BAB I PENDAHULUAN. komponen tersebut meliputi tujuan, materi pelajaran, metode pembelajaran, media

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mencapai cita-cita luhur bangsa. Cita-cita luhur bangsa Indonesia telah tercantum

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menjadi sebuah harapan, keinginan, tuntutan dan pandangan bersama. untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

BAB I PENDAHULUAN. yang diamanatkan dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 pasal 3, bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak

Skripsi Oleh: Lilis Rahmawati NIM K

BAB I PENDAHULUAN. dipandang sebagai proses perubahan tingkah laku siswa, peran evaluasi proses

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam aktivitas kehidupan sehari-hari, manusia hampir tidak pernah dapat

TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan manusia bahkan tidak

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN INSTRUMEN PENILAIAN RANAH PSIKOMOTOR PADA MATERI TITRASI ASAM BASA KELAS XI-MIA SMAN 4 KOTA JAMBI

2015 EFEKTIVITAS PENGGUNAAN PENILAIAN PORTOFOLIO D ALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA RANAH PSIKOMOTOR PAD A MATA PELAJARAN PROD UKTIF

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah

SIMULASI IPAL MELALUI PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING) UNTUK MENINGKATKAN KOMPETENSI SISWA SMA NEGERI II SUKOHARJO.

Pengembangan Silabus

PELAKSANAAN PENILAIAN HASIL BELAJAR SISWA PADA SUB TEMA HIDUP RUKUN DENGAN TEMAN BERMAIN DI KELAS II SDN 14 BANDA ACEH

BAB I PENDAHULUAN. sekolah yang melibatkan guru sebagai pendidik dan siswa sebagai peserta didik,

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran untuk menambah wawasan di suatu bidang. Kompetensi

Instructional Design

II. TINJAUAN PUSTAKA

2015 SKALA UNTUK MENILAI SIKAP-SIKAP SISWA SMA KELAS XI DALAM PEMBELAJARAN HIDROKARBON

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL PENGEMBANGAN SILABUS

I. PENDAHULUAN. melalui proses kerja praktikum di laboratorium untuk menghasilkan sikap

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh selama melaksanakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SOSIALISASI DAN PELATIHAN KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1 / 34

BAB I PENDAHULUAN. Menurut John Holt ( 1981 ) dalam bukunya How Children Fail

Prinsip dan Langkah-Langkah Pengembangan Silabus

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan yang sangat penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewi Elyani Nurjannah, 2013

PENILAIAN AUTENTIK DALAM KURIKULUM 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan secara umum mempunyai suatu arti suatu proses usaha

PENGEMBANGAN SILABUS

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi

ANALISIS KESESUAIAN INSTRUMEN PENILAIAN PADA MATERI TEKS EKSPOSISI KELAS X SMAN 11 KOTA JAMBI DENGAN KARAKTERISTIK PENILAIAN AUTENTIK ARTIKEL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kompetensi Dasar. perencanaan program. rangka implementasi

BAB I PENDAHULUAN. terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

BAB V PEMBAHASAN. A. Perencanaan Authenthic Assessment dalam Kurikulum 2013 pada Mata. Pelajaran Akidah Akhlak di Madrasah Aliyah Negeri 3 Tulungagung

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber

INOVASI PEMBELAJARAN DENGAN PENGGUNAAN MEDIA POWER POINT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang penting bagi kehidupan manusia. Pendidikan

IMPLEMENTASI PENILAIAN AUTENTIK DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA ARTIKEL

II. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran siswa pada masalah yang nyata sehingga siswa dapat menyusun

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Melalui pendidikan manusia dapat menemukan hal-hal baru

I. PENDAHULUAN. yang menggunakan segala sumber daya sesuai dengan perencanaan yang telah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENYUSUNAN RPP PADA KURIKULUM 2013

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PROSES PEMBELAJARAN DAN PENILAIAN SMA NEGERI 10 SAMARINDA TAHUN PEMBELAJARAN 2016/2017

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

IMPLIKASI PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMA MTA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2010/2011

BAB I PENDAHULUAN. Paradigma pendidikan di Indonesia sudah semakin berkembang dari

BAB I PENDAHULUAN. penilaian guru tidak dapat mengetahui kemampuan peserta didik menerima

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

Seminar Nasional Pendidikan Sains II UKSW

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah adalah suatu lembaga formal yang merupakan tolok ukur

I. PENDAHULUAN. Implementasi peraturan pemerintah No.19 tahun 2005 tentang Standar Nasional

II. KERANGKA TEORETIS. pembelajaran fisika masalah dipandang sebagai suatu kondisi yang sengaja

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman,

Terima kasih telah mengunjungi

I. PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa terdiri atas empat komponen penting yaitu keterampilan

2015 PENGEMBANGAN ASESMEN AUTENTIK UNTUK MENILAI KETERAMPILAN PROSES SAINS TERINTEGRASI PADA PEMBELAJARAN SISTEM EKSKRESI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nuraini S., 2015

I. PENDAHULUAN. Pemberlakuan kurikulum 2013 menuntut sejumlah perubahan mendasar pada proses

II. KERANGKA TEORETIS. kebiasaan yang rutin dilakukan. Oleh karena itu diperlukan adanya sesuatu

BAB I PENDAHULUAN. serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur

BAB I PENDAHULUAN. membosankan dapat membuat siswa terdorong untuk belajar dan lebih

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dewasa ini diarahkan untuk peningkatan kualitas belajar,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar tidak hanya sekedar

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No.20 tahun 2003 pasal 3. (2005:56) tentang

BAB I PENDAHULUAN. yang bisa ditempuh disekolah adalah jalur pendidikan formal. Pendidikan formal

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MALIA ULFA. Jl. Semarang 5 Malang.

I. PENDAHULUAN. yaitu: sikap, proses, produk, dan aplikasi. Keempat unsur utama tersebut

SERI MATERI PEMBEKALAN PENGAJARAN MIKRO 2015 PUSAT PENGEMBANGAN PPL & PKL KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. 1. Model Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem Based Learning)

Skripsi Oleh: Suboningsih NIM K

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. bidang sains berada pada posisi ke-35 dari 49 negera peserta. dalam bidang sains berada pada urutan ke-53 dari 57 negara peserta.

BAB III METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. dalam proses pembelajaran selama ini. Prosedur-prosedur Penilaian konvensional

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pendekatan ilmiah atau scientific approach. Dalam implementasi kurikulum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN ROLE PLAYING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Siti Maemunah, 2013

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL PENGEMBANGAN SILABUS

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari hari. Pencapaian tujuan pendidikan ini bisa ditempuh

BAB I PENDAHULUAN. keaktifan siswa. Bahan uji publik Kurikulum 2013 menjelaskan standar penilaian

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN AFEKTIF SISWA MELALUI PENGGUNAAN STRATEGI PEMBELAJARAN ACTIVE KNOWLEDGE SHARING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan ialah serangkaian kegiatan komunikasi yang bertujuan, antara manusia dewasa dengan anak didik secara tatap muka atau dengan menggunakan media dalam rangka memberikan bantuan terhadap perkembangan anak seutuhnya (Idris, 2014, h. 11). Berlangsungnya proses pendidikan, tidak terlepas dari komponen-komponen yang ada didalamnya, menurut Sanjaya (2014, h. 58) komponen tersebut meliputi tujuan, materi pelajaran, metode pembelajaran, media dan evaluasi. Dimyati dan Mudjiono (2006, h. 3-4) mengatakan hasil belajar merupakan hasil dari suatu interaksi tindak belajar dan tindak mengajar. Dari sisi guru tindak belajar diakhiri dengan proses evaluasi hasil belajar. Dari sisi peserta didik, hasil belajar merupakan berakhirnya pengajaran dari puncak proses belajar. Hasil belajar merupakan bagian dari komponen pendidikan, termasuk faktorfaktor yang mempengaruhi hasil belajar adalah adanya evaluasi atau penilaian. Menurut Permendikbud Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan, penilaian pendidikan sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Penilaian merupakan rangkaian kegiatan untuk memperoleh, menganalisis, dan menafsirkan data tentang proses dan hasil belajar peserta didik yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan, sehingga menjadi informasi yang bermakna dalam mengambil keputusan. Penilaian adalah bagian dari kegiatan pembelajaran 1

2 yang dilakukan untuk mengetahui pencapaian kompetensi peserta didik yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan sikap. Penilaian dilakukan selama proses pembelajaran atau pada akhir pembelajaran. Bentuk penilaian tersebut mencakup: penilaian autentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional dan ujian sekolah. Penilaian autentik merupakan salah satu jenis penilaian yang menjadi penekanan dalam kurikulum 2013. Kunandar (2014, h. 35) mengungkapkan bahwa penilaian autentik adalah kegiatan menilai peserta didik yang menekankan pada apa yang seharusnya dinilai, baik proses maupun hasil dengan berbagai instrumen penilaian yang disesuaikan dengan tuntutan kompetensi yang ada di Standar Kompetensi (SK) atau Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD). Dalam kurikulum 2013 mempertegas adanya pergeseran dalam melakukan penilaian, yakni dari penilaian melalui tes (mengukur kompetensi pengetahuan saja), menuju penilaian autentik (mengukur kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil). Menurut Nurhadi dalam Sunarti (2014, h. 28) mengatakan bahwa karakteristik penilaian autentik sebagai berikut: (1) melibatkan pengalaman nyata (involves real-world experience); (2) dilaksanakan selama dan sesudah proses pembelajaran berlangsung; (3) mencakup penilaian pribadi (self assesment) dan refleksi; (4) lebih menekankan pada keterampilan dan performansi, bukan mengingat fakta/teori; (5) berkesinambungan; (6) terintegrasi; (7) dapat digunakan sebagai umpan balik; (8) kriteria keberhasilan dan kegagalan diketahui peserta didik dengan jelas.

3 sebagai berikut: Kunandar (2014, h. 37) mengatakan bahwa dalam penilaian autentik Penilaian autentik memerhatikan keseimbangan antara penilaian kompetensi sikap, pengetahuan dan keterampilan yang disesuaikan dengan perkembangan karakteristik peserta didik sesuai jenjangnya. Diantara ketiga kompetensi dalam penilaian autentik, kesemuanya cenderung juga untuk menilai karakter peserta didik. Penilaian autentik pada dasarnya digunakan untuk mengkreasikan berbagai aktivitas belajar yang bermuatan karakter dan sekaligus mengukur keberhasilan aktivitas tersebut serta mengukur kemunculan karakter pada diri peserta didik saat dan setelah pembelajaran berlangsung. Nilai karakter peserta didik dapat tergambarkan melalui ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan. Pada ranah sikap, kemampuan peserta didik saat diskusi kelompok belum muncul secara optimal, misalnya aktif berargumen, bekerjasama, dan menghargai pendapat peserta didik yang lain. Di ranah keterampilan, kemampuan peserta didik saat melakukan presentasi, dari cara berbicara didepan kelas, juga cara menyampaikan materi secara jelas belum bisa muncul dengan optimal. Hal tersebut dikarenakan penilaian guru hanya terfokus pada tes saja, belum mencakup pada penilaian pada ranah sikap dan keterampilan setiap peserta didik. Berdasarkan hasil observasi awal yang telah dilakukan di SMAN 12 Bandung dalam pelaksanaan pembelajaran sudah menerapkan Kurikulum 2013 yang diimbangi juga penerapan perangkat pembelajaran ketika KBM berlangsung. Guru sudah membuat juga menerapkan perangkat pembelajaran, baik dari metode, model, bahan ajar dan media pembelajaran dengan baik. Namun, didapatkan bahwa dalam aspek penilaian umumnya guru-guru di SMAN 12 Bandung belum sepenuhnya menerapkan penilaian autentik dalam proses pembelajarannya. Sesuai

4 dengan hasil observasi dengan salah satu guru Hj. Ita Nursinta, S.Pd di SMAN 12 Bandung bahwa Penerapan Penilaian Autentik belum sepenuhnya dilakukan oleh guru-guru di SMAN 12 Bandung, dikarenakan guru masih kesulitan dalam tata pelaksanaan penilaian autentik, sehingga penilaian hasil belajar peserta didik umumnya hanya aspek pengetahuan saja yaitu berupa tes tertulis. Melihat kenyataan di lapangan yang peneliti temukan, nampak ada kesenjangan antara pembelajaran Biologi di SMAN 12 Bandung dengan teknik penilaiannya. Penilaian yang selama ini guru lakukan hanya bisa menggambarkan aspek penguasaan konsep peserta didik, akibatnya sasaran belajar belum dapat dicapai secara menyeluruh juga dalam aspek sikap dan keterampilan belum bisa terukur dengan baik. Untuk itu perlu diupayakan suatu teknik penilaian yang mampu mengukur aspek sikap maupun keterampilan peserta didik dengan optimal. itu penilaian autentik perlu diterapkan dengan optimal. Penelitian yang relevan terkait penilaian autentik diantaranya Neneng Kusmijati (2014), dengan judul Penerapan Penilaian Autentik sebagai Upaya Memotivasi Belajar Peserta Didik, Rahmi Agustina (2014), dengan judul Penerapan Penilaian Kinerja (Performance Assesment) untuk Meningkatkan Keterampilan Proses Sains dalam Mata Kuliah Ekologi Tumbuhan, dan penelitian dari Yunus Abidin (2014), dengan judul Optimalisasi Penerapan Model Penilaian Autentik untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman Siswa Sekolah Dasar. Sedangkan penelitian tentang mengukur sikap dan keterampilan belum dilakukan, sehingga peneliti ingin melakukan penelitian berjudul Optimalisasi Penerapan Penilaian Autentik untuk Mengukur Sikap dan

5 Keterampilan, dengan tujuan untuk mengoptimalkan penerapan penilaian autentik dalam pembelajaran di kelas. Penilaian autentik sangat penting dilakukan oleh guru dalam proses pembelajaran dengan banyak keutamaan dan manfaat untuk menciptakan proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Oleh karena itu, penulis terdorong untuk mengadakan penelitian yang berjudul Optimalisasi Penerapan Penilaian Autentik dalam Mengukur Sikap dan Keterampilan Siswa pada Sub Konsep Sistem Imun. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dalam penelitian ini, sebagaimana telah diuraikan di atas, maka masalah dalam penelitian ini dapat diidentifikasi menjadi beberapa permasallahan sebagai berikut: 1. Penerapan penilaian autentik belum berjalan secara optimal dikarenakan guru tidak melakukan tahapan analisis KD terlebih dahulu. 2. Guru masih cenderung menggunakan penilaian berdasarkan hasil tes saja. 3. Kurang termotivasinya kemampuan peserta didik pada ranah afektif (sikap) dan ranah psikomotorik (keterampilan), dikarenakan guru hanya menggunakan penilaian pada ranah pengetahuan saja. C. Rumusan Masalah dan Pertanyaan Penelitian Rumusan masalah dan identifikasi masalah dalam penelitian ini berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas. Rumusan masalah dan petanyaan penelitian akan dijelaskan lebih rinci dibawah ini:

6 1. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan, rumusan masalah pada penelitian ini adalah: Bagaimana optimalisasi penerapan penilaian autentik untuk dapat mengukur sikap dan keterampilan pada sub konsep sistem imun?. 2. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah, maka peneliti merumuskan beberapa pertanyaan penelitian yang akan diuraikan sebagai berikut: a. Apakah penerapan penilaian autentik terhadap penilaian sikap peserta didik dalam proses pembelajaran pada sub konsep sistem imun sudah dilakukan dengan optimal? b. Apakah penerapan penilaian autentik terhadap penilaian keterampilan peserta didik dalam proses pembelajaran pada sub konsep sistem imun sudah dilakukan dengan optimal? c. Apakah pembelajaran pada sub konsep sistem imun yang diukur menggunakan angket skala likert sudah di respon dengan baik oleh peserta didik? d. Apakah penerapan penilaian autentik dan evaluasi kurikulum 2013 yang berlaku saat ini sudah di nilai baik oleh tim ahli pendidikan? D. Batasan Masalah Menindaklanjuti hasil identifikasi masalah yang terjadi di lapangan, agar dalam penelitian ini tidak meluas dan lebih terarah pada pokok permasalahan,

7 maka masalah yang akan diteliti perlu dibatasi. Adapun batasan masalahnya adalah sebagai berikut: 1. Materi pelajaran pada penelitian ini adalah materi sistem imun, yang meliputi antigen dan antibodi, mekanisme pertahanan tubuh, peradangan, alergi, pencegahan dan penyembuhan penyakit dan Immunisasi. 2. Parameter yang diukur melaui aspek afektif (observasi), dan aspek psikomotor (unjuk kerja). 3. Aspek penilaian yang diukur adalah aspek afektif yang meliputi berani berargumen, disiplin, menghargai pendapat orang lain, kerjasama saat diskusi dan aspek psikomotor yang meliputi cara peserta didik menjelaskan materi, cara peserta didik presentasi, aktif menjawab pertanyaan, kerjasama dalam kelompok. 4. Subjek pada penelitian ini adalah siswa kelas X-IA 2 di SMAN 12 Bandung, guru di SMA Negeri 12 Bandung, dosen dan tim ahli kurikulum 2013 dan penilaian autentik. 5. Kriteria optimalisasi penilaian menggunakan instrumen rubrik penilaian sikap dan keterampilan, angket skala Likert, serta wawancara. E. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah dan identifikasi masalah yang telah diuraikan, secara umum penelitian ini memiliki dua tujuan, yaitu tujuan umum dan tujuan khusus. Bagian tujuan umum akan menjelaskan secara umum mengenai tujuan penelitian. Sedangkan bagian tujuan khusus akan diuraikan secara rinci mengenai tujuan penelitian.

8 1. Tujuan umum Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana optimalisasi penerapan penilaian autentik dalam mengukur sikap dan keterampilan siswa pada sub konsep sistem imun di kelas XI-IA 2 SMAN 12 Bandung. 2. Tujuan Khusus Selain tujuan umum, dalam penelitian ini juga terdapat tujuan khusus. Tujuan khusus ini diuraikan secara rinci, adapun diantaranya sebagai berikut: a. Mengetahui cara mengoptimalkan penerapan penilaian autentik terhadap penilaian sikap peserta didik dalam proses pembelajaran pada sub konsep sistem imun. b. Mengetahui cara mengoptimalkan penerapan penilaian autentik terhadap penilaian keterampilan peserta didik dalam proses pembelajaran pada sub konsep sistem imun. c. Mengetahui respon peserta didik setelah mengikuti pembelajaran sub konsep sistem imun yang diukur menggunakan angket skala likert. d. Mengetahui pendapat tim ahli mengenai penerapan penilaian autentik dan evaluasi kurikulum 2013 yang berlaku saat ini. F. Manfaat Penelitian Mengacu pada tujuan penelitian diatas, maka akan didapatkan manfaat yang bisa diambil dari penelitian ini. Manfaat penelitian tersebut antara lain adalah sebagai berikut:

9 1. Bagi guru: Apabila pembelajaran pada konsep Sistem Imun menggunakan penerapan penilaian autentik secara optimal berhasil, dapat menjadi salahsatu alternatif untuk meningkatkan kreativitas guru dalam pelaksanaan pembelajaran di kelas. 2. Bagi siswa: Dengan optimalisasi penerapan penilaian autentik ini diharapkan dapat meningkatkan pemahaman siswa. 3. Bagi sekolah: Dengan adanya penerapan penilaian autentik dapat menciptakan budaya belajar mengajar didalam kelas menjadi lebih baik dari sebelumnya. 4. Bagi peneliti dapat meningkatkan pengalaman dan pengetahuan tentang optimalisasi penerapan penilaian autentik pada pembelajaran Biologi SMA kelas XI dan dapat mengembangkan dalam proses pembelajaran berikutnya.

10 G. Kerangka Pemikiran Peserta Didik Belajar mengenai Materi Sistem Imun dengan Ceramah, Diskusi juga Presentasi didepan kelas Evaluasi/Penilaian Pengetahuan Sikap Keterampilan Instrumen Penilaian Observasi Perilaku Ilmiah. Aspek yang dinilai meliputi: - Berani berargumen - Disiplin - Menghargai pendapat orang lain - Kerjasama saat diskusi Instrumen Unjuk Kerja Presentasi. Aspek yang dinilai meliputi: - Cara menjelaskan materi - Penampilan saat presentasi - Aktif menjawab pertanyaan - Kerjasama dalam kelompok Penilaian Autentik yang Optimal Bagan 1.1. Paradigma Pemikiran Penelitian Sumber: dokumen pribadi.

11 H. Definisi Operasional Berkaitan dalam usaha menyamakan sebuah presepsi terhadap variabel yang digunakan dalam penelitian ini, maka perlu adanya definisi operasional untuk menghindari kekeliruan dari maksud yang digunakan. 1. Penilaian adalah istilah umum yang mencakup semua metode yang biasa digunakan untuk menilai unjuk kerja individu atau kelompok peserta didik. Proses penilaian mencakup pengumpulan bukti yang menunjukkan pencapaian belajar peserta didik. 2. Penilaian Autentik adalah kegiatan menilai peserta didik yang menekankan pada apa yang seharusnya dinilai, baik proses maupun hasil dengan berbagai instrumen penilaian yang disesuaikan dengan tuntutan kompetensi yang ada di Standar Kompetensi (SK) atau Kompetensi Dasar (KD). (Kunandar, 2014, h. 36). 3. Belajar adalah serangkaian kegaitan yang ditandai dengan adanya perubahan diri seseorang baik dari ranah sikap, pengetahuan dan keterampilan. 4. Sistem pertahanan tubuh adalah gabungan sel, molekul, dan jaringan yang berperan dalam resistensi terhadap bahan atau zat yang masuk ke dalam tubuh. Reaksi yang dikoordinasikan sel-sel dan molekul-molekul terhadap benda asing yang masuk ke dalam tubuh disebut respon imun.

12 I. Struktur Organisasi Skripsi 1. Bagian Pembuka Skripsi 2. Bagian Isi Skripsi a. Bab I Pendahuluan b. Bab II Kajian Teoritis c. Bab III Metode Penelitian d. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan e. Bab V Simpulan dan Saran 3. Bagian Akhir Skripsi a. Daftar Pustaka b. Lampiran-lampiran c. Daftar Riwayat Hidup