangan dan %THD untuk kedua tipe sirip BBB atau BKB yaitu semakin besar nilai tegangan maka nilai %THD juga semakin besar, tetapi untuk %THD tidak konstan dan tidak simetris. Hal ini dikarenakan adanya arus bocor sesaat pada permukaan isolator, peluahan parsial yang semakin tinggi serta adanya perbedaan beda potensial terhadap kedua jenis isolator tersebut[4][14][16][18][20]. Nilai %THD rata-rata untuk tipe sirip BBB kondisi kering yaitu 29,781 % sedangkan untuk tipe sirip BKB kondisi kering yaitu 21,7 %. Hal tersebut sudah sesuai dengan teori dimana secara rata-rata keseluruhan nilai %THD tipe sirip BBB lebih besar dibandingkan tipe sirip BKB. Bentuk sirip isolator berpengaruh terhadap nilai %THD yang dihasilkan, dikarenakan isolator tipe sirip BBB memiliki jarak rayap 377 mm dan luas permukaan yang lebih besar. Luas permukaan yang besar mengakibatkan intensitas terjadinya peluahan pulsa arus pada pita kering atau sparkover semakin meningkat[14][20]. 3.4.2.4 Polutan Pantai BBB Industri BKB Industri Apabila dilihat gambar 20 mengenai hubungan antara tegangan dan %THD untuk kedua tipe sirip BBB atau BKB yaitu semakin besar nilai tegangan maka nilai %THD juga semakin besar, tetapi untuk %THD tidak

%THD rata-rata (%) THD rata-rata (%) THD rata-rata (%) TRANSIENT, VOL.4, NO. 3, SEPTEMBER 2015, ISSN: 2302-9927, 539 2 1 5.00 Gambar 22 Grafik hubungan tegangan dan %THD ratarata pada Isolator polimer resin epoksi silika kondisi terkontaminasi Pantai Apabila dilihat gambar 22 mengenai hubungan antara tegangan dan %THD untuk kedua tipe sirip BBB atau BKB yaitu semakin besar nilai tegangan maka nilai %THD juga semakin besar, tetapi untuk %THD tidak konstan dan tidak simetris. Hal ini dikarenakan adanya arus bocor sesaat pada permukaan isolator, peluahan parsial yang semakin tinggi serta adanya perbedaan beda potensial terhadap kedua jenis isolator tersebut[4][14][16][18][20]. Nilai %THD rata-rata untuk tipe sirip BBB kondisi kering yaitu 29,5 % sedangkan untuk tipe sirip BKB kondisi kering yaitu 23,068 %. Hal tersebut sudah sesuai dengan teori dimana secara rata-rata keseluruhan nilai %THD tipe sirip BBB lebih besar dibandingkan tipe sirip BKB. Bentuk sirip isolator berpengaruh terhadap nilai THD yang dihasilkan, dikarenakan isolator tipe sirip BBB memiliki jarak rayap 377 mm dan luas permukaan yang lebih besar. Luas permukaan yang besar mengakibatkan intensitas terjadinya peluahan pulsa arus pada pita kering atau sparkover semakin meningkat[14][20]. 3.4.3 Analisis Kontaminan dan Nilai THD Arus Bocor Permukaan Isolator Resin Epoks Berikut ini hasil pengolahan nilai kontaminasi dan THD terhadap kondisi kering pada Isolator Polimer Resin Epoksi 32 31.5 31 30.5 30 29.5 29 28.5 BBB Pantai BKB Pantai 15,1 54,8 1375 3100 Air Hujan AquadesDM Pantai Industri Konduktivitas (Siemens/cm) *Data Konduktivitas berdasar Uji Lab BPIK Gambar 23 Grafik hubungan pengaruh jenis kontaminan terhadap nilai %THD rata-rata Isolator Polimer Resin Epoksi tipe sirip BBB Dari gambar 23 dapat dijelaskan bahwa pengaruh polutan terhadap nilai %THD yaitu pada saat awal penyemprotan aliran kontaminan mulai membasahi sebagian permukaan isolator secara acak sehingga membentuk jalur konduksi yang tidak kontinyu berupa droplet. Peristiwa pembasahan permukaan material isolator yang berkelanjutan meningkatkan densitas droplet sehingga menurunkan jarak antar droplet. Interaksi droplet dan medan listrik bolak-balik menghasilkan sebuah gaya osialasi yang menyebabkan droplet menjadi semakin panjang dan semakin merata dipermukaan isolator. Jika jarak droplet berdekatan makan akan menyatu membentuk filamen, diman filamen tersebut akan terbentuk secara acak di permukaan isolator. Miningkatnya panjang filamen dan formasi kontaminan akan menyebabkan jalur bocor yang merupakan jalur konduktif elektrolit. Dengan adanya kontaminan tersebut permukaan isolator sifat hidrofobik menjadi berkurang dan semakin bersifat hidrofilik. Sehingga jalur konduktif elektrolit terbentuk pada permukaan isolator akan semakin seragam dan kontinu ditunjukkan dengan Nilai %THD rata-rata yang semakin turun[14]. Untuk perbandingan antara jenis kontaminan dipengaruhi oleh nilai konduktivitas pada material yang terkandung pada polutan yaitu Kontaminasi dari Semen Gresik Industri (KCL 6,5016 mg/l, NaCl 789,6483 mg/l, CaCl 2 665,8335 mg/l, MgCl 2 6H 2 O 649,4816 mg/l) dengan daya hantar listrik sebesar 3.100 Siemens/cm. Kontaminasi dari Pantai Parangtritis (KCL 2,0872 mg/l, NaCl 466,2196 mg/l, CaCl 2 97,4996 mg/l, MgCl 2 6H 2 O 243,6592 mg/l) dengan daya hantar listrik sebesar 1.375 Siemens/cm. Kontaminasi dari Air Hujan (Fe 0,084 mg/l, Mg <0,005 mg/l, Cr <0,04 mg/l, Cu <0,005, Pb <0,05 mg/l) dengan daya hantar listrik 15,10 Siemens/cm. Kontaminasi dari aquades DM (H 2 O 100% atau hanya terkandung air, tidak ada mineral lainnya) dengan daya hantar listrik 54,80 Siemens/cm. 3.5 3 2.5 2 1.5 1 0.5 0 15,1 54,8 1375 3100 Hujan Aqua Pantai Industri Konduktivitas (Siemens/cm) *Data Konduktivitas berdasar Uji Lab BPIK Gambar 24 Grafik hubungan pengaruh jenis kontaminan terhadap nilai %THD rata-rata Isolator Polimer Resin Epoksi tipe sirip BKB Dari gambar 24 dapat dijelaskan bahwa pengaruh polutan terhadap nilai %THD yaitu pada saat awal penyemprotan aliran kontaminan mulai membasahi sebagian permukaan isolator secara acak sehingga membentuk jalur konduksi yang tidak kontinyu berupa droplet. Peristiwa pembasahan permukaan material isolator yang berkelanjutan meningkatkan densitas droplet sehingga menurunkan jarak antar droplet. Interaksi droplet dan medan listrik bolak-balik menghasilkan sebuah gaya osialasi yang menyebabkan droplet menjadi semakin panjang dan semakin merata dipermukaan isolator. Jika jarak droplet berdekatan makan akan menyatu

TRANSIENT, VOL.4, NO. 3, SEPTEMBER 2015, ISSN: 2302-9927, 540 membentuk filamen, diman filamen tersebut akan terbentuk secara acarak di permukaan isolator. Miningkatnya panjang filamen dan formasi kontaminan akan menyebabkan jalur bocor yang merupakan jalur konduktif elektrolit. Dengan adanya kontaminan tersebut permukaan isolator sifat hidrofobik menjadi berkurang dan semakin bersifat hidrofilik. Sehingga jalur konduktif elektrolit terbentuk pada permukaan isolator akan semakin seragam dan kontinu ditunjukkan dengan Nilai %THD rata-rata yang meningkat sesaat[14]. Untuk perbandingan antara jenis kontaminan dipengaruhi oleh nilai konduktivitas pada material yang terkandung pada polutan yaitu Kontaminasi dari Semen Gresik Industri (KCL 6,5016 mg/l, NaCl 789,6483 mg/l, CaCl 2 665,8335 mg/l, MgCl 2 6H 2 O 649,4816 mg/l) dengan daya hantar listrik sebesar 3.100 Siemens/cm. Kontaminasi dari Pantai Parangtritis (KCL 2,0872 mg/l, NaCl 466,2196 mg/l, CaCl 2 97,4996 mg/l, MgCl 2 6H 2 O 243,6592 mg/l) dengan daya hantar listrik sebesar 1.375 Siemens/cm. Kontaminasi dari Air Hujan (Fe 0,084 mg/l, Mg <0,005 mg/l, Cr <0,04 mg/l, Cu <0,005, Pb <0,05 mg/l) dengan daya hantar listrik 15,10 Siemens/cm. Kontaminasi dari aquades DM (H 2 O 100% atau hanya terkandung air, tidak ada mineral lainnya) dengan daya hantar listrik 54,80 Siemens/cm. 4. Kesimpulan Polutan Industri (Semen Gresik), Pantai/ Air Laut (Parangtritis), Air Hujan dan AquadesDM sangat berpengaruh dalam unjuk kerja arus bocor pada sampel isolator. Hal ini disebabkan oleh adanya polutan garam yang mempunyai konduktivitas lebih tinggi (3100μS/cm) untuk industri, (1375) untuk pantai dibandingkan aquadesdm (54,80μS/cm) dan air hujan (15,10 μs/cm). Pembasahan secara terus menerus oleh polutan pada permukaan isolator menyebabkan terjadinya busur api yang lama kelamaan dapat menyebabkan terbentuknya jalur karbon. Nilai sudut kontak sendiri pada polutan aquadesdm diperoleh sudut kontak rata-rata 87,51 o, polutan industri sudut kontak rata-rata 90,58 o, polutan pantai sudut kontak rata-rata 90,10 o, dan polutan air hujan diperoleh sudut kontak ratarata 86,52 o. Dari hasil tersebut dapat ditarik kesimpulan sesuai dengan aturan STRI Guide 1 92/1 kualitas permukaan isolator polimer resin epoksi yang digunakan masih tergolong hidrofobik atau memiliki kualitas yang baik terhadap menempelnya partikel/ molekul kontaminan di permukaan isolator. Referensi [1]. Dissado, L.A., Fothergill J.C., Electrical Degradation and Breakdown in Polymers, Peter Peregrinus Ltd, London, 1992. [2]. Nasrat L.S., Hamed A.F., Hamid M.A., and Mansour S.H, 2013, Study the flashover voltage for outdoor polymer insulators under desert climatic conditions, Egyptian Journal of Petroleum (2013) 22, 1-8. [3]. Wahyun, 1999, Studi Pelapisan Isolator Keramik 20 KV dengan Lapisan Senyawa Silikon untuk Menngatasi Masalah akibat Kontaminasi, Prosiding Pertemuan Ilmiah Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Bahan 99, Serpong 20 21 Oktober 1991. [4]. Arismunandar, A., Teknik Tegangan Tinggi, Pradnya Paramita, Jakarta, 2001 [5]. Syakur, Abdul, Teori dan Hasil Eksperimen Partial Discharge Pada Bahan isolasi, BP UNDIP, Semarang, 2009. [6]. Berahim, Hamzah, Metodologi untuk Mengkaji Kinerja Isolasi Polimer Resin Epoksi Silane Sebagai Material Isolator Tegangan Tinggi di Daerah Tropis, Disertasi S- 3 Fakultas Teknik Elektro Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 2005. [7]. Tobing, Bonggas L, Dasar Teknik Pengujian Tegangan Tinggi, PT Gramedia Pustaka Utama,Jakarta, 2003. [8]. Sudirman S. dan Sri Kurniati A., Pengujian Arus Bocor Isolator 20 kv Berbahan Polimer Epoxy Resin dengan Mempertimbangkan Tekanan dan Kelembaban, Seminar Nasional Sains dan Teknik, Undama, Nusa Tenggara Timur, 2012. [9]. Syakur, Abdul., Hamzah Berahim., Tumiran., Rochmadi., 2013, Electrical Tracking Formation on Silane Epoxy Resin under Various Contaminants, Telkomnika, Vol 11, No.1 March 2013, pp. 17-28. [10]. Susilawati, Dyah Ika, Analisa Arus Bocor Permukaan Sampel Bahan Isolasi resin Epoksi Silane Menggunakan Metode Pengukuran Inclined-Plane tracking Dengan Polutan Pantai Parangtritis, Skripsi, Universitas Diponegoro, Semarang, 2010. [11]. Amin, Muhammad, Salman Amin, dan Muhammad Ali,, Monitoring Of Leakage Current For Composite Insulator And Electrical Devices, UET Taxilla, Pakistan.,2007. [12]. SPLN 10-3B 1993. [13]. Syakur, Abdul., Yuningtyastuti., M. Ervan Dwi Setiaji., Agung Aprianto., 2012, Unjuk Kerja Isolator 20 KV Bahan Resin Epoksi Silane Silika Kondisi Basah dan Kering, TRANSMISI, 14 (2), 2012, 68-72 [14]. Syakur, Abdul., Hermawan., Sarjiya., Hamzah Berahim., 2009, Analisis Sifat Hidrofobik Permukaan HDPE Berdasarkan Nilai Total Harmonic Distortion, TELKOMNIKA Vol. 7, No. 2 [15]. Sulistyanto, Dwi Aji., Analisis Arus Bocor dan Tegangan Flashover pada Isolator Suspensi 20 KV 3 Sirip dengan 4 Tipe Sirip Berbahan Polimer Resin Epoksi Silane Silika, Skripsi, Universitas Diponegoro, Semarang, 2014. [16]. Guror, Ravi S., E.A. Cherney dan J.T Burnham, Outdoor Insulators, USA, 1999. [17]. Heri, Johanadib., Yuningtyastuti., Abdul Syakur., 2012, Studi Arus Bocor Permukaan Bahan Isolasi Resin Epoksi Silane Dengan Variasi Pengisi Pasir Silika (Dengan Polutan Pantai), TRANSMISI, 14 (1), 2012, 20-37 [18]. Anggraini, Ika Novia., Pengaruh Komposisi Bahan Isolasi Resin Epoksi dengan Bahan Pengisi Silicone Rubber terhadap Proses Tracking dan Erosi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 2010. [19]. Haryono, T, CH. Sri Kristiningsih, Pengaruh Suhu Terhadap Kinerja Material Isolasi Epoksi Resin Dalam Kondisi Bersih, Seminar Nasional & Workshop Tegangan Tinggi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 2002.

TRANSIENT, VOL.4, NO. 3, SEPTEMBER 2015, ISSN: 2302-9927, 541 [20]. Suwarno, Diagnostics of Outdoor Insulators using Leakage current waveorm parameters, 2005, Departement of Electrical Engineering, Bandung Institute of Technology.