PEMANFAATAN PONSEL SEBAGAI PERANGKAT MONITORING JARINGAN GSM BERBASIS PERSONAL KOMPUTER

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI

Analisis Kualitas Sinyal GSM di Kecamatan Syiah Kuala Menggunakan Nokia Network Monitor

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II JARINGAN GSM. telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European

BAB II PENGENALAN SISTEM GSM. tersedianya kemudahan disegala bidang yang mampu menunjang usaha dibidang

BAB II LANDASAN TEORI

Arsitektur Jaringan GSM. Pertemuan XIII

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TEORI PENUNJANG

BAB II SISTEM KOMUNIASI BERGERAK. internasional roaming.. Dengan GSM satelit roaming, pelayanan juga dapat

BAB II KOMUNIKASI BERGERAK SELULAR GSM

BAB II ASPEK TEKNIS JARINGAN GSM

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II SISTEM TELEKOMUNIKASI BERGERAK. AMPS (Advance Mobile Phone System) sampai ke GSM (Global System. bahkan 1900 MHz khusus di Amerika Utara.

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PENDAHULUAN

BAB II ARSITEKTUR SISTEM CDMA. depan. Code Division Multiple Access (CDMA) merupakan salah satu teknik

PENGANTAR SISTEM KOMUNIKASI SELULER

ANALISIS PERFORMANSI REHOMMING BR 9.0-EVOLUSION BSC (ebsc) PADA JARINGAN GSM PT TELKOMSEL DI MAKASSAR


WIRELESS & MOBILE COMMUNICATION ARSITEKTUR JARINGAN SELULER

ANALISIS KUALITAS PANGGILAN DENGAN MENGGUNAKAN BAHASA PEMOGRAMAN VISUAL BASIC PADA JARINGAN. GSM PT. INDOSAT, Tbk

TEKNOLOGI SELULER ( GSM )

BAB II LANDASAN TEORI. Dunia telekomunikasi sekarang ini diramaikan oleh berbagai macam

Analisa Performansi Pengiriman Short Message Service (SMS) Pada Jaringan CDMA

Modul 10. Konsep Kanal Fisik dan Logik pada Sistem Selluler

Perkembangan Teknolgi Wireless: Teknologi AMPS Teknologi GSM Teknologi CDMA Teknologi GPRS Teknologi EDGE Teknologi 3G, 3.5G Teknologi HSDPA, HSUPA

BAB II DASAR TEORI 2.1 Arsitektur Jaringan GSM

TUGAS AKHIR ANALISIS PENERAPAN BASEBAND HOPPING PADA SISTEM TELEKOMUNIKASI SELULER GSM DALAM MENINGKATKAN KEBERHASILAN PANGGILAN

BAB 3 REBALANCING GPRS TIME SLOT (GTS) TRAFFIC DATA GSM 900 MHZ


BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TEKNOLOGI GSM DAN STANDAR PROTOKOL SMS

GSM Attack (IMSI Catch and Fake SMS) Arif Wicaksono & Tri Sumarno

Oleh : Budi Nugroho ( L2F )

DAFTAR ISTILAH. sistem seluler. Bit Error Rate (BER) : peluang besarnnya bit salah yang mungkin terjadi selama proses pengiriman data

Teknik Transmisi Seluler (DTG3G3)

TUGAS AKHIR ANALISA MESSAGE ISUP TRUNK INTERKONEKSI INDOSAT-TELKOM PASKA MIGRASI GATEWAY INTERKONEKSI PSTN TELKOM SEMARANG

Teknik Transmisi Seluler (DTG3G3)

BAB III. KONFIGURASI MSC DAN MSS PT. INDOSAT, Tbk.

PENS SISTIM SELULER GENERASI 2 POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA By: Prima Kristalina

TUGAS AKHIR ANALISA TRAFIK DAN PERFORMANSI PADA JARINGAN GSM. Diajukan untuk Melengkapi Sebagian Syarat dalam Mencapai Gelar Sarjana Strata Satu (S1)

BAB II DASAR TEORI. Global System for Mobile Communication (GSM) adalah sistem

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II SISTEM TELEKOMUNIKASI GSM. Global System for Mobile Communication (GSM) merupakan salah satu trend

Pengaruh Pilot Pollution terhadap Performansi

KONSEP DASAR SELULER. (DTG3G3) PRODI D3 TT Yuyun Siti Rohmah,ST.,MT

BAB II LANDASAN TEORI

PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS CALL SETUP SUCCESS RATE (CSSR) PERFORMANCE PT. INDOSAT,

BAB II SISTEM KOMUNIKASI SELULER. Komponen fundamental dari suatu sistem GSM (Global System for Mobile

Implementasi Short Message Service pada Jaringan GSM Menggunakan OpenBTS v 5.0

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II SISTEM JARINGAN GSM DAN HANDOVER

Kajian Teknologi Layanan Free-Repply-SMS

KAJIAN TEKNOLOGI LAYANAN FREE-REPPLY-SMS

BAB II TEKNOLOGI SELULER GSM. (Frequency Division Multiple Access), metode TDMA (Time Division Multiple

BAB II TEKNOLOGI GSM DAN PERTUMBUHAN PELANGGAN SELULER DI INDONESIA

TUGAS AKHIR ANALISA PERFORMANSI JARINGAN BTS GSM/DCS NOKIA DI SEKITAR AREA UNIVERSITAS MERCU BUANA

BAB II LANDASAN TEORI. negara di Eropa menggunakan sistem komunikasi bergerak yang berlainan dan

1.2 Arsitektur Jaringan GSM

BAB II DASAR TEORI. 2.1 Sistem Komunikasi Seluler dan Perangkatnya Awal Perkembangan Teknologi Selular

: RANCANG BANGUN SIMULASI ENKRIPSI PADA KOMUNIKASI GSM

Jurnal ICT Vol 3, No. 5, November 2012, hal AKADEMI TELKOM SANDHY PUTRA JAKARTA

MODUL-10 Global System for Mobile Communication (GSM)

Kegagalan Panggil (Fail Connection) pada Sistem Jaringan Telepon Selular (GSM)

BAB II TEORI DASAR 2.1 GLOBAL SISTEM FOR MOBILE (GSM)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.2 Awal Perkembangan GSM (Global System for Mobile Communications ) di

Bluetooth. Pertemuan III

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Subsistem base transceiver station (BTS)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

ANALISIS PENERAPAN BASE TRANSCEIVER STATION HIGH CAPACITY PADA GLOBAL SYSTEM FOR MOBILE COMMUCATION

BAB II LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI. komponen. Berdasarkan pendekatan prosedur, sistem didefinisikan sebagai

Kata kunci : GSM (Global System Mobile), KPI, CDR, seluler

BAB II LANDASAN TEORI

Universal Mobile Telecommunication System

Multiple Access. Downlink. Handoff. Uplink. Mobile Station Distributed transceivers Cells Different Frequencies or Codes

AUTOMATIC METER READING (AMR) MENGGUNAKAN JARINGAN GLOBAL SYSTEM FOR MOBILE (GSM) SEBAGAI MEDIA KOMUNIKASI

4.2. Sistem Penerima Data Stasiun Cuaca HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Teknologi Ponsel Struktur Menu

Makalah Seminar Kerja Praktek. PERANGKAT MOBILE MEDIA GATEWAY R5.0 (M-MGW R5.0) PADA NETWORK SWITCHING SUBSYSTEM (NSS) PT. INDOSAT, Tbk SEMARANG

MOBILITY MANAGEMENT DALAM SISTIM NIRKABEL BERGERAK

Dalam perkembangan teknologi telekomunikasi telepon selular terutama yang berkaitan dengan generasi ke-tiga (3G), CDMA menjadi teknologi pilihan masa

Global System for Mobile Communication ( GSM )

BAB I PENDAHULUAN. bergerak kemanapun selama masih dalam cakupan layanan Operator.

BAB III LANDASAN TEORI

Gambar II.7 Skema 2 nd Generation (2G) Network. 2) BTS / RBS : Base Transceiver Station / Radio Base Station

Makalah Seminar Kerja Praktek. SHORT MESSAGE SERVICE CENTER ( SMSC ) PADA NETWORK SWITCHING SUBSYSTEM ( NSS ) PT. INDOSAT, Tbk.

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING... ii

HASIL PENELITIAN DESAIN DAN PERANCANGAN MULTI SITE OPEN BTS 5 DENGAN USRP N210 DAN B210 OLEH: MUHAMMAD DZAKWAN FALIH

PENINGKATAN KUALITAS JARINGAN KOMUNIKASI SEKTOR INDUSTRI DENGAN INTELLIGENT NETWORK SEBAGAI UPAYA PERLUASAN DAERAH PEMASARAN

BAB II LANDASAN TEORI. membuat location based service (cellular base station), antara lain : 2.1 Location Based Service (cellular base station)

Sistem Komunikasi Modern Teknik Elektro Sekolah Tinggi Teknologi Adisutjipto Yogyakarta

BAB III ANALISIS MASALAH

Aplikasi Enkripsi Short Message Service (SMS) Berbasis Android Menggunakan Metode XXTEA

PERANGKAT SGSN R7 ( SERVING GPRS SUPPORTING NODE

Cell boundaries (seven cell repeating pattern)

ANALISIS MEKANISME REHOMING DAN REPARENTING PADA JARINGAN KOMUNIKASI SELULER GSM

D a t a b a s e M e n a r a T e l e k o m u n i k a s i. Page 26

Oleh : Slamet Joyo Mulyono ( L2F )

KUALITAS LAYANAN DATA PADA JARINGAN CDMA x EVOLUTION-DATA ONLY (EVDO)

SISTEM KOMUNIKASI BERGERAK. Pemrograman Sistem

Transkripsi:

PEMANFAATAN PONSEL SEBAGAI PERANGKAT MONITORING JARINGAN GSM BERBASIS PERSONAL KOMPUTER Julham *) * ) Staf Pengajar Jurusan Teknik Mesin, Politeknik Negeri Medan Abstrak GSM (Global System for Mobile Communication) merupakan salah satu sistem telepon bergerak yang berbasis digital. Dalam sistem GSM ini, parameter-parameter sederhana seperti besarnya daya terima dan pancar, frekuensi kerja, dan sebagainya hanya dapat dilihat dengan menggunakan perangkat ukur khusus untuk GSM. Perangkat ini biasanya hanya dimiliki oleh para operator seluler dalam mengamati kondisi jaringannya. Sedangkan di sisi lain, perangkat yang seperti ini juga dibutuhkan sebagai alat bantu proses belajar mengajar dalam perkuliahan khususnya pada mata kuliah Sistem Komunikasi Bergerak. Untuk pengadaan perangkatnya memerlukan biaya yang lumayan besar. Melalui tulisan ini, penulis membahas tentang pemanfaatan personal komputer dan ponsel sebagai media alternatif dalam monitoring suatu jaringan GSM. Adapun parameter yang dapat diamati antara lain: frekuensi kerja, besarnya daya pancar dan terima, time slot, perkiraan jarak ponsel dengan BTS, perkiraan nilai BER, jenis kanal trafik yang sedang bekerja, kode wilayah (kode operator, kode area, kode sel dan kode BSC) di mana ponsel tersebut sedang aktif dan parameter sel tetangga (kode sel, kode area, kode BSC, dan frekuensi kerja). Kata-kata kunci: Ponsel, GSM, BTS, BSC dan frekuensi 1. Pendahuluan Pada awalnya GSM merupakan suatu badan khusus (Group Special Mobile) yang dibentuk untuk menemukan standar perangkat yang kompatibel untuk sistem seluler digital di wilayah Eropa. Namun sekarang ini GSM (Global System for Mobile Communication) dikenal sebagai salah satu sistem telepon bergerak yang berbasis digital. GSM terdiri dari banyak sel radio, mencakup keseluruhan daerah pelayanan. Pada tiap sel ditempatkan satu BTS (Base Transceiver Station). BTS dikelompokan dalam satu grup, tiap-tiap grup dikendalikan oleh BSC (Base Station Controler). Fungsi kerja dari BSC ini dikontrol oleh MSC (Mobile Service Switching Center). MSC bertanggung jawab mengenai routing semua panggilan (incoming call dan outgoing call) dan charging. Para pelanggan dalam menggunakan sistem GSM sebagai sarana untuk melakukan komunikasi jarak jauh cukup menggunakan sebuah terminal berukuran kecil berupa handphone (HP) atau ponsel GSM yang disertai dengan SIM Card sebagai tanda pengenal. Keduanya dikenal dengan sebutan Mobile Station (MS). 2. Arsitektur Jaringan GSM Sistem seluler GSM secara garis besar terbagi atas empat bagian yaitu: Mobile Station (MS), Base Station Subsystem (BSS), Network and Switching Subsystem (NSS) 2.1. Mobile Station (MS) Mobile Station merupakan sarana akses ke jaringan GSM yang menyediakan interfacing terhadap pelanggan (seperti microphone, loudspeaker, display, dan keyboard). MS ini terdiri dari terminal dan SIM Card. Terminal pada MS ini disebut pesawat handphone (HP). SIM Card merupakan kunci pelanggan untuk dapat mengakses jaringan GSM, sehingga tanpa SIM Card, MS tidak dapat dioperasikan kecuali untuk emergency call (international emergency number = 112). SIM Card dapat digunakan pada terminal yang berbeda. Jadi dapat mengganti terminal tanpa mengubah SIM Card. 2.2. Base Station Subsystem (BSS) Base Station Subsystem (BSS) merupakan infrastruktur aspek radio seluler GSM. BSS secara langsung berhubungan dengan MS melalui air interface. Berdasarkan fungsinya BSS terdiri dari Base Transceiver Station (BTS) dan Base Station Controller (BSC). Komunikasi antara BTS dengan BSC menggunakan protokol A-Bis. 2.3. Base Transceiver Station (BTS) Tiap sel memiliki BTS yang akan menjamin komunikasi radio antar-mobile station dalam sel dan mobile station dengan jaringan tetap (PSTN). Fungsi utama dari BTS adalah untuk menjaga dan memonitor koneksi ke mobile station dalam satu 340

cell. Dan BTS ini dapat menggunakan antena omnidirectional dan three directional. BTS merupakan perangkat radio berhubungan langsung dengan MS melalui air interface melayani suatu area cakupan GSM. Tiap BTS bertanggung jawab dalam penyediaan kanal radio bagi pelanggan, di mana kanal yang disediakan tiap BTS berbeda dengan kanal yang diberikan oleh BTS lain dengan tujuan agar tidak terjadi interferensi. 2.4. Base Station Controller (BSC) BSC mengatur perpindahan pemakaian kanal MS dari satu BTS ke BTS lain, ataupun pada BTS itu sendiri (handover intra cell). Perpindahan tersebut dilaksanakan atas laporan MS tentang kuat dan mutu sinyal yang diterima MS. Fungsi utama dari BSC adalah untuk pengaturan mobilitas. Pelanggan yang bergerak akan selalu bergerak berpindah pindah, keluar dari satu cell dan masuk ke cell lain. Dalam proses ini diperlukan waktu peralihan namun pembicaraan tidak boleh terasa adanya perubahan atau terasa terputus. 2.5. Network and Switching Subsystem Subsystem NSS ini melakukan fungsi switching bagi MS ke jaringan tetap (PSTN/ISDN) atau ke jaringan radio lainnya. NSS juga mengatur database (data pelanggan dan data jaringan), dan mengatur signalling yang digunakan untuk menyambungkan dan memutuskan hubungan. NSS merupakan inti dari jaringan GSM untuk interkoneksi hubungan pembicaraan MS. Sebenarnya pelaksanaan fungsi utama NSS dilakukan oleh MSC. 2.5.1 Mobile Service Switching Center MSC merupakan pusat penyambungan yang mengatur jalur hubungan antar BSC ataupun antara BSC dengan jenis layanan telekomunikasi lain (PSTN, Operator GSM lain, AMPS, dll.). Fungsi utama dari MSC adalah untuk mengkoordinasikan pembentukkan panggilan (call set up) antara mobile station (MS GSM) dengan MS GSM atau user PSTN. Beberapa fungsi yang dilakukan oleh MSC adalah sebagai berikut: 1. Paging 2. Koordinasi untuk proses pembentukkan panggilan (call set up) 3. Location registration 4. Interworking function dengan jaringan lain 5. Pengaturan handover 6. Billing untuk semua subscriber 7. Signalling exchange antar interface yang berbeda 8. Sinkronisasi dengan BSS 9. Gateway SMS. MSC memuat beberapa database yang tersimpan pada Home Location Register (HLR), Visitor Location Register (VLR), Authentication Center (AuC), dan Equipment Identity Register (EIR). 2.5.2 Short Message Service Center (SMSC) Salah satu feature yang menarik dari GSM adalah kemampuan untuk mengirimkan pesan data pendek (short message service) sampai dengan 160 karakter alphanumerik. SMS dikirim lewat kanal signalling. Service SMS mirip seperti fungsi pager tetapi SMS ini memiliki kelebihan yaitu pelanggan dapat menerima dan mengirim pesan (pelanggan dapat menanggapi pesan yang diterima). Pada GSM terdapat dua jenis SMS yaitu: a. SMS cell broadcast b. SMS Point to Point. Pada SMS broadcast, pesan dipancarkan ke seluruh MS yang sedang aktif di satu cell yang memiliki kemampuan untuk menerima SMS. Service yang diberikan SMS call broadcast bersifat satu arah dan informasi yang diberikan antara lain kondisi fisik, informasi saham, dan lain-lain. Sedangkan SMS poin-to-point memungkinkan pelanggan untuk mengirimkan pesan. Untuk dapat memberikan service SMS pada MS harus terdapat software khusus yang dapat mengkodekan dan menyimpan pesan. Pesan disimpan di dalam SIM Card dan isi pesan dapat ditampilkan pada display MS. Service SMS memerlukan satu SMS service center yang akan menerima pesan yang dikirimkan pelanggan yang dituju, sehingga SMS service center dalam hal ini berfungsi sebagai store and forward system. 2.6 Peralatan Adapun peralatan yang digunakan penulis adalah sebuah ponsel jenis Nokia 3310 yang mana dalam tulisan ini difungsikan sebagai media penerima sinyal GSM. Sebuah kabel data yang digunakan sebagai media penyampaian informasi berupa parameter-parameter tertentu dari ponsel ke personal komputer. Dan sebuah personal komputer pentium 133 yang dilengkapi dengan software N- Monitor untuk dapat menampilkan parameter tersebut. Adapun konfigurasi ketiga perangkat tersebut dapat dilihat pada Gambar 1. Jurnal Teknik SIMETRIKA Vol. 4 No. 2 Agustus 2005: 340 344 341

notebook kabel data serial MS G ambar 1: Konfigurasi perangkat monitoring 2.7 Software N-Monitor Sofware yang digunakan penulis adalah N- Monitor yang dikhususkan untuk ponsel yang memiliki protokol F-BUS. Bentuk tampilan dari software ini dapat dilihat pada Gambar 2. GSM 900) Tabel 1: Level daya pancar 16 15 14 13 12 11 (GSM 1800) 9 8 7 6 5 dbm 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 10 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 31 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 4 3 2-0 30 29 34 35 36 37 39 e Time slot (0-7) ff Timing advance (TA) : Level waktu yg diperlukan sinyal dari BTS ke MS ke BTS. Dari indikator ini dapat diperkirakan jarak antara BTS dengan MS yakni antara TA x 550 m dengan (TA+ 1) x 550 m g Kualitas sinyal (0-7). Berikut Nilai BER - nya: Tabel 2: Nilai BER g 0 1 2 3 4 5 6 7 BER (%) <0,2 <0,4 <0,8 <1,6 <3,2 <6,4 <12,8 >12,8 Gambar 2: Mode N-Monitor dalam stand by Berikut ini penjelasan dari parameter-parameter yang tertera pada software tersebut: a. Model tampilan menu 1 abbb ccc ddd e ff g mmmm nnn ppp oooo Gambar 3: Lay Out Menu 1 pada N-Monitor Keterangan: a Kode H adalah kode perubahan kanal frekuensi bbb Kanal frekuensi (CH), di mana GSM 900: frek. MS ke BTS = [CH x 0,2 + 890] MHz (uplink) frek. BTS ke MS = [CH x 0,2 + 935] MHz (downlink) GSM 1800 : frek. MS ke BTS = [1710 + (CH 511) x 0,2] MHz (uplink) frek. BTS ke MS = [1805 + (CH 511) x 0,2] MHz (downlink) penggunaan kanal utk GSM 900 adalah 1 s.d. 124 sedangkan GSM 1800 adalah 512 s.d. 885. ccc Besarnya sinyal terima dari BTS (dbm). ddd Level sinyal pancar (TX). Berikut Level Pancar mmmm Nilai radio link timeout. Tingkat pemutusan komunikasi. Jika nilainya makin besar maka koneksi buruk dan mungkin komunikasi terputus nnn Parameter C1 ppp Parameter C2. Tingkatan level terima. Yakni: 0= < -110 dbm, 1=-110 s.d. 109 dbm, 2=-109 s.d. 108 dbm, 62= -49 s.d. 48 dbm, 63= > -48 dbm oooo Jenis kanal pensinyalan yang digunakan oleh MS. Berikut penjelasannya Tabel 3: Kanal trafik/pensinyalan AGCH Access Grant Channel digunakan oleh BTS utk memberikan informasi ke MS tentang kanal yg dipakai oleh MS dalam membangun hubungan komunikasi. AGCH ditransmisikan downlink. BCCH Broadcast Control Channel yakni jenis kanal yg dikirim BTS ke MS yang berisikan informasi tentang jaringan untuk identifikasi dan mendapat akses. TEFR Traffic Enhance Full Rate. Kanal pensinyalan untuk mengirimkan informasi pembicaraan dengan kecepatan 13 kbps dan data 9,6 kbps. SDCC Stand Alone Dedicated Control Channel yakni sistem pensinyalan yg digunakan untuk antara lain untuk membangun koneksi, 342

identifikasi pengguna, pengiriman SMS. CCCH Common Control Channel yakni jenis kanal yang digunakan saat MS dalam kondisi stand by CBCH Cell Bradcast Channel yakni jenis kanal yang dikirim dari BTS ke MS untuk menyatakan sel tersebut aktif. CCHR Gabungan antara CCCH dengan CBCH SEAR MS sedang mencari jaringan yang aktif NSPS No Serve Power Save yakni memberitahukan bahwa MS tidak dapat menjangkau jaringan yang aktif b. Model tampilan bentuk tabel Tampilan ini menunjukan kanal-kanal frekuensi yang sedang bekerja di wilayah sekitar ponsel. Adapun penjelasannya adalah sebagai berikut: ACT adalah kanal frekuensi yang sedang digunakan oleh ponsel, NC x (Neighbour Cell) adalah kanal frekuensi dari sel tetangga lainnya, Chan adalah besarnya nilai kanal frekunsi, RxLv adalah besarnya nilai daya terima dalam dbm Nilai timing advance adalah 0 yang diartikan bahwa jarak BTS dengan MS sekitar 0x550=0 m s.d. 1x550m=550m. Besarnya kualitas sinyal (BER) ditandai dengan xxx yang artinya kondisi ponsel siaga dan kanal trafik yang sedang bekerja adalah CCCH. Selain itu juga dapat diamati identitas sel yang memancarkan kanal frekuensi 40 yakni pada status bar BTS-Test : kode area = 24842, kode sel = 31035 dan nomor BSC = 37. Demikian juga untuk kanal frekuensi tetangga yang lainnya dapat dilakukan pengujian melalui menu BTS-Test pada ponsel (seperti pada Gambar 3), misalnya untuk kanal frekuensi 31 dihasilkan oleh sel yang memiliki kode area = 24842, kode sel 31036 dan nomor BSC 37 seperti pada Gambar 4. Gambar 3: Tampilan BTS TEST di ponsel c. Model tampilan pada status bar Tampilan ini menyatakan identitas dari kanal frekuensi yang sedang digunakan oleh ponsel, yakni berupa kode area yang dinyatakan dengan LAC, kode sel yang dinyatakan dengan CID, nomor BSC yang dinyatakan dengan BSIC, dan Timing Advance yang dinyatakan dengan TA. 2.8 Pengambilan dan Analisa Data Sebelum pengambilan data dimulai, dirakit seperti pada Gambar 1, lalu dihidupkan ponsel (SIM Card operator GSM yang akan diamati telah terpasang di ponsel) dan dilakukan koneksi dengan mengklik file nmon.exe. Selanjutnya untuk mempermudah pengamatannya akan dikelompokan menjadi dua mode yakni mode stand by (ponsel sedang siaga seperti pada Gambar 2) dan mode dedicated. a. Mode Stand By Adapun yang dapat diamati pada mode ini adalah seperti pada Gambar 2 yakni besar kanal frekuensi = 40 yang diartikan sebagai GSM 900 dan untuk uplink menggunakan frekuensi 40x0,2+890 = 898 MHz dan downlink 40x0,2+935 = 943 MHz. Besarnya daya terima untuk frekuensi tersebut adalah 63 dbm yang diartikan dengan nilai 0,002 mw. Besarnya daya pancar yang tertera adalah xxx karena ponsel dalam kondisi siaga sehingga tidak memancarkan sinyal ke BTS (uplink). Nilai time slot yang diduduki adalah 0. Gambar 4: Saat pengujian kanal frekuensi lain b. Mode Dedicated Mode ini didapat dengan melakukan panggilan atau menghubungi suatu nomor telepon. Pada mode dedicated, muncul nilai level daya pancar (ditandai dengan ddd ), kualitas sinyal (ditandai dengan g ) dan Radio Link Timeout (ditandai dengan mmmm ), dapat dilihat seperti Gambar 5. Gambar 5: Tampilan N-Monitor mode dedicated Jurnal Teknik SIMETRIKA Vol. 4 No. 2 Agustus 2005: 340 344 343

Untuk indikator kanal frekuensi (CH) kadang kala ada huruf H di depan nilainya pada mode dedicated. Ini berarti bahwa jaringan (BTS) dan ponsel sedang melakukan hopping frekuensi. Teknik hopping frekuensi ini juga salah satu teknik untuk meningkatkan kualitas jaringan, sehingga pengguna ponsel bisa berpindah-pindah kanal frekuensi secara otomatis apabila kanal frekuensi yang didudukinya tidak bagus. Teknik hopping frekuensi ini juga dilakukan operator untuk meningkatkan daya guna alokasi frekuensi yang terbatas tadi. Teknik hopping frekuensi ini merupakan salah satu cara untuk menanggulangi terjadinya fading. Dari Gambar 5 didapat bahwa daya pancar adalah 5 yang berarti 33 dbm (lihat pejelasan di Tabel 1) atau 2000mW. Untuk kualitas sinyal adalah 0 yang berarti bahwa nilai BER berkisar di bawah 0,2 persen (lihat penjelasan Tabel 2). Sedangkan kanal trafik yang bekerja adalah TEFR dan menduduki time slot nomor 5. Kesimpulan 1. Daya pancar, kualitas sinyal dan radio link timeout di suatu MS akan aktif jika dalam kondisi dedicated, begitu sebaliknya jika dalam kondisi stand by maka daya pancar, kualitas sinyal dan radio link timeout tersebut tidak aktif. 2. Teknik hopping frekuensi merupakan salah satu alternatif mengurangi pengaruh fading pada sistem GSM. 3. Semakin rendah nilai kualitas sinyal (disimbolkan dengan g pada layout) maka komunikasi yang terjadi akan berjalan dengan baik. 4. Untuk pengujian kanal frekuensi yang lain dapat dilakukan secara manual melalui menu BTS Test di ponsel (seperti pada Gambar 3). 5. Frekuensi yang digunakan GSM adalah terdiri dari frekuensi uplink dan frekuensi downlink. Daftar Pustaka Asha Merotha, 2000, GSM System Engineering, Prentice Hall John G.Proaks, 1998, Communication System Engineering, Prentice Hall R.L Freeman, 1997, Telecommunication Transmission Handbook, Prentice Hall Sunomo, 2004, Pengantar Sistem Komunikasi Nirkabel, PT.Grasindo, 1999 2003, Helping Logo Manager For NOKIA 344