PENGEMBANGAN PROFESI GURU PLB

dokumen-dokumen yang mirip
Pengembangan Profesi Guru PLB

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

HAK GURU. Uraian tentang hak-hak guru selanjutnya dituangkan dalam tabel di bawah ini.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

2 Mengingat e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d, perlu membentuk Undang-Undang tentang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. adanya Undang-undang Guru dan Dosen. Guru bertanggung jawab mengantarkan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA PERATURAN REKTOR UNIVERSITAS BRAWIJAYA NOMOR 536 TAHUN 2013 TENTANG

(Invited Speaker dalam Seminar Nasional di Universitas Bengkulu, 29 Nopember 2009)

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KEPERAWATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan nasional dalam suatu Negara salah satunya

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Sasaran dan. Pengembangan Sikap Profesional. Kompetensi Dasar

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2005 TENTANG GURU DAN DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DEVELOPPING OF TEACHERS HP

SERTIFIKASI GURU MERUPAKAN PERLINDUNGAN PROFESI. Sugeng Muslimin Dosen Pend. Ekonomi FKIP Unswagati ABSTRAK

No Pengaturan mengenai program Internsip diperlukan untuk menjamin penyelenggaraan program Internsip yang bermutu. Mengingat program Internsip

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi kedepan adalah globalisasi dengan dominasi teknologi dan informasi

BUPATI MADIUN BUPATI MADIUN,

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 28 TAHUN 2010 TENTANG PENUGASAN GURU SEBAGAI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan profesional secara maksimal. Hal ini disebabkan karena guru

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

PROGRAM PRIORITAS SUBDIT KESHARLINDUNG

STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA DIREKTUR JENDERAL BIMBINGAN MASYARAKAT KRISTEN,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1989 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL. penjelasan pasal demi pasal BAB I KETENTUAN UMUM.

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi abad

BAB I PENDAHULUAN. dimensi kemanusiaan paling elementer dapat berkembang secara optimal ( Haris,

KONSEP DASAR PROFESIONALISME PENDIDIKAN BAGIAN 1. Oleh Hermi Yanzi, S.Pd., M.Pd.

PEMBINAAN DAN PENGEMBANGAN GURU BK MELALUI PENILAIAN KINERJA DAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN. Siti Fitriana

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2009 TENTANG DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Oleh Drs. Yuyus Suherman,M.Si

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2009 TENTANG DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan kegiatan pendidikan yang mempunyai kemampuan dalam

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2009 TENTANG DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

POKOK-POKOK PIKIRAN RUU APARATUR SIPIL NEGARA TIM PENYUSUN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA

INOVASI MODEL PENANGANAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK) DI SEKOLAH DASAR Oleh AGUNG HASTOMO

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2009 TENTANG DOSEN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

CIRI-CIRI SUATU PROFESI ADA STANDAR UNJUK KERJA YANG BAKU DAN JELAS. ADA LEMBAGA PENDIDIKAN KHUSUS YANG MENGHASILKAN PELAKUNYA DENGAN PROGRAM DAN JENJ

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU

OBJEK PERMOHONAN Permohonan Pengujian Materiil Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen terhadap Undang-Undang Dasar 1945.

REV 20 FEBRUARI 2015 RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN... TENTANG PENELITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 24 TAHUN

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR TAHUN 2016

NORMA, STANDAR, PROSEDUR, DAN KRITERIA (NSPK) PENDIDIKAN ANAK USIA DINI (PAUD) FORMAL DAN PENDIDIKAN DASAR DI KABUPATEN/KOTA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 41 SERI E

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 2014 TENTANG KEPERAWATAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENGEMBANGAN PROFESIONALISME

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

III. KEWENANGAN MAHKAMAH KONSTITUSI Penjelasan Pemohon mengenai kewenangan Mahkamah Konstitusi untuk menguji Undang-Undang adalah:

PENDIDIKAN PENYANDANG CACAT DARI SUDUT PANDANG MODEL PENDIDIKAN INKLUSI DI INDONESIA. Oleh: Haryanto

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 79 TAHUN 2015 TENTANG

ETIKA PROFESI GURU. Oleh : Rita Mariyana, M.Pd PROGRAM PENDIDIKAN GURU PENDIDIK ANAK USIA DINI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2010

WALIKOTA PADANG PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 19 TAHUN 2013 TENTANG PENDIDIKAN KHUSUS DAN LAYANAN KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

1. PENDAHULUAN. tuntutan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi bila ingin mencapai suatu keberhasilan,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU

MENINGKATKAN PROFESI GURU MELALUI PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG) PRA JABATAN

Manual Mutu Sumber Daya Manusia Universitas Sanata Dharma MM.LPM-USD.10

ETIKA PROFESI PURWATI

Buku pedoman ini disusun sebagai acuan bagi semua pihak yang terkait dengan pelaksanaan penyaluran tunjangan profesi guru.

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 56 TAHUN 2013 TAHUN 2013 TENTANG

RPP MANAJEMEN PPPK KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI

Panitia Sertifikasi Guru Sub Rayon 149 Universitas Ahmad Dahlan KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PROFESIONALITAS GURU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan dijadikan sorotan oleh berbagai negara-negara di dunia saat

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN KEMAMPUAN PROFESIONAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

KONSEP DASAR DAN CIRI-CIRI PROFESI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 1994 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL PEGAWAI NEGERI SIPIL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan cenderung menutup diri dari lingkungannya. Pandangan masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENDIDIKAN PROFESI GURU ( PPG ) SEBUAH CATATAN PENINGKATAN KUALITAS GURU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2017, No Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembara

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

SERTIFIKASI PENDIDIK PERLU EVALUASI BERKALA. Oleh : Sukidjo Staf Pengajar FISE Universitas Negeri Yogyakarta

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

INOVASI MODEL PENANGANAN ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS (ABK) DI SEKOLAH DASAR OLEH AGUNG HASTOMO

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 38 TAHUN 1992 TENTANG TENAGA PENDIDIKAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS PENDIDIKAN Jalan Dr. Radjiman No. 6 Tlp fax Bandung 40171

DAMPAK KOMPETENSI PEDAGOGIK, TINGKAT PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP SEMANGAT KERJA GURU SMK KABUPATEN BLORA TESIS

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN ANGKA KREDITNYA

Etika, etika profesi Dan kode etik perekam medis

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

RESUME PERMOHONAN PERKARA Perkara Nomor 025/PUU-IV/2006

I. PENDAHULUAN. masyarakat yang diserahi kewajiban memberi pendidikan. Sekolah merupakan

2017, No Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembara

Transkripsi:

PENGEMBANGAN PROFESI GURU PLB Oleh Drs. Yuyus Suherman,M.Si PLB FIP UPI yuyus@upi.edu

Menjadi guru Pendidikan Luar Biasa (PLB) berarti kita menjadi guru bidang keahlian khusus. Dengan demikian sebagai Guru PLB, kita dituntut untuk memiliki keahlian dan keterampilan khusus, memiliki kesetiaan dan komitmen yang kuat dalam menjalankan pekerjaan serta dilandasi oleh disiplin ilmu yang jelas. Pekerjaan ini seharusnya tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang. Dengan keahliannya tersebut, maka guru PLB tidak hanya memiliki kompetensi menjadi guru SLB, tetapi juga guru pada Sekolah Inklusi, Lembaga/Pusat-pusat Rehabilitasi, Panti, Biro, Rumah Sakit, Puskesmas, rumah tangga dan sebagainya, sejenis dengan pelayanan dokter, psikolog, psikiater, apoteker, akuntan, dan lain-lain.

KONSEP DAN KARAKTERISTIK PROFESI Profesi berasal dari kata profess (Inggris), yang berarti menyatakan diri kepada orang lain untuk melakukan suatu pekerjaan atas dasar panggilan jiwa, kesetiaan, kecintaan dan pengabdian kepada apa yang dikerjakannya. Pada dasarnya orang yang profess, dalam menjalankan tugas bukan didasari oleh motivasi besarnya imbalan yang akan diterima, melainkan didasari oleh panggilan jiwa dan kesetiaan terhadap pekerjaannya. Imbalan yang diterima dianggap sebagai konsekuensi dari panggilan jiwa dan kesetiaan itu. Dengan kata lain imbalan dipandang sebagai penghargaan atau kehormatan (Faisal, 2006).

Profesi adalah suatu pekerjaan yang menuntut keahlian, keterampilan, tanggung jawab, komitmen dan kesetiaan. Seseorang yang menjalankan profesi dalam lapangan tertentu dituntut untuk bekerja sesuai standar yang telah ditetapkan berdasarkan teori yang diyakini kebenarannya, maka orang tersebut dapat disebut sebagai profesional. (Mukadis,2006) proses memfasilitasi seseorang untuk menjadi profesional dilakukan melalui pendidikan disebut profesionalisasi.

KARAKTERISTIK PROFESI Mempunyai fungsi dan signifikansi sosial (pengakuan masyarakat); Didasarkan atas keahlian dan keterampilan tertentu yang dapat dipertanggung jawabkan; Didukung oleh teori dari suatu disiplin ilmu tertentu, bukan hanya common sense; Mempunyai kode etik yang harus dipedomani dan sangsi atas pelanggaran profesi, serta Ada konsekuensi dari layanan yang diberikan berupa imbalan.

Pendidikan Luar Biasa Sebagai Profesi Dilihat dari keberadaannya, PLB memiliki signifikansi sosial yang tinggi di masyarakat. Hal ini dapat dibuktikan bahwa hampir 90% lembaga penyelenggara layanan bagi anak-anak penyandang cacat adalah lembaga swadaya masyarakat dan swasta. Data Dit. PSLB tahun 2004 tahun 2005 jumlah sekolah luar biasa termasuk SDLB, SMPK, SMALB ada 1.234 sekolah. Dari jumlah tersebut tidak lebih 10% yang berstatus negeri. Hal ini membuktikan bahwa keberadaan PK diakui dan dibutuhkan oleh masyarakat. Dilihat dari sumber daya manusia yang menjalankan pekerjaan pendidikan luar biasa, memerlukan orang yang mempunyai keahlian dan keterampilan khusus dan spesifik, memiliki kesetiaan dan komitmen yang kuat dalam menjalankan pekerjaannya serta dilandasi oleh disiplin ilmu yang jelas. Pekerjaan ini seharusnya tidak bisa dilakukan oleh sembarang orang, akan tetapi dalam kenyataan masih ada orang yang melakukan pekerjaan ini belum memiliki keahlian khusus yang dianggap memadai dan tidak memiliki latarbelakang dan kualifikasi pendidikan formal yang dipersyaratkan.

Disiplin ilmu PLB merupakan disiplin ilmu cabang dari ilmu pendidikan, meskipun secara substansial dipengaruhi oleh disiplin ilmu lain seperti psikologi, sosiologi dan ilmu kedokteran. Oleh karena, itu layanan pendidikan yang dilakukan oleh guru PK kepada anak-anak berkebutuhan khusus termasuk penyandang cacat harus didasarkan atas disiplin ilmu ini. Kode etik profesi dikembangkan oleh komunitas orang-orang yang menghimpun diri dalam organisasi profesi. PLB sebagai profesi harus memiliki organisiasi profesi yang antara lain bertugas mengembangkan kode etik profesi. Sejauh ini PLB sudah memiliki organisisai profesi, akan tetapi belum berfungsi sebagaimana mestinya. Sebagai konsekuensi dari pekerjaan profesional, orang-orang yang melakukan pekerjaan ini memperoleh imbalan sebagai bentuk penghargaan terhadap profesi yang dilakukan, meskipun dalam kenyataannya imbalan yang diperoleh belum sebanding dengan pengabdian yang diberikan.

Profesi PLB dikembangkan melalui program pendidikan profesi mengacu pada UU No 20 tentang Sistem Pendidikan Nasional, kebutuhan masyarakat akan pelayanan anak berkebutuhan khusus pada nonpersekolahan, dan perkembangan keilmuan Pendidikan Khusus.(PLB) Dalam menjalankan tugasnya, profesi PLB mencakup tiga jenis layanan yaitu (1) layanan prevensi (2) layanan intervensi dan (3) layanan kompensasi.

LAYANAN PREVENSI Layanan prevensi adalah layanan yang dilakukan untuk mencegah agar hambatan belajar dan hambatan perkembangan yang dialami seorang anak tidak berdampak lebih jauh kepada aspek-aspek perkembangan lainnya. Layanan prevensi ini sedapat mungkin untuk mengurangi hambatan belajar dan hambatan perkembangan, bahkan jika memungkinkan dilakukan untuk menghilangkan hambatan belajar dan hambatan perkembangan pada seorang anak secara dini.

LAYANAN INTERVENSI Dalam pandangan PLB, layanan intervensi dimaksudkan untuk menangani hambatan belajar dan hambatan perkembangan, agar mereka dapat berkembang secara optimal. Dalam lapangan PLB/PKKH, perkembangan yang dicapai oleh seorang anak merupakan hasil dari proses belajar. Oleh karena itu target layanan intervensi adalah perkembangan optimal yang harus dicapai oleh seorang anak.

LAYANAN KOMPENSATORIS Layanan kompensatoris dimaksudkan untuk memfasilitasi anak yang mengalami hambatan pada aspek tertentu (kehilangan fungsi tertentu), dialihkan kepada fungsi lain yang memungkinkan dapat menggantikan fungsi yang hilang itu. Sebagai contoh seorang yang mengalami hambatan belajar dan hambatan perkembangan akibat kehilangan fungsi penglihatan, sehingga ia tidak bisa membaca dan menulis dengan tulisan awas. Hal ini dikompensasikan dengan tulisan braille.

Apabila satu bidang pekerjaan tertentu sejalan dengan konsep dan karakteristik seperti dijelaskan di atas, dapat dipastikan bahwa bidang pekerjaan itu dapat dipandang sebagai profesi.

KUALIFIKASI DAN KOMPETENSI GURU Guru wajib memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi profesional pendidik sebagai agen pembelajaran. Kualifikasi akademik diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana (S1) atau program diploma empat (D-IV) yang sesuai dengan tugasnya sebagai guru. Kompetensi profesi pendidik meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi profesional, dan kompetensi sosial

HAK GURU Guru berhak memperoleh penghasilan yang layak yang meliputi gaji pokok, tunjangan yang melekat pada gaji, tunjangan fungsional, tunjangan profesi guru, dan/atau tunjangan khusus, serta maslahat tambahan. Tunjangan profesi setara dengan 1 (satu) kali gaji pokok guru negeri pada tingkatan, masa kerja, dan kualifikasi yang sama. Tunjangan khusus setara dengan 1 (satu) kali gaji pokok guru negeri pada tingkatan, masa kerja, dan kualifikasi yang sama. Selama guru belum memiliki sertifikat profesi, mereka memperoleh peningkatan kesejahteraan melalui perbaikan tunjangan fungsional

KEWAJIBAN GURU Dalam keadaan darurat, Pemerintah dapat memberlakukan ketentuan wajib kerja kepada guru dan/atau WNI yang memenuhi kualifikasi akademik dan kompetensi untuk melaksanakan tugas guru di daerah khusus di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia

PENGEMBANGAN PROFESIONALISME GURU Menteri menetapkan kebijakan pembinaan dan pengembangan profesi dan karir guru pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemerintah atau masyarakat Pemerintah dan pemerintah daerah wajib membina dan mengembangkan guru pada satuan pendidikan yang diselenggarakan oleh Pemerintah, pemerintah daerah atau masyarakat Pemerintah dan pemerintah daerah wajib meningkatkan profesionalisme dan pengabdian guru yang diangkat oleh penyelenggara pendidikan dengan memberikan tunjangan dan/atau kesejahteraan lainnya

PERLINDUNGAN Penyelenggara satuan pendidikan, satuan pendidikan, dan/atau organisasi profesi guru wajib memberikan perlindungan terhadap guru dalam melaksanakan tugasnya berupa perlindungan hukum, perlindungan profesi, dan perlindungan keselamatan serta kesehatan kerja. Perlindungan hukum adalah perlindungan terhadap tindak kekerasan, ancaman, tindakan diskriminatif, atau intimidasi dari pihak peserta didik, orang tua peserta didik, masyarakat, birokrasi dan pihak lain.

Perlindungan profesi adalah perlindungan terhadap resiko penempatan dan penugasan yang tidak sesuai dengan latar belakang profesi dan nuraninya, pemutusan hubungan kerja atas dasar alasan yang menyimpang dari ketentuan yang berlaku, pemberian imbalan kerja yang tidak wajar, pembatasan kreatifitas guru yang dilaksanakan dalam kerangka kebebasan akademik, dan resiko lainnya yang menghambat guru untuk melaksanakan tugasnya secara profesional. Perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja meliputi perlindungan terhadap resiko gangguan keamanan kerja, kecelakaan kerja, kebakaran sewaktu kerja, bencana alam, kesehatan lingkungan kerja, dan/atau sebab lain.

ORGANISASI PROFESI GURU Guru dapat membentuk organisasi profesi independen sebagai wadah untuk peningkatan kompetensi, karier, wawasan kependidikan, perlindungan profesi, kesejahteraan, dan/atau pengabdian. Organisasi profesi guru mempunyai tugas utama dan wewenang menetapkan dan menegakkan kode etik guru, memajukan profesionalitas guru, dan memperjuangkan aspirasi dan hak-hak guru, memberikan bantuan hukum kepada guru, memberikan perlindungan profesi kepada guru, berperan aktif dalam melakukan pembinaan dan pengembangan guru, berperan aktif dalam memajukan pendidikan nasional.

APAKAH PLB SUDAH MENJADI PROFESI? Dasar Pertimbangan Perlunya Dikembangkan Standardisasi Program Pendidikan Profesi Pendidikan Khusus Indonesia

KUALIFIKASI S1 LPTK PLB (PENDIDIKAN KHUSUS) Selama ini LPTK PLB mempersiapkan peserta didik untuk: Menjadi guru kelas pada jenjang TKLB dan SDLB Menjadi guru bidang keahlian khusus (Orientasi Mobilitas, Braille, Bina Wicara, Bina Persepsi Bunyi dan Irama, Bina Isyarat, Binadiri, Binagerak, Bina Pribadi dan Sosial) Juga diarahkan sebagai guru pembimbing khusus di sekolah reguler.

TUNTUTAN KEBUTUHAN DAN PROFESIONALISME LAYANAN SEMAKIN MENINGKAT Tenaga Pendidikan Khusus (PK) diharapkan tidak hanya memiliki kompetensi menjadi guru SLB, tetapi juga guru pada Sekolah Inklusi, Lembaga/Pusat-pusat Rehabilitasi, Panti, Biro, Rumah Sakit, Puskesmas, rumah tangga dan sebagainya, sejenis dengan pelayanan dokter, psikolog, psikiater, apoteker, akuntan, dan lain-lain

HASIL TRACER STUDY Menemukan bahwa hampir 30% dari lulusan S1 Pendidikan Khusus bekerja di bidang non persekolahan. Diantaranya sebagai guru pembimbing khusus di sekolah reguler, di panti/pusat rehabilitasi, klinik, rumah sakit, remedial teacher anak-anak berkebutuhan khusus di lembaga-lembaga bimbingan belajar dan keluarga. Temuan ini menggambarkan bahwa lulusan S1 PK dibutuhkan tidak saja sebagai guru pada SLB dan sekolah reguler, tetapi juga pendidik pada lembaga non persekolahan.

UNDANG UNDANG NO. 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL menyatakan bahwa PT dapat menyelenggarakan program akademik, profesi, dan/atau vokasi (Ps. 20:3). Perguruan tinggi yang memenuhi persyaratan pendirian dan dinyatakan berhak menyelenggarakan program pendidikan tertentu, dapat memberian gelar akademik, profesi, atau vokasi sesuai dengan program pendidikan yang diselenggarakannya (Ps. 21 : 1). Dengan demikian Perguruan Tinggi termasuk LPTK PK di Universitas dapat menyelenggarakan tiga orientasi program pendidikan program pendidikan tinggi jalur akademik (S1, S2, S3) program pendidikan tinggi jalur profesi (seperti psikolog untuk profesi psikologi, spesialis untuk profesi kedokteran, akuntan untuk profesi akuntansi, dll) dan program pendidikan tinggi jalur vokasi (seperti Politeknik).

TERIMA KASIH