KEMAMPUAN KELUARGA MERAWAT USIA LANJUT BERDASARKAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN USIA LANJUT

dokumen-dokumen yang mirip
The Association between Social Functions and Quality of Life among Elderly in Denpasar

PENGARUH KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS LANSIA TERHADAP STATUS GIZI LANSIA DI KELURAHAN MERANTI PANDAK PEKANBARU

KEMAMPUAN KELUARGA MENGENAL MEMBERIKAN KONTRIBUSI TERHADAP KEMAMPUAN MERAWAT AKTIVITAS HIDUP SEHARI-HARI LANSIA

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: RITA SUNDARI

EFEKTIFITAS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TERHADAP TINGKAT KEMANDIRIAN KELUARGA MENGATASI MASALAH KESEHATAN DI KELUARGA. Agrina 1, Reni Zulfitri

Tajudin Jurusan Keperawatan, Poltekkes Kemenkes Pangkalpinang

HUBUNGAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN JENIS PENYAKIT TERHADAP PEMANFAATAN PELAYANAN KESEHATAN

SPIRITUALITAS LANJUT USIA (LANSIA) DI UNIT PELAYANAN TEKNIS PANTI SOSIAL LANJUT USIA (UPT PSLU) MAGETAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN PEMANFAATAN BUKU KIA DENGAN KEMAMPUAN PERAWATAN BALITA PADA IBU BALITA DI POSYANDU LARAS LESTARI NOGOTIRTO SLEMAN

HUBUNGAN PELAYANAN POSYANDU X DENGAN TINGKAT KEPUASAN LANSIA

PELATIHAN KADER POSYANDU LANSIA MENGGUNAKAN TEKNIK PEER GROUP DISCUSSION DALAM PEMBERIAN DUKUNGAN KELUARGA LANSIA DM

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI CAKUPAN K4 DI KABUPATEN BANYUWANGI TAHUN 2014

HUBUNGAN PERAN KELUARGA DENGAN TINGKAT KESEMBUHAN PADA PENDERITA TB PARU DI BALAI PENGOBATAN PENYAKIT PARU-PARU UNIT MINGGIRAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN MOTIVASI IBU DALAM MENINGKATKAN STATUS GIZI PADA BALITA DENGAN STATUS GIZI KURANG DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS BARENG

PENGARUH KARAKTERISTIK ORANGTUA DAN LINGKUNGAN RUMAH TERHADAP PERKEMBANGAN BALITA

Hubungan Pengetahuan Dengan Perilaku Ibu Hamil Trimester Iii Dalam Persiapan Persalinan

PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR BAYI MELALUI STIMULASI IBU DI KELURAHAN KEMAYORAN SURABAYA

Lola Felnanda Amri (Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERUBAHAN KONSEP DIRI PADA PASIEN HARGA DIRI RENDAH DI RUMAH SAKIT KHUSUS DAERAH PROV.

PENGETAHUAN DAN SIKAP LANSIA TERHADAP PENURUNAN FUNGSI PENGLIHATAN DI DAERAH YAYASAN PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA AL- KAUTSAR PALU

BALITA DAN IBU DENGAN KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN AKUT

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA KEAKTIFAN POSYANDU LANSIA

Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia Vol. 8 / No. 1 / Januari 2013

HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA USIA TAHUN DI RW 08 KELURAHAN SUKUN KECAMATAN SUKUN KOTA MALANG

KARAKTERISTIK ORANGTUA DAN LINGKUNGAN RUMAH MEMPENGARUHI PERKEMBANGAN BALITA

Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Tingkat penerapan PHBS

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TINGKAT KEPATUHAN IBU TERHADAP PEMBERIAN IMUNISASI DASAR

TESIS. Oleh MARIA POSMA HAYATI /IKM

Promotif, Vol.4 No.2, April 2015 Hal 86-94

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN IBU TERHADAP PENGGUNAAN ZINC DALAM TERAPI DIARE PADA ANAK BALITA DI APOTEK PLATUK JAYA SURABAYA

BEBAN KELUARGA MERAWAT LANSIA DAPAT MEMICU TINDAKAN KEKERASAN DAN PENELANTARAN TERHADAP LANSIA

Thomas Aquino Erjinyuare Amigo ABSTRAK. Kata kunci: Keluarga, tugas perawatan kesehatan, status kesehatan, lansia, hipertensi ABSTRACT

HUBUNGAN PERAN KEPALA RUANG TERHADAP MOTIVASI KERJA PERAWAT DI RS. A JAKARTA

GAMBARAN BEBAN KELUARGA DALAM MERAWAT LANSIA DENGAN DEMENSIA. Di Wilayah Puskesmas Pandanwangi Malang Tahun 2015 KARYA TULIS ILMIAH

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN KEMANDIRIAN LANSIA DALAM PEMENUHAN AKTUVITAS SEHARI-HARI DI DESA TUALANGO KECAMATAN TILANGO KABUPATEN GORONTALO

RELATIONSHIP BETWEEN KNOWLEDGE OF THE FAMILY ON FAMILY TASK IN HEALTH AND THE UTILIZATION OF HEALTH SERVICE AT PANDAK II HEALTH CENTER BANTUL

KEAKTIFAN KADER DAN DUKUNGAN KELUARGA MEMPENGARUHI KUALITAS HIDUP LANSIA. Asnah 1) Lamri 2)

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI DI WILAYAH KERJA POSYANDU MELATI KELURAHAN TLOGOMAS MALANG ABSTRAK

Jurnal Kesehatan Kartika Vol. 10 No. 2, Agustus 2015 ABSTRAK

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN ULANG NIFAS DI WILAYAH PUSKESMAS PURWOYOSO KOTA SEMARANG

DUKUNGAN KELUARGA MEMPENGARUHI KEPATUHAN MINUM OBAT PASIEN SKIZOFRENIA ABSTRAK

DUKUNGAN DENGAN BEBAN KELUARGA MENGIKUTI REGIMEN TERAPEUTIK ANGGOTA KELUARGA YANG MENGALAMI HALUSINASI

DAFTAR PUSTAKA. Amir, N Depresi Aspek Neurobiologi dan Tatalaksana. Jakarta : FKUI

PENERAPAN TINDAKAN KEPERAWATAN: TERAPI GENERALIS TERHADAP KETIDAKBERDAYAAN PADA LANSIA

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP KADER DENGAN PELAYANAN POSYANDU DI DESA SIDOREJO GODEAN SLEMAN

Mamik R 1, Endang 1 1. Program Studi DIII Keperawatan STIKES Pemkab Jombang ABSTRAK

Study Tingkat Kecemasan Penderita Diabetes Mellitus Di Poli Rawat Jalan Puskesmas Ngawi Purba Kabupaten Ngawi

PENGARUH PERILAKU IBU DALAM MEMBERIKAN MAKANAN PENDAMPING ASI TERHADAP STATUS GIZI BAYI USIA 7-12 BULAN. Kolifah *), Rizka Silvia Listyanti

KONTRIBUSI KARAKTERISTIK DAN LINGKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEKERASAN PADA ANAK USIA TAHUN DI KABUPATEN INDRAMAYU

HUBUNGAN FAKTOR PERILAKU IBU BALITA DENGAN KUNJUNGAN KE POSYANDU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MOKOAU TAHUN 2015

Relationship Between Nurse Knowledge, Attitude, Workloads with Medical Record Completion at the Emergency Unit, Sanglah Hospital, Denpasar

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN, PENDIDIKAN, USIA DAN LAMA MENJADI KADER POSYANDU DENGAN KUALITAS LAPORAN BULANAN DATA KEGIATAN POSYANDU

Hubungan antara Fungsi Keluarga dengan Kualitas Hidup Lansia di Kelurahan Wirobrajan Yogyakarta

Eskalila Suryati 1 ; Asfriyati 2 ; Maya Fitria 2 ABSTRACT

TESIS. Oleh LISBET HERAWATY SIHOMBING /IKM

EFEK DUKUNGAN EMOSIONAL KELUARGA PADA HARGA DIRI REMAJA: PILOT STUDY

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KINERJA KADER POSYANDU FACTORS RELATED TO THE PERFORMANCE CADRE IN POSYANDU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemanfaatan pelayanan kesehatan secara umum bisa dikaitkan baik. di beberapa daerah yang mengalami kendala dalam

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) MASYARAKAT DI LINGKUNGAN VII KELURAHAN SEI SIKAMBING B MEDAN SUNGGAL

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN WANITA PRAMENOPAUSE DI DESA BANGSALSARI KECAMATAN BANGSALSARI JEMBER

RELATIONSHIP BETWEEN EDUCATION AND KNOWLEDGE WITH KADARZI BEHAVIOR IN RURAL AREAS REPRESENTED BY KEMBARAN I DISTRICT

Anis Fitriyani 1, Nuke Devi Indrawati 1

THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE, Vol. 1, No. 1, Juni Asmuji* *Staf Pengajar Prodi Keperawatan FIKes Univ. Muhammadiyah Jember

Skripsi RIKA RAUDHATUL JANNAH NIM : S RINA AGUSTINA NIM: S

TUGAS KESEHATAN KELUARGA : KEMAMPUAN KELUARGA MERAWAT MENINGKATKAN PEMENUHAN NUTRISI BALITA

TESIS. Oleh : CUT YUNIWATI /IKM

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG ISPA DENGAN PENANGANAN BALITA ISPA

T E S I S. Oleh FERRA YUSTISIA BR PURBA /IKM

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PASIEN MELAKUKAN PENGOBATAN TRADISIONAL KE BALAI PENGOBATAN TRADISIONAL DI YOGYAKARTA TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI

The correlation of family motivation to the degree indepence of elderly in UPTD Puskesmas Kecamatan Pontianak Barat

GAMBARAN PENGETAHUAN KELUARGA TENTANG PENYAKIT HIPERTENSI PADA LANSIA STUDI KASUS

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 3, September 2017 ISSN

Tedy Candra Lesmana. Susi Damayanti

VOLUME I No 3 Juli 2013 Halaman

RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) KEPERAWATAN GERONTOLOGI. OLEH: PURWANTA, S.Kp., M.Kes

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN USIA PERNIKAHAN WANITA DI KECAMATAN WONOSARI KABUPATEN GUNUNG KIDUL PROVINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PERILAKU LANSIA DALAM PENGENDALIAN HIPERTENSI

Kusnanto*, Elida Ulfiana*, M.Hadarani**

Nisa khoiriah INTISARI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PELAKSANAAN PRAKTIK SENAM LANSIA DI DESA SOBOKERTO, NGEMPLAK, BOYOLALI

PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG PERILAKU HIDUP SEHAT DI PANTI ASUHAN EVANGELINE BOOTH DAN ASRAMA MADANI

HUBUNGAN ASUPAN MAKANAN ANAK DAN STATUS EKONOMI KELUARGA DENGAN STATUS GIZI ANAK USIA SEKOLAH DI KELURAHAN TUGU KECAMATAN CIMANGGIS KOTA DEPOK

PENGARUH KARAKTERISTIK PASIEN, JENIS PEMBIAYAAN, STATUS AKREDITASI PUSKESMAS TERHADAP KUALITAS PELAYANAN RAWAT JALAN PUSKESMAS DI KOTA SURAKARTA TESIS

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

Program Sarjana Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara

tanda keberhasilan pembangunan di Indonesia. Semakin terjadinya peningkatan usia harapan hidup penduduk, dapat mengakibatkan jumlah

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP PERILAKU ORANG TUA DALAM TOILET TRAINING TODDLER ABSTRAK

Kemampuan Keluarga Dalam Merawat Pasien Skizofrenia Dengan Gejala Halusinasi

Kata Kunci : Pelatihan, Motivasi, Dukungan Keluarga dan Masyarakat, Keaktifan Kader Posyandu

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM) TERHADAP KETERAMPILAN KELUARGA DALAM MELAKUKAN ROM PADA PASIEN STROKE

TERAPI KELOMPOK TERAPEUTIK ANAK USIA SEKOLAH PADA ANAK- ORANG TUA DAN ANAK-GURU MENINGKATKAN PERKEMBANGAN MENTAL ANAK USIA SEKOLAH

HUBUNGAN PENGETAHUAN ORANG TUA DENGAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) PADA ANAK USIA 3-6 TAHUN DI DI DESA PLOSOWAHYU KAB LAMONGAN

PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU SURAKARTA. Sunarsih Rahayu Kementerian Kesehatan Politeknik Kesehatan Surakarta Jurusan Keperawatan

BAB I PENDAHULUAN. menurut tingkatan usia lanjut yakni usia pertengahan (45-59), usia lanjut (60-

ARTIKEL KARYA TULIS ILMIAH. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat sarjana strata-1 kedokteran umum

BAB I PENDAHULUAN. membedakan menjadi dua macam usia, yaitu usia kronologis dan usia

KARAKTERISTIK, HAMBATAN WANITA USIA SUBUR MELAKUKAN PAP SMEAR DI PUSKESMAS KEDAI DURIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BAYI TENTANG POSYANDU DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN IBU DAN BAYI DI POSYANDU

Transkripsi:

KEMAMPUAN KELUARGA MERAWAT USIA LANJUT BERDASARKAN KARAKTERISTIK KELUARGA DAN USIA LANJUT Siti Nur Kholifah 1,2*, Krisna Yetti 3, Besral 4 1. Program Studi D3 Keperawatan Poltekkes Kemenkes Surabaya, Jawa Timur 60282, Indonesia 2. Program Studi Magister Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia 3. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia 4. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Depok 16424, Indonesia *Email: kholifah_stp@yahoo.co.id Abstrak Sebuah kecamatan di Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur mempunyai banyak usia lanjut. Tetapi belum diketahui kemampuan keluarga merawat usia lanjut. Penelitian analitik observasional ini bertujuan mengetahui hubungan karakteristik keluarga dan usia lanjut dengan kemampuan keluarga merawat usia lanjut. Populasi penelitian adalah keluarga dengan usia lanjut, jumlah sampel sebanyak 319 keluarga yang ditentukan dengan two stage cluster sampling. Hasil penelitian menunjukkan 48,3% keluarga mampu merawat usia lanjut. Sub variabel yang paling dominan berhubungan dengan kemampuan keluarga yaitu sikap keluarga. Selanjutnya, perlu pengembangan Posyandu Usia Lanjut dengan melibatkan keluarga dan pembentukan paguyuban keluarga dengan usia lanjut. Penelitian dengan jenis action research tentang model perawatan usia lanjut yang mengaplikasikan keperawatan transkultural sebagai kerangka konsep penelitian perlu dilakukan. Kata kunci: karakteristik keluarga, karakteristik usia lanjut, kemampuan Abstract Most elderly in Sidoarjo Distric-East Java lives in a sub district. However, no evidence found about the family s ability to care of elderly people at home. This analytical-observational research attempted to identify the relationship between the characteristics of family and the elderly with the family s ability caring for the elderly at home. Research were elderly, the sample was 319 family selected by two stages cluster sampling. Result of research showed 48,3% family able to take care of elderly at home. The most dominant sub variable related to family s ability was the family attitude to take care of the elderly. It was recommended to develop the Elderly Integrated Health Service and local community group by involving family with elderly. Furthermore, action researchs that apply transcultural nursing framework are needed to develop elderly care model. Keywords: family s characteristics, elderly s characteristics, family s ability to take care of elderly at home Pendahuluan Peningkatan umur harapan hidup akan berdampak pada meningkatnya jumlah populasi usia lanjut. Pada 2010, penduduk usia lanjut diperkirakan 9,77% dari total penduduk (Depkes RI, 2005), sehingga abad 21 akan menjadi Era Usia Lanjut (Sirait & Riyadina, 1999; Riasmini, 2002). Keluarga merupakan masyarakat yang paling dekat dengan usia lanjut (Wiarsih, 1999). Alasan keluarga untuk menerima usia lanjut sebagian besar (86,1%) adalah karena tanggung jawab (Jang, et al., 2002, dalam Miller, 2004). Oleh karenanya, kemampuan keluarga merawat usia lanjut sangat penting untuk menjaga kesehatan dan kesejahteraan usia lanjut. Kemampuan keluarga dalam merawat usia lanjut di diartikan sebagai kemampuan keluar ga dalam melakukan tindakan untuk memenuhi kebutuhan fisik, psikologis, sosial, dan spiritual pada usia lanjut (Miller, 2004; Friedman, Bowden, & Jones, 2003; Kuntjoro, 2002).Kemampuan keluarga ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal dari keluarga dan faktor usia lanjut sendiri. Teori yang digunakan sebagai dasar dari kemampuan keluarga dalam melakukan tindakan pada penelitian ini adalah teori dari Green (1984). Disebutkan bahwa perilaku seseorang terbentuk dari 3 (tiga) faktor yaitu predisposisi, pendukung, dan pendorong.

2 Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 14, No. 1, Maret 2011; hal 1-8 Faktor predisposisi kemampuan keluarga bersumber dari karakteristik keluarga dan usia lanjut. Faktor pendukung adalah ketersediaan sarana dan prasarana, misalnya sarana transportasi, ruang keluarga, ruang ibadah, dan kamar tersendiri untuk usia lanjut. Faktor pendorong adalah sikap dari masyarakat dan petugas kesehatan terhadap perawatan usia lanjut. Peneliti ini perlu dilakukan di sebuah Kecamatan di Sidoarjo Jawa Timur karena persentase usia lanjut di daerah tersebut adalah 8,03% dari keseluruhan penduduk. Angka ini melebihi persentase skala nasional (7,4%) (Dinkes Kab. Sidoarjo, 2004). Wilayah ini merupakan salah satu kecamatan di Sidoarjo, yang berupa daerah rural tetapi tengah berkembang menjadi daerah urban. Terbukanya pemukiman baru dan berbagai industri memungkinkan masuknya berbagai pengaruh yang dibawa oleh para pendatang. Jumlah usia lanjut di wilayah tersebut adalah 1133 orang dan mayoritas (90%) tinggal bersama keluarga. Akan tetapi, belum diperoleh data bagaimana kemampuan keluarga dalam merawat usia lanjut di dan bagaimana kualitas kesehatan para usia lanjut dalam keluarga. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara karakteristik keluarga dan karakteristik usia lanjut dengan kemampuan keluarga dalam merawat usia lanjut di wilayah tersebut. Metode Penelitian ini menggunakan desain analitik observasional dengan pendekatan cross-sectional. Jumlah populasi 1020 keluarga. Berdasarkan perhitungan, diperoleh sampel sebanyak 319 keluarga. Pemilihan sampel dengan two stage cluster sampling. Kriteria sampel adalah keluarga yang merupakan anak dari usia lanjut dan tinggal bersama serta bersedia menjadi responden. Pengumpul data dibagi empat kelompok, masingmasing kelompok dua orang. Satu kelompok bertanggung jawab untuk 6 kelurahan. Satu orang mengambil data keluarga dengan menggunakan kuesioner. Sebelum mengumpulkan data, keluarga yang telah memenuhi kriteria diberi penjelasan tentang penelitian yang akan dilakukan. Apabila keluarga telah memahami penjelasan tersebut dan bersedia menjadi responden, keluarga menandatangani informed consent yang disediakan. Hasil Kemampuan Keluarga Merawat Usia Lanjut di Rumah Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 48,3% keluarga termasuk kategori mampu merawat dan 51,7% termasuk tidak mampu merawat usia lanjut di. Karakteristik Keluarga Hasil penelitian untuk karakteristik keluarga secara rinci terlihat pada tabel 1. Skor fasilitas dalam keluarga merupakan skala rasio berdasarkan hasil observasi. Karakteristik Usia Lanjut Hasil penelitian mendapatkan bahwa sebagian besar responden berusia lanjut (70,2%) berumur 60-74 tahun. Sebagian besar (88,4%) responden tidak bekerja dan 60,8% dalam keadaan sehat. Hubungan Karakteristik Keluarga dengan Kemampuan Keluarga Merawat Usia Lanjut di Rumah Hubungan status ekonomi dengan kemampuan Hasil penelitian menunjukkan dari 79 responden yang berstatus ekonomi sangat rendah, 38% mampu merawat usia lanjut di. Sebanyak 85 responden berstatus ekonomi rendah, 44,7% mampu merawat usia lanjut. Sejumlah 76 responden berstatus ekonomi sedang, 50% mampu merawat usia lanjut di. Keluarga yang berstatus ekonomi tinggi, 60,8% mampu merawat usia lanjut di.

Kemampuan keluarga merawat usia lanjut berdasarkan karakteristik keluarga dan usia lanjut (Siti Nur Kholifah, Krisna Yetti, Besral) 3 Hasil uji kai kuadrat menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara status ekonomi dengan kemampuan keluarga merawat usia lanjut (α= 0,05). Hubungan status pendidikan dengan Hasil analisis menunjukkan bahwa 121 orang responden tidak lulus SD dan bersekolah SD, dengan rincian 1 (satu) orang tidak lulus SD dan 120 orang bersekolah SD. Berdasarkan data tersebut, 51,2% mampu merawat usia lanjut di. Responden berpendidikan SMP dan SMA berjumlah 185 orang. Sejumlah 89 orang berpendidikan SMP, dan 96 orang berpendidikan SMA. Berdasarkan data tesebut, 44,3% mampu merawat usia lanjut di. Sebanyak 13 responden yang telah lulus perguruan tinggi, 76,9% mampu merawat usia lanjut di. Hasil uji kai kuadrat diperoleh bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dengan kemampuan keluarga merawat usia lanjut di (p= 0,054, α= 0,05). Hubungan pekerjaan keluarga dengan Subvariabel pekerjaan dibagi tiga bagian yaitu, kategori pekerjaan keluarga, jenis pekerjaan suami, dan pekerjaan istri. Kategori keluarga yang bekerja Data yang diperoleh menunjukkan, suami istri bekerja sejumlah 100 orang, 47% mampu merawat usia lanjut di. Responden yang suami saja bekerja mencari nafkah untuk keluarga, 47,8% mampu merawat usia lanjut di. Sedangkan dari 41 responden yang bekerja sendiri atau hanya istri yang bekerja, 58,3% mampu merawat usia lanjut di. Hasil uji kai kuadrat menggambarkan tidak ada hubungan antara kategori pekerjaan keluarga dengan kemampuan (p= 0,756, α= 0,05). Jenis pekerjaan suami Tabulasi silang menunjukkan 12 keluarga yang suami tidak bekerja ternyata 58,3% mampu merawat usia lanjut di. Keluarga yang suaminya bekerja swasta tidak menetap 41,7% mampu merawat usia lanjut di. Seratus dua puluh delapan keluarga dengan suami yang bekerja swasta menetap, 50,8% mampu merawat usia lanjut di. Sedangkan 15 keluarga yang suaminya bekerja sebagai PNS/ABRI, 66,7% mampu merawat usia lanjut di. Hasil uji statistik dapat disimpul-kan bahwa pekerjaan suami tidak berhubungan dengan kemampuan keluarga merawat usia lanjut di (α>0,05). Jenis pekerjaan istri Hubungan pekerjaan istri dengan kemampuan mendapatkan 178 keluarga dengan istri yang tidak bekerja, 47,8% mampu merawat usia lanjut di. Istri/ janda/wanita tidak kawin yang bekerja swasta tidak menetap, 41,8% tidak mampu me-rawat usia lanjut di. Sebanyak 34 istri/ janda/ wanita tidak kawin dengan pekerjaan swasta menetap, 70,6% mampu merawat usia lanjut di. Disamping itu, lima keluarga dengan istri/ janda/ wanita tidak kawin bekerja sebagai PNS, 60% mampu merawat usia lanjut di. Hasil uji kai kuadrat didapatkan berarti ada hubungan bermakna antara pekerjaan istri dengan kemampuan keluarga merawat usia lanjut di (α< 0,05). Hubungan jumlah beban tanggungan keluarga dengan kemampuan keluarga merawat usia lanjut di Berdasar analisis bivariat disimpulkan responden yang mempunyai beban tanggungan antara satu sampai lima orang, 46,4% mampu merawat usia lanjut di. Sedangkan responden yang mempunyai beban tanggungan lebih dari lima orang dalam keluarga, 53,8% mampu merawat usia lanjut di. Hasil uji kai kuadrat dapatdisimpulkan tidak ada hubungan antara jumlah beban tanggungan keluarga dengan kemampuan keluarga merawat usia lanjut di (p= 0,258, α= 0,05).

4 Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 14, No. 1, Maret 2011; hal 1-8 Tabel 1. Distribusi responden berdasarkan karakteristik keluarga Status ekonomi a. Sangat Rendah b. Rendah c. Sedang d. Tinggi Karakteristik keluarga Jumlah Persentase 79 85 76 79 24,8 26,6 23,8 24,8 Pendidikan a. Tidak lulus SD/SD b. SMP/SMA c. Perguruan Tinggi Pekerjaan a. Kategori pekerjaan keluarga 1) Semuanya bekerja 2) Suami saja yang bekerja 3) Istri saja yang bekerja/bekerja sendiri (janda/tidak kawin) b. Pekerjaan suami 1) Tidak bekerja 2) Swasta tidak menetap 3) Swasta menetap 4) PNS/ABRI c. Pekerjaan istri/janda/tidak kawin 1) Tidak bekerja 2) Swasta tidak menetap 3) Swasta menetap 4) PNS Jumlah beban tanggungan keluarga a. 1-5 orang b. > 5 orang Pengetahuan keluarga terhadap perawatan lansia a. Kurang b. Cukup c. Baik Sikap terhadap perawatan lansia a. Negatif b. Positif Skor fasilitas dalam keluarga a. 10-16 b. 17-21 121 185 13 100 178 41 12 139 128 15 178 98 34 5 239 80 2 164 153 195 124 153 166 37,9 58 4,1 31,34 55,81 12,85 4,08 47,28 43,54 5,10 56,51 31,11 10,79 1,59 74,92 25,08 0,6 51,4 48 61,1 38,9 47,9 52,1 Hubungan pengetahuan dengan kemampuan Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang mempunyai pengetahuan baik berjumlah 153 orang, sebanyak 55,6% mampu merawat usia lanjut di. Seratus enam puluh enam responden mempunyai pengetahuan cukup dan kurang. Responden yang mempunyai pengetahuan cukup berjumlah 64 orang, sedangkan responden mempunyai pengetahuan kurang yaitu dua orang. Berdasarkan data tersebut disimpulkan sebanyak 41,6% mampu merawat usia lanjut.

Kemampuan keluarga merawat usia lanjut berdasarkan karakteristik keluarga dan usia lanjut (Siti Nur Kholifah, Krisna Yetti, Besral) 5 Hasil uji statistik kai kuadrat didapatkan hubungan bermakna antara pengetahuan keluarga tentang perawatan usia lanjut dengan kemampuan keluarga merawat usia lanjut di (p= 0,017, α= 0,05). Hubungan sikap keluarga dengan kemampuan Hasil analisis bivariat dari sikap keluarga dengan kemampuan, memperlihatkan dari 124 responden yang bersikap positif, 65,3% mampu merawat usia lanjut. Sedangkan dari 195 responden yang bersikap negatif, 37,4% mampu merawat usia lanjut di. Hasil uji statistik kai kudrat dapat diketahui adanya hubungan yang bermakna antara sikap keluarga terhadap perawatan usia lanjut dengan kemampuan (p= 0,00, α= 0,05). Hubungan fasilitas keluarga dengan Hasil uji statistik menunjukkan bahwa fasilitas dalam keluarga tidak mempunyai hubungan secara bermakna dengan kemampuan keluarga merawat usia lanjut di (α> 0,05). Hubungan Karakteristik Usia Lanjut dengan Kemampuan Keluarga Merawat Usia Lanjut di Rumah Hubungan umur usia lanjut, status pekerjaan, dan status kesehatan dengan kemampuan Hasil analisis bivariat umur usia lanjut menunjukkan bahwa 224 responden yang mempunyai usia lanjut berumur 60-74 tahun, 52,7% termasuk mampu merawat. Sebanyak 95 responden yang tinggal dengan usia lanjut berumur 75-100 tahun, 37,9% mampu merawat usia lanjut tersebut. Hasil uji statistik yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara umur usia lanjut dengan kemampuan (p= 0,015, α= 0,05). Hubungan status pekerjaan usia lanjut dengan Hasil penelitian tentang hubungan status pekerjaan usia lanjut dengan kemampuan keluarga merawat usia lanjut di. Usia lanjut yang bekerja 37 orang, sejumlah 45,9% mempunyai keluarga yang mampu merawat. Usia lanjut dalam keluarga yang tidak bekerja 282 orang, 48,6% mempunyai keluarga yang masuk pada kategori mampu untuk merawat. Hasil uji kai kuadrat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan antara status pekerjaan usia lanjut dengan kemampuan (p= 0,8993, α= 0,05). Hubungan status kesehatan usia lanjut dengan Hasil analisis bivariat status kesehatan memperlihatkan, 194 usia lanjut yang sehat, 53,1% berada dalam keluarga yang mampu merawat. Sedangkan dari 125 usia lanjut yang sakit, 40,8% hidup bersama keluarga yang juga mampu merawat. Uji kai kuadrat yang telah dilakukan memperlihatkan ada hubungan yang bermakna ant ara st atus kesehat an usia lanjut dengan kemampuan (p = 0,042, α = 0,05). Pembahasan Ketidakmampuan keluarga merawat usia lanjut berdasarkan hasil penelitian disebabkan karena belum memahami kebutuhan usia lanjut secara komprehensif, baik fisik, psikologis, sosial dan spiritual. Meskipun terdapat keluarga yang telah memenuhi kebutuhan tersebut, mereka menjalankan kebiasaan tanpa mengetahui tujuan dari apa yang telah mereka lakukan. Menurut Moreover, Fortinsky, dan Hathaway (1990, dalam, Lueckenotte, 2000), yang menyatakan bahwa keluarga membutuhkan pendidikan secara kontinyu atau berkelanjutan untuk melakukan perawatan pada usia lanjut.

6 Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 14, No. 1, Maret 2011; hal 1-8 Menurut Depkes RI (2005), pemberian pendidikan kesehatan yang berkesinambungan pada keluarga dapat menumbuhkan sikap dan perilaku yang akan meningkatkan kemampuan keluarga dalam merawat usia lanjut. Kebermaknaan hubungan antara pengetahuan dengan kemampuan keluarga merawat usia lanjut di mendukung teori Green (1984) bahwa pengetahuan merupakan faktor predisposisi pada seseorang untuk melakukan tindakan. Selaras dengan pernyataan Wiarsih (1999) bahwa keluarga yang mengetahui dan memahami tentang cara merawat usia lanjut di, akan dapat membahagiakan dan mensejahterakan usia lanjut di lingkungan keluarga. Salah satu faktor yang berhubungan dengan kemampuan keluarga merawat usia lanjut adalah faktor ekonomi. Hasil penelitian ini mendukung teori yang dikemukakan oleh Miller (2004) bahwa ekonomi keluarga merupakan salah satu dukungan sosial yang penting diberikan pada usia lanjut karena terkait dengan pemberian pelayanan kesehatan. Analisis uji regresi logistik menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara pendidikan keluarga dengan kemampuan keluarga merawat usia lanjut setelah dikontrol dengan status ekonomi, sikap keluarga dan umur usia lanjut. Teori yang mendukung hasil penelitian ini diantaranya menurut Friedman, Bowden, dan Jones (2003) yang menyatakan bahwa pendidikan keluarga berhubungan dengan status kesehatan, karena pendidikan akan membentuk pengetahuan dan pola perilaku seseorang terhadap kesehatan. Selain itu, menurut Notoatmodjo (2005), status pendidikan keluarga merupakan salah satu input dalam proses terbentuknya suatu keluaran perilaku baru. Hal ini akan mempengaruhi kemampuan keluarga melakukan tindakan sesuai yang diharapkan. Jumlah tanggungan keluarga tidak berhubungan dengan kemampuan keluarga merawat usia lanjut. Hasil penelitian ini bertentangan dengan hasil penelitian Demartoto (2003), yang menyatakan bahwa banyaknya jumlah beban tanggungan keluarga mempengaruhi kemampuan keluarga dalam memberikan perawatan pada usia lanjut. Keluarga dapat memanfaatkan sumberdaya tersebut untuk meringankan bebannya dalam hal merawat usia lanjut di. Sesuai teori WHO tentang perilaku yang menyebutkan bahwa sumber daya yang tersedia merupakan faktor pendukung bagi seseorang dalam melakukan tindakan (Notoatmodjo, 2005). Sikap keluarga juga berhubungan dengan kemampuan keluarga. Hasil ini sesuai dengan penelitian Purwanto (2002) bahwa keluarga yang bersikap positif memberikan perawatan yang lebih baik pada usia lanjut, sebaliknya keluarga yang bersikap negatif, perawatan yang diberikan kurang baik. Hasil penelitian tersebut mendukung pernyataan Hardiwiyoto dan Tony (1999, dalam Sutarna, 2001) bahwa sikap keluarga terhadap kesehatan usia lanjut sangat menentukan keberhasilan perawatan. Sikap tersebut dapat negatif dan positif. Variabel fasilitas keluarga tidak ber-hubungan dengan kemampuan keluarga. Hal ini tidak sesuai dengan hasil penelitian Erawati (2002) yang mengambarkan bahwa fasilitas keluarga berpengaruh terhadap perawatan yang diberikan kepada usia lanjut. Hasil penelitian ini juga tidak mendukung teori yang dikemukakan oleh Miller (2004), bahwa fasilitas yang disediakan keluarga merupakan dukungan instrumental yang bermanfaat untuk pemeliharaan kesehatan pada usia lanjut. Peneliti berpendapat bahwa tidak adanya hubungan antara fasilitas keluarga dengan kemampuan berkaitan dengan kurangnya kemampuan keluarga dalam memanfaatkan fasilitas yang dimiliki secara optimal. Variabel umur usia lanjut berhubungan dengan dukungan keluarga, hal ini mempunyai kaitan dengan kemampuan fungsional pada usia lanjut.

Kemampuan keluarga merawat usia lanjut berdasarkan karakteristik keluarga dan usia lanjut (Siti Nur Kholifah, Krisna Yetti, Besral) 7 Seiring bertambahnya usia, maka akan semakin menurun kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, sehingga ketergantungan terhadap keluarga semakin meningkat. Hasil tersebut mendukung hasil penelitian dari Rustika dan Riyadina (2000) yang menggambarkan bahwa semakin tua umur seseorang maka akan berpengaruh terhadap kemampuannya dalam memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Selain itu, hasil penelitian dari Yan Hao (1998) juga menyatakan bahwa tingkat ketergantungan usia lanjut dipengaruhi oleh umur. Semakin tua usia maka semakin menurun status kesehatannya. Pernyataan ini sesuai dengan hasil penelitian ada hubungan antara status kesehatan dengan kemampuan keluarga merawat usia lanjut. Hal ini berkaitan dengan peningkatan beban yang ditanggung keluarga dan keterbatasan pengetahuan keluarga dalam merawat usia lanjut yang sakit. Kondisi ini mendukung pernyataan bahwa keluarga sebagai pemberi perawatan akan mempunyai beban yang berlebih pada saat usia lanjut mengidap suatu penyakit serta menimbulkan reaksi psikososial misalnya stres pada keluarga sebagai pemberi perawatan (Gallo, Reichel, & Andersen, 1998; Stanley, Blair, & Beare, 2005). Kesimpulan Penelitian ini memberikan gambaran 48,3% keluarga mempunyai kemampuan merawat usia lanjut di. Analisis bivariat menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara status ekonomi, pendidikan, pekerjaan istri, pengetahuan, sikap, umur usia lanjut dan status kesehatan usia lanjut dengan kemampuan. Akan tetapi, tidak ada hubungan yang bermakna antara jumlah beban tanggungan keluarga, fasilitas keluarga, dan status pekerjaan usia lanjut dengan kemampuan. Hasil analisis multivariat mendapatkan subvariabel yang paling dominan berhubungan dengan kemampuan keluarga tersebut adalah sikap keluarga terhadap perawatan usia lanjut setelah dikontrol dengan status ekonomi, pendidikan keluarga dan umur usia lanjut. Berdasarkan hasil penelitian ini, perlu pembentukan paguyuban keluarga dengan usia lanjut untuk mempermudah perawat komunitas memfasilitasi pemberdayaan keluarga dengan usia lanjut serta penelitian lanjutan dengan jenis action research terkait dengan model perawatan usia lanjut di wilayah ini dengan mengaplikasikan keperawatan transkultural sebagai kerangka konsep penelitian agar diperoleh model perawatan yang untuk lanjut usia yang sesuai dengan budaya setempat (MR, JS, KN). Referensi Depkes RI. (2005). Pedoman pembinaan kesehatan usia lanjut bagi petugas kesehatan. Jakarta: Depkes RI. Demartoto, A. (2003). Pelayanan berbasiskan keluarga dan relevansinya dengan kesejahteraan sosial lansia di perdesaan. Jurnal Penelitian dan Pendidikan, 3 (1), 41-56. Dinkes Kab. Sidoarjo. (2004). Laporan pengelola-an program pembinaan usia lanjut (Tidak dipublikasikan). Dinas Kesehatan, Sidoarjo - Jawa Timur. Erawati, N.K. (2002). Hubungan dukungan keluarga dan tingkat depresi pada lanjut usia di wilayah Puskesmas Denpasar Selatan Kota Denpasar- Bali (Laporan Penelitian, tidak dipublikasikan). Universitas Airlangga, Surabaya. Friedman, M.M., Bowden, V.R., & Jones, E.G. (2003). Family nursing: Research, theory, & practice (5th Ed.). New Jersey: Prentice Hall. Gallo, J.J., Reichel, W., & Andersen, L.M. (1998). Buku saku gerontologi (Edisi 2). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Green, L. (1984). Modifying and developing health behavior. Annual Review of Public Health, 5, 215-236.

8 Jurnal Keperawatan Indonesia, Volume 14, No. 1, Maret 2011; hal 1-8 Hitchock, J.E., Schubert, P.E., & Thomas, A. (1999). Community health nursing caring in action, California: An International Thompson Publishing Company. Kuntjoro. (2002). Dukungan sosial pada lansia. Diperoleh dari http://www.e-psikologi.com. Lueckenotte, A.G. (2000). Gerontologic nursing (2th Ed.). St. Louis: Mosby. Miller, C. A. (2004). Nursing for wellness in older adults: Theory and practice (4th Ed.). Philadelphia: Lippincott. Notoatmodjo, S. (2005). Promosi Kesehatan: Teori dan Aplikasi (Cetakan I). Jakarta: Penerbit Rineka Cipta. Purwanto, H. (2002). Faktor-faktor yang berhubungan dengan perawatan yang dilakukan keluarga pada usia lanjut di Kecamatan Pesisir-Lamongan. Jurnal Penelitian Politeknik Kesehatan Surabaya, 1 (1), 33-39. Riasmini, N. (2002). Analisis faktor-faktor yang berhubungan dengan kemampuan usia lanjut dalam melakukan aktivitas kehidupan seharihari di Kelurahan Palmeriam Kecamatan Matraman Jakarta Timur (Tesis master, tidak dipublikasikan). Program Pascasarjana Universitas Indonesia, Jakarta. Rustika, & Riyadina, W. (2000). Profil penduduk lanjut usia di Indonesia. Media Litbang Kesehatan, 10 (2), 16-26. Sirait, & Riyadina. (1999). Faktor-faktor yang mempengaruhi status kesehatan usia lanjut. Jurnal Epidemiologi Indonesia, 3(3), 21-30. Sutarna, I.M. (2002). Alternatif model asuhan keperawatan keluarga dengan lanjut usia (Tesis master, tidak dipublikasikan). Program Pascasarjana Universitas Airlangga, Surabaya - Jawa Timur. Stanley, M., Blaire, K.A., & Beare, P.G. (2005). Gerontological nursing: Promoting succesfull aging with older adults (3th Ed.). Philadelphia: F.A. Davis Company. Sastr oasmoro, & Ismael. (2002). Dasa-dasar metodologi penelitian klinis (edisi 2). Jakarta: CV Sagung Seto. Wiar sih, W. (1999). Peran keluarga dalam meningkatkan kesehatan jiwa lansia di. Jurnal Keperawatan Indonesia, 2 (7), 254-257. Yan Hao. (1998). Dependency of the chinese elderly: An exploration. Journal of the Australian Population Association, 15 (2), 171-186.