TUGAS RESUME PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PERTEMUAN KE-12 AKAL TAK SEKALI TIBA STOP...!!! SAY NO CORRUPTION Disusun Oleh : 1. BINTANG ARIAN DIMITRA (071211633041) 2. NOVILIA ZENI ANDRIANI (071211632006) 3. ILHAM RAHMAH TSANI AKMAL (071211631002) 4. YUNITA FEBRIANI (071211631015) Kelompok 4B DEPARTEMEN ILMU INFORMASI DAN PERPUSTAKAAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS AIRLANGGA 2013
PERNYATAAN TIDAK MELAKUKAN PLAGIAT Kami dari kelompok 4B menyatakan tidak melakukan kegiatan plagiat dalam penulisan resume PPKN yang berjudul : Akal Tak Sekali Tiba, Stop...!!! Say No Corruption. Dan apabila suatu saat nanti terbukti melakukan plagiat, maka kami bersedia menerima sanksi yang telah ditetapkan dalam pembelajaran. Demikian pernyataan ini kami buat dengan sebenarbenarnya. Surabaya, 30 Mei 2013 Penulis
AKAL TAK SEKALI TIBA STOP...!!! SAY NO CORRUPTION Musim hujan akhir-akhir ini sangat deras, namun tak menyurutkan langkah para mahasiswa Ilmu Informasi dan Perpustakaan untuk menuntut ilmu di Universitas tercinta yaitu Universitas Airlangga dengan semangat Excellent With Morality hingga memasuki minggu terakhir pada tanggal 27 Mei 2013 di ruang yang sama gedung FISIP A303, seperti biasa perkuliahan PPKN selalu dilakukan belajar bersama melalui diskusi yang dibimbing oleh dosen yang super sekali bernama Bapak Moh.Adib dengan kedisiplinan yang diterapkannya membuat mahasiswa begitu menghormati dan bangga terhadapnya. Hal itu terbukti dengan dimulainya pembelajaran tepat pukul 07.00 dan bagi mahasiswa yang terlambat tidak akan ditoleransi lagi. Kali ini materi diskusi mengenai Pendidikan Anti Korupsi II yang dipresentasikan oleh kelompok 11. Rutinitas belajar yang selalu dilakukan, sebelum presentasi kami mengawali dengan berdo a bersama dan dilanjutkan dengan menggugah hati para mahasiswa untuk selalu bersemangat dan terjaga rasa Nasionalismenya dengan menyanyikan lagu Kebangsaan Indonesia Raya. Dan secara khidmatpun kami menyanyikan lagu Mengheningkan Cipta sebagai bentuk salut kepada jasa para pahlawan yang rela mengorbankan jiwa yang bercucuran darah sampai titik perjuangan kemerdekaan agar dapat dinikmati oleh seluruh warga Indonesia. Juga tak lupa kami menyanyikan hymne Airlangga dengan rasa bangga kita kepada budaya pusaka dan selalu setia menjaga nama baik almamater Airlangga dengan visinya jujur, cerdas, tangguh dan peduli kepada nusa bangsa yaitu Indonesia sebagai negara terindah daripada yang lainnya. Adapun nilai-nilai yang terkandung dalam pendidikan anti korupsi yaitu, kejujuran, dalam hal ini kita harus berlaku jujur di lingkungan manapun kita berada, memulainya dengan hal yang kecil seperti bertindak jujur pada saat ujian berlangsung. Kepedulian, berawal dari yang paling dasar yaitu seharusnya kita peduli kepada diri kita sendiri, dengan kepedulian itu maka kalau kita ingin melakukan tindakan korupsi akan memikirkannya berulang kali akan akibat yang nantinya kita dapatkan. Kemandirian, dalam hal ini kita tidak boleh bergantung di bawah ketiak orang lain kita harus mandiri, mampu bertumpu pada dua kaki kita sendiri. Kedisiplinan, sebagai mahasiswa kita harus mampu mendisiplinkan diri contohnya kuliah tepat waktu pada jam yang telah ditentukan. Tanggung jawab, pasti semua orang mempunyai tanggung jawab terhadap
sesuatu yang dikerjakannya contohnya kita sebagai mahasiswa maka kita mempunyai tanggung jawab untuk belajar, membayar uang SOP, dan lain-lain. Kerja keras, dengan kerja keras maka kita akan mencapai apa yang kita innginkan. Kesederhanaan, menjauhlah dari gaya hidup yang terlalu mewah, dengan kehidupan yang mewah maka loyalitas seseorang semakin tinggi karena mereka berpikir masa sih dia punya itu, aku gak punya, dengan gaya hidup yang sederhana akan meminimalisir tindak korupsi, karena mereka yang hidup dengan gaya yang sederhana akan berpikir serba berkecukupan sehingga tidak perlu lagi untuk melakukan tindak korupsi. Keberanian dan keadilan juga demikian. Prinsip prinsip anti korupsi memberlakukan akuntabilitas, transparansi, kewajaran, kebijakan dan kontrol kebijakan. Selain itu pada pendekatan kebudayaan dalam gerakan Anti Korupsi dijelaskan mengenai strategi kebudayaan dalam memerangi korupsi yaitu dengan cara mengaktifkan pendidikan moral Pancasila, pendidikan karakter Nasional atau yang biasa disebut jati diri bangsa dengan muatan budaya lokal secara fleksibel, peningkatan mutu dan moral pemegang kebijakan dan dapat pula membuat film bertema anti korupsi serta penyebaran pamflet serta pemasangan spanduk dan baliho anti korupsi, kampanye anti korupsi di dunia pendidikan, memberikan sanksi sosial bagi pelaku korupsi. Dilanjutkan dengan gerakan Anti Korupsi dalam konteks Kebangsaan Indonesia memuat tiga unsur utama pemberantasan tindak pidana korupsi seperti pencegahan korupsi melalui pendidikan anti korupsi di sekolah-sekolah atau menghindari perilaku korupsi, penindakan korupsi apabila melihat secara langsung terjadinya korupsi di sekitar dengan melaporkannya ke pihak yang berwajib atau lembaga tertinggi yang mengurus tindak korupsi, dan peran serta masyarakat dalam mengantisipasi terjadinya korupsi di lingkungan negara. Sebelum kita memulai memnilisir korupsi melalui strategi dari luar maka kita seharusnya telah memulainya dari lingkungan yang paling kecil terdahulu yaitu, lingkungan keluarga karena secanggih apapun strategi yang telah ditetapkan untuk menjauhi tindak korupsi tetapi dalam kehidupan berkeluarga itu tidak diterapkan sejak awal, strategi itupun tidak berguna seperti perumpamaan membuang garam di lautan. Pada lingkungan keluarga semua bermula jadi lingkungan keluarga sangatlah penting. Selain itu dapat diwujudkan dengan pembentukan lembaga anti korupsi yang sekarang terkenal misalnya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Tim Koordinasi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi (Tastipikor), Komisi Ombudsman, Komisi Anti Korupsi (KAK), pencegahan korupsi di sekitar publik, pencegahan sosial dan pemberdayaan masyarakat, pengembangan dan pembuatan berbagai instrumen hukum yang
mendukung pencegahan dan pemberantasan korupsi seperti Undang-Undang No. 30 Tahun 2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan TAP MPR RI No. XI/MPR/1998 tentang Penyelenggara Negara yang bersih dan bebas dari Korupsi,Kolusi, dan Nepotisme. Akhir kata, bahwa korupsi berawal dari segala bentuk penyimpangan atau penyalahgunaan yang merugikan keuangan negara misalkan saja dalam kehidupan sehari-hari di jalan raya bila pengguna jalan melanggar aturan akan dikenakan sanksi yang berlaku, namun secara bebas mereka menyogok polisi dengan dalih akan dikurangi hukuman atas mereka. Tidak ada satu usaha yang sekali terus jadi dan sempurna, merupakan kata-kata yang tepat untuk para pejabat, petinggi-petingi di Indonesia yang melakukan korupsi karena tiada satu usaha yang bisa langsung menghasilkan setumpuk keuntungan namun apabila usaha tersebut satu persatu dijalankan maka bagi kami sukses dan hasil sempurnah itulah hadiahnya. Dari materi pada perkuliahan anti-korupsi, anti-korupsi berarti ajaran dan amalan. Ajaran berarti dasar-dasar atau bibit-bibit yang ditanamkan pada kita atau oleh kita mengenai sifat anti korupsi yaitu mengenai kejujuran, keadilan, hak, kewajiban serta agama. Sedangkan amalan berarti sikap kita yang merealisasikan atau menumbuhkan bibit-bibit anti korupsi dalam kehidupan sehari-hari. Pada intinya, korupsi yang dilakukan oleh para koruptor itu mencerminkan sikap yang diibaratkan seperti anjing menggonggong tulang dan jangan beri mereka toleransi bagi sekecil apapun tindakan korupsi.