untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Dalam perkembangannya, istilah pendidikan atau paedagogie

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. semua telah sepakat bahwa pendidikan dibutuhkan oleh semua orang. Untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mencakup berbagai persoalan yang rumit dan kompleks, baik mencakup

BAB VI PENUTUP. Sekolah pada Madrasah Ibtidaiyah (MI) Norhidayah Pundu, 2) Upaya. kepala sekolah dalam mendorong kemandirian madrasah 3).

PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MANAJEMEN PEMBELAJARAN DI SD NEGERI BENDUNGAN GAJAHMUNGKUR SEMARANG TESIS

BAB I PENDAHULUAN. Bab pendahuluan ini secara berturut-turut di bahas mengenai latar belakang, fokus

BAB I PENDAHULUAN A. La tar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan, baik secara pendidikan formal, non formal maupun

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan sebagai unsur yang mempunyai posisi sentral dan strategis

BAB I PENDAHULUAN. reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan,

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2002), hlm. iii. 2 E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, Konsep Strategi dan

BAB I PENDAHULUAN. Kepemimpinan selalu diperlukan sebagai aktivitas untuk. mempengaruhi, menggerakkan dan mengarahkan tindakan individu atau

BAB I PENDAHULUAN. merupakan aspek strategis bagi suatu negara. Sifat pendidikan adalah

BAB I PENDAHULUAN. pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. inovasi yang berdampak pada meningkatnya kinerja sekolah. seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa

Penerapan MBS, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), hlm Nanang Fattah, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan dalam Konteks

BAB I PENDAHULUAN. pada mutu output pengajarannya. Bila seluruh guru menunjukkan. pemimpin pengajaran yang bertanggung jawab untuk pencapaian tujuan.

Latihan: UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH 2012

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu dan teknologi dewasa ini turut mempercepat laju

BAB I PENDAHULUAN. Agar dapat menemukan pendidikan yang bermutu dan dapat meningkatkan. dalam seluruh aktifitas bidang-bidang tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. cukup mendasar, terutama setelah diberlakukannya Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. dan globalisasi yang semakin terbuka. Sejalan tantangan kehidupan global,

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. mencapai sasaran atau serangkaian sasaran bersama (Robbins, 2006:4). Akibat

BAB I PENDAHULUAN. Ciputat Press, 2005), h Syafaruddin, dkk, Manajemen Pembelajaran, Cet.1 (Jakarta: Quantum Teaching, PT.

BAB I PENDAHULUAN. zaman yang semakin berkembang. Berhasilnya pendidikan tergantung pada

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan dengan cara-cara masuk akal, sehingga terjangkau oleh

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di era otonomi daerah menghadapi tantangan besar dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tidak terlepas dari kualitas pendidikan itu sendiri. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil

BAB I PENDAHULUAN. umumnya, kegiatan manajemen keuangan dilakukan melalui proses

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga pendidikan formal diharapkan mampu. menghasilkan manusia yang berjiwa kreatif, inovatif,mandiri, mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional yang diamanatkan dalam pembukaan undangundangdasar

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Suryadi (2011: 2) warga negara berhak memperoleh pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jantes, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Upaya penyelenggaraan pendidikan formal yang berkualitas sangat

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah baik yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang merupakan tempat dimana

BAB I PENDAHULUAN. penyesuaian yang bermakna sehingga bangsa Indonesia dapat mengejar

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Media Wacana Press, Yogayakarta, 2003, hlm.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya, apalagi di era globalisasi saat ini. faktanya dilapangan mutu pendidikan kita masih sangat jauh dari harapan.

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan bagian dari pembangunan nasional yang

BAB I PENDAHULUAN. bahwa pendidikan juga merupakan cara yang efektif sebagai proses nation and

BAB II TELAAH PUSTAKA

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. tertentu dengan jalan menggunakan sumber-sumber yang telah tersedia

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu wadah yang sangat penting agar warga negara Indonesia dapat

BAB I PENDAHULUAN. bahwa sekolah sebagai organisasi memiliki ciri-ciri tertentu yang tidak dimiliki

BAB IV ANALISIS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KINERJA GURU DI SMP ISLAM SULTAN AGUNG 1 SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan wahana untuk mencerdaskan kehidupan. bangsa sebagaima diamanatkan dalam Undang Undang Dasar 1945.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan organisasi/perusahaan dalam menjawab tantangan bisnis di masa

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan prasyarat mutlak

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia dan watak bangsa (Nation Character Building). Harkat dan

BAB I PENDAHULUAN. sekolah tidak akan dapat menjalankan fungsinya sebagai tempat belajar jika tidak ada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu pilar dalam kemajuan bangsa, dan

T E S I S. Oleh : SUTADI NIM : Q Program Studi : Magister Manajemen Pendidikan Konsentrasi : Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

PERAN KOMITE SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH DASAR AL FALAAH SIMO BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. berbagai dimensi dalam kehidupan mulai dari politik, sosial, budaya, dan

BAB I PENDAHULUAN. Efektivitas proses..., Hani Khotijah Susilowati, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. paserta didik juga diberikan bekal nilai-nilai akhlak, membina hati dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia bukan merupakan tugas yang

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan tamatan atau lulusan sebagai sumber daya manusia yang

SOAL PILIHAN GANDA. Agus Sukyanto,

peningkatan SDM berkualitas menjadi sangat penting, Terutama dengan dua hal (teori dan praktek) harus berjalan seiring dan saling melengkapi.

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan pembangunan bangsa-bangsa mengajarkan pada kita

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Khoerudin, 2016

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. jauh ketinggalan dibandingkan dengan kebutuhan masyarakat. Sehingga

1. PENDAHULUAN. Madrasah, dalam konteks ini Institusi Pendidikan formal yang berbasis Agama

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh banyak pihak, baik dilakukan oleh pemerintah maupun

2015 KONTRIBUSI PENGEMBANGAN TENAGA AD MINISTRASI SEKOLAH TERHAD AP MUTU LAYANAN D I LINGKUNGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI SE-KOTA BAND UNG

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu

BAB I PENDAHULUAN. Press, Jakarta, 2007, Hlm. 4. Daya Saing Lembaga Pendidikan Islam, Ar-Ruzz Media, Jogjakarta, 2013, Hlm. 189

BAB I PENDAHULUAN. guru, siswa, orang tua, pengelola sekolah bahkan menjadi tujuan pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. krisis yang berkepanjangan. Krisis yang terjadi dalam berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. Madrasah Tsanawiyah adalah lembaga pendidikan yang sederajat dengan sekolah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah dan Penegasan Judul. berlangsung sepanjang sejarah dan berkembang sejalan dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. mendidik murid-muridnya. Dengan kasih sayang pula ulama dan pemimpin

BAB I PENDAHULUAN. mengamanatkan bahwa pemerintah daerah, yang mengatur dan mengurus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1 SamsulNizar, Filsafat PendidikanIslam(Jakarta: Ciputat Press, 2002), h. 41.

Sekolah sebagai institusi (lembaga) pendidikan merupakan wadah. dinamis. Dalam kaitannya, sekolah adalah tempat yang bukan hanya sekedar

KISI-KISI UJI KOMPETENSI KEPALA SEKOLAH/MADRASAH

BAB I PENDAHULUAN. manusia dan dalam pelaksanaan misinya dikelola dan diurus oleh manusia. Jadi manusia

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi peranan sumber daya manusia adalah. sumber penentu atau merupakan faktor dominan dalam pembangunan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Standar nasional pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam

A. Latar Belakang Masalah

bidang akan tergantung pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah dalam bahasa aslinya yakni skhole, scola, scholae atau schola

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat pembudayaan dan peningkatan kualitasnya.1 Pendidikan sebagai

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dalam arti sederhana sering diartikan sebagai usaha manusia untuk membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Dalam perkembangannya, istilah pendidikan atau paedagogie berarti bimbingan atau pertolongan yang diberikan dengan sengaja oleh orang dewasa agar ia menjadi dewasa. Pendidikan diartikan sebagai usaha yang dijalankan oleh seseorang atau sekelompok orang lain agar menjadi dewasa atau mencapai tingkat hidup atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental. 1 Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional BAB I Pasal 1, dijelaskan tentang pengertian pendidikan, yaitu: Pendidikanmerupakanusahasadardanterencanauntukmewujudkansuasan abelajardan proses pembelajaran agar pesertadidiksecaraaktifmengembangkanpotensidirinyauntukmemilikike kuatan spiritual keagamaan, pengendaliandiri, kepribadian, kecerdasan, akhlakmulia, sertaketerampilan yang diperlukandirinya, masyarakat, bangsadannegara. 2 Pendidikan merupakan bagian integral dalam kehidupan bangsa dan negara. Salah satu faktor yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas hidup bangsa Indonesia adalah dengan meningkatkan kualitas pendidikan. Hal 1 Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: Rajawali Pers, 2009, hlm. 1. 2 PengertianPendidikandalamUndang-UndangRepublik Indonesia, Nomor 20 Tahun 2003 TentangSistemPendidikanNasional BAB I Pasal 1. 1

tersebut menunjukkan bahwa kualitas pendidikan sangat menentukan kualitas pendidikan secara kaffah (menyeluruh), terutama berkaitan dengan kualitas pendidikan serta relevansinya dengan kebutuhan masyarakat dan dunia kerja. 3 Pendidikan yang dibutuhkan oleh bangsa Indonesia adalah pendidikan yang berkualitas secara proses maupun output. Terkait dengan kualitas pendidikan, pendidikan saat ini masih menghadapi permasalahanpermasalahan, khusunya pendidikan Islam. Sebagian besar lembaga pendidikan Islam masih menghadapi problem internal kelembagaan sementara tantangan yang dihadapi semakin berat. Peningkatan kualitas pendidikan bukanlah tugas yang ringan karena tidak hanya berkaitan dengan permasalahan teknis, tetapi mencakup berbagai persoalan yang sangat rumit dan kompleks, yang menyangkut masalah perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan perbaikan sehingga terciptanya pendidikan yang efektif dan efisien. Untuk mencapai pendidikan yang berkualitas sangat membutuhkan sebuah manajemen yang diterapkan disebuah satuan pendidikan. Manajemen pendidikan merupakan alternatif strategi untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Hasil Litbang menunjukkan bahwa manajemen sekolah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas pendidikan. Manajemen sekolah secara langsung akan mempengaruhi dan menentukan efektif dan tidaknya kurikulum, berbagai peralatan belajar, waktu mengajar dan proses pembelajaran. Dengan demikian upaya peningkatan kualitas pendidikan harus 3 Depag, Ditjen Kelembagaan Agama Islam, Pedoman Integrasi Life Skills Dalam Pembelajaran di Madrasah Aliyah, (Jakarta: 2005), hlm. 1. 2

dimulai dengan pembenahan manajemen sekolah, disamping peningkatan dan pengembangan sumber belajar. 4 Permasalahan mutu di dalam lembaga pendidikan Islam merupakan permasalahan yang sangat serius dan paling kompleks. Menurut Mujamil Qomar, rata-rata lembaga pendidikan Islam belum ada yang berhasil merealisasikan mutu pendidikannya. Peningkatan kualitas pendidikan bergantung pada bagaimana manajemen diterapkan, meskipun manajemen hanya akan berfungsi baik manakala dijalankan oleh para manajer dan sumberdaya manusia yang berkualitas dan profesional. 5 Upaya peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan oleh berbagai pihak. Upaya-upaya tersebut dilandasi suatu kesadaran betapa pentingnya peranan pendidikan dalam pengembangan sumber daya manusia dan pengembangan watak bangsa (Nation Character Building) untuk kemajuan masyarakat dan bangsa. Harkat dan martabat suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas pendidikannya. Dalam konteks bangsa Indonesia,peningkatan mutu pendidikan merupakan sasaran pembangunan di bidang pendidikan nasional dan merupakan bagian integral dari upaya peningkatan kualitas manusia Indonesia secara menyeluruh. Peningkatan mutu pendidikan tidak hanya menjadi pekerjaan dari pemerintah, akan tetapi merupakan pekerjaan semua 4 Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah: Konsep, Strategi, dan Implementasi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2007), hlm. 21-22 5 Syafarudin, Manajemen Lembaga Pendidikan Islam, Jakarta: Ciputat Press, 2005, h. 286. 3

pihak baik pemerintah pemikir,praktisi pendidikan, maupun seluruh masyarakat. Peningkatan mutu didalam suatu satuan pendidikan membutuhkan kerjasama dari segala lini, tidak terkecuali pemimpinnya. Pimpinan lembaga pendidikan sangat menentukan arah perbaikan mutu sekolah dengan berbagai strategi. Hal itu hanya dapat dicapai manakala kepala sekolah beserta stafnya menjalankan manajemen yang fungsional dengan kepemimpinan partisipatif dalam pengambilan keputusan disetiap lembaga pendidikan. 6 Baik dan buruknya institusi pendidikan tergantung bagaimana inovasi-inovasi yang dilakukan oleh pemimpin institusi pendidikan tersebut. Seorang pemimpin institusi pendidikan harus melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan mutu pada institusi pendidikan yang dipimpin. Madrasah adalah lembaga pendidikan yang bersifat kompleks dan unik, Bersifat kompleks karena madrasah sebagai oraganisasi yang didalamnya terdapat berbagai dimensi yang satu sama lain saling berkaitan dan saling menentukan. Sedang sifat unik menunjukkan bahwa madrasah sebagai organisasi yang memiliki ciri-ciri tertentu yang tidak dimiliki oleh organisasiorganisasi lainnya. Ciri-ciri yang menempatkan madrasah memiliki karakter tersendiri, dimana terjadinya proses belajar mengajar, tempat terselenggaranya pembudayaan kehidupan umat manusia. Karena sifatnya yang kompleks dan unik, madrasah memerlukan tingkat koordinasi yang tinggi. 6 Sri Minarti, Manajemen Sekolah: Mengelola Lembaga Pendidikan Secara Mandiri, Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2011, h. 401 4

Selain itu madrasah juga memiliki peranan penting dalam proses pembentukan kepribadian anak didik. Melalui pendidikan di madrasah diharapkan agar mereka para murid memiliki dua kemampuan sekaligus yaitu tidak hanya memiliki pengetahuan umum (iptek) saja tetapi juga memiliki kepribadian dan komitmen yang tinggi terhadap agamanya (imtaq) 7 Konsekuensi dari pelaksanaan pendidikan tersebut sangatlah diperlukan adanya peran yang siknifikan dari kepala madrasah yang diantaranya kemampuan managerial yang cukup memadai dari kepala madrasah dan didukung oleh adanya kinerja para tenaga yang profesional. Pada Madrasah, tanggung jawab yang paling besar adalah posisi yang ada pada kepala Madrasah sebagai seorang pemimpin dengan peran kepemimpinannnya. Ia merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi gagal atau berhasilnya sebuah lembaga pendidikan dipegaruhi oleh faktor kepemimpinannya. Dalam persfektif globalisasi, otonomi daerah, dan desentralisasi pendidikan serta untuk menyukseskan manajemen berbasis sekolah, dan kurikulum berbasis kompetensi. Kepala sekolah/ madrasah merupakan figur sentral yang harus menjadi teladan bagi para tenaga kependidikan lain disekolah. Oleh karena itu, untuk menunjang keberhasilan dalam perubahanperubahan yang dilakukan dan diharapkan perlu dipersiapkan kepala sekolah/ madrasah profesional yang mau dan mampu melaksanakan perencanaan, 7 Sulistiorini, Manajemen Madrasah Dalam Jurnal Pendidikan Islam Vol 28 No 2 5

pelaksanaan serta evaluasi berbagai kebijakan yang dilakukan secara efektif dan efisien. Proses manajemen merupakan langkah yang sistematis dilakukan dalam menata, mengelola, mengatur dan mengembangkan organisasi melalui aktifitas merencanakan (Planning), mengorganisasikan (organizing), memimpin (leading), mengkoordinasikan (coordinating), memantau, mengendalikan dan mengevaluasi (controling dan Evaluating). Pada umumnya sekolah/ Madrasah cendrung statis dan mulai bergerak setelah masalah muncul dipermukaan, Pada dasarnya perencanaan dilakukan tidak hanya untuk mengatasi masalah yang sedang dihadapi tetapi juga untuk perencanaan kedepan dalam hal peningkatan kinerja sekolah/ madrasah. Berangkat dari kondisi lapangan yakni Madrasah Ibtidaiyah (MI) Norhidayah Pundu telah terlihat kemandiriannya maka menarik untuk dikaji lebih dalam, menginggat hal ini belum sepenuhnya berhasil bila dari teori manajemen sumber daya manusia yang menekannkan pentingnnya conscius thingking ( sadar berfikir ) dalam melibatkan anggota untuk mencapai tujuan organisasi. Karena menurut pengamatan peneliti manajemen kepala sekolah belum menyentuh asfek diatas. Hal inilah yang menarik peneliti secara mendalam untuk mengungkap Manajemen Kepala Sekolah Dalam Mendorong Kemandirian Madrasah Ibtidaiyah Norhidayah Di Pundu. Sesuai dengan pradigma baru manajemen pendidikan, didasarkan perlunya memberdayakan masyarakat dan lingkungan sekolah secara optimal. 6

Karena sekolah memerlukan masukan dari masyarakat dalam menyusun program-program pendidikan sesuai dengan yang diinginkan, jalinan seperti itu dapat terjadi jika kepala sekolah aktif dan dapat membangun hubungan yang saling menguntungkan (mutualisme). Konsekuensi dari pelaksanaan pendidikan tersebut sangatlah diperlukan adanya peran yang siknifikan dari kepala sekolah/madrasah yang diantaranya kemampuan managerial yang cukup memadai dari kepala sekolah/madrasah dan didukung oleh adanya kinerja para tenaga yang profesional. Madrasah Ibtidaiyah (MI) Norhidayah Pundu adalah merupakan sekolah swasta Islam yang didirikan oleh Yayasan Pendidikan Norhidayah di Desa Pundu tepatnya di Kecamatan Cempaga Hulu Kabupaten Kotawaringin Timur. Sekolah ini mempunyai peran strategis dalam membantu program pemerintah dalam menuntaskan wajib belajar 12 tahun di Kecamatan Cempaga Hulu. Disamping itu Madrasah Ibtidaiyah (MI) Norhidayah Pundu mempunyai letak yang sangat strategis karena berada di tengah desa keberadaannya dengan beberapa sekolah negeri, yaitu SDN 1 Pundu, SDN 2 Pundu, SDN 3 Pundu, SDN 4 Pundu, SDN Serawak. Posisi yang strategis dan keberadaannya dengan beberapa sekolah negeri, maka sekolah swasta tersebut merupakan tantangan yang berat bagi sekolah swasta untuk tetap survive. Oleh sebab itu, Madrasah Ibtidaiyah (MI) Norhidayah Pundu selalu melakukan perbaikan kualitas manejemen mutu 7

pendidikan secara terus menerus. Upaya peningkatan mutu pendidikan itu di sekolah itu antara lain: mutu sarana prasarana, mutu lingkungan, mutu peningkatan SDM mulai dari kepala sekolah, guru, dan karyawan serta peningkatan mutu Lulusan. Madrasah Ibtidaiyah (MI) Norhidayah Pundu sangatlah bergantung dengan masyarakat karena tanpa hubungan dengan orang tua siswa atau stakeholder lainnya, khususnya masyarakat yang berkepentingan langsung dengan sekolah, Dengan demikian kegiatan operasional pendidikan, kinerja dan produktivitas sekolah diharapkan semakin efektif dan efesien, maka Madrasah Ibtidaiyah (MI) Norhidayah Pundu sangat besar manfaatnya bagi kepentingan pembinaan dukungan. Karena Madrasah Ibtidaiyah (MI) Norhidayah Pundu adalah sekolah swasta dari keterbatasan pemerintah dalam mengadakan sarana dan prasarana serta pembiayaan sekolah menyebabkan dukungan serta partisipasi menjadi semakin penting. Kemudian yang lebih menarik lagi bahwa Madrasah Ibtidaiyah Norhidayah mempunyai kemandirian antara lain, sarana prasarana, yang cukup lengkap dan mempunyai bangunan yang cukup baik seperti sekolah negeri yang ada, karena itu bagaimana manajemen yang dilakukan oleh kepala sekolah terkait juga, Komite sekolah dan yayasan sebagai pendukung sekolah, Hasil wawancara bahwa di Madrasah Ibtidaiyah Norhidayah Pundu merupakan madrasah swasta di bawah Yayasan Pendidikan Norhidayah yang 8

mana pada lembaga ini menggali sumber daya finansialnya dalam rangka menjamin keberlangsungan eksistensinya untuk penyelenggaraan proses pendidikan ada berasal dari donatur yang di pegang oleh bendahara Yayasan yang kegunaanya untuk pembangunan sarana dan prasarana. 8 Berdasarkan hasil wawancara di atas yang diberikan oleh ketua yayasan maka Kepala Madrasah sebagai pemimpin lembaga pendidikan memiliki andil besar dalam menciptakan suasana kondusif yang ada dalam lingkungan kerjanya, melalui pengelolaan itu madrasah harus mampu mengoptimalkan sumber-sumber keuangan untuk penggajiaan (Honor/uang lelah ) Guru sebagai pendidik memiliki peran yang sangat penting terhadap penentu keberhasilan pendidikan. Berdasarkan wawancara dengan kepala madrasah Ibtidaiyah Norhidayah Pundu, Ali Rohmat, dalam hal belanja pegawai, Sumber daya keuangan untuk madrasah berasal dari dana Bantuan Operasional Sekolah ( BOS). 9 Dana BOS merupakan sumber keuangan yang cukup penting bagi sekolah Negeri dan swasta, pada sekolah negeri dana BOS merupakan satusatunya sumber keuangan sekolah, sekolah swasta pun demikian seperti Madrasah Ibtidaiyah Norhidayah Pundu, yang sangat bergantung kepada dana 8 Nurwahid, Hasil wawancara dengan ketua Yayasan Norhidayah pada tanggal 7 April 2015, hari Kamis jam 10.00 wib 9 Wawancara dengan kepala MI Norhidayah Pundu pada hari Senin tanggal 11 April 2015 jam 14.00 wib 9

BOS, karena harus mengeluarkan budget yang lebih besar, karena sebagian besar tenaga honorer. Masalah kemudian muncul ketika dana bantuan tersebut (BOS) tidak mampu meng-cover seluruh kebutuhan sekolah, khususnya bagi sekolah swasta. Harus diakui bahwa beban finansial yang ditanggung oleh sekolah swasta jauh lebih besar dari pada sekolah negeri, pasalnya sekolah swasta harus mampu membangun sarana prasarana sendiri, membiayai tenaga pendidik dan kependidikan sendiri, disamping itu untuk mengefektif dan mengefesienkan maka sekolah swasta harus dapat menggali sumber keuangan alternatif untuk membiayai pembangunan dan penyelenggaraan pendidikan, untuk kemandirian tersebut. Berangkat dari kondisi lapangan yakni Madrasah Ibtidaiyah (MI) telah melaksanakan manajemen dengan kemandiriannya, menjadi hal yang sangat menarik untuk dikaji lebih mendalam., mengingat hal ini belum sepenuhnya berhasil bila dilihat dari teori manajemen dalam melibatkan anggota untuk mencapai tujuan organisasi, karena menurut pengamatan peneliti masih belum menyentuh aspek diatas. Berdasarkan latar belakang dan permasalahan diatas maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul MANAJEMEN KEPALA SEKOLAH DALAM MENDORONG KEMANDIRIAN MADRASAH IBTIDAIYAH (MI) NORHIDAYAH DI DESA PUNDU 10

KECAMATAN CEMPAGA HULU KABUPATEN KOTAWARINGIN TIMUR B. Fokus dan sub Fokus Penelitian Agar peneliti dapat mengarahkan penelitian dengan hasil yang diinginkan, peneliti menfokuskan ke : (1).Manajemen Kepala Sekolah.(2) Upaya Kepala sekolah dalam mendorong kemandirian Madrasah, (3). Kemandirian Madrasah, Selanjutnya dijabarkan dalam sub fokus pada : (a). Program kepala sekolah, (b). Tenaga kependidikan, (c). Sarana prasarana, (d). Pendanaan /pembiayaan, (e) Perkembangan siswa yang masuk 3 tahun terakhir. C. Rumusan Masalah Berdasarkan fokus dan sub Fokus yang dikemukkan diatas pertanyaan penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana Manajemen Kepala Madrasah pada Madrasah IbtidaiyahNorhidayah Pundu? 2. Bagaimana Upaya Kepala sekolah dalam mendorong kemandirian Madrasah Ibtidaiyah Norhidayah? 3. Bagaimana kemandirian di Madrasah Ibtidaiyah Norhidayah Pundu? D. Kegunaan Penelitian 11

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat baik secara teoritis maupun praktis berguna : 1. Secara teoritis a. Sebagai sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu managemen pendidikan. b. Secara khusus penelitian ini diharapkan memberikan sumbangan bagi peneliti mengenai manajemen pendidikan Islam, terutama yang berkaitan dengan peningkatan mutu sekolah swasta. 2. Secara Praktis Hasil penelitian ini berguna : a. Kepala Sekolah/Madrasah Ibtidaiyah Norhidayah Pundu menjadi bahan masukan bagi mereka yang tertarik kepada manajemen pendidikan atau orang-orang yang sedang bertugas mengembangkan dan memajukan pendidikan terutama dalam meningkatkan kemandirian. b. Guru dan staf (1) dapat menambah wawasan dan berusaha semaksimal mungkin meningkatkan prestasi kerja terutama dalam hal pembelajaran (2). Dapat meningkatkan pelayanan administrasi dan lainnya untuk dalam meningkatkan mutu madrasah. c. Peneliti (1). Untuk menambah ilmu pengetahuan dalam hal meningkatkan mutu pendidikan di kalangan Madrasah; (2). Mempertajam dan memperluas pemahaman peneliti tentang strategi peningkatan mutu pendidikan perspektif manajemen dalam dunia 12

pendidikan, sehingga penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi peneliti berikutnya, atau peneliti lain yang ingin mengkaji lebih mendalam dengan topik dan fokus sama setting yang lain untuk memperoleh perbandingan sehingga memperkaya temuan-temuan penelitian ini. 13