DESAIN SARINGAN PASIR LAMBAT PADA INSTALASI PENGOLAHAN AIR BERSIH (IPAB) KOLHUA KOTA KUPANG. Sudiyo utomo 1 Tri. M. W. Sir 2 Albert Sonbay 3 ABSTRACT

dokumen-dokumen yang mirip
UJI KEMAMPUAN SLOW SAND FILTER SEBAGAI UNIT PENGOLAH AIR OUTLET PRASEDIMENTASI PDAM NGAGEL I SURABAYA

TEKNIK PENGOLAHAN AIR BERSIH DENGAN SISTEM SARINGAN PASIR LAMBAT (DOWNFLOW) YANG BERSUMBER DARI SUNGAI MUSI

Perencanaan instalasi saringan pasir lambat

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Lapisan bumi ditutupi oleh batuan, dimana material tersebut mengandung

I Dewa Gede Jaya Negara*, Anid Supriyadi*, Salehudin*

Available online Pengaruh Ukuran Butiran Dan Ketebalan Lapisan Pasir Terhadap Kualitas

GAMBARAN PENGOLAHAN AIR BERSIH DI PDAM KOTA SINGKAWANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Perancangan Instalasi Penjernihan Air (IPA)

Pengaruh Ukuran Efektif Pasir Dalam Biosand Filter Untuk Pengolahan Air Gambut

PENINGKATAN KUALITAS AIR BAKU PDAM SIDOARJO MENGGUNAKAN ROUGHING FILTER UPFLOW DENGAN MEDIA PECAHAN GENTENG BETON

Pengaruh Ketebalan Media dan Rate filtrasi pada Sand Filter dalam Menurunkan Kekeruhan dan Total Coliform

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA MOTONGKAD UTARA KECAMATAN NUANGAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TIMUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PERBANDINGAN KETEBALAN MEDIA TERHADAP LUAS PERMUKAAN FILTER PADA BIOSAND FILTER UNTUK PENGOLAHAN AIR GAMBUT

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UJI KINERJA MEDIA BATU PADA BAK PRASEDIMENTASI

Uji Kinerja Media Batu Pada Bak Prasedimentasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penelitian Terdahulu

BAB I PENDAHULUAN. lentur (flexible pavement) dan perkerasan kaku (rigid pavement). Secara struktural

Suarni Saidi Abuzar, Rizki Pramono Jurusan Teknik Lingkungan Universitas Andalas ABSTRAK

PENINGKATAN KUALITAS AIR BAKU PDAM DENGAN MEMODIFIKASI UNIT BAK PRASEDIMENTASI (STUDI KASUS: AIR BAKU PDAM NGAGEL I)

NASKAH SEMINAR EVALUASI NILAI INFILTRASI JENIS PENUTUP LAHAN DI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA INTISARI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

EFEKTIFITAS SUMUR RESAPAN DALAM MEMPERCEPAT PROSES LAJU INFILTRASI

UJI LABORATORIUM RESAPAN BERPORI SEBAGAI PENANGGULANGAN BANJIR DAERAH GENANGAN KOTA MAKASSAR

PERMEABILITAS DAN ALIRAN AIR DALAM TANAH

IMPROVING THE QUALITY OF RIVER WATER BY USING BIOFILTER MEDIATED PROBIOTIC BEVERAGE BOTTLES CASE STUDY WATER RIVER OF SURABAYA (SETREN RIVER JAGIR)

1.3 Tujuan penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini antara lain:

4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Persiapan Penelitian. Gambar 15 Dimensi Penampang Basah Bangunan Filtrasi HRF

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. tanggul, jalan raya, dan sebagainya. Tetapi, tidak semua tanah mampu mendukung

BAB 3 METODE PENELITIAN

JURNAL TUGAS AKHIR STUDI EKSPERIMENTAL DEBIT ALIRAN AIR TANAH PADA KONDISI AKUIFER BEBAS DAN AKUIFER TERTEKAN

PENGGUNAAN FILTER TEMBIKAR UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS AIR TANAH DANGKAL DEKAT SUNGAI (STUDI KASUS AIR SUMUR DEKAT SUNGAI KALIMAS, SURABAYA)

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL BANDUNG 2004 ABSTRAK

Kajian Pengolahan Air Gambut Dengan Upflow Anaerobic Filter dan Slow Sand Filter. Oleh: Iva Rustanti Eri /

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

EFEKTIFITAS UNIT SLOW SAND FILTER DALAM MENURUNKAN KEKERUHAN, SALINITAS, TDS SERTA COD PADA PENGOLAHAN AIR PAYAU MENJADI AIR BERSIH

LOGO. Studi Penggunaan Ferrolite sebagai Campuran Media Filter untuk Penurunan Fe dan Mn Pada Air Sumur. I Made Indra Maha Putra

PENGARUH PENAMBAHAN KOMPOS PADA TANAH UNTUK MENGURANGI GENANGAN DI KELURAHAN BULAK, KECAMATAN KENJERAN, KOTA SURABAYA

Uji Kinerja Alat Penjerap Warna dan ph Air Gambut Menggunakan Arang Aktif Tempurung Kelapa Suhendra a *, Winda Apriani a, Ellys Mei Sundari a

ANALISA PENGOLAHAN AIR HUJAN (AIR TANAH) TERHADAP MUKA AIR TANAH DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERMEABILITAS LAPANGAN (SUMUR UJI)

DRAINASE BAWAH PERMUKAAN (SUB SURFACE)

Efektifitas Backwashing Untuk Menjaga Kinerja Rapid Sand Filter Di Daerah Gambut Hugo Pratama 1), Yohanna Lilis Handayani 2), Bambang Sujatmoko) 3

PEMULIHAN KUALITAS AIR LIMBAH LAUNDRY DENGAN MEMBANDINGKAN REAKTOR BIOFILTER DAN SLOW SAND FILTER. Oleh : Satria Pratama Putra Nasution

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGOLAHAN AIR GAMBUT DENGAN TEKNOLOGI BIOSAND FILTER DUAL MEDIA

BAB III. METODE PENELITIAN. A. Pembuatan Alat Modifikasi Permeabilitas Lapangan Untuk Aplikasi di

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan peralatan yang ada di laboratorim teknologi

Gambar 1. Tabung (ring) tembaga dengan tutup Tahapan-tahapan pengambilan contoh tanah tersebut dapat dilihat pada Gambar 2. =^

PENGARUH PENAMBAHAN POLYURETHANE TERHADAP STABILITAS CAMPURAN BERASPAL BERPORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Studi Campuran Tanah dan Kompos sebagai Media Resapan pada Daerah Genangan

TEKNIK PENYEDIAAN AIR MINUM TL 3105 SLIDE 04. Yuniati, PhD

PENGARUH VARIASI LAPISAN DASAR SALURAN TERBUKA TERHADAP KECEPATAN ALIRAN ABSTRAK

Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan Volume 3, Nomor 2, Juni 2011, Halaman ISSN:

PENGARUH ENDAPAN DI UDIK BENDUNG TERHADAP KAPASITAS ALIRAN DENGAN MODEL 2 DIMENSI

APLIKASI BIOSAND FILTER DENGAN PENAMBAHAN MEDIA KARBON (ARANG KAYU) UNTUK PENGOLAHAN AIR SUMUR DAERAH GAMBUT

DRAINASE PERKOTAAN SUMUR RESAPAN

Permeabilitas dan Rembesan

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGOLAHAN AIR BAKU DARI AIR KALI MAS SURABAYA DENGAN ROUGHING FILTER DAN SLOW SAND FILTER TREATMENT OF RAW WATER FROM KALI MAS SURABAYA USING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

MODUL SOSIALISASI DAN DISEMINASI STANDAR PEDOMAN DAN MANUAL INSTALASI SARINGAN PASIR LAMBAT

PENGARUH PENAMBAHAN WATERGLASS PADA SIFAT MEKANIK BETON. Oleh: Anita Setyowati Srie Gunarti, Subari, Guntur Alam ABSTRAK

BAB 3 METODOLOGI. berpori di Indonesia, maka referensi yang digunakan lebih banyak diperoleh dari hasil

PENGARUH DIAMETER PIPA KELUAR DAN DIMENSI BAK PENAMPUNG PADA ALIRAN AIR SISTEM VACUM ABSTRAK

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Penggunaan Filter Tembikar Untuk Meningkatkan Kualitas Air Tanah Dangkal Dekat Sungai (Studi Kasus Air Sumur Dekat Sungai Kalimas, Surabaya)

ANALISIS TRANSPORT SEDIMEN DI MUARA SUNGAI SERUT KOTA BENGKULU ANALYSIS OF SEDIMENT TRANSPORT AT SERUT ESTUARY IN BENGKULU CITY

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat adalah keadaan lingkungan. Salah satu komponen lingkungan. kebutuhan rumah tangga (Kusnaedi, 2010).

KARAKTERISTIK TANAH. Angga Yuhistira Teknologi dan Manajemen Lingkungan - IPB

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Rahmat Puji Ermawan¹, Tri Budi Prayogo², Evi Nur Cahya²

BAB V PEMBAHASAN. lereng tambang. Pada analisis ini, akan dipilih model lereng stabil dengan FK

ASSALAMU'ALAIKUM WR. WB.

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

I. PENDAHULUAN. rendah. Studi mengenai aliran air melalui pori-pori tanah diperlukan dan

TINJAUAN PUSTAKA. disukai dan popular di daerah-daerah yang memiliki masalah kekurangan air.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENAMPILAN SARINGAN PASIR LAMBAT PIPA (SPL-P) PADA BERBAGAI TINGGI GENANGAN (HEADLOSS) DALAM MEMISAHKAN POLUTAN LIMBAH CAIR INDUSTRI KARET

PENGARUH PENGISIAN RONGGA PADA PERKERASAN ASPAL PORUS TERHADAP KECEPATAN RESAPAN, PERMEABILITAS, DAN SKID RESISTANCE

PENGARUH VEGETASI TERHADAP TAHANAN ALIRAN PADA SALURAN TERBUKA

STUDI PENGOLAHAN AIR MELALUI MEDIA FILTER PASIR KUARSA (STUDI KASUS SUNGAI MALIMPUNG)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

UJI LABORATORIUM RESAPAN BERPORI SEBAGAI KENDALI BANJIR DAERAH GENANGAN KECAMATAN ANTANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

3 METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian

JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER 2012

BAB VIII UNIT DAUR ULANG DAN SPESIFIKASI TEKNIS Sistem Daur Ulang

BAB III UJI MATERIAL

PENINGKATAN KUALITAS AIR PDAM MENGGUNAKAN GERABAH DENGAN LARUTAN PERAK NITRAT (STUDI KASUS JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN)

PENGARUH BENTUK AGREGAT TERHADAP KUAT DESAK BETON NON PASIR. Oleh : Novi Andhi Setyo Purwono & F. Eddy Poerwodihardjo. Intisari

APLIKASI TEKNOLOGI FILTRASI UNTUK MENGHASILKAN AIR BERSIH DARI AIR HASIL OLAHAN IPAL DI RUMAH SAKIT ISLAM SURABAYA

TINJAUAN PUSTAKA. Lahan merupakan sumberdaya alam strategis bagi pembangunan di sektor

BAB I PENDAHULUAN A. LatarBelakang

Transkripsi:

DESAIN SARINGAN PASIR LAMBAT PADA INSTALASI PENGOLAHAN AIR BERSIH (IPAB) KOLHUA KOTA KUPANG Sudiyo utomo 1 Tri. M. W. Sir 2 Albert Sonbay 3 ABSTRACT Kolhua IPAB is a means of channeling water to the people and surrounding villages Kolhua, however IPAB has a major problem is turbidity. Slow sand filtration (SPL) is a technique used to improve water quality. Runoff and water quality modeling is obtained by making use of PVC pipe 6 ". Flow rate shall be in accordance with SNI 03.3981.2008 and the resulting water quality after filtration should be below the standard of Minister Regulation. 492 in 2010. Based on the results of research with the discharge of springs Kolhua 0.015 m 3 /second, SPL design thickness of 60 cm of sand obtained by the speed of 0.22 m/h at head 0.15 m and capacity area of the tub filtering is 245 m 2 with dimensions of 11 x 22 m, to the thickness of the sand 80 cm is obtained velocity 0.32 m/h at head 0.25 m and capacity area of the tub filtering is 169 m 2 with dimensions of 10 x 20 m, to a thickness of 100 cm of sand obtained by the speed of 0.33 m/h at head 0.30 m and capacity area of the tub filtering is 164 m 2 with dimensions of 9 x 18m. Keyword : Slow Sand Filtration, head, Water Treatment Plant ABSTRAK IPAB Kolhua adalah sarana penyalur air bersih bagi masyarakat kelurahan Kolhua dan sekitarnya, Namun IPAB ini mempunyai masalah utama yaitu kekeruhan. Saringan Pasir Lambat (SPL) merupakan teknik yang digunakan untuk meningkatkan kualitas air. Kecepatan aliran dan kualitas air diperoleh dengan cara membuat pemodelan menggunakan pipa PVC 6. Kecepatan aliran harus sesuai SNI 03.3981.2008 dan kualitas air yang dihasilkan setelah penyaringan harus dibawah standar PERMENKES No. 492 Tahun 2010. Berdasarkan hasil penelitian dengan debit mata air Kolhua sebesar 0,015 m 3 /detik, desain SPL ketebalan pasir 60 cm diperoleh kecepatan 0,22 m/jam pada head 0,15 m dan luasan bak penyaringan 245 m 2 dengan dimensi 11x22 m, untuk ketebalan pasir 80 cm diperoleh kecepatan 0,32 m/jam pada head 0,25m dan luasan bak penyaringan 169 m 2 dengan dimensi 10x20 m, untuk ketebalan pasir 100 cm diperoleh kecepatan 0,33 m/jam pada head 0,30 m dan luasan bak penyaringan 164 m 2. dengan dimensi 9x18 m. Kata Kunci : Saringan Pasir Lambat, Head, IPAB d^he dd d Dd^hE de

PENDAHULUAN Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk kebutuhan hidup orang banyak bahkan untuk semua makhluk hidup, oleh karena itu pemenuhan kebutuhan air bersih bagi permukiman menjadi salah satu persyaratan. Upaya untuk pemenuhan kebutuhan pengembangan air bersih harus dilakukan dengan baik sehingga tidak saja dapat memenuhi kebutuhan dalam jangka waktu yang lama, namun juga dapat menjaga kelestarian keberadaannya. Sumber air yang dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi permukiman penduduk dapat berasal dari berbagai sumber antara lain adalah air permukaan, air sungai, air rawa/danau, air tanah dangkal, air tanah dalam, dan mata air. Instalasi Pengolahan Air Bersih (IPAB) Kolhua adalah infrastruktur untuk memenuhi kebutuhan air bersih bagi masyarakat di kompleks Perumahan Lopo Indah Permai Kolhua dan sekitarnya. Namun pada IPAB Kolhua ini mempunyai masalah utama yaitu kekeruhan (turbidity) pada musim hujan. Oleh karena itu, pada IPAB ini diperlukan suatu sistim penyaringan air yang sederhana namun efektif untuk meningkatkan kualitas air. Saringan Pasir Lambat (Slow Sand Filtration) merupakan salah satu teknik yang digunakan untuk meningkatkan kualitas air. Saringan pasir lambat menggunakan butiran pasir yang sangat kecil sebagai media filter. TINJAUAN PUSTAKA Kekeruhan. Kekeruhan adalah jumlah dari butir-butir zat yang tergenang dalan air. Kekeruhan mengukur hasil penyebaran sinar dari butir-butir zat tergenang Makin tinggi kekuatan dari sinar yang terbesar, makin tinggi kekeruhannya. Bahan yang menyebabkan air menjadi keruh termasuk tanah liat, endapan (lumpur) zat organik dan bukan organik yang terbagi dalam butir-butir halus Campuran warna organik yang bisa dilarutkan plankton jasad renik (mahluk hidup yang sangat kecil). Satuan kekeruhan yang diukur dengan menggunakan metode Nephelometric adalah NTU (Nephelometric Tubidity Unit). Satuan JTU dan NTU sebenarnya tidak dapat saling mengkonversi, akan tetapi Sawyer dan MC Carty (1978) mengemukakan bahwa 40 NTU setara dengan 40 JTU. d^he dd d Dd^hE de

Saringan Pasir Lambat Saringan pasir lambat adalah bak saringan yang menggunakan pasir sebagai media filter dengan ukuran butiran sangat kecil, Namun mempunyai kandungan kuarsa yang tinggi. Proses penyaringan berlangsung secara gravitasi, sangat lambat, dan simultan pada seluruh permukaan media. Pasir media yang baru pertama kali dipasang dalam bak saringan memerlukan masa operasi penyaringan awal secara normal dan terus menerus. Tujuan operasi awal adalah untuk mematangkan media pasir penyaring dan membentuk lapisan kulit saringan (schmutsdecke), yang kelak akan berfungsi sebagai tempat berlangsungnya proses biokimia dan proses biologis. Selama proses pematangan, kualitas filtrat atau air hasil olahan dari saringan pasir lambat, biasanya belum memenuhi persyaratan air minum. Gambar 2.1 Desain Saringan Pasir Lambat Standar WHO Ketinggian air kotor di bak penyaring biasanya berkisar 1 1.5 meter, dan ketebalan lapisan pasir berkisar 0.6 1.2 meter. Ketebalan dan ketinggian air ini bervariasi dan disesuaikan dengan kondisi sumber air, ukuran butir pasir, keseragaman ukuran butir dan tekanan yang dibutuhkan untuk menghasilkan kecepatan aliran air melewati saringan pasir lambat. Jika dibutuhkan penyaringan yang lebih baik, maka tebal pasir makin tebal dan karena makin tebal maka aliran air akan semakin lambat dan membutuhkan tekanan yang makin tinggi sehingga ketinggian air diatas saringan juga harus semakin tinggi. Permeabilitas Permeabilitas didefinisikan sebagai sifat bahan berpori yang memungkinkan aliran rembesan dari cairan yang berupa air atau minyak mengalir lewat rongga pori. d^he dd d Dd^hE dd

Pori-pori tanah saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya sehingga air dapat mengalir dari titik tinggi energi ke titik dengan energi lebih rendah. (Hardyatmo, 2003). Besarnya angka permeabilitas ditentukan oleh porositas efektif. Permeabilitas tanah tergantung pada tekstur dan struktur tanah, dimana kedua hal ini tergantung pada banyaknya pori-pori tanah, ukuran sisir tanah dan liku aliran dan kelembaban dari aliran air di dalamnya. Permeabilitas tanah akan mengontrol seberapa cepat air dapat berinfiltrasi ke dalam tanah yang akan menyebabkan terjadinya limpasan dan erosi. Untuk mengukur kecepatan aliran air yag melalui suatu rongga pori dipakai persamaan Darcy, yang meninjau hubungan antara kecepatan dengan gradien hidraulik. Diberikan dengan persamaan sebagai berikut (Hadyatmo,2006): v = i k Q = i. k. A Di mana: v = kecepatan aliran (cm/dtk) i = gradien hidraulik k = koefisien permeabilitas (cm/dtk) Q = debit rembesan (m 3 /dtk) A = luas penampang yang dialiri (m 2 ) METODE PENELITIAN Langkah langkah dalam melakukan penelitian ini yaitu sebagai berikut : 1. Melakukan analisa butiran pasir dengan menggunakan ayakan No. 3/8, 4, 10, 20, 40, 50, 60, 70, 120, 200. 2. Menghitung nilai ES (P 10 ) dan C u, di mana nilai ES yang diperoleh harus berada di antara 0,2 0,4 mm dan nilai C u berada pada 2 3. 3. Melakukan pengujian permeabilitas untuk mendapatkan nilai koefisien permeabilitas (k). 4. Melakukan pengujian berat jenis pasir. 5. Melakukan pengujian untuk mendapatkan kecepatan dengan pemodelan sesuai Gambar 3.1. 6. Menghitung luasan bak saringan pasir lambat dan menentukan dimensi bak. d^he dd d Dd^hE dd

HASIL DAN PEMBAHASAN Analisa Butiran Pasir. Sebagai proses awal dilakukan pengayakan pasir untuk mendapatkan nilai ES dan C u yang sesuai SNI 03-3981-2008. Proses pengayakan pasir dilakukan pada Laboratorium Teknik Sipil Universitas Nusa Cendana dengan menggunakan ayakan No. 3/8, 4, 10, 20, 40, 50, 60, 70, 120, 200. l > W ddddd eddd eddd eddd eddd dddd dddd dddd dddd dddd ddd E>/^ ^Z/E'E d dd ddd dddd Gambar 4.1 Grafik analisa butiran pasir Dari gambar 4.1 dapat dihitung nilai P 10 dan P 60 untuk mencari nilai ES dan C u. berikut adalah perhitungan nilai ES dan C u. P 0,3 mm P 0,9 mm ES = P10 = 0,3 (syarat SNI 03-3981-2008 adalah 0,2 0,4 mm) C P P C 0,9 0,3 C 3 ( Syarat SNI 03-3981-2008 adalah 2-3 ) Permeabilitas. Hasil pengujian permeabilitas terhadap pasir yang akan digunakan sebagai media filter pada saringan pasir lambat sebagai berikut : Diameter Tabung : 6,35 cm Berat Sampel : 464 gr d^he dd d Dd^hE dd

Tinggi Sampel t v h : 9 cm : 11,3 detik : 66 ml : 38,3 cm A : 31,682 cm 2 º º».». º. 66.9 11,3. 38,3.31,682 k 0,4 mm/dtk Dari hasil perhitungan di atas maka diperoleh hasil material yang digunakan pada percobaan saringan pasir lambat yang mengambil sumber air dari mata air Kolhua digolongkan pada Kerikil Halus, butiran kasar bercampur pasir butiran sedang yang mempunyai nilai koefisien permeabilitas 10-2 sampai 10 mm/dtk. Pengujian Kecepatan. Hasil pengukuran kecepatan pada saringan pasir lambat variasi ketebalan 0,6 m, 0,8 m, dan 1 m dengan 3 kali bacaan dapat dilihat pada Tabel 4.4. Tabel 4.4 Pengukuran kecepatan pada Ketebalan pasir 0.6, 0.8 dan 1 m No Ketebalan Pasir (m) Volume Air yang ditampung (ml) Head (m) Waktu (detik) Kecepatan (m/jam) Kecepatan rata - rata (m/jam) 1 0.6 350 0.15 494.82 0.13 2 0.6 350 0.15 274.68 0.23 0.22 3 0.6 350 0.15 221.85 0.29 4 0.8 350 0.25 215.54 0.29 5 0.8 350 0.25 198.32 0.32 0.32 6 0.8 350 0.25 182.35 0.35 7 1.0 350 0.30 205.14 0.31 8 1.0 350 0.30 188.25 0.34 0.33 9 1.0 350 0.30 179.32 0.35 d^he dd d Dd^hE dd

Head diperoleh dengan cara trial and error sampai mendapatkan hasil yang sesuai dengan ketentuan SNI 03-3981-2008. Dapat disimpulkan bahwa kecepatan aliran sangat ditentukan oleh head, semakin besar head maka semakin besar pula kecepatan yang dihasilkan. Berikut adalah hasil laboratorium untuk pengujian kekeruhan pada sampel S1, S2, S3, dan S4 dapat dilihat pada Tabel 4.5. Tabel 4.5 Hasil Pengujian Kekeruhan di Laboratorium No Sampel Kekeruhan (NTU) Syarat Permenkes (NTU) Keterangan 1 S1 20,5 5,0 Tidak Layak 2 S2 1,5 5,0 Layak 3 S3 0,8 5,0 Layak 4 S4 0,2 5,0 Layak Luasan Bak Saringan Pasir Lambat. Berdasarkan data debit mata air Kolhu sebesar 0,015 m 3 /dtk pada musim hujan maka dapat dihitung luasan bak saringan pasir lambat. Luasan bak saringan pasir lambat ditentukan oleh besarnya debit rencana dan kecepatan aliran (SNI 03-3981-2008). 1. Perhitungan Luasan Bak Saringan Pasir Lambat Dengan Ketebalan Pasir 0,6 m. Q r = 0,015 m 3 /dtk. V 60 = 0,22 m/jam. = 0,0000611 m/dtk. A 60 = = Q r V 60 0,015 0,0000611 d^he dd d Dd^hE dd = 245 m 2. Dengan demikian dimensi bak adalah sebagai berikut : A = P x L.

P : L = 2 : 1. P = 2L. A = 2L 2. L A L 1 2 245 L = 11 m. P = 2 x 11 m. P = 22 m. Jadi, dimensi bak saringan pasir lambat dengan ketebalan pasir 60 cm adalah 11 x 22 m. Rekapitulasi perhitungan luasan bak saringan pasir lambat di atas dapat dilihat pada Tabel 4.6. Tabel 4.6 Rekapitulasi perhitungan luasan bak saringan pasir lambat. No Ketebalan Pasir (m) Kecepatan (m/jam) Luasan Bak (m 2 ) Dimensi Bak (m) 1 0.60 0.22 245 11 x 22 2 0.80 0.32 169 10 x 20 3 1.00 0.33 164 9 x 18 Berdasarkan hasil perhitungan di atas dapat diambil kesimpulan bahwa luasan bak saringan pasir lambat sangat ditentukan oleh kecepatan dan kecepatan sangat ditentukan oleh h. KESIMPULAN Berdasarkan tujuan penelitian, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Kadar kekeruhan air adalah sebagai berikut : a) Mata air Kolhua sebesar 20,5 NTU (Nephelometric Turbidity Unit). b) Penyaringan dengan ketebalan pasir 60 cm adalah sebesar 1,5 NTU (Nephelometric Turbidity Unit). d^he dd d Dd^hE dd

c) Penyaringan dengan ketebalan pasir 80 cm adalah sebesar 0,8 NTU (Nephelometric Turbidity Unit). d) Penyaringan dengan ketebalan pasir 100 cm adalah sebesar 0,2 NTU (Nephelometric Turbidity Unit). 2. Dimensi bak saringan pasir lambat dengan variasi ketebalan 60 cm, 80 cm, dan 100 cm adalah sebagai berikut : a) Luasan bak saringan pasir lambat dengan ketebalan pasir 60 cm adalah 245 m 2 dengan dimensi bak 11 x 22 m. b) Luasan bak saringan pasir lambat dengan ketebalan pasir 80 cm adalah 169 m 2 dengan dimensi bak 10 x 20 m. c) Luasan bak saringan pasir lambat dengan ketebalan pasir 100 cm adalah 164 m 2 dengan dimensi bak 9 x 18 m. DAFTAR PUSTAKA Anonim, Peraturan Menteri Kesehatan Indonesia Nomor 492/MENKES/PER/IV/2010 Tentang persyaratan air bersih, diakses http://web.ipb.ac.id/~tml_atsp/ tanggal 2 Mei 2012. Dio.R. 2009, Desain Saringan Pasir Lambat Pada Embung Yang Memperhatikan Kualitas dan Kuantitas Air Bersih. Universitas Nusa Cendana, Kupang. Hardiyatmo H.C, 2003. Mekanika Tanah I, penerbit Gramedia Pustaka Utama Jakarta. Sasongko Dj, 1995. Teknik Sumber Daya Air. Penerbit Erlangga, Jakarta. SNI 03-3981-2008, Perencanaan Instalasi Saringan Pasir Lambat. SNI 03-3982-1992,Tata Cara Perawatan Instalasi Saringan Pasir Lambat. Triatmodjo, B.1993, Hidrolika 1 dan 2. Beta Offset, Yogyakarta. d^he dd d Dd^hE de