BAB I PENDAHULUAN I.1

dokumen-dokumen yang mirip
Semua karbohidrat berasal dari tumbuhtumbuhan

KARBOHIDRAT. Pendahuluan. Pertemuan ke : 3 Mata Kuliah : Kimia Makanan / BG 126

KARBOHIDRAT. Karbohidrat berasal dari kata karbon (C) dan hidrat atau air (H 2 O). Rumus umum karborhidrat dikenal : (CH 2 O)n

KARBOHIDRAT DALAM BAHAN MAKANAN

KARBOHIDRAT. Sumber energi utama bagi manusia dan hewan Semua karbohidrat berasal dari tumbuh-tumbuhan Melalui proses fotosintesis, + 6 H 2 O C 6

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KARBOHIDRAT. Sulistyani, M.Si

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

KADAR GLUKOSA DAN BIOETANOL PADA FERMENTASI TEPUNG KETELA POHON (Manihot utilissima Pohl) DENGAN DOSIS RAGI DAN WAKTU FERMENTASI YANG BERBEDA

BIOKIMIA Kuliah 1 KARBOHIDRAT

Proses Pembuatan Madu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA HIDROLISIS AMILUM (PATI)

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Analisa Karbohidrat. Oleh: Ilzamha Hadijah Rusdan, S.TP., M.Sc

KARBOHIDRAT. M. Anwari Irawan. Sports Science Brief

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KONSEP DASAR ILMU GIZI. Rizqie Auliana, M.Kes

KIMIA Karbohidrat. Oleh: Ilzamha Hadijah Rusdan, S.TP., M.Sc

PENDAHULUAN. Permen jelly merupakan makanan semi basah yang biasanya terbuat dari

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara penghasil umbi-umbian, antara lain

A. Senyawa organik sintesis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. karena karbohidrat merupakan sumber kalori yang murah. Jumlah kalori yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1 I PENDAHULUAN. yang cukup baik terutama kandungan karbohidrat yang tinggi.

02/12/2010. Presented by: Muhammad Cahyadi, S.Pt., M.Biotech. 30/11/2010 mcahyadi.staff.uns.ac.id. Kemanisan

PABRIK SIRUP GLUKOSA DARI BIJI JAGUNG DENGAN PROSES HIDROLISA ENZIM PRA RENCANA PABRIK. Oleh : LUANA ERVIANA NPM

KARBOHIDRAT PROTEIN LEMAK KIMIA KESEHATAN KELAS XII SEMESTER 5

KARBOHIDRAT PROTEIN LEMAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. daerah. Menurut Kementerian Pertanian Indonesia (2014) produksi nangka di

KARBOHIDRAT KIMIA DASAR II LABORATORIUM KIMIA ORGANIK DEPARTEMEN KIMIA FST UNAIR

membantu pemerintah dalam menanggulangi masalah pengangguran dengan

I PENDAHULUAN. selain sebagai sumber karbohidrat jagung juga merupakan sumber protein yang

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pengkukusan kacang hijau dalam pembuatan noga kacang hijau.

Komponen Kimia penyusun Sel (Biologi) Ditulis pada September 27, 2012

BAB I PENDAHULUAN. ubi kayu, ubi jalar, sorgum, dan talas. Kemanisan gula yang terbuat dari pati juga hampir

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Prarancangan Pabrik Sorbitol dari Tepung Tapioka dan Gas Hidrogen dengan Kapasitas Ton/Tahun BAB I PENDAHULUAN

Pendahuluan Fermentasi telah lama dikenal manusia dan kini beberapa diantaranya berkembang ke arah industri spt roti, minuman beralkohol, yoghurt, kej

BAB III KOMPOSISI KIMIA DALAM SEL. A. STANDAR KOMPETENSI Mahasiswa diharapkan Mampu Memahami Komposisi Kimia Sel.

PERPINDAHAN MASSA KARBOHIDRAT MENJADI GLUKOSA DARI BUAH KERSEN DENGAN PROSES HIDROLISIS. Luluk Edahwati Teknik Kimia FTI-UPNV Jawa Timur ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. berbagai usaha untuk meningkatkan produksi gula selain gula tebu karena gula tebu

PENGARUH KONSENTRASI NATRIUM METABISULFIT (Na2S2O5) DAN LAMA PERENDAMAN TERHADAP KARAKTERISTIK TEPUNG KECAMBAH KEDELAI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara bagian tropis yang kaya akan sumber daya

KIMIA. Sesi BIOMOLEKUL L KARBOHIDRAT A. PENGGOLONGAN

I PENDAHULUAN. Masalah, (3) Maksud dan tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka. Penelitian, (6) Hipotesis, dan (7) Tempat Penelitian.

PENGARUH PENAMBAHAN SUKROSA DAN GLUKOSA PADA PEMBUATAN PERMEN KARAMEL SUSU KAMBING TERHADAP SIFAT KIMIA, MIKROBIOLOGI DAN ORGANOLEPTIK

I PENDAHULUAN. hampir di seluruh wilayah di Indonesia. Kelapa termasuk dalam famili Palmae,

II. TINJAUAN PUSTAKA. banyak jumlahnya. Menurut Basse (2000) jumlah kulit pisang adalah 1/3 dari

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. menjadi produk yaitu pabrik perakitan dan pabrik kimia. Perubahan bahan baku menjadi produk pada pabrik perakitan bukan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. proses produksi baik pada skala rumah tangga, industri, pertambangan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh : PUJI ASTUTI A

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

PERTEMUAN 2 PERCOBAAN KARBOHIDRAT TUGAS PRAKTIKUM : MENGIDENTIKASI LARUTAN SAMPEL, APAKAH TERMASUK MONO, DI ATAU POLISAKARIDA DAN APA JENISNYA.

Mendesain Pangan untuk Atlit Berdasarkan Indek Glikemik. Oleh : Arif Hartoyo HP :

BAB I PENDAHULUAN. occidentale L.) seluas ha, tersebar di propinsi Sulawesi. Tenggara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Timur,

BAB I PENDAHULUAN. samping itu, tingkat pencemaran udara dari gas buangan hasil pembakaran bahan

Hidrolisis Pati Enzimatis. Abstrak

I. PENDAHULUAN. Persediaan bahan bakar fosil yang bersifat unrenewable saat ini semakin

PENDAHULUAN. Es lilin merupakan suatu produk minuman atau jajanan tradisional yang

GIZI. Pentingnya makanan bagi kesehatan Makanan bergizi Syarat dan Nilai makanan sehat Zat makanan yang mengganggu kesehatan

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan salah satu hasil pertanian yang

1 I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat

BAB I PENDAHULUAN. bahan dalam pembuatan selai adalah buah yang belum cukup matang dan

POLISAKARIDA. Shinta Rosalia Dewi

KOMPONEN KIMIA BAHAN PANGAN dan PERUBAHANNYA AKIBAT PENGOLAHAN. Oleh : Astuti Setyowati

I. PENDAHULUAN. tidak rata karena mata tunas dan warna daging dari putih hingga kuning

PENDAHULUAN. mencukupi kebutuhan gizi masyarakat, sehingga perlu mendapat perhatian besar

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bantuan kapang golongan Rhizopus Sp. Menurut Astawan

BIOKIMIA Kuliah 2 KARBOHIDRAT

mi. Sekitar 40% konsumsi gandum di Asia adalah mi (Hoseney, 1994).

BAB I PENDAHULUAN. tahun 1960-an ubi jalar telah menyebar hampir di seluruh Indonesia

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. baik oleh industri atau rumah tangga, sedangkan kapasitas produksi tepung terigu

BAB I PENDAHULUAN. Pati merupakan polisakarida yang terdiri atas unit-unit glukosa anhidrat.

Beberapa defenisi penting secara defenitif menurut Undangundang RI Nomor 7 tahun Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati

I PENDAHULUAN. Penelitian merupakan sebuah proses dimana dalam pengerjaannya

I PENDAHULUAN. kesehatan. Nutrisi dalam black mulberry meliputi protein, karbohidrat serta

BAB I PENDAHULUAN. bahan pangan lokal, termasuk ubi jalar (Erliana, dkk, 2011). Produksi ubi

Kehidupan. Senyawa kimia dalam jasad hidup Sintesis dan degradasi. 7 karakteristik kehidupan. Aspek kimia dalam tubuh - 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sumber genetik tanaman jagung berasal dari benua Amerika. Konon

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara kepulauan, umumnya daerah sepanjang pesisir pantai di

- KARBOHIDRAT PENTING PADA METABOLISME HARUS DIDAPATI DALAM MAKANAN SEHARI-HARI

I PENDAHULUAN. Pemikiran, 1.6 Hipotesis Penelitian, dan 1.7 Tempat dan Waktu Penelitian.

NARASI KEGIATAN PENGABDIAN MASYARAKAT PENYULUHAN PENENTUAN STATUS GIZI DAN PERENCANAAN DIET. Oleh : dr. Novita Intan Arovah, MPH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Beberapa ciri yang membedakan antara bahan baku agroindustri dengan bahan baku industri lain antara lain : bahan baku agroindustri bersifat musiman,

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

5.1 Total Bakteri Probiotik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. difermentasi dengan menggunakan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan

BAB I PENDAHULUAN. Bioetanol merupakan salah satu alternatif energi pengganti minyak bumi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pemanis telah banyak digunakan oleh masyarakat di seluruh dunia bahkan sejak jaman prasejarah. Dahulu kala orang telah menggunakan bahan pemanis untuk memperkaya cita rasa makanan. Diduga, penggunaan pemanis dalam bidang pangan mulai berkembang sejak ditemukannya madu alami. Sejak saat itu madu mulai menjadi komoditi perdangangan dunia. Akan tetapi, karena harganya yang mahal dan keterbatasan kuantitas produk alami menyebabkan masyarakat mulai mencari alternatif pemanis lain yang lebih mudah disintesis. Umumnya pemanis yang digunakan diekstrak dari tumbuh-tumbuhan, kemudian dimurnikan, misalnya gula pasir, sorbitol, dan madu. Konsumsi pemanis (khususnya gula) pun meningkat dari tahun ke tahun. Seiring perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, konsumsi gula pun menurun, bahkan sempat menghilang dari pasaran negara-negara barat. Penurunan laju konsumsi gula ini, selain disebabkan karena meningkatnya produktivitas industri pangan (pakan ternak dan industri fermentasi yang menggunakan bahan baku gula), juga disebabkan karena aktivitas diet masyarakat, mengingat tidak sedikit efek negatif jika gula dikonsumsi dalam jumlah banyak dan dalam jangka waktu yang lama, mulai dari obesitas hingga diabetes. Di samping itu, satu fakta yang teramat penting tentang gula belakangan ini adalah harganya yang melambung terus. Kebutuhan gula Indonesia mencapai 3,3 juta ton/tahun, sementara produksi dalam negeri hanya 1,7 juta ton atau 51,5% dari kebutuhan nasional, sehingga impor menjadi pilihan. Ironisnya, harga gula impor lebih murah dibandingkan dengan gula produksi dalam negeri. Dalam situasi seperti ini, gula produksi dalam negeri menjadi sulit dipasarkan tanpa kebijakan yang mampu melindunginya dari serbuan gula impor. Untuk mengurangi impor gula maka produksi gula dalam negeri perlu terus dipacu, di samping mencari alternatif bahan pemanis lain sebagai substitusi gula. Gula alternatif yang sekarang sudah digunakan antara lain adalah gula siklamat dan stearin yang merupakan gula sintetis, serta gula dari pati seperti sirup

glukosa, fruktosa, maltosa, manitol, sorbitol, dan xilitol. Gula dari pati mempunyai rasa dan kemanisan hampir sama dengan gula tebu (sukrosa), bahkan ada yang lebih manis. Gula tersebut dibuat dari bahan berpati seperti ubi kayu, ubi jalar, sagu, dan pati jagung. Semua bahan tersebut melimpah di Indonesia. Di antara gula dari pati tersebut, sirup glukosa dan fruktosa mempunyai prospek paling baik untuk mensubstitusi gula pasir. Dipilihnya jagung sebagai bahan utama pembuatan sirup fruktosa dikarenakan jagung merupakan salah satu komoditas penting dalam industri pangan, kimia maupun industri manufaktur. Di Indonesia jagung juga merupakan makanan pokok utama yang memiliki kedudukan penting setelah beras [1]. Usaha pengembangan jagung nasional harus didukung oleh industri pascapanen sehingga mampu menciptakan keuntungan yang sebenarnya secara bisnis. Salah satunya adalah dengan membuat produk olahan berbasis jagung yang mempunyai nilai ekonomi yang tinggi, dalam arti dapat meningkatkan nilai jual sekaligus mensubstitusi kebutuhan masyarakat akan gula pasir. Oleh karena itu, berbagai upaya untuk mendukung program diversifikasi produk olahan jagung sangat penting untuk direalisasikan. Salah satunya adalah dengan mendirikan Pabrik High Fructose Corn Syrup yang diharapkan dapat meningkatkan devisa negara serta memenuhi kebutuhan konsumen dalam negeri sehingga laju impor dapat ditekan, mengingat bahan baku jagung tersedia melimpah di Indonesia [2]. I.2 Sirup Jagung (High Glucose Corn Syrup) [3] Sirup jagung diproduksi untuk pertama kalinya di Amerika Serikat, secara tradisional melalui proses hidrolisis pati jagung menggunakan temperatur tinggi dengan katalis asam. Pati yang dihasilkan melalui proses hidrolisa pati jagung mengandung glukosa (10-36 %), maltosa (9-20 %), dan sisanya terdiri atas gula yang lebih tinggi dan dekstrin. Dengan penambahan enzim tertentu, dapat dihasilkan sirup jagung dengan kadar glukosa dan maltosa yang lebih tinggi. Enzim yang digunakan, misalnya enzim glukoamilase, yang mengkonversi sebagian besar pati jagung menjadi glukosa, sehingga dihasilkan sirup jagung dengan kadar gula sederhana (dalam hal ini glukosa) yang lebih tinggi. Sementara

jika digunakan enzim β-amilase, akan dihasilkan maltosa yang lebih tinggi kadarnya. Umumnya, sirup jagung yang beredar di pasaran mengandung sekitar 75% pati, sedangkan sisanya (25%) air. I.3 High Fructose Corn Syrup (HFCS) [3] Sirup jagung dengan kadar glukosa tinggi (High Glucose Corn Syrup) merupakan bahan dasar dalam proses produksi High Fructose Corn Syrup (HFCS). Dalam proses pembuatannya, High Glucose Corn Syrup dikonversi menjadi HFCS dengan bantuan enzim glukosa isomerase, dimana enzim ini bertindak sebagai katalis dalam proses konversi High Glucose Corn Syrup menjadi HFCS. HFCS yang dihasilkan mengandung 42% fruktosa, sedangkan HFCS yang mengandung kadar fruktosa hingga 90% diperoleh lewat proses fraksionasi untuk membuang sebagian besar glukosa yang masih terkandung dalam HFCS 42%. HFCS 55% diperoleh lewat pencampuran HFCS 90% dengan HFCS 42%. I.4 Spesifikasi Bahan Baku I.4.1 Jagung [4] Jagung merupakan komoditas penting dalam industri pangan, kimia maupun industri manufaktur. Di Indonesia jagung juga merupakan makanan pokok utama yang memiliki kedudukan penting setelah beras. Pengolahan jagung menjadi beberapa produk seperti : pati jagung, minyak jagung, pakan ternak dan lain-lain, akan memberikan nilai tambah pada komoditas jagung. Pati jagung dapat diperoleh dengan cara mengekstrak biji jagung. 1.4.1.1 Struktur biji jagung Secara struktural, biji jagung yang telah matang terdiri atas empat bagian utama, yaitu perikarp, lembaga, endosperm, dan tip kap (Gambar I.1).

Gambar I.1. Struktur biji jagung Perikarp merupakan lapisan pembungkus biji yang berubah cepat selama proses pembentukan biji. Pada waktu kariopsis masih muda, selselnya kecil dan tipis, tetapi sel-sel itu berkembang seiring dengan bertambahnya umur biji. Pada taraf tertentu lapisan ini membentuk membran yang dikenal sebagai kulit biji atau testa/aleuron yang secara morfologi adalah bagian endosperm [5]. Endosperm merupakan bagian terbesar dari biji jagung, yaitu sebesar 83% dari berat biji jagung utuh. Merupakan sumber energi dan protein untuk pertumbuhan benih jagung. Lembaga (Germ) adalah merupakan bagian dari biji jagung dengan berat sebesar 11% dari berat total, sedangkan kulit (hull) sebesar 6% dari berat total [6]. 1.4.1.2 Komposisi kimia biji jagung Secara biologi, biji jagung terdiri atas pati, protein, serat, dan lemak dengan komposisi tertentu [7]. Tabel I.1 Komposisi Kimia Setiap 100 gram Komponen Komposisi Karbohidrat 74,5 Protein 9,0 Serat 1,0 Abu 1,1 Lemak 3,4 Air 12,0 1.4.1.2.1 Pati (karbohidrat)

Karbohidrat memegang peranan penting dalam alam karena merupakan sumber energi utama bagi manusia dan hewan. Melalui fotosintesis, klorofil tanaman dengan bantuan sinar matahari mampu membentuk karbohidrat dari karbondioksida (CO 2 ) berasal dari udara dan air (H 2 O) dari tanah. Karbohidrat yang dihasilkan adalah karbohidrat sederhana glukosa. Di samping itu, juga dihasilkan oksigen (O 2 ) yang lepas ke udara (K. Murray, Robert, dkk. 2003). Sinar matahari klorofil 6 CO 2 + 6 H 2 O C 6 H 12 O 6 + 6 O 2 karbohidrat Gambar I.2. Mekanisme fotosintesis Produk yang dihasilkan terutama dalam bentuk gula sederhana yang mudah larut dalam air dan mudah diangkut ke seluruh sel-sel guna penyediaan energi. Sebagian dari gula sederhana ini kemudian mengalami polimerisasi dan membentuk polisakarida. Ada dua jenis polisakarida tumbuh-tumbuhan, yaitu pati dan nonpati [8]. Pati adalah bentuk simpanan karbohidrat berupa polimer glukosa yang dihubungkan dengan ikatan glikosidik (ikatan antara gugus hidroksil atom C nomor 1 pada molekul glukosa dengan gugus hidroksil atom nomor 4 pada molekul glukosa lain dengan melepas 1 mol air). Pati jika ditinjau dari rumus kimianya merupakan karbohidrat yang berbentuk polisakarida yaitu bentuk polimer monosakarida dengan humus umumnya (C 6 H 10 O 5 )n dan dengan harga n sekitar 200 [9]. Polisakarida nonpati membentuk struktur dinding sel yang tidak larut dalam air. Struktur polisakarida nonpati mirip pati, tapi tidak mengandung ikatan glikosidik. Serelia, seperti beras, gandum, dan jagung serta umbi-umbian merupakan sumber pati utama di dunia. Polisakarida nonpati merupakan komponen utama serat makanan.

Berdasarkan usuran molekulnya, karbohidrat dapat diklasifikasikan menjadi dua bentuk, yaitu karbohidrat sederhana dan karbohidrat kompleks [8]. a) Karbohidrat Sederhana Karbohidrat sederhana terdiri dari: 1. Monosakarida Sebagian besar monosakarida dikenal sebagai heksosa, karena terdiri atas 6-rantai atau cincin karbon. Atom-atom hidrogen dan oksigen terikat pada rantai atau cincin ini secara terpisah atau sebagai gugus hidroksil (OH). Ada tiga jenis heksosa yang penting dalam ilmu gizi, yaitu glukosa, fruktosa, dan galaktosa. Glukosa, dinamakan juga dekstrosa atau gula anggur, terdapat luas di alam dalam jumlah sedikit, yaitu di dalam sayur, buah, sirup jagung, sari pohon, dan bersamaan dengan fruktosa dalam madu. Fruktosa, dinamakan juga levulosa atau gula buah, adalah gula paling manis. Fruktosa mempunyai rumus kimia yang sama dengan glukosa, C 6 H 12 O 6, namun strukturnya berbeda. Galaktosa, tidak terdapat bebas di alam seperti halnya glukosa dan fruktosa, akan tetapi terdapat dalam tubuh sebagai hasil pencernaan laktosa. O H O O O C H H C OH C H C H COH H C OH C==O H C O HO C H H C OH HO C H HO C H HO C H H C OH H C OH H C OH H C O HO C H H C OH H C OH H C OH H C OH H C OH H C OH H C OH H C OH H C OH H C OH H C OH H C OH H H H H H D-Glukosa D-Fruktosa D- Galaktosa D- Manosa D-Ribosa Gambar I.3 Rumus struktur berbagai monosakarida

2. Disakarida Ada empat jenis disakarida, yaitu sukrosa atau sakarosa, maltosa, laktosa, dan trehaltosa. Disakarida terdiri atas dua unit monosakarida yang terikat satu sama lain melalui reaksi kondensasi. Disakarida dapat dipecah kembali mejadi dua molekul monosakarida melalui reaksi hidrolisis. Sukrosa atau sakarosa dinamakan juga gula tebu atau gula bit. Secara komersial gula pasir yang 99% terdiri atas sukrosa dibuat dari keuda macam bahan makanan tersebut melalui proses penyulingan dan kristalisasi. Maltosa (gula malt) tidak terdapat bebas di alam. Maltosa terbentuk pada setiap pemecahan pati, seperti yang terjadi pada tumbuhtumbuhan bila benih atau bijian berkecambah dan di dalam usus manusia pada pencernaan pati. Laktosa (gula susu) hanya terdapat dalam susu dan terdiri atas satu unit glukosa dan satu unit galaktosa. Kekurangan laktase menyebabkan ketidaktahanan terhadap laktosa. Trehaltosa seperti juga maltosa, terdiri atas dua mol glukosa dan dikenal sebagai gula jamur. Sebanyak 15% bagian kering jamur terdiri atas trehaltosa. Trehalosa juga terdapat dalam serangga. 3. Gula Alkohol Gula alkohol terdapat di dalam alam dan dapat pula dibuat secara sintesis. Ada empat jenis gula alkohol yaitu sorbitol, manitol, dulsitol, dan inositol. 4. Oligosakarida Oligosakarida terdiri atas polimer dua hingga sepuluh monosakarida. Rafinosa, stakiosa, dan verbaskosa adalah oligosakarida yang terdiri atas unit-unit glukosa, fruktosa, dan galaktosa. Ketiga jenis

oligosakarida ini terdapat dalam biji tumbuh-tumbuhan dan kacangkacangan serta tidak dapat dipecah oleh enzim-enzim perncernaan. Fruktan adalah sekelompok oligo dan polisakarida yang terdiri atas beberapa unit fruktosa yang terikat dengan satu molekul glukosa. Fruktan terdapat di dalam serealia, bawang merah, bawang putih, dan asparagus. b) Karbohidrat Kompleks (Polisakarida) Karbohidrat kompleks ini dapat mengandung sampai tiga ribu unit gula sederhana yang tersusun dalam bentuk rantai panjang lurus atau bercabang. Jenis polisakarida yang penting dalam ilmu gizi adalah pati, dekstrin, glikogen, dan polisakarida nonpati. Pati merupakan simpanan karbohidrat dalam tumbuh-tumbuhan dan merupakan karbohidrat utama yang dimakan manusia di seluruh dunia. Pati terutama terdapat dalam padi-padian, biji-bijian, dan umbiumbian. Jumlah unit glukosa dan susunannya dalam satu jenis pati berbeda satu sama lain, bergantung jenis tanaman asalnya. Bentuk butiran pati ini berbeda satu sama lain dengan karakteristik tersendiri dalam hal daya larut, daya mengentalkan, dan rasa. Amilosa merupakan rantai panjang unit glukosa yang tidak bercabang, sedangkan amilopektin adalah polimer yang susunannya bercabangcabang dengan 15-30 unit glukosa pada tiap cabang. Dekstrin merupakan produk antara pada perencanaan pati atau dibentuk melalui hidrolisis parsial pati. Dekstrin merupakan sumber utama karbohidrat dalam tube feeding. Cairan glukosa dalam hal ini merupakan campuran dekstrin, maltosa, glukosa, dan air. Karena molekulnya lebih besar dari sukrosa dan glukosa, dekstrin mempunyai pengaruh osmolar lebih kecil sehingga tidak mudah menimbulkan diare. Glikogen dinamakan juga pati hewan karena merupakan bentuk simpanan karbohidrat di dalam tubuh manusia dan hewan, yang terutama terdapat di dalam hati dan otot. Dua pertiga bagian dari

glikogen disimpan dalam otot dan selebihnya dalam hati. Glikogen dalam otot hanya dapat digunakan untuk keperluan energi di dalam otot tersebut, sedangkan glikogen dalam hati dapat digunakan sebagai sumber energi untuk keperluan semua sel tubuh. Kelebihan glukosa melampaui kemampuan menyimpannya dalam bentuk glikogen akan diubah menjadi lemak dan disimpan dalam jaringan lemak. Polisakari dan Nonpati/Serat Serat akhir-akhir ini banyak mendapat perhatian karena peranannya dalam mencegah berbagai penyakit. Ada dua golongan serat, yaitu yang tidak dapat larut dan yang dapat larut dalam air. Serat yang tidak larut dalam air adalah selulosa, hemiselulosa, dan lignin. Serat yang larut dalam air adalah pektin, gum, mukilase, glukan, dan alga. 1.4.1.2.2 Lemak Lemak biji jagung terkonsentrasi pada lembaga. Kandungan lemak biji jagung terkendali secara genetik, berkisar antara 3-18%. 1.4.1.2.3 Protein [10] Protein terkonsentrasi pada lembaga, terdiri atas lima fraksi, yaitu fraksi albumin, globulin, dan nitrogen nonprotein berturut-turut adalah 7%, 5%, dan 6% dari total nitrogen. 1.4.1.2.4 Serat [11] Serat pangan memegang peran penting dalam memelihara kesehatan individu. Oleh karena itu, serat pangan merupakan salah satu komponen pangan fungsional yang dewasa ini mendapat perhatian masyarakat luas. Serat pangan berbentuk karbohidrat kompleks yang banyak terdapat di dalam dinding sel tumbuhan. Serat pangan tidak dapat dicerna dan diserap oleh saluran pencernaan manusia, tetapi memiliki fungsi yang sangat penting bagi pemeliharaan kesehatan, pencegahan berbagai penyakit, dan sebagai komponen penting dalam terapi gizi.

Komponen ini meliputi polisakarida yang tidak dapat dicerna, seperti selulosa, hemiselulosa, oligosakarida, pektin, gum, dan waxes. I.4.2 Enzim Enzim adalah molekul biopolimer yang tersusun dari serangkaian asam amino dalam komposisi dan susunan rantai yang teratur dan tetap. Enzim memegang peranan penting dalam berbagai reaksi di dalam sel. Sebagai protein, enzim diproduksi dan digunakan oleh sel hidup untuk mengkatalisis reaksi antara lain konversi energi dan metabolisme pertahanan sel. Dalam proses pembuatan HFCS, diperlukan serangkaian proses enzimatis yang melibatkan tiga enzim penting, yaitu enzim α-amylase yang menghidrolisis pati menjadi dekstrin, glukoamilase yang menghidrolisis dekstrin lebih lanjut menjadi glukosa, serta glucose isomerase yang mengisomerisasi glukosa menjadi campuran antara glukosa dan fruktosa yang relatif setimbang [12]. Gambar I.4 Reaksi isomerisasi [13] I.4.3 Bahan baku tambahan [14] Asam Sulfat (H 2 SO 4 ) - Berat Molekul = 98,08 (gr/mol) - Titik didih (1 atm) = 270 C - Specific gravity = 1,768 - Bentuk = cair, tidak berwarna, sangat korosif. Air (H 2 O)

- Berat Molekul = 18,016 (gr/mol) - Titik didih (1 atm) = 100 C - Titik beku = 0 C - Spesific gravity = 1 - Viskositas (20 C) = 1 cp - Temperatur kritis = 374,2 C - Tekanan kritis = 218 atm - Panas penguapan = 9,717 Kkal/mol - Panas pembentukan = 242,49 Kkal/mol (100 C) Kalsium Oksida (CaO) - Berat Molekul = 56,08 (gr/mol) - Specific gravity = 3,3 (20 o C) - Bentuk = padatan berwarna putih hingga abu-abu Asam Klorida (HCl) - Berat Molekul = 36,5 (gr/mol) - Titik didih (1 atm) = 123, 50.5, 328.8 C - Specific gravity = 1,19 (20 o C) - Bentuk = liquid tidak berwarna sampai kuning, berbau tajam, menimbulkan iritasi Karbon aktif Magnesium Sulfat (MgSO 4 ) Natrium Karbonat (Na 2 CO 3 ) I.5 Penggunaan High Fructose Corn Syrup (HFCS) [15] Sejak produksi HFCS dikembangkan, sebagian masyarakat mulai memanfaatkan HFCS sebagai pengganti gula. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain : HFCS lebih murah dibandingkan dengan harga gula mengingat melimpahnya tanaman jagung di dunia, termasuk di Indonesia.

HFCS lebih mudah dan praktis untuk diproses lebih lanjut karena bentuknya yang liquid. HFCS memiliki banyak sifat fungsional yang memperkaya cita rasa dan aroma (misalnya dalam produk bakery dan minuman ringan), memperpanjang usia dan stabilitas produk (sebagai pengawet alami), serta memberikan tekstur dan warna yang menarik selama proses pemanggangan roti. HFCS banyak ditemukan dalam berbagai produk industri, misalnya dalam canned fruit (buah kalengan), produk sereal, roti dan kue, minuman bersoda maupun minuman berenergi, dan masih banyak lagi. I.6 Analisa Pasar dan Penentuan Kapasitas Produksi I. 6.1 Analisa Pasar I. 6. 1. 1 Perkiraan Kebutuhan Pasar [16] Produksi gula dalam negri diperkirakan akan terus merosot dari tahun ke tahun yang berdampak pada kelangkaan gula produksi dalam negri. Kenaikan harga gula di pasaranpun tidak dapat dibendung. Padahal, permintaan pasar terus meningkat sehingga kebijakan pemerintah mengimpor gula menjadi pilihan. Ironisnya, harga gula impor lebih murah dibandingkan dengan gula produksi dalam negeri. Dalam situasi seperti ini, gula produksi dalam negeri menjadi sulit dipasarkan tanpa kebijakan yang mampu melindunginya dari serbuan gula impor. Untuk mengurangi impor gula maka produksi gula dalam negeri perlu terus dipacu, di samping mencari alternatif bahan pemanis lain sebagai pengganti gula, salah satunya dengan memproduksi HFCS. Apabila dilihat dari tren perdagangan dalam negri, prospek industri HFCS semakin baik hingga 10 tahun ke depan (Tabel I.2). Hal ini disebabkan karena ketersediaan bahan baku jagung yang melimpah, di samping keunggulan HFCS yang umumnya lebih manis dari pemanis yang beredar di pasaran sehingga selain banyak dikonsumsi oleh penderita diabetes, HFCS juga banyak diaplikasikan dalam berbagai industri makanan dan minuman ringan.

I. 6. 1. 2 Daya Saing Produk I. 6. 1. 1 Sorbitol [17] Sorbitol ialah heksitol yang bisa diperoleh dari buah berry yang sudah masak, terdapat di dalam beberapa jenis buah dan secara komersial dibuat dari glukosa. Nama latinnya ialah Sorbus aucuparia Linne yang termasuk keluarga Rosaceae. Proses pembuatannya melaui hidrogenasi senyawa glukosa atau melalui reduksi elektrolitik, dikenal juga sebagai D Sorbitol. Sorbitol juga cocok sebagai bahan pemanis pengganti Sukrosa bagi penderita yang mengidap penyakit diabetes. Terdapat dalam dua bentuk sediaan yakni sebagai kristal atau sebagai larutan di dalam air sebanyak 70% sehingga dikenal sebagai larutan Sorbo 70. Tingkat kemanisan sorbitol hanya 60% bila dibandingkan dengan sukrosa, diabsorpsi lebih lambat dan diubah di dalam hati menjadi glukosa. Pengaruhnya terhadap kadar gula darah lebih kecil daripada sukrosa. Konsumsi lebih dari lima puluh gram sehari dapat menyebabkan diare pada pasien diabetes. I. 6. 1. 2 Madu [18] Madu merupakan hasil sekresi Sakarina yang ditimbun di dalam sangkar madu lebah Apis mellifera Linne yang termasuk dalam keluarga Apidae. Madu merupakan cairan kental berwarna kekuningan sampai coklat merah. Dalam keadaan segar bersifat tembus cahaya tetapi lambat laun akan berubah menjadi opaque dan timbul butir butir atau semacam granul hasil kristalisasi glukosa yang dikandung di dalamnya. Berbau khas dengan rasa manis, yang bisa berlainan jika berasal dari sumber tanaman produksi yang berbeda. Secara mikroskopik tampak bahwa madu mengandung pollen yang menunjukkan adanya kaitan antara madu dengan tanam tanaman. Madu pada dasarnya merupakan campuran sama banyak antara glukosa dan fruktosa atau yang lebih dikenal lagi sebagai gula invert. Jumlah gula invert di dalam madu bisa bervariasi antara 50 90 %. Di samping itu madu juga mengandung air dan Sukrosa sebanyak 0,1 10 % serta sejumlah kecil karbohidrat lain, pigmen, dan bagian bagian tanaman terutama pollen. Madu sering dipergunakan sebagai bahan makanan.

I. 6. 1. 3 Xylitol [19] Salah satu pemanis alternatif pengganti sukrosa yang potensial adalah xylitol. Xylitol ditemukan di Jerman oleh seorang kimiawan bernama Emil Fischer dan Sachen serta di Perancis oleh Betrand. Tetapi xylitol baru dinyatakan aman untuk penggunaan pemanis produk pangan pada tahun 1983. Dalam jumlah kecil (BPJ -bagian persejuta), xylitol secara alami banyak ditemukan pada buah-buahan dan sayuran seperti strawberry, wortel, bayam, selada dan bunga kol. Sedangkan untuk produksi skala besar, dilakukan dengan proses kimiawi dan bioteknologi. Proses kimia dilakukan dengan hidrogenasi xylose menggunakan larutan asam. Proses bioteknologi dilakukan menggunakan proses enzimatik dengan bantuan mikroba jenis yeast seperti candida dan saccharomyces. I.6.2 Penentuan Kapasitas Produksi Produksi HFCS di Indonesia mengalami peningkatan setiap tahunnya dengan persentase yang bervariasi. Data-data hasil produksi HFCS tersebut dapat diperoleh dari berbagai sumber, salah satunya adalah Biro Pusat Statistik (BPS). Pra Rencana Pabrik HFCS enzimatis dengan proses batch direncanakan beroperasi pada tahun 2011 (waktu konstruksi 2 tahun). Karena pabrik yang akan didirikan bertujuan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri sehingga dapat mengurangi besarnya biaya impor, maka penentuan kapasitas pabrik didasarkan pada data kapasitas produksi, impor, serta ekspor HFCS dengan memperhitungkan ketersediaan bahan baku jagung di Indonesia, seperti yang tercantum dalam Tabel I.2, Tabel I.3, dan Tabel I.4. Tabel I.2 Data kapasitas produksi, impor, dan ekspor high fructose corn syrup periode 1997 2000 [20] Tahun Kapasitas produksi Impor (ton) Ekspor (ton) (ton) 1997 3466,22 10,975 2547,23 1998 3780,22 13,478 3611,01 1999 4500 17,450 4438,88

2000 5210,9 19,856 4612,69 Tabel I.3 Data produktivitas dan konsumsi jagung di Indonesia periode 1990-2006 [21] Produksi (x1000 Kebutuhan Selisih (x1000 Tahun ton) (x1000 ton) ton) 1990 6734 6598 136 2000 9677 10719-1042 2001 9165 10937-1772 2002 9654 11164-1510 2003 10886 11390-504 2004 11225 11617-392 2005 12523 11861 662 2006 11566,796 14228,16-2661,36 2007 12093 12458-365 Berdasarkan data pada Tabel I.3 di atas, dilakukan interpolasi sehingga didapatkan kelebihan produksi jagung pada tahun 2011 adalah sebesar 734000 ton yang hasilnya ditampilkan dalam Tabel I.4. Tabel I.4 Perkiraan produksi, kebutuhan, dan kelebihan produksi jagung pada periode 2007-2012 berdasarkan data 1990-2007 [21]. Tahun Produksi (x1000 Kebutuhan Selisih (x1000 ton) (x1000 ton) ton) 2008 12597 12712-115 2009 13122 12971 151 2010 13669 13235 434 2011 14239 13505 734 dengan : Kebutuhan total HFCS dalam negeri pada tahun 2011 dapat diperkirakan

Konsumsi total = Kapasitas produksi + impor - ekspor Dari data Tabel 1.2 didapat grafik hubungan antara Kebutuhan total dengan Tahun. 30000 25000 y = -290.80x 2 + 1165933.39x - 1168634989.38 R 2 = 1.00 Kebutuhan, ton 20000 15000 10000 5000 Series1 Poly. (Series1) 0 1997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 Tahun Gambar I.5. Tahun vs Kebutuhan HFCS Dari grafik diatas dapat diasumsi kebutuhan HFCS pada tahun 2011 sebesar = 26671.11 ton. Jika pabrik beroperasi selama 300 hari/tahun, maka harus diproduksi HFCS sebesar 88.9037 ton/hari. Karena tidak memungkinkan untuk memenuhi semua kebutuhan total maka diambil setengahnya dengan kemampuan 50% kebutuhan, sehingga didapat kapasitas pabrik sebesar : 50% x 26671.11 ton/tahun = 13335,5550 ton/tahun = 44,4519 ton/hari ~ 45 ton/hari. Dari perhitungan neraca massa (Appendix A), didapatkan bahwa untuk memproduksi HFCS sebesar 45 ton/hari, dibutuhkan biji jagung sebanyak 55 ton/hari = 16500 ton/tahun. Ditinjau dari data perkiraan produksi, kebutuhan, dan kelebihan produksi jagung pada Tabel I.4, dapat disimpulkan bahwa Pabrik HFCS layak didirikan dengan adanya ketersediaan bahan baku jagung yang surplus sebesar 734.000 ton pada tahun 2011.