Nuramalia Syahrir 1, Abdul Razak Thaha 1, Nurhaedar Jafar 1 1 Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin Makassar

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI, BODY IMAGE, DAN PERILAKU MAKAN DENGAN STATUS GIZI SISWI SMAN 6 KOTA JAMBI TAHUN 2015

HUBUNGAN BODY IMAGE DENGAN PERILAKU DIET DAN KADAR HB PADA REMAJA PUTRI DI SMAN 10 KOTA MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI PELAJAR SMA NEGERI 2 TOMPASO Claudya Momongan*, Nova H Kapantow*, Maureen I Punuh*

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

STATUS GIZI REMAJA, POLA MAKAN DAN AKTIVITAS OLAH RAGA DI SLTP 2 MAJAULENG KABUPATEN WAJO

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI PADA PELAJAR SMP NEGERI 10 KOTA MANADO.

142 Jurnal Kesehatan Samodra Ilmu Vol. 07 No. 02 Juli 2016

HUBUNGAN ANTARA PERAN KELUARGA DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI PADA ANAK USIA SEKOLAH (11-12 TAHUN) DI SDK NIMASI KABUPATEN TIMOR TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Terciptanya SDM yang berkualitas ditentukan oleh

Hubungan Pengetahuan Gizi Dan Frekuensi Konsumsi Fast Food Dengan Status Gizi Siswa SMA Negeri 4 Surakarta

BAB I PENDAHULUAN. Survei Antar Sensus BPS 2005 jumlah remaja di Indonesia adalah 41 juta jiwa,

HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK MURID USIA 9-12 TAHUN DI SEKOLAH DASAR ADVENT 2 DI KECAMATAN MEDAN SELAYANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Adequacy Levels of Energy and Protein with Nutritional Status in Infants of Poor Households in The Subdistrict of Blambangan Umpu District of Waykanan

ASUPAN GIZI MAKRO, PENYAKIT INFEKSI DAN STATUS PERTUMBUHAN ANAK USIA 6-7 TAHUN DI KAWASAN PEMBUANGAN AKHIR MAKASSAR

HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DENGAN STATUS GIZI PADA REMAJA PUTRI KELAS XI IPS DI SMA BATIK 1 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. tidak saja masalah kekurangan zat-zat esensial, tetapi juga masalah gizi lebih

HUBUNGAN TINGKAT KEPUASAN MUTU HIDANGAN DENGAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI DAN MAKRONUTRIEN PADA REMAJA DI BPSAA PAGADEN SUBANG

BAB I PENDAHULUAN. lainnya gizi kurang, dan yang status gizinya baik hanya sekitar orang anak

BAB I PENDAHULUAN. usia matang dan secara hukum diakui hak-haknya sebagai warga Negara.

Hubungan Pengetahuan Gizi, Aktivitas Fisik, dan Pola Makan Terhadap Status Gizi Remaja Di Kelurahan Purwosari Laweyan Surakarta

TINGKAT PENGETAHUAN TERHADAP POLA MAKAN DAN STATUS GIZI ANAK BALITA DI TAMAN KANAK KANAK DENPASAR SELATAN

Hubungan Antara Status Gizi Dengan Usia Menarche Dini pada Remaja Putri di SMP Umi Kulsum Banjaran Kab. Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2016

BAB I PENDAHULUAN. Pada kelompok anak usia sekolah, termasuk remaja usia 16-18

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN, TINGKAT PENGETAHUAN DAN POLA ASUH IBU DENGAN WASTING DAN STUNTING PADA BALITA KELUARGA MISKIN

HUBUNGAN POLA KONSUMSI MAKANAN DENGAN STATUS GIZI SISWA SMA SANTO THOMAS 1 MEDAN. Oleh : SERGIO PRATAMA

Hubungan Antara Tingkat Konsumsi Energi, Protein dan Daya Beli Makanan dengan Status Gizi pada Remaja di SMP Negeri 2 Banjarbaru

BAB I PENDAHULUAN. merupakan fokus perhatian dan titik intervensi yang strategis bagi

ABSTRAK GAMBARAN POLA MAKAN DAN POLA ASUH TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK DI SEKOLAH DASAR NEGERI 3 BATUR

BAB I PENDAHULUAN. lebih di Indonesia terjadi di kota-kota besar sebagai akibat adanya

UNIVERSITAS UDAYANA PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI PADA SEKAA TERUNA TERUNI DI DESA BENGKALA TAHUN 2015 LUH ANIEK PRAWISANTI

BAB I PENDAHULUAN. balita, anak-anak, remaja, dewasa dan usia lanjut, makanan yang memenuhi syarat

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN WANITA PEKERJA SEKS DENGAN PERILAKU PEMERIKSAAN PAP SMEAR DI LOKALISASI SUNAN KUNING SEMARANG

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PEKERJA TENTANG APD TERHADAP PENGGUNAANNYA DI CV. UNGGUL FARM NGUTER

ISSN Vol 2, Oktober 2012

, ASUPAN ENERGI DAN AKTIVITAS FISIK DENGAN STATUS GIZI PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU ANGKATAN

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat keadaan gizi normal tercapai bila kebutuhan zat gizi optimal terpenuhi.

HUBUNGAN STATUS GIZI TERHADAP NILAI UJIAN NASIONAL SISWA SDN MARGOMULYO III BOJONEGORO

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA SMA NEGERI 7 MANADO

GAMBARAN KADAR GLUKOSA DARAH SEWAKTU PADA PETUGAS AVIATION SECURITY BANDARA JUWATA TARAKAN DENGAN INDEKS MASSA TUBUH kg/m 2

LAPORAN HASIL PENELITIAN. SMA Raksana Medan Tahun Oleh : RISHITHARAN DORAISAMY

HUBUNGAN ANTARA RIWAYAT PENYAKIT INFEKSI DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK BATITA DI DESA MOPUSI KECAMATAN LOLAYAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado ABSTRAK

CHMK NURSING SCIENTIFIC JOURNAL Volume 1. No 2 OKTOBER Joni Periade a,b*, Nurul Khairani b, Santoso Ujang Efendi b

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. pacu tumbuh (growth spurt), timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapai fertilitas dan

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DAN ZAT GIZI MAKRO DENGAN STATUS GIZI PADA PELAJAR DI SMP NEGERI 13 KOTA MANADO.

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Ramadani (dalam Yolanda, 2014) Gizi merupakan bagian dari sektor. baik merupakan pondasi bagi kesehatan masyarakat.

Yolanda Syahfitri Yanti Ernalia Tuti Restuastuti ABSTRACT

ABSTRAK GAMBARAN PENGETAHUAN TENTANG GIZI DAN POLA MAKAN TERHADAP STATUS GIZI PADA REMAJA DI SMP NEGERI 1 KINTAMANI Remaja merupakan sebuah transisi

BODY IMAGE TERHADAP PERILAKU MAKAN, TINGKAT KONSUMSI (ENERGI DAN PROTEIN), DAN STATUS GIZI REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 4 MALANG

KEBIASAAN MENGONSUMSI JAJAN TERHADAP STATUS GIZI PADA ANAK SEKOLAH PENGGUNA KATERING DAN NON-KATERING

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Asupan Energi, Asupan Protein, Status Gizi, Pelajar SMP

HUBUNGAN PEMBERIAN MAKAN PADA BALITA DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA GAYAMAN KECAMATAN MOJOANYAR KABUPATEN MOJOKERTO SUHUFIL ULA NIM:

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN GANGGUAN PERTUMBUHAN BALITA DI KABUPATEN PADANG PARIAMAN

HUBUNGAN JARAK KELAHIRAN DAN JUMLAH BALITA DENGAN STATUS GIZI DI RW 07 WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIJERAH KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Citra tubuh adalah suatu pemahaman yang meliputi. persepsi, pikiran, dan perasaan seseorang mengenai

HUBUNGAN TINGKAT KECUKUPAN ENERGI DAN PROTEIN DENGAN STATUS GIZI PADA ANAK KELAS V SEKOLAH DASAR ISLAM TERPADU AL AZHAR KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. diawali dengan matangnya organ-organ fisik (seksual) sehingga mampu bereproduksi.

ABSTRAK SHERLY RACHMAWATI HERIYAWAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

GAMBARAN REMAJA OBESITAS TENTANG PENGETAHUAN POLA MENU SEIMBANG DI SMPN 30 MAKASSAR

HUBUNGAN JUMLAH ANGGOTA KELUARGA, PENGETAHUAN GIZI IBU DAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI DENGAN STATUS GIZI ANAK SEKOLAH DASAR

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN POLA KONSUMSI DENGAN KEJADIAN ANEMIA GIZI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KASSI-KASSI

Journal Journal of Nutrition of College, Volume 1, 1, Nomor 1, 1, Tahun 2012, Halaman Online di :

BAB I PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi **Fakultas Kedokteran Universitas Sam Ratulangi

HUBUNGAN PENGELUARAN, SKOR POLA PANGAN HARAPAN (PPH) KELUARGA, DAN TINGKAT KONSUMSI ENERGI-PROTEIN DENGAN STATUS GIZI BALITA USIA 2-5 TAHUN

HUBUNGAN SIKAP TENTANG PENGATURAN MENU SEIMBANG DENGAN STATUS GIZI PADA REMAJA DI SMU NEGERI 2 SUKOHARJO

BAB 1 PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif (Hadi, 2005). bangsa bagi pembangunan yang berkesinambungan (sustainable

UNIVERSITAS UDAYANA HUBUNGAN STATUS ANEMIA DAN INDEKS MASSA TUBUH MENURUT UMUR (IMT/U) DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWI SMK KESEHATAN GANA HUSADA

BAB I PENDAHULUAN. mereka dalam dekade pertama kehidupan. Masa remaja merupakan jembatan

Yelli Yani Rusyani 1 INTISARI

HUBUNGAN ANTARA ASUPAN ENERGI DENGAN STATUS GIZI SISWI SMA NEGERI 4 MANADO

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 JATEN KARANGANYAR

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

ANALISIS MUTU PELAYANAN KESEHATAN DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT DAERAH MADANI PROVINSI SULAWESI TENGAH. Aminuddin 1) Sugeng Adiono 2)

NASKAH PUBLIKASI HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP ANAK SEKOLAH DENGAN KONSUMSI SAYUR DAN BUAH PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI GODEAN 1 KABUPATEN SLEMAN

Gambar Kerangka pemikiran hubungan faktor gaya hidup dengan kegemuka pada orang dewasa di Provinsi Sulawesi Utara, DKI Jakarta, dan Gorontalo.

BAB I PENDAHULUAN. Status pendidikan dan ekonomi sebuah negara berkaitan erat dengan

JURNAL KEDOKTERAN DAN KESEHATAN, VOLUME 2, NO. 1, JANUARI 2015: 48-53

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP DIET CALON ATLET TERHADAP STATUS GIZI DI SMA NEGERI OLAHRAGA PROVINSI RIAU

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

HUBUNGAN ANTARA UMUR MENARCHE DENGAN STATUS GIZI PADA SISWI KELAS I DAN II SMP MUHAMMADIYAH I GODEAN SLEMAN

ABSTRAK HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN INDEKS MASSA TUBUH (IMT) PADA ANAK SD X KOTA BANDUNG TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran fast food dalam industri makanan di Indonesia mempengaruhi

HUBUNGAN TINGKAT ASUPAN ZAT GIZI MIKRO DAN MORBIDITAS TERHADAP STATUS GIZI SISWA SISWI DI SMP MUHAMMADIYAH 1 KARTASURA

(jenis kelamin), faktor lingkungan (jumlah anggota keluarga), faktor sosial ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. maju dan negara berkembang. Setiap tahun prevalensi obesitas selalu

PROFIL STATUS GIZI ANAK BATITA (DI BAWAH 3 TAHUN) DITINJAU DARI BERAT BADAN/TINGGI BADAN DI KELURAHAN PADANG BESI KOTA PADANG

HUBUNGAN ASUPAN ENERGY DAN PROTEIN DENGAN STATUS GIZI BALITA DI KELURAHAN TAMAMAUNG

PERAN PETUGAS KESEHATAN DAN KEPATUHAN IBU HAMIL MENGKONSUMSI TABLET BESI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh, memproses, dan memahami dasar informasi kesehatan dan. kebutuhan pelayanan, yang dibutuhkan untuk pengambilan keputusan

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

PENGETAHUAN GIZI, BODY IMAGE, DAN STATUS GIZI REMAJA DI SMA ISLAM ATHIRAH KOTA MAKASSAR TAHUN 2013 NUTRITION KNOWLEDGE, BODY IMAGE, AND NUTRITIONAL STATUS OF YOUTH IN ISLAM SMA ATHIRAH MAKASSAR CITY YEAR 2013 Nuramalia Syahrir 1, Abdul Razak Thaha 1, Nurhaedar Jafar 1 1 Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin Makassar (Alamat Respondensi: lia_libra90@yahoo.co.id/085253959952) ABSTRAK Ketidakpuasan terhadap bentuk tubuh semakin sering dijumpai pada remaja. Hal ini membuat mereka menerapkan perilaku yang tidak tepat dalam mencapai tubuh ideal, sehingga akan berdampak negatif pada status gizi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana hubungan antara pengetahuan gizi dan body image dengan status gizi remaja di SMA Islam Athirah Kota Makassar tahun 2013. Jenis penelitian ini adalah penelitian cross-sectional study. Teknik pengambilan sampel menggunakan metode simple random sampling dengan teknik undian. Jumlah sampel sebanyak 71 responden. Pengambilan data dilakukan dengan pengambilan data primer dan data sekunder. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 47 subjek (66.2%) memiliki persepsi body image positif dan 24 subjek (33.8%) memiliki persepsi body image negatif. Sebagian besar subjek (84.5%) memiliki pengetahuan gizi yang cukup dan hanya 15.5% subjek yang memiliki pengetahuan gizi yang kurang. Disimpulkan bahwa ada hubungan secara signifikan antara body image dengan status gizi (p=0.001 lebih kecil dari α=0.05) dan tidak ada hubungan secara signifikan antara pengetahuan gizi dan status gizi (p=0.348 lebih besar dari α=0.05). Disarankan perlu adanya pendidikan gizi agar remaja mempunyai pengetahuan gizi sehingga penyimpangan pola makan dapat dicegah. Perlu adanya edukasi bagi remaja dengan persepsi body image positif yang memiliki status gizi kelebihan berat badan mengenai gemuk itu tidak sehat, membawa resiko berbagai penyakit, dan harapan hidup lebih pendek, begitu pula remaja dengan persepsi body image positif yang memiliki status gizi kurus perlu adanya edukasi mengenai orang yang bertubuh kurus itu memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah sehingga rentan terhadap penyakit infeksi serta dapat menimbulkan masalah reproduksi. Dan untuk responden dengan status gizi baik hendaknya terus mempertahankan status gizinya, sedangkan yang termasuk status gizi kurang, overweight, dan obesitas dapat memperbaiki status gizi menjadi lebih baik dengan upaya yang benar, seperti olahraga dan pengaturan makan yang baik disesuaikan dengan kebutuhan. Kata Kunci : Remaja, Status Gizi, Pengetahuan Gizi, Body Image. ABSTRACT Dissatisfaction with body shape more often found in teenagers. This makes them implement appropriate behavior in achieving the ideal body, so it will have a negative impact on nutritional status. This study aims to determine how the relationship between knowledge of nutrition and body image and nutritional status of adolescents in Islam Athirah SMA Makassar in 2013. Type of research is a crosssectional study. Sampling techniques using simple random sampling method to draw technique. The total sample of 71 respondents. Data were collected by primary data and secondary data. The results showed as many as 47 subjects (66.2%) had a positive perception of body image and 24 subjects (33.8%) had a negative perception of body image. Most of the subjects (84.5%) have a sufficient knowledge of nutrition and only 15.5% of the subjects who had less nutritional knowledge. Concluded that there is a significant relationship between body image and nutritional status (p = 0.001) is less than α = 0.05), and there was no significant relationship between nutrition knowledge and nutritional status (p = 0. 348 is greater than α = 0.05 level). Suggested the need for nutrition education for teens to have knowledge of nutrition that eating disorders can be prevented. There needs to be education for adolescents with positive perceptions of body image that have the need for nutrition education skinny about the skinny people who have a weak immune system so vulnerable to infectious diseases and can cause reproductive problems. And for respondents with good nutrition status should continue to maintain their nutritional status, while including malnutrition status, overweight, and obesity may improve the nutritional status for the better with the right effort, such as exercise and good eating arrangements tailored to the needs. Keywords: Adolescents, Nutritional Status, Nutritional Sciences, Body Image. 1

PENDAHULUAN Gizi merupakan bagian dari sektor kesehatan yang penting dan mendapat perhatian serius dari pemerintah. Gizi yang baik merupakan pondasi bagi kesehatan masyarakat. Pengaruh masalah gizi terhadap pertumbuhan, perkembangan, intelektual, dan produktivitas menunjukkan besarnya peranan gizi bagi kehidupan manusia. Jika terjadi gangguan gizi, baik gizi kurang maupun gizi lebih, pertumbuhan tidak akan berlangsung optimal (Almatsier, 2009). Ada tiga alasan mengapa remaja dikategorikan rentan. Pertama, percepatan pertumbuhan dan perkembangan tubuh memerlukan energi dan zat gizi yang lebih banyak. Kedua, perubahan gaya hidup dan kebiasaan pangan menuntut penyesuaian masukan energi dan zat gizi. Ketiga, kehamilan, keikutsertaan dalam olahraga, kecanduan alkohol dan obat, meningkatkan kebutuhan energi dan zat gizi, di samping itu tidak sedikit remaja yang makan secara berlebihan dan akhirnya mengalami obesitas (Arisman, 2004). Laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007, menggunakan standar WHO secara nasional prevalensi kurus usia 6-14 tahun (usia sekolah) adalah 13,3% pada laki-laki dan 10,9% pada perempuan, sedangkan prevalensi berat badan lebih pada laki-laki 9,5% dan perempuan 6,4%. Prevalensi kurus di Sulawesi Selatan adalah 15,5% pada laki-laki dan 13,4% pada perempuan sedangkan prevalensi berat badan lebih pada laki-laki 7,4% dan perempuan 4,8%. Meskipun prevalensi berat badan lebih untuk kedua jenis kelamin di Sulawesi Selatan lebih rendah dibandingkan angka nasional, namun prevalensi berat badan lebih ini jika ditinjau berdasarkan kabupaten/kota, kota Makassar menunjukkan prevalensi berat badan lebih tertinggi dibandingkan 23 kabupaten/kota lainnya di Sulawesi Selatan sebesar 20,2% pada laki-laki dan 10,1% pada perempuan. Nilai ini berada diatas prevalensi Sulawesi Selatan (Depkes, 2008 dalam Nurcahyani, 2011). Laporan Riskesdas 2010, secara nasional prevalensi kependekan (TB/U) pada remaja umur 16-18 tahun yaitu sangat pendek 7,2% dan pendek 24,0%. Sedangkan prevalensi kekurusan (IMT/U) yaitu sangat kurus 1,8% dan kurus 7,1%. Dan kegemukan sebesar 1,4%. Prevalensi kependekan (TB/U) di provinsi Sulawesi Selatan yaitu sangat pendek 7,6% dan pendek 30,5%. Sedangkan prevalensi kekurusan (IMT/U) yaitu sangat kurus 2,1% dan kurus 10,6%. Dan kegemukan sebesar 0,9%. Masalah gizi kurang pada remaja dapat diakibatkan oleh diet yang ketat (yang menyebabkan remaja kurang mendapat makanan yang seimbang dan bergizi), kebiasaan makan yang buruk, dan kurangnya pengetahuan gizi. Hal tersebut dapat menimbulkan berbagai dampak antara lain menurunkan daya tahan tubuh sehingga mudah terkena penyakit, 2

menurunnya aktivitas yang berkaitan dengan kemampuan kerja fisik dan prestasi belajar (Soekirman, 2000). Gizi lebih pada remaja perlu mendapat perhatian, sebab gizi lebih yang muncul pada usia remaja cenderung berlanjut hingga dewasa dan lansia. Beberapa faktor yang berhubungan dengan tingginya Indeks Massa Tubuh (gizi lebih) diantaranya adalah pola konsumsi tinggi energi dan kurangnya aktivitas fisik yang mengarah pada pola hidup sedentaris (sedentary lifestyle). seperti menonton televisi dan bemain computer/video games. Penelitian Hanley et al (2000) pada masyarakat Kanada menemukan bahwa remaja usia 10-19 tahun yang menonton televisi >5 jam per hari, secara signifikan lebih berpeluang mengalami gizi lebih dibandingkan dengan remaja yang hanya menonton televisi 2 jam per hari. Hasil penelitian Kusumajaya, dkk (2007) menemukan persepsi remaja terhadap body image sebanyak 23,8% memiliki persepsi negatif atau menganggap diri mereka lebih gemuk. Terdapat sebanyak 41,1% sampel merasa memiliki berat badan yang lebih dibandingkan dengan keadaan yang sebenarnya yaitu mereka merasa gemuk akan tetapi keadaan sebenarnya kurus; merasa normal tetapi kurus dan bahkan ada yang merasa gemuk padahal sudah memiliki status gizi normal. Salah satu penyebab timbulnya masalah gizi dan perubahan kebiasaan makan pada remaja adalah pengetahuan gizi yang rendah dan terlihat pada kebiasaan makan yang salah. Permaesih (2003) menyatakan bahwa pengetahuan dan praktek gizi remaja yang rendah tercermin dari perilaku menyimpang dalam kebiasaan memilih makanan. Remaja yang memiliki pengetahuan gizi yang baik akan lebih mampu memilih makanan sesuai dengan kebutuhannya (Emilia, 2009). Hasil penelitian Hendrayati, dkk (2010) pada siswa SMP Negeri 4 Tompobulu Kabupaten Bantaeng didapatkan persentase tingkat pengetahuan gizi pada umumnya baik sebanyak 74 orang (77,1%) dan tingkat pengetahuan kurang sebanyak 22 orang (22,9%). Uraian di atas menunjukkan bahwa aspek yang mempengaruhi kesehatan, status gizi, dan produktifitas remaja sebagai sumber daya manusia yang produktif dan pada gilirannya akan mempengaruhi kualitas sumberdaya tersebut. Untuk itu peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang pengetahuan gizi, body image, dan status gizi remaja di SMA Islam Athirah Makassar. BAHAN DAN METODE Adapun penelitian ini dilaksanakan di SMA Islam Athirah 1 Kajaolalido Makassar. Jenis penelitian yang akan dilakukan adalah cross sectional study. Populasi dalam penelitian 3

adalah seluruh siswa kelas X dan kelas XI yang bersekolah di SMA Islam Athirah berjumlah 247 orang. umlah sampel penelitian ini adalah 71 responden, dan penarikan sampel dilakukan dengan simple random sampling. Data hasil penelitian diperoleh dengan mengumpulkan data primer dan data sekunder. Data primer meliputi data hasil yang diperoleh melalui kuesioner seperti data karakteristik responden dan keluarga, kuesioner pengetahuan gizi, kuesioner body image, dan kuesioner status gizi dimana berat badan (BB) diukur menggunakan timbangan injak dan tinggi badan (TB) diukur dengan menggunakan microtoise. Data sekunder diperoleh dari pihak sekolah SMA Islam Athirah tentang profil dan jumlah siswa SMA Islam Athirah 1 Kajaolalido Makassar. Analisis univariat dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi sehingga menghasilkan distribusi dan presentase setiap variabel penelitian. Untuk analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan variabel dependen dan independen dalam bentuk tabulasi silang (crosstab) dengan menggunakan program SPSS dengan uji statistik Chi-square pada taraf nyata 95% (α=0,05). HASIL Karakteristik Tabel 1 menunjukkan bahwa kelas yang dijadikan sampel penelitian terbagi menjadi 2 tingkatan kelas, yaitu kelas X dan XI. Kelas X dan XI masing-masing terdiri dari 4 kelas dengan jumlah secara keseluruhan adalah 36 orang kelas X (50.7%) dan 35 orang kelas XI (49.3%). Responden lebih banyak tergolong dalam kelompok umur 15 tahun yaitu sebanyak 38 orang (53.5%) dan paling sedikit pada kelompok umur 17 tahun yaitu 10 orang (14.1%). Jenis kelamin responden yaitu responden laki-laki sebanyak 30 orang (42.3%) dan responden perempuan sebanyak 41 orang (57.7%). Adapun suku responden lebih banyak berasal dari suku Bugis yaitu sebanyak 46 orang (64.8%) dan paling sedikit berasal dari suku Maluku dan Mandar masing-masing sebanyak 1 orang (1.4%). Analisis Univariat Tabel 2 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki pengetahuan gizi yang cukup mengenai Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) yaitu sebesar 84.5% dan hanya 15.5% responden yang memiliki pengetahuan gizi kurang. Tabel 3 menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki body image yang positif (artinya menerima bentuk tubuh saat ini) yaitu 66.2% (47 orang) namun juga terdapat 33.8% (24 orang) responden yang memiliki persepsi body image negatif (artinya tidak menerima bentuk tubuh saat ini). 4

Analisis Bivariat Tabel 4 menunjukkan bahwa hasil uji dengan menggunakan uji Chi-Square untuk variabel pertama diperoleh nilai p=0,348> (α=0,05) maka hipotesis Ho diterima yang berarti tidak ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan gizi responden dengan status gizi (IMT/U). Dimana pada hasil menunjukkan bahwa responden dengan pengetahuan gizi yang kurang umumnya memiliki status gizi normal sebesar (81.8%), hal yang sama juga terjadi pada responden dengan pengetahuan gizi yang cukup memiliki status gizi normal sebesar (60%). Variabel kedua dengan menggunakan uji Chi-Square diperoleh nilai p=0,001 < (α=0,05) maka hipotesis Ho ditolak yang berarti ada hubungan yang signifikan antara body image dengan status gizi (IMT/U). Dimana pada hasil menunjukkan bahwa sebanyak 24 orang (33.8%) responden yang memiliki persepsi body image negatif (mengalami ketidakpuasan terhadap bentuk tubuhnya) tidak hanya terjadi pada responden dengan kelebihan berat badan saja (gemuk dan obesitas), namun juga pada responden dengan status gizi normal yaitu sebanyak 12 orang (50.0%). PEMBAHASAN Hubungan Pengetahuan Gizi dengan Status Gizi Hasil penelitian memperlihatkan bahwa sebanyak 60% responden dengan pengetahuan gizi yang cukup memiliki status gizi normal, hal yang sama juga terjadi pada resonden dengan pengetahuan gizi yang kurang memiliki status gizi normal sebanyak 81.8%. Hasil uji dengan menggunaan uji chi-square diperoleh nilai P-Value adalah 0.348 lebih besar dari α (0.05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan antara pengetahuan gizi dengan status gizi responden di SMA Islam Athirah Kota Makassar Tahun 2013. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan gizi yang baik belum tentu diikuti dengan pola makan dan konsumsi pangan yang baik. Tidak adanya hubungan antara pengetahuan gizi dengan status gizi ini dikarenakan status gizi tidak hanya dipengaruhi oleh pengetahuan saja yang merupakan faktor tidak langsung tetapi dipengaruhi pula oleh faktor langsung seperti infeksi dan konsumsi pangan (Kristianti dkk, 2009). Penyebab tidak adanya hubungan antara pengetahuan dengan status gizi adalah karena pengetahuan adalah memberi pengaruh secara tidak langsung terhadap asupan gizi. Asupan gizilah yang memberi pengaruh langsung pada status gizi (Hendrayati dkk, 2010). Fakta pada penelitian ini adalah status gizi remaja umumnya baik dan pengetahuan gizi juga baik. Meskipun kedua data ini nampaknya linier tetapi tidaklah merupakan hubungan sebab akibat yang langsung. Pengetahuan gizi yang baik tidak selalu mendasari pilihan makanan yang bergizi, hal ini masih dipengaruhi oleh 5

kebiasaan dan kemampuan daya beli. Pengetahuan gizi berpengaruh terhadap sikap dan perilaku dalam memilik makanan. Pengetahuan gizi yang baik diharapkan mempengaruhi konsumsi makanan yang baik sehingga dapat menuju status gizi yang baik pula. Kurang cukupnya pengetahuan tentang gizi dan kesalahan dalam memilih makanan akan berpengaruh terhadap status gizi (Sediaoetama, 2000). Penelitian ini sejalan dengan penelitian Muniroh (2008), yang menunjukkan tingkat pengetahuan gizi remaja di Jombang adalah baik sebesar 81,5% tetapi masih terdapat remaja yang berstatus gizi kurang sebesar 20% walaupun pengetahuan gizinya baik. Hubungan Body Image dengan Status Gizi Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebanyak 24 orang (33.8%) responden yang memiliki persepsi body image negatif (mengalami ketidakpuasan terhadap bentuk tubuhnya) tidak hanya terjadi pada responden dengan kelebihan berat badan saja (gemuk dan obesitas), namun juga pada responden dengan status gizi normal yaitu sebanyak 12 orang (50.0%). Hasil uji dengan menggunaan uji chi-square diperoleh nilai P-Value adalah 0.001 lebih kecil dari α (0.05) dengan demikian ada hubungan antara body image dengan status gizi (IMT/U) responden di SMA Islam Athirah Kota Makassar Tahun 2013. Hal ini berarti semakin tinggi ketidakpuasaan terhadap body image, maka status gizinya semakin tidak normal (gemuk dan obesitas). Ketidakpuasan terhadap bentuk tubuh pada remaja dengan menganggap tubuhnya terlalu gemuk membuat remaja melakukan upaya penurunan berat badan dengan cara yang salah, sehingga hal tersebut akan mempengaruhi status gizinya (Widianti, 2012). Ketidakpuasan tersebut dikarenakan subjek merasa tubuhnya terlalu gemuk dan terdapat beberapa bagian tubuh (misalnya lengan, paha) yang tidak sesuai dengan ukuran tubuhnya sehingga terlihat tidak proporsional. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Sada, dkk (2012) pada mahasiswa Politeknik Kesehatan Jayapura, menyatakan bahwa hasil uji antara body image terhadap status gizi menurut IMT dan LP dengan menggunakan uji chi-square, diperoleh masing-masing nilai P = 0.000, dan P = 0.049. Dengan demikian, ada hubungan antara body image dengan status gizi menurut dua indikator tersebut. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Widianti (2012), yang menyatakan berdasarkan hasil pengukuran body image melalui Body Shape Questionnaire (BSQ) diketahui bahwa sebanyak (59.7%) puas terhadap bentuk tubuhnya dan sebanyak (40.3%) merasa tidak puas terhadap bentuk tubuhnya. Ditemukan pula 9 subjek (12.5%) dengan status gizi normal namun merasa tidak puas dengan bentuk tubuhnya. Dengan hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa body image berhubungan dengan status gizi dengan r=0.482, p=0.000. 6

Hasil tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kusumajaya (2007), yang menyatakan bahwa terdapat 12% remaja yang merasa gemuk padahal status gizinya normal. Hal ini memperlihatkan bahwa meskipun subjek telah mempunyai tubuh ideal namun cenderung menilai ukuran tubuhnya lebih besar dari ukuran sebenarnya. Hal tersebut juga diperkuat dengan hasil dari focus group discussion (FGD) dengan subjek yang memiliki status gizi normal namun tidak puas terhadap bentuk tubuhnya. Ketidakpuasan tersebut dikarenakan subjek merasa tubuhnya terlalu gemuk dan terdapat beberapa bagian tubuh (misalnya lengan, paha) yang tidak sesuai dengan ukuran tubuhnya sehingga terlihat tidak proporsional. KESIMPULAN Hasil penelitian tentang Pengetahuan Gizi, Body Image, dan Status Gizi Remaja di SMA Islam Athirah Kota Makassar tahun 2013, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Tidak ada hubungan secara signifikan antara pengetahuan gizi dengan status gizi menurut IMT/U pada remaja di SMA Islam Athirah Makassar dengan menggunaan uji chi-square diperoleh nilai P-Value adalah 0.348 lebih besar dari α (0.05). Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan gizi yang baik belum tentu diikuti dengan pola makan dan konsumsi pangan yang baik. Tidak ada hubungan secara signifikan antara pengetahuan gizi dengan status gizi menurut IMT/U pada remaja di SMA Islam Athirah Makassar dengan menggunaan uji chisquare diperoleh nilai P-Value adalah 0.348 lebih besar dari α (0.05). Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan gizi yang baik belum tentu diikuti dengan pola makan dan konsumsi pangan yang baik. SARAN Disarankan perlu adanya pendidikan gizi agar remaja mempunyai pengetahuan gizi sehingga penyimpangan pola makan dapat dicegah. Perlu adanya edukasi bagi remaja dengan persepsi body image positif yang memiliki status gizi kelebihan berat badan mengenai gemuk itu tidak sehat, membawa resiko berbagai penyakit, dan harapan hidup lebih pendek. Begitu pula remaja dengan persepsi body image positif yang memiliki status gizi kurus perlu adanya edukasi mengenai orang yang bertubuh kurus itu memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah sehingga rentan terhadap penyakit infeksi serta dapat menimbulkan masalah reproduksi. 7

DAFTAR PUSTAKA Almatsier, S., 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama. Amir, I., 2012. Hubungan Body Image dan Kebiasaan Makan Terhadap Status Gizi Mahasiswa Politeknik Kesehatan Jayapura. Skripsi sarjana. Fakultas Kesehatan Masyarakat Prodi Ilmu Gizi. Universitas Hasanuddin, Makassar. Arisman, MB., 2004. Gizi Dalam Daur Kehidupan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Dilapanga, A., 2008. Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Perilaku Konsumsi Soft Drinks Pada Siswa SMP Negeri 1 Ciputat Tahun 2008. Skripsi sarjana. Program Studi Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta. Emilia, E., 2009. Pengetahuan, Sikap, dan Praktek Gizi Pada Remaja dan Implikasinya Pada Sosialisasi Perilaku Hidup Sehat. Media Pendidikan, Gizi dan Kuliner, 1 (1), Oktober 2009. Handayani, M., 2009. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Distorsi Citra Tubuh Siswa SMAN 1 Pamulang Tahun 2009. Skripsi sarjana. Program Studi Kesehatan Masyarakat. Fakultas Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta. Hendrayati, Salmiah, & Suriani R., 2010. Pengetahuan Gizi, Pola Makan, dan Status Gizi Siswa SMP Negeri 4 Tompobulu Kabupaten Bantaeng. Media Gizi Pangan, IX (1), Januari-Juni 2010. Kristianti, N, Sarbini, D, & Mutalazimah., 2009. Hubungan Pengetahuan Gizi dan Frekuensi Konsumsi Fast Food Dengan Status Gizi Siswa SMA Negeri 4 Surakarta. Jurnal Kesehatan, ISSN 1979-7621, 2 (1), Juni 2009, hal. 39-47. Kusumajaya, NAA, Wiardani, NK, & Juniarsana, IW., 2007. Persepsi Remaja Terhadap Body Image (Citra Tubuh) Kaitannya Dengan Pola Konsumsi Makan Dan Status Gizi. Jurnal Skala Husada 2008; 5(2); p. 114-125. Londong, M., 2011. Body Image (Citra Tubuh) dan Status Gizi Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin Makassar Tahun 2010. Skripsi sarjana. Fakultas Kesehatan Masyarakat, Prodi Ilmu Gizi. Universitas Hasanuddin, Makassar. Muniroh. 2000. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perbedaan Status Gizi Remaja Putri di Daerah Perkotaan dan Pedesaan Kabupaten Jombang. Skripsi. Universitas Air Langga. Surabaya. Nurcahyani, DI., 2011. Pengaruh Edukasi Gizi Terhadap Gaya Hidup (Pola Makan dan Aktifitas Fisik) Remaja Gizi Lebih Di SMA Islam Athirah Makassar. Skripsi sarjana. Fakultas Kesehatan Masyarakat Prodi Ilmu Gizi. Universtas Hasanuddin, Makassar. Riset Kesehatan Dasar., 2007. Laporan Nasional 2007. Badan Peneliti dan Pengembangan Kesehatan. Departemen Kesehatan : Republik Indonesia 2008. Riset Kesehatan Dasar., 2010. Riskesdas 2010. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Kementerian Kesehatan RI : 2010. Sada, M, Hadju, V, & Dahlan, D., 2012. Hubungan Body Image, Pengetahuan Gizi Seimbang, Dan Aktifitas Fisik Terhadap Status Gizi Mahasiswa Politeknik Kesehatan Jayapura. Media Gizi Masyarakat Indonesia, Vol.2, No.1, 1 Agustus 2012, hal.44-48. Sediaoetama., 2000. Ilmu Gizi Untuk Mahasiswa Dan Profesi di Indonesia. Jakarta : Dian Rakyat. Soekirman., 2000. Masalah Gizi Dalam Pembangunan Jangka Panjang Kedua : Agenda Repelita VI. Makalah pada Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi. Jakarta: LIPI. 8

Sopacua, AE., 2007. Analisis Body Image, Perilaku Makan Dan Aktivitas Fisik Dengan Kejadian Obesitas Remaja Putri DI SLTP Kota Tomohon. Tesis Program Pascasarjana. Universitas Hasanuddin, Makassar. Widianti, N., & Candra, AK, 2012. Hubungan Antara Body Image dan Perilaku Makan Dengan Status Gizi Remaja Putri Di SMA Theresiana Semarang. Journal of Nutrition College, 1(1), hal. 244-255. Wirakusumah., 2000. Cara Aman dan Efektif Untuk Menurunkan Berat Badan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. 9

Tabel 1. Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik di SMA Islam Athirah Kota Makassar Tahun 2013 Karakteristik n (= 71) % Kelas X XI Umur (tahun) 15 16 17 Jenis Kelamin Laki-laki Perempuan Suku Bugis Jawa Makassar Maluku Mandar 36 35 38 23 10 30 41 46 4 19 1 1 50.7 49.3 53.5 32.4 14.1 42.3% 57.7% 64.8 5.6 26.8 1.4 1.4 Total 71 100 Sumber : Data Primer, 2013 Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pengetahuan Gizi di SMA Islam Athirah Kota Makassar Tahun 2013 Variabel Penelitian n % Pengetahuan Kurang 11 15.5 Cukup 60 84.5 Sikap Body Image Positif 47 66.2 Negatif 24 33.8 Total 71 100 Sumber : Data Primer, 2013 Tabel 3. Distribusi Sampel Berdasarkan Variabel Penelitian di SMA Islam Athirah Kota Makassar Tahun 2013 Status Gizi Gemuk dan Variabel Penelitian Kurus Normal n (%) P value Obesitas n % n % n % Pengetahuan Kurang 1 9.1 9 81.8 1 9.1 11 15.5 0.348 Cukup 7 11.7 36 60 17 28.3 60 84.5 Body Image Negatif 0 0 12 50 12 50 24 33.8 0.001 Positif 8 17 33 70.2 6 12.8 47 66.2 Total 8 11.3 45 63.4 18 25.4 71 100 Sumber : Data Primer, 2013 10