Content Management System dalam Dunia Usaha Seri III

dokumen-dokumen yang mirip
Content Management System dalam Dunia Usaha Seri I

Content Management System dalam Dunia Usaha Seri II

Sudah Saatnya Pemerintah beralih ke Open Source

Apa itu CMS? Baiklah, kembali ke judul tulisan ini, Apa itu CMS?

Yudha Yudhanto, S.Kom

OPEN SOURCE SOFTWARE DAN MODEL BISNISNYA. Budi Maryanto. Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer LIKMI Jl. Ir. H. Juanda 96 Bandung 40132

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING

KARYA ILMIAH Peluang Bisnis di Bidang Open Source Software

PERTEMUAN 4 MANAJEMEN WEB

PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM CLIENT/SERVER MENGGUNAKAN TEKNOLOGI JAVA

David Odang Apa itu Blog dan Movable Type? Lisensi Dokumen:

LANDASAN TEORI. Dunia informasi di Indonesia sedang dan harus. berubah. Saat ini, dunia pemasaran tidak dapat

Kusuma Wardani

PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I

Muhammad Adri. Pendahuluan. Lisensi Dokumen:

BAB I PENDAHULUAN. hampir seluruh penjuru dunia mulai dari anak-anak sampai orang dewasa.

Perencanaan dan Perancangan Sebuah Website

BAB 1 PENDAHULUAN. diinginkan. Dengan banyaknya penjual ikan secara konvensional untung yang

Triswansyah Yuliano

FRAMEWORK. Dengan framework seorang web programmer dapat membangun aplikasi

Fidens Felix VHS

DBaaS : Database as a Services menggunakan Oracle Enterprise Manager 12c (Tulisan Pertama)

BAB II LANDASAN TEORI. produk itu baik atau rusak ataupun untuk penentuan apakah suatu lot dapat diterima

Lebih Dekat Dengan Component Joomla

Emulator Android Di Linux

Panduan Instalasi Drupal 7 di Localhost

Dalam membuat sebuah website ada beberapa hal yang perlu Anda persiapkan sebelum Anda memulainya.

BAB 2 LANDASAN TEORI

Keamanan dan Fleksibilitas Perkembangan Pengguna pada Perangkat Lunak Bebas dan Open Source 1

BAB I PENDAHULUAN. Membuat modul tutorial dasar-dasar Microsoft Sharepoint 2010 dengan

MODIFIKASI DAN PENERAPAN DISTRIBUSI DEBIAN GNU/LINUX PADA WARNET

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan kultur kita sehari-hari. Dalam era yang disebut information age ini, media

Miyarso Dwi Ajie OTOMASI PERPUSTAKAAN. SOFTWARE OTOMASI PERPUSTAKAAN Analisa Dasar

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III LANDASAN TEORI. permasalahan yang dibahas dan juga menjelaskan aplikasi-aplikasi yang akan

Metodologi Pengembangan Sistem Informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah memperlihatkan kemajuan yang

Bondan Muliawan Mengenal ASP

BAB I PENDAHULUAN. khususnya di area perkotaan, sebagai tanggapan terhadap gaya hidup modern dengan

Moh Sulhan Apa itu Hosting? Lisensi Dokumen:

#01. Sekilas Tentang Bisnis Online

Kelebihan dan Kekurangan Peer to Peer dan Client Server

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan aplikasi teknologi informasi saat ini sudah berkembang begitu pesat

Mengenal Joomla. 3.1 Sejarah Joomla

HTML 5. Geolocation Web SQL Database, media penyimpanan database lokal

BAB 2 LANDASAN TEORI

Review Bisnis Open Source

Kategori Free dan Non-Free Software. Andi Susilo,

RANCANG BANGUN WEBSITE JURNAL ILMIAH BIDANG KOMPUTER (STUDI KASUS : PROGRAM STUDI ILMU KOMPUTER UNIVERSITAS MULAWARMAN)

PENGENALAN PERANGKAT LUNAK KOMPUTER. Pertemuan 2 VISKA ARMALINA, ST., M.Eng

Integrasi Pembayaran E-Commerce Paypal

Sudarma Sopian Pendahuluan. Isi. Lisensi Dokumen:

Peluang Bisnis PEMROGRAMAN WEB

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih cepat dan murah tentunya menuntut para pemberi informasi untuk memiliki

Open Journal Systems: Solusi Pengelolaan Jurnal Ilmiah

BAB I PENDAHULUAN. Sistem berbasis web dipilih karena beberapa kelebihan antara lain lebih

BAB III LANDASAN TEORI

Aktifkan Multibyte String (Mbstring) Di WHM

Cover Daftar isi Latar belakang Rumusan masalah Batasan masalah Tujuan Uml (Unified modelling language) Use case diagram Class diagram Activity

APLIKASI E-TUGAS BERBASIS WEB CMS STUDI KASUS AMIK TUNAS BANGSA PEMATANGSIANTAR

BAB I PENDAHULUAN. sekolah menengah atas maupun sekolah kejurusan lainnya di Surakarta. Pesat

Sofiyan Arif Kurniawan

Pendayagunaan Software Open Source : CMS, CRM dan ERP

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Dalam era globalisasi saat ini, ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang

Sofiyan Arif Kurniawan

Makalah. Lisensi Freeware, Shareware dan Opensource Software. Daeng X-5. SMA Negeri 1 Kota Bandung * 1 *

MODUL JOOMLA! oleh: Putu A. Widhiartha dan Made J. Wiranatha BAB I PENDAHULUAN

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

ERP (Enterprise Resource Planning) Pertemuan 5

Pengembangan Software House. Sebagai Peluang Usaha

SOFTWARE TERBAIK UNTUK DATABASE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi pada masa sekarang ini begitu pesat sehingga

Kusuma Wardani Pendahuluan. Lisensi Dokumen:

BAB II LANDASAN TEORI. Pada tahap ini berisi pengertian dan penjelasan teori-teori yang digunakan penulis untuk pembangunan sistem.

BAB II DASAR TEORI II-1

MANAJEMEN FIREWALL BERBASIS WEB SKRIPSI. Disusun Oleh : ANDY ROSYADI ILMAWAN NPM JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

PUSAT PELATIHAN INTERNET MARKETING I S P A R M O

PERANAN OPEN SOURCE SOFTWARE (OSS) DALAM PERKEMBANGAN TIK

REKAYASA CONTENT MANAGEMENT SYSTEM (CMS) JOOMLA BERBASIS OPEN SOURCE UNTUK PENGEMBANGAN SISTEM INFORMASI BERBASIS ONLINE

Cara Instalasi Ubuntu pada Virtual Box

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem informasi merupakan fokus utama dari studi disiplin sistem informasi dan

Ketentuan Dukungan HP Care Pack

Happy Chandraleka

IMPLEMENTASI E-PAPER DALAM AKSES INFORMASI DIGITAL

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Yama Fresdian Dwi Saputro from-engineer.blogspot.com

BAB I PENDAHULUAN. alat komunikasi, caranya yaitu dengan menggunakan fasilitas internet. Saat

Kusuma Wardani

ENTERPRISE RESOURCE PLANNING

Makalah Tentang Konten Manajemen Sistem Untuk Ujian Kompetensi Online

Dissemination & Intellectual Capital Section Head. - Penjurnalan secara manual lebih membutuhkan banyak waktu

BAB 2 LANDASAN TEORI. bahasa pemrograman java dan bersifat open source. Yang mana artinya aplikasi

Mohammad Jeprie

SISTEM INFORMASI MANAJEMEN INFRASTRUKTUR TI DAN TEKNOLOGI BARU

Framework CodeIgniter Part 1

Raharjo

Nama Penulis Pendahuluan. Isi. Lisensi Dokumen:

Membuat Aplikasi Point of Sale dengan Laravel dan AJAX

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

Content Management System dalam Dunia Usaha Seri III Kemas Yunus Antonius kyantonius@kyantonius.com http://www.kyantonius.com Lisensi Dokumen: Copyright 2003-2007 IlmuKomputer.Com Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan bukan komersial (nonprofit), dengan syarat tidak menghapus atau merubah atribut penulis dan pernyataan copyright yang disertakan dalam setiap dokumen. Tidak diperbolehkan melakukan penulisan ulang, kecuali mendapatkan ijin terlebih dahulu dari IlmuKomputer.Com. Artikel ini untuk pertama kalinya dipublikasikan di edisi cetak Majalah SDA Asia Indonesia (http://www.sda-indo.com) Vol. 20 Maret 2007 Seri III: Plus Minus Content Management System Open Source dalam Dunia Usaha Pengantar Beberapa waktu lalu telah terbit dua seri artikel tentang content management system yang dipublikasikan dalam majalah bulanan ini. Di seri pertama kita diajak mengenal content management sistem secara definisi, manfaat apa yang bisa diperoleh dan bagaimana cara memilih software content management system yang sesuai dengan badan usaha yang dimiliki. Kemudian pembahasan ini dilanjutkan dalam seri kedua yang memaparkan sejumlah paradoks yang berkembang di dunia content management system beserta solusi alternatif terhadap produk komersial. Besar harapan setelah membaca kedua artikel tersebut pembaca memperoleh gambaran yang jelas apa itu content management system dan implementasinya dalam dunia usaha. Dalam tulisan berikut kita akan melanjutkan pembahasan tentang content management system open source sebagai solusi alternatif bagi dunia usaha dalam mengelola content websitenya, dengan fokus utama pada pada keunggulan dan kelemahan produk content management system open source. Dewasa ini produk-produk open source telah dilihat sebagai satu kekuatan baru yang menyeruak di tengah ramainya penawaran produk-produk komersial dan non-komersial di pasar software dunia. Hal ini didukung oleh pesatnya perkembangan teknologi internet, banyaknya jumlah pemakai web server open source seperti Apache (http://www.apache.org) di dunia serta ditopang oleh komunitas Linux yang tersebar di mana-mana. Apalagi sejumlah vendor besar seperti IBM dan Sun menggunakan dan Copyright 2006 Kemas Yunus Antonius 1

mempromosikan teknologi open source dalam mengembangkan produk-produk andalan mereka yang kemudian ditawarkan kepada dunia usaha yang membutuhkannya. Demikian pula halnya yang terjadi di dunia content management system. Content management system open source kian berkibar dan telah mencapai satu titik di mana produk ini dapat disejajarkan dengan produk komersial. Mahalnya harga sebuah produk komersial menyebabkan banyak orang beralih ke produk open source yang secara umum dapat diperoleh secara gratis. Sementara di sisi lain feature yang ditawarkan tidaklah jauh berbeda di antara kedua solusi ini. Para pelaku di dunia usaha pun telah menyadari dan merasakan berbagai keunggulan produk content management system open source dan memilih untuk mengimplementasikannya di organisasi mereka. Tentu saja tidak ada yang sempurna di dunia ini, dibalik keunggulan-keunggulan tadi pastilah ada kelemahankelemahannya juga. Kedua hal inilah yang akan kita bahas lebih jauh dalam artikel ini. Keunggulan Open Source Keunggulan-keunggulan yang bisa diperoleh ketika content management system open source digunakan, di antaranya adalah sebagai berikut: Ekonomis Secara umum kode dari content management system open sourcet diperoleh secara gratis dan setiap orang dapat mendownloadnya dari website pengembang tanpa embel-embel apapun juga. Jikalau diperlukan dukungan komersial dari pihak ketiga, biaya yang mesti dikeluarkan tidaklah terlalu mahal. Sebagai perbandingan, biaya produk content management system komersial bisa mencapai jutaan dollar dan jumlah ini akan bertambah lagi jika dukungan profesional dibutuhkan dalam implementasinya. Memang benar tidak semua content management system open source itu gratis dan dapat diperuntukkan untuk apa saja. Sejumlah pengembang ada yang memasang harga ketika software mereka dipakai oleh dunia usaha. Tapi jika dibandingkan, harga yang ditawarkan masih jauh lebih murah daripada membeli solusi komersial. Harga yang ekonomis ini menjadi daya tarik tersendiri bagi kalangan dunia usaha kecil dan menengah, organisasi non-profit dan pemerintahan untuk memakai produk open source. Pay for services, not software Tidak dipatoknya harga sebuah produk content management system open source, menyisakan ruang lebih dalam pemanfaatan budget yang dianggarkan sebelumnya. Dengan sisa dana yang ada si pengguna dapat melakukan beberapa hal berikut, seperti: Melakukan kustomisasi software disesuaikan dengan kebutuhan yang ada Mengintegrasikan content management system dengan sistem-sistem yang lain Membuat template, stylesheet dan kode-kode pendukung lainnya Mengadakan pelatihan-pelatihan kepada (calon) pengguna dalam organisasi Dan berbagai aktivitas lainnya yang berkaitan dengan implementasi content management system di satu organisasi Copyright 2006 Kemas Yunus Antonius 2

Kesemuanya ini berhubungan dengan jasa, di mana pengguna memanfaatkan jasa pihak ketiga untuk menambah keunggulan content management system yang dimiliki. Tidak ada hubungannya sama sekali dengan software. Kustomisasi dan Integrasi yang Mudah Dengan diperolehnya akses ke kode, pemanfaatan lebih lanjut software content management system open source menjadi tidak terbatas. Kustomisasi terhadap software dapat dengan mudah dilakukan. Para pengembang lokal dapat menambahkan kodekodenya sendiri ke dalam kode yang ada sehingga penyesuaian sistem pada kebutuhan yang diminta dapat segera direalisasikan. Lain halnya ketika pengguna memilih untuk menggunakan produk komersial. Fleksibilitas yang diperoleh tidaklah sebebas fleksibilitas yang ada pada produk open source. Kode dari produk komersial sengaja dibuat tertutup guna menjaga kerahasiaan dari produk yang dikembangkan. Situasi ini mengakibatkan terbatasnya pilihan yang ada ketika ingin mengkustomisasi atau mengintegrasikan sistem yang dipakai. Produk komersial biasanya menggunakan bahasa pemrograman dan konfigurasi spesifik yang terkait dengan teknologi yang dipakai. Kelebihannya adalah ia terdokumentasi dengan baik sehingga mudah dipraktekkan, namun terbatas dalam hal ruang lingkup implementasi. Di produk komersial terdapat apa yang dinamakan Application Programming Interfaces (APIs) yang digunakan untuk mengkustomisasi atau menambah feature dari produk yang dimaksud. Tentu saja kehadiran feature ini berguna sekali, tapi dalam pelaksanaanya ia membutuhkan programmer yang handal dan sumber daya yang memadai. Selain itu, tidak semua fungsionalitas dari content management system dapat diekspos melalui APIs. Jika hendak meminta feature baru, pengguna mesti mengkontak vendor produk yang dipakai, di mana hal ini tidak selalu praktis dan efisien. Kadangkala terdapat senggang waktu yang cukup panjang antara upgrade, dirilisnya produk baru dan bugs tracking and fixing. Jika ingin memperoleh akses ke sumber kode software, dibutuhkan lisensi yang tak jarang harus ditebus dengan biaya yang mahal sekali. Belum tentu setelah lisensi dan sumber kode diperoleh, pengguna dapat memanfaatkannya seperti yang diharapkan. Cross and Open Platforms Content management system open source pada umumnya dikembangkan menggunakan perkakas yang open juga seperti PHP, Perl, Python, Java dan Unix. Bekerja dalam lingkungan ini dapat mengurangi ketergantungan akan vendor atau software khusus. Selain itu, perkakas-perkakas yang telah disebutkan di atas dapat bekerja dengan baik dalam berbagai platform sistem operasi. Sehingga memudahkan implementasi content management system open source di organisasi pengguna. Dukungan Komunitas Kebanyakan content management system open source dikembangkan oleh komunitas yang didukung oleh puluhan hingga ribuan developer. Para developer inilah yang nantinya akan membantu pengguna jika mengalami permasalahan dalam menggunakan Copyright 2006 Kemas Yunus Antonius 3

produk yang mereka kembangkan. Langsung, tanpa perantara. Biasanya respon terhadap satu isu sangatlah cepat, tidak berapa lama setelah isu tersebut diposting di forum atau di milis. Setiap orang dapat berkontribusi menyumbangkan solusi untuk isu yang dimaksud. Adanya sistem urun rembug dan gotong royong di content management system open source memberikan nilai tambah tersendiri bagi para penggunanya. Situasi ini berbeda jauh dengan produk komersial, di mana komunikasi hanya terjadi antara staf vendor dengan pengguna. Selain itu, kalaupun ada komunitas, komunitas hanya terbentuk sekitar produk yang ditawarkan dan proses bagi ilmu sangatlah terbatas. Mencoba sebelum Membeli Software open source dapat diibaratkan sebagai satu solusi What You See is What You Get. Software dimaksud dapat didownload, dievaluasi dan fungsionalitasnya dapat dites secara menyeluruh sebelum keputusan akhir dijatuhkan. Jika dikaitkan dengan program marketing, produk open source tidak memerlukan promosi yang berlebihan. Karena setiap calon pengguna dapat langsung membuktikan keunggulan dan kelemahan dari produk yang dipilih. Mekanisme seperti ini tentu saja menjadi nilai tambah dalam menentukan solusi yang diinginkan. Resolusi Masalah yang Cepat Ketika sebuah bug ditemukan di content management system komersial, satu-satunya cara adalah dengan melaporkannya kepada vendor yang membuat dan kemudian menunggu bug fix atau patch dirilis. Skenario terburuk, solusi yang diharapkan terkadang baru muncul setelah menunggu berapa waktu lamanya. Dengan menggunakan content management system open source, pengguna paling tidak dapat melakukan dua hal: Melaporkan permasalahan ke komunitas content management system. Biasanya dalam kurun waktu satu dua hari solusi akan diberikan atau tersedia. Mencoba mencari solusinya sendiri. Dengan hak akses penuh ke kode software, tidak ada isu yang tidak dapat dipecahkan jika memiliki know-how yang memadai. Kelemahan Open Source Terdapat sejumlah isu potensial yang muncul berkaitan dengan kelemahan dari content management system open source. Gratis tidak selalu tanpa biaya Perlu digarisbawahi, tersedianya produk open source secara gratis tidak selalu berarti bahwasanya proyek content management system akan berjalan tanpa biaya. Sebagian besar upaya dan biaya akan dihabiskan pada implementasi dari content management system yang dimaksud dan kustomisasi terhadap kebutuhan yang ada. Karena produk open source tidak memiliki tekanan seperti halnya vendor komersial merilis produknya agar bisa dipakai out-of-box, menyebabkan solusi open source bisa menjadi lebih mahal daripada kompetitornya. Copyright 2006 Kemas Yunus Antonius 4

Tidak berskala enterprise Mayoritas dari content management system open source dikembangkan dengan mindset implementasi berskala kecil menengah. Kondisi ini tentunya menyebabkan keterbatasan feature yang dikhususkan untuk enterprise, yang nota bene berskala (sangat) besar. Kurangnya dukungan komersial Karena produk open source dikembangkan oleh sekelompok orang dalam komunitas secara sukarela, dukungan komersial terhadap produk yang dikembangkan dapat dipastikan sangatlah kurang atau bahkan tidak ada sama sekali. Begitu pula dengan garansi pasca implementasi. Produk diberikan tanpa garansi apapun juga. Prematur Pesatnya inovasi yang berkembang saat ini di pasar produk komersial dan adanya kompetisi yang sangat ketat menyebabkan produk open source sukar bersaing. Produk open source masih dinilai prematur dalam hal ini. Kurangnya dokumentasi Sebagian besar komunitas content management system open source hanya menyediakan sedikit dokumentasi dan informasi lainnya berkenaan dengan penggunaan produk yang dikembangkan. Hal ini disebabkan kurangnya tenaga penulis dan sumber daya yang dibutuhkan untuk menyusun dokumentasi yang lengkap dan efektif dalam komunitas tersebut. Over-investment Karena sifatnya yang open, produk open source memang mudah sekali untuk dikustomisasi, disesuaikan dengan kebutuhan yang ada. Tapi bukan berarti ini tidak menimbulkan masalah di kemudian hari. Kustomisasi yang berlebihan akan menimbulkan bahaya over-investment. Produk dikembangkan sedemikian rupa sehingga melampaui kebutuhan yang ada dan biaya yang dikeluarkan juga melebihi anggaran yang seharusnya. Perlu digaris bawahi, membangun internal knowledge and skills yang berkaitan dengan implementasi sebuah content management system memerlukan biaya yang besar, apalagi content management bukanlah bisnis inti dari kebanyakan pelaku dunia usaha. Sehingga seringkali outsourcing pun dilakukan untuk menjembatani gap yang ada. Tidak adanya jaminan masa depan Faktor utama kenapa dunia usaha ragu-ragu dalam menggunakan produk open source adalah tidak adanya jaminan masa depan dari produk yang dimaksud. Hal ini dapat dimengerti karena dunia usaha memerlukan kepastian dan kejelasan. Walaupun demikian siapa yang bisa memprediksi masa depan. Vendor komersial pun tidak luput dari ketidakpastian ini. Banyak yang akhirnya gulung tikar atau melakukan merger sekedar untuk bertahan hidup. Sebuah produk open source akan memiliki kans yang lebih besar untuk tetap eksis di masa depan jika dan hanya jika memiliki dan didukung oleh Copyright 2006 Kemas Yunus Antonius 5

komunitas pengguna yang besar. Hal ini akan memperbesar dukungan garansi terhadap produk yang dipakai. Kesimpulan Semakin banyaknya orang yang menggunakan produk content management system open source menunjukkan bahwasanya solusi open source sudah layak diperhitungkan dan menjadi solusi alternatif bagi pelaku dunia usaha yang tengah mencari solusi untuk content management. Bagi sebagian orang, solusi open source, terlepas dari keunggulan dan kelemahan yang dimiliki, merupakan penyelamat organisasi mereka mengingat mahalnya harga sebuah produk komersial. Walaupun demikian, apapun pilihannya baik open source ataupun komersial, kesemuanya mestilah ditentukan dan disesuaikan dengan kebutuhan yang ada. Untuk itu perencanaan hendaklah dipersiapkan secara matang, dibarengi dengan implementasi yang tepat guna. Referensi: 1. Pengantar Content Management System: http://www.kyantonius.com/duniacms 2. CMS Watch: http://www.cmswatch.com/ 3. CMS Review: http://www.cmsreview.com/ 4. Open Source CMS: http://opensourcecms.com 5. OSCOM: http://oscom.org 6. CMS Matrix: http:/www.cmsmatrix.org Penulis Kemas Yunus Antonius adalah konsultan TI independen yang aktif dalam komunitas dan pengembangan CMS Open Source. Selain itu ia juga merupakan pengembang dari SLAMPP (http://slampp.abangadek.com), distro linux siap pakai untuk server rumah. Info selanjutnya tentang penulis dapat diperoleh di http://www.kyantonius.com Copyright 2006 Kemas Yunus Antonius 6