2015 HUBUNGAN ANTARA BOD Y IMAGE D ENGAN PERILAKU D IET PAD A WANITA D EWASA AWAL D I UPI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. paling sering disorot oleh masyarakat. Peran masyarakat dan media membawa

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkesinambungan dalam kehidupan manusia. Perkembangan adalah perubahanperubahan

BAB I PENDAHULUAN. bentuk tubuhnya jauh dari ideal.masyarakat berpikir orang yang cantik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1

BAB I PENDAHULUAN. Mahasiswa adalah status yang disandang oleh seseorang karena

BAB I PENDAHULUAN. bentuk tubuh dan berat badan yang ideal. Hal tersebut dikarenakan selain

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Diet merupakan hal yang tidak asing lagi bagi remaja di era moderen seperti saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan pribadi individu untuk menjadi dewasa. Menurut Santrock (2007),

CITRA DIRI PADA REMAJA PUTRI YANG MENGALAMI KECENDERUNGAN GANGGUAN BODY DYSMORPHIC. Disusun Oleh:

BAB 1 PENDAHULUAN. Sebagai makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri, manusia selalu

BAB I PENDAHULUAN. Penampilan fisik seseorang memang dianggap sebagai suatu hal yang

A. Latar Belakang Masalah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. Menurut Davison & McCabe (2005) istilah body image mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Pada masa remaja, seorang individu banyak mengalami perubahan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa remaja penampilan fisik merupakan hal yang paling sering

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja banyak permasalahan yang harus dihadapi, salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dalam kehidupan remaja, karena remaja tidak lagi hanya berinteraksi dengan keluarga

C. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini terdapat 2 variabel, yaitu: 1. Variabel independen : body image 2. Variabel dependen : perilaku diet

HUBUNGAN ANTARA CITRA TUBUH IDEAL DENGAN USAHA MEMBANGUN DAYA TARIK FISIK PADA PEREMPUAN

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Penampilan merupakan faktor penting bagi setiap orang terutama bagi

BAB I PENDAHULUAN. Manusia membutuhkan kehadiran manusia lain di sekelilingnya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan seringkali diremehkan orang demi kesenangan sementara.

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia memiliki ukuran dan proporsi tubuh yang berbeda-beda satu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. keseluruhan, termasuk karakteristik fisik dan fungsional dan sikap. terhadap karakteristik tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekarang ini masyarakat banyak mendatangi restauran-restauran yang

BAB 5 DISKUSI, KESIMPULAN, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. 20 tahun sampai 30 tahun, dan mulai mengalami penurunan pada usia lebih dari

Skala Kepercayaan Diri Tryout

BAB I PENDAHULUAN. mereka dalam dekade pertama kehidupan. Masa remaja merupakan jembatan

BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Ketika memulai relasi pertemanan, orang lain akan menilai individu diantaranya

Manusia merupakan makhluk hidup yang selalu berkembang mengikuti tahaptahap. perkembangan tertentu. Manusia hams melewati satu tahap ke tahap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Body Dissatisfaction. body image sebagai suatu sikap dan penilaian individu mengenai

HUBUNGAN ANTARA CITRA TUBUH DENGAN SELF ESTEEM PADA WANITA YANG MELAKUKAN PERAWATAN DI SKIN CARE HALAMAN SAMPUL DEPAN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menentukan arah dan tujuan dalam sebuah kehidupan. Anthony (1992)

HUBUNGAN ANTARA SELF BODY IMAGE DENGAN PEMBENTUKAN IDENTITAS DIRI REMAJA. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja merupakan masa perubahan yang dramatis. masa

BAB I PENDAHULUAN. Mengandung dan melahirkan adalah hal yang diharapkan dalam kehidupan

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini memiliki tubuh langsing menjadi tren di kalangan wanita, baik

BAB I PENDAHULUAN. perempuan merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang menarik perhatian. Oleh

BAB I PENDAHULUAN. perilaku membeli pada masyarakat termasuk remaja putri. Saat ini,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pipit Yuliani, 2013


Lampiran A Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

BAB I PENDAHULUAN. adalah kebutuhan primer, sekunder dan tersier, kebutuhan yang pertama yang harus dipenuhi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan hal penting yang mendapatkan perhatian khusus. Cross dan Cross

5. KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

Hubungan Antara Perilaku Konsumtif Pada Produk X Dengan Citra Diri Remaja Putri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk terbanyak di

BAB I PENDAHULUAN. tersebut tentu saja membawa dampak dalam kehidupan manusia, baik dampak

BAB I. A. Latar Belakang Masalah. akademis dengan belajar, yang berguna bagi nusa dan bangsa di masa depan

HUBUNGAN ANTARA CITRA RAGA DAN INTERAKSI TEMAN SEBAYA DENGAN MOTIVASI MENGIKUTI SENAM PADA REMAJA PUTRI DI SANGGAR SENAM 97 SUKOHARJO.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Body Dissatisfaction

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. teristimewa dan terbaik dibanding dengan ciptaan Tuhan yang lainnya. Manusia

BAB I PENDAHULUAN. derajat kesehatan yang optimal melalui terciptanya masyarakat, bangsa, dan negara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Mahasiswa merupakan sebutan untuk seseorang yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan makna, untuk itu manusia disebut sebagai homo signifikan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mencapai tujuan. Komunikasi sebagai proses interaksi di antara orang untuk

BAB I. Latar Belakang Masalah. sosial dan moral berada dalam kondisi kritis karena peran masa remaja berada

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Gangguan identitas gender adalah suatu gangguan yang membuat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. masyarakatnya, terutama pada kaum perempuan. Sebagian besar kaum perempuan

BAB I PENDAHULUAN. Pada zaman sekarang memiliki bentuk tubuh yang ideal memang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Individu akan selalu dihadapkan dengan berbagai masalah dengan bentuk

BAB I PENDAHULUAN. hubungan yang baik antara dirinya dan lingkungan (Kristiyani, 2001). Penyesuaian diri

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Obesitas didefinisikan sebagai suatu keadaan dengan akumulasi lemak yang

ANALISIS HASIL PENELITIAN PENGARUH PENAYANGAN VIDEO KOREA TERHADAP BODY IMAGE WANITA YANG MENARIK PADA REMAJA PUTRI

BAB I PENDAHULUAN. setelah masa anak-anak dan sebelum dewasa (WHO, 2014). Masa remaja adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. ini sangat mudah sekali mencari barang-barang yang diinginkan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Makanan merupakan sesuatu hal yang tidak dapat dipisahkan dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masa remaja adalah masa saat seseorang mengalami perubahan secara psikis dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. merasa dibawah tingkat orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. usia tahun. Dewasa awal ditandai oleh adanya eksperimen dan eksplorasi.

48 Universitas Indonesia

Hubungan Antara Body Image dan Self-Esteem. Pada Dewasa Awal Tuna Daksa. Dahlia Nur Permata Sari Fakultas Psikologi Universitas Surabaya, 2012

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pola Kelekatan Orangtua Tunggal Dengan Konsep Diri Remaja Di Kota Bandung

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan periode yang penting, walaupun semua periode

BAB I PENDAHULUAN. tergantung bagaimana cara mereka mengembangkan kepercayaan. dirinya (Havighurst dalam Monks, dkk., 2002, h.22).

BAB I PENDAHULUAN. dalam pengadilan dan kalaupun bersalah hukuman yang diterima lebih ringan. Selain

BAB I PENDAHULUAN. di hampir semua negara tak terkecuali Indonesia. Penyakit ini ditandai oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Wanita yang memasuki tahap dewasa awal memiliki beberapa kriteria dan

BAB I PENDAHULUAN. tubuh ramping atau sekedar terlihat lebih ramping. Menurut Franka (2010) tubuh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hasil survei yang dilakukan Hotline Pendidikan dan Yayasan Embun

CITRA DIRI REMAJA YANG MENGALAMI OVERWEIGHT Lina Mahayati STIKes William Booth (031)

HUBUNGAN ANTARA CITRA TUBUH DENGAN PERILAKU KONSUMTIF KOSMETIK MAKE UP WAJAH PADA MAHASISWI. Naskah Publikasi

BAB IV GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN. Website yang juga dikenal www atau web merupakan sebuah sistem informasi

BAB I PENDAHULUAN. dalam benak mereka, seperti Who am I?, Apa yang membuat saya berbeda

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja adalah yang merupakan periode peralihan antara masa kanakkanak

PERBEDAAN PERILAKU KONSUMTIF PADA PENGGUNA INSTAGRAM BERDASARKAN JENIS KELAMIN

BAB I PENDAHULUAN. mereka dan membangun citra tubuh atau body image). Pada umumnya remaja putri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wanita dan pria pada umumnya memiliki minat yang beragam ketika memasuki masa dewasa awal, seperti minat mengenai fisik, pakaian, perhiasan, harta dan belief tentang penampilan dan gaya hidup. Berbagai hal dilakukan oleh pria dan wanita untuk memiliki kepuasan terhadap penampilan fisik mereka, terlebih bagi wanita. Penampilan fisik yang dimaksud meliputi tinggi badan, berat badan dan raut wajah. Bagi para wanita, minat terhadap penampilan fisik akan semakin kuat ketika tanda-tanda penuaan mulai muncul (Mappiare, 1983). Jadi, semakin tua wanita maka akan semakin besar pula ia menaruh minat pada penampilan. Masa dewasa awal adalah masa peralihan setelah masa remaja, yaitu dimulai dari usia 20 tahun sampai usia 40 tahun. Pada masa ini akan terjadi perubahan dalam diri individu, yakni dari aspek fisik, kognitif dan peran sosial di masyarakat (Papalia, Old & Feldman, 2008). Masa dewasa awal merupakan suatu masa penyesuaian terhadap pola-pola kehidupan yang baru, harapan-harapan sosial baru, dan masa penyesuaian diri dengan cara hidup baru, awalnya siswa menjadi mahasiswa, dari sekolah menjadi perguruan tinggi. Interaksi yang terjadi di perguruan tinggi lebih luas dan orang-orang yang ditemui juga lebih beragam. Selain melanjutkan pendidikan, individu juga mulai berkarir, sebagian ada yang berkarir sambil kuliah, sebagian lagi tidak melanjutkan kuliah dan hanya fokus berkarir. Disamping berkarir, pada masa ini individu mulai menjalin hubungan serius dengan lawan jenis yang memiliki tujuan untuk hidup bersama. Berkarir dan mulai menemukan pasangan hidup membuat wanita memerhatikan penampilan mereka (Santrock, 2002). Penampilan merupakan hal yang penting, terlebih bagi wanita. Pakaian yang dipakai dan aksesoris yang digunakan oleh wanita semata-mata untuk menunjang penampilan. Wanita selalu disibukkan dengan bagaimana cara membuat citra yang menarik mengenai diri mereka dalam lingkungan sosialnya, salah satunya adalah dengan memiliki bentuk tubuh yang ideal. Bentuk tubuh

2 yang ramping merupakan suatu gambaran tubuh yang dianggap baik/menarik bagi para wanita. Keinginan untuk memiliki bentuk tubuh yang ideal erat kaitannya dengan istilah body image (citra tubuh). Body image merupakan evaluasi terhadap ukuran tubuh, berat badan ataupun aspek-aspek lain dari tubuh yang berhubungan dengan penampilan fisik yang dipengaruhi oleh standar penilaian mengenai penampilan menarik yang berlaku di mana orang tersebut berada (Altabe dan Thompson, dalam Fristy, 2012). Kondisi fisik yang dimiliki oleh individu berkaitan dengan bagaimana mereka melakukan evaluasi terhadap diri mereka. Individu yang memilki body image yang positif akan memiliki penerimaan diri yang baik, yang ditandai dengan adanya penilaian positif dan sikap positif terhadap diri sendiri, serta menerima kelebihan dan kekurangan diri sendiri (Ridha, 2012). Setiap individu memiliki body image yang berbeda-beda, ada yang positif dan ada yang negatif, tergantung penilaian yang mereka berikan terhadap dirinya (Cash, 2002). Ada beberapa hal yang memengaruhi terbentuknya body image, salah satunya adalah media (Smolak & Cash, 2011). Banyak sekali terdapat iklan di media yang menggunakan model bertubuh ramping dan berwajah cantik untuk menawarkan produk-produk dagang. Disadari atau tidak, ini membentuk standar kecantikan wanita. Para wanita menjadikan orang dalam iklan tersebut sebagai tolak ukur wanita cantik. Menurut Henggaryadi dan Fakhrurozi (2008), memiliki bentuk fisik yang baik akan menimbulkan kepuasan dalam diri terhadap tubuhnya. Semakin tinggi kepercayaan diri yang dimiliki seseorang terhadap tubuhnya maka semakin positif harga diri yang dimiliki, karena body image yang positif meningkatkan nilai diri, kepercayaan diri serta mempertegas jati diri terhadap dirinya sendiri maupun orang lain yang akan memengaruhi harga diri. Inilah mengapa wanita yang memiliki body image negatif cenderung melakukan upayaupaya untuk memperbaiki tampilan diri mereka. Body image yang berkembang negatif mampu membahayakan diri karena individu akan berfokus pada kekurangan dirinya, hal ini disebut dengan gangguan body dysmorphic. Penelitian tentang hal tersebut pernah dilakukan pada subjek yang memiliki citra diri negatif. Body image pada subjek tersebut berkembang

3 negatif karena pada masa sekolah subjek mendapat perlakuan yang tidak baik dari teman-teman sekolahnya, kejadian ini membuat subjek menarik diri dan berpikir bahwa dirinya jelek dan memiliki banyak kekurangan. Hal ini menyebabkan subjek menutupi kekurangan fisiknya dengan berbagai cara seperti memakai sepatu tinggi, memakai baju bagus, bahkan sempat berpikir untuk melakukan operasi plastik. Selain itu, subjek menjadikan kakaknya sebagai perbandingan karena subjek merasa kakaknya lebih cantik. Beberapa hal tersebut menyebabkan subjek menderita gangguan yang membuat subjek berfokus pada kekurangannya dan tidak mendapat titik akhir/kepuasan diri (Fristy, 2012). Hasil survey yang dilakukan dr Kearney-Cooke bersama majalah Glamour ialah 97% perempuan berpikir negatif tentang bentuk tubuh mereka. Studi tersebut dilakukan pada 300 perempuan dengan bentuk tubuh yang berbeda-beda. Kemudian, 300 perempuan tersebut diminta untuk menuliskan hal-hal buruk tentang bentuk tubuhnya dan selanjutnya mengatakan perkataan tersebut setiap hari kepada dirinya sendiri. Rata-rata, masing-masing perempuan memiliki 13 pikiran negatif terhadap tubuhnya. Artinya, satu pikiran negatif muncul setiap jam ketika mereka tidak sedang tidur (Mardiani, 2013). Berdasarkan survey dan penelitian tersebut, diketahui banyak wanita yang berpikir negatif tentang tubuhnya karena penampilan fisik mereka yang kurang ideal, penampilan fisik merupakan bagian yang paling mudah terlihat perbedaannya. Wanita mengubah diri agar pikiran negatif tentang tubuhnya dapat diminimalisasi. Keinginan untuk mengubah fisik demi mencapai tujuan tidak tanggung-tanggung dilakukan wanita walaupun harus dengan melakukan operasi plastik. Gencarnya orang-orang untuk mendapatkan tubuh yang menarik juga terlihat dari produk kecantikan dan obat diet yang laris terjual di pasaran (Corbuzier, 2013). Banyak obat yang beredar di pasaran menjanjikan perubahan dalam proses yang cepat sehingga menyebabkan banyak orang tergiur dan kurang selektif dalam memilih produk tersebut. Badan pengawas obat dan makanan (BPOM) masih menemukan produk-produk kecantikan yang tidak memiliki izin edar karena tidak memiliki syarat-syarat tertentu. Beberapa produk kecantikan tersebut mengandung bahan berbahaya tidak layak pakai yang dapat mengakibatkan penyakit yang serius (Nad, 2013).

4 Upaya yang paling sering dilakukan oleh wanita yang memiliki kelebihan berat badan untuk mendapatkan bentuk tubuh yang ideal adalah diet. Diet merupakan cara mengatur pola makan/minum yang dikonsumsi. Pola makan tersebut diatur sedemikian rupa, sehingga makanan yang masuk ke dalam tubuh hanyalah makanan tertentu dengan jumlah tertentu yang bertujuan untuk mengurangi lemak tubuh, menurunkan berat badan, mengurangi penyakit yang diderita dan alasan kesehatan (Huteri, 2012). Diet sangat akrab di kalangan kaum wanita, karena memang sebagian besar wanita menginginkan tubuh ideal. Keinginan untuk mengubah penampilan dan bentuk tubuh bermula dari rasa tidak puas diri, misalnya seperti masalah berat badan yang berlebihan sehingga tidak indah dilihat dalam hal berpakaian. Masalah fisik tersebut untuk sebagian wanita dianggap sebagai masalah besar, mereka bahkan ada yang sampai minder atau tidak percaya diri. Dampaknya mereka mengonsumsi obat diet demi mendapatkan tubuh yang ideal. Ini dialami lebih banyak oleh wanita karena wanita memiliki banyak cara untuk menarik perhatian dalam hal penampilan. Berat badan adalah masalah pria dan wanita. Namun jika dibandingkan dengan pria, wanita lebih sering memandang dirinya memiliki berat badan yang berlebihan, ini karena keinginan wanita untuk tampil menarik lebih tinggi daripada pria (Fallon, dalam Santrock, 2002). Penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan body image memperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan gambaran tubuh yang signifikan antara remaja yang berjenis kelamin laki-laki dan berjenis perempuan, namun tidak terdapat perbedaan perilaku diet yang signifikan antara remaja yang memilki jenis kelamin berbeda tersebut (Andea, 2010). Di Indonesia sedang hangat diperbincangkan mengenai rencana Dedi Corbuzier (seorang publik figur di indonesia) untuk menciptakan Indonesia bebas obesitas dengan penemuan terbarunya yaitu OCD (Obsessive Corbuzier Diet). Dedi Corbuzier menjelaskan dalam bukunya mengenai bagaimana memiliki bentuk tubuh yang ideal dengan cara sehat yaitu berpuasa tanpa menggunakan obat diet. Hal ini membuat wanita Indonesia yang memiliki bentuk tubuh yang kurang ideal untuk mencoba cara diet ini. Dalam minggu pertama ebook

5 Corbuzier sudah terunduh sebanyak 2 juta kopi dan dalam minggu itu juga jutaan orang mengalami perbaikan bentuk tubuh (Corbuzier, 2013). Menurut Kim dan Lennon (dalam Andea 2010) diet OCD merupakan diet yang tidak sehat. Diet tidak sehat adalah upaya yang dilakukan untuk mendapatkan tubuh yang ideal dengan cara yang tidak sehat dan akan membahayakan kesehatan. Diet jenis ini dilakukan dengan berpuasa tanpa niat ibadah untuk penurunan berat badan, mengonsumsi obat diet yang akan menahan nafsu makan dan muntah dengan sengaja. Penelitian lain yang dilakukan di salah satu fakultas di Universitas Indonesia mendapatkan hasil 30% responden melakukan diet penurunan berat badan adalah untuk memiliki penampilan yang lebih menarik dan lebih cantik, 42% responden memiliki tujuan berdiet adalah untuk mencegah kenaikan berat badan dan hanya 17% memiliki tujuan untuk lebih sehat (Yosephin, 2012). Individu melakukan diet bertujuan untuk mengurangi perasaan negatif terhadap diri mereka karena menurut Cash dan Pruzinsky (2002), individu dengan perasaan negatif tersebut akan menganggap dirinya tidak menarik, melakukan usaha negatif untuk meningkatkan penampilan diri, merasa tidak puas terhadap tubuh yang dimiliki dan merasa cemas terhadap kegemukan. Semakin negatif penilaian yang dilakukan individu terhadap dirinya maka perilaku diet yang dilakukan individu tersebut akan semakin tinggi. Lain halnya dengan individu yang memiliki body image positif, individu yang memiliki body image positif akan menganggap diri mereka menarik, melakukan usaha untuk memperbaiki dan meningkatkan penampilan diri tanpa melakukan diet, merasa puas terhadap tubuh yang dimiliki, tidak merasa cemas terhadap kegemukan dan memiliki persepsi yang positif terhadap tubuh (Cash dan Pruzinsky, 2002), sehingga wanita dewasa awal dengan karakteristik tersebut akan memiliki perilaku diet yang rendah. B. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah terdapat hubungan antara body image dan perilaku diet pada wanita dewasa awal?

6 C. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara body image dengan perilaku diet pada wanita dewasa awal. D. Manfaat Penelitian Manfaat teoritis dan praktis dari hasil penelitian adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi perkembangan ilmu psikologi dalam bidang perkembangan, khususnya mengenai body image dan perilaku diet pada dewasa awal. 2. Manfaat Praktis a. Sebagai referensi bagi wanita dewasa awal agar mengetahui informasi tentang body image sehingga diharapkan dapat menghargai kekurangan dan kelebihan fisik maupun nonfisik dan tetap berpikir positif terhadap kondisi tubuhnya. b. Bagi para peneliti selanjutnya, diharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi, khususnya yang berhubungan dengan body image dan perilaku diet pada dewasa awal. E. Struktur Organisasi Skripsi Struktur penulisan dalam skripsi adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN Bab I akan menguraikan mengenai latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan struktur organisasi skripsi. BAB II BODY IMAGE DAN PERILAKU DIET PADA DEWASA AWAL Bab ini akan membahas teori body image yaitu definisi body image, faktor-faktor yang memengaruhi body image dan dimensi body image. Kemudian, berikutnya akan membahas mengenai

7 perilaku diet yang terdiri dari definisi perilaku diet, faktor-faktor yang memengaruhi perilaku diet, jenis-jenis perilaku diet, dampak perilaku diet, dimensi perilaku diet. Kemudian akan membahas tentang dewasa awal yang meliputi definisi dewasa awal, karakteristik dewasa awal. Selanjutnya akan dibahas mengenai Indeks masa tubuh, kerangka berpikir, asumsi dan hipotesis. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini berisi tentang metode penelitian yang akan digunakan, yang meliputi desain penelitian, populasi penelitian, sampel penelitian, lokasi penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian yang terdiri dari kuesioner body image dan kuesioner perilaku diet. Selanjutnya akan dibahas mengenai uji reliabilitas, uji validitas dan teknik analisis. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Bab ini akan membahas mengenai penelitian dan pembahasan hasil analisis mengenai gambaran body image dan perilaku diet serta hubungan keduanya pada dewasa awal. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini akan membahas mengenai kesimpulan dan saran yang akan bermanfaat bagi perguruan tinggi dan peneliti selanjutnya.