[BLUEPRINT UKAI] LEMBAGA PENGEMBANGAN UJI KOMPETENSI TENAGA KESEHATAN [LPUK-NAKES]

dokumen-dokumen yang mirip
BLUEPRINT UKAI - CBT. Disampaikan pada Sosialisasi Blueprint UKAi Hotel Menara Peninsulla, Jakarta, 9-10 Juni 2017

BLUEPRINT UKAI METODE MCQ S (CBT)

BLUEPRINT UKAI METODE CBT (SOAL TIPE MCQ S)

Pilar 3: Meningkatnya Popularitas Apoteker dan Pengakuan Masyarakat Atas Keberadaan dan Manfaat Jasa Apoteker

BLUEPRINT UJI KOMPETENSI APOTEKER INDONESIA

Materi Uji Kompetensi. Endang W. Jakarta,

BLUEPRINT UJI KOMPETENSI APOTEKER INDONESIA METODE OSCE

Standar Kompetensi Lulusan. Sekretaris

Distribusi Mata Kuliah Program Studi Farmasi

KOMUNIKASI, INFORMASI DAN EDUKASI

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

KERANGKA ACUAN KERJA / TERM OF REFERENCE KEGIATAN EVALUASI DAN PENGEMBANGAN STANDAR PELAYANAN KESEHATAN TA. 2017

COMPOUNDING DAN DISPENSING

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pasien, melalui pencapaian hasil terapi yang optimal terkait dengan obat. Hasil

Stabat dalam rangka pembinaan Puskesmas. BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pusat Kesehatan Masyarakat yang disingkat puskesmas adalah unit

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

Kerangka Hasil Ujian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah. Badan hukum yang

KURIKULUM PROGRAM STUDI S1 FARMASI FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS ANDALAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pelanggan terbagi menjadi dua jenis, yaitu: fungsi atau pemakaian suatu produk. atribut yang bersifat tidak berwujud.

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

4.6 PRODI FARMASI PROFIL LULUSAN PRODI FARMASI 1. Akademisi 2. Saintis 3. Enterpreneur 4. Apoteker 5. Quality Controller

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau penyaluran obat, pengelolaan obat, pelayanan obat atas resep dokter,

KURIKULUM PROGRAM STUDI PROFESI APOTEKER FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS ANDALAS

APLIKASI FARMAKOKINETIKA DALAM FARMASI KLINIK MAKALAH

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT DAN INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT 2.1 Rumah Sakit

PHARMACEUTICAL CARE. DALAM PRAKTEK PROFESI KEFARMASIAN di KOMUNITAS

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Rumah sakit adalah salah satu sarana kesehatan tempat menyelenggarakan upaya

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LEMBAGA PENGEMBANGAN UJI KOMPETENSI TENAGA KESEHATAN [LPUK-NAKES]

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Izin Apotek Pasal 1 ayat (a): Apotek adalah tempat tertentu, tempat dilakukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Elemen Penilaian PKPO 1 Elemen Penilaian PKPO 2 Elemen Penilaian PKPO 2.1 Elemen Penilaian PKPO Elemen Penilaian PKPO 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan progresif, kadang sampai bertahun-tahun, dengan pasien sering tidak

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia nomor 36 tahun 2014, tentang Kesehatan, adalah. setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan 1

SURAT KEPUTUSAN PENGURUS PUSAT IKATAN APOTEKER INDONESIA Nomor : PO. 001/ PP.IAI/1418/VII/2014. Tentang

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2. Bagi Apotek Kabupaten Cilacap Dapat dijadikan sebagai bahan masukan sehingga meningkatkan kualitas dalam melakukan pelayanan kefarmasian di Apotek

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

TINGKAT KEPUASAN PASIEN RAWAT JALAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN DI APOTEK INSTALASI FARMASI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

IKATAN APOTEKER INDONESIA

BUKU MENGHADIRKAN DOKTER DIRUMAH KITA

DRUG DELIVERY SYSTEM INTRANASAL FIFI ELVIRA JAMRI ( )

UKDW BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG. Stroke atau cedera serebrovaskular adalah berhentinya suplai darah ke

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesehatan masyarakat. Pelayanan kefarmasian adalah suatu pelayanan langsung

Curriculum Vitae. Nama: Dr. Mawari Edy, M.Epid Alamat: Bella Cassa Residence, Depok Jawa Barat Pendidikan:

STANDAR KOMPETENSI PERAWAT DIALISIS INDONESIA NIKEN D CAHYANINGSIH BIDANG DIKLAT PP IPDI

dalam PENGOBATAN Kuntarti

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA. Nomor 1027/MENKES/SK/IX/2004 TENTANG STANDAR PELAYANAN KEFARMASIAN DI APOTEK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I. Pendahuluan. I.1 Latar Belakang. Angina adalah tipe nyeri dada yang disebabkan oleh. berkurangnya aliran darah ke otot jantung.

PETUNJUK TEKNIS OLIMPIADE FARMASI INDONESIA (OFI ) VII TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Rumah sakit adalah salah satu dari sarana kesehatan tempat

KOMPETENSI NERS BERBASIS. KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA Indonesian Qualification Framework

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya kesehatan masyarakat adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, sedangakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Menurut Undang-Undang RI Nomor 44 tahun 2009, rumah sakit adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERANAN APOTEKER DI RUMAH SAKIT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah medication error tidak dapat dipisahkan dengan Drug

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hipertensi merupakan gangguan sistem peredaran darah yang dapat

KISI-KISI SOAL UJI KOMPETENSI AWAL SERTIFIKASI GURU TAHUN Kompetensi Guru Mata Pelajaran (Kompetensi Dasar)

KISI UJI KOMPETENSI 2013 PROGRAM STUDI KEAHLIAN KESEHATAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan air dalam bentuk urine (Stein, 2007). Gagal Ginjal Kronik (GGK)

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. Menurut Undang-undang nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di Rumah Sakit di Australia, sekitar 1 % dari seluruh pasien mengalami adverse

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KERANGKA KUALIFIKASI NASIONAL INDONESIA

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. rumah sakit. Rumah sakit adalah suatu organisasi yang kompleks, menggunakan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2012 TENTANG PEMBERIAN AIR SUSU IBU EKSKLUSIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN 2014 SILABUS

PADA TAHUN 2020 MENHHASILKAN PERAWAT PROFESIONAL, PENUH CINTA KASIH DAN MAMPU BERSAING SECARA NASIONAL.

PELAYANAN PENCAMPURAN ASEPTIK DI RSUP DR SARDJITO YOGYAKARTA. Oleh: Dra. Nastiti Setyo Rahayu. Apt

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN UMUM RUMAH SAKIT. upaya kesehatan dengan memfungsikan berbagai kesatuan personel terlatih dan

SILABUS MODUL FARMAKOTERAPI ENDOKRIN DAN GINJAL

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

LEMBAGA PENGEMBANGAN UJI KOMPETENSI TENAGA KESEHATAN [LPUK-NAKES] [BLUEPRINT UKAI] [Blueprint Uji Kompetensi Apoteker Indonesia dengan Metode Computer Based Test] Revisi 29 30 April 2014

Daftar Isi Daftar Isi 1 1.Deskripsi Tinjauan 2 1.1.Tinjauan 1: Area Kompetensi 2 1.2.Tinjauan 2: Dimensi Perilaku 4 1.3.Tinjauan 3: Kemampuan memberikan reasoning 4 1.4.Tinjauan 4: Penerima (resipien) layanan kefarmasian 4 1.5.Tinjauan Sediaan Farmasi 5 1.6.Tinjauan Farmakoterapi 5 2.Matriks Blueprint 7 Lampiran 1: Daftar Farmakoterapi 8 Blueprint Uji Kompetensi Apoteker Indonesia - 2014 Halaman 1

1. DESKRIPSI TINJAUAN Terdapat 6 (enam) tinjauan yang digunakan dalam Blueprint Uji Kompetensi Apoteker Indonesia yaitu: (1) Area kompetensi, (2) Dimensi perilaku, (3) Kemampuan memberikan reasoning, (4) Penerima (resipien) layanan kefarmasian, (5) Bentuk sediaan, serta (6) Farmakoterapi. 1.1 Tinjauan 1: Area Kompetensi Dalam tinjauan ini aspek yang dinilai meliputi 9 (sembilan) aspek yaitu: (1) Praktik pofesionalisame, legal, dan etis Fokus penilaian pada tinjauan ini adalah kemampuan memahami, menerapan dan mematuhi ketentuan perundang-undangan (aspek legal) dari praktik kefarmasian, standar praktik, pedoman praktik dan kode etik profesi apoteker. (2) Optimalisasi penggunaan obat Fokus penilaian pada tinjauan ini adalah kemampuan dalam praktek klinik untuk menjamin keamanan dan ketepatan penggunaan obat. Kemampuan tersebut mencakup identifikasi masalah terkait obat dan pengambilan keputusan penggunaan obat yang tepat, pemberian informasi dan pemantauan respons penggunaan. (3)Dispensing sediaan farmasi dan alat kesehatan Fokus penilaian pada tinjauan ini adalah kemampuan apoteker dalam menyiapkan dan menyerahkan sedian farmasi dan alat kesehatan secara akurat dan tepat, termasuk produk yang disiapkan secara extemporare. Hal ini mencakup kemampuan untuk mengkaji ketepatan obat dan bentuk sediaan, mengedukasi pasien / keluarga tentang obat dan penggunaan obat. (4)Formulasi dan pembuatan sediaan farmasi Fokus penilaian pada tinjauan ini adalah kemampuan apoteker dalam penyiapan produk farmasetik, termasuk sediaan extempore, penyiapan aseptik dari produk steril, dan pengenalan produk sitostatika dan penanganannya. Lingkup kemampuan mencakup pemahaman terhadap aturan-persyaratan suatuproduk, formulasi dan tehnik compounding yang dibutuhkan, serta fasilitas lain yang dibutuhkan dalam pembuatan suatu sediaan farmasi (personel, ruang, wadah, dokumentasi). (5)Komunikasi dan kolaborasi Fokus penilaian pada tinjauan ini adalah kemampuan apoteker untuk berkomunikasi secara efektif sehingga pesan yang dimaksud dapat diterima oleh resipien. Kemampuan komunikasi ini mencakup berbagai jenis komunikasi yang perlu diadaptasi dalam lingkungan praktek dengan kondisi yang beragam. Komunikasi dan kolaborasi dilakukan baik terhadap pasien, keluarga, sejawat, profesi kesehatan lain dan masyarakat. Blueprint Uji Kompetensi Apoteker Indonesia - 2014 Halaman 2

(6)Upaya preventif dan promotif kesehatan masyarakat Fokus penilaian pada tinjauan ini adalah kemampuan apoteker dalam mendorong individu, kelompok pasien atau masyarakat untuk bertanggungjawab atas kesehatannya. Dengan demikian individu atau masyarakat dapat menjaga kesehatan, mencegah sakit serta mampu memperbaiki kesehatan melalui peningkatan kendali terhadap faktor penentu kondisi kesehatan. Lingkup kemampuan mencakup pemberian pelayanan, edukasi, pelatihan, rujukan, serta kampanye kesehatan masyarakat. (7)Pengelolaan sedian farmasi dan alat kesehatan Fokus penilaian pada tinjauan ini adalah kemampuan apoteker dalam perencanaan, pengadaan, distribusi, penyimpanan sediaan farmasi dan alat kesehatan. Hal tersebut mencakup sumberdaya yang cukup untuk menjamin pemenuhan kebutuhan sediaan farmasi dan alat kesehatan secara aman, efektif dan efisien. (8)Kepemimpinan dan manajemen diri Fokus penilaian pada tinjauan ini adalah kemampuan apoteker dalam memimpin, mengarahkan, mengambil keputusan, dan bertindak sebagai role model dalam praktik. (9)Peningkatan kompetensi profesi Fokus penilaian pada tinjauan ini adalah kemampuan apoteker untuk mengevaluasi dan mengelola kemampuan diri dalam upaya pengembangan profesinya, seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan kefarmasian serta teknologi informasi. Distribusi masing-masing aspek dalam tinjauan ini sebagai berikut: No Area Kompetensi Persentase 1 Praktik profesional, legal dan etis 15-20% 2 Optimalisasi penggunaan sediaan farmasi 20-35% 3 Dispensing sediaan farmasi dan alat kesehatan 20-25% 4 Formulasi dan pembuatan sediaan farmasi 10-15% 5 Komunikasi dan kolaborasi 10-15% 6 Upaya preventif dan promotif kesehatan masyarakat 5-10% 7 Pengelolaan sediaan farmasi dan alat kesehatan 5-10% 8 Kepemimpinan dan manajemen diri 0% 9 Peningkatan kompetensi profesi 5-10% Blueprint Uji Kompetensi Apoteker Indonesia - 2014 Halaman 3

1.2 Tinjauan 2: Dimensi Perilaku Dalam tinjauan ini aspek yang dinilai meliputi 3 (tiga) aspek yaitu: (1)Kognitif Fokus penilaian pada tinjauan ini adalah pengetahuan dan pengembangan kemampuan intelektual apoteker. (2)Pengetahuan prosedural Fokus penilaian pada tinjauan ini adalah pengetahuan yang dibutuhkan apoteker untuk melakukan tindakan kefarmasian. (3)Konatif Fokus penilaian pada tinjauan ini menggambarkan cara apoteker bersikap, yang melibatkan emosi dan kemampuan empati, untuk mengaplikasikan nilai-nilai profesional dalam praktik kefarmasian. Distribusi masing-masing aspek dalam tinjauan ini sebagai berikut: No Dimensi Perilaku Persentase 1 Kognitif 40-50% 2 Pengetahuan prosedural 40-50% 3 Konatif 5-10% 1.3 Tinjauan 3: Kemampuan memberikan reasoning Fokus penilaian pada tinjauan ini adalah kemampuan apoteker untuk memberikan landasan ilmiah sebagai dasar dalam pengambilan keputusan profesi. Aspek yang dinilai meliputi 2 (dua) aspek yaitu: (1) Reasoning ability, dan (2) Recall of knowledge. Distribusi masing-masing aspek dalam tinjauan ini sebagai berikut: No Kemampuan Memberikan Reasoning Persentase 1 Reasoning ability 70-80% 2 Recall of knowledge 20-30% 1.4 Tinjauan 4: Penerima (resipien) layanan kefarmasian Fokus penilaian pada tinjauan ini adalah kemampuan memberikan pertimbangan farmasetik/ biofarmasetik dan farmakokinetik (absorpsi, distribusi, metabolisme & ekskresi (ADME)) obat dalam pemilihan bentuk sediaan, rute pemberian, dan regimen dosis pada pasien individual serta kondisi tertentu yang dapat mengubah farmakokinetika suatu obat. Blueprint Uji Kompetensi Apoteker Indonesia - 2014 Halaman 4

Distribusi masing-masing aspek dalam tinjauan ini sebagai berikut: No Penerima (Resipien) Layanan Kefarmasian Persentase 1 Neonatus-anak (neonatus, infant, atau pediatri) 5-15% 2 Dewasa 40-50% 3 Lanjut usia 10-15% 4 Ibu hamil-menyusui (ibu hamil atau ibu menyusui) 5-10% 5 Gagal ginjal-hati (gagal ginjal &/atau gagal hati) 5-10% 6 Gawat darurat 2-5% 7 Malnutrisi-obesitas (malnutrisi atau obesitas) 2-5% 8 Masyarakat 5-10% 1.5 Tinjauan Sediaan Farmasi Fokus penilaian pada tinjauan ini adalah kemampuan untuk merancang, membuat, dan menjamin mutu sediaan farmasi (dosage form) dengan memperhatikan aturan perundangan, persyaratan-standar, sifat fisikokimia bahan aktif dan bahan tambahan, biofarmasetika, efek farmakologi-toksikologi, resipien bentuk sediaan, rute pemakaian, teknik pembuatan, fasilitas pembuatan, pengemasan, pelabelan dan informasi penggunaan. Kemampuan tersebut juga mencakup penyiapan produk sediaan extemporare. Distribusi masing-masing aspek dalam tinjauan ini sebagai berikut: No Sediaan Farmasi (Pharmaceutical Dosage Form) Persentase 1 Sediaan padat 40-60% 2 Sediaan semi padat 20-30% 3 Sediaan cair/gas 30-40% 1.6 Tinjauan Farmakoterapi Fokus penilaian pada tinjauan ini adalah kemampuan: (1) mengidentifikasi, mengintepretasi dan mengevaluasi informasi pasien dari data klinik, data laboratorium, riwayat penyakit dan riwayat pengobatan untuk memahami kondisi penyakit, menilai perlunya terapi dan/atau rujukan, dan mengidentifikasi faktor spesifik pasien yang mempengaruhi keluaran terapi obat (2) mengevaluasi informasi tentang obat, regimen dosis, bentuk sediaan, rute pemakaian, dan mempertimbangkan farmakoekonomi untuk memilih terapi obat yang optimal bagi pasien individual, (3) mengevaluasi dan mengelola regimen obat melalui pemantauan pada pasien, berkolaborasi Blueprint Uji Kompetensi Apoteker Indonesia - 2014 Halaman 5

dengan profesi kesehatan lain, dan pemberian informasi kepada pasien untuk meningkatkan keluaran terapi yang aman dan efektif. Aspek yang dinilai meliputi 17 (tujuh belas) aspek dengan distribusi sebagai berikut: No Farmakoterapi (Orientasi Farmakologi) Persentase 1 Gangguan Kardiovaskular 10-12% 2 Gangguan Pernapasan 3-5% 3 Gangguan Saraf- Gangguan Psikiatri 6-10% 5 Gangguan Saluran Cerna 12-14% 6 Gangguan Saluran Kemih - Gangguan Ginekologi 3-5% 7 Gangguan Endokrin 5-10% 8 Gangguan Mata, Hidung, Telinga dan Tenggorokan 5-10% 9 Gangguan Darah - Gangguan Imunologi 4-10% 11 Gangguan Tulang dan Sendi 5-10% 12 Gangguan Kulit 3-5% 13 Penyakit Infeksi 15-25% 14 Gangguan Onkologi 1-3% 15 Gangguan Ginjal 3-5% 16 Gangguan Nutrisi 1-3% 17 Gawat Darurat 2-5% *) Rincian tinjauan farmakoterapi dapat dilihat pada lampiran 1 Blueprint Uji Kompetensi Apoteker Indonesia - 2014 Halaman 6

2. MATRIKS BLUEPRINT Tinjauan 1 Tinjauan 2 Tinjauan 3 Tinjauan 4 Tinjauan 5 Tinjauan 6 Area Kompetensi % Dimensi Perilaku % Reasoning ability % Penerima Layanan % Sediaan Farmasi % Farmakoterapi % Praktik profesional, legal dan etis 15-20 Kognitif 40-50 Reasoning ability 70-80 Neonatus-Anak 5-15 Sediaan padat 40-60 Gangguan kardiovaskular 10-12 Optimalisasi penggunaan sediaan farmasi 25-35 Pengetahuan prosedural 40-50 Recall of knowledge 20-30 Dewasa 40-50 Sediaan semi padat 15-25 Gangguan pernapasan 3-5 Dispensing sediaan farmasi dan alat kesehatan Formulasi dan pembuatan sediaan farmasi Komunikasi dan kolaborasi Upaya preventif dan promotif kesehatan masyarakat Pengelolaan sediaan farmasi dan alat kesehatan Kepemimpinan dan manajemen diri Peningkatan kompetensi profesi 20-25 Konatif(kogniti f-afektif) 5-10 Lanjut usia 10-15 Sediaan cair/gas 30-40 Gangguan saraf - Gangguan psikiatri 10-15 Ibu hamilmenyusui 5-10 Gangguan saluran cerna 10-15 Gagal ginjal-hati 5-10 Gangguan saluran kemih Gangguan ginekologi 5-10 Gawat darurat 2-5 Gangguan endokrin 5-10 Malnutrisiobesitas 2-5 Gangguan mata, hidung, telinga dan tenggorokan 0 Masyarakat 5-10 Gangguan darah- Gangguan immunologi 4-10 5-10 Gangguan tulang & 5-10 sendi Gangguan kulit 3-5 Penyakit infeksi 15-25 Gangguan onkologi 1-3 Gangguan ginjal 3-5 6-10 12-14 3-5 5-10 5-10 Blueprint Uji Kompetensi Apoteker Indonesia - 2014 Halaman 7

Lampiran 1. Daftar Farmakoterapi No. Kelompok Farmakoterapi Item Farmakoterapi 1 Gangguan Kardiovaskular Hipertensi esensial Ischemic Heart Disease -angina Acute Coronary Syndrome Stroke Ishemik- Transient Ischemic Attack Hiperlipidemia 2 Gangguan Pernapasan Asthma Chronic Obstructive Pulmonary Disease 3 Gangguan Saluran Cerna Gastroesophageal Reflux Disease Diare Konstipasi Nausea/vomiting (Non Post Operative Nausea Vomiting, Non Cancer) Peptic Ulcer Viral Hepatitis (A,B) 4 Gangguan Psikiatri-Gangguan Syaraf Anxiety Epilepsy Pain Mangement Headache 5 Gangguan Saluran Kemih - Gangguan Ginekologi Benign Prostate Hyperthropy (BPH) Contraceptive Menstruation-Related disorders 6 Gangguan Endokrin Diabetes Mellitus Thyroid disorder 7 Gangguan Mata, Hidung, Telinga dan Tenggorokan Glaucoma Allergic Rhinitis Conjunctivitis Otitis Media Pharingitis Blueprint Uji Kompetensi Apoteker Indonesia - 2014 Halaman 8

No. Kelompok Farmakoterapi Item Farmakoterapi 8 Gangguan Darah- Gangguan Imunologi Anemia Coagulation disorders Allergic and Pseudoallergic Drug 9 Gangguan Tulang dan Sendi Osteoporosis Rheumatoid Arthritis Osteoarthritis Gout 10 Gangguan Kulit Dermatologic Drug Reaction and self-treatable Skin Disorders (dermatitis, cutaneous drug reaction, hyper pigmentation) Acne Vulgaris 11 Gangguan Infeksi Upper respiratory Tract Infections Lower Respiratory Trat Infection Influenza TBC Urinary Track Infection Gastro Intestinal infection Parasitic Diseases Sexually Tranmission Disease Superficial fungal infection Vaccines, Toxoid HIV-AIDS 12 Gangguan Onkologi Cancer treatment and chemotherapy 13 Gangguan Ginjal Acute Renal Failure Drug Induced Renal Disease 14 Gangguan Nutrisi Assesment of nutrition Statu and Nutrition requirements 15 Gawat Darurat Poisoning Mengenali kegawatdarutan dan tata laksana Blueprint Uji Kompetensi Apoteker Indonesia - 2014 Halaman 9