BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Sehat adalah nikmat karunia Allah yang menjadi dasar bagi segala nikmat. Nikmatnya makan, minum, tidur, serta kemampuan

PROFIL VO2MAX DAN DENYUT NADI MAKSIMAL PEMAIN DIKLAT PERSIB U-21

2015 DAMPAK LATIHAN FARTLEK TERHADAP PENINGKATAN V02MAX.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Arief Sabar Mulyana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Siti Nur Kholifah, 2014

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan, karena pendidikan memiliki peran penting bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. bagian dari masyarakat yang sedang aktif dalam melakukan pembangunan.

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam membangun peradaban

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH PEMBELAJARAN PERMAINAN HOKI TERHADAP KEBUGARAN JASMANI DAN KEPERCAYAAN DIRI SISWA DI SMA NEGERI 26 GARUT

BAB I PENDAHULUAN. Pencak silat merupakan salah satu budaya nenek moyang bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. satu karakteristik permainan sepak bola yaitu menendang dan mengoper bola

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Profil kondisi fisik adalah keadaan atau potensi dan gambaran dalam diri

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan penjelasan ketentuan umum undang-undang. keolahragaan No. 5 tahun 2005 tentang sistem keolahragaan, yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini olahraga mendapat perhatian yang cukup besar baik untuk

BAB I PENDAHULUAN. prestasi dan juga sebagai alat pendidikan. Olahraga memiliki peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani pada hakekatnya merupakan usaha pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan atau meningkatkan derajat kesegaran jasmani (physical

BAB 1 PENDAHULUAN. luar jam sekolah melalui kegiatan ektsrakurikuler. keolahragaan butir C (diklusppra, 1999:2), sebagai berikut:

2015 KONTRIBUSI DENYUT NADI ISTIRAHAT DAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU TERHADAP KAPASITAS AEROBIK

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia baik itu di sekolah maupun di luar sekolah selalu akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bola basket di Indonesia telah berkembang sangat pesat. Event kejuaraan olahraga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Mudzakkir Faozi, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ridwan Firdaus, 2014

BAB I PENDAHULUAN. berubah mengikuti perkembangan jaman. Naluri manusia yang selalu ingin

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Jasmani adalah proses pendidikan seseorang sebagai. dan pembentukan watak. Pendidikan Jasmani pada dasarnya merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAYU ASMARA YUDHA

2014 METODE SET SYSTEM DAN METODE SUPER SET SYSTEM KAITANNYA DENGAN PENINGKATAN DAYA TAHAN OTOT:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Muhammad Fahmi Hasan, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan manusia. Melalui olahraga dapat

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga saat ini telah menjadi kebutuhan setiap individu karena

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ditunjang oleh atlet yang berbakat dalam cabang olahraga tertentu maka

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembinaan kondisi fisik merupakan syarat mutlak untuk mencapai prestasi

BAB I PENDAHULUAN. dasar/bekal ilmu untuk menghadapi tantangan dimasa yang akan datang dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia olahraga khususnya pada olahraga prestasi saat ini semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ahmad Hendra Dana, 2014

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan kepribadian dan

BAB I PENDAHULUAN. potensi jasmani, rohani dan sosial (Toho dan Ali, 2007: 2). Dari pengertian

BAB I PENDAHULUAN. menjunjung tinggi nilai-nilai sportifitas, disiplin dan ketaqwaan. Di era

II. TINJAUAN PUSTAKA. Para ahli mengemukakan pendapat masing-masing tentang kebugaran jasmani.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ashari Nopdiana, 2015 Profil fisik dan teknik klub basket garuda kelompok putra usia tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu hal yang sangat penting bagi kehidupan manusia,

BAB I PENDAHULUAN. Sedangkan pada Pasal 3, disebutkan bahwa:

PENGARUH LATIHAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP KEMAMPUAN SERVIS ATAS DALAM PERMAINAN BOLAVOLI MAHASISWA PUTRA

2015 MENINGKATKAN DAYA TAHAN CARDIOVASCULAR MELALUI ZUMBA DANCE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. secara efektif sepanjang hari pada saat melakukan aktifitas, biasanya pada saat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yudi Fika Ismanto, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Medan adalah kota yang memiliki pemerintahan sendiri di bawah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

EVALUASI UNSUR FISIK PADA ATLET BOLA VOLI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. manusia untuk pembangunan. Olahraga merupakan kebutuhan manusia yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan harus diarahkan pada pencapaian

1. PENDAHULUAN. Kemampuan ini saling melengkapi satu sama lainnya karena setiap bola yang. dioper harus diterima dan dikontrol oleh rekan seregu.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mohammad Zepi Prakesa, 2016

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menghadapi era globalisasi, tantangan yang dihadapi akan semakin berat, hal ini disebabkan karena semakin

1. PENDAHULUAN. kegiatan untuk memperkuat motif. Menurut Slamento (2003:180) menyatakan

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kebugaran dan kesehatan tubuh (Giam dan Teh, 1992).

BAB I PENDAHULUAN. Permainan bolavoli merupakan salah satu permainan yang kompleks yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

GUMELAR ABDULLAH RIZAL,

BAB I PENDAHULUAN. remote control, komputer, lift, escalator dan peralatan canggih lainnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rissa Metia Putri, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. manusia menjadi sehat dan kuat secara jasmani maupun rohani atau dalam istilah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

2015 MOD IFIKASI PEMBELAJARAN AKTIVITAS PERMAINAN BOLAVOLI D ALAM UPAYA MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR SISWA:

BAB I PENDAHULUAN. istilah Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan. Pendidikan jasmani

BAB I PENDAHULUAN. bagian dari masyarakat yang sedang aktif dalam melakukan pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Cabang olahraga atletik adalah salah satu nomor cabang yang tumbuh dan berkembang seiring dengan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. fungsi antara pengembangan aspek: (a) organik, (b) neuro moscular,(c)

I.PENDAHULUAN. perkembangan fisik harus merupakan kepedulian guru. Pada usia sekolah

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Seperti halnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan sehari-hari tanpa menimbulkan kelelahan yang berarti, sehingga tubuh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

62. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB I PENDAHULUAN. Perbandingan Model Pendekatan Taktis Dan Pendekatan Tradisional Terhadap Hasil Belajar Permainan Kasti

2015 PERBAND INGAN PERILAKU SOSIAL ANTARA SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER CABANG OLAHRAGA IND IVIDU D AN BEREGU D I SMA PASUND AN 2 BAND UNG

2015 UJI VALID ITAS D AN RELIABILITAS KONSTRUKSI ALAT UKUR POWER END URANCE TUNGKAI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan sebuah aktivitas fisik yang memiliki aspek yang

SKRIPSI. Oleh : DWI SUSILO NPM

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Olahraga merupakan kegiatan fisik yang mengandung sifat permainan dan

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga. Olahraga adalah suatu kegiatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah , 2014 Profil Kondisi Fisik Pemain Tim Persib Bandung U-21

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 KORELASI ANTARA GOAL SETTING DENGAN MOTIVASI BERLATIH ATLET EKSTRAKULIKULER FUTSAL MADRASAH ALIYAH NEGERI 2 BANDUNG

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kita merupakan bagian dari masyarakat dunia yang berada di era globalisasi, dan era globalisasi ini identik dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih. Beberapa diantaranya yang sering kita gunakan adalah telepon genggam, laptop dan masih banyak teknologi lainnya yang tidak bisa disebutkan satu per satu. Hal ini tentunya sangat berpengaruh terhadap kehidupan dan keseharian kita, dan globalisasi pun memberikan dampak positif dan negatif bagi penggunanya. Beberapa dampak positif yang dapat dirasakan antara lain keleluasaan mengakses informasi yang sangat cepat dari segala penjuru dunia, tanpa harus pergi ke lokasi kejadian, dan juga dapat mengetahui perkembangan apa saja yang terjadi di seluruh dunia. Jadi, globalisasi sangat bermanfaat bagi para pelajar untuk mendapatkan berbagai macam informasi yang dibutuhkan. Namun demikian, dibalik dampak positif dari globalisasi, ada pula dampak negatifnya, antara lain karena terlalu terbukanya informasi yang dapat diperoleh dan menerimanya tanpa filter yang kuat, terkadang lupa untuk memilih mana informasi yang baik dan buruk yang sesuai dengan kebudayaan dan karakter bangsa. Game online misalnya, banyak pemikiran dari orang tua siswa yang beranggapan bahwa dengan anak bermain game online, maka anak akan mudah dikontrol, bermain di dalam rumah dan tidak berpanas-panasan. Namun sebenarnya, dibalik game online yang dimainkan oleh anak, banyak game-game yang mengacu pada kekerasan. Oleh karena itu, game online sebenarnya sangat berdampak negatif bagi perkembangan karakter dan kebugaran jasmani anak. Dengan anak bermain game online, anak menjadi lebih pendiam karena kurangnya bersosialisasi dengan teman-teman yang 1

2 lainnya dan karakternya pun cenderung lebih keras karena efek dari permainan tersebut. Inilah salah satu kekhawatiran penulis terkait dengan dampak negatif globalisasi, apalagi jika tidak pandai memilih mana hal-hal yang baik yang sesuai kebutuhan dengan karakter bangsa dan mana yang tidak baik untuk kita ikuti, seperti yang dijelaskan oleh Ghufron (2010) bahwa: Dewasa ini, krisis nilai-nilai karakter bangsa menjadi salah satu persoalan yang sangat krusial bagi bangsa Indonesia yang berkaitan dengan penyiapan SDM siap kompetisi di era global. Hal ini ditandai dengan semakin maraknya kejahatan dan tindakan-tindakan lain yang tidak mencerminkan nilai-nilai karakter bangsa. Dan jika dilihat dari sisi kebugaran jasmani tentu sangat tidak sesuai. Karena tidak ada aktifitas jasmani yang dilakukan oleh anak, kebugaran jasmani siswa di SMA cenderung semakin menurun, salah satunya karena faktor pertumbuhan fisiknya terutama bagi wanita menyebabkan kurangnya aktivitas jasmani sehingga dapat menyebabkan kurangnya kebugaran jasmani pada siswa. Olahraga merupakan aktivitas gerak manusia menuntut teknik tertentu dan pelaksanaannya ada unsur bermain, ada rasa senang, dilakukan saat waktu luang, aktivitas dipilih secara sukarela serta menghasilkan kepuasan bagi pelakunya. Olahraga merupakan rangkaian gerak yang teratur dan terencana untuk memelihara gerak tubuh dan juga sebagai alat untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan baik jasmani, rohani maupun sosial. Hal ini bertujuan untuk dijadikan pegangan dan acuan yang tepat dan terarah dalam upaya mendapatkan kondisi sehat yang dikenal sebagai keadaan yang secara langsung atau tidak langsung dapat mempengaruhi keadaan dan keberadaan fisik tubuh sebagai tempat bersemayamnya jiwa, seperti semboyan olahraga yang menyatakan bahwa di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang sehat pula. Berbagai program telah dilaksanakan untuk merealisasikan semboyan tersebut, baik dalam lingkungan informal (masyarakat) maupun formal (sekolah). Salah satu

3 kegiatan formal di sekolah yang biasaya dilaksanakan adalah kegiatan ekstrakurikuler cabang olahraga, seperti sepak bola, bola voli, bola basket, renang hoki dan lain-lain. Di sekolah-sekolah di kota Bandung sendiri program kegiatan hoki sudah banyak terbentuk. Program ekstrakurikuler ini merupakan salah satu dari program pemerintah yang digunakan untuk mencari bibit-bibit atlet yang potensial. Program kegiatan ekstrakurikuler di sekolah merupakan tonggak awal pembibitan atlet yang cocok karena sesuai dengan iklim karakteristik pendidikan di Negara Indonesia. Dengan menyisipkan pembinaan program kegiatan ekstrakurikuler di sekolah tanpa mengganggu proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) secara tidak langsung akan muncul bibit-bibit baru yang diharapkan dapat berprestasi. Bicara tentang pembinaan dan pembibitan atlet, hal ini sesuai dengan visi dan misi kementerian Negara Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia pada butir ke lima yang berbunyi, mengembangkan sumber daya manusia dibidang olahraga melalui pembibitan dan pembinaan olahraga prestasi yang dilandasi oleh ilmu pengetahuan da teknologi. Di dalam olahraga pendidikan, ekstrakurikuler merupakan kegiatan pendidikan yang dilaksanakan di luar jam pelajaran biasa yang sifatnya mendidik. Menurut Undang-Undang RI tentang system keolahragaan nasional BAB 1 Ketentuan Umum (pasal 1 ayat 11), (Umbara:2007), menyatakan bahwa: Olahraga pendidikan adalah pendidikan jasmani dan olahraga yang dilaksanakan sebagai proses pendidikan yang teratur dan berkelanjutan untuk memperoleh pengetahuan, kepribadian, keterampilan, kesehatan dan kebugaran jasmani. Dari uraian Undang-Undang di atas dapat dipastikan bahwa kegiatan olahraga selain untuk tujuan prestasi dapat pula memberikan pengetahuan kepribadian, keterampilan, kesehatan dan kebugaran jasmani, lebih lanjut Pandjaitan (1992:9) menyebutkan:

4 Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan di luar jam belajar biasa dan juga dilakukan di waktu libur tempatnya biasa dilakukan di sekolah ataupun di luar sekolah dengan tujuan memperluas pengetahuan siswa, kegiatan ekstrakurikuler diantaranya adalah pramuka, PMR, kesenian, naik gunung, berkemah, olahraga dan lain-lain. Kegiatan ekstrakurikuler memiliki berbagai manfaat bagi perkembangan siswa baik dari segi perkembangan karakter maupun kebugaran jasmani. Melalui kegiatan ekstrakurikuler siswa dilatih untuk mulai berdisiplin dengan waktu, saling menghargai dan bertanggung jawab. Selain itu siswa juga dapat meningkatkan kebugaran jasmani, sehingga derajat kebugaran jasmani siswa semakin membaik. Kebugaran jasmani yaitu derajat sehat dinamis seseorang yang menjadi kemampuan fisik dasar untuk dapat melaksanakan tugasnya. Kebugaran jasmani adalah kemampuan seseorang melakukan aktivitas kerja secara efisien tanpa timbul kelelahan yang berlebihan sehingga masih dapat menikmati waktu luangnya. Untuk keberhasilan pelaksanaan tugas tersebut perlu adanya kesesuaian antara syarat yang harus dipenuhi, yaitu yang bersifat anatomis (anatomical fitness) dan fisiologis (physiological fitness), terhadap macam dan intensitas tugas fisik yang harus dilaksanakan. Kebugaran jasmani menggambarkan kerjasama dan interaksi antara alat-alat pelaksana gerak dan alat-alat kelangsungan gerak yang terwujud dalam kelenturan (flexibility), kekuatan (strength), keseimbangan (balance) dan daya tahan (endurance) serta koordinsi otot dalam rangka ketahanan fisik secara fungsional. Kesemuanya ini memerlukan energi biologis yang dibentuk dan disalurkan secara aerob dan anaerob yang sudah barang tentu menurut pengenalan dan pengetahuan yang sepadan pula. Setiap orang membutuhkan kebugaran jasmani yang baik agar ia dapat melaksanakan pekerjaannya dengan efektif dan efisien tanpa mengalami kekelahan yang berarti. Tidak menimbulkan kelelahan yang berarti maksudnya setelah seseorang melakukan suatu kegiatan atau aktivitas dia masih mempunyai cukup semangat dan tenaga untuk menikmati waktu senggangnya dan untuk keperluan-

5 keperluan lain yang mendadak. Kebugaran jasmani merupakan cikal bakal dari kesegaran jasmani secara umum. Jadi apabila seseorang dalam keadaan segar salah satu aspek yang nampak adalah keadaan penampilan jasmaninya. Latihan kondisi fisik memegang peranan yang sangat penting untuk mempertahankan atau meningkatkan derajat kebugaran jasmani. Derajat kebugaran jasmani seseorang sangat menentukan kemampuan fisiknya dalam melaksanakan tugasnya sehari-hari. Semakin tinggi derajat kebugaran jasmani seseorang makin tinggi pula kemampuan kerja fisiknya. Sehingga hasil kerjanya kian produktif jika kebugaran jasmaninya kian meningkat. Di samping itu, latihan fisik berguna untuk mencegah cidera selama melakukan kegiatan fisik yang berat. Bila kondisi fisik baik, maka akan terdapat: 1. Peningkatan dalam kemampuan sistem sirkulasi kerja jantung 2. Peningkatan dalam kekuatan, kelentukan, stamina, kecepatan dan komponen fisik lainnya 3. Ekonomis gerakan yang lebih baik pada waktu latihan 4. Pemulihan yang lebih cepat dalam organ-organ tubuh setelah latihan 5. Respon yang cepat dari organism tubuh kita apabila sewaktu-waktu diperlukan Tingkat perkembangan anak dapat diketahui dari kegiatan latihan, kegiatan yang mengarah pada pembelajaran olahraga pendidikan jasmani dapat meningkatkan keterampilan anak. Lutan (1996:7) menjelaskan: Melalui program pendidikan jasmani yang teratur, terencana, terarah dan terbimbing diharapkan dapat mencapai seperangkat tujuan yang meliputi pembentukan dan pembinaan bagi pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani. Untuk meningkatkan pelaksanaan pendidikan jasmani di sekolah maupun di luar sekolah, hal tersebut dianggap perlu untuk memelihara perkembangan fisik dan psikis siswa sesuai dengan tingkat usianya. Keinginan atau dorongan untuk berlatih ada

6 pada setiap manusia selalu ada, akan tetapi pada usia muda keinginan atau dorongan untuk berlatih lebih besar. Oleh karena itu, alangkah baiknya jika latihan digunakan untuk pendidikan. Tujuan latihan itu sendiri atas pertumbuhan dan perkembangan aspek jasmani, intelektual, emosional, sosial dan mental spiritual. Jadi, selain dari segi fisik latihan juga bermanfaat bagi aspek psikologis. Menurut Scott dalam Lutan (1996:40): Ditinjau dari aspek kejiwaan sumbangan yang bermanfaat dari kegiatan fisik yaitu perubahan sikap mental yang positif, perbaikan efisiensi sosial, perbaikan persepsi sensoris dan reaksi berangkai, pembinaan perasaan sejahtera dan sehat, peningkatan relaksasi yang lebih baik, keringanan dalam masalah psikosomatik, perolehan keterampilan yang memadai. Kemampuan berfikir dan berpandangan tidak lepas dari kiprah seorang manusia sebagai makhluk Tuhan, dimana manusia merupakan perpaduan antara jasmani dan rohani yang tentunya memiliki ciri yang berbeda baik itu fisiknya maupun psikisnya seperti yang diungkapkan oleh Syaodih (2005:36) bahwa: Individu adalah kesatuan jasmani dan rohani yang memiliki ciri-ciri yang khas serta ada dua karakteristik utama dari individu manusia, yaitu yang pertama manusia itu unik, kedua berada di dalam proses perkembangan serta perkembangannya dinamis. Begitu pula dengan karakternya, setiap individu memiliki karakter yang tidak sama. Hal ini terjadi karena karakter tersebut terbentuk berasal dari faktor keturunan (internal) yang terbawa sejak lahir dan karena faktor lingkungan (eksternal) yang berjalan seiring dengan proses pertumbuhan dan perkembangan yang di dalamnya mencakup kegiatan belajar. Kedua faktor inilah penentu karakter tiap individu sehingga karakter yang muncul berbeda-beda. Dalam proses pembentukan karakter yang paling dominan adalah faktor lingkungan. Lingkungan erat sekali membentuk karakter individu, alasannya karena individu itu tidak pernah diam. Mereka selalu bergerak melakukan kegiatan yang

7 melibatkan aktivitas fisik yang diikuti perkembangan psikis. Seperti ungkap Freud dalam Syaodih (2005:41) bahwa, dalam hidupnya individu tidak pernah berhenti melakukan kegiatan atau perilaku. Salah satu cara agar anak berkualitas dalam proses pertumbuhan dan perkembangan hidupnya yaitu melalui kegiatan latihan hoki. Berlatih hoki merupakan salah satu upaya yang dilakukan agar aspek kognitif, afektif, psikomotor dan kepribadiannya sempurna walau dalam kenyataannya manusia tidak ada yang sempurna. Lebih lanjut Harsono (1988:242) menjelaskan: Aspek-aspek psikologis berpengaruh penting bahkan dapat dijadikan sebagai penentu dalam usaha orang atau atlet untuk mencapai prestasi diantaranya peranan motivasi, aktivasi, frustasi, rasa bimbang, kekuatan, anxiety, percaya diri dan masih banyak lagi aspek psikologis yang mempengaruhinya. Hoki merupakan salah satu cabang olahraga beregu yang dimainkan secara tim atau berkelompok. Jumlah pemain hoki dalam satu tim terdiri dari 11 orang. Olahraga ini mulai berkembang pesat di Bandung. Di sana tumbuh banyak klub, lalu merembet ke daerah lain seperti Jakarta dan Surabaya. Hoki merupakan salah satu cabang olahraga wajib yang dipertandingkan dalam olimpiade. Olahraga ini menunjukan perkembangan yang sangat pesat sehingga telah begitu mendunia. Namun hoki masih menjadi olahraga minor di Indonesia. Penyebabnya sangat klasik, yaitu masalah dana serta sarana dan prasarana. Sangat disayangkan karena pihak yang seharusnya memberi dukungan pada perkembangan olahraga ini belum menunjukan dukungannya secara maksimal. Belum banyak pihak swasta yang terkait untuk mensponsori jenis olahraga ini. Dalam permainan hoki dibutuhkan permainan akan teori, ditambah dengan penyesuaian medan dengan melakukan latihan permainan (game). Selain itu, sesungguhnya nilai-nilai yang diajarkan oleh cabang olahraga ini sangat luar biasa. Sepak terjang olahraga hoki di pelataran olahraga Indonesia pun sudah mulai terlihat cikal bakalnya. Olahraga ini berkembang sangat pesat melalui jalur

8 pendidikan ekstrakurikuler, baik di sekolah maupun di perguruan tinggi. Dengan harapan olahraga hoki dapat berkembang di semua kelompok sosial, baik kelompok insinyur, dokter maupun pelajar. Melalui jalur pendidikan, perkembangan olahraga hoki akan terus berkembang. Gerakan seluruh badan yang menimbulkan kontraksi otot secara terus menerus bila dilakukan dengan baik maka akan memberikan dampak yang baik terhadap kemampuan dasar tubuh yang pada akhirnya menunjang pada pertumbuhan dan perkembangan anak yang meliputi aspek psikologisnya ataupun aspek fisiknya sehingga karakter anak dapat terbina dengan baik. Dengan demikian, anak pada masa pertumbuhan dapat diperhatikan proses perkembangan fisik dan psikisnya secara sistematis dan teratur dengan memperhatikan aspek kebugaran jasmani. Bentuk pembelajaran hoki yang diteliti berdasarkan survey di SMA yang terdiri dari siswa siswi anggota ekstrakurikuler hoki memiliki keterkaitan terhadap perkembangan karakter dan kebugaran jasmani siswa siswi anggota ekstrakurikuler hoki. Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti ingin meneliti dengan judul Dampak Pembelajaran Hoki terhadap Perkembangan karakter dan Kebugaran Jasmani Siswa SMA. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, maka inti dari permasalahan umum penelitian ini adalah membahas adanya dampak pembelajaran hoki terhadap perkembangan karakter dan kebugaran jasmani siswa di SMA. Masalah khusus dalam penelitian ini adalah: 1. Seberapa besar dampak pembelajaran hoki terhadap perkembangan karakter siswa di SMA? 2. Seberapa besar dampak pembelajaran hoki terhadap kebugaran jasmani siswa di SMA?

9 3. Apakah terdapat korelasi antara perkembangan karakter dan kebugaran jasmani? C. Tujuan Penelitian a. Tujuan umum dari penelitian ini adalah ingin memperoleh gambaran mengenai dampak pembelajaran hoki terhadap perkembangan karakter dan kebugaran jasmani siswa di SMA. b. Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui seberapa besar dampak pembelajaran hoki terhadap perkembangan karakter siswa di SMA. 2. Untuk mengetahui seberapa besar dampak pembelajaran hoki terhadap kebugaran jasmani siswa di SMA. 3. Untuk mengetahui adakah korelasi antara perkembangan karakter dan kebugaran jasmani. D. Manfaat Penelitian a. Manfaat teoritis, penelitian ini diharapkan dapat dijadikan ilmu pegetahuan yang sifatnya informatif guna memberikan kontribusi di bidang olahraga hoki khususnya dalam imu psikologi. b. Manfaat praktis penelitian ini dapat digunakan oleh berbagai pelaku, antara lain: 1. Peneliti dapat memperluas wawasan ilmu pengetahuan yang diperoleh melalui kondisi sebenarnya di lapangan. 2. Siswa dapat mengembangkan potensi yang ada pada dirinya agar semakin berkembang.

10 3. Guru Penjas dapat mengembangkan program ekstrakurikuler di sekolah dan dapat mengetahui perkembangan karakter dan kebugaran jasmani siswa yang mengikuti ekstrakurikuler hoki di SMA. 4. Lembaga dapat bekerja sama dengan guru untuk meningkatkan perkembangan karakter dan kebugaran jasmani siswa di SMA Negeri 26 Bandung sehingga melalui pembelajaran hoki dapat berdampak positif terhadap kegiatan belajar mengajar di sekolah.