BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk hidup yang mempunyai kebutuhan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. diwajibkan antara satu sama lain untuk saling tolong menolong karena untuk. sendiri, adakalanya meminta bantuan orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi Islam belakangan ini mulai menunjukkan. peningkatan yang berarti di Indonesia maupun dunia. Ekonomi Islam juga

BAB 1 PENDAHULUAN. mengatur hubungan manusia dan pencipta (hablu min allah) dan hubungan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JAMINAN HUTANG BERUPA AKTA KELAHIRAN ANAK DI DESA WARUREJO KECAMATAN BALEREJO KABUPATEN MADIUN

BAB I PENDAHULUAN. dunia maupun di akhirat. Secara garis besar ajaran Islam berisi kandungan-kandungan

BAB I PENDAHULUAN. Helmi Karim, Op Cit, Hlm. 29

BAB I PENDAHULUAN. Ruang lingkup didalam bermuamalat seperti jual beli (al-ba i wa alijarah),

BAB I PENDAHULUAN. tidak bisa hidup sendiri. Baik itu dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada hakikatnya Allah menciptakan manusia di dunia ini tidak lain

BAB I PENDAHULUAN. yang lain dan mengabstraksikan ciri-ciri yang sama dari objek-objek tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Sebelum melangkah pada pembahasan selanjutnya, terlebih dahulu akan

BAB I PENDAHULUAN. baik secara individu maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam kehidupan seharihari

SISTEM PINJAM PAKAI MOTOR MENURUT FIQIH MUAMALAH (Studi Kasus di Desa Majan Kecamatan Kedungwaru Kabupaten Tulungagung) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. lain, supaya mereka tolong-menolong, tukar-menukar keperluan dalam segala urusan

PELAKSANAAN AKAD WADI AH DI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH (Studi di BMT HIRA Gabugan, Tanon, Sragen)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Islam memperkenankan negara untuk mengatur masalah perekonomian agar

BAB I PENDAHULUAN. di dalamnya juga mencakup berbagai aspek kehidupan, bahkan cakupannya

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan sehari-hari, dan dalam hukum Islam jual beli ini sangat dianjurkan

BAB I PENDAHULUAN. kehancuran. Jika ingin memperoleh kehidupan yang lebih baik maka harus

HUKUM PERJANJIAN SYARIAH DAN PENERAPANNYA DALAM PERBANKAN SYARIAH DI INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. hidup dalam masyarakat dan saling membutuhkan satu sama lain. 2 Firman

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan ini disebut sebagai muamalah. Muamalah ialah hubungan antar

BAB IV ANALISIS SADD AL-DH>ARI< AH TERHADAP JUAL BELI PESANAN MAKANAN DENGAN SISTEM NGEBON OLEH PARA NELAYAN DI DESA BRONDONG GANG 6 LAMONGAN

BAB IV ANALISIS DATA. Yogyakarta, 2008, hlm Dimyauddin Djuwaini, Pengantar fiqh Muamalah, Gema Insani,

BAB I PENDAHULUAN. barang menurut spesifikasi yang telah disepakati dan menjualnya pada. ditangguhkan sampai waktu yang akan datang.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK AKAD UTANG PIUTANG BERHADIAH DI DESA SUGIHWARAS KECAMATAN CANDI KABUPATEN SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. bentuk penyaluran dana kemasyarakat baik bersifat produktif maupun konsumtif atas dasar

BAB I PENDAHULUAN. yaitu ibadah dan muamalah. Hukum beribadah maupun muamalah berlaku bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Manusia adalah mahluk hidup yang mempunyai kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kehidupan sehari-hari setiap individu memiliki kepentingan

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP HUTANG-PIUTANG DENGAN MENGGUNAKAN SISTEM MULTIJASA DI PT. BPRS LANTABUR TEBUIRENG KANTOR CABANG MOJOKERTO

18.05 Wib. 5 Wawancara dengan Penanggung Jawab Pertambangan, Bpk. Syamsul Hidayat, tanggal 24 september 2014, pukul.

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang amat damai dan sempurna telah diketahui dan dijamin

BAB I PENDAHULUAN. Abdullah Al-Mushlih, Fiqh Ekonomi Keuangan Islam, Darul Haq, Jakarta, 2004, hlm.90.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Islam sebagai Agama yang lengkap dan sempurna telah

BAB I PENDAHULUAN. jalan penggantian berdasarkan ketentuan yang ditetapkan Allah SWT agar

BAB I PENDAHULUAN. bagi kaum muslimin untuk menapaki kehidupan fana di dunia ini dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. melalui Rasulullah saw yang bersifat Rahmatan lil alamin dan berlaku

BAB I PENDAHULUAN. seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri. Ikatan lahir ialah

BAB I PENDAHULUAN. SWT dengan di beri banyak kelebihan dibandingkan makhluk lainnya, di

BAB II JUAL BELI, KREDIT DAN RIBA. dahulu perlu diperjelas pengertian jual beli. Secara etimologi berarti menjual

1. Analisis Hukum Islam Terhadap Bentuk Dan Tata Cara Akad Ija>rah Sale. menghadapi resiko-resiko yang disebabkan karena suatu musibah yang

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya perekonomian suatu negara semakin. meningkat pula kebutuhan masyarakat dalam pemenuhan pendanaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. dan keadaan, mengangkat dan menghilangkan segala beban umat. Hukum

A. Analisis Praktik Sistem Kwintalan dalam Akad Utang Piutang di Desa Tanjung Kecamatan Kedamean Kabupaten Gresik

BAB I PENDAHULUAN. khususnya dan bagi manusia pada umumnya tanpa harus meninggalkan. prinsip-prinsip yang telah ditetapkan oleh syariat Islam.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRODUK KEPEMILIKAN LOGAM MULIA (KLM) DI PT. BRI SYARIAH KCP SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat tidak sesuai dengan kondisi keuangan yang dimiliki.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI IJĀRAH JASA SIMPAN DI PEGADAIAN SYARIAH CABANG BLAURAN SURABAYA


BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Praktik Denda bagi Pihak Penggadai Sawah oleh Penerima Gadai di Desa

BAB I PENDAHULUAN. kepada Muhammad S.A.W. sebagai petunjuk dan pedoman yang mengandung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan di Indonesia telah berkembang pesat dan banyak kota-kota

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah suatu sistem dan jalan hidup yang utuh dan terpadu (a

BAB IV ANALISIS DATA

HILMAN FAJRI ( )

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS PERUBAHAN HARGA SECARA SEPIHAK DALAM JUAL BELI DAGING SAPI DI PASAR PLOSO JOMBANG

BAB IV. pembiayaan-pembiayaan pada nasabah. Prinsip-prinsip tersebut diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap manusia mempunyai kepentingan yang berbeda-beda, maka. satu dengan lainnya dalam berbagai kepentingan. 1

memanfaatkan barang yang telah digadaikan. Hanya akad sewa menunjukkan bahwa lembaga syariah ini mempunyai produk jasa layanan penyimpanan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah khalifah di muka bumi, Islam memandang bahwa bumi

BAB I PENDAHULUAN. lain. Sehingga, hidup mereka dapat berjalan sebagaimana mestinya, dan mesin

BAB I PENDAHULUAN. fenomena ketidak percayaan di antara manusia, khususnya di zaman sekarang ini.

BAB I PENDAHULUAN. persatuan. Hal ini terlihat dari unsur-unsur yang dicapai dari inti agama Islam

BAB IV ANALISIS TERHADAP TRANSAKSI JUAL BELI HASIL BUMI DENGAN SISTEM PANJAR DI DESA JENARSARI GEMUH KENDAL

A. Analisis Terhadap Praktek Perubahan Harga Secara Sepihak dalam Jual Beli Rak Antara. Produsen dan Pedagang Pengecer di Jalan Dupak No. 91 Surabaya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada saat ini umat Islam dihadapkan pada persoalan-persoalan

BAB V PEMBAHASAN. dipaparkan pada bab sebelumnya. Sebagaimana yang ditegaskan dalam teknik analisa data

BAB I PENDAHULUAN. jasa dalam skala industri kecil, menengah sampai besar dengan peraturan pelayanan yang

BAB II Landasan Teori

BAB IV ANALISIS DATA. A. Analisis Terhadap Praktek Pinjam Pakai Sepeda Motor

BAB I PENDAHULUAN. 1 Ahmad Rodoni dan Abdul Hamid, Lembaga Keuangan Syari ah, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2008), h. 17

Berdasarkan uraian diatas, maka yang dimaksud dalam judul skripsi ini adalah sebuah kajian yang akan fokus mengenai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakag Allah Swt. Telah menjadikan manusia masing-masing saling membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. dengan istilah pembiayaan yang dilakukan oleh Lembaga Keuangan Syari ah baik

PROGRAM STUDI ILMU EKONOMI DAN KEUANGAN ISLAM No. Dok : FPEB-SIL SILABUS FIQH MUAMALAH. Dibuat Oleh : Diperiksa Oleh : Disetujui Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. yang melindungi kepentingan konsumen 1. Adapun hukum konsumen diartikan

BAB I PENDAHULUAN. alat-alat kebutuhan jasmaniyah dengan cara yang sebaik-baiknya. 1. yang bersifat universal dan komprehensif. 2

BAB I PENDAHULUAN. M. Ali Hasan, Berbagai Macam Transaksi dalam Islam (Fiqh Muamalah), PT. Grafindo Persada, Jakarta, 2003, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. Ajaran Islam merupakan ajaran yang lengkap dan sempurna, sehingga. dalam masalah muamalah (hubungan antar makhluk) dibahas secara

BAB I PENDAHULUAN. melakukan semua kegiatan ekonomi (muamalah) seperti jual-beli, sewa-menyewa, kerja sama dan sebagainya tidak terkecuali arisan.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang mempunyai banyak

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTEK PENGGUNAAN AKAD BMT AMANAH MADINA WARU SIDOARJO. Pembiayaan di BMT Amanah Madina Waru Sidoarajo.

BAB I PENDAHULUAN. tidak adil bila petunjuk kehidupan yang lengkap ini dipisah-pisahkan antara

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dan saling tolong menolong diantara mereka. berupa pemberian dan bisa berupa pinjaman. 1 Allah berfirman dalam surat al-

Fiqih Muamalah : Hal Dasar yang Harus Diketahui. Sumber Hukum Fiqih Muamalah

BAB I PENDAHULUAN. orang lain. Setiap manusia akan membutuhkan orang lain, bertolong-tolongan,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dapat mengetahui produk apa yang akan mereka butuhkan.

BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 1966 di sebuah desa yang kecil, yang tepatnya berada di

BAB I PENDAHULUAN. Fitrah manusia bahwa mereka diciptakan oleh Allah dengan bersukusuku. dan berbangsa-bangsa sehingga satu sama lain saling mengenal.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pinjam meminjam menjadi salah satu cara terbaik untuk

BAB I PENDAHULUAN. dirinya sendiri sehingga mampu memenuhi kebutuhan dan memperbaiki

BAB I PENDAHULUAN. yang telah ditetapkan oleh Allah Swt. Kerena manusia sebagai makhluk

BAB I PENDAHULUAN. perempuan, yang kemudian dijadikan bermacam-macam suku, bangsa agar

BAB I PENDAHULUAN. Kesempurnaan Islam diantaranya mengatur tentang syariat atau hukum,

BAB I PENDAHULUAN. tercantum dalam pembukaan Undang Undang Dasar sangat strategis dalam pertumbuhan ekonomi dan stabilitas ekonomi nasional

BAB I PENDAHULUAN. dengan orang lain disebut muamalat. 1. dibenarkan (syara ). Jual beli pada dasarnya dibolehkan oleh ajaran Islam.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sebagaimana firman Allah Qs. An- Nisa ayat 29 :

BAB II LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS FATWA DSN-MUI NOMOR 25/III/2002 TERHADAP PENETAPAN UJRAH DALAM AKAD RAHN DI BMT UGT SIDOGIRI CABANG WARU SIDOARJO

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk hidup yang mempunyai kebutuhan beraneka ragam dan kebutuhan itu selalu meningkat, sedang kemampuan untuk mencapai sesuatu yang diinginkannya itu terbatas. Manusia membutuhkan satu sama lain untuk bertahan hidup, sehingga manusia memerlukan pula kerjasama yang bersifat saling menguntungkan dengan yang lain. Problematika kehidupan umat manusia yang semakin kompleks dengan tuntunan hajat hidup yang semakin besar telah banyak membentuk polapikir dan tingkah laku masyarakat. Di satu sisi, manusia mengharapkan sebuah tatanan kehidupan bahagia, damai, aman dan menjamin kesejahteraan hidupnya.. Jika ingin memperoleh kehidupan yang lebih baik maka harus dilakukan dengan saling membutuhkan antara yang satu dan yang lainnya. Dalam memenuhi kebutuhannya manusia dibatasi aturan-aturan dan hukum yang telah ditentukan oleh Allah. Hukum dalam Islam merupakan aturan-aturan yang berkaitan dengan hubungan individu dengan individu lain, maupun individu dengan penciptanya. Oleh karenanya Allah mengingatkan agar dalam pemenuhan kebutuhannya, manusia tidak saling merugikan satu sama lainnya, dalam hal ini tukar 1

2 menukar keperluan antar anggota masyarakat adalah satu jalan yang adil. 1 Dalam rangka memenuhi hajat hidup yang bersifat materiil itulah masing-masing mengadakan ikatan yang berupa perjanjian-perjanjian atau akad-akad. Seperti jual beli, sewa-menyewa, syirkah dan sebagainya, yang semuanya itu tercakup dalam muamalah. 2 Banyak sekali usaha-usaha manusia yang berhubungan dengan barang dan jasa. Dalam transaksi saja para ulama menyebutkan tidak kurang dari 25 macam, antara lain: jual-beli inah (transaksi yang pembayarannya di belakang), jual-beli urbun (jual beli dengan pengikat uang muka), jual- beli ahlul-hadhar (orang kota) dengan al-badi (orang desa), khiyar, jual-beli ushul dan tsamar (buah-buahan), salam (pesanan), istishna (pemesanan membuat barang), rahn (gadai), kafalah (jaminan), wakalah (perwakilan), syirkah (perserikayan), ijarah (sewa menyewa), wadi ah (barang titipan) dan lain sebagainya, yang kesemuanya itu sudah barang tentu dengan teknologi serta tuntutan masyarakat yang makin meningkat, melahirkan model-model transaksi baru yang membutuhkan penyelesaiannya dari sisi Hukum Islam (Fiqih). Penyelesaian yang di satu sisi tetap Islami dan di sisi lain mampu menyelesaikan masalah kehidupan yang nyata. 3 1 Nazar Bakry, Problematika Pelaksanaan Fiqih Islam, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1994), hal. 56 2 AniaAnicaJanuarti,file:///D:/bahaan skripsi Muamalah dalam Kaca Mata Syariah Halal atau Haram sistem pinjam pakai KOMPASIANA.com.html. Diakses pada tanggal 02-01-2016 3 A. Djazuli, Kaidah-kaidah Fiqih, cet. II (Jakarta: Kencana, 2007), hal. 130

3 Sudah tentu caranya adalah dengan menggunakan kaidah-kaidah khususnya di bidang muamalah mulai dari kaidah asasi dan cabangnya, di antara kaidah khusus di bidang muamalah adalah: Hukum asal dari semua bentuk muamalah adalah boleh dilakukan kecuali ada dalil yang mengharamkannya 4 Dipertegas dengan QS. Al Baqarah 29 Dia-lah Allah, yang menjadikan segala yang ada dibumi untuk kamu (QS. Al Baqarah ayat:29) 5 Pinjam meminjam bisa juga diartikan dengan memberikan sesuatu yang halal kepada orang lain untuk diambil manfaatnya dengan tidak merusak barang (uang) agar dapat dikembalikan barang (uang) itu. 6 Pinjam meminjam adalah membolehkan kepada orang lain untuk mengambil manfaat atas sesuatu barang yang halal baik untuk mengambil manfaatnya dengan tidak merusak zatnya, dan dikembalikan setelah diambil manfaatnya dalam keadaan tidak berubah tidak rusak zatnya, hal 4 Moh. Adib Bisri, Terjemah Al Faraidul Bahiyyah Risalah Qawa-id Fiqih, (Rembang: Menara Kudus, 1977), hal. 11 5 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur an dan Terjemahannya, (Surabaya; Al- Hidayat, 2005), hal. 13 6 Suwardi K Lubis, Hukum Ekonomi Islam, (Jakarta: Sinar Grafika, 2000), hal. 126

4 itu boleh, baik dengan cara mutlak artinya tidak dibatasi dengan waktu, atau dibatasi dengan waktu. Kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh sebagian orang yang ada di Desa Majan Kecamatan Kedungwaru Kabupaten Tulungagung ini mereka telah melakukan perjanjian muamalah yang salah satunya adalah perjanjian ariyah, dimana mereka saling tolong menolong dengan sesamanya, tetapi manusia selalu homo economicus (dalam memenuhi kebutuhannya manusia selalu mempertimbangkan antara pengorbanan dan hasil yang diperolehnya, sesuai dengan prinsip-prinsip ekonomi) 7 dapat dimaknai sebagai upaya atau ikhtiar manusia dalam memenuhi kebutuhankebutuhan hidupnya sehari-hari. 8 Dalam proses pinjam pakai motor yang berada di Desa Majan Kecamatan Kedungwaru Kabupaten Tulungagung ini merugikan salah satu pihak, karena sistem dari pinjam pakai motor ini menggunakan proses seperti berikut; sebenarnya sistem ini hampir sama dengan sistem gadai, tetapi memiliki perbedaan yang terletak pada jaminannya, apabila pada pegadaian, jaminan dari seseorang itu tidak dipergunakan oleh pihak pegadaian, sedangkan dalam sistem pinjam pakai ini, motor yang digunakan sebagai jaminan, jaminannya digunakan oleh pihak yang memberikan pinjaman tersebut. Misal si A memiliki motor dan dia membutuhkan uang untuk digunakan sebagai modal usaha, kemudian si A 7 Ni amul Huda, di 08.08 AM, www.pengertianpengertian.com/2015/02/pengertianmakhluk-ekonomi-homo.html. Diakses pada hari jum at, 08 April 2016. Pukul 09.51 WIB. 8 Syafiq M. Hanafi, Sistem Ekonomi Islam dan Kapitalisme, cet 1, (Yogyakarta: Cakrawala, 2007), hal. 1

5 datang kepada pihak yang memiliki modal tersebut, kemudian dengan orang yang memiliki modal tersebut si A diberikan pinjaman uang sesuai dengan kebutuhan uang yang dia perlukan, semisal Rp. 3.000.000, kemudian dari pinjaman yang diberikan oleh pihak si pemberi modal tersebut setiap peminjaman berapapun nominalnya pasti akan ada potongan sebesar 10%, jadi si A hanya mendapatkan pinjaman sebesar Rp. 2.700.000. Tetapi nanti dalam pengembaliannya si A tetap mengembalikan uangnya tersebut Rp. 3.000.000. Kemudian dari pinjaman yang diajukan oleh pihak si A, sebagai jaminannya adalah sebuah motor, dimana motor tersebut dapat digunakan oleh pihak yang memberikan pinjaman tersebut, dan oleh pihak pemberi pinjaman tersebut, motor itu dipinjamkan atau disewakan lagi kepada si B yang membutuhkan motor, dari pinjaman motor yang diajukan kepada si B, maka dia harus memberikan uang kepada pihak pemberi pinjaman motor tersebut uang sebesar Rp. 3000.000, tetapi ada tambahan 10% jadi total yang harus dibayarkan si B kepada pihak si pemberi pinjaman motor tersebut totalnya Rp. 3.300.000. Dan motor yang dipinjamkan kepada pihak si B tersebut adalah motor jaminan dari si A, tetapi pihak si A tidak diberi tahu apabila motor tersebut dipinjamkan kepada orang lain, dan apabila ada kerusakan dari motor tersebut tidak ada yang menjamin. Dulunya sistem pinjam pakai motor ini hanya bisa dilakukan oleh orang-orang tertentu, tetapi dengan semakin banyaknya kebutuhan manusia yang sulit untuk dipenuhi, maka banyak orang yang

6 menginginkan untuk melakukan transaksi sistem pinjam pakai motor ini, dan sudah banyak orang yang mengikuti sistem pinjam pakai motor ini yang ada di Desa Majan Kecamatan Kedungwaru Kabupaten Tulungagung. Dalam sistem pinjam pakai motor yang ada di Desa Majan Kecamatan Kedungwaru Kabupaten Tulungagung, pada kenyataannya masih terdapat beberapa hal yang tidak sesuai dengan Hukum Islam atau Fiqih Muamalah. Berdasarkan uraian di atas fenomena ini menarik untuk diteliti, sehingga dalam penelitian ini membahas tentang Sistem Pinjam Pakai Motor Menurut Fiqih Muamalah (Studi Kasus di Desa Majan Kecamatan Kedungwaru Kabupaten Tulungagung). B. Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti dapat menyatakan bahwa fokus penelitian pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana sistem transaksi pinjam pakai motor di Desa Majan Kecamatan Kedungwaru Kabupaten Tulungagung? 2. Bagaimana sistem pinjam pakai motor di Desa Majan Kecamatan Kedungwaru Kabupaten Tulungagung menurut fiqih muamalah? C. Tujuan Penelitian

7 Berdasarkan fokus penelitian di atas, maka peneliti dapat memaparkan tujuan penelitian sebagai berikut: 1. Untuk mendeskripsikan sistem dari transaksi pinjam pakai motor di Desa Majan Kecamatan Kedungwaru Kabupaten Tulungagung. 2. Untuk mendeskripsikan sistem pinjam pakai motor di Desa Majan Kecamatan Kedungwaru Kabupaten Tulungagung menurut fiqih muamalah. D. Kegunaan Hasil Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai berikut: 1. Secara Teoritis Secara teoritis, hasil penelitian ini dapat menambah wawasan pengetahuan bagi peneliti sendiri dan semua mahasiswa IAIN Tulungagung, dalam kaitannya dengan pembahasan masalah sistem pinjam pakai motor menurut fiqih muamalah. 2. Manfaat praktis a. Bagi peneliti secara praktis, penelitian ini diharapkan memberikan manfaat secara menambah wawasan pengetahuan dalam dunia praktis yang berharga untuk disinkronkan dengan pengetahuan teori yang diperoleh peneliti sendiri dan semua pihak terkait mengenai sistem pinjam pakai motor menurut fiqih muamalah. b. Bagi Mu ir (orang yang mengutangkan/berhutang) dan Musta ir (orang yang menerima utangan), hasil penelitian ini diharapkan

8 dapat berguna bagi pihak pelaku bisnis untuk mengetahui sistem pinjam pakai motor sehingga dapat menentukan langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan apabila ada yang mengajukan pinjaman, harusnya pihak Mu ir dapat menjelaskan secara gambling kepada pihak Musta ir apabila jaminan yang ditinggalkan tersebut akan di sewakan kembali oleh pihak Mu ir kepada kepad Musta ir yang lain, meskipun yang dijalankan oleh pihak Mu ir ini adalah suatu sistem transaksi pinjam meminjam yang ilegal. c. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai petunjuk, arahan dan acuan bagi peneliti selanjutnya yang relevan dengan hasil penelitian ini. E. Penegasan Istilah Untuk menghindari kesalah pahaman dalam menginterprestasikan istilah-istilah dalam penelitian ini serta memahami pokok-pokok uraian, maka peneliti mengemukakan penegasan istilah dari judul Sistem Pinjam Pakai Motor Menurut Fiqih Muamalah (Studi Kasus di Desa Majan Kecamatan Kedungwaru Kabupaten Tulungagung). 1. Secara konseptual a. Sistem pinjam pakai adalah suatu perjanjian dalam mana pihak yang satu menyerahkan suatu barang untuk dipakai dengan cumacuma kepada pihak lain, dengan syarat bahwa pihak yang

9 menerima barang itu setelah memakainya atau setelah waktu yang ditentukan, akan mengembalikan barang itu. 9 Karena barang yang dipinjam dianggap sebagai tanggungan si peminjam, karena itu peminjam bertanggungjawab sepenuhnya terhadap barang yang dipinjamnya, apabila barang tersebut rusak, maka pihak peminjam wajib mengembalikan atau menggantikannya. 10 b. Fiqih muamalah adalah tersusun dari dua kata, yaitu kata fiqih dan mu amalah. Arti kata fiqih secara etimologi (bahasa) adalah alfahm (paham), sedangkan menurut terminologi, pengertian fiqih mencangkup segala ajaran agama, baik dalam bidang akidah, akhlak ataupun ibadah sehingga identik dengan arti syari ah Islamiyyah. Fiqih mu amalah dalam arti sempit adalah aturanaturan Allah yang wajib ditaati yang mengatur hubungan manusia dengan manusia dalam kaitannya dengan cara memperoleh dan mengembangkan harta benda. 11 Menurut mazdhab Syafi iyah, pembahasan fiqih muamalah sangat luas, mulai dari hukum pernikahan, transaksi jual beli, hukum pidana, hukum perdata, hukum perundang-undangan, hukum kenegaraan, keuangan, ekonomi, hingga akhlak dan etika. 12 2. Secara Operasional pkl. 10.03 wib 9 KUHP, Tentang Pinjam Pakai Bagian Satu Pasal 1740, (T.K.: Winpress, 2008), hal. 342 10 Qomaru Huda, Fiqih Muamalah, (Yogyakarta: Teras, 2011), cet.i, hal 72-73 11 Ibid., hal. 1-5 12 http://www.muhammadhafizh.com/fiqih-muamalah/. Diakses pada tanggal 2-07-2016,

10 Untuk itu peneliti dalam hal ini membahas bagaimana sistem transaksi pinjam pakai motor di Desa Majan Kecamatan Kedungwaru Kabupaten Tulungagung, dan sistem pinjam pakai motor di Desa Majan Kecamatan Kedungwaru Kabupaten Tulungagung menurut fiqih muamalah. F. Sistematika Pembahasa Dalam upaya melakukan pembahasan secara sistematis, maka pembahasan ini diambil langkah-langkah sebagaimana sistematika pembahasan sebagai berikut: Bagian awal yang terdiri dari: halaman sampul depan, halaman judul, halaman persetujuan, halaman pengesahan, kata pengantar, daftar isi, daftar table, daftar gambar, daftar lampiran, pedoman translitasi, abstrak. Bagian kedua yaitu bagian utama, terdiri dari lima bab yaitu Bab I Pendahuluan. Dalam bab ini dipaparkan tentang latar belakang masalah, fokus penelitian, tujuan penelitian, kegunaan hasil penelitian, penegasan istilah dan sitematika pembahasan. Bab II Kajian pustaka, pada bab dua ini berisi tentang kajian teoritis yang mengkaji hal yang sangat penting sebagai acuan pada bab berikutnya, yaitu pengertian ariyah, hukum ariyah, rukun dan syarat ariyah, status barang pinjaman, kewajiban peminjam, meminjam dan menyewakan barang pinjaman, kewajiban mengembalikan barang yang dipinjam, dan penelitian terdahulu.

11 Bab III Metode penelitian, yang mencangkup tentang; jenis penelitian, lokasi penelitian, kehadiran penelitian, sumber data, tehnik pengumpulan data, teknis analisis data, pengecekan keabsahan temuan dan tahap-tahap penelitian. Bab IV berisi tentang paparan data hasil penelitian dan pembahasan, paparan data tentang sistem transaksi pinjam pakai motor di Desa Majan Kecamatan Kedungwaru Kabupaten Tulungagung, temuan penelitian dan analisis temuan.