BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
KEPUTUSAN KEPALA PELAKSANA BADAN PENANGGULANGAN BENCANAA DAERAH NOMOR : /2014 TENTANG

TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGANBENCANA DAERAH KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KATA PENGANTAR. Kinerja Program atau Kegiatan yang dilaksanakan oleh Badan Penanggulangan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II GAMBARAN PELAYANAN BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH (BPBD) KABUPATEN BANDUNG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 PERATURAN BUPATI BANDUNG NOMOR 53 TAHUN 2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERATURAN BUPATI BANDUNG BARAT NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK, FUNGSI, DAN RINCIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN

Soreang, Maret 2015 TTD. M A R L A N, S.Ip.,M.Si Pembina TK I NIP LAKIP Badan Penanggulangan Bencana Daerah

RENCANA KINERJA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA KABUPATEN JOMBANG SATUAN KERJA PERANGKAT DAERAH (RENJA-SKPD)

RENCANA KERJA TAHUN ANGGARAN 2013

DINAS PENDAPATAN, PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2011 NOMOR 32 SERI E

Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kab. Banyuwangi 1

BUPATI TOBA SAMOSIR PROVINSI SUMATERA UTARA PERATURAN BUPATI TOBA SAMOSIR NOMOR 88 TAHUN 2016 TENTANG

KEPALA PELAKSANA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN BANDUNG. M A R L A N, S.Ip.,M.Si Pembina TK I NIP

BUPATI MADIUN SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

BUPATI LOMBOK BARAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK BARAT,

BUPATI SITUBONDO PERATURAN BUPATI SITUBONDO NOMOR 37 TAHUN 2011 TENTANG

RENCANA KERJA TAHUN 2017 BAGIAN PEMBANGUNAN SEKRETARIAT DAERAH KOTA PADANG

PERATURAN BUPATI LANDAK NOMOR 16 TAHUN 2012 TENTANG

TUGAS POKOK DAN FUNGSI SATPOL PP

GUBERNUR JAMBI PERATURAN GUBERNUR JAMBI NOMOR 41 TAHUN 2009 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI JAMBI

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 56 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA KEDIRI

BAB IV VISI, MISI,TUJUAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

KEPALA PELAKSANA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN BANDUNG. M A R L A N, S.Ip.,M.Si Pembina TK I NIP

GUBERNUR RIAU PERATURAN GUBERNUR RIAU NOMOR : 43 TAHUN 2015 TENTANG

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR 44 TAHUN 2014 TENTANG URAIAN TUGAS POKOK, FUNGSI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

BUPATI TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 81 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. SKPD), adalah dokumen perencanaan Satuan Kerja Perangkat Daerah untuk

PEMERINTAH PROVINSI PAPUA

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah TA. 2016

BUPATI BLITAR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 6 TAHUN 2011

PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 9 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

KEPALA BADAN KEPALA PELAKSANA JABATAN FUNGSIONAL SUB BAGIAN PROGRAM SUB BAGIAN KEUANGAN BIDANG KEDARURATAN DAN LOGISTIK

W A L I K O T A Y O G Y A K A R T A

1. Sub Bagian Perencanaan dan Evaluasi; 2. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian; dan 3. Sub Bagian Keuangan. c. Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan, terdir

RENCANA KERJA PERUBAHAN TAHUN 2015

PERATURAN BUPATI GUNUNGKIDUL NOMOR 77 TAHUN 2011 TENTANG URAIAN TUGAS BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN BUPATI TOLITOLI NOMOR 39 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Rencana Kinerja Bagian Pembangunan Tahun 2015 RENCANA KINERJA

LAPORAN KINERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH TAHUN 2014

PERATURAN WALIKOTA MEDAN NOMOR 1 TAHUN 2012 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KOTA MEDAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LEBAK

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANYUWANGI dan BUPATI BANYUWANGI MEMUTUSKAN:

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 27 TAHUN 2009 TENTANG

Powered by TCPDF (

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 80 TAHUN 2015 TENTANG

RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) PROVINSI SUMATERA UTARA TAHUN 2016

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PINRANG NOMOR : 2 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN PINRANG

BAB I PENDAHULUAN. Dokumen Rencana Kerja Bagian Humas Sekretariat Daerah Kabupaten. tahun yang digunakan sebagai acuan dalam penyusunan kebijakan

PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN NASIONAL PENANGGULANGAN BENCANA

PEMERINTAH KOTA SINGKAWANG

BUPATI KEPULAUAN SELAYAR

WALIKOTA TANGERANG PROVINSI BANTEN

PERATURAN DAERAH KOTA PARIAMAN NOMOR: 10 TAHUN 2010

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 83 TAHUN 2017

BUPATI ACEH TIMUR PERATURAN BUPATI ACEH TIMUR NOMOR 9 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 32 TAHUN 2012 TENTANG

RENCANA KERJA KECAMATAN ANGSANA TAHUN 2017

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PAKPAK BHARAT NOMOR 5 TAHUN 2010 T E N T A N G ORGANISASI DAN TATA KERJA BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOJONEGORO NOMOR 11 TAHUN 2010 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA LEMBAGA LAIN KABUPATEN BOJONEGORO

RENCANA KERJA SEKRETARIAT DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN MALANG TAHUN 2017 BAB I PENDAHULUAN

PERATURAN BUPATI BANTUL NOMOR 88 TAHUN 2007

PEMERINTAH KOTA SAMARINDA SATUAN POLISI PAMONG PRAJA RENCANA KERJA (RENJA)

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

DATA & PROFIL BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH KABUPATEN PIDIE 2014/2015 PROGRAM YANG TELAH, SEDANG DAN AKAN DI LAKUKAN

PEMERINTAH PROVINSI KEPULAUAN RIAU

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BANJAR dan BUPATI BANJAR

Rencana Kerja Bagian UmumTahun 2016 II - 1 PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

Renstra 2014 H a l a m a n 1 BAB I PENDAHULUAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA SELATAN,

GUBERNUR ACEH PERATURAN GUBERNUR ACEH NOMOR 104 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Renstra BPM, KB dan Ketahanan Pangan Kota Madiun I - 1

PEMERINTAH KABUPATEN JOMBANG

KATA PENGANTAR. Soreang, Desember 2011 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG Kepala,

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

WALIKOTA BANJARBARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN WALIKOTA BANJARBARU NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG

RANCANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 4 Tahun : 2011 Seri : D

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 26 TAHUN 2011 TENTANG PENJABARAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH

Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah memberi peluang

PEMERINTAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 10 TAHUN 2010

PEMERINTAH KOTA TEBING TINGGI

RENCANA KERJA KECAMATAN ANGSANA TAHUN 2016

PERATURAN DAERAH PROVINSI BANTEN NO.3 TAHU 2010 TENTANG BADAN PENANGGULANGAN BENCANA DAERAH PROVINSI BANTEEN

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan ditetapkannya UU No. 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN), diamanatkan bahwa setiap daerah harus menyusun rencana pembangunan daerah secara sistematis, terarah, terpadu, menyeluruh dan tanggap terhadap perubahan, dengan jenjang perencanaan yaitu perencanaan jangka panjang, perencanaan jangka menengah maupun perencanaan tahunan. Untuk setiap daerah (kabupaten/kota) harus menetapkan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD). Sementara itu paralel dengan pembuatan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD), sesuai dengan pasal 7 UU Nomor 25 tahun 2004 juga mewajibkan setiap SKPD membuat dan memiliki Rencana Kerja (Renja) SKPD, yang disusun dengan berpedoman kepada Renstra SKPD dan mengacu kepada RKPD. Sedangkan RKPD dijadikan dasar penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD), Kebijakan Umum Aanggaran (KUA) dan Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara (PPAS). Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Bandung tahun 2014 yang berfungsi sebagai dokumen perencanaan tahunan, penyusunannya dengan memperhatikan seluruh aspirasi pemangku kepentingan pembangunan melalui penyelenggaraan Musrenbang tahunan yang diselenggarakan secara berjenjang untuk keterpaduan Rancangan Renja SKPD. Sesuai amanat tersebut maka Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah pada tahun 2013 ini menyusun Rencana Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung tahun 2014. Renja SKPD merupakan dokumen rencana pembangunan SKPD yang berjangka waktu 1 (satu) tahun guna mengoperasionalkan RKPD yang disertai dengan upaya mempertahankan dan meningkatkan capaian kinerja pelayanan masyarakat yang sudah dicapai oleh SKPD, sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Rencana Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung tahun 2014, merupakan rencana pembangunan tahunan yang pada dasarnya disusun untuk mewujudkan visi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung tahun 2011 2015 seperti yang tertuang dalam Rencana Strategis Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Tahun 2011 2015 yaitu : Terwujudnya Kabupaten Bandung Siaga dan Sabilulungan dalam menghadapi bencana Untuk mewujudkan visi tersebut diatas, diperlukan tindakan nyata dalam bentuk misi. Sesuai dengan peran Badan Penanggulangan Bencana Daerah, misi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Tahun 2011 2015 adalah sebagai berikut : 1. Mempercepat jangkauan pelaksanaan penanggulangan bencana. 2. Mengembangkan sarana dan prasarana penanggulangan bencana. 3. Meningkatkan profesionalitas aparatur dan masyarakat terlatih dalam penanggulangan bencana. 4. Meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat dalam mengantisipasi bencana.

2 5. Meningkatkan koordinasi dan kerjasama lintas sektor dalam pelaksanaan saat tidak terjadi bencana maupun saat bencana, yang disusun sesuai dengan tugas dan fungsi BPBD serta berpedoman kepada RPJM Daerah.. Rencana Kerja (Renja) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung tahun 2014, akan dijadikan sebagai pedoman dan rujukan dalam menyusun program dan kegiatan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung tahun 2014 yang telah ditetapkan Prioritas Pembangunan Daerah, yang mengarah pada pencapaian sasaran-sasaran pembangunan yang dalam penyusunannya juga memperhatikan program dan kebijakan dari Pemerintah Pusat yang dilaksanakan di daerah. 1.2 Landasan Hukum Peraturan perundang-undangan yang melatar belakangi penyusunan Rencana Kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2014 adalah: 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara; 2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara; 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; 4. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang pemerintahan Daerah; 5. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah; 6. Peraturan Pemerintah Nomor 58 tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; 7. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman Pembinaan dan pengawasan Atas Penyelenggaraan pemerintah Daerah; 8. Peraturan Pemerintah Nomor 38 Tahun 2007 tentang Pembagian Urusan Pemerintah Antara Pemerintah, Pemerintah Daerah Provinsi dan Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota; 9. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah; 10. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan Tata Cara, Penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah; 11. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun 2010 2014; 12. Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2010 tentang Rencana Kerja Pemerintah Tahun 2011; 13. Instruksi Presiden Nomor 1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas Pembangunan Tahun 2010; 14. Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2010 tentang Program Pembangunan yang Berkeadilan;

3 15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007; 16. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2010; 17. Peraturan Menteri dalam negeri Nomor 54 tahun 2010, tentang pelaksanaan peraturan pemerintah Nomor 8 tahun 2008 tentang tahapan, tata cara penyusunan pengendalian, dan evaluasi pelaksanaan Rencana pembangunan daerah. 18. Peraturan Bersama Menteri Dalam Negeri, Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Menteri Keuangan Nomor 28 Tahun 2010, Nomor 0199/M PPN/04/2010, Nomor PMK 95/PMK 07/2010 tentang Penyelarasan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2010 2014; 19. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 9 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan jangka Panjang Daerah Provinsi Jawa Barat 2005 2025; 20. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 2 Tahun 2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi Jawa Barat 2008 2014; 21. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 6 Tahun 2009 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Provinsi Jawa Barat; 22. Peraturan Gubernur Nomor 72 Tahun 2005 tentang Tata Cara Perencanaan Pembangunan Tahunan Daerah; 23. Peraturan Gubernur Nomor 28 Tahun 2010 tentang RKPD Provinsi Jawa Barat tahun 2011; 24. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 6 Tahun 2004 tentang Transparansi dan Partisipasi dalam Penyelenggaraan Pemerintahan di Kabupaten Bandung; 25. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 8 Tahun 2005 tentang Tata Cara Penyusunan Perencanaan Pembangunan Daerah; 26. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 5 Tahun 2006 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bandung Tahun 2005-2010; 27. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 2 Tahun 2007 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah; 28. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 22 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi kecamatan Dan Kelurahan di Wilayah Kabupaten Bandung; 29. Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 11 Tahun 2010 tentang Pembentukan Organisasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bandung (Lembaran Daerah Kabupaten Bandung Tahun 2010 Nomor 11) 30. Peraturan Bupati Nomor 41 Tahun 2011 Tentang RKPD Kab. Bandung Tahun 2012.

4 1.3 Maksud dan Tujuan 1.3.1 Maksud Terciptanya sinergitas dan sinkronisasi pelaksanaan pembangunan antar desa, antarwilayah, antar sektor pembangunan desa, kecamatan dan derah kabupaten serta terciptanya efektivitas dan efisiensi alokasi sumber daya dalam pembangunan daerah. 1.3.2 Tujuan Tujuan penyusunan Rencana Kerja (Renja) Badan Penanggulangan Bancana Daerah Tahun 2014 adalah: 1. Terwujudnya penjabaran Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Bandung Tahun 2014; 2. Terwujudnya integrasi, sinkronisasi dan sinergitas pembangunan antar desa, antar sektor, antar wilayah, antar fungsi di semua tingkatan pemerintahan; 3. Terwujudnya keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan serta evaluasi hasil pembangunan; 4. Tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan. 1.4 Sistematika Penyusunan Rencana Kerja KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Landasan Hukum 1.3 Maksud dan Tujuan 1.4 Sistematika Penyusunan Rencana Kerja BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPD TAHUN LALU 2.1 Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD dan Capaian Renstra SKPD, memuat kajian (review) terhadap hasil evaluasi pelaksanaan Renja SKPD tahun lalu (tahun n-2) dan perkiraan capaian tahun berjalan (tahun n-1), mengacu pada APBD tahun berjalan yang seharusnya pada waktu penyusunan Renja SKPD sudah disahkan. Selanjutnya dikaitkan dengan pencapaian target Renstra SKPD berdasarkan realisasi program dan kegiatan pelaksanaan Renja SKPD tahun-tahun sebelumnya. 2.2 Analisis Kinerja Pelayanan Renja SKPD, berisikan kajian terhadap capaian kinerja pelayanan SKPD berdasarkan indikator kinerja yang sudah ditentukan dalam SPM, maupun terhadap IKK sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.6 tahun 2008, dan Peraturan Pemerintah Nomor 38 tahun 2007. Jika indikator yang dikaji, disesuaikan dengan

5 BAB III BAB IV tugas dan fungsi masing-masing SKPD, serta ketentuan peraturan perundang-undangan yang terkait dengan kinerja pelayanan. 2.3 Isu-Isu Penting penyelenggaraan tugas dan Fungsi, berisikan uraian mengenai: Sejauh mana tingkat kinerja pelayanan SKPD dan hal kritis yang terkait dengan pelayanan SKPD, Permasalahan dan hambatan yang dihadapi dalam menyelenggarakan tugas dan fungsi SKPD, Tantangan dan peluang serta Formulasi isu-isu penting berupa rekomendasi dan catatan yang strategis untuk ditindaklanjuti dalam perumusan program dan kegiatan prioritas tahun yang direncanakan. 2.4 Review terhadap Rancangan Awal RKPD TUJUAN, SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN 3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional, telaahan terhadap kebijakan nasional dan sebagaimana maksud, yaitu penelaahan yang menyangkut arah kebijakan dan prioritas pembangunan nasional dan yang terkait dengan tugas pokok dan fungsi SKPD 3.2 Tujuan dan Sasaran Renja, perumusan tujuan dan sasaran didasarkan atas rumusan isu-isu penting penyelenggaraan tugas dan fungsi SKPD yang dikaitkan dengan sasaran target kinerja Renstra SKPD 3.3 Program dan Kegiaran, berisikan penjelasan mengenai: faktor-faktor yang menjadi bahan pertimbangan terhadap rumusan program dan kegiatan, rekapitulasi program dan kegiatan serta penjelasan jika rumusan program dan kegiatan tidak sesuai dengan rancangan awal RKPD, baik jenis program/kegiatan, pagu indikatif, maupun kombinasi keduanya PENUTUP

6 BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA TAHUN LALU 2.1 Evaluasi Pelaksanaan Renja BPBD Tahun Lalu Rencana Kerja BPBD Kabupaten Bandung adalah penjabaran perencanaan tahunan dari Rencana Strategis BPBD Kabupaten Bandung. Tercapai tidaknya pelaksanaan kegiatan kegiatan atau program yang telah disusun dapat dilihat berdasarkan Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah. Akuntabilitas merupakan suatu bentuk perwujudan kewajiban untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan-tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan, melalui suatu media pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara periodik. Terkait dengan hal tersebut Rencana Kerja (RENJA) BPBD Kabupaten Bandung ini menyajikan dasar pengukuran kinerja kegiatan dan Pengukuran Kinerja Sasaran dari hasil apa yang telah diraih atau dilaksanakan oleh BPBD Kabupaten Bandung selama tahun 2012 dan perkiraan target tahun 2013. Pengukuran kinerja kegiatan dan Pengukuran Kinerja Sasaran melalui tahapan sebagai berikut : A. Penetapan Indikator Kinerja Penetapan indicator kinerja merupakan ukuran kuantitaf dan kualitatif yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu kegiatan yang telah ditetapkan. Indikator kinerja Kegiatan meliputi indikator masukan (inputs), keluaran (outputs), hasil (outcomes), manfaat (benefits) dan dampak (impacts). Indikator-indikator tersebut dapat berupa dana, sumber daya manusia, laporan, buku dan indikator lainnya. Penetapan indikator kinerja ini diikuti dengan penetapan besaran indikator kinerja untuk masing-masing jenis indikator yang telah ditetapkan. B. Capaian Analisis Kinerja Pengukuran kinerja dilakukan dengan menggunakan indikator kinerja kegiatan. Pengukuran ini dilakukan dengan memanfaatkan data kinerja. 1. Evaluasi Program Tahun 2012 Anggaran BPBD pada tahun 2012 sebelum perubahan anggaran adalah, sebesar Rp.4.317.187.900,- (Empat Milyar Tiga Ratus Tujuh Belas Juta Seratus Delapan Puluh Tujuh Ribu Sembilan Ratus Rupiah) dan setelah perubahan anggaran adalah sebesar Rp. 5.038.711.150,- (Lima Milyar Tiga Puluh Delapan Juta Tujuh Ratus Sebelas Ribu Seratus Lima Puluh Rupiah), terealisasi sebesar Rp.4.975.283.860,- (Empat Milyar Sembilan Ratus Tujuh Puluh Lima Juta Dua Ratus Delapan Puluh Tiga Ribu Delapan Ratus Enam Puluh Rupiah). Pencapaian 98.74%, dengan belanja tidak langsung sebesar Rp.1.705.492.349,- (Satu Milyar Tujuh Ratus Lima Juta Empat Ratus Sembilan Puluh Dua Ribu Tiga ratus Empat Puluh Sembilan Rupiah) dan belanja langsung sebesar Rp.3.269.791.511.- (Tiga Milyar Dua Ratus Enam Puluh Sembilan Juta Tujuh Ratus Sembilan Puluh Satu Ribu Lima Ratus Sebelas Rupiah) yang dijabarkan melalui 8 Program dan 23 Kegiatan yaitu sebagai berikut:

7 Anggaran dan Realisasi Belanja Tidak Langsung dan Belanja Langsung Badang Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Tahun 2012 No. Urusan Program/ Kegiatan/ Sub Kegiatan Alokasi Biaya (Rp) Anggaran Realisasi % I BELANJA TIDAK LANGSUNG SEBELUM PERUBAHAN BELANJA TIDAK LANGSUNG SETELAH PERUBAHAN 1,616,028,000-1,737,551,250 1,705,492,349 98,5 A BELANJA PEGAWAI 1,737,551,250 1,705,492,349 98,15 1 Gaji dan Tunjangan 1,273,455,000 1,255,229,849 98,57 2 Tambahan Penghasilan PNS 464,096,250 450,262,500 99,52 II BELANJA LANGSUNG SEBELUM PERUBAHAN BELANJA LANGSUNG SETELAH PERUBAHAN A Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 2,701,159,000-3,301,159,900 3,269,791,511 99,05 637,771,900 631,041,761 99.94 1 Penyediaan Jasa Surat Menyurat 1,800,000 1,800,000 100 1 Pelayanan jasa komunikasi Sumber daya air dan listrik 15,665,000 11,096,111 70,83 2 Penyediaan jasa kebersihan kantor 31,514,600 31,339,600 99.44 3 Penyediaan alat tulis kantor 50,000,000 49,368,150 98,74 4 Penyediaan barang cetakan dan penggandaan 5 Penyediaan komponen instalasi listrik/penerangan bangunan kantor 6 Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor 31,321,000 31,182,600 99,56 9,992,300 9,992,300 100 137,689,000 136,330,000 99.01 7 Penyediaan peralatan rumah tangga 6,250,000 6,250,000 100 8 Penyediaan bahan bacaan dan peraturan perundang-undangan 13,680,000 13,680,000 100 9 Penyediaan makanan dan minuman 74,675,000 74,675,000 100 10 Rapat-rapat koordinasi dan konsultasi ke luar derah 11 Rapat-rapat kordinasi dan konsultasi ke Dalam Daerah 206,685,000 206,653,000 99,98 58,500,000 58,500,000 100

8 No. Urusan Program/ Kegiatan/ Sub Kegiatan Alokasi Biaya (Rp) Anggaran Realisasi % B Program Peningkatan sarana dan prasarana aparatur 1 Pengadaan kendaraan Dinas/ Operasional 830,853,000 814,090,000 97.98 449,000,000 437,260,000 97,39 2 Pengadaan meubelair 98,388,000 97,145,000 98,74 3 Pemeliharaan rutin/ berkala gedung kantor 4 Pemeliharaan rutin/ berkala kendaraan dinas/ operasional C Program Peningkatan Disiplin Aparatur 1. Pengadaan Pakaian Dinas Hari-Hari Tertentu D Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan 1 Penyusunan Pelaporan Keuangan akhir tahun III A BELANJA LANGSUNG URUSAN PROGRAM Program Pencegahan dini dan penanggulangan korban bencana alam 1 Pemantauan dan Penyebarluasan Informasi Potensi Bencana Alam 2 Pengadaan Logistik dan Obat-obatan bagi Penduduk di Tempat Pengungsian B Program Perencanaan Pengembangan Kota-Kota Menengah dan Besar 93,800,000 93,800,000 100 189,665,000 185,885,000 98,01 14,875,000 14,822,500 99,65 14,875,000 14,822,500 99,65 17,660,000 17,660,000 100 17,660,000 17,660,000 100 825,000,000 823,471,000 99,81 525,000,000 524,549,800 99,91 300,000,000 298,921,200 99,64 475,000,000 475,000,000 100 1 Koordinasi Penanggulangan dan Penyelesaian Bencana C Program Perencanaan Pembagunan Daerah Rawan Bencana 475,000,000 475,000,000 100 135,000,000 135,000,000 100 1 Pemetaan Kaawasan Rawan Bencana 135,000,000 135,000,000 100 D Program Penataan Peraturan Perundang-Undangan 365,000,000 358,706,250 98,28

9 No. Urusan Program/ Kegiatan/ Sub Kegiatan Alokasi Biaya (Rp) Anggaran Realisasi % 1 Kajian Peraturan Perundang- Undangan Daerah Terhadap Peraturan Perundang-Undangan yang Baru, Lebih Tinggi dari Keserasian Antar Peraturan Perundang-Undangan Daerah. Jumlah Total Sebelum Perubahan Jumlah Total Setelah Perubahan 365,000,000 358,706,250 98,28 4,317,187,900-5,038,711,150 4,975,283,860 2. Perkiraan pencapaian Tahun Anggaran 2013 Sedangkan untuk tahun berjalan yakni Anggaran tahun 2013 dengan anggaran sebesar Rp. 4.354.569.532 terurai dalam 8 program dan 26 kegiatan, diharapkan keberhasilan kinerja mencapai 100% atau minimal sama dengan tahun 2012. Apabila dikaitkan dengan pencapaian visi Kabupaten Bandung Terwujudnya Kabupaten Bandung yang Maju, Mandiri dan Berdaya Saing, melalui Tata Kelola Pemerintahan yang Baik dan Pemantapan Pembangunan Perdesaan, Berlandaskan Religius, Kultural dan Berwawasan Lingkungan dan misi nomor tujuh yaitu Memulihkan keseimbangan lingkungan dan menerapkan pembangunan berkelanjutan, pada dasarnya kegiatan BPBD Kabupaten Bandung mendukung misi ketujuh Kabupaten Bandung. Untuk mencapai misi ketujuh tersebut, BPBD mempunyai fungsi komando, koordinasi dan pelaksana terkait penyelenggaraan penanggulangan bencana di Kabupaten Bandung baik pra bencana, saat bencana maupun pasca bencana. Berdasarkan hasil yang diperoleh melalui penilaian kinerja terhadap program maupun kegiatan yang telah dilaksanakan pada tahun 2012 serta perkiraan capaian program dan kegiatan tahun 2013, dapat dikemukakan beberapa permasalahan dalam pelaksanaan program dan kegiatan BPBD sebagai berikut: a. Rendahnya Aksesibiltas informasi kebencanaan di seluruh wilayah Kabupaten Bandung b. Belum optimalnya kemampuan dan jumlah sumber daya manusia dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana; c. Belum optimalnya koordinasi dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana yang menyebabkan rendahnya keterpaduan dalam fungsi komando dan pelaksanaan. d. Belum dipahaminya secara utuh tentang outcome yang ingin dicapai dari setiap kegiatan, sehingga masih adanya kesulitan merealisasikan sasaran program menjadi outcome kegiatan yang menunjang efektivitas program/kegiatan e. Rendahnya komitmen dan pemahaman untuk mempedomani indikasi kegiatan dalam Renstra, RKPD maupun dalam RPJMD dalam merencanakan kegiatan. Dari identifikasi terhadap permasalahan yang dihadapi oleh BPBD dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana, maka peningkatan kinerja organisasi melalui kegiatan tahunan yang dilaksanakannya, menjadi hal yang mutlak dilakukan secara sistematis dan terstruktur.

10 Dalam rangka mewujudkan tercapainya tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan berdasarkan Renstra BPBD Kabupaten Bandung tahun 2011 2015, maka strategi dan kebijakan yang akan ditempuh BPBD Kabupaten Bandung pada tahun 2014 adalah sebagai berikut : 1. Strategi Mendorong berkembangnya tanggung jawab aparatur atas tugas tugasnya dalam pelaksanaan tugas dilaksanakan dengan arah kebijakan : a. Pengembangan sumber daya manusia melalui peningkatan kapabilitas dan kapasitas aparatur kebencanaan. b. Peningkatan kemampuan teknis aparat kebencanaan. c. Peningkatan kemampuan aparatur dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya sehingga dapat menyelenggarakan urusan pemerintahan dengan optimal. d. Memberikan dukungan sarana dan prasarana bagi aparat pemerintah yang menyelenggarakan urusan pemerintahan sehingga tercapai effektivitas dan effisiensi. 2. Strategi Mendorong masyarakat untuk mengetahui, memahami dan bertindak cepat dalam kondisi siaga bencana dan tanggap darurat bencana dilaksanakan dengan arah kebijakan : a. Membangun kemampuan dan kolektifitas masyarakat melalui pelatihan dan sosialisasi penanggulangan bencana. b. Pemantapan partisipasi masyarakat dalam proses penanggulangan bencana. c. Mewujudkan penyelenggaraan penanggulangan bencana di Kabupaten Bandung yang terintegrasi antara pemerintah, masyarakat dan kelembagaan non-pemerintah. 3. Strategi Pemberdayaan seluruh sumber daya yang ada pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah dalam rangka mewujudkan good governance dilaksanakan dengan arah kebijakan : a. Meningkatkan pelayanan kebencanaan pada saat pra bencana, tanggap darurat bencana dan pasca bencana. 4. Strategi Membangun koordinasi yang efektif dan semangat kebersamaan untuk membuat kesepakatan terbaik bagi kepentingan penanggulangan bencana di Kabupaten Bandung dengan arah kebijakan : a. Melaksanakan koordinasi melalui mekanisme yang ada dalam rangka penyelenggaraan penanggulangan bencana sesuai dengan kebijakan publik, dan melaksanakan langkah inovatif dalam rangka mendorong terwujudnya visi dan misi Kabupaten Bandung dan BPBD Kabupaten Bandung. b. Melaksanakan penanggulangan bencana yang terintegrasi satu daerah dengan yang lainnya dan antar SKPD. Rekapitulasi hasil pelaksanaan renja SKPD ada pada tabel 2.1 (terlampir) :

11 2.2 Analisis kinerja Pelayanan BPBD Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bandung Dibentuk melalui peraturan daerah Kabupaten Bandung Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Pembentukan Organisasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bandung dan Peraturan Bupati Bandung Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Badan penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bandung, Bahwa Badan Penanggulangan Bencana Daerah Dipimpin oleh seorang ex officio adalah Sekretaris Daerah yang memiliki tugas pokok memimpin, merumuskan, mengatur, membina, mengendalikan, mengkoordinasikan dan mempertanggungjawabkan kebijakan teknis penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik di bidang penanggulangan bencana. Dalam melaksanakan tugas pokok tersebut, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menyelenggarakan fungsi: a. Perumusan kebijakan teknis sesuai dengan lingkup tugasnya b. Pemberian dukungan atas penyelenggara tugas sesuai dengan lingkup tugasnya c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas sesuai dengan lingkup tugasnya d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh bupati sesuai dengan tugas dan fungsinya Adapun pencapaian kinerja pelayanan BPBD Kabupaten Bandung dapat dilihat pada tabel 2.2 (terlampir) :

12 1.3 Isu-Isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi BPBD Tugas, Pokok dan Fungsi BPBD Sejak dibentuk pada tahun 2010 dengan terbitnya peraturan daerah Kabupaten Bandung Nomor 11 Tahun 2010 Tentang Pembentukan Organisasi Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bandung dan Peraturan Bupati Bandung Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Badan penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bandung, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bandung dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dibantu oleh Unsur Pelaksana, yaitu : a. Unsur Pelaksana dipimpin oleh seorang Kepala Pelaksana. b. Kepala Pelaksana mempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan tugas-tugas di bidang penanggulangan bencana secara terintegrasi yang meliputi prabencana, saat tanggap darurat dan pasca bencana. c. Dalam melaksanakan tugas pokok, Kepala Pelaksana menyelenggarakan fungsi : 1. Penetapan rumusan kebijakan rencana dan program penanggulangan bencana. 2. Penetapan rumusan kebijakan pengkoordinasian penyelenggaraan penanggulangan bencana. 3. Penetapan rumusan kebijakan pengomandoan penyelenggaraan penanggulangan bencana. 4. Penetapan rumusan kebijakan pelaksanaan dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana. 5. Penetapan rumusan kebijakan evaluasi dan pelaksanaan tugas penanggulangan bencana. 6. Pelaksanaan tugas dinas lain sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya. 7. Pelaksanaan koordinasi/ kerjasama dan kemitraan dengan unit kerja/ instansi/ lembaga atau pihak ketiga di bidang penanggulangan bencana. Unsur Pelaksana dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dibantu oleh Sekretariat Unsur Pelaksana, yaitu : a. Sekretariat Unsur pelaksana dipimpin oleh seorang Sekretaris b. Sekretaris mempunyai tugas pokok memimpin, mengkoordinasikan dan mengendalikan tugas-tugas di bidang pengelolaan pelayanan kesekretariatan yang meliputi pengkoordinasian penyusunan program, pengelolaan umum, kepegawaian, pengelolaan keuangan dan pengembangan pola kerjasama penanggulangan bencana. c. Dalam melaksanakan tugas pokok, Sekretaris menyelenggarakan fungsi : 1. Penetapan penyusunan rencana dan program kerja pengelolaan pelayanan kesekretariatan. 2. Penetapan rumusan kebijakan koordinasi penyusunan program dan penyelenggaraan tugas-tugas Bidang secara terpadu. 3. Penetapan rumusan kebijakan pengelolaan administrasi umum dan kerumahtanggaan. 4. Penetapan rumusan kebijakan pengelolaan kelembagaan dan ketatalaksanaan serta hubungan masyarakat.

13 5. Penetapan rumusan kebijakan pengelolaan administrasi kepegawaian dan keuangan Badan. 6. Penetapan rumusan kebijakan pelaksanaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas Badan. 7. Penetapan rumusan kebijakan pengkoordinasian publikasi pelaksanaan tugas Badan. 8. Penetapan rumusan kebijakan pengkoordinasian penyusunan dan penyampaian bahan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas Badan. 9. Pelaporan pelaksanaan tugas pengelolaan pelayanan kesekretariatan. 10. Evaluasi pelaksanaan tugas pengelolaan pelayanan kesekretariatan. 11. Pelaksanaan tugas dinas lain sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya. 12. Pelaksanaan koordinasi/ kerjasama dan kemitraan dengan unit kerja/ instansi/ lembaga atau pihak ketiga di bidang pengelolaan pelayanan kesekretariatan. d. Sekretaris, membawahkan : 1. Sub Bagian Penyusunan Program 2. Sub Bagian Umum 3. Sub Bagian Keuangan (1). Sub Bagian Penyusunan Program dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian. (2). Kepala Sub Bagian Penyusunan Program mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas pelayanan dan pengkoordinasian penyusunan rencana dan progran Badan. (3). Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini Kepala Sub Bagian Penyusunan Program menyelenggarakan fungsi : a. Penyusunan rencana dan program kerja operasional kegiatan pelayanan dan pengkoordinasian penyusunan rencana dan program kerja Badan. b. Penyusunan rencana operasional dan koordinasi kegiatan dan program kerja Badan. c. Pelaksanaan penyusunan rencana strategis Badan. d. Pelaksanaan Penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan penunjang pelaksanaan tugas. e. Pelaksanaan penyusunan dan pengembangan pola kerjasama penanggulangan bencana. f. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas. g. Pelaksanaan tugas dinas lain sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya. h. Pelaksanaan koordinasi penyusunan rencana dan program kerja dengan sub unit kerja lain di lingkungan Badan. (1). Sub Bagian Umum dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian. (2). Kepala Sub Bagian Umum mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas pelayanan administrasi umum, kepegawaian dan kerumahtanggaan.

14 (3). Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini Kepala Sub Bagian Umum menyelenggarakan fungsi : a. Penyusunan rencana dan program kerja operasional kegiatan pelayanan administrasi umum, kepegawaian dan kerumahtanggaan. b. Pelaksanaan penerimaan, pendistribusian dan pengiriman surat-surat, naskah dinas dan pengelolaan dokumentasi dan kearsipan. c. Pelaksanaan pembuatan dan pengadaan naskah dinas. d. Pelaksanaan Pengelolaan dan penyiapan bahan pembinaan dokumentasi dan kearsipan kepala sub unit kerja di lingkungan Badan. e. Penyusunan dan penyiapan pengelolaan dan pengendalian administrasi perjalanan dinas. f. Pelaksanaan pelayanan keprotokolan dan penyelenggaraan rapat-rapat dinas. g. Pelaksanaan dan pelayanan hubungan masyarakat. h. Pelaksanaan kepengurusan kerumahtanggaan, keamanan dan ketertiban kantor. i. Pelaksanaan pngelolaan perpustakaan dan pendokumentasian peraturan perundangundangan. j. Pelaksanaan pengumpulan, pengolahan, penyimpanan dan pemeliharaan data dokumentasi kepegawaian Badan. k. Fasilitasi pembinaan umum kepegawaian dan pengembangan karier serta disiplin pegawai di lingkungan Badan. l. Penyusunan dan penyiapan pengurusan administrasi pensiun dan cuti pegawai di lingkungan Badan. m. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas. n. Pelaksanaan tugas dinas lain sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya. o. Pelaksanaan koordinasi pelayanan administrasi umum dengan sub unit kerja lain di lingkungan Badan (1). Sub Bagian Keuangan dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian. (2). Kepala Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan pelaksanaan tugas pengelolaan administrasi dan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan Badan. (3). Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini Kepala Sub Bagian Keuangan menyelenggarakan fungsi : a. Penyusunan rencana dan program kerja operasional kegiatan administrasi dan pertanggungjawaban pengelolaan keuangan Badan. b. Pelaksanaan pengumpul, belanja dan pembiayaan Badan. c. Pelaksanaan pembuatan dan pengadaan naskah dinas. d. Pelaksanaan Pengelolaan administrasi keuangan anggaran pendapatan dan belanja. e. Pelaksanaan penyusunan dan pengkoordinasian pembuatan daftar gaji serta tambahan penghasilan bagi pegawnegeri sipil. f. Pelaksanaan penatausahaan pengelolaan anggaran pendapatan dan belanja Badan

15 g. Pelaksanaan pembinaan administrasi keuangan dan penyiapan bahan administrasi akuntansi anggaran pendapatan, belanja dan pembiayaan Badan. h. Penyiapan bahan pertanggungjawaban pengelolaan anggaran pendapatan, belanja dan pembiayaan Badan. i. Pelaksanaan pengkoordinasian penyusunan rencana dan program kerja pengelolaan keuangan dengan para kepala Bidang di lingkungan Badan. j. Pelaksanaan penyusunan rencana penyediaan tugas pengelolaan keuangan. k. Pelaksanaan koordinasi teknis perumusan penyusunan rencana dan dukungan anggaran pelaksanaan tugas Badan. l. Pelaksanaan evaluasi dan pelaporan pelaksanaan tugas. m. Pelaksanaan tugas dinas lain sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya. n. Pelaksanaan koordinasi pngelolaan keuangan dengan sub unit kerja lain di lingkungan Badan. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bandung, dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dibantu oleh 3 Bidang, yaitu : (1). Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan (2). Bidang Kedaruratan dan Logistik (3). Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi. (1). Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang. (2). Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan mempunyai tugas pokok memimpin, membina dan mengendalikan tugas-tugas di bidang pengkoordinasian, pengkomandoan dan pelaksanaan penanggulangan bencana yang meliputi pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan penanganan bencana secara adil dan setara sesuai dengan kebijakan pemerintah daerah dan Badan Penanggulangan Bencana. (3) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan menyelenggarakan fungsi : a. Penetapan penyusunan rencana dan program kerja pengkoordinasian, pengkomandoan dan pelaksanaan pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan penaggulangan bencana. b. Penyelenggaraan pelaksanaan tugas di bidang pengkoordinasian, pengkomandoan dan pelaksanaan pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan penanggulangan bencana. c. perumusan sasaran pelaksanaan tugas di bidang pengkoordinasian, pengkomandoan dan pelaksanaan pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan penanggulangan bencana. d. Pembinaan dan pengarahan pelaksanaan tugas di bidang pengkoordinasian, pengkomandoan dan pelaksanaan pencegahan, mitigasi dan kesiapsiagaan penanggulangan bencana. e. Penetapan rumusan kebijakan dan panduan pengetahuan dan kesiapsiagaan penanggulangan bencana. f. Penetapan rumusan kebijakan sistem peringatan bencana dan rencana untuk kead aan darurat bencana.

16 g. Penetapan rumusan kebijakan pemberdayaan masyarakat, kemampuan memobilisasi sumber daya, pemeliharaan sumber daya dan pelatihan personil. h. Pemantauan, evaluasi dan analisis pelaporan pelaksanaan tugas pencegahan dan kesiapsiagaan penanggulangan bencana. i. Pelaksanaan tugas dinas lain sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya. j. Pelaksanaan koordinasi/ kerjasama dan kemitraan dengan unit kerja/instansi/lembaga atau pihak ketiga di bidang pencegahan dan kesiapsiagaan penanggulangan bencana. Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan, membawahkan : a. Seksi Pencegahan Bencana b. Seksi Kesiapsiagaan Bencana (1). Seksi Pencegahan Bencana dipimpin oleh seorang Kepala Seksi. (2). Kepala Seksi Pencegahan Bencana mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan pengkoordinasian, pengkomandoan dan pelaksanaan penanganan pencegahan bencana. (3) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini Seksi Pencegahan Bencana menyelenggarakan fungsi : a. Penyusunan rencana operasional dan program kerja kegiatan pencegahan bencana dan mitigasi pada prabencana. b. Pelaksanaan bimbingan peningkatan pengetahuan pencegahan dan sikap terhadap resiko bencana. c. Penyusunan bahan rumusan kebijakan dan panduan penanganan pencegahan bencana. d. Penyusunan bahan rumusan kebijakan rencana dan program untuk keadaan darurat bencana. e. Pelaksanaan dan penyusunan bimbingan dan pembinaan serta pelatihan penanggulangan dan pencegahan bencana. f. Penyusunan bahan rumusan kebijakan di bidang pencegahan bencana dan mitigasi pada prabencana. g. Penyusunan bahan rumusan kebijakan di bidang pemberdayaan dan peningkatan masyarakat terhadap pencegahan bencana dan mitigasi pada prabencana. h. Penyusunan dan pelaksanaan penyuluhan, pendidikan dan pelatihan gladi/simulasi sistem dan mekanisme pencegahan dan dan mitigasi pada prabencana. i. Pelaksanaan pengawasanevaluasi terhadap perencanaan penyelenggaraan sistem pengendali bencana j. Pelaksanaan pengawasan dan pengendalian bencana. k. Pelaksanaan evaluasi dan analisis pelaporan pelaksanaan tugas. l. Pelaksana tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya. m. Pelaksanaan koordinasi penanganan pencegahan bencana dengan sub unit kerja lain di lingkungan Badan.

17 (1). Seksi Kesiapsiagaan Bencana dipimpin oleh seorang Kepala Seksi (2). Kepala Seksi Kesiapsiagaan Bencana mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan pengkoordinasian, pengkomandoan dan pelaksanaan penanganan Kesiapsiagaan Bencana (3). Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini Seksi Kesiapsiagaan Bencana menyelenggarakan fungsi : a. Penyusunan rencana operasional dan program kerja kegiatan penanganan kesiapsiagaan pada prabencana. b. Penyusunan bahan rumusan kebijakan mekanisme sistem pencegahan dini kebencanaan. c. Penyusunan bahan rumusan kebijakan pemeliharaan sumberdaya dan pelatihan personil. d. Penyusunan bahan rumusan kebijakan kem memobilisasi sumber daya. e. Penyusunan bahan rumusan kebijakan di bidang kesiapsiagaan pada prabencana serta pemberdayaan dan peningkatan masyarakat terhadap kesiapsiagaan pada prabencana. f. Penyusunan dan pelaksanaan penyuluhan, pendidikan dan pelatihan gladi/simulasi sistem dan mekanisme kesiapsiagaan pada prabencana. g. Pelaksanaan evaluasi dan analisis pelaporan pelaksanaan tugas. h. Pelaksana tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya. i. Pelaksanaan koordinasi penanganan pencegahan bencana dengan sub unit kerja lain di lingkungan Badan. (1). Bidang Kedaruratan dan Logistik dipimpin oleh seorang Kepala Bidang. (2). Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik mempunyai tugas pokok memimpin, membina dan mengendalikan tugas-tugas di bidang pengkoordinasian, pengkomandoan dan pelaksanaan penanggulangan bencana yang meliputi penanganan kedaruratan, pengumpulan dan penyaluran uang dan barang secara adil dan setara sesuai dengan kebijakan pemerintah daerah dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana. (3) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik menyelenggarakan fungsi : a. Penetapan penyusunan rencana dan program kerja pengkoordinasian, pengkomandoan dan pelaksanaan penanganan darurat, pengumpulan dan penyaluran uang dan barang. b. Penyelenggaraan pelaksanaan tugas di bidang pengkoordinasian, pengkomandoan dan pelaksanaan penanganan kedaruratan, pengumpulan dan penyaluran uang dan barang. c. perumusan sasaran pelaksanaan tugas di bidang pengkoordinasian, pengkomandoan dan pelaksanaan penanganan kedaruratan, pengumpulan dan penyaluran uang dan barang. d. Pembinaan dan pengarahan pelaksanaan tugas di bidang pengkoordinasian, pengkomandoan dan pelaksanaan kedaruratan, pengumpulan dan penyaluran uang dan barang.

18 e. Penetapan rumusan kebijakan tanggap darurat dan panduan pengetahuan dan kesiapsiagaan penanggulangan bencana. f. Penetapan rumusan kebijakan sistem peringatan belogistik yang meliputi penyelenggaraan dapur umum, pendirian tenda-tenda penampungan untuk pengungsian, darat dan air pencarian, penyelamatan dan pengungsian korban serta harta benda, penyiapan air bersih, percepatan akselerasi bantuan darurat dan pendirian tenda posko komando serta penyediaan tempat bermain, olah raga, hiburan dan sarana informasi. g. Pelaksanaan tugas dinas lain sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya. h. Pelaksanaan koordinasi/ kerjasama dan kemitraan dengan unit kerja/instansi/lembaga atau pihak ketiga di bidang logistik penanggulangn bencana. Bidang Kedaruratan dan Logistik, membawahkan : a. Seksi Tanggap Darurat Penanggulangan Bencana b. Seksi Logistik Penanggulangan Bencana (1). Seksi Tanggap Darurat Penanggulangan Bencana dipimpin oleh seorang Kepala Seksi. (2). Kepala Seksi Tanggap Darurat Penanggulangan Bencana mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan pengkoordinasian, pengkomandoan dan pelaksanaan tanggap darurat penanganan penanggulangan bencana. (3) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini Seksi Tanggap Darurat Penanggulangan Bencana menyelenggarakan fungsi: a. Penyusunan rencana operasional dan program tanggap darurat dan penanganan pengungsian penanggulangn bencana. b. Penyusunan bahan rumusan kebijakan penyelenggaraan dapur umum. c. Penyusunan bahan rumusan kebijakan pendirian tenda-tenda penampungan sementara atau tenda-tenda keluarga. d. Penyusunan bahan rumusan kebijakan evakuasi para korban ke tempat yang aman. e. Penyusunan bahan rumusan kebijakan pendirian posko komando di lokasi bencana. f. Penyusunan dan bahan rumusan kebijakan penyediaan tempat bermain, olah raga, hiburan dan sarana informasi. i. g. Pelaksanaan penanganan bencana alam tingkat lokal. h. Penyusunan bahan rumusan kebijakan prosedur tetap penanganan bencana. i. Pelaksanaan evaluasi dan analisis pelaporan pelaksanaan tugas. j. Pelaksana tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya. k. Pelaksanaan koordinasi tanggap darurat penanggulangn bencana dengan sub unit kerja lain di lingkungan Badan. (1). Seksi Logistik Penanggulangan Bencana dipimpin oleh seorang Kepala Seksi (2). Kepala Seksi Logistik Penanggulangan Bencana mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan pengkoordinasian, pengkomandoan dan pelaksanaan dukungan logistik penanggulangan bencana.

19 (3). Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini Seksi Logistik Penanggulangan Bencana menyelenggarakan fungsi : a. Penyusunan rencana operasional dan program kerja kegiatan dukungan logistik penanggulangan bencana. b. Pelaksanaan dan pengkoordinasian pengumpulan dan penyaluran uang dan barang. c. Penyusunan bahan rumusan kebijakan penyiapan logistik. d. Penyusunan bahan rumusan kebijakan penyelenggaraan pelaksanaan dapur umum dan pendirian tenda-tenda. e. Penyusunan bantuan rehabilitasi sosial kepada korban bencana. f. Pelaksanaan bantuan bagi kelompok masyarakat atau lembaga sosial yang memerlukan penanganan sosial penanggulangan bencana. g. Pelaksanaan evaluasi dan analisis pelaporan pelaksanaan tugas. h. Pelaksana tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya. i. Pelaksanaan koordinasi pelayanan logistik penanggulangan bencana dengan sub unit kerja lain di lingkungan Badan. (1). Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi dipimpin oleh seorang Kepala Bidang. (2). Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi mempunyai tugas pokok memimpin, membina dan mengendalikan tugas-tugas di bidang pengkoordinasian, pengkomandoan dan pelaksanaan penanggulangan bencana yang meliputi rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana secara adil dan setara sesuai dengan kebijakan pemerintah daerah dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana. (3) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi menyelenggarakan fungsi : a. Penetapan penyusunan rencana dan program kerja pengkoordinasian, pengkomandoan dan pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana. b. Penyelenggaraan pelaksanaan tugas di bidang pengkoordinasian, pengkomandoan dan pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana. c. perumusan sasaran pelaksanaan tugas di bidang pengkoordinasian, pengkomandoan dan pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana. d. Pembinaan dan pengarahan pelaksanaan tugas di bidang pengkoordinasian, pengkomandoan dan pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana. e. Penetapan rumusan kebijakan perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik. f. Penetapan rumusan kebijakan normalisasi aspek pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayah pasca bencana. g. Penetapan rumusan kebijakan pembangunan prasarana dan sarana serta kelembagaan pada wilayah rehabilitasi dan rekonstruksi pasca bencana. h. Penetapan rumusan kebijakan pertumbuhan perekonomian, sosial dan budaya, tegaknya hukum dan ketertiban. i. Penetapan rumusan kebijakan peningkatan peranserta masyarakat dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat pada wilayah pasca bencana.

20 j. Penetapan rumusan kebijakan penguatan komunitas yang terkena bencana. k. Penetapan rumusan kebijakan pemberdayaan sosial ekonomi yang terintegrasi dalam program pembangunan daerah. l. Pelaksanaan tugas dinas lain sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya. m. Pelaksanaan koordinasi/ kerjasama dan kemitraan dengan unit kerja/instansi/lembaga atau pihak ketiga di bidang rehabilitasi dan rekonstruksi penanggulangan bencana Bidang rehabilitasi dan rekonstruksi, membawahkan : a. Seksi Rehabilitasi Pasca Bencana b. Seksi Rekonstruksi Pasca Bencana (1). Seksi Rehabilitasi Pasca Bencana dipimpin oleh seorang Kepala Seksi. (2). Kepala Seksi Rehabilitasi Pasca Bencana mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan pengkoordinasian, pengkomandoan dan pelaksanaan tanggap darurat penanganan rehabilitasi pasca bencana. (3) Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini Seksi Rehabilitasi Pasca Bencana menyelenggarakan fungsi : a. Penyusunan rencana operasional dan program kerja kegiatan penanganan rehabilitasi pasca bencana. b. Penyusunan bahan rumusan kebijakan perbaikan dan pemulihan semua aspek pelayanan publik. c. Penyusunan bahan rumusan kebijakan normalisasi aspek pemerintahan dan kehidupan masyarakat pada wilayah pasca bencana. d. Penyusunan bahan rumusan kebijakan percepatan akselerasi bantua darurat berupa sandang, lauk-pauk, famili kit, kid ware serta beras dan obat-obatan serta makanan tambahan. e. Penyusunan bahan rumusan kebijakan pembangunan kembali semua prasarana dan sarana serta kelembagaan pada wilayah pasca bencana. f. Pelaksanaan evaluasi dan analisis pelaporan pelaksanaan tugas. g. Pelaksana tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya. h. Pelaksanaan koordinasi tanggap darurat penanggulangn bencana dengan sub unit kerja lain di lingkungan Badan. (1). Seksi Seksi Rekonstruksi Pasca Bencana dipimpin oleh seorang Kepala Seksi (2). Kepala Seksi Rekonstruksi Pasca Bencana mempunyai tugas pokok merencanakan, melaksanakan, mengevaluasi dan melaporkan pengkoordinasian, pengkomandoan dan pelaksanaan rekonstruksi pasca bencana. (3). Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pasal ini Seksi Rekonstruksi Pasca Bencana menyelenggarakan fungsi : a. Penyusunan rencana operasional dan program kerja kegiatan penanganan rekonstruksi pasca bencana.

21 c. Penyusunan bahan rumusan kebijakan tumbuh dan berkembangnya kegiatan perekonomian, sosial dan budaya. d. Penyusunan bahan rumusan kebijakan penegakan aspek hukum dan ketertiban pasca bencana. e. Penyusunan bantuan rumusan kebijakan penguatan komunitas yang terkena bencana. f. Penyusunan bantuan rumusan kebijakan pemberdayaan sosial ekonomi yang terintegrasi dalam program pembangunan daerah. g. Pelaksanaan evaluasi dan analisis pelaporan pelaksanaan tugas. h. Pelaksana tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya. i. Pelaksanaan koordinasi rekonstruksi penanggulangan bencana dengan sub unit kerja lain di lingkungan Badan. Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Bandung, dalam melaksanakan tugas dan fungsinya dibantu oleh Satuan Tugas (1). Satuan Tugas mempunyai tugas pokok membantu Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah melaksanakan kaji cepat bencana dan dampak bencana. (2). Satuan Tugas dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Pasal menyelenggarakan fungsi : a. Pelaksanaan kaji cepat bencana dan dampak bencana terhadap penilaian kebutuhan dan penilaian kebutuhan dan penilaian kerusakan/ kerugian. b. Pelaksanaan pemberian dukungan dan pendampingan terhadap Kepala Pelaksana BPBD dalam penanganan tanggap darurat bencana. c. Pelaksanaan analisa dan pengkajian terhadap jumlah korban dan kerusakan sarana dan prasarana. d. Pelaksanaan analisa dan pengkajian terhadap gangguan terhadap fungsi pelayanan umum, pe terhadap meintahan dan kemampuan sumber daya. e. Pelaksanaan pemberian saran terhadap upaya penanganan bencana. f. Pelaksanaan evaluasi dan analisis pelaporan pelaksanaan tugas. g. Pelaksanaan tugas kedinasan lain sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya. h. Pelaksanaan koordinasi dan hubungan kerja dengan sektor dan instansi terkait dalam penangana darurat bencana. BPBD Kabupaten Bandung telah melaksanakan beberapa kegiatan dan rencana pendanaan penanggulangan bencana dalam rangka peningkatan kinerja pelayanan publik. Kegiatan tersebut diantaranya: 1. Pada tahun 2012, dana tanggap darurat bencana dianggarkan dalam pos belanja tidak terduga (BTT) sebesar Rp. 560,555,900,- BTT untuk tanggap darurat bencana kebakaran sebesar Rp. 61,413,000,- BTT untuk tanggap darurat bencana kekeringan sebesar Rp. 117,974,400,- BTT untuk tanggap darurat bencana banjir & longsor sebesar Rp. 381,168,500,-

22 Jumlah Total sumber dana on call tanggap darurat bencana dari APBD Kabupaten Bandung sebesar Rp. 560,555,900,- 2. Untuk tahun 2012, berdasarkan permendagri 21 Tahun 2011 anggaran tanggap darurat masuk dalam pos belanja tidak terduga sedangkan untuk dana pasca belanja dianggarkan dalam belanja sosial. 3. Dalam Perda tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana di Kabupaten Bandung, diatur mengenai pendanaan penanggulangan pra bencana dalam dana kontinjensi, tanggap darurat bencana dalam dana siap pakai dan dana pasca bencana dalam belanja sosial. Bentuk Pendanaan ini mengacu kepada PP 22 tahun 2008 tentang Pendanaan dan Pengelolaan Bantuan Bencana. Permasalahan dan Hambatan Kabupaten Bandung adalah: Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana di 1. fungsi BPBD yaitu koordinasi, komando sekaligus pelaksana akan memperbesar kemungkinan terjadinya tumpang tindih tupoksi penanggulangan bencana di daerah. 2. Unsur pengawas sebagai pengawas dan evaluator akan berbenturan dengan tugas SKPD lain dan alur laporan pertanggungjawaban kepada Kepala Daerah. 3. Keterbatasan SDM akan menimbulkan masalah tersendiri terutama jika dikaitkan dengan fungsi BPBD. 4. Mekanisme kerjasama antar daerah dalam penanggulangan bencana yang belum jelas. 5. Nomenklatur dan Kode Rekening Dana Kontinjensi, Dana Siap Pakai dan Dana Pasca Bencana dalam APBD belum mencerminkan sinergitas pendanaan penanggulangan bencana. Pemasalahan dalam penanggulangan bencana berdampak terhadap Pencapaian Visi dan Misi Kabupaten Bandung terutama misi ketujuh. Perubahan paradigma penanggulangan bencana yang sebelumnya responsif (tanggap darurat) menjadi preventif (siaga bencana) berdampak langsung terhadap pengelolaan lingkungan dan pembangunan berkelanjutan. Siaga bencana merupakan tujuan dari peningkatan kapasitas aparatur dan masyarakat dalam menghadapi bencana dan tindakan untuk selalu menjaga lingkungan terutama di daerah rawan bencana. Pengawasan dan pengendalian lingkungan tidak bisa dilaksanakan oleh BPBD tetapi merupakan kegiatan multisektor sehingga perlu dibangun sebuah komitmen bersama penanggulangan bencana antar SKPD dengan seluruh pemangku kepentingan kebencanaan di Kabupaten Bandung. Dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana kemudian terbitnya Peraturan Pemerintah nomor 21 tahun 2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana, Peraturan Pemerintah nomor 22 tahun 2008 tentang Pendanaan Penanggulangan Bencana, dan Peraturan Pemerintah nomor 23 tahun 2008 tentang Peran serta lembaga internasional dan lembaga asing dalam penanggulangan bencana memberikan tantangan dan peluang dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana. Tantangan dan peluang tersebut yaitu: 1. Penanggulangan bencana yang sudah terstruktur dari pemerintah pusat sampai ke pemerintah daerah memudahkan komando dan koordinasi antar dan lintas instansi pemerintah sekaligus tantangan bagi Pemerintah Kabupaten Bandung untuk meningkatkan pelayanan kebencanaan. 2. Perubahan paradigma penanggulangan bencana berdampak luas terhadap peraturan perundang-undangan terkait penanggaran dan pengelolaan keuangan daerah, karena