PENGARUH JUS BUAH JAMBU BIJI MERAH

dokumen-dokumen yang mirip
ABSTRAK. EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) TERHADAP PENINGKATAN KADAR KOLESTEROL HDL PADA TIKUS WISTAR JANTAN

ABSTRAK. F. Inez Felia Yusuf, Pembimbing I : Dra. Rosnaeni, Apt. Pembimbing II: Penny Setyawati M., dr., Sp.PK.,M.Kes.

Kata kunci: Kolesterol LDL, kolesterol HDL, daun jambu biji (Psidium guajava Linn.), tikus wistar

ABSTRAK. PENGARUH EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava Linn.) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL TIKUS Wistar JANTAN

ABSTRAK. EFEK EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL LDL PADA TIKUS JANTAN GALUR WISTAR

EFEK PEMBERIAN REBUSAN DAUN AFRIKA(

BAB I PENDAHULUAN. serat. Kurangnya aktivitas fisik dan mengkonsumsi makanan tinggi lemak termasuk

ABSTRAK. EFEK PROPOLIS TERHADAP PENINGKATAN KADAR KOLESTEROL HDL PADA TIKUS (Rattus norvegicus) GALUR WISTAR JANTAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ABSTRAK. EFEK JUS BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA TIKUS JANTAN WISTAR

ABSTRAK. EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN KEMUNING (Murraya paniculata (L.) Jack) TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA TIKUS WISTAR JANTAN

BAB I PENDAHULUAN. Usaha pemerintah dan pihak swasta untuk meningkatkan keadaan gizi

ABSTRAK EFEK EKSTRAK ETANOL KULIT MANGGIS

ABSTRAK. Maria Vita Widiyaningsih (2017): Pembimbing I : Lisawati Sadeli,dr.,M.Kes. Pembimbing II : Sijani Prahastuti,dr. M.Kes

ABSTRAK EFEK JUS BUAH BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi L.) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL TIKUS Wistar JANTAN

ABSTRAK PENGARUH AIR SEDUHAN BEKATUL TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA SERUM TIKUS WISTAR YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ABSTRAK. PENGARUH LENDIR Abelmoschus esculentus (OKRA) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL TIKUS WISTAR JANTAN MODEL TINGGI LEMAK

ABSTRAK. Ronauly V. N, 2011, Pembimbing 1: dr. Sijani Prahastuti, M.Kes Pembimbing 2 : Prof. DR. Susy Tjahjani, dr., M.Kes

ABSTRAK. EFEK EKSTRAK ETANOL DAUN JAMBU BIJI (Psidium guajava Linn.) DALAM MENURUNKAN KADAR TRIGLISERIDA TIKUS WISTAR JANTAN

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia tidak dapat lepas dari pengolahan makanan dengan

ABSTRAK. Kata kunci: HDL, ekstrak etanol, ekstrak protein, fraksi etil asetat, kedelai.

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskular saat ini merupakan penyebab utama kematian di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dislipidemia merupakan spektrum luas dari abnormalitas lipid dalam

BAB I PENDAHULUAN. kardiovaskular yang diakibatkan karena penyempitan pembuluh darah

PENGARUH EKSTRAK ETANOL KELOPAK BUNGA ROSELLA

PENGARUH PEMBERIAN ASAM LEMAK TRANS TERHADAP PROFIL LIPID DARAH DAN KETEBALAN TUNIKA INTIMA AORTA PADA TIKUS JANTAN STRAIN WISTAR TESIS OLEH :

BAB I PENDAHULUAN. dengan cara penggorengan.kebutuhan akan konsumsi minyak goreng meningkat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK. EFEK INFUSA DAUN SALAM (Syzygium polyanthum) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL TOTAL DARAH TIKUS JANTAN GALUR WISTAR MODEL DISLIPIDEMIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRACT THE EFFECT OF OLIVE OIL ADDITION INTO OATMEAL IN LOWERING BLOOD TOTAL CHOLESTEROL AND LDL (LOW DENSITY LIPOPROTEIN) IN WISTAR STRAIN RAT

BAB I PENDAHULUAN. utama lipoprotein plasma adalah low density lipoprotein (LDL). 1 LDL berfungsi

EFEK DAGING BUAH NAGA

ABSTRAK. PERBANDINGAN ANTARA PENGARUH OMEGA-3 DENGAN AEROBIC EXERCISE TERHADAP KADAR KOLESTEROL-LDL TIKUS JANTAN GALUR Wistar MODEL DISLIPIDEMIA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang ilmu Gizi Klinik, Farmakologi,

ABSTRAK. Miracle, 2012, Pembimbing I : Hj. Sri Utami S, Dra., M.kes Pembimbing II : Adrian Suhendra, dr., Sp.PK, M.Kes

ABSTRAK PENGARUH INFUSA TOMAT TERHADAP KADAR KOLESTEROL-LDL DARAH TIKUS JANTAN GALUR WISTAR

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi saat ini, penyakit jantung menjadi penyakit pembunuh

ABSTRAK. Yohana Puspita Hemastuti, 2014 ; Pembimbing I : Fenny, dr., Sp.PK., M.Kes. Pembimbing II : Rosnaeni, Dra., Apt.

JURNAL TEKNOLOGI LABORATORIUM

ABSTRAK. Christina Melissa Siswanto, Pembimbing I : Fen Tih, dr., M.Kes. Pembimbing II : Dr. Meilinah Hidayat, dr., M.Kes.

BAB I PENDAHULUAN. berpendapat usia setiap manusia sudah ditentukan oleh Tuhan, sampai usia. tertentu, yang tidak sama pada setiap manusia.

PROFIL TRIGLISERIDA DAN KOLESTEROL DARAH TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) YANG DIBERI PAKAN MENGANDUNG GULAI DAGING DOMBA SKRIPSI ETIK PIRANTI APRIRIA

BAB I PENDAHULUAN. mulai bergeser dari penyakit infeksi ke penyakit metabolik. Dengan meningkatnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA PADA TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIBERI PAKAN TINGGI LEMAK

ABSTRAK UJI EFEK TEMPE TERHADAP KADAR KOLESTEROL DARAH TOTAL TIKUS WISTAR

BAB 1 PENDAHULUAN. kolesterol yang meningkat dapat memfasilitasi proses penyempitan pembuluh. terjadinya penyakit jantung dan stroke (Davey, 2006).

ABSTRAK. Meigi Suwarto, 2013 : dr. Kartika Dewi, M.Kes. Sp.Ak.PA (K) : dr. Jeanny Ervie Ladi, M.Kes., PA

ABSTRAK PENGARUH KALSIUM TERHADAP KADAR KOLESTEROL DARAH TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIBERI DIET TINGGI LEMAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Data WHO (1995) mencatat bahwa di seluruh dunia terdapat 50 juta kematian tiap

ABSTRAK. EFEK EKSTRAK ETANOL BUAH ALPUKAT (Persea americana Mill.) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL TOTAL PADA TIKUS WISTAR JANTAN

ABSTRAK PERBANDINGAN EFEK SEDUHAN TEH HITAM, TEH HIJAU DAN TEH PUTIH TERHADAP KADAR LOW DENSITY LIPOPROTEIN

BAB I PENDAHULUAN. Secara global, prevalensi penderita diabetes melitus di Indonesia

RINGKASAN. melalui proses yang kompleks, melibatkan faktor genetik, faktor lingkungan dan

KARYA TULIS ILMIAH. Disusun untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Derajat Sarjana Kedokteran pada Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan prevalensi penyakit kardiovaskular dan berakibat kematian. 1

I. PENDAHULUAN. penyakit jantung koroner (Rahayu, 2005). Hiperkolesterolemia adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hal dasar dalam kehidupan untuk menunjang semua aktivitas mahkluk hidup. Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. proses penuaan dan meningkatkan kualitas hidup. Proses menjadi tua memang

PERBANDINGAN EKSTRAK ETHANOL FLAXSEED

ABSTRAK. PENGARUH PEMBERIAN SUSU KEDELAI (Glycine max (L) MERR) TERHADAP KADAR KOLESTEROL TOTAL TIKUS JANTAN GALUR WISTAR

TERHADAP PERBAIKAN KADAR LIPID SERUM DARAH MENCIT

ABSTRAK. PENGARUH EKSTRAK ETANOL BIJI PEPAYA (Carica papaya Linn) TERHADAP KADAR TRIGLISERIDA TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIINDUKSI PAKAN TINGGI LEMAK

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian di bidang Farmakologi, Farmasi, dan

Kolesterol selain diperoleh dari makanan, juga diproduksi di hati dari lemak jenuh. Jadi, penurunan kadar kolesterol serum dapat dicapai dengan

BAB I PENDAHULUAN. kadar HDL dalam darah (Linn et al., 2009). Dislipidemia sebagian besar (hingga

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2008 prevalensi penyebab kematian tertinggi terjadi pada akut miokard infark (AMI)

Dewi Luksri Anjaniwati, Richa Yuswantina, Sikni Retno K. ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit kardiovaskular merupakan penyakit dengan angka kematian terbesar

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Peningkatan asupan lemak sebagian besar berasal dari tingginya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN UKDW. HDL. Pada tahun 2013, penduduk Indonesia yang berusia 15 tahun

ABSTRAK. Aldora Jesslyn O., 2012; Pembimbing I : Penny Setyawati M, dr., Sp.PK, M.Kes. Pembimbing II : Sijani Prahastuti, dr., M.Kes.

ABSTRAK. PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK DAUN JATI BELANDA (Guazuma ulmifolia Lamk) TERHADAP PENURUNAN KADAR KOLESTEROL TOTAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

ABSTRAK. EFEK EKSTRAK ETANOL BUAH ALPUKAT (Persea americana Mill.) TERHADAP PENURUNAN KADAR TRIGLISERIDA PADA TIKUS WISTAR JANTAN

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat zaman sekarang terpapar oleh banyaknya makanan tinggi

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

JURNAL TEKNOLOGI LABORATORIUM Volume 3 Nomor 2 Tahun 2014

2016 PENGARUH BUBUK RIMPANG TEMU PUTIH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. Secara alamiah seluruh komponen tubuh setelah mencapai usia dewasa tidak

repository.unimus.ac.id

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Esa Unggul

ABSTRAK EFEK EKSTRAK ETANOL KELOPAK BUNGA ROSELA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

ABSTRAK. EFEKTIVITAS EKSTRAK KULIT BUAH NAGA MERAH (Hylocereus polyrhizus) TERHADAP PENURUNAN BERAT BADAN TIKUS WISTAR JANTAN

UJI EFEK JUS BUAH JAMBU BIJI (PSIDIUM GUAJAVA L.) TERHADAP PROFIL LEMAK DARAH TIKUS PUTIH JANTAN YANG DIBUAT HIPERLIPIDEMIA

BAB I PENDAHULUAN. dan metabolisme dalam tubuh. Kesadaran masyarakat untuk mengkonsumsi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ABSTRAK PENGARUH KALSIUM TERHADAP PENGHAMBATAN KENAIKAN BERAT BADAN TIKUS GALUR WISTAR JANTAN YANG DIBERI PAKAN TINGGI LEMAK

RS PERTAMINA BALIKPAPAN

Transkripsi:

PENGARUH JUS BUAH JAMBU BJ MERAH (Psidium guajava L.) TERHADAP PROFL LPD DARAH DAN KEJADAN ATEROSKLEROSS PADA TKUS PUTH (Rattus norvegicus ) YANG DBER DET TNGG LEMAK EFFECT OF GUAVA RED FRUT JUCE (Psidium guajava L.) ON BLOOD LPD PROFL AND ATEROSCLEROSS ACCURENCE ON RATS (Rattus norvegicus ) TREATED WTH HGHT DET LPD Tri Murini*, Fiki Fernandes, Marda Ade S. Siti Muchayat, Totok Utoro Fakultas Kedokteran UGM ABSTRAK Penelitian bertujuan untuk mengetahui pemberian jus buah jambu biji merah (Psidium guajava L.) terhadap profil lipid darah dan kejadian aterosklerosis pada tikus putih yang diberi diet tinggi lemak. Penelitian mengikuti rancangan acak lengkap pola searah menggunakan tikus putih galur Rattus norvegicus yang dibagi menjadi 5 kelompok. Kelompok diberi pakan standart, kelompok diberi diet tinggi lemak, kelompok diberi simvastatin 3,6 mg/kg bb dan diet tinggi lemak, kelompok V diberi jus buah jambu biji 50 g kemudian diberi diet tinggi lemak dan kelompok V diberi jus buah jambu biji dosis 100 g/kg bb dan diet tinggi lemak.pengukuran lipid darah dilakukan pada hari pertama, 30 dan 60 sesudah perlakuan sedang gambaran histopatologi pada hari ke 60. Hasil yang diperoleh pemberian diet tinggi lemak bersama dengan jus buah jambu biji merah dengan dosis 50 g/kg bb dan 100g/kg bb selama 30 hari mampu menghambat kenaikkan kolesterol sebesar 29,60% dan 32,92%; trigliserida 8,25% dan 12,82%; LDL 45,28% dan 51,83% dan menghambat penurunan HDL sebesar 11,76% dan 19,55%. Sedangkan dengan waktu 60 hari mampu menghambat kenaikkan kolesterol sebesar 52,64% dan 45,63%, trigliserida 33,46% dan 25,64%; LDL 82,23% dan 67,59% dan menghambat penurunan HDL sebesar 39,79% dan 20,27%. Pemeriksaan histopatologi organ jantung menunjukkan bahwa semakin lama perlakuan memberi gambaran histopatologi yang semakin mendekati normal Kata kunci :Jus buah jambu biji merah, vitamin C, pektin, profil lipid, arterosklerosis. ABSTRACT The research was aimed to evaluate the effect of guava red fruit juice on blood lipid and aterosclerosis occurence on rats(rattus norvegicuranceus ) treated with hight diet lipid The study was conducted employing a completely randomized design using Rattus norvegicus rat which were divided into 5 groups. Group was treated with natural food, group was treated with high lipid diet; group was treated with simvastatin 3,6 mg/kg BW; group V and V was treated with guava red fruit juice 50 g/kg BW and 100 g/kg BW that were also treated with high diet lipid. The present study evaluated first, thirdteeth and sixteeth day The result showed that guava red fruit treatment at the dose of 50 and 100 g/kg BW for 30 days decresed the total kolesterol level by 29,60% and 32,92%; trigliserida 8,25% and 12,82%; LDL 45,28% and 51,83% and increased the level HDL 11,76% and 19,55%. Then 60 days the red guava fruit decreased the total kolesterol level by 52,64% and 45,63%; trigliserida 33,46% and 25,64%; LDL 82,23% and 67,59% and increase the level HDL 39,79% and 20,27%. t was conclued that guava red fruit juice compsumption is able to reduce lipid profile and risk aterosclerosis causes by hight diet lipid.

PENDAHULUAN Penyakit jantung koroner merupakan penyebab kematian utama di dunia. Berdasarkan data WHO (1990) sekitar dua belas juta orang di dunia meninggal setiap tahun akibat penyakit jantung koroner dan 16% diantaranya terjadi di negara-negara berkembang termasuk ndonesia. Penyakit jantung koroner sangat erat hubungannya dengan aterosklerosis sedangkan proses aterosklerosis yang terjadi di arteri koroner adalah penyebab paling umum dari infark miokard (Libby, 2005). Kannel (1994) menyebutkan secara konvensional ada tiga faktor resiko utama untuk penyakit jantung koroner, yaitu abnormalitas lipid darah terutama kadar kolesterol total, hipertensi dan merokok. Diet tinggi lemak merupakan faktor yang paling besar pengaruhnya terhadap hiperkolesterolemia. Sementara hiperkolesterolmia sangat fundamental sebagai penyebab terjadinya aterosklerosis (Sharper, 1987). Secara umum penggunaan obat hiperkolesterolemia berhasil mengendalikan dan menurunkan kadar kolesterol dalam darah. Namun penggunaan obat hiperkolesterolemia jangka panjang akan menimbulkan efek samping seperti nyeri lambung, nyeri abdomen, urtikaria, disuria, penurunan berat badan, ikhtiosis, insomnia, depresi, dan dysgeusia (Kamaluddin, 1992). Salah satu alternatif yang dapat menurunkan kadar kolesterol dalam darah jangka panjang adalah penggunaan bahan alami seperti buah jambu biji merah. Buah jambu biji merah diketahui mempunyai kandungan vitamin C dan beta karoten sehingga dapat berkhasiat sebagai antioksidan dan meningkatkan daya tahan tubuh (Riana, 2000, Pdpersi, 2004). Selain itu buah jambu biji juga kaya serat yang larut dalam air dan pektin terutama dibagian kulitnya sehingga dapat mengganggu penyerapan lemak dan glukosa yang berasal dari makanan (Hariyadi, 2005, Achyat dan Rasyidah 2000). Kandungan-kandungan dalam buah jambu biji merah diperkirakan mempunyai efek protektif terhadap kenaikan kadar lipid dalam darah, oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian jus buah jambu biji merah terhadap profil lipid darah dan kejadian arterosklerosis pada tikus putih (Rattus norvegicus) yang diberi diet tinggi lemak METODOLOG PENELTAN Penelitian dilakukan pada tikus putih (Rattus norvegicus) jantan galur wistar, sehat dan aktivitasnya normal. Umur kurang lebih 12-16 minggu, dengan berat rata-rata 200 gram, sebanyak 30 ekor. Subjek penelitian diperoleh dari Unit Pengembangan Hewan Percobaan (UPHP) Universitas Gadjah Mada. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah buah jambu biji merah yang diperoleh dari daerah Bantul, Yogyakarta. Buah jambu biji merah disajikan dalam bentuk jus, dan diberikan kepada tikus dengan menggunakan sonde. Tikus dibagi dalam 5 kelompok yang ditentukan secara acak, masing masing kelompok terdiri dari 6 ekor tikus. Kelompok, sebagai kontrol normal, hanya diberikan makanan standar hewan percobaan. Kelompok diberi diet tinggi lemak selama 60 hari (kontrol negatif). Pada kelompok diberi diet tinggi lemak + simvastatin 3,6 mg/kg bb Sedangkan kelompok V, dan V selain diet tinggi lemak diberi juga jus buah jambu biji merah masing-masing 50g/kg bb per tikus per hari untuk kelompok V, dan 100g/kg bb pertikus per hari untuk kelompok V, selama 60 hari. Pengukuran kadar profil lipid dalam darah dilakukan sebanyak 3 kali, yaitu hari pertama pra perlakuan, hari ke-30, dan pada hari ke-60 Pada hari terakhir perlakuan (hari ke-60) dilakukan nekropsi pada hewan coba diambil organ jantungnya. Analisa histopatologi dilakukan dengan pengecatan HE terhadap organ jantung untuk mengetahui adanya endotel intak dan terbentuknya plak ateroskelosis Hasil penelitian berupa data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif ini diperoleh dengan mengukur kadar profil lipid (kolesterol total, trigliserida, HDL kolesterol, LDL kolesterol) dalam darah. Data yang diperoleh kemudian diolah secara

statistik dengan menggunakan One Way Anova untuk membandingkan antara masingmasing kelompok. Untuk mengetahui perbandingan efek antar perlakuan maka dilakukan analisis lanjutan yaitu Post Hoc Tests. Sedangkan untuk membandingkan data profil lipid darah pada masing-masing kelompok pada pengukuran darah ke-, ke-, dan ke-, analisis yang digunakan adalah Paired T Test Sementara data kualitatif diperoleh dengan membandingkan gambaran histopatologis kelompok perlakuan dan kelompok kontrol mengenai perlemakan (aterosklerosis) pada aorta tikus putih. dimasukkan dalam kategori skor 1, 2 dan 3 dengan ketentuan katagori 1 untuk endotel utuh; 2 untuk endotel tidak utuh; dan 3 untuk adanya plak aterosklerosis. HASL DAN PEMBAHASAN Pemberian diet tinggi lemak baik selama 30 hari maupun 60 hari mampu menaikkan kadar kolesterol total, trigliserida, LDL kolesterol dan menurunkan kadar HDL kolesterol dalam darah. Akan tetapi pemberian bersamaan diet tinggi lemak dan jus buah jambu biji merah dengan dosis 50 g/kg bb maupun 100g/kg bb mampu menghambat kenaikkan kadar kolesterol total, trigliserida, LDL kolesterol dan menghambat penurunan kadar HDL kolesterol dalam darah baik dalam waktu 30 hari maupun 60 hari. Ada perbedaan bermakna diantara perlakuan tersebut baik selama 30 hari maupun 60 hari dibandingkan dengan kelompok kontrol (p<0,05). Hasil penetapan kadar kolesterol total (gambar 1), terlihat bahwa perlakuan pemberian jus jambu biji merah selama 30 hari baik dengan dosis 50g/kg bb maupun 100 g/kg bb ada penurunan yang signifikan (p< 0,05) dibandingkan dengan pemberian diet tinggi lemak saja (klp 2). Penurunan kadar kolesterol total tersebut 29,60% dan 32,92% untuk dosis masing-masing 50g/kgbb dan 100g/kgbb (tabel 1). Apabila dibandingkan dengan pemberian simvastatin 3,6 mg/kg bb (klp 3), pemberian kedua dosis tersebut bermakna (p<0,05). Sedangkan pada pengukuran hari ke 60, penurunan kadar kolesterol total 52,64% dan 45,63% untuk dosis 50 g/kg bb dan 100g/kg bb dibandingkan dengan pemberian diet tinggi lemak (klp.2), dan bermakna secara statistik (p<0,05). Apabila dibandingkan dengan pemberian simvastatin 3,6 mg/kg bb (klp.3) ada perbedaan yang bermakna untuk dosis 100g/kg bb dan tidak bermakna untuk dosis 50g/kg bb. Hal tersebut dapat diartikan bahwa pemberian jus jambu biji merah dosis 50g/kg bb sama baiknya dengan pemberian simvastatin 3,6 mg/kg bb dalam waktu 60 hari Hasil penetapan kadar trigliserida (gambar 2), terlihat bahwa perlakuan pemberian jus jambu biji merah selama 30 hari baik dengan dosis 50g/kg bb maupun 100 g/kg bb ada penurunan yang signifikan (p< 0,05) dibandingkan dengan pemberian diet tinggi lemak saja (klp 2). Penurunan kadar trigliserida tersebut 8,25% dan 12,82% untuk dosis masing-masing 50g/kgbb dan 100g/kgbb (tabel 1). Apabila dibandingkan dengan pemberian simvastatin 3,6 mg/kg bb (klp 3), pemberian kedua dosis tersebut bermakna (p<0,05), Sedangkan pada pengukuran hari ke 60, penurunan kadar trigliserida 33,46% dan 25,64% untuk dosis 50 g/kg bb dan 100g/kg bb dibandingkan dengan pemberian diet tinggi lemak (klp.2), dan bermakna secara statistik (p<0,05). Apabila dibandingkan dengan pemberian simvastatin (klp.3) ada perbedaan yang bermakna untuk dosis 100g/kg bb dan tidak bermakna untuk dosis 50g/kg bb. Hal tersebut dapat diartikan bahwa pemberian jus jambu biji merah dosis 50g/kg bb sama baiknya dengan pemberian simvastatin 3,6 mg/kg bb dalam waktu 60 hari

Kadar Total Kolesterol (mg/dl) 300 250 200 150 100 50 0 klp 1 klp 2 klp 3 klp 4 klp 5 Pengukuran Pengukuran Pengukuran Gambar 1. Profil kadar kolesterol total pada pengukuran,, dan Keterangan :Klp1=pakan standar (kontrol normal).,klp 2 =diet tinggi lemak.,klp 3 = diet tinggi lemak + simvastatin 3,6mg/kg bb, klp 4 = diet tinggi lemak + jus jambu biji merah 50mg/kg bb. Klp 5 =diet tinggi lemak + jus jambu biji merah 100mg/kgbb. Pengukuran : Pengukuran kadar kolesterol total sebelum penelitian.,pengukuran : Pengukuran kadar kolesterol total pada hari ke-30.;pengukuran : Pengukuran kadar kolesterol total pada hari ke-60. 140 Kadar Trigliserida (mg/dl) 120 100 80 60 40 20 0 Klp 1 Klp 2 Klp 3 Klp 4 Klp 5 Pengukuran Pengukuran Pengukuran Gambar 2. Profil kadar trigliserida pada pengukuran,, dan Keterangan :Klp1=pakan standar.,klp 2 =diet tinggi lemak,klp 3 = diet tinggi lemak + simvastatin 3,6mg/kg bb,klp 4 = diet tinggi lemak + jus jambu biji merah 50mg/kg bb. Klp 5 =diet tinggi lemak + jus jambu biji merah 100mg/kgbb. Pengukuran : Pengukuran kadar trigliserida sebelum penelitian.,pengukuran : Pengukuran kadar trigliserida pada hari ke- 30.;Pengukuran : Pengukuran kadar trigliseridapada hari ke-60. Kadar LDL (mg/dl) 180 160 140 120 100 80 60 40 20 0 Klp 1 Klp 2 Klp 3 Klp 4 Klp 5 Pengukuran Pengukuran Pengukuran Gambar 3. Profil kadar LDL kolesterol pada pengukuran,, dan Keterangan :Klp1=pakan standar (kontrol normal).,klp 2 =diet tinggi lemak.,klp 3 = diet tinggi lemak + simvastatin 3,6mg/kg bb, klp 4 = diet tinggi lemak + jus jambu biji merah 50mg/kg bb. Klp 5 =diet tinggi lemak + jus jambu biji merah 100mg/kgbb. Pengukuran : Pengukuran kadar LDL sebelum penelitian.,pengukuran : Pengukuran kadar LDL pada hari ke-30.;pengukuran : Pengukuran kadar LDLpada hari ke-60.

Kadar HDL (mg/dl) 90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 Klp 1 Klp 2 Klp 3 Klp 4 Klp 5 Pengukuran Pengukuran Pengukuran Gambar 4. Profil kadar HDL kolesterol pada pengukuran,, dan Keterangan :Klp1=pakan standar (kontrol normal).,klp 2 =diet tinggi lemak.,klp 3 = diet tinggi lemak + simvastatin 3,6mg/kg bb, klp 4 = diet tinggi lemak + jus jambu biji merah 50mg/kg bb.klp 5 =diet tinggi lemak + jus jambu biji merah 100mg/kgbb. Pengukuran : Pengukuran kadar HDL sebelum penelitian.,pengukuran : Pengukuran kadar HDL pada hari ke-30.;pengukuran : Pengukuran kadar HDL pada hari ke-60. Tabel 1. Persentase hambatan kenaikan kadar kolesterol total, trigliserida, LDL kolesterol dan hambatan penurunan kadar HDL kolesterol akibat pemberian diet tinggi lemak Lama Perlakuan % Hambatan pemberian Kenaikkan kolesterol Kenaikkan trigliserida Kenaikkan LDL Penurunan HDL 30 hari Simvastatin 37,42 18,72 63,28 38,44 3,6 mg/kg bb Jus 50g/kgbb 29,60 8,25 45,28 11,76 Jus 100g/kgbb 32,92 12,82 51,83 19,55 60 hari Simvastatin 53,21 38,01 84,77 56,43 3,6 mg/kg bb Jus 50g/kgbb 52,64 33,46 82,23 39,79 Jus 100g/kgbb 45,63 25,64 67,59 20,27 A B C D

Gambar 5. Perbedaan gambaran mikroskopik penampang melintang aorta pada beberapa perlakuan. (A) Penampang melintang aorta tanpa perlakuan; (B) diberi perlakuan diet tinggi lemak; (C) diberi perlakuan diet tinggi lemak dan jus buah jambu biji merah dosis 50 g/kg bb; (D) diberi perlakuan diet tinggi lemak dan jus buah jambu biji merah dosis 100 g/kg bb Tanda panah menunjukkan bahwa sel endotel tidak utuh dan adanya plak aterosklerosis Hasil penetapan kadar HDL kolesterol (gambar 4), terlihat bahwa perlakuan pemberian jus jambu biji merah selama 30 hari baik dengan dosis 50g/kgbb maupun 100 g/kg bb ada kenaikan yang signifikan (p< 0,05) dibandingkan dengan pemberian diet tinggi lemak saja (klp 2). Kenaikkan kadar HDL kolesterol tersebut 11,76% dan 19,55% untuk dosis masing-masing 50g/kgbb dan 100g/kgbb (tabel 1). Apabila dibandingkan dengan pemberian simvastatin 3,6 mg/kg bb (klp 3), pemberian kedua dosis tersebut bermakna (p<0,05). Sedangkan pada pengukuran hari ke 60, kenaikkan kadar HDL kolesterol 39,79% dan 20,27% untuk dosis 50 g/kg bb dan 100g/kg bb dibandingkan dengan pemberian diet tinggi lemak (klp.2), dan bermakna secara statistik (p<0,05). Apabila dibandingkan dengan pemberian simvastatin 3,6 mg/kg bb (klp.3) ada perbedaan yang bermakna untuk kedua dosis. Hal tersebut dapat diartikan bahwa pemberian jus buah jambu biji merah dengan dosis 50g/kg bb dan 100g/kg bb baik selama pemberian 30 hari maupun 60 hari tidak memberikan hasil sebaik pemberian simvastatin 3,6 mg/kg bb. Perbedaan histologi antar perlakuan Dalam pengamatan secara kualitatif terhadap gambaran penampang melintang aorta serta pemberian skor dengan kriteria 1: endotel utuh (intak), 2: endotel tidak utuh (tidak intak) dan 3: adanya plak aterosklerosis. Hasil pengamatan preparat histologi penampang lintang aorta secara kualitatif pada kontrol menunjukkan bahwa tunika intima aorta masih intak yang artinya belum adanya proses awal terbentuknya aterosklerosis (Gambar 5A). Sedang yang diberi perlakuan diet tinggi lemak menunjukkan adanya sel endotel tidak utuh lagi bahkan ditemukan adanya plak aterosklerosis yang diikuti penebalan dinding aorta (Gambar 5B). Pemberian diet tinggi lemak bersamaan dengan jus jambu biji merah dosis 50 g/kg bb dan dosis 100 g/kg bb menunjukkan adanya sel endotel tidak utuh belum sampai terbentuk plak aterosklerosis pada dinding pembuluh darah ( gambar 5C). Kerusakan dinding aorta pada pemberian dosis 50 g/kg bb lebih kecil dibandingkan dengan dosis 100 g/kg bb (Gambar 5C). Tabel 2. Pengaruh pemberian jus buah jambu biji merah terhadap kenaikan kadar kolesterol total pengukuran hari ke 30 kel Perlakuan Kadar kolesterol total (mg/dl) Purata ± SD %beda terhadap Kontrol 115,7375 ± 0,99550 - (-)50,47 b diet tinggi lemak 233,6650 ± 1,18801 (+)101,89 b diet tinggi lemak + 146,2275 ± 0,85561 (+) 26,34 b (-)37,42 b V diet tinggi lemak + jus 164,49 ± 1,426 (+)42,12 b (-)29,60 b V diet tinggi lemak + jus 156,7450± 0,82626 (+)35,43 b (-)32,92 b Keterangan : b = perbedaan bermakna (p<0,05); tb = perbedaan tidak bermakna (+) = mengalami peningkatan; (-) = mengalami penurunan Tabel 3. Pengaruh pemberian jus buah jambu biji merah terhadap kenaikan kadar kolesterol total pengukuran hari ke 60

kel Perlakuan Kadar kolesterol total (mg/dl) Purata ± SD %beda terhadap Keterangan : b = perbedaan Kontrol 116,7325± 0,83067 - (-)51,73 b bermakna (p<0,05); tb = diet tinggi lemak 241,8325±1,47400 (+)107,19 b - perbedaan tidak bermakna = diet tinggi lemak + 113,1475± 1,59932 (-) 3,07 tb (-)53,21 b (+) = mengalami peningkatan; (-) V diet tinggi lemak + jus 114,54± 1,640 (-) 1,88 tb (-)52,64 b mengalami penurunan Tabel V diet tinggi lemak + jus 131,4750± 1,55993 (-)12,63 b (-)45,63 b 4. Pengaruh pemberian jus buah jambu biji merah terhadap kenaikan kadar trigliserida pengukuran hari ke 30 kel Perlakuan Kadar trigliserida (mg/dl) Purata ± SD %beda terhadap Keterangan : b = perbedaan bermakna Kontrol 77,0400± 0,6755 - (-)32,79 b (p<0,05); tb = perbedaan tidak bermakna diet tinggi lemak 114,6300± 1,2197 (+)48,75 b - 93,1725± 0,9707 (+)20,94 b (-)18,72 b diet tinggi lemak + V diet tinggi lemak + jus V diet tinggi lemak + jus T abel dan gambar 5 di atas menunjukkan bahwa pemberian diet tinggi lemak mampu meningkatkan kadar kolesterol total, trigliserida, LDL kolesterol dan menurunkan kadar HDL kolesterol pada semua kelompok. Pemberian jus buah jambu biji merah ternyata dapat menurunkan kadar kolesterol total, trigliserida, dan LDL kolesterol pada hewan coba, serta dapat menaikkan kembali kadar HDL kolesterol yang sempat turun. Hal ini berarti bahwa pemberian jus buah jambu biji berdaging merah dapat mencegah terjadinya dislipidemia pada hewan coba yang diberi diet tinggi lemak. Pemberian dalam waktu 30 hari jus buah jambu merah baik dosis 50 g/kg bb maupun 100 g/kg bb hasil yang diperoleh tidak sebaik pemberian simvastatin 3,6 mg/kg bb. Akan tetapi dalam waktu 60 hari pemberian jus buah jambu biji merah dengan dosis 50 g/kg bb sama baiknya dengan pemberian simvastatin 3,6 mg/kg bb dibandingkan dengan dosis 100 g/kg bb 105,1675± 1,5364 (+)36,47 b (-)8,25 b 99,9325± 0,5317 (+)29,71 b (-)12,82 b (+) = mengalami peningkatan; (-) = mengalami penurunan dalam menghambat kenaikkan kadar kolesterol total, trigliserida dan LDL kolesterol. Gambaran histopatologi aorta jantung tikus juga menunjukkan dosis 50 g/kg bb lebih baik dibandingkan dosis 100 g/kg bb. Hal tersebut dapat terjadi kemungkinan dengan dosis 100g/kg bb sudah mengalami kejenuhan sehingga tidak memberikan hasil yang baik, atau kemungkinan ada masalah teknis baik mulai awal sampai akhir melakukan penelitian Hasil yang diperoleh dari penelitian ini memperkuat penelitian yang dilakukan Sigh dan Rastogi (1997). yang menyatakan bahwa pemberian jambu biji pada penderita hipertensi dan hiperkolesterol dapat meningkatkan HDL kolesterol (8,9%), menurunkan kolesterol total (11,9%), trigliserida (8,1%), sistolik (5%) dan diastolik (4,6%). Hal tersebut ternyata ada hubungan dengan kadar vitamin C yang terdapat dalam jambu biji. Pemberian jambu biji pada sukarelawan sehat dengan dosis 400g selama

28 hari ternyata dapat meningkatkan kadar vitamin C dalam tubuh 22 kali sehingga terjadi kenaikkan antioksidan total 31,85% dan HDL kolesterol 70% dibandingkan dengan kontrol (Rahmat dkk, 2006), Vitamin C mempunyai aktifitas antioksidan yang dapat mencegah terjadinya stres oksidatif pada kolesterol LDL, sedangkan pektin mempunyai kemampuan menurunkan konsentrasi kolesterol serum. Diduga vitamin C yang terdapat dalam jambu biji merah dapat mencegah penyakit jantung (aterosklerosis) melalui kemampuannya untuk menangkap radikal bebas sebelum mereka dapat mengawali oksidasi LDL (Gropper, 2005). Tabel 5.Pengaruh pemberian jus buah jambu biji merah terhadap kenaikan kadar trigliserida pengukuran hari ke 60 kel Perlakuan Kadar trigliserida (mg/dl) Purata ± SD % beda terhadap Keterangan : b = perbedaan bermakna Kontrol 76, 5675± 0,6302 - (-)33,97 b (p<0,05); tb = perbedaan tidak bermakna diet tinggi lemak 116,0500± 3,5300 (+)51,44 b - V diet tinggi lemak + diet tinggi lemak + jus 71,9350± 1,0014 77,2225± 2,9865 (-)6,13 t b (+)0,77 t b (-)38,01 b (-)33,46 b (+) = mengalami peningkatan; (-) = mengalami penurunan V diet tinggi lemak + jus 86,2975± 2,0623 (+)12,62 t b (-)25,64 b Tabel 6. Pengaruh pemberian jus buah jambu biji merah terhadap kenaikan kadar LDL kolesterol pengukuran hari ke 30 Kel Perlakuan Kadar LDL(mg/dl) Purata ± SD % beda terhadap Kontrol 31,6225± 1,5874 - (-)80,41 b diet tinggi lemak 161,3850± 1,6291 (+)410,35 b - diet tinggi lemak + 59,2675± 1,6302 (+)87,42 b (-)63,28 b V diet tinggi lemak + jus 88,3050± 1,5746 (+)179,23 b (-)45,28 b V diet tinggi lemak + jus 77,7425± 0,7039 (+)145,85 b (-)51,83 b b=perbedaan bermakna (p<0,05); tb = perbedaan tidak bermakna (+) = mengalami peningkatan; (-) = mengalami penurunan Keterangan: Tabel 7. Pengaruh pemberian jus buah jambu biji merah terhadap kenaikan kadar LDL kolesterol pengukuran hari ke 60 Kel Perlakuan Kadar LDL (mg/dl) Purata ± SD % beda terhadap Kontrol 31,0025± 0,2433 - (-)81,68 b diet tinggi lemak 169,2650± 2,1757 (+)445,97 b - diet tinggi lemak + 25,7675± 1,5883 (-)16,89 b (-) 84,77 b V diet tinggi lemak + jus 30,065± 2,4770 (-) 3,02 t b (-)82.23 b

V diet tinggi lemak + jus 54,8600± 1,8045 (+)76,95 b (-)67,59 b Keterangan:b = perbedaan bermakna (p<0,05); tb = perbedaan tidak bermakna (+) = mengalami peningkatan; (-) = mengalami penurunan Tabel 8. Pengaruh pemberian jus buah jambu biji merah terhadap penurunan kadar HDL kolesterol pengukuran hari ke 30 kel Perlakuan Kadar HDL(mg/dl) Purata ± SD %beda terhadap Kontrol 68,7100± 1,1328 - (+)39,22 b diet tinggi lemak 49,3550± 0,8524 (-)28,17 b - diet tinggi lemak + 68,3275± 1,0620 (+)7,25 t b (+)38,44 b V diet tinggi lemak + jus 55,16± 0,5490 (-)13,42 b (+)11,76 b V diet tinggi lemak + jus 59,0025± 0,5487 (-) 7,39 b (+)19,55 b Keterangan:b=perbedaan bermakna (p<0,05); tb = perbedaan tidak bermakna (+) = mengalami peningkatan; (-) = mengalami penurunan Tabel 9. Pengaruh pemberian jus buah jambu biji merah terhadap penurunan kadar HDL kolesterol pengukuran hari ke 60 kel Perlakuan Kadar HDL(mg/dl) Purata ± SD % beda terhadap Kontrol 72,9200± 2,00393 - (+)47,67 b diet tinggi lemak 49,3800± 0,55201 (-) 32,28 b - diet tinggi lemak + 77,2475± 0,36650 (+) 5,93 b (+)56,43 b V diet tinggi lemak + jus 69,03± 1,178 (-) 4,59 b (+)39,79 b

V diet tinggi lemak + jus 59,3900± 0,69209 (-) 18,55 b (+)20,27 b bermakna (p<0,05); tb = perbedaan tidak bermakna (+) = mengalami peningkatan; (-) = mengalami penurunan Keterangan: b=perbedaan Secara keseluruhan hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jus buah jambu biji mempunyai potensi antihiperlipedemi, sehingga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat untuk pencegahan naiknya kadar kolesterol di dalam darah. Dosis 50 mg/kg bb bila dikonversikan untuk dosis manusia dengan berat badan 70 kg dengan faktor konversi 0,018 setara dengan 400 mg. Hasil ini memberi harapan penggunaannya untuk mencegah kenaikkan kadar kolesterol darah. Kiranya masih perlu penelitian lebih lanjut untuk dapat memperkirakan kemampuan mencegah terbentuknya plak aterosklerosis. KESMPULAN Pemberian jus buah jambu biji merah dengan dosis 50 mg/kg bb selama 60 hari dapat menurunkan kadar kolesterol total,trigliserida, LDL kolesterol dan menaikkan kadar HDL kolesterol karena pemberian diet tinggi lemak. Gambaran histopatologi pada aorta jantung menunjukkan adanya sel endotel tidak utuh akan tetapi belum sampai terbentuk plak aterosklerosis pada dinding pembuluh darah,. DAFTAR PUSTAKA Achyad, DE dan Rasyidah, R. (editor). 2000. Jambu Klutuk (Psidium guajava l.). Available in: http://www.asiamaya. com/ jamu/isi/ jambuklutuk_psidiumguajava.htm Rahmat A, Abu Bakar M.F, Hambali Z. 2006. The Effect of Guava (Psidium guava) Consumption on Total Antioxidant and Lipid Profile in Normal Male Youth. n AJFAND on line, vol.6 No.2. Gropper,S.S., Smith,J.L.,and Groff,J.L. 2005. Advanced Nutrition and Human Metabolism 4th ed. Belmont : Thomson Wadsworth. Hariyadi, P. 2005. Jambu Biji, 'Gudang' Vitamin C. Available in: http://www.ayahbundaonline.com. Kamaluddin, MT. 1992. Farmakologi Obat Anti Hiperlipidemia. Available in: http://www.cermindunia kedokteran.com. Kannel, WB. Tinjauan Faktor Risiko Penyakit Kardiovaskular. n: Pencegahan Penyakit Jantung Koroner. Jakarta: EGC. 1994. Libby, P. Prevention and Treatment of Atherosclerosis. n: Kasper et al. Harrison s Pinciples of nternal Medicine 16th ed. New York: McGraw-Hill. 2005. Pdpersi. 2004. Obat tradisional: Jambu Biji (Psidium guajava L.). Available in: URL http://www.pdpersi.co.id./pusat data & informasi PERS.htm Riana, A. (editor). 2000. Jambu biji. Available in: URL http://www. asiamaya.com/nutrients/jambubiji.htm. Sharper AG. Environmental factor in Coronary Heart Disease: Diet. European Heart Journal 8:31-38, 1987. Singh, R. B., et al. Effects of guava intake on serum total and high-density lipoprotein cholesterol levels and on systemic blood pressure. Am. J. Cardiol. 1992; 70(15): 1287-91. The National Cholesterol Education Program (NCEP). Executive summary of the third report of the NCEP expert panel on detection, evaluation, and treatment of high blood cholesterol in adult (Adult Treatment Panel). JAMA 288:49, 2001. Wardlaw, G.M.,and Hampl, J.S. 2007. Perspectives in Nutrition 7th ed. New York : McGraw-Hill.