Pengenalan Teknologi Gigabit Passive Optical Network (GPON)

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III KONFIGURASI LAYANAN TRIPLE PLAY PADA JARINGAN GPON

Pada gambar 2.1, terdapat Customer Premises Equipment (CPE) adalah peralatan telepon atau penyedia layanan lain yang terletak di sisi user.

ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO CIJAWURA KE BATUNUNGGAL REGENCY CLUSTER ELOK

BAB II DASAR TEORI. Komunikasi data telah berkembang dengan pesat dewasa ini. Hal ini sesuai

ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO DAGO KE PERUMAHAN DAGO ASRI DAN CISTU INDAH BANDUNG

PERBANDINGAN KUALITAS JARINGAN TEKNOLOGI MSAN DAN GPON PADA LAYANAN TRIPLE PLAY DI PT. TELKOM

ANALISA SIMULASI RANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO BANJARAN KE GRIYA PRIMA ASRI BANDUNG. Yara romana rachman

(Gigabit Passive Optical Network)

BAB II DASAR TEORI. Perkembangan teknologi telekomunikasi global akhir-akhir ini

ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO CIJAWURA KE BATUNUNGGAL REGENCY CLUSTER PERMAI

JARINGAN AKSES. Akses Tembaga. Akses Optik. Akses Radio

TUGAS AKHIR ANALISIS PERFORMANSI TEKNOLOGI GPON (GIGABIT- CAPABLE PASSIVE OPTICAL NETWORK) UNTUK LAYANAN TRIPLE PLAY

ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYTEM PADA LINK STO GEGERKALONG KE PERUMAHAN CIPAKU INDAH

Faculty of Electrical Engineering BANDUNG, 2015

ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO KOPO KE NATA ENDAH KOPO UNIVERSITAS TELKOM

BAB 1 PENDAHULUAN. praktis, mudah, dan efisien meningkat. Kebutuhan pelanggan (user) yang

Teknologi Jarlokaf. DLC (Digital Loop Carrier) PON (Passive Optical Network) AON (Active Optical Network) Point to Point. 1 Digital Loop Carrier (DLC)

BAB II TEKNOLOGI JARINGAN KABEL OPTIK

DAFTAR ISI v. ABSTRAK.. i ABSTRACK. ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI. DAFTAR GAMBAR viii DAFTAR TABEL. x BAB I PENDAHULUAN BAB II TEORI PENUNJANG

ANALISIS SOLUSI JARINGAN FTTDP DI LOKASI PERUMAHAN PT. VALE INDONESIA

BAB II JARINGAN PSTN. yang lebih dikenal dengan jaringan Public Switch Telephone Network (PSTN). Jaringan ini

Sukiswo Jartel, Sukiswo 1

BAB III JARINGAN AKSES SERAT OPTIK DI PT TELKOM STO JATINEGARA SERTA APLIKASI SDH DAN MODUL SDT1

JARINGAN AKSES PSTN (Public Switch Telephone Network) Universitas Muhammadiyah Palembang (UMP)

PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) PERUMAHAN NATAENDAH KOPO Atika Fitriyani 1, Tri Nopiani Damayanti, ST.,MT.2, Mulya Setia Yudha 3

ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO CIJAWURA KE KOMPLEK PERUMAHAN PESONA CIGANITRI

ANALISA JARINGAN UNTUK LAYANAN BROADBAND BERBASIS TEKNOLOGI GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON) ABSTRAK

PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) MENGGUNAKAN GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON) UNTUK PERUMAHAN JINGGA BANDUNG

BAB II LANDASAN TEORI

PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN TEKNOLOGI GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON) DI WILAYAH PERMATA BUAH BATU II, BANDUNG

ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA TEKNOLOGI MSAN DAN GPON PADA LAYANAN TRIPLE PLAY

ANALISIS PERFORMANSI SERAT OPTIK PADA LINK CIJAURA - BOJONGSOANG PERFORMANCE ANALYSIS OF FIBER OPTIC LINK CIJAURA - BOJONGSOANG

ANALISIS LINK BUDGET JARINGAN SERAT OPTIK GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK

Sistem Jaringan Akses Fiber Optik Jaringan Lokal Akses Fiber (JARLOKAF)

PERANCANGAN DAN ANALISIS JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) UNTUK PERUMAHAN PESONA CIWASTRA VILLAGE BANDUNG MENGGUNAKAN SOFTWARE SIMULASI OPTISYSTEM

BAB II DASAR TEORI. adalah dengan menggunakan teknologi serat optik. Teknologi serat optik

PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) PERUMAHAN NATAENDAH KOPO Atika Fitriyani 1, Tri Nopiani Damayanti, ST.,MT.2, Mulya Setia Yudha 3

BAB II GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON) BERBASIS INTERNET PROTOCOL (IP)

PERANCANGAN DAN ANALISIS JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM UNTUK PERUMAHAN PERMATA BUAH BATU I BANDUNG

BAB II DASAR TEORI. Jaringan local akses optik (JARLOKAF) adalah jaringan. menghubungkan Central Office (CO) pada operator telekomunikasi ke Remote

STUDI PERANCANGAN JARINGAN AKSES FIBER TO THE HOME

ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO CIJAWURA KE PERUMAHAN JINGGA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat, memicu

Jaringan Kabel Optik

BAB 2. LANDASAN TEORI

BAB III METODE ANALISIS

Jaringan Akses (GPON dan GEPON)

BAB I PENDAHULUAN. jalannya komunikasi maupun transaksi dengan lebih cepat, mudah dan efisien.

BAB I PENDAHULUAN. pada media konduktor terbilang cukup cepat, yaitu 2.25x10 8 m/s, atau 75% dari. sangat sering dipergunakan sampai sekarang.

PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME PERUMAHAN NATAENDAH KOPO DENGAN OPTISYSTEM

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1. BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS DAN PERANCANGAN JARINGAN OPTIK MENGGUNAKAN TEKNOLOGI GPON STUDI KASUS CENTRAL OFFICE TURANGGA

BAB II VDSL2 DAN ALGORITMA HEURISTIK

1 BAB 2 LANDASAN TEORI

STT Telematika Telkom Purwokerto

TEKNOLOGI JARINGAN AKSES

ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO AHMAD YANI KE APARTEMEN GATEWAY

SIMULASI PERANCANGAN JARINGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) DI PERUMAHAN LEGOK INDAH MENGGUNAKAN SIMULASI OPTISYSTEM

TUGAS AKHIR ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA TEKNOLOGI MSAN DAN GPON PADA LAYANAN TRIPLE PLAY. Fratika Arie Yolanda NIM :

Ignatius Yoslan Kurniawan. Prodi S1 Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom

Endi Dwi Kristianto

ANALISIS KINERJA JARINGAN FTTH (FIBER TO THE HOME) DI JALAN LOTUS PERUMAHAN CEMARA ASRI MEDAN

ANALISIS PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM PADA LINK STO GEGERKALONG KE SETRA DUTA BANDUNG

PERENCANAAN JARINGAN NG-PON2 MENGGUNAKAN TEKNOLOGI TWDM PADA PERUMAHAN GRAND SHARON BANDUNG

FTTX. 1. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III LANDASAN TEORI

Analisis Redaman Pada Jaringan Ftth (Fiber To The Home) Dengan Teknologi GPON (Gigabit Passive Optical Network) Di PT MNC Kabel Mediacom

BAB 4 PERANCANGAN JARINGAN. Bab ini membahas tentang bagaimana merancang sebuah jaringan Fiber To The

Gian Dhaifannahri [1]

BAB III GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON) UNTUK LAYANAN TRIPLE PLAY

Oky Anderson / Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Krtisten Maranatha,

PERANCANGAN FIBER TO THE HOME (FTTH) DI PERUMAHAN PANORAMA INDAH PURWAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

LAPORAN KERJA PRAKTIK JARINGAN AKSES WIFI PT TELKOM INDONESIA WITEL BANTEN BARAT

ANALISIS PERFORMANSI MIGRASI JARINGAN DSLAM CASCADE KE JARINGAN GPON UNTUK MENDUKUNG LAYANAN TRIPLE PLAY

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi. Saat ini internet tidak hanya digunakan sebagai media bertukar

ANALISIS KUALITAS JARINGAN AKSES INDIHOME UNTUK TEKNOLOGI GPON DAN MSAN DI STO DARUSSALAM

BAB 2 DASAR TEORI. luar yang disebut Cladding. Cladding adalah selubung dari inti (core). Indeks

BAB II LANDASAN TEORI

ANALISA SISTEM PERFORMANSI LAYANAN CUSTOMER SPEEDY DI PERANGKAT OPTIC ACCESS NETWORK (OAN)

PERANCANGAN JARINGAN AKSES FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN TEKNOLOGI GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK (GPON) DI PRIVATE VILLAGE, CIKONENG

BAB III. 3.1 Pengertian MSAN

ANALISIS KUALITAS JARINGAN GPON PADA LAYANAN IPTV PT. TELKOM DI DAERAH DENPASAR, BALI

Prodi S1 Teknik Telekomunikasi, Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom

BAB II LANDASAN TEORI

TUGAS AKHIR PERHITUNGAN DAN ANALISA. BANDWIDTH VoIP O L E H WISAN JAYA

BAB 4 Hasil Dan Pembahasan. 1. Optical Line Termination (OLT)

BAB III ANALISIS JARINGAN FTTH DENGAN TEKNOLOGI GPON DI CLUSTER TEBET

ANALISIS DAN PERANCANGAN JARINGAN FTTH (FIBER TO THE HOME) DENGAN TEKNOLOGI GPON DI PT TELKOM, Tbk

TUGAS AKHIR ANALISIS LINK BUDGET JARINGAN SERAT OPTIK GIGABIT PASSIVE OPTICAL NETWORK. Puti Mayangsari Fhatony NIM :

BAB II DASAR TEORI. Merupakan suatu media pemandu gelombang cahaya (light wave guide)

ANALISA PENGUJIAN IMPLEMENTASI PERANGKAT FIBER TO THE HOME (FTTH) DENGAN OPTISYSTEM UNTUK TOWER A BANDUNG TECHNOPLEX LIVING

TUGAS AKHIR. Disusun oleh : ALVEN DELANO PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA INDONESIA

TUGAS BESAR KINERJA TELEKOMUNIKASI. Triple Play. Disusun Oleh : Intan Budi Harjayanti ( )

BAB II LANDASAN TEORI

WAN. Karakteristik dari WAN: 1. Terhubung ke peralatan yang tersebar ke area geografik yang luas

ISSN : e-proceeding of Engineering : Vol.3, No.2 Agustus 2016 Page 2011


Transkripsi:

Pengenalan Teknologi Gigabit Passive Optical Network (GPON) Aldrin Fakhri A. [1], Andrea Vinaldo [2], Andri Rillio A. [3], Chandraditya Aridela [4], Junjungan Nainggolan [5], M. Najiburrahman [6], Ranggi Sistama [7], Riany Erdianti [8], M. Guntur Hady [9], Arianto Sirandan [10] Fakultas Teknik Elektro, Universitas Telkom, Bandung Indonesia Abstrak [4] Komunikasi merupakan kebutuhan dasar manusia. Seiring dengan berkembangnya teknologi, komunikasi menjadi hal penting dalam mendukung aktivitas manusia. Oleh karena itu dibutuhkan satu teknologi yang dapat memenuhi semua permintaan itu. Teknologi yang mungkin cocok dengan permintaan bandwidth yang tinggi dan jangkauan jauh adalah FTTx, Passive Optical Network (PON), Gigabit PON (GPON) merupakan teknologi yang paling sering digunakan saat ini. Passive Optical Network (PON) adalah arsitektur jaringan akses broadband berbasis serat optik yang menggunakan perangkat pasif optik, sehingga dapat digunakan pada konfigurasi point-to-multipoint. Dengan adanya teknologi ini maka dapat menyederhanakan jaringan sehingga mengurangi biaya dalam pembangunan jaringan. Elemen yang digunakan pada PON hanya merupakan elemen optik pasif seperti passive splitter, kabel fiber optik dan splices. Sehingga teknologi ini dapat menyederhanakan jaringan, penyederhanaan sinkronisasi protocol antara perangkat interkoneksi dan mengurangi biayadalam hal pembangunan jaringan. GPON sebagai salah satu jenis dari teknologi PON, memiliki kemampuan melayani berbagai macam layanan data dengan kecepatan mencapai 2.4 Gbps. GPON dapat menjangkau jarak transmisi sampai 20 km. Jurnal ini berisi tentang pengenalan dan dasar-dasar teknologi yang digunakan pada GPON. I. Pendahuluan [2] Seiring dengan perkembangan teknologi yang semakin pesat dalam bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi, kebutuhan masyarakat untuk mendapatkan layanan yang mudah dan praktis semakin meningkat. Kebutuhan pelanggan yang meningkat baik di layanan data, voice, dan television menyebabkan dibutuhkannya suatu perangkat yang dapat mendukung semua permintaan tersebut. Teknologi lama seperti DSL (Digital Subsriber Line) dan modem kabel yang bisa mencapai orde Mega bit yang masih menggunakan infrastruktur kabel tembaga belum bisa memenuhi peningkatan kebutuhan bandwidth saat ini. Namun, dengan adanya teknologi ethernet yang menggunakan PON kebutuhan bandwith yang meningkat ini bisa terpenuhi. Ada beberapa macam dari penggunaan teknologi PON ini antara lain adalah BPON (Broadband Passive Optical Network), EPON (Ethernet Passive Optical Network) dan GPON (Gigabit Passive Optical Network). Seluruh PON menggunakan serat optik sebagai medium transmisi. Satu perangkat akan diletakkan pada sentral, kemudian akan mendistribusikan trafik Triple Play (Suara/VoIP, Multi Media/Digital Pay TV dan Data/Internet) hanya melalui media 1 core kabel optik disisi subscriber atau pelanggan. Yang menjadi ciri khas dari teknologi ini dibanding teknologi optik lainnya semacam SDH adalah teknik distribusi traffic nya dilakukan secara pasif. Dari sentral hingga ke arah subscriber akan didistribusikan menggunakan pasif splitter. II. Dasar Teori 2.1 Jaringan Lokal Akses Fiber [8] Teknologi Jaringan Lokal Akses Fiber (JARLOKAF) merupakan suatu teknologi 1

penggunaan kabel serat optik sebagai media transmisi dalam pengiriman data dari sentral ke pelanggan (jaringan akses). Fiber optik dipilih menjadi media transmisi karena kemampuannya yang dapat mengantarkan data berkapasitas besar dengan kecepatan tinggi untuk jarak jauh sehingga mampu memenuhi permintaan bandwidth yang sangat besar. Penggunaan fiber optik sebagai media transmisi menyebabkan adanya proses peralihan sinyal elektrik menjadi sinyal optik. Hal itu dilakukan agar sinyal dapat ditransmisikan melalui fiber optik. Berdasarkan tempat peralihan sinyal optik menjadi sinyal elektrik di pelanggan maka jarlokaf dibedakan beberapa arsitektur yaitu: a. Fiber to the Zone ( FTTZ). Titik konversi optik (TKO) terletak di RK dan dari RK dihubungkan ke pelanggan dengan kawat tembaga melalui DP. b. Fiber to curb ( FTTC ) TKO terletak di DP dan dari DP kepelanggan menggunakan kabel tembaga dalam orde ratusan meter. c. Fiber to the Building ( FTTB ) TKO terletak di sebuah bangunan perkantoran yang besar dengan nomor telepon yang banyak dan bertindak sebagai RK. Sistem ini mirip dengan istilah CTL ( catuan langsung ). Dari FTTB ke pelanggan menggunakan kabel tembaga. Dalam konfigurasi ini tidak adalagi DP. d. Fiber to the Home ( FTTH). TKO terletak di rumah rumah pelanggan dan langsung dihubungkan kepesawat pelanggan dengan kabel dalam rumah. Ordenya sampai puluhan meter ( kalau dimensi rumah pelanggan juga puluhan meter ). Pengiriman data dari sentral ke pelanggan menggunakan konfigurasi point to multipoint. Oleh karena itu dibutuhkan perangkat Optical Distribution Network (ODN) yang dapat mendistribusikan data dari sentral ke pelanggan tujuan atau sebaliknya. Berdasarkan jenis ODN yang digunakan, maka Jarlokaf dibagi menjadi Active Optical Network (AON), yaitu ODN yang menggunakan perangkat optik aktif, dan Passive Optical Network (PON), yaitu ODN yang menggunakan perangkat optik pasif. 2.2 Konsep Dasar PON [8] PON merupakan arsitektur jaringan akses broadband berbasis serat optik yang menggunakan perangkat pasif optik, sehingga dapat digunakan pada konfigurasi point-to-multipoint. Karena termasuk jaringan broadband PON memilki beberapa keunggulan antara lain jaringan ini mempunyai koneksi kecepatan tinggi yang memungkinkan akses internet secara cepat dan terkoneksi. Dengan menggunakan sistem multiplekser PON bisa menyediakan layanan telepon, data, dan video dalam satu saluran. Selain itu, PON tidak memerlukan catuan listrik secara langsung dari sentral sehingga akan lebih menghemat daya. Keunggulan lain yang ditawarkan oleh teknologi ini adalah PON dapat diintegrasi dengan jaringan tembaga (copper). Dengan demikian kinerja PON dapat ditingkatkan dan biaya operasi dapat ditekan. Berikut akan disajikan arsitektur dari teknologi PON: Gambar 1. Arsitektur PON Berdasarkan gambar diatas arsitektur jaringan PON memiliki tiga komponen penting yaitu OLT (Optical Line Terminal) yang diletekkan di CO (Central Office), ODN (Optical Distribution Network) yang merupakan komponen dalam media transmisinya, ONU (Optical Network Unit) yang diletakkan dekat dengan pelanggan. 2.3 Konsep Dasar GPON [1] GPON adalah teknologi jaringan akses lokal fiber optik berbasis PON yang distandardisasi oleh ITU-T (ITU-T G.984 series). Pada GPON, sebuah atau beberapa OLT, interface sentral dengan jaringan fiber optik, dihunungkan dengan beberapa ONU, interface pelanggan dengan jaringan serat optik, menggunakan pasif optical distribution network (ODN), seperti splitter, filter, atau perangkat pasif optik lainnya. GPON mampu memberikan layanan dengan kecepatan 2.4 Gbps secara simetris (upstream dan downstream) atau 1.2 Gbps untuk downstream dan 2

2.4 Gbps untuk upstream. GPON disyaratkan harus dapat melayani layanan jenis apapun, baik itu ethernet maupun TDM (PSTN, ISDN, E1, dll). Jarak antar OLT dengan ONU yang dapat dijangkau adalah 10 km untuk kecepatan 2.4 Gbps, sedangkan untuk kecepatan 1.2 Gbps dapat mencapai 20 km. Untuk split ratio, ODN pada GPON dapat mencapai 1:64. 2.4 Arsitektur GPON [1] Secara umum arsitektur GPON sama seperti arsitektur jaringan akses fiber optik pada umumnya. OLT dan ONU yang merupakan perangkat aktif pada jaringan akses serat optik dihunungkan dengan ODN yang sifatnya pasif. Arsitektur GPON dapat dilihat pada gambar dibawah ini: Gambar 2. Arsitektur GPON Namun yang berbeda adalah ONU dan OLT pada GPON dapat melayani dengan berbagai layanan, tidak hanya satu layanan yang sama. Misalnya pada UNI 1 pada ONU melayani layanan ATM, sedangkan UNI 2 melayani layanan E1. Atau SNI 1 pada OLT melayani layanan PSTN sedangkan SNI 1 melayani ATM. Komponen pada ONU terdiri dari Line Terminating UNI (User Network Interface), multipleks/demultipleks, serta Line Terminating PON. Pada UNI LT terdapat fungsi optical to electrical converter dan electric to optic converter. Sedangkan komponen pada OLT terdiri dari PON LT, switch, serta SNI (Service Node Interface) yang juga terdapat fungsi optical to electrical converter dan electric to optic converter. Untuk ODN biasanya menggunakan pasif splitter. 2.5 Fitur-fitur Pada GPON [9] Keunggulan pada GPON dikarenakan pada teknologi ini diterapkan fitur-fitur sebagai berikut: 2.5.1 Operasi Panjang Gelombang [9] Pada GPON, operasi panjang gelombang yang dialokasikan untuk transmisi arah downstream adalah 1480-1500 nm, sedangkan untuk transmisi arah upstream operasi panjang gelombang yang dialokasikan adalah 1260-1360 nm. Sebagai tambahan operasi panjang gelombang 1550-1560nm dapat digunakan untuk teknologi distribusi video RF pada arah downstream. Panjang gelombang upstream dan downstream dibedakan agar tidak terjadi interferensi sehingga pada GPON antara sentral dan pelanggan hanya akan menggunakan satu serat saja. 2.5.2 FEC [9] Forward Error Control (FEC) adalah suatu teknik pada proses transmisi dimana data yang akan dikirim dikodekan sehingga error yang terjadi dapat dideteksi dan dikoreksi. Pada metode FEC, bit bit redudansi ditambahkan pada saat proses transmisi bersamaan dengan informasi. Jumlah bit bit redudansi sangatlah sedikit dibandingkan dengan informasiya. Penambahan metode FEC berdampak pada bertambahnya link budget sebesar 3-4 db. Oleh karenanya,bit rate yang lebih tinggi dan jarak yang makin jauh antara OLT dan ONU bukanlah menjadi permasalahan. Berikut ini adalah contoh suatu FEC encoder dan decoder yang diterapkan pada GPON. Gambar 3. FEC pada GPON Pada sistem FEC pada GPON diatas, encoder akan menyisipkan 16 bit redudansi untuk setiap blok bit informasi yang berjumlah 239 bit. Bit redudansi disisipkan pada akhir blok sehingga total bit pada tiap blok yang dikirim berjumlah 255 bit. Pada decoder, tiap satu blok bit yang diterima akan dilakukan pendeteksian error beserta lokasi bit yang error. Setelah error dideteksi maka error tersebut akan dikoreksi sesuai informasi awalnya. Jumlah error yang dapat dideteksi dan dikoreksi pada sistem diatas hanya berjumlah 8 bit. 3

2.5.3 T-CONT [3] T-CONT adalah sebuah fitur pada GPON yang berfungsi sebagai pengatur alokasi bandwidth upstream pada GPON. T-CONT biasanya digunakan untuk meningkatkan penggunaan bandwidth upstream pada GPON. Terdapat 5 tipe T-CONT yang bisa dialokasikan untuk user : 1. T-CONT tipe 1 : menjamin alokasi bandwidth yang pasti stabil untuk aplikasi yang sensitif terhadap delay, contoh aplikasinya adalah layanan VOIP. 2. T-CONT tipe 2 : menjamin alokasi bandwidth yang stabil untuk aplikasi yang tidak sensitif terhadap delay, contohn aplikasinya adalah layanan video. 3. T-CONT tipe 3 : gabungan dari bandwidth minimal yang terjamin pasti ditambah bandwidth yang belum terjamin, contoh aplikasinya adalah pengiriman data-data penting. 4. T-CONT tipe 4 : mengalokasikan bandwidth secara best effort, sehingga berubah-ubah secara dinamis tanpa ada bandwidth yang pasti, contohnya adalah layanan internet. 5. T-CONT tipe 5 : gabungan semua servis sebelumnya. 2.5.4 Dynamic Bandwidth Allocation [3] Dynamic Bandwidth Allocation (DBA) adalah metode yang memungkinkan adaptasi alokasi bandwidth pada user berdasarkan kebutuhan traffic. DBA dikontrol oleh OLT, yang mengalokasikan volume bandwidth kepada ONU. Metode ini hanya berfungsi pada transmisi upstream. Proses yang terjadi adalah blok DBA pada OLT mengumpulkan informasi secara terus menerus dan mengirim hasil algoritma berbentuk bandwidth Map kepada ONU. Berdasarkan bandwidth Map tersebut, setiap ONU mengirimkan data upstream pada masing-masing time slot yang telah disediakan. Terdapat dua mode DBA yaitu : 1. SR(Status-Reporting)-DBA Berdasarkan algoritma sebelumnya, OLT mengirimkan BW Map dalam header frame data downstream. Berdasarkan informasi alokasi bandwidth, ONU mengirimkan status report dari data yang sedang menunggu dalam T-CONT dalam time slot yang sudah disediakan. OLT menerima status report dari ONU, lalu mempebaharui bandwidth Map melalui algoritma DBA dan mengirimkan bandwidth Map yang baru ke dalam frame selanjutnya. ONU kemudian menerima bandwidth Map terbaru dari OLT dan mengirim data ke time slot yang sudah disiapkan. 2. NSR (Non Status Reporting)-DBA NSR adalah skema algoritma yang memprediksi alokasi bandwidth setiap ONU berdasarkan trafik dari ONU. Langkah pertama adalah memantau jumlah sel yang diterima oleh OLT sesuai dengan interval yang telah ditetapkan. Hasil yang diperoleh kemudian dihitung laju utilisasinya. Setelah itu, analisa kemacetan data dengan membandingkan laju utilisasi dengan batas yang telah ditetapkan. 2.5.5 Keamanan [7] Fungsi dasar GPON adalah menyebarkan data downstream kepada semua ONU dimana setiap ONU telah menetapkan kapan data tersebut sampai. Oleh karena itu, beberapa user dengan maksud yang jahat dapat memprogram ulang ONU masing-masing, dan dapat menangkap seluruh data downstream milik ONU yang terhubung pada OLT. Pada bagian upstream, GPON menggunakan koneksi point-topoint yang membuat seluruh trafik menjadi aman dari penyadapan. Oleh karena itu,untuk setiap informasi upstream seperti security key dapat dengan tenang dikirim dalam bentuk teks yang jelas. Berdasarkan hal tersebut, rekomendasi GPON yakni G.984.3, menetapkan penggunaan dari mekanisme keamanan informasi untuk memastikan pengguna-pengguna diijinkan untuk dapat mengakses hanya yang termasuk dalam data mereka. Algoritma enkripsi yang digunakan adalah Advanced Encryption Standard (AES) yang hanya menerima 128, 192, dan 256 byte kunci yang membuat enkripsi menjadi sangat kompleks. Sebuah kunci dapat berubah secara periodik tanpa perlu mengganggu jalannya informasi untuk meningkatkan keamanan. 2.5.6 Proteksi [7] Arsitektur proteksi dari GPON dipertimbangkan untuk meningkatkan kehandalan jaringan akses. Namun, proteksi dipertimbangkan 4

sebagai mekanisme pilihan karena implementasinya tergantung pada realita sistem ekonomi. Terdapat dua tipe proteksi switching yakni Automatic Switching dan Forced Switching. Automatic Switching berjalan berdasarkan deteksi kesalahan, contohnya seperti sinyal dan frame yang hilang, serta degradasi sinyal, dan lain-lain. Sedangkan Forced Switching berjalan berdasarkan administrative events, seperti fiber rerouting, fiber replacement, dan lain-lain. 2.6 Transmisi Data Pada GPON [6] GPON menggunakan GPON Encapsulation Method (GEM) sebagai metode yang mengenkapsulasi data melalui GPON. Meskipun setip tipe data dapat dienkapsulasi, pada kenyataannya hal tersebut bergantung pada layanan yang diminta. GEM melakukan komunikasi connection-oriented. 2.6.1 Downstream GPON [6] Trafik downstream dikirimkan dari OLT ke semua ONU dengan cara Time Division Multiplexing (TDM). Setiap ONU hanya akan mengambil frame yang ditujukan untuknya yang telah dienkripsi. Frame downstream mengandung physical control block downstream (PCBd), partisi ATM, dan partisi GEM. Frame downstream menyediakan referensi waktu yang sama untuk PON dan menyediakan control signaling yang sama untuk upstream. Gambar 4. Struktur Frame Downlink Gambar di atas menunjukkan bagaimana struktur frame pada downstream GPON. Frame untuk downstream data rate sebesar 125 um. Panjang PCBd bergantung pada jumlah alokasi struktur per frame. Jika tidak ada data yang dikirim, frame downstream digunakan untuk sinkronisasi waktu. 2.6.2 Upstream GPON [6] Trafik upstream menggunakan Time Division Multiple Access (TDMA) dibawah kendali OLT yang menugaskan slot variable time length setiap ONU untuk mensinkronisasikan transmisi data burst. Frame upstream mengandung banyak transmission burst. Setiap upstream burst setidaknya mengandung Physical Layer Overhead Upstream (PLOu). Selain payload, frame uplink juga dapat mengandung PLOAMu (Physical Layer Operations, Administration and Management upstream), PLSu (Power Leveling Sequence upstream) and DBRu (Dynamic Bandwidth Report upstream). Gambar 5. Struktur Frame Uplink Gambar di atas adalah struktur dari frame upstream. Panjang framenya sama seperti frame downstream. Setiap frame mengandung nomer transmisi dari satu atau lebih ONU. Selama periode alokasi, ONU dapat mengirim satu sampai empat tipe PON overhead dan data pelanggan. 2.7 Splitter Optik [10] Splitter Passive Optical Network (PON) memainkan peran penting dalam jaringan FTTX dengan memungkinkan jaringan PON tunggal untuk dibagi kepada banyak pelanggan. Splitter tidak mengandung elektronik dan tidak menggunakan listrik. Splitter adalah elemen jaringan yang menempatkan pasif dalam Passive Optical Network dan tersedia dalam berbagai rasio split. Splitter PLC dipasang di setiap jaringan optik antara PON Optical Line Terminal (OLT) dan Optical Network Terminal (ONT). Semua teknologi jaringan BPON, EPON, dan GPON menggunakan splitter optik sederhana ini. Di tempat splitter optik, jaringan WDM PON akan menggunakan sebuah Arrayed Wave Guide (AWG). 5

Jaringan PON dapat dirancang dengan splitter optik tunggal atau dapat memiliki dua atau lebih splitter yang mengalir bersama-sama. Karena setiap koneksi optik menambah atenuasi, splitter tunggal lebih unggul dari beberapa splitter mengalir. Satu kopling tambahan (dan sumber atenuasi) diperkenalkan dalam menghubungkan dua splitter bersama-sama. Splitter tunggal ditampilkan dalam diagram jaringan GPON di bawah ini. Perhatikan bahwa splitter dapat ditempatkan di Central Office (CO) bersama OLT, atau mungkin ditempatkan dalam sebuah kabinet Out Side Plant (OSP) yang lebih dekat dengan pelanggan. Splitter juga dapat ditempatkan di ruang bawah tanah sebuah bangunan untuk instalasi Multiple Dweling Unit (MDU). Broadband Efficiency 92% 72% Line Encoding NRZ 8B/10B OAM Powerful Weak, extended by vendors Application Mode Maturity Multi-Service Pure data service / FTTx Large vendors Small vendors involved involved GPON lebih populer dan banyak dipakai di US sedangkan EPON lebih lazim dipakai di Asia dan Eropa. III. Kesimpulan [5] Gambar 6. Splitter Jaringan GPON 2.8 Perbandingan GPON dengan EPON [5] Perbandingan secara umum antara EPON dan GPON Tabel 1. Perbandingan GPON dengan EPON Karakteristik EPON GPON Standard IEEE ITU-T G.984 802.3ah Protocol Ethernet Ethernet,TDM Rates 1000 Mbps pada DS dan US Span (km) 10 20 2488 Mbps DS, 1244 Mbps US - GPON mendukung layanan Triple Play (suara, data, video) pada layanan FTTx yang dilakukan melalui satu core fiber optik. - GPON mendukung transmisi bandwidth lebar untuk memenuhi persyaratan layanan bandwidth lebar seperti IPTV dan live TV broadcast - GPON mendukung area layanan yang cukup panjang (hingga 20km) - Biaya pemasangan, pemeliharaan, dan pengembangan lebih efisienkarena arsitektur jaringan GPON lebih sederhana daripada arsitektur jaringan serat optik konvensional. Daftar Pustaka [1] ITU-T Rec. G.984.1 (03/2008). [2] Ivica Cale, Aida Salihovic, Matija Ivekovic, Gigabit Passive Optical Network GPON. Conf. On Information Technology Interfaces, June 25-28. 2007 [3] Analisi Implementasi GPON dan MSAN untuk Layanan Triple Play pada Kota 2 Arnet Kota PT Telkom Indonesia, Altrian Purna Adi,Annisa Vernia Putri,Dwi Almanda Yetty Putri,Universitas Bina Nusantara,2012 Split Ratio 16 atau 32 32 atau 64 6